Anda di halaman 1dari 19

r' a-'

;5
\ t#.-.
:ffi;1
WALIKOTA PAYAKUMBUH
PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH

NOMOR 4 TAHUN2019

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2014


TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PAYAKUMBUH,

Menimbang a. bahwa dengan pengelolaan sampah yang baik dan benar


al<an menjadikan lingkungan Kota Payakumbuh yang
bersih, tertib, aman dan nyaman;
b. bahwa untuk memenuhi maksud dalam huruf a, perlu
penerapan sanksi yang lebih tegas sehingga penegakan
hukum terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 4
Tahun 2Ol4 tentang Pengelolaan Sampah lebih berdaya
guna;
c. bahwa dengan lahirnya Undang- Undang Nomor 23 Tahun
2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah ada beberapa
ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Sampah di lapangan yang bukan
merupakan kewenangan pemerintah daerah;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, hurrf b dan huruf c perlu ditetapkan
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2O14
tentang Pengelolaan Sampah;

Mengingat 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonomi Kecil Dalam Lingkungan

/
Daerah Propinsi Sumatera Tengah (l,embaran Daerah Kota
Payakumbuh Tahun 1956 Nomor 19);
3. Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah (l,embaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4851);
4. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan kmbaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang
Pemerintahan Daerah (kmbaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2Ol2 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga (kmbaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2Ol2 Nomor 188, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5347);
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 97 Tahun
Tahun 2Ol7 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga (kmbaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2Ol7 Nornor 2231;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 197O
tentang Pelaksanaan Pemerintahan Kotamadya Solok dan
Payakumbuh;
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16
Tahun 2O11 tentang Pedoman Materi Muatan Rancangan
Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2O11 Nomor
e33);

{
9. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 4 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Daerah
Kota Payakumbuh Tahun 2014 Nomor 4);

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KOTA PAYAKUMBUH
dan
WALIKOTA PAYAKUMBUH

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS


PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2OI4 TENTANG
PENGELOI,AAN SAMPAH

Pasal I
Beberapa ketentuan yang terdapat pada Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun
2Ol4 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun
2014 Nomor 4) diubah sebagai berikut :

1 Pasal 1 angj<a2, angka4, angka 6, arrgkaT, angka 8, angka 12, angka27,


ang)<a28, angka 29, angka 31, angka 32, angka 33, angka 40, angka 42,
angka 44, angka 45, angka 47, angka 60, angka 61, angla 62, angka 63,
angka 64, dihapus dan angka 35 dan angka 36 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut :

Pasal I
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Payakumbuh.
2. dihapus.
3. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.
4. dihapus.
5. Walikota adalah Walikota Payakumbuh.
6. dihapus.
7. dihapus.
8. dihapus.

{
9. Rukun Tetangga yang selanjutnya disebut RT adalah lembaga yang
dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka
pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh lurah.
10. Rukun Warga yang selanjutnya disebut RW adalah bagian dari wilayah
ke{a lurah dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah
pengurus RT di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh lurah.
11. Setiap orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, dan/ atau badan
hukum.
12. dihapus.
13. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/ atau proses alam
yang berbentuk padat.
14. Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-
hari dalam rumah tangga yang sebagian besar terdiri dari sampah organik,
tidak termasuk ilnja dan sampah spesifik.
15. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah yang tidak berasa,l
dari rumah tangga dan berasal dari kawasan permukiman, kawasan
komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas
sosial, dan/ atau fasilitas lainnya.
16. Sampah spesifik adalah Sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/ atau
volumenya memerlukan pengolahan khusus.
17. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
18. Kawasan permukiman adalah kawasan hunian dalam bentuk klaster,
apartemen, kondominium, asr€una, dan sejenisnya.
19. Kawasan komersial adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan usaha
perdagangan dan/ atau jasa yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana
penunjang.
2O. Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri
yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang.
21. Kawasan khusus adalah wilayah yang bersifat khusus yang digunakan
untuk kepentingan nasional/berskala nasional.
22. Tempat Penampungan Sementara yang selanjutnya disingkat TPS adalah
tempat penampungan sampah sebelum diangkut ke tempat pendauran
ulang, pengolahan, dan/ atau tempat pengolahan sampah terpadu.
23. Tempat pengolahan sampah dengan prinsip 3R (reduce,reuse, recyclel yang
selanjutnya disebut TPS 3R adalahtempat dilaksanakannya kegiatan

/
pengumpulan,pemilahan, penggunaan ulang, dan pendauran ulangskala
kawasan.
24. Tempat pengolahan sampah terpadu yang selanjutnya disebut TPST
adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan,
penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir
sampah.
25. Tempat pemrosesan akhir yang selanjutnya disebut TPA adalah tempat
untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan
secara aman bagi manusia dan lingkungan.
26. Kompensasi adalah pemberian imbalan kepada orang yang terkena
dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan pen€rnguman sampah di
TPA sampah.
27. dihapus.
28. dihapus.
29. dihapus.
30. Satuan ke{a perangkat daerah yang sela-njutnya disebut SKPD adalah
satuan kerja perangkat daerah yang bertanggunglawab terhadap
pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang persampahan di daerah.
31. dihapus.
32. dihapus.
33. dihapus.
34. Timbulan Sampah adalah sampah yang dihasilkan/timbul dari kegiatan
pada sumber sampah.
35. Sumber Sampah adalah asal timbulan sampah.
36. Pemilahan sampah adalah kegiatan setiap orang baik di dalam
pemakaian lokasi kegiatan dan di tempat umum untuk menempatkan
sampah di tempat sampah berdasarkan peruntukannya yaitu sampah
organik, anorganik.
37. Pengolahan Sampah adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
mengubah material sampah menjadi tidak berbahaya bagi lingkungan,
berguna dan memiliki nilai ekonomis dengan memanfaatkan teknologi
baik yang sederhana maupun teknologi tinggi.
38. Kebersihan adalah suatu keadaan dan keharusan fisik kota yang bebas
dari sampah.
39. Lingkungan hidup adalah suatu benda, daya dan kehidupan termasuk
didalamnya manusia dengan segala tingkah lakunya yang terdapat

/
dalam suatu ruang dan mempengaruhi kelangsungan dan kesejahteraan
manusia serta kelangsungan mahluk hidup lainnya.
40. dihapus.
4t. Sampah adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat
atau setengah padat yang terdiri dari bahan organik dan non organik,
baik logam, maupun non logam yang dapat terbakar atau tidak, sebagai
akibat aktifitas manusia yang dianggap tidak bermanfaat lagi dan tidak
dikehendaki oleh pemiliknya serta dibuang sebagai barang yang tidak
berguna, di dalamnya tidak termasuk sampah dalam kategori Bahan
Berbahaya dan Beracun (83) industri dan rumah sakit.
42. dihapus.
43. Pengumpulan Sampah adalah kegiatan membawa dan memindahkan
sampah dari sumber sampah persil ke TPSS
44. dihapus.
45. dihapus.
46. Tempat Sampah bagr kendaraan umum adalah tempat untuk
menampung sampah didalam kendaraan yang disediakan oleh pemilik
kendaraan.
47. dihapus.
48. Jalan Umum adalah setiap jalan dalam daerah Kota Payakumbuh dalam
bentuk apapun yang terbuka untuk lalu lintas umum
49. Tempat Umum adalah tempat-tempat yang meliputi taman-taman,
halaman umum, lapangan-lapangan yang disediakan oleh Pemerintah
Kota Payakumbuh sebagai fasilitas umum.
50. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP
sebagai petunjuk teknis pelaksanaan di lapangan.
51. Mitra Kerja adalah BUMD dan atau pihak swasta lainnya yang
ditunjuk untuk melakukan pengelolaan sampah sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku.
52. Petugas adalah orang yang ditunjuk oleh dinas atau badan terkait
untuk melaksanakan tugas yang berkaitan dengan pengelolaan sampah.
53. Pengomposan adalah proses degradasi bahan organik (sampah organik)
oleh mikroba dengan hasil kompos.
54. Tempat Pengomposan adalah tempat dilakukannya proses pembuatan
kompos yang ada di Kota Payakumbuh dan merupakan aset Pemerintah
Kota Payakumbuh atau milik perseorangan/ swasta/pihak lainnya.
55. Residu Sampah Akhir adalah ampas sisa akhir dari proses
pengelolaan sampah.
56. Instansi adalah Kantor/ Satuan Kerja Unit Pelaksana Teknis
Departemen/ kmbaga Non Departemen baik pemerintah, maupun swasta.
57. dihapus.
58. Pengomposan sampah secara aerob adalah proses degradasi sampah
oleh mikroorganisme untuk menghasilkan energi dalam sel dengan
memanfaatkan oksigen.
59. Pengomposan sampah secara anaerob adalah proses degradasi sampah
oleh mikro organisme untuk menghasilkan energi dalam sel tanpa
oksigen.
6O. dihapus.
61. dihapus.
62. dihapus.
63. dihapus.
64. dihapus.

2. Judul BAB II dihapus.


3. Pasal 4 ayat (1) huruf c dan d dihapus, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 4
(1) Ruang lingkup Peraturan Daerah ini meliputi ketentual mengenai :

a. Pengelolaan persampahan;
b. Wewenang, Hak, Kewajiban dan Larangan;
c. ditnpus;
d. dihapts;
e. kerjasama dan kemitraan;
f. Sanksi;
g. Perizinan di bidang persampahan.
(21 Sampah yang dikelola berdasarkan Peraturan Daerah ini terdiri dari :

a. sampah rumah tangga; dan


b. sampah sejenis sampah rumah tangga.
(3) Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk
tinja dan sampah spesifrk.
(4) Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum.

4. Pasal 5 ayat (1) huruf c dan huruf d dihapus, sehingga berbunyi sebagai
berikut :

Pagal 5
(1) Penggolongan Sampah berdasarkan sumbernya terdiri atas:
a. Sampah Rumah Tangga;
b. Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
c. dihapus;
d. dihapus;
(21 Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk
tinja dan sampah spesifik;
(3) Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum dan / fasilitas lainnya;

5. Pasal 6 ayat (1) huruf c, ayat (4) dan ayat (5) dihapus, sehingga berbunyi
sebagai berikut :

Pasd 6
(1) Penggolongan sampah berdasarkan jenisnya terdiri atas :

a. Sampah organik;
b. Sampah anorganik;
c. dihapus.
(21 Sampah organik sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (1) huruf a adalah
sampah yang mengalami pelapukan dan bisa diproses ulang secara
spesifik menjadi pupuk organik;
(3) Sampah anorganik sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (1) huruf b adalah
sampah yang tidak mengalami proses pelapukan tapi bisa didaur ulang
menjadi bahan lain;
(4) dihapus.
(5) dihapus.
6. Ketentuan ayat (1) Pasal 11 diubah dan ditambah 1 (satu) ayat yakni ayat
(6), sehingga Pasal 1l berbunyi sebagai berikut :

Pasd 11
(1) Setiap orang wajib memelihara dan menjaga kebersihan serta keindahan.
{2t Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. tidak melakukan pembuangan sampah di sembarang tempat;
b. menyediakan wadah / tempat sampah berupa tong atau sejenisnya;
c. memisahkan sampah organik dan an organik ke dalam wadah/ tempat
berbeda yang telah disediakan;
d. menyediakan wadah / tempat sampah pada setiap kendaraan roda tiga,
roda empat atau lebih dan kendaraan di atas air, khusus bagi pemilik
kendaraan;
e. menan€un dan memelihara tanaman di pekarangan / lingkungan persil.
(3) Kebersihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi fasilitas umum
dan fasilitas sosial.
(41 Penyediaan tempat sampah organik dan non organik dapat dilaksanakan
secara swakelola oleh masyarakat, badan usaha dan/ atau dikoordinir oleh
kecamatan, kelurahan dan/ atau dinas Teknis.
(s) Wadah / tempat sampah organik dan non organik sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) harus sesuai dengan desain teknis yang ditentukan oleh
Dinas Teknis yang meliputi wadah/tempat sampah di sumber sampah
dan/ atau pada tempat sampah komunal.
(6) Setiap orang yang melanggar ketentuan ayat (21 dikenakan sanksi sebagai
berikut :

a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. penghentian sementara kegiatan;
d. penghentian tetap kegiatan;
e. pencabutan sementara izin;
f. pencabutan tetap izin;
g. denda administratif; dan/ atau
h. sanksi admnistratif lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
7. Ketentuan ayat (1) Pasal 12 diubah dan ditambah 1 (satu) ayat yakni ayat
(2), sehingga Pasal 12 berbunyi sebagai berikut:

Pasd 12
(1) Setiap orang yang menguasai/mengelola/ mengusahakan kompleks
perumahan/ perkantoran/ pertokoan/ pasar/ kawasanindustri/ pusat
perbelanjaan pelayanan umum/ bangunan lainnya, diwajibkan memelihara
dan menjaga kebersihan lingkungannya dan menyediakan lokasi/
tempat/wadah sampah komunal.
l2l Setiap orang yang melanggar ketentuan ayat (1) dikenakan sanksi sebagai
berikut :

a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. penghentian sementara kegiatan;
d. penghentian tetap kegiatan;
e. pencabutan sementara izin;
f. pencabutan tetap izin;
g. denda admini stratif; dan/ atau
h. sanksi admnistratif lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

8. Ketentuan huruf a angka 1 (satu) dan angka 6 (enam) Pasal 13 diubah,


sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 13
Pemerintah Daerah wajib :

a. menyediakan fasilitas pengolahan sampah skala kota yang berupa :

1. TPS;
2. TPS 3R;
3. Stasiun peralihan antara (SPA)/ Tranfer Depo (TD);
4. Tempat Pengelolaan Akhir Sampah (TPAS);
5. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST); dan/ atau
6. menyediakan fasilitas pemilahan sampah yang terdiri dari 2 (dua) jenis
sampah yaitu sampah organik dan sampah anorganik.
b. melakukan pengolahan sampah skala kawasan dan/atau skala kota
secara annan bagi kesehatan dan lingkungan;
c. memiliki data dan informasi pengelolaan sampah rumah tangga dan
sampah sejenis sampah rumah tangga, yang memuat :

1. sumber sampah;
2. timbulan sampah;
3. komposisi sampah;
4. karakteristik sampah;
5. fasilitas pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis
sampah rumah tangga;
6. data dan informasi lain terkait pengelolaan sampah rumah tangga dan
sampah sejenis sampah rumah tangga.
d. menyediakananggaran penyelenggaraanpengelolaansampah;
e. menyediakan sarana angkutan sampah;
f. menyediakanTenagaOperasional Persampahan;
g. menyediakan regulasi/ketentuan yang berkaitan pengelolaan
persampahan;
h. memfasilitasi masyarakat dan dunia usaha dalam mengembangkan dan
memanfaatkan hasil daur ulang, pemasaran hasil produk daur ulang, dan
guna ulang sampah.

9. Ketentuan ayat (21 Pasal 16 diubah dan ditambah 1 (satu) ayat yakni ayat
(3), sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 16
(1) Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus,fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib
menyediakan:
a. fasilitas pemilahan sampah;
b. lokasi dan fasilitas TPS;
c. meminimalkan jumlah sampah yang dihasilkan; dan
d. bertanggung jawab terhadap sampah yang ditimbulkar dari aktivitas
kegiatannya.
(21 Penyediaan fasilitas pemilahan sampah, lokasi dan fasilitas TPS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b wajib mendapat
rekomendasi dari instansi terkait.
(3) Setiap orang yang melanggar ketentuan ayat (1) dikenakan sanksi sebagai
berikut :

a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. penghentian sementara kegiatan;
d. penghentian tetap kegiatan;
e. pencabutan sementara izin;
f. pencabutan tetap izir:;
g. denda administratif; dan/ atau
h. sanksi admnistratif lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

10. Pasal 18 huruf b, huruf c, huruf d, huruf g, dan huruf h dihapus dan
ditambahkan 4 (empat) huruf yakni huruf l, huruf, m, huruf n, dan huruf o,
sehingga Pasal 18 berbunyi sebagai berikut:

Bagtan Keempat
Irarangian
Pasd 18
Setiap orang dilarang :

a. membuang sampah di sungai, parit, saluran irigasi, saluran drainase, taman


kota, tempat terbuka, fasilitas umum, jalan dan lokasi lainnya yang
peruntukannya bukan untuk sampah;
b. dihapus;
c. dihapus;
d. dihapus;
e. menggunakan lahan untuk dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan
sampah tanpa'rzin;
f. mencampur sampah dengan limbah E}3;
g. dihapus;
h. dihapus;
i. menumpuk dan menempatkan sampah bongkaran bangunan, penebangan
pohon, sampah kebun/pekarangan, barang-barang bekas yang masih
mempunyai nilai ekonomis maupun yang tidak, pada kiri dan kanan bahu
jalan, badan jalan, taman, jalur hijau, depan bangunan dan tempat-tempat
umum;
j. menghilangkan, merusak, memindahkan sarana persampahan tanpa izin;
k. membuang sampah dari kendaraan;
l. membuang sampah ke TPS tidak dijadwal waktu yang telah ditentukan
sebagaimana yang dimaksud pada pasal 17 ayat (3);
m. membakar sampah di tempat terbuka yang dapat menimbulkan polusi dan
atau mengganggu lingkungan;
n. mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan;
o. mendatangkan sampah dari luar Daerah yang tidak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

1 1. Pasal 33 dihapus.

12. Pasal 34 dihapus.

13. Pasal 35 dihapus.

14. BAB VII Pasal 39 dan Pasal 40 dihapus.

15. BAB XI diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

BAB XI
UEI(AIIISME PEXJATT'IIAI{ SA"ITKSI AI)UIITISTRATIF
Pasal 45
(1) Penjatuhan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
Pasal 11, Pasal 12 dan Pasal 16 akan dilakukan sesuai dengan
mekanisme dan aturan yang berlaku.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penjatuhan Sanksi Administratif
sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Walikota.

16. Pasal 47 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

BAB XIII
XETEIYTUAIT PIDANA
Pesal 47
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasat 18 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau
pidana denda paling banyak Rp. 50.O0O.0O0 (lima puluh juta rupiah).
(21 Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) termasuk pada
pelanggaran.
(3) Denda disetorkan ke Kas Negara.

/
Pasal II

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam l,embaran Daerah Kota
Payakumbuh.

Ditetapkan di Payakumbuh
pada tanggal t ws(..n6er zolg

WALIKOTA PAY MBUH,


t

Diundangkan di Payakumbuh
pada tanggal 2 flesem@.r zorq

SEKRETARIS DAERAH KOTA PAYAKUMBUH,

RIDA ANANDA

LEMBARAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2019 NOMOR 4

NOREG PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA


BARAT : @ltt1-l2otgl
PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH

NoMoR 4 reHulr zors


TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH

NOMOR 04 TAHUN 2OI4

TENTANG

PENGELOLAAN SAMPAH

I. UMUM

Daerah sebagai satu kesatuan masyarakat hukum yang


mempunyai otonomi berwenang mengatur dan mengurus Daerahnya
sesuai aspirasi dan kepentingan masyarakatnya sepanjang tidak
bertentangan dengan tatanan hukum nasional dan kepentingan umum.
Dalam melaksanakan urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah, kepala daerah dan DPRD selaku penyelenggara
Pemerintahan Daerah membuat Perda sebagai dasar hukum bagi Daerah
dalam menyelenggarakan otonomi daerah sesuai dengan kondisi dan
aspirasi masyarakat serta kekhasan daerah. Peraturan Daerah yang
ditetapkan tidak boleh bertentangan dengan ketentuan Peraturan
Perundang- Undangan yang lebih tinggi tingkatannya sesuai dengan
hirarki Peraturan Perundang- Undangan.
Pemerintah Kota Payakumbuh berdasarkan kewenangannya telah
melahirkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2Ol4 tentang Pengelolaan
Sampah. Dengan berlakunya Undang- Undang Nomor 23 Talun 2Ol4
tentang Pemerintahan Daerah mengakibatkan Peraturan Pelaksana
dalam Pengelolaan Sampah yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
20 Tahun 2016 mencabut beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri
lainnya termasuk Permendagri tentang Pengelolaan Sampah, sehingga
Perda Nomor 4 Tahun 2014 tidak sesuai dengan kewenangan yang ada.
Sehubungan dengan tidak adanya kewenangan Daerah didalam
beberapa pasal pada Peratural Daerah Nomor 4 Tahun 2Ol4 tentang
Pengelolaan Sampah di Kota Payakumbuh maka Perda tersebut perlu
disesuaikan dan dilakukan perubahan berdasarkan kewenangan yang
ada.
Selain alasan kewenangan Perubahan Atas Perda Nomor 4 tahun
2Ol4 juga dilakukan untuk menerapkan sanksi yang lebih tegas bagi
masyarakat yang melakukan pelanggaran Perda. Penegakan hukum
terhadap pelaksanaan Perda Nomor 4 Tahun 2O14 perlu dilakukan
sehingga Peraturan Daerah yang telah dilahirkan dapat diterapkan secara
efektif dan berdaya guna.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal I
Angka 1

Pasal 1

Cukup Jelas

Angka 2
Cukup Jelas

Angka 3
Pasal 4
Ayat (1)
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Dihapus
Huruf d
Dihapus
Huruf e
Cukup Jelas
Huruf f
Cukup Jelas
Huruf g
Cukup Jelas
Ayat (21
Hurufa
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Angka 4
Pasal 5
Ayat (l)
Hurufa
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Dihapus
Hurufd
Dihapus
Ayar (21
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas

Angka 5
Pasal 6
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "sampah organilC
adalah sampah yang mudah terurai seperti
: sisa makanan, tulang, duri, daun kering,
daging, dll
Huruf b
Yang dimaksud dengan "sampah
anorganik" antara lain sampah guna ulang
(botol kaca atau plastik, kaleng makanan
dan minuman, dll), sampah daur ulang
(kardus, karton makanan atau minuman,
koran bekas, buku bekas), sampah 83
(mapu neon, film, baterai, racun serangga,
d11) dan sampah residu (pembalut wanita,
popok bayi kertas, puntung rokok, permen
karet, d11)
Huruf c
Dihapus
Hurufd
Dihapus
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (a)
Dihapus
Ayat (5)
Dihapus

/
Angka 6
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (21
Huruf a
Cukup Jelas
Huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Cukup Jelas
Hurufd
Cukup Jelas
Huruf e
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (s)
Cukup Jelas
Ayat (6)
Cukup Jelas

Angka 7
Pasal 12
Ayat (l)
Cukup Jelas
Ayat (21
Cukup Jelas
Angka 8
Pasal 13
Hurufa
Cukup Jelas
Hurufb
Cukup Jelas
Hurrf c
Cukup Jelas
Huruf d
Cukup Jelas
Huruf e
Cukup Jelas
Huruf f
Cukup Jelas
Huruf g
Cukup Jelas
Hurufh
Cukup Jelas

/
Angka 9
Pasal 16
Ayat (l)
Cukup Jelas
Ayat(21
Yang dimaksud dengan " instansi terkait" adalah
instansi yang mempunyai tugas dalam
pengelolaan sampah di Kota Payakumbuh
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas

Angka l0
Pasal 18
Cukup Jelas

Angka 1l
Pasal 33
Dihapus

Angka 12
Pasal 34
Dihapus

Angka 13
Pasal 35
Dihapus

Angka 14
Pasal 39
Dihapus
Pasal 40
Dihapus

Angka 15
Cukup Jelas

Angka 16
Pasal 47
Cukup Jelas

Pasal II
Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 40

Anda mungkin juga menyukai