SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana terapan pemasyarakatan
Menyetujui,
Dr. SYAHRIAL YUSKA, Bc.IP., S.H., M.H KUSMIYANTI, A.Md.IP., S.Sos., M.Si
NIP.196412181985031001 NIP.197909182000122001
Dewan Penguji
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 11 Maret 2020
Mengetahui,
Direktur Politeknik Ilmu Pemasyarakatan
Dibuat di : Depok
Pada Tanggal : 11 Maret 2020
Yang Menyatakan
Penelitian ini berfokus pada kualitas pelayanan kesehatan bagi Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP) Lansia. Berdasarkan data pada Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan (Ditjenpas) terdapat WBP Lansia di seluruh UPT
Pemasyarakatan berjumlah 4.755 orang, sedangkan di Lembaga Pemasyarakatan
(Lapas) Kelas I Semarang terdapat 35 WBP Lansia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kualitas pelayanan kesehatan bagi WBP Lanjut Usia di Lapas Kelas I
Semarang. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Teori yang digunakan guna mengetahui kualitas pelayanan
kesehatan menggunakan teori kualitas pelayanan yang memiliki 5 dimensi yaitu
tangible, responsiveness, reliability, assurance, dan empathy. Hasil penelitian
menggunakan 35 responden mendapatkan hasil bahwa hampir semua dimensi
masuk dalam kategori baik, hanya ada satu dimensi yang masuk dalam kategori
buruk yaitu dimensi responsiveness. Dimensi responsiveness tersebut
mendapatkan hasil yang buruk karena kurangnya tenaga perawat yang seharusnya
dapat membantu mobilitas kegiatan WBP Lansia yang tidak mampu beraktifitas
dan merespon keluhan WBP Lansia. Dengan adanya keadaan tersebut, perlu
dilakukan penambahan tenaga perawat sehingga mampu untuk mengakomodir
seluruh keluhan dan keperluan WBP Lansia yang berkaitan dengan kesehatan
mereka.
This research focuses on the quality of health services for inmates Elderly. Based
on data from Ditjenpas there are 4,755 inmates Elderly in indonesia, while in
Class I Correctional Institution in Semarang there are 35 Elderly inmates. This
study aims to determine the quality of health services for Elderly inmates in Class
I Correctional Institution Semarang. The research method used in this study is a
quantitative approach. The theory used to determine the quality of health services
using the theory of service quality which has 5 dimensions, namely tangible,
responsiveness, reliability, assurance, and empathy. The results of the study using
35 respondents get the result that almost all dimensions fall into the good
category, there is only one dimension that falls into the bad category that is the
responsiveness dimension. The dimension of responsiveness is getting poor
results due to the lack of nurses who should be able to help the mobility of elderly
inmates activities that are unable to carry out activities and respond to the
complaints of Elderly WBP. With this situation, it is necessary to add nurses so
that they are able to accommodate all complaints and needs of elderly WBP
related to their health.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
kasih sayang dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dalam rangka memenuhi syarat ujian pada Politeknik Ilmu Pemasyarakatan.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan skripsi ini banyak pihak yang
telah memberikan dorongan baik moral maupun spiritual. Oleh karena itu izinkan
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Rachmayanty, Bc.IP., SH., M.Si selaku Direktur Politeknik Ilmu
Pemasyarakatan.
2. Ibu Kusmiyanti, A.Md.IP., S.Sos., M.Si selaku dosen pembimbing
penyusunan skripsi.
3. Bapak Dadi Mulyadi., Bc.IP., S.H., M.H selaku Kepala Lembaga
Pemasyarakatan Kelas I Semarang.
4. Bapak Nahrowi., S.H selaku Kepala Bagian Tata Usaha Lembaga
Pemasyarakatan Kelas I Semarang.
5. Bapak Dapat Sembiring., S.H selaku Kepala Bidang Pembinaan Lembaga
Pemasyarakatan Kelas I Semarang.
6. Bapak Suparno., A.Md.IP., S.H., M.Si selaku Kepala Kesatuan Pengamanan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang.
7. Bapak/Ibu Pengajar/Dosen dan Pembina, serta seluruh staf dan karyawan
Politeknik Ilmu Pemasyarakatan yang telah banyak memberikan bekal ilmu
pengetahuan, pengajaran, pelatihan dan pengasuhan kepada penulis.
8. Bapak dan Ibuku tercinta, Bambang Hadi Pramono dan Sitta Ervin
Rokhana, adikku tersayang, yang telah memberikan banyak bantuan baik
moral dan spiritual bagi penulis.
9. Rekan-rekan Taruna Crash Program Akademi Ilmu Pemasyarakatan
Angkatan L, khususnya kepada teman-teman yang banyak memberikan
saran pada skripsi ini.
10. Adik-adikku Taruna Politeknik Ilmu Pemasyarakatan Angkatan LI, LII, LIII
dan LIV yang banyak memberikan dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
11. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebuskripsin namanya satu per
satu.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa di
dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
selanjutnya. Penulis berharap semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN …………………..………..………....... ii
LEMBAR PENGESAHAN …………………..….....……………..... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN..…..…………………....... iv
LEMBAR PUBLIKASI ..................................................................... v
ABSTRAK …………………………………………………………. vi
ABSTRACT ......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR………………………………………………. viii
DAFTAR ISI………………………………………………………... x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………….. xii
DAFTAR TABEL....………………………………………………... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Gambar Hal.
2.1. Kerangka Berpikir...................................................................................... 14
4.1. Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang............ 23
DAFTAR TABEL
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan
masalah yang ingin diteliti dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Bagaimana Kualitas Pelayanan Kesehatan Bagi Warga Binaan
Pemasyarakatan Lanjut Usia di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I
Semarang.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Kualitas Pelayanan Kesehatan Bagi
Warga Binaan Pemasyarakatan Lanjut Usia di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas I Semarang.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu :
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan
Sebagai bahan masukan khususnya dalam meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan bagi warga binaan pemasyarakatan
lanjut usia di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang.
b. Bagi Peneliti
Sebagai pengetahuan tambahan khususnya bagi yang
tertarik dalam pelayanan kesehatan terhadap narapidana lanjut usia
di Lapas.
c. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan
maupun informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian di bidang pelayanan kesehatan bagi narapidana lanjut
usia.
2. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi tambahan ilmu
pengetahuan bagi peneliti maupun pembaca yang tertarik di bidang
pelayanan kesehatan khususnya bagi narapidana lanjut usia.
BAB II
TINJAUAN
A. Tinjauan Teori PUSTAKA
5 DIMENSI POKOK
A. Pendekatan Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang akan peneliti gunakan adalah pendekatan
penelitian kuantitatif. Pendekatan ini penulis pilih karena penelitian ini
tentang kualitas pelayanan kesehatan yang ada di Lapas bagi narapidana
lanjut usia yang memerlukan suatu skala pengukuran terhadap kualitas
pelayanan yang ditanyakan kepada responden. Sugiyono (2011:04)
menjelaskan metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivism; metode yang digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu; teknik pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Martono (2011:20) menjelaskan bahwa pendekatan
kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data
yang berupa angka kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan
suatu informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut.
2. Teknik penelitian
Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah tipe penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan karakter suatu variabel, kelompok atau
gejala sosial yang terjadi di masyarakat (Martono, 2011:17). Caranya
adalah dengan menginput data dari kuesioner yang telah disebarkan
dengan menggunakan program SPSS, kemudian melakukan analisis
berdasarkan data yang ada.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang berbeda pada
suatu wilayah yang memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan
masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang
lingkup yang akan diteliti (Martono, 2011:15). Populasi dari penelitian
ini adalah Narapidana lanjut usia yang ada di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas I Semarang yang berjumlah 35 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti, atau sebagai anggota populasi yang
dipilih menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat
mewakili populasi (Martono, 2011:15). Dalam pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan sampling jenuh. Sampling jenuh adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel (Sugiyono, 2015:103). Hal ini sering dilakukan apabila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 35 orang. Isitilah lain dari sampel jenuh
adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Sampel
yang diambil untuk penelitian ini yaitu 35 orang sesuai dengan populasi
yang ada.
b) Struktur Bangunan
1. Luas Tanah : 45.636 m2
2. Luas bangunan : 13.073 m2
3. Status Tanah : Hak Pakai berdasarkan SK Kepala Badan
Pertanahan Nasional Propinsi Jawa
Tengah No: SK
DA.II/HP/350/1/5975/1989 tanggal 19-
03-1991.
4. Jumlah Blok : A. Blok hunian ada 12 (dua belas) terdiri
atas:
1. 11 (sebelas) blok untuk hunian
2. 1 (satu) blok terdiri dari :
a) Straf sell terdiri dari : 10
(sepuluh) sel
b) 1 (satu) kamar untuk
Mapenaling
B. Unit Pelayanan :
1. Musholla
2. Gereja
3. Perpustakaan
4. Ruang konseling
5. Poliklinik
6. Ruang besukan
C. Unit Perkantoran
D. Balai Pertemuan (BP)
Sumber : Sub Bagian Kepegawaian Lapas kelas 1 Semarang ,18 Februari 2020
1. Kepala Lembaga Pemasyarakatan
Dalam pelaksanaan tugas kepala lembaga pemasyarakatan
mempunyai tugas dan tanggung jawab anatara lain :
a) Mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas tahun lalu dan
menyusun rencana kerja
b) Mengkoordinir pembinaan narapidana
c) Mengkoordinir bimker, social/kerohanian narapidana
d) Mengkoordinir penyiapan sarana dan pengelolaan hasil
karya
e) Mengkoordinir pemeliharaan keamanan dan ketertiban
Lapas
f) Mengkoordinir pemeliharaan keamanan dan ketertiban
Lapas
g) Mengkoordinir urusan tata usaha Lapas
h) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait
i) Memberikan penilaian hasil kerja bawahan
j) Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas
2. Bagian Tata Usaha
Bertugas melaksanakan tugas penatausahaan keuangan,
kepegawaian, surat menyurat, perlengkapan/inventaris kantor, dan
rumah tangga di Lembaga Pemasyarakatan. Bagian Tata Usaha,
dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 3 sub bagian yaitu :
a) Sub Bagian Umum
Bertugas melaksanakan urusan tata persuratan,
perlengkapan/inventaris kantor dan kerumahtanggaan
Lembaga Pemasyarakatan untuk memberikan pelayanan
administratif dan fasilitatif.
b) Sub Bagian Keuangan
Bertugas melaksanakan administrasi pelaksanaan anggaran,
perbendaharaan, pembayaran gaji pegawai, penatausahaan
keuangan dan laporan keuangan dalam rangka pelayanan
administratif dan fasilitatif Lembaga Pemasyarakatan Klas I
Semarang.
c) Sub Bagian Kepegawaian
Bertugas melaksanakan pengajuan usulan formasi pegawai,
KARPEG, KARIS, KARSU, ASKES, TASPEN,
menyiapkan Daftar urut kepangkatan, bezzeting, bahan
pengajuan usulan mutasi, promosi jabatan, kenaikan
pangkat, kenaikan gaji berkala, usulan penghargaan,
hukuman disiplin, pensiun dan pelantikan/pengambilan
sumpah pegawai/pejabat sesuai dengan Ketentuan dan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku agar tercapai
tertib Administrasi Kepegawaian.
3. Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan ( KPLP )
Bertugas Mengkoordinir dan mengawasi penjagaan dan
pengawasan terhadap narapidana serta pemeliharaan kebersihan,
keamanan dan ketertiban Lembaga Pemasyarakatan sebagai berikut
:
a) Mengkoordinir pengawalan penerimaan
b) penempatan dan pengeluaran narapidana;
c) Melaksanakan tindakan pengamanan dan pemeriksaan
terhadap pelanggaran keamanan dan ketertiban di
lingkungan LAPAS
d) Mengkoordinir pembuatan laporan harian dan berita acara
pelaksanaan pengamanan;
Bidang ini dipimpin oleh seorang Kepala yang mengkoordinasi 4
regu petugas pengamanan dan 4 regu petugas P2U didalam
melaksanakan penjagaan / pengamanan Lapas.
Kekuatan Regu Pengamanan meliputi:
1 (satu) Regu Pengamanan berjumlah
14 anggota 1 (satu) Regu P2U berjumlah 2 Anggota
Jumlah Pos Pengamanan :
7 (tujuh) unit pos atas
4 (empat) unit pos blok dengan jumlah blok 12 unit.
1(satu) unit Straf Sel
Pintu Utama (Portir)
Pintu III dan IV (PosKo)
4. Bidang Pembinaan
Bidang Pembinaan Narapidana bertugas melakukan registrasi,
membuat statistik dan dokumentasi, sidik jari narapidana,
memberikan bimbingan pemasyarakatan, melayani kesehatan dan
memberikan perawatan bagi narapidana. Bidang Pembinaan
dibantu oleh tiga seksi yaitu :
a) Seksi Registrasi
Bertugas melakukan pendaftaran, pengambilan sidik jari,
pemberian nomor register bagi narapidana baru, mencatat
dan menyimpan barang-barang milik narapidana/anak
didik, mencatat pentahapan pelaksanaan hukuman
narapidana dan pengusulan pemberian pemotongan
hukuman (remisi) serta melakukan proses administrasi
pemindahan narapidana dan pemulangan narapidana yang
bebas.
b) Seksi Bimbingan Kemasyarakatan
Bertugas memberikan bimbingan dan penyuluhan mental
spiritual (rohani keagamaan), memberikan bimbingan dan
penyuluhan hukum serta masalah-masalah sosial,
memberikan bimbingan dan pengembangan intelektual dan
pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara,
memberikan pembinaan jasmani/olah raga dan kesenian,
memberikan pelayanan hak bersyarat (asimilasi, cuti
bersyarat/CB, cuti menjelang bebas/CMB, cuti
mengunjungi keluarga/CMK, dan pembebasan
bersyarat/PB) bagi narapidana.
Untuk Seksi Bimbingan Kemasyarakatan memiliki
beberapa bimbingan dalam Lapas kelas 1 semarang yakni ,
Pembinaan Kepribadian meliputi:
Upacara Kesadaran Nasional
LKBB (Latihan Keterampilan Baris Berbaris)
Pembinaan kerohanian
Kejar paket A, B, C
Kesenian melalui gamelan, ketoprak, seni tari
(karawitan)
Kesenian Rebana/ marawis
Kesenian Lukis
Kesenian Musik (Band dan dangdut)
Membaca buku (perpustakaan keliling)
Mendengarkan radio
Mendapatkan media sosial yang tidak dilarang
Olah Raga Volly, futsal,catur, tenis meja, tenis
lapangan, bulu tangkis
Sosialisasi hak-hak Warga Binaan serta tata tertib
penghuni Lapas
Kursus Komputer/ bahasa Inggris/ perpustakaan
c) Seksi Keperawatan
Bertugas melakukan pemeriksaan kesehatan bagi
narapidana baru dan pelayanan kesehatan bagi narapidana
sebagai berikut :
Melakukan pemeriksaan badan, lingkungan,
pengobatan secara berkala kepada narapida;
Melakukan rujukan bagi narapidana yang sakit dan
harus dirawat di RS luar LAPAS;
Melakukan penyiapan dan pemberian makan,
minum, dan pakaian serta perlengkapan bagi
narapidana/anak didik;
Mengatur jadwal petugas penyiapan dan pemberian
makan dan minum, dan
pengawasan narapidana yang bertugas dalam proses
penyiapan dan pemberian makan dan minum;
melakukan pemakaman bagi narapidana yang
meninggal dunia
Makanan narapidana mendapat perhatian yang diutamakan
melalui pengolahan, penyajian penyantapan makanan.
Menu makanan disesuaikan dengan Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No: M.HH-01.PK.07.2
Tahun 2009 tentang Daftar Kebutuhan Makanan Per orang
per hari dalam siklus 10(sepuluh) hari.
Pelayanan Kesehatan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I
Semarang meliputi : Poli Umum, Poli Gigi, Poli Psikologi,
Klinik IMS (Infeksi Menular Seksual), Klinik VCT
(Voluntary Counselling and Testing) HIV/AIDS, dan Panti
Rehabilitasi Narkoba.
5. Bidang Kegiatan Kerja
Bertugas melaksanakan penyiapan dan pemeliharaan prasarana dan
sarana kerja; Memberikan bimbingan latihan kerja bagi narapidana
dan memilih narapidana/anak didik yang terampil; Melakukan
usulan kerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka praktek kerja;
Melaksanakan pengelolaan hasil kerja; Bidang ini dibantu 3 seksi
yaitu:
a) Seksi Sarana dan Prasarana
Melakukan penyiapan prasarana dan sarana kerja;
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan sarana kerja;
Melakukan inventarisasi sarana kerja;
b) Seksi Bimbingan Kerja
Melakukan seleksi terhadap narapidana yang akan
mengikuti bimbingan kerja berdasarkan minat dan bakat;
Melakukan persiapan dan pelaksanaan pelatihan bimbingan
kerja bagi narapidana; Melakukan bimbingan dan motivasi
kerja, serta penilaian hasil kerja bagi narapidana pekerja;
Melakukan
pembagian tugas/kerja berdasarkan kemampuan yang
dimiliki oleh narapidana pekerja sebagai bentuk pelatihan
praktek;
Dalam seksi bimbingan kerja ada beberapa kegiatan
kemandirian di Lapas kelas 1 semarang ada beberapa
progam pembinaan kemandirian antara lain kegiatan kerja
produktif dan kegiatan bersih lingkungan.
Kerja produktif meliputi :
Pertanian
Bengkel Perkayuan
Kerajinan Kerupuk
Kerajinan Tempe
Pembuatan Cuttonbud
Pembuatan Sol Sepatu
Pembuatan Kursi Rotan
Pembuatan Keset
Pembuatan Kain Batik
Kerajinan Kaligrafi
Jasa Cuci dan Setrika (Laundry)
Jasa Potong Rambut
Jasa Las Listrik
Penjahitan, Sablon dan Bordir
Kerajinan Tangan (Handycraft)
Pertanian dan Perkebunan
Produksi Es Batu
Budidaya Perikanan
Pembuatan Kasur, Bantal dan Guling Dakron
SD SMP SMA/SMK D3 S1 S2 L P
- - 77 0 39 11 113 20
Jumlah 133
GOLONGAN/RUANG JUMLAH
II/a 36
II/b 2
II/c 4
II/d 6
III/a 10
III/b 35
III/c 11
III/d 21
IV/a 4
IV/b 2
IV/c 2
JUMLAH 133
Sumber :Sub Bagian Kepegawaian Lapas Kelas I Semarang 18 Februari 2020
a) PROGRAM PEMBINAAN
Jenis Program Pembinaan, antara lain :
1) Pembinaan Kepribadian, meliputi pelaksanaan ibadah menurut
agama yang dipeluknya, mendapatkan pendidikan dan
pengajaran, rekreasi dan kunjungan keluarga.
2) Pembinaan Kemandirian, meliputi kegiatan yang memberikan
bekal keterampilan yang bermanfaat nantinya dalam kehidupan
bermasyarakat.
3) Pemberian Asimilasi, Pembebasan Bersyarat (PB), Cuti
Menjelang Bebas (CMB) dan Cuti Bersyarat (CB).
4) Kegiatan Rehabilitasi
b) Kerjasama dengan instansi terkait :
1) Kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional dalam Program
Rehabilitasi WBP.
2) Kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Semarang dalam
Program Pelayanan Kesehatan WBP.
3) Kerja sama dengan Kementerian Agama dalam Program
Pembinaan kerohanian.
4) Kerja sama dengan Yayasan Pendidikan Muslim Indonesia dalam
Kegiatan Asimilasi.
Adapun data penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang yang
penulis dapatkan sebagai berikut :
Tabel 4.3 Jumlah Narapidana Berdasarkan Tindak Pidana
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang
Jenis Kelamin
No. Tindak Pidana Jumlah
L P
1. Teroris 4 - 4
4. Pencucian Uang 3 - 3
5. Perdagangan Orang 3 - 3
7. Pidana Mati 9 - 9
8. Pidana SH 18 - 18
9. WNA 37 - 37
Dari tabel 4.3 diatas dapat dijelaskan bahwa data pada tanggal 19
Februari 2020 jumlah penghuni di Lapas Kelas I Semarang berjumlah 1924
orang. Narapidana di Lapas berjumlah 1368 orang. Sedangkan tahanan
berjumlah 556 orang. Terdiri dari Narapidana teroris 4 orang, narapidana
narkoba 1152 orang, narapidana korupsi 143 orang, narapidana kasus
pencucian uang 3 orang, narapidana kasus perdagangan orang 3 orang,
narapidana umum 616 orang, narapidana mati 9 orang, narapidana seumur
hidup 18 orang, dan narapidana WNA sebanyak 37 orang dari berbagai
negara.
Lembaga Pemasyaraktan Kelas I Semarang yang dihuni 1924 orang
tersebut memiliki 133 orang petugas pemasyarakatan, dimana pengawasan
dilakukan oleh petugas keamanan sejumlah 14 orang dan 2 Petugas Pintu
Utama (P2U) setiap regu dengan regu terdiri dari 4 regu.
B. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah Warga Binaan
Pemasyarakatan Lanjut Usia di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang
yang dapat dikategorikan dalam beberapa karakteristik responden antara lain
usia, agama, suku, pendidikan, tindak pidana, dan lama pidana.
Uraian dibawah ini merupakan penjelasan demografis mengenai
karakteristik WBP Lansia yang berupakan responden penelitian ini.
1. Usia
3. Suku
5. Tindak pidana
Narkotika 8
Perbankan 1
Perlindungan Anak 6
Pembunuhan 1
Valid Korupsi 14
1
Penadahan
1
Kepabeanan
1
Perjudian
2
Penipuan
Sumber : Data Primer SPSS
C. Analisis Univariat
Hasil perolehan data primer dari penyebaran kuesioner yang diberikan
kepada WBP lansia di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang sebanyak
35 responden, maka diperoleh data sebagai berikut :
1. Deskripsi Dimensi Tangible
Deskripsi dimensi tangible pada kualitas pelayanan kesehatan WBP Lansia
di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang adalah sebagai berikut :
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kualitas pelayanan terdiri dari lima dimensi, yaitu berwujud,
ketanggapan, keandalan, jaminan dan empati dapat menunjukkan besarnya
kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan Lembaga Pemasyarakatan Kelas
I Semaranag terhadap WBP Lansia.
Kesimpulan setelah dilakukan analisis data yang mengacu pada
pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian diperoleh hasil temuan penelitian
yang dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang sudah cukup baik, namun jika
dilihat dari masing-masing dimensi kualitas pelayanan, terdapat satu dimensi
kualitas pelayanan yang masih buruk berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, yaitu dimensi ketanggapan yang memiliki presentase hanya
38,6%, sedangkan tangible (81,6%), reliability (80,1%), assurance (77,5%),
dan empathy (78,4%). Dimensi tangible sudah masuk dalam kategori sangat
baik, hal ini dibuktikan dengan kondisi bangunan poliklinik yang sudah
tertata rapi dengan fasilitas yang memadai sehingga dapat menunjang
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada WBP Lansia tentunya
membuktikan bahwa Lapas Semarang sudah menjalankan dimensi tangible
dengan sangat baik, dimensi reliability atau ketanggapan juga mendapatkan
hasil yang sangat baik karena petugas di poliklinik memang ahli dibidangnya
dan melakukan penanganan secara tepat waktu dan akurat, dimensi assurance
dikatakan baik karena petugas yang bertugas menangani para WBP Lansia
memberikan rasa aman dan nyaman sehingga mereka yakin akan tindakan
yang dilakukan oleh para petugasnya, dimensi empathy juga sudah
mendapatkan kategori baik karena WBP merasakan keramah tamahan dan
kesopan santunan yang diberikan oleh para petugas ketika merawat WBP dan
juga memberikan perhatian lebih akan kesehatan WBP lansia, sedangkan
dimensi responsiveness masih mendapatkan kategori yang rendah karena
kurangnya inisiatif petugas dalam menanyakan keluhan WBP, kurangnya
bantuan yang diberikan oleh petugas ketika WBP Lansia tidak mampu
beraktifitas dengan normal dan kurang responsif dalam merespon keluhan
yang dirasakan oleh WBP Lansia. Berdasarkan hasil yang
saya dapatkan, nilai buruk tersebut karena kurangnya tenaga medis yang
tersedia di Lapas tidak sebanding dengan jumlah WBP yang ada di Lapas
Semarang, terlebih tenaga perawat di Lapas Semarang hanya ada satu
sedangkan tenaga dokter umum berjumlah 3 orang dan 1 orang dokter gigi,
padahal hampir setiap hari ada WBP yang dirujuk ke rumah sakit yang
membutuhkan pendampingan baik dari dokter itu sendiri ataupun perawat.
B. Saran
Dari hasil kesimpulan diatas, terdapat satu dimensi yang masuk dalam
kategori buruk yaitu dimensi ketanggapan petugas terhadap WBP lansia di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang, sedangkan empat dimensi
lainnya masuk dalam kategori baik, bahkan ada beberapa butir yang sudah
mencapai kategori sangat baik, dengan adanya kesimpulan diatas, maka perlu
meningkatkan ketanggapan petugas medis dalam menjalankan tugasnya baik
itu merespon keluhan WBP ataupun ketanggapan dalam memberikan
pelayanan dengan sepenuh hati. Hasil negatif dari dimensi ketanggapan ini
dikarenakan minimnya tenaga medis yang bertugas sebagai tenaga perawat
yang seharusnya membantu dan melayani WBP yang memiliki keluhan
terkait kesehatannya baik fisik maupun psikis, oleh sebab itu perlu menambah
tenaga perawat yang khusus menangani WBP Lansia sehingga dapat
mengakomodir WBP Lansia yang memiliki keluhan terkait kesehatannya.
Karena jumlah tenaga perawat yang hanya satu orang tidak mungkin
mengakomodir setiap WBP Lansia yang memiliki keluhan sehingga hal ini
tentu saja akan memberikan persepsi buruk terhadap ketanggapan petugas
terhadap keluhan WBP dan juga merespon WBP yang ingin mendapat
pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Daryanto, & Setyobudi, I. (2014). Konsumen dan Pelayanan Prima.
Yogyakarta : Gava Media.
Fatmah. (2010). Gizi Lanjut Usia. Jakarta : Erlangga.
Kholifah, Siti Nur. (2016). Keperawatan Gerontik. Jakarta Selatan :
Kemenkes RI.
Martono, Nanang. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT Raya
Grafindo Persada.
Moenir, A.S. (2010). Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta :
Bumi Aksara.
Pasolong, Harbani. (2011). Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta.
Ratminto & Atik S.W. (2015). Manajemen Pelayanan. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Sinambela, Lijan Poltak. Dkk. (2011). Reformasi Pelayanan Publik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&B. Bandung:
Alfabeta.
Sujarweni, Wiranta. (2014). Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis dan
Mudah dipahami. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Jurnal :
Suci, Satria Nurul. (2017). Implementasi Pemberian Hak Pelayanan
Kesehatan Dan Makanan Yang Layak Bagi Narapidana Menurut
Undang-Undang No 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan.
Skripsi. Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar.
Permana. Ryan Adi, & Mahmud, Rudyanto Hadi. (2017). Pelaksanaan Sistem
Layanan Kunjungan Bagi Wbp Di Rutan Wonogiri, Dalam Rangka
Peningkatan Pelayanan Kepada Publik Berdasarkan Uu No. 12
Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. Artikel. Fakultas Hukum
Universitas Islam Batik Surakarta.
Nugraha, Yogi Satria. (2019). Pengaruh Kualitas Pelayanan Kunjungan
Pada Tahanan Dan Wbp Terhadap Kepuasan Pengunjung Di
Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas Ii A Samarinda. Artikel.
Fakultas Ilmu Administrasi Negara Universitas Mulawarman
Samarinda.
Wardani, Tri Ulfa. (2017). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Konsumen Pada Bisnis Jasa Transportasi Gojek.
Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara Medan.
Internet :
Purwadi, M. (2019). Ditjenpas Sosialisasikan Standar Internasional
Perlakuan Narapidana Lansia.
https://nasional.sindonews.com/read/1473892/13/ditjenpas-
sosialisasikan-standar-internasional-perlakuan-narapidana-lansia-
1576680397.
Suyatra, I Putu. (2018). Lapas Kelas IIB Tabanan Over Kapasitas, Napi
Lansia Tersiksa.
https://baliexpress.jawapos.com/read/2018/11/09/102720/lapas-
kelas-ii-b-tabanan-over-kapasitas-napi-lansia-tersiksa.
Husin, Januardi. (2018). Tingginya Angka Kematian Napi Karena
Pelayanan Kesehatan yang Buruk. https://www.law-
justice.co/artikel/45582/tingginya-angka-kematian-napi-karena-
pelayanan-kesehatan-yang-buruk/.
LAMPIRAN
Apakah saudara bersedia menjadi responden/orang yang diteliti dalam penelitian ini ?
a. Yab. Tidak (berhenti sampai disini)
1. Identitas Responden
Usia :
Kristen Lainnya
Hindu
Jawa Lainnya
Melayu
Pendidikan : SD
SMP S1
SMA S2
dilakukan
Lama Pidana : <1 tahun 7 th – 10 th
1 th- 3 th
3 th- 7 th > 10 th
Pernyataan Jawaban
No
Berwujud (Tangible) 1 2 3 4 5
1. Saya mendapatkan fasilitas yang memadai di poliklinik
2. Saya mendapatkan ruang tunggu yang nyaman
3. Saya mendapatkan penyuluhan dari petugas medis
4. Ruangan poliklinik tertata rapi dan bersih
5. Saya menempati ruang perawatan yang bersih
6. Petugas medis berpakaian dengan rapi
7. Tersedia kursi roda yang diperuntukan bagi narapidana lansia
Pernyataan Jawaban
No
Ketanggapan ( Responsiveness ) 1 2 3 4 5
8. Petugas medis memiliki insiatif menanyakan keluhan pasien
Saya mendapatkan bantuan dari petugas ketika tidak mampu
9.
beraktifitas
Petugas medis siap dan tanggap dalam merespon keluhan
10.
narapidana lansia
11. Petugas merespon WBP yang ingin mendapatkan pelayanan
Pernyataan Jawaban
No
Keandalan ( Reliability ) 1 2 3 4 5
Saya mendapatkan penanganan oleh tenaga medis yang ahli di
12.
bidangnya
13. Penanganan yang diberikan kepada lansia tepat waktu
14. Petugas medis memberikan informasi sebelum mengambil tindakan
15. Petugas memberikan penanganan secara akurat
Saya mendapatkan informasi yang jelas terkait jenis penyakit, cara
16.
perawatan dan cara minum obat
Pernyataan Jawaban
No
Jaminan ( Assurance ) 1 2 3 4 5
17. Petugas mampu meyakinkan pasien atas tindakan yang dilakukan
18. Perilaku petugas medis menimbulkan rasa aman
Petugas medis memberikan rasa nyaman saat memberikan
19.
perawatan
20. Terdapat petugas medis khusus yang menangani narapidana lansia
Pernyataan Jawaban
No
Perhatian ( Empathy ) 1 2 3 4 5
21. Saya mendapatkan perhatian dari petugas poliklinik
Petugas memberikan perhatian secara personal terhadap narapidana
22.
lanjut usia
Saya mendapatkan keramah tamahan dari petugas dalam
23.
memberikan pelayanan
Petugas mengerti dan memahami apa yang dibutuhkan oleh
24.
narapidana lanjut usia
Petugas murah senyum dalam memberikan penanganan dan
25.
perawatan terhadap lansia
Cronbach's N of Items
Alpha
,717 25
Item-Total Statistics