Anda di halaman 1dari 15

KEMENTERIAN

LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

YAZID NURHUDA, SH., MA.


DIREKTUR PENEGAKAN HUKUM PIDANA, KLHK

JAKARTA 25 MARET 2021

PERATURAN PEMERINTAH NO. 24 TAHUN 2021


TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF DAN TATA CARA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
YANG BERASAL DARI DENDA ADMINISTRATIF DI BIDANG KEHUTANAN
DASAR HUKUM PP
ASAS HUKUM:
ULTIMUM REMIDIUM & RESTORATIF JUSTICE
kebun sawit di kawasan hutan
sebelum berlakunya UU CK
punya izin lokasi dan/atau Izin Usaha
Perkebunan yang sesuai Tata Ruang
(IUP untuk Korporasi)/Surat Tanda
Daftar-Budidaya (STD-B untuk
masyarakat maksimal 25 ha)

kegiatan ilegal di dalam kawasan hutan:


perkebunan, pertambangan, dan/atau
kegiatan lainnya

tidak punya perizinan

dilakukan sebelum UU CK
terbit
IDENTIFIKASI PERKEBUNAN SAWIT DALAM KAWASAN HUTAN

Inpres 8/2018 tentang


3,372,615 Penundaan dan Evaluasi
Perizinan Perkebunan Kelapa
KRONOLOGIS
Kebun Sawit dalam Sawit serta Peningkatan
Produktivitas Perkebunan
Kawasan Hutan Perbedaaan data luas perkebunan sawit di Indonesia
Kelapa Sawit 1

Hutan Konservasi Hutan 91,074 Ha 2 Kemenko Perekonomian melakukan inisiasi rekonsiliasi data
(HK) Lindung (HL) Hutan Konservasi perkebunan sawit nasional

Hutan
Produksi
Hutan 155,119 Ha 3 Metode yang digunakan adalah menggunakan data citra satelit
Produksi Hutan Lindung resolusi tinggi dan diverifikasi dengan data lapangan
yang dapat
Tetap
Dikonversi
(HP)
(HPK)
Dilaksanakan Penandatanganan Berita Acara Data Sawit
501,572 Ha 4
Nasional oleh Kementan, KLHK, ATR/BPN, BIG dan Menko
Hutan Produksi Tetap Perekonomian seluas 16,38 Jt Ha
Hutan
Produksi
Terbatas
1,497,421 Ha 5 Kementan sebagai Walidata dan ditetapkan melalui SK
Hutan Produksi No833/KPTS/SR.020/M/12/2019 tanggal 17 Des 2019 seluas
(HPT)
Terbatas 16,38 Jt Ha

1,127,428 Ha 6 KLHK, berdasarkan data nasional tersebut melakukan overlay


dengan data Kawasan hutan terakhir: data 3.37 Juta Ha
Sumber: Data Sawit Hasil Hutan Produksi yang Kebun Sawit di Kawasan Hutan
Rekonsiliasi Nasional 2019 dapat Dikonversi
RUANG LINGKUP PENGATURAN

BAB RUANG LINGKUP

I Ketentuan Umum 8 BAB


Inventarisasi Data dan Informasi Kegiatan
Usaha yang Telah Terbangun di Dalam
II Kawasan Hutan yang Tidak Memiliki Perizinan 61 PASAL
di Bidang Kehutanan

Tata Cara Penyelesaian Terhadap Kegiatan Usaha


Perkebunan Kelapa Sawit Yang Telah Terbangun di
III Dalam Kawasan Hutan yang Memiliki Izin Lokasi
dan/atau Izin Usaha di Bidang Perkebunan yang
Tidak Memiliki Perizinan di Bidang Kehutanan MEKANISME PENYELESAIAN
Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif
IV Terhadap Kegiatan Usaha di Dalam Kawasan
Hutan yang Tidak Memiliki Perizinan di Bidang Persetujuan
PASAL Pelepasan
Kehutanan
110A PSDH-DR
Kawasan Hutan
V Tata Cara Perhitungan Denda Administratif

Penghentian
VI PNBP Yang Berasal Dari Denda Administratif
Sementara Kegiatan Persetujuan
PASAL & Denda Penggunaan
110B Administratif,dan Kawasan Hutan
VII Paksaan Pemerintah atau Paksaan
Pemerintah

VIII Ketentuan Penutup


BAB II. INVENTARISASI DATA KEGIATAN USAHA BERIZIN ATAU ILEGAL DI KAWASAN HUTAN

evaluasi data permohonan (pelepasan atau


1 tukar menukar kawasan hutan untuk
perkebunan)
inventarisasi terestris dan non terestris oleh: a)
2
Pemerintah atau b) Pemerintah dan Pemda
Kegiatan usaha perkebunan
kelapa sawit di kawasan hutan 3 operasi pengamanan Hutan
Menteri melakukan
(baik yang punya perizinan inventarisasi data &
berusaha maupun yang ilegal) informasi giat usaha di 4 pengumpulan bahan keterangan; dan/atau
Kawasan Hutan
5 pengawasan

Ditetapkan dengan inventarisasi terestris dan non terestris oleh: a)


1
Keputusan Menteri Pemerintah atau b) Pemerintah dan Pemda

2 operasi pengamanan Hutan


Kegiatan pertambangan
dan/atau kegiatan lain di 3 pengumpulan bahan keterangan; dan/atau

dalam Kawasan Hutan pengawasan


4
BAB III. TATA CARA PENYELESAIAN KEGIATAN USAHA YANG TELAH TERBANGUN DAN MEMILIKI PERIZINAN BERUSAHA DI DALAM
KAWASAN HUTAN (PENYELESAIAN SESUAI PASAL 110A UUCK)

Inisiatif sendiri Tidak


Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan
Kriteria Pasal 110A Permohonan Tumpang
Tindih dengan
Pemberitahuan Perizinan 1. Luasan Permohonan dikurangi
Menteri Pemanfaatan 2. Perkebunan sawit dalam Izin
Izin
• Kegiatan usaha sudah Hutan Pemanfaatan Pemanfaatan Hutan:
terbangun Verifikasi a. Kerja sama 1 daur 25 tahun
Hutan Hutan
• Memiliki izin lokasi Administratif,dan Terlebih sejak masa tanam
dan/atau izin usaha di Teknis Produksi Tumpang
Dahulu b. Menteri fasilitasi kemitraan atau
bidang perkebunan Tindih Kerja sama
yang sesuai tata ruang dengan
yang diterbitkan oleh Perizinan 1. Luasan Izin Pemanfaatan Hutan
IUP Terlebih
Pejabat yang Pemanfaatan dikurangi
Dahulu
berwenang (IUP/STD-B) Menteri Hutan 2. Persetujuan Pelepasan
Menerbitkan
Perintah
Pembayaran Tidak 1. Persetujuan melanjutkan kegiatan usaha 1 daur max. 15 thn
PSDH&DR Tumpang sejak masa tanam: Kerja Sama/Kemitraan dengan Menteri.
PNBP KLHK
Tindih dengan
Perizinan 2. Kewajiban:
Hutan Pemanfaatan
a. Giat jangka benah silvikultur à tanaman kehutanan.
Lindung/ b. Dilarang replanting.
Hutan
BAYAR PSDH-DR Konservasi
Skema
Penyelesaian Tumpang 1. Persetujuan melanjutkan usaha 1 daur max. 15 thn sejak masa
tanam.
Tindih 2. Kerja Sama dengan Pemegang Izin Pemanfaatan Hutan
dengan Lindung/Konservasi.
Perizinan 3. Menteri memfasilitasi Kerja sama
Persetujuan Melanjutkan Kegiatan Usaha selama satu daur (15 tahun) bagi 4. Kewajiban:
Pemanfaatan a. Giat jangka benah silvikultur à tanaman kehutanan
usaha perkebunan sawit merujuk pada Putusan Mahkamah Agung Nomor Hutan b. Dilarang replanting.
77.P/Hum/2019 tertanggal 31 Desember 2019
SANKSI ADMINISTRATIF PASAL 110A UUCK

PASAL 110A
Wajib menyelesaikan persyaratan perizinan berusaha di bidang Kehutanan paling lambat 3
Tahun sejak UUCK diundangkan à
Jika lewat dari 3 Tahun, sanksi:
- Sanksi administrasi à 10 X besaran PSDH & DR, dan/atau
- Pencabutan izin

Jika sudah dicabut izinnya, maka penyelesaiannya


menggunakan mekanisme PASAL 110B
BAB IV. TATA CARA PENYELESAIAN KEGIATAN USAHA DI KAWASAN HUTAN TANPA MEMILIKI PERIZINAN BERUSAHA
(PENYELESAIAN SESUAI PASAL 110B UUCK)
Berdasarkan Kepmen
Tidak Ada a. Bayar Denda administratif
Kriteria & Identifikasi Penetapan Data &
Verifikasi oleh Informasi Giat Usaha
Tumpang b. Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan
Menteri untuk Tindih c. 1 daur 25 thn sejak masa tanam (perkebunan sawit) atau
Tanpa Izin di dalam
• Tanpa izin/tidak sah Perizinan sesuai dengan Perizinan di bidangnya untuk kegiatan
• Dilakukan sebelum
menentukan status Kawasan Hutan
pertambangan atau kegiatan lainnya
Pemanfaatan
UUCK terbit pelanggaran
Hutan
• Kegiatan Usaha di
Kawasan Hutan:
Hutan
Status Pelanggaran: a. Bayar Denda Administratif
Pertambangan, 1. Durasi waktu
Produksi b. Kerja sama dengan Pemegang Izin à Areal yang
Perkebunan, dan Ada tumpang tindih
pelanggaran;
kegiatan lain (minyak Perizinan c. 1 daur 25 thn sejak masa tanam (perkebunan sawit)
2. Luasan areal yang
dan gas bumi; panas dilanggar; Pemanfaatan atau sesuai dengan Perizinan di bidangnya untuk
bumi; tambak; Hutan kegiatan pertambangan atau kegiatan lainnya.
3. Perhitungan besaran
pertanian; perumahan; denda administratif d. Menteri Fasilitasi Kerja sama.
wisata alam; industri; Bagi Badan Usaha &
dan/atau sarana dan Perseorangan > 5Ha
prasarana)
Sanksi Administratif a. Bayar Denda Administratif
b. Kewajiban mengembalikan Kawasan Hutan kepada
1. Penghentian Negara
sementara kegiatan
2. Perintah Hutan
PNBP KLHK pembayaran Denda Lindung/ Kegiatan Strategis di Hutan Lindung (Kegiatan Migas, Panas
Administratif
Konservasi Bumi, Sarana prasarana untuk kepentingan umum dan/atau
strategis, Giat Tambang: Kepres 41/2004) dapat melanjutkan
usaha dengan Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan
Masyarakat yang bertempat tinggal di dalam dan/atau di sekitar kawasan
hutan paling singkat 5 tahun secara terus menerus dengan luasan paling Khusus
banyak 5 Ha, dikecualikan dari Sanksi Administratif à Diselesaikan melalui Kegiatan Strategis Hutan Konservasi:
Program Penataan Kawasan Hutan (Migas,Panas Bumi, Sarana prasarana untuk kepentingan
umum dan/atau strategis), dapat melanjutkan usaha dengan
Perhutanan Sosial Kemitraan Konservasi TORA Izin Jasa lingkungan atau Kerja sama konservasi
TATA ACARA PENYELESAIAN TERHADAP KEGIATAN STRATEGIS DI KAWASAN HUTAN LINDUNG/KONSERVASI
(PENYELESAIAN SESUAI PASAL 110B UUCK)

Pelaku Usaha telah membayar Denda Administratif

KAWASAN HUTAN
KAWASAN HUTAN LINDUNG KONSERVASI

a. Izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan di Kawasan


Diterbitkan Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan Hutan Konservasi

b. Kerja Sama

Jangka waktu mengikuti Perizinan Berusaha di bidangnya

Hutan
Kawasan Hutan Lindung Kawasan Hutan Konservasi Produksi/Lindung/Konservasi
Kegiatan/Usaha meliputi: Yang dimaksud dengan “sarana prasarana Kegiatan strategis dan tidak terelakkan Sarana dan prasarana kepentingan
a. minyak dan gas bumi; untuk kepentingan umum” meliputi: yang mempunyai izin di bidangnya yang umum milik Pemerintah Pusat dan
b. panas bumi; a. sarana prasarana kelistrikan; berada di dalam Kawasan Hutan Pemerintah Daerah meliputi:
c. sarana prasarana untuk kepentingan b. sarana prasarana perhubungan; Konservasi meliputi: sarana prasarana pertahanan dan
umum dan/atau strategis; dan/atau c. sarana prasarana telekomunikasi (BTS); a. wisata; keamanan;
d. kegiatan tambang sebagaimana d. sarana prasarana penunjang tambang b. panas bumi; sarana prasarana religi;
dimaksud dalam Keputusan Presiden antara lain meliputi: sarana prasarana c. sarana prasarana kelistrikan; sarana prasarana pengairan;
Nomor 41 Tahun 2004 tentang pelabuhan, terminal khusus/pelabuhan d. sarana prasarana perhubungan; sarana prasarana perhubungan untuk
Perizinan atau Perjanjian di Bidang khusus angkutan produksi, dan e. sarana prasarana telekomunikasi umum;
Pertambangan yang Berada di pengelolaan dampak kegiatan (BTS). sarana prasarana mitigasi bencana.
Kawasan Hutan. pertambangan.
TATA CARA PENYELESAIAN TERHADAP KEGIATAN PEMERINTAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM DI KAWASAN HUTAN
(PENYELESAIAN SESUAI PASAL 110B UUCK)

Tidak dikenakan Sanksi


PASAL 110B
Administratif
UUCK
Pembayaran Denda

Sarana
Prasarana Hutan Produksi
Persetujuan Pelepasan
Kawasan Hutan
Pemerintah
Penyelesaian diatur
dalam Peraturan Persetujuan Penggunaan
Hutan Lindung
Perundang-undangan Kawasan Hutan
Kehutanan

Hutan Kerja Sama Kawasan


Konservasi Konservasi
PENGECUALIAN BAGI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN

PASAL 41 PP 24/2021
Dalam hal kegiatan usaha di dalam Kawasan Hutan yang tidak memiliki Perizinan di bidang kehutanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 ayat (2) dilakukan oleh orang perseorangan yang bertempat tinggal di dalam dan/atau di sekitar Kawasan Hutan paling singkat 5 (lima)
tahun secara terus menerus dengan luasan paling banyak 5 (lima) hektar, dikecualikan dari Sanksi Administratif dan diselesaikan melalui
penataan Kawasan Hutan -

Bertempat tinggal di dalam dan/atau di sekitar Kawasan Hutan dibuktikan dengan:


• kartu tanda penduduk
• surat keterangan tempat tinggal dan/atau domisili yang diterbitkan oleh Kepala Desa atau Lurah setempat, yang alamatnya di dalam
Kawasan Hutan atau di desa yang berbatasan langsung dengan Kawasan Hutan -

Orang perseorangan yang bertempat tinggal di dalam dan/atau di sekitar Kawasan Hutan paling singkat 5
tahun secara terus menerus
dibuktikan dengan memiliki tempat tinggal tetap dan surat keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Desa atau Lurah setempat -

Orang perseorangan yang menguasai Kawasan Hutan dengan luasan paling banyak 5 ha dibuktikan dengan:
• bukti penguasaan tanah;
• surat keterangan dari Kepala Desa atau Lurah setempat; atau
• surat pengakuan dan perlindungan kemitraan kehutanan termasuk di dalamnya Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) -

Pembuktian terhadap orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), dan ayat (4)
dilakukan melalui verifikasi teknis -
BAB V. PENGHITUNGAN DENDA ADMINISTRATIF (PASAL 110B UUCK)
Persentase
Tutupan
Persenta
se Tarif
Pendapatan
Bersih /
Tarif Denda
dari
Luas
Pelanggaran
Jangka Waktu
Pelanggaran
Denda
Administratif (D)
D = L x J x TD Jasa Appraisal
Hutan Denda Tahun Persentase dalam dalam Kawasan
(DK) (PB) Keuntungan Kawasan Hutan Luas Jangka Waktu Tarif Denda
/ Tahun (TD) Hutan (J) Pelanggaran Pelanggaran dari Persentase
Denda dalam dalam
(L)
Administratif = Kawasan x Kawasan
x Keuntungan /
1 2 3 4 5 6 7 Tahun
(D) Hutan Hutan
(2 x 3) (4 x 5 x 6) (TD)
(L) (J)
Tinggi 60% 60% x TD x L x J
(³ 50 %) J = Lama Pelanggaran – Usia Tidak Produkstif Kegiatan Usaha
Sedang (21- 40% 40% x TD x L x J
Tarif Denda
49 %)
dari Pendapatan
Tarif Denda
Rendah 20% 20% x TD x L x J
TD = PB x DTH Persentase
Keuntungan /
= Bersih / x Tutupan
(£ 20 %) Tahun
Hutan (DTH)
Tahun (PB)
(TD)

Contoh Perhitungan Denda Perkebunan Kelapa Sawit:


Pembukaan Kawasan Hutan untuk perkebunan kelapa sawit seluas 10.000 hektar dilakukan pada Januari 2005 yang didasarkan pada informasi citra satelit dan
data pendukung lainnya, dengan asumsi bahwa pohon kelapa sawit mulai produktif pada tahun ke-6 masa tanam (Januari 2010). Asumsi keuntungan
bersih/tahun/hektar, yaitu sebesar Rp25.000.000,00. Perhitungan keuntungan bersih/tahun/hektar dihitung berdasarkan fluktuasi keuntungan pertahunnya.
Perhitungan keuntungan bersih tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan jasa penaksir (appraisal).
Berdasarkan informasi citra satelit bahwa Persentase Tutupan Hutan di tempat tersebut adalah £ 20% (rendah), sehingga Tarif Denda Tutupan Hutan (DTH) masuk
ke dalam kategori 20%
J = Jp – Je
= 15 thn -5 thn =10 thn D = L x J x TD
TD = PB x DK D = 10.000 Ha x 10 thn x Rp 5.000.000,00
TD = Rp 25.000.000,00 x 20% Denda Administratif merupakan PNBP KLHK
D = Rp 500.000.000.000
= Rp 5.000.000,00

• Pemerintah dapat menggunakan jasa penaksir (appraisal) dalam menentukan besaran Denda Administratif
• Perhitungan keuntungan bersih/tahun/hektar dihitung berdasarkan fluktuasi keuntungan pertahunnya
BAB VII. PAKSAAN PEMERINTAH TERHADAP PELAKU USAHA YANG TIDAK BERITIKAD BAIK MEMBAYAR DENDA ADMINISTRATIF

Paksaan Pemerintah berupa:


1. Pemblokiran
2. Pencegahan ke luar negeri
3. Penyitaan
4. Paksa Badan
MENTERI • Blokir bekerja sama
dengan OJK
SA: Denda - Blokir Rekening • Pencegahan bekerja
Tidak Taat Paksaan - Pencegahan
Administratif sama dengan Ditjen
Pemerintah
Surat
Imigrasi
Peringatan

6 bulan Menteri LHK

1. Barang Bergerak/Tidak
Syarat : bergerak
1. tidak memenuhi kewajiban pembayaran sanksi Surat 2. Penyitaan atas rekening bank
administrasi dengan nilai sekurang-kurangnya dan akta perusahaan
Paksa
Rp1.000.000.000 Penyitaan 3. Barang yang disita dilarang
2. diragukan itikad baiknya dalam membayar dipindahtangankan,
denda administratif disewakan, dipinjamkan,
30 hari disembunyikan, dihilangkan
kalender atau dirusak.
4. Barang sitaan dapat disimpan
1. Menteri mengeluarkan Surat Perintah Paksa di Kantor Kementerian
2. Parate Eksekusi dapat dibantu POLRI/TNI Lingkungan Hidup dan
3. Diberitahukan (Langsung, Pos, Ekspedisi kurir Kehutanan dan/atau di
dengan bukti kirim) tempat lain, yaitu Setiap
Orang menyesuaikan dengan
Paksa Badan sifat dari barang atau
pertimbangan tertentu dari
Menteri.
AMANAT PP 24 TAHUN 2021 TERKAIT PENGATURAN PERATURAN MENTERI YANG BERSINERGI DENGAN PP 23 TAHUN 2021

Tata Cara Persetujuan Pelepasan


Kawasan Hutan

PNBP Pemanfaatan Hutan


Tata Cara Persetujuan Melanjutkan
Kegiatan Usaha

Tata Cara Kemitraan atau Kerja Sama Perlindungan Hutan

Tata Cara Persetujuan Penggunaan


Kawasan Hutan
Pengawasan Kehutanan
Penataan Kawasan Hutan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai