2. Perizinan Berusaha Risiko Rendah, Menengah Rendah, Menengah Tinggi, & Tinggi
Risiko
3. Ketentuan Nilai Investasi, Permodalan & Divestasi
4. Percepatan Penerbitan Izin, Kemudahan Perizinan Bagi UMK, Rekomendasi
Keimigrasian, &
Asas Fiktif Positif
5. Ketentuan Peralihan Peraturan BKPM No. 4/2021
1. KEBIJAKAN PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO
DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA
BERBASIS RISIKO
PP No. 5/2021: Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Resiko
PP No. 16/2021: Bangunan Gedung UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
1 Dilakukan berdasarkan penetapan tingkat risiko dan peringkat skala usaha kegiatan usaha. Penilaian tingkat risiko berdasarkan
penilaian tingkat bahaya dan potensi terjadinya bahaya yaitu terhadap aspek kesehatan, keselamatan, lingkungan dan pemanfaatan
dan pengelolaan sumber daya.
2 Penyederhanaan persyaratan dasar meliputi : (a) Kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang; (b) Persetujuan lingkungan, dan
( c ) Persetujuan bangunan gedung dan sertifikat laik fungsi.
3 Penyederhanaan terhadap 16 sektor usaha meliputi perizinan berusaha, serta norma dan kriteria
1 NSPK Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dalam OSS merupakan acuan tunggal bagi Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan Pelaku Usaha. (Pasal 21 ayat (2) PP No.5/2021)
2
Pemerintah Daerah wajib menggunakan sistem OSS dalam pelayanan Perizinan Berusaha.
Sistem OSS dibagi ke dalam 3 Subsistem, yaitu: 1) Subsistem Pelayanan Informasi; 2) Subsistem Perizinan
Berusaha; 3) Subsistem Pengawasan
3
Pemerintah daerah dapat mengembangkan sistem internal sebagai pendukung dalam melakukan verifikasi
Perizinan Berusaha (OSS) seperti pemenuhan persyaratan atau pembayaran retribusi daerah sesuai dengan
standar yang ditetapkan Pemerintah Pusat. (Pasal 10 ayat (4) PP No.6/2021)
Gubernur atau bupati/wali kota mendelegasikan kewenangan Penyelenggaraan Perizinan Berusaha yang menjadi
4 kewenangan Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten/kota kepada Kepala DPMPTSP Provinsi/Kabupaten/Kota.
(Pasal 4 dan Pasal 5 PP No. 6/2021)
5
• Kepala DPMPTSP Provinsi sebagai koordinator pengawasan terintegrasi untuk kewenangan provinsi
• Kepala DPMPTSP Kab/kota sebagai koordinator pengawasan terintegrasi untuk kewenangan Kab/kota. (Pasal 34
ayat (2) PP No.6/2021)
JENIS PERIZINAN BERUSAHA
MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NO. 5 TAHUN 2021
1 2 3
KRITERIA RISIKO TINGKAT RISIKO PERIZINAN BERUSAHA
ANALISIS RISIKO
2 3
LINGKUNGAN
KESELAMATAN
RENDAH NIB
TERINTEGRASI
1 4
KESEHATAN KETERBATASAN
SUMBER DAYA MENENGAH NIB + SERTIFIKAT
Rendah / Tinggi STANDAR
5
TINGGI NIB + IZIN
ASPEK RISIKO LAINNYA
DISESUAIKAN DENGAN SIFAT
KEGIATAN USAHA
NIB BERLAKU SEBAGAI :
01 02 03 04 05
Angka Pengenal Impor : Pendaftaran kepersertaan untuk:
Pelaku usaha harus memilih API-U atau Jaminan sosial kesehatan; dan
API-P jaminan sosial ketenagakerjaan
❖ Khusus Pelaku usaha perseorangan
hanya dapat memilih API-P
- KPPA
-Kantor Perwakilan Jasa Penunjang
Non Perwakila Tenaga Listrik Asing
UMK n - KP3A
- Kantor Perwakilan BUJKA
1. PELAKU USAHA
6. BADAN
2. K/L TERKAIT
PENGUSAHAAN KPBPB
4. DPMPTSP
KABUPATEN/KOTA
Penerima Hak akses No. 2 s/d 6 disebut sebagai “Pengelola hak akses “ yang dapat memberikan hak akses
turunan kepada unit kerja dibawahnya atau kepada OPD terkait sesuai kewenangan dan kebutuhan yang
diperlukan. (Penjelasan Pasal 171 PP 5/2021)
1 Orang Perseorangan :
⮚ Mengisi : Nama pelaku usaha + data Nomor Induk
Kependudukan (NIK)
Data dasar hukum pembentukan meliputi:
a. badan layanan umum dengan mengisi nomor surat
keputusan menteri/pimpinan lembaga, gubernur, atau
2
Badan Usaha : bupati/wali kota;
⮚ Mengisi nama + NIK + nomor telepon + alamat email b. perusahaan umum dengan mengisi nomor peraturan
penanggung jawab perusahaan
pemerintah mengenai pendirian perusahaan umum;
⮚ Nomor Pengesahan Badan Usaha
c. perusahaan umum daerah dengan mengisi nomor
Badan Layanan Umum, perusahaan umum, perusahaan umum peraturan daerah mengenai pendirian perusahaan
3
daerah, lembaga penyiaran, badan hukum lainnya,
persyarikatan, atau persekutuan : umum daerah;
⮚ Mengisi nama + NIK + nomor telepon + alamat email d. lem baga pen yia ra n d engan me ngisi nom or izi n
penanggung jawab perusahaan
penyelenggaraan penyiaran;
⮚ Nomor dasar hukum pembentukan.
e. badan hukum lainnya dengan mengisi nomor pendirian
4
Kantor Perwakilan dan Badan Usaha Luar Negeri : badan hukum; atau
Mengisi data : f. p e r s y a r i k a t a n a t a u p e r s e k ut u a n d e n ga n s u r a t
❖ Nama dan NIK Kepala Kantor Perwakilan (bila WNI)
❖ Nama dan Nomor paspor Kepala Kantor Perwakilan (bila WNA) keputusan menteri.
JENIS KEGIATAN USAHA
01
⮚ tercantum dalam maksud dan tujuan akta perusahaan,
Kegiatan Usaha Utama ⮚ bertujuan komersial,
⮚ menjadi sumber pendapatan, atau menghasilkan keuntungan bagi Pelaku Usaha.
02
⮚ Dikecualikan dari kewajiban pencantuman KBLI dalam maksud dan tujuan pada
Kegiatan Usaha Pendukung/ legalitas pelaku usaha
Penunjang
CONTOH :
Kegiatan utama dibidang industri memerlukan kegiatan pendukung berupa gudang
untuk keperluan sendiri; atau terminal khusus untuk keperluan sendiri.
2 5.
6.
7.
Kementerian Perhubungan
Otoritas Jasa Keuangan
Kementerian Kesehatan
Mekanisme Penggunaan Hak 8.
9.
Kementerian Ristek Dikti
Kementerian Kominfo
Akses OSS oleh K/L 10.
11.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Pariwisata
12. Kepolisian Republik Indonesia
Verifikasi Pemenuhan 13.
14.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Otoritas Jasa Keuangan
Persyaratan, Validasi, 15.
16.
PPATK
BPOM
Notifikasi, dsb 17. BAPETEN
18. Kementerian Perdagangan
19. BP Batam
3
20. Kementerian Agama
21. Direktorat Jenderal Anggaran
*)
*) Khusus untuk lokasi darat, bila lokasi yang dipilih oleh pelaku usaha sudah memiliki RDTR, maka proses verifikasinya
dilakukan secara otomatis oleh sistem OSS.
GAMBARAN UMUM PENERBITAN PERIZINAN BERUSAHA (PB)
UMKU
MELALUI DUA MEKANISME
Penerbitan
Oleh OSS ke Sistem Notifikasi
PB UMKU K/L/D
Jenis PB UMKU untuk masing-masing mekanisme ditentukan berdasarkan hasil pembahasan antara K/L dengan
Kementerian Investasi/BKPM sesuai kesiapan integrasi sistem OSS dengan sistem K/L.
2. PERIZINAN BERUSAHA RISIKO RENDAH, MENENGAH RENDAH,
MENENGAH TINGGI & TINGGI
Untuk Memulai dan Melakukan Kegiatan Usaha,
Pelaku Usaha Wajib Memenuhi :
2) Persetujuan Lingkungan
1. Pengadaan tanah;
1. Produksi barang/jasa;
1. Pembangunan bangunan;
PENGAWASAN
b. Persetujuan Lingkungan :
Untuk Risiko Rendah : mengisi form SPPL
yang tersedia di OSS
c. Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF
(bila memerlukan bangunan gedung)
PBG & SLF bukan prasyarat penerbitan NIB.
d. Mengisi Data Legalitas dan Rencana Umum
Kegiatan Usaha
2 PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN PERSIAPAN, OPERASIONAL & KOMERSIAL
PROSES KEGIATAN USAHA : RISIKO MENENGAH RENDAH (Bila Tidak Wajib UKL-
UPL)
PERSIAPAN OPERASIONAL KOMERSIAL
PENGAWASAN
c. Persetujuan lingkungan :
Bila tidak wajib UKL-UPL, mengisi form SPPL Pemeriksaan pemenuhan Persyaratan SS
yang tersedia di OSS
d. Mengajukan permohonan PBG dan/ SLF dilakukan pada saat pengawasan
(bila memerlukan bangunan gedung).
e. Mengisi Data Legalitas dan Rencana Umum
Kegiatan Usaha
2 PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN PERSIAPAN, OPERASIONAL & KOMERSIAL
PROSES KEGIATAN USAHA : RISIKO MENENGAH RENDAH (Bila Wajib UKL-UPL)
START
PENGAWASAN
standar kegiatan usaha
c. Persetujuan Lingkungan Bila Wajib UKL-UPL:
Mengisi form UKL-UPL dan pernyataan 1) Pemeriksaan pemenuhan Persyaratan
kesanggupanpengelolaan lingkungan hidup yang UKL-UPL dilakukan pada saat pengawasan
tersedia di OSS 2) Pemeriksaan pemenuhan persyaratan SS
d. Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF
(bila memerlukan bangunan gedung)
pada saat pengawasan
e. Mengisi data Legalitas dan Rencana Umum
Kegiatan Usaha
2 PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN PERSIAPAN, OPERASIONAL & KOMERSIAL
PROSES KEGIATAN USAHA : RISIKO MENENGAH TINGGI (Bila Tidak Wajib UKL-
UPL)
PERSIAPAN VERIFIKASI OPERASIONAL KOMERSIAL
START
Proses Registrasi di OSS
1 3
PELAKU USAHA :
K/L/D melakukan
a. Harus memenuhi Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR) verifikasi atas pemenuhan
b. Mengisi pernyataan kesanggupan memenuhi persyaratan SS
PENGAWASAN
standar kegiatan usaha
c. Persetujuan Lingkungan :
Bila tidak wajib UKL-UPL, mengisi form SPPL yang
tersedia di OSS
d. Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF Bila berdasarkan hasil
(bila memerlukan bangunan gedung) Verifikasi telah memenuhi
e. Mengisi data Legalitas dan Rencana Umum persyaratan, maka status
Kegiatan Usaha
SS berubah menjadi telah
Terverifikasi dalam system
Perizinan Berusaha : TERBIT NIB + SS
(status SS belum terverifikasi) OSS
PENGAWASAN
c. Menyampaikan permohonan PBG dan/ SLF telah memenuhi persyaratan
(bila memerlukan bangunan gedung) maka terbit Persetujuan PKPLH
d. Mengisi data Legalitas dan Rencana Umum
Kegiatan Usaha
PENGAWASAN
telah memenuhi persyaratan
PBG & SLF bukan prasyarat penerbitan NIB.
c. Mengisi Legalitas dan Rencana Umum Kegiatan maka terbit Persetujuan PKPLH
Usaha
4
Mengisi form UKL-UPL dan pernyataan K/L/D melakukan
kesanggupan pengelolaan lingkungan hidup yang verifikasi atas pemenuhan
tersedia di OSS persyaratan Izin
5
PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN
KEGIATAN OPERASIONAL & KOMERSIAL
Bila berdasarkan hasil verifikasi
telah memenuhi persyaratan
3 PELAKU USAHA SUDAH DAPAT MELAKUKAN
KEGIATAN PERSIAPAN maka terbit IZIN
KEGIATAN USAHA : RISIKO TINGGI (Bila Wajib Amdal)
PENGAWASAN
telah memenuhi persyaratan,
(bila memerlukan bangunan gedung)
c. Mengisi Legalitas dan Rencana Umum Kegiatan terbit Keputusan Kelayakan
Usaha Lingkungan Hidup
d. Persetujuan Lingkungan :
Bila wajib Amdal, menyusun Amdal melalui Sistem
lnformasi Lingkungan Hidup
K/L/D melakukan
verifikasi atas pemenuhan 4
persyaratan Izin
1. USAHA MIKRO : Paling banyak Rp. 1 milyar tidak termasuk tanah & bangunan tempat usaha.
PERMODALAN UMKM
2. USAHA KECIL : Lebih besar dari Rp. 1 milyar s/d paling banyak Rp 5 milyar tidak termasuk
tanah & bangunan tempat usaha
(Sesuai PP No.7 Tahun 2021 tentang
Kemudahan, Pelindungan, dan
3. USAHA MENENGAH : lebih dari Rp. 5 milyar s/d dengan paling banyak Rp. 10 milyar tidak
Pemberdayaan K-UMKM)
termasuk tanah & bangunan tempat usaha
1. PMA dikategorikan sebagai modal besar, dengan modal usaha lebih besar dari Rp. 10 milyar
KETENTUAN PERMODALAN/ per bidang usaha KBLI 5 digit, per lokasi proyek, tidak termasuk tanah & bangunan tempat
NILAI INVESTASI BAGI PMA usaha
4 Jasa Konstruksi
Total investasi lebih besar dari Rp. 10 milyar di luar tanah & bangunan, dalam satu kegiatan, per 4 digit awal KBLI. Contoh : Dengan total
investasi tersebut, PMA dapat melakukan usaha konstruksi bangunan sipil minyak & gas bumi (KBLI 42915), konstruksi bangunan sipil
pertambangan (KBLI 42916), dan konstruksi bangunan sipil panas bumi (KBLI 42917) 4 digit awal KBLI sama.
Yang dimaksud dengan satu kegiatan yaitu pelaku usaha harus memilih salah satu kegiatan :
1. usaha jasa konsultasi konstruksi; atau
2. usaha pekerjaan konstruksi; atau
3. usaha pekerjaan konstruksi terintegrasi
KETENTUAN NILAI INVESTASI PMA DI SEKTOR TERTENTU
b. Untuk PMA yang 100% sahamnya dimiliki oleh BKPM akan melakukan evaluasi dan penilaian
asing, para pemegang saham menyatakan tidak
mempunyai komitmen/perjanjian dengan pihak
Indonesia manapun untuk menjual saham.
4. PERCEPATAN PENERBITAN IZIN, KEMUDAHAN PERIZINAN BAGI UMK,
REKOMENDASI KEIMIGRASIAN, & ASAS FIKTIF POSITIF
PERCEPATAN PENERBITAN IZIN
4
kegiatan PERSIAPAN
K/L/D sesuai dan OPERASIONAL.
kewenangannya
langsung menerbitkan
Izin melalui sistem
OSS
3
2
1
KEMUDAHAN PERIZINAN BERUSAHA
Bagi Usaha Mikro & Kecil
Diberi Kemudahan :
1
Bagi Pelaku usaha UMK tingkat risiko rendah.
Diberi kemudahan Perizinan Tunggal berupa NIB sebagai identitas dan legalitas usaha sekaligus berlaku sebagai
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Sertifikasi Jaminan Produk Halal.
2
Diberikan kemudahan dalam persyaratan dasar berupa KKPR dan persetujuan lingkungan.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah membantu penyusunan amdal bagi kegiatan usaha mikro dan kecil yang
berdampak penting terhadap lingkungan.
PENERBITAN PERIZINAN BERUSAHA BAGI UMK
1 2 3 4
ASAS FIKTIF POSITIF
Dalam hal pelaku usaha menyampaikan permohonan pemenuhan persyaratan kepada K/L/D yang terkait dengan :
Namun K/L/D sesuai kewenangannya tidak memberikan notifikasi hasil verifikasi, dan/atau tidak menerbitkan persetujuan sampai
terlampauinya jadwal waktu NSPK, maka permohonan pemenuhan persyaratan tersebut diatas dianggap dikabulkan secara hukum dan
ketentuan.
PEMBAGIAN KEWENANGAN PENERBITAN PERIZINAN BERUSAHA
BERBASIS RISIKO BERDASARKAN KEGIATAN USAHA
Subsistem Informasi
Subsistem ini berisi informasi umum terkait penanaman modal (al : persyaratan, tahapan risiko, Bidang
Usaha Penanaman Modal/BUPM, user manual, kamus, FAQ, dll) dan simulasi perizinan berusaha berbasis
risiko.
Subsistem Perizinan
Subsistem ini mencakup validasi data/ketentuan (dengan sistem Dukcapil, DJP, ATR/BPN), Smart Engine (profil,
persyaratan, SOP, dll); Risk Management Engine, Output (penerbitan NIB, Sertifikat Standar, dan Izin), konektivitas
dengan K/L/D, dan pemberian fasilitas (Tax Holiday, Tax Allowance, Fasilitas di KEK, serta masterlist)
Subsistem Pengawasan
Subsistem ini mencakup pengawasan terhadap perizinan berusaha, baik yang bersifat rutin maupun yang
bersifat insidental. Pelaksanaan pengawasan di tingkat pusat dikoordinasikan oleh BKPM, sedang di tingkat
daerah dikoordinasikan oleh DPMPTSP Provinsi/Kabupaten/Kota
FASILITASI PERIZINAN BERUSAHA KEPADA PELAKU USAHA
1. Lembaga OSS, kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah memberikan fasilitasi Perizinan Berusaha
kepada Pelaku Usaha terutama UMK-M, berupa :
a. penyediaan subsistem pelayanan informasi pada Sistem OSS;
b. pelayanan konsultasi dan informasi yang berkaitan dengan Perizinan Berusaha (diselenggarakan oleh
unit PTSP di BKPM, kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah), dan;
c. bantuan untuk mengakses laman OSS dalam rangka mendapatkan Perizinan Berusaha
Layanan mandiri dilaksanakan dengan menyediakan ruangan dengan fasilitas perangkat elektronik
yang memadai bagi pelaku usaha untuk melakukan proses permohonan dan penerbitan perizinan
berusaha secara mandiri.
Layanan berbantuan dilaksanakan secara interaktif antara lain:
1) pusat panggilan;
2) surat elektronik;
3) tatap muka; dan
4) klinik OSS.
5. KETENTUAN PERALIHAN PERATURAN BKPM NO. 4/2021
KETENTUAN PERALIHAN : PERATURAN BKPM No. 4/2021*)
1. Pelaku Usaha yang telah memiliki NIB dan Perizinan Berusaha yang berdasarkan komitmen atau belum berlaku efektif sebagaimana
ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018, Sistem OSS memberikan notifikasi bahwa Pelaku Usaha wajib melakukan konfirmasi
kembali atas data usaha sebelumnya untuk kemudian Sistem OSS melakukan penyesuaian Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (Pasal 95,
ayat 1).
2. Dalam hal atas Perizinan Berusaha lama telah dilakukan penyesuaian Perizinan Berusaha Berbasis Risiko, Sistem OSS memberikan notifikasi kepada
kementerian/lembaga pemerintah non kementerian terkait dan Pelaku Usaha sebagai dasar proses permohonan Fasilitas Penanaman Modal yang
meliputi:
5. Pelaku Usaha yang telah mendapatkan Perizinan Berusaha yang masih berlaku sebelum Peraturan Badan ini diundangkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan belum memiliki NIB, Pelaku Usaha wajib mendaftarkan NIB melalui Sistem OSS (Pasal 97, ayat 2)
KETENTUAN PERALIHAN : PERATURAN BKPM No. 4/2021*)
6. Perizinan Berusaha yang telah diajukan oleh Pelaku Usaha sebelum berlakunya Peraturan Badan ini dan belum diterbitkan Perizinan Berusahanya,
diproses melalui Sistem OSS sesuai dengan ketentuan Peraturan Badan ini (Pasal 98).
7. Pelaku Usaha yang telah mendapatkan Perizinan Berusaha sebelum Peraturan Badan ini mulai berlaku dan memerlukan Perizinan Berusaha yang
baru, diatur ketentuan sebagai berikut :
a. pengajuan dan penerbitan Perizinan Berusaha untuk Pengembangan Usaha dan/atau kegiatan atau komersial atau operasional dilakukan melalui
Sistem OSS dengan melengkapi data dan/atau pemenuhan persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. Pelaku Usaha diberikan Perizinan Berusaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(Pasal 99)
8. Terhadap pelaku usaha yang telah memiliki keputusan menteri keuangan pembebasan bea masuk atas impor mesin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 67 ayat (1) sejak berlakunya Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 6 tahun 2018 tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan
dan Fasilitas Penanaman Modal sampai dengan sebelum berlakunya Peraturan Badan ini, mengikuti ketentuan dalam Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71
dan Pasal 72 Peraturan Badan ini (Pasal 100).
*) Peraturan BKPM No. 4 Tahun 2021 Tentang Pedoman Dan Tata Cara Pelayanan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Dan Fasilitas Penanaman
Modal
KETENTUAN PERALIHAN : PERATURAN BKPM No. 3/2021*)
1. Pelaku Usaha yang telah memperoleh Hak Akses sebelum berlakunya Peraturan Badan ini harus melakukan penggantian Hak Akses pada Sistem
OSS pada saat:
a. mengajukan permohonan perubahan, perluasan, dan/atau pencabutan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
b. menyampaikan laporan kegiatan penanaman modal;
c. menyampaikan laporan kegiatan atau upaya pengelolaan risiko kegiatan usaha, termasuk namun tidak terbatas pada pelaksanaan dan
pemenuhan ketentuan terkait persyaratan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
d. menyampaikan pengaduan; dan/atau
e. mengajukan permohonan fasilitas berusaha.
(Pasal 40, ayat 1)
2. Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku dan Sistem OSS Perizinan Berusaha Berbasis Risiko belum tersedia, Sistem OSS sebelum
berlakunya Peraturan Badan ini tetap digunakan (Pasal 40, ayat 2)
*) Peraturan BKPM No. 3 Tahun 2021 Tentang Sistem Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Terintegrasi Secara Elektronik