Anda di halaman 1dari 106

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN

ANALISIS KINERJA PETUGAS PENGAMANAN PADA


LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA YOGYAKARTA

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Pemasyarakatan

DIDIK PRASETYA ADI


STB. 3092

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASYARAKATAN


DEPOK
MARET 2020
POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN

ANALISIS KINERJA PETUGAS PENGAMANAN PADA


LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA YOGYAKARTA

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Pemasyarakatan

DIDIK PRASETYA ADI


STB. 3092

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASYARAKATAN


DEPOK
MARET 2020

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan i


HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SIDANG SKRIPSI

Nama : DIDIK PRASETYA ADI


STB : 3092
Judul Skripsi :

” ANALISIS KINERJA PETUGAS PENGAMANAN PADA LEMBAGA


PEMASYARAKATAN KELAS IIA YOGYAKARTA”

Depok, 11 Maret 2020

Menyetujui Menyetujui
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
Manajemen Pemasyarakatan

Dr Syahrial Yuska, Bc.IP.,S.H.,M.H Dr. Padmono Wibowo, S.Sos., M.Si.


NIP. 19641218 1989 1 001 NIP. 19680701 199203 1 001

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan ii


HALAMAN BERITA ACARA UJIAN SIDANG SKRIPSI

Nama : Didik Prasetya Adi


STB : 3092
Judul Skripsi : “Analisis Kinerja Petugas Pengamanan Pada Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta”

Telah dipertahankan dihadapan siding dewan penguji pada :


KEGIATAN HARI / TANGGAL WAKTU
Ujian Sidang Rabu, 11 Maret 2020

Depok, 11 Maret 2020

Dewan Penguji :

Ketua Sidang merangkap anggota : Kusmiyanti, A.Md.IP., S.Sos., M.Si.


( )

Penguji merangkap anggota : Denny Nazaria Rifani, M.Si.


( )

Pembimbing merangkap anggota : Dr. Padmono Wibowo, S.Sos., M.Si.


( )

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan iii


HALAMAN PENGESAHAN HASIL SIDANG SKRIPSI

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Didik Prasetya Adi
STB : 3092
Program Studi : Manajemen Pemasyarakatan
Judul Skripsi : “Analisis Kinerja Petugas Pengamanan Pada Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta”

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan
Pemasyarakatan pada Program Studi Manajemen Pemasyarakatan Politeknik Ilmu
Pemasyarakatan

Dewan Penguji :

Pembimbing : Dr. Padmono Wibowo, S.Sos., M.Si. ( )

Penguji : Kusmiyanti, A.Md.IP., S.Sos., M.Si. ( )

Penguji : Denny Nazaria Rifani, M.Si. ( )

Ditetapkan di : Depok
Tanggal : Maret 2020
Mengetahui,
Direktur Politeknik Ilmu Pemasyarakatan

Dr. Rachmayanthy, Bc.IP., S.H., M.Si.


NIP. 19690426 199203 2 001

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan iv


PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Nama : Didik Prasetya Adi

STB : 3092

Tempat Tanggal Lahir : Klaten, 1 Mei 1996

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul : “ANALISIS


KINERJA PETUGAS PENGAMANAN PADA LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KELAS IIA YOGYAKARTA” adalah hasil karya saya
sebenar-benarnya yang orisinil dan otentik.

Skripsi ini bukan plagiarisme, pencurian hasil karya orang lain. Seluruh ide,
pendapat, atau materi dari sumber lain telah dikutip dengan cara penulisan referensi
yang sesuai.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan ini
tidak sesuai dengan kenyataan, maka saya bersedia menanggung sanksi yang akan
dikenakan kepada saya termasuk pencabutan gelar yang nanti saya dapatkan.

Depok, 11 Maret 2020

Didik Prasetya Adi

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan v


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Civitas akademik Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (POLTEKIP), saya


yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Didik Prasetya Adi

STB : 3092

Program Studi : Manajemen Pemasyarakatan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


POLTEKIP Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free right)
atas karya ilmiah saya yang berjudul :

“ANALISIS KINERJA PETUGAS PENGAMANAN PADA LEMBAGA


PEMASYARAKATAN KELAS IIA YOGYAKARTA”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak Bebas Royalti Non-
eksklusif ini POLTEKIP berhak menyimpan, mengalih media/format-kan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan
skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 11 Maret 2020

Yang menyatakan

Didik Prasetya Adi

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan vi


ABSTRAK

Nama : Didik Prasetya Adi


Program Studi : Manajemen Pemasyarakatan
Judul : “Analisis Kinerja Petugas Pengamanan Pada Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta”

Penelitian ini berfokus pada analisis tingkat kinerja petugas pengamanan pada
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta untuk menciptakan keamanan dan
ketertiban di dalam lembaga pemasyarakatan. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan penentuan jumlah sampel
menggunakan cara simple random sampling yang diperoleh 46 responden yang
bertugas sebagai petugas pengamanan. Pengumpulan data menggunakan kueisoner
dan diolah menggunakan SPSS 20 berdasarkan tiga dimensi menurut Teori Stephen
P. Robbins antara lain kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu. Berdasarkan
penelitian diperoleh kuantitas total 75.91% dengan kategori tinggi, kualitas total
73.84% dengan kategori tinggi, dan ketepatan waktu total 48.16% dengan kategori
rendah. Maka dari itu untuk meningkatkan tingkat kinerja petugas pengamanan
perlu adanya perbaiakan dan peningkatan pada ketiga dimensi tersebut terkhusus
pada dimensi ketepatan waktu pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Yogyakarta.
Kata Kunci :
Kinerja, Petugas Pengamanan, Lembaga Pemasyarakatan

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan vii


ABSTRACT

Name : Didik Prasetya Adi


Study Program : Manajemen Pemasyarakatan
Title : “Analysis Of The Performance Of Security Personnel At The
Correctional Institution Class IIA Yogyakarta”

This research focuses on analyzing the level of performance of security officers at


The Correctional Institution Class IIA Yogyakarta to create security and order in
correctional institutions. This research is a descriptive study with a quantitative
approach by determining the number of samples using a simple random sampling
method obtained by 46 respondents who served as security officers. Data collection
using a questionnaire and processed using SPSS 20 based on three dimensions
according to Stephen P. Robbins Theory, among others, quantity, quality, and
timeliness. Based on the research, a total quantity of 75.91% was obtained with a
high category, total quality of 73.84% with a high category, and total timeliness of
48.16% with a low category. Therefore to improve the performance level of security
officers there needs to be improvements and improvements in the three dimensions,
especially in the timeliness dimension of Class IIA Penitentiary in Yogyakarta.
Keywords :
Performance, Security Officers, Correctional Institutions

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan viii


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dalam
rangka syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan Pemasyarakatan.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan Skripsi ini banyak pihak
yang telah memberikan dorongan baik moral maupun spiritual. Oleh karena itu,
izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan kelancaran yang diberikan
kepada penulis dalam penulisan Skripsi ini.
2. Ayah dan Ibuku tercinta serta adik yang telah memberikan banyak bantuan
baik moral dan spiritual yang tidak dapat dibayangkan banyaknya.
3. Ibu Dr. Rachmayanthy, Bc.IP., S.H.,M.Si. selaku Direktur Politeknik Ilmu
Pemasyarakatan.
4. Bapak Dr. Padmono Wibowo, S.Sos., M.Si. selaku pembimbing dalam
penyusunan Skripsi.
5. Bapak Satriyo Waluyo, Bc.IP., S.H., M.H. selaku Kepala Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta yang telah memberikan izin
penelitian.
6. Rekan-rekan seperjuangan Taruna Crash Program Politeknik Ilmu
Pemasyarakatan Angkatan 50 dan 49 terimakasih atas semua kebersamaan
dan kerja sama selama di POLTEKIP.
7. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-
persatu.
Penulis menyadari di dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan selanjutnya. Akhirnya penulis berharap penulisan Skripsi ini dapat
berguna untuk pengembangan pemasyarakatan dikemudian hari.

Depok, 11 Maret 2020

Penulis

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan ix


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN BERITA ACARA SIDANG .......................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1


A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1
B. Pertanyaan Penelitian........................................................................10
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................10
D. Manfaat Penelitian ............................................................................11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................12


A. Kajian Penelitian Sebidang ...............................................................12
B. Konsep dan Teori ..............................................................................15
C. Kerangka Berpikir ............................................................................26

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan x


BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................29
A. Pendekatan dan Teknik Penelitian ....................................................29
B. Populasi dan Sampel .........................................................................29
C. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................31
D. Teknik Pengumpulan data Instrumen Penelitian ..............................32
E. Teknik Analisis Data ........................................................................35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................37


A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..............................................................37
B. Karakteristik Responden ...................................................................46
C. Pengalaman Responden ....................................................................49
D. Analisis Univariat .............................................................................52
E. Analisis Data .....................................................................................67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................71


A. Kesimpulan .......................................................................................71
B. Saran .................................................................................................72

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................74


LAMPIRAN ..........................................................................................................76

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan xi


DAFTAR TABEL

Tabel Hal
1.1 Perbandingan Indeks Kinerja Pelayanan Publik 2
Negara ASEAN
1.2 Kasus Penemuan Barang Terlarang di Lembaga 5
Pemasyarakatan 5Tahun Terakhir
3.1 Waktu Penelitian 31
3.2 Kategori Jawaban Responden 32
3.3 Definisi Operasional 33
3.4 Uji Validitas 34
3.5 Uji Reliabilitas 35
4.1 Data Pegawai Berdaarkan Golongan 39
4.2 Data Pegawai Berdasarkan Pendidikan 39
4.3 Jumlah Narapidana Per-Februari 2020 40
4.4 Jumlah Tahanan Per-Februari 2020 40
4.5 Sarpras Keamanan 42
4.6 Senjata Lapas Kelas IIA Yogyakarta 44
4.7 Jenis Kelamin 46
4.8 Usia Responden 47
4.9 Status Perkawinan 48
4.10 Pendidikan Terakhir 48
4.11 Golongan Responden 49
4.12 Responden mengetahui adanya evaluasi kinerja 49
4.13 Responden mengetahui bahwa ada jadwal tetap 50
petugas pengamanan
4.14 Responden pernah melakukan izin saat bertugas 50
4.15 Responden bekerja sesuai sasaran kinerja 51
4.16 Responden merasa Lembaga Pemasyarakatan Kelas 51
IIA Yogyakarta berada pada kategori aman
4.17 Uji Validitas 52
4.18 Uji Reliabilitas 53

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan xii


4.19 Kategori dimensi kuantitas 54
4.20 Pendapat responden mengenai kemampuan 55
melaksanakan beberapa tugas dengan waktu
bersamaan
4.21 Pendapat Responden mengenai kemampuan dalam 55
melaksanakan instruksi
4.22 Pendapat Responden mengenai kemampuan dalam 56
mencapai target kinerja
4.23 Pendapat Responden mengenai bertugas sesuai 56
jadwal
4.24 Pendapat Responden mengenai kesiapan 57
melaksanakan tugas dengan waktu lebih
4.25 Analisis butir indikator dimensi kuantitas 58
4.26 Kategori dimensi Kualitas 59
4.27 Pendapat Responden mengenai kemampuan 59
melaksanakan tugas penting
4.28 Pendapat Responden mengenai menjaga kepercayaan 60
atasan
4.29 Pendapat Responden mengenai konsisten dalam 60
bekerja
4.30 Pendapat Responden mengenai kehati-hatian untuk 61
meminimalisir kesalahan
4.31 Pendapat Responden mengenai pemeriksaan hasil 61
kerja untuk hasil yang memuaskan
4.32 Analisis butir indikator dimensi kualitas 62
4.33 Kategori dimensi ketepatan waktu 63
4.34 Pendapat Responden mengenai ketepatan waktu 63
dalam bertugas
4.35 Pendapat Responden mengenai kemampuan 64
menyelesaikan tugas lebih cepat
4.36 Pendapat Responden mengenai tidak menunda waktu 64
dalam bertugas

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan xiii


4.37 Pendapat Responden mengenai memaksimalkan 65
waktu dalam bertugas
4.38 Pendapat Responden mengenai pengisisan jurnal 65
harian tiap hari
4.39 Analisis butir indikator dimensi ketepatan waktu 66

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan xiv


DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal
2.1 Alur Pemikiran 28
4.1 Struktur Organisasi 38
4.2 Kategori Variabel 67

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan xv


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Reformasi Indonesia terjadi setelah kejatuhan pemerintahan orde baru
pada 21 Mei 1998, dan salah satu tuntutan reformasi adalah perbaikan kinerja
pelayanan publik bagi masyarakat Indonesia. Kinerja pelayanan publik sebelum era
reformasi bergulir sangatlah lambat dan tertutup serta diskriminatif hanya orang-
orang tertentu yang memiliki hubungan dengan pejabat-pejabat instansi pemerinta h
yang mendapatkan pelayanan publik yang layak serta bermunculan praktik
pungutan liar serta praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dikalangan para
pelayan publik.
Untuk mencapai suatu kinrja pelayanan publik yang optimal maka perlu
adanya pegawai atau petugas yang bekerja secara baik dan optimal untuk
menyelenggarakan pelayanan publik tersebut. Kinerja menurut Mangkune gara
(2005:9) dalam hal ini merupakan hasil kerja secara kuantitas dan kualitas oleh
seorang pegawai atau petugas sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan.
Kinerja menurut Kusriyanto (Mangkunegara 2005:9) adalah perbandingan hasil
yang dicapai dengan peran seorang tenaga kerja dengan waktu tertentu, kemudian
menurut Mahsun (2006:25) kinerja merupakan gambaran mengenai suatu
pencapaian pelaksanaan tugas, program, atau kebijakan dalam mewujudakan
sasaran atau tujuan dari suatu organisasi.
Sumber daya manusia sangat berperan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya dan material untuk menjadi produk dalam hal ini adalah
produk jasa berupa pelayanan publik kepada masyarakat. Maka untuk
meningkatkan kinerja, perlu adanya efesiensi, efektifitas, dan menunjukkan kinerja
yang berpengaruh terhadap pelayanan publik, hal tersebut juga merupakan masalah
mendasar dari manajemen sehingga diperlukan reformasi sehingga dapat
menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kinerja yang mampu bekerja
secara profesional.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 1


Tabel 1.1
Perbandingan Indeks Kinerja Pelayanan Publik Negara ASEAN
Negara 2019 2018 2017 2016 2015
Singapura 2 2 2 1 1
Malaysia 15 24 23 18 18
Thailand 27 26 46 49 26
Brunei 55 56 72 84 101
Vietnam 69 68 82 90 78
Indonesia 73 72 91 109 114
Filipina 124 113 99 103 95
Kamboja 138 135 131 127 135
Myanmar 171 171 170 167 177
Timor Leste 178 178 175 173 172
Sumber : IFC, Doing Business Report 2019

Berdasarkan tabel indeks kinerja pelayanan publik negara anggota


ASEAN tersebut menunjukkan bahwa kinerja pelayan publik Indonesia berada
pada peringkat 73 pada tahun 2019, hal tersebut menunjukkan kinerja Indonesia
dalam mewujudkan pelayanan publik berada di posisi lima terbawah diantara
negara anggota ASEAN yang lain dari tahun 2015 sampai tahun 2019 dan
menunjukkan kinerja Indonesia memerlukan peningkatan yang optimal untuk
mewujudkan pelayanan publik yang lebih efektif, efesien, disipin dan berintegr itas
tinggi.
Salah satu tujuan dari pemerintah adalah meningkatkan kinerja pelayanan
publik. Peningkatan kinerja dapat tercapai dengan dimilikinya suatu sumber daya
manusia yang handal dan memiliki disiplin kerja yang tinggi dalam bertugas.
Kedisiplinan kerja dapat diraih jika adanya sesuatu evaluasi dari pegawai atau
petugas yang merupakan sarana untuk memastikan bahwa suatu pegawai telah
bertugas secara efektif, efesien, disiplin, dan berusaha mencapai tujuan organisas i
(ICFAI, 2006). Menurut Peljhan dan Tekaviv (2008:15) dengan adanya evaluasi
kinerja dapat memberikan arahan kepada individu dalam suatu organisasi agar
memiliki satu tujuan yang sama serta mencapai tujuan bersama dalam organisas i.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 2


Oleh karena itu dengan adanya analisa dan evaluasi dalam suatu organisasi yang
lebih komprehensif dan informatif dapat meningkatkan kinerja dalam suatu
organisasi.
Melihat pentingnya analisa dan evaluasi kinerja dalam meningkatka n
kinerja penyelenggara pelayanan publik bagi masyarakat maka pemerinta h
mengeluarkan peraturan berupa undang-undang aparatur sipil negara yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,
didalam undang-undang tersebut menguraikan tentang aparatur sipil negara yang
menyatakan bahwa untuk mewujudkan aparatur sipil negara sebagai bagian dari
reformasi birokrasi, perlu ditetapkan aparatur sipil negara sebagai profesi yang
mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan
menerapkan sistem merit dalam pelaksanaan manajeman aparatur sipil negara,
setelah itu pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2017
tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Penyelenggara Pelayanan Publik sebagai
dasar dalam melakukan evaluasi kinerja penyelenggara pelayanan publik.
Pemasyarakatan didalam melaksanakan tugas memiliki suatu tujuan yang
tercantum pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan
yang menyatakan bahwa,
“Sistem Pemasyarakatan diselenggarakan dalam rangka untuk
membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar dapat menjadi
manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak
mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima di lingkunga n
masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dapat hidup
secara wajar sebagai Warga Negara yang baik dan bertanggung jawab”.
Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
aparatur sipil negara dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan maka perlu juga adanya analisa dan evaluasi kinerja di lingkunga n
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terkhusus di Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Pemasyarakatan sehingga dapat melaksanakan pelayanan publik berupa
pengamanan, pembinaan, dan pembimbingan bagi warga binaan pemasyarakatan

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 3


yang merupakan fungsi utama dari petugas pemasyarakatan sesuai dengan pasal 8
ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan,
“Petugas pemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (1)
merupakan pejabat fungsional penegak hukum yang melaksanaka n
tugas di bidang pembinaan, pengamanan, dan pembimbingan Warga
Binaan Pemasyarakatan”.
Dalam menunjang tugas Petugas Pemasyarakatan sebagai pelaksana
khususnya pelaksana dalam tugas pengamanan Warga Binaan Pemasyarakatan
maka Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menerbitkan Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 Tentang
Pengamanan Pada Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara sebagai
suatu bentuk dasar dalam melakukan tugas pengamanan srta dapat menjadi
indikator evaluasi kinerja petugas pengamanan di lingkungan Unit Pelaksanaan
Terpadu (UPT) Pemasyarakatan.
. Petugas pengamanan di dalam Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Pemasyarakatan merupakan suatu wujud dari pelaksanan tujuan dan tugas
pemasyarakatan yang memerlukan sebuah evaluasi kinerja yang dapat mendukung
bagi peningkatan kinerja petugas pengamanan di dalam Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Pemasyarakatan dalam menyelenggarakan pengamanan kepada warga
binaan pemasyarakatan di dalam Lembaga Pemasyarakatan. Penganalisaan dan
pengevaluasian ini perlu dilakukan karena masih banyaknya pelanggara n-
pelanggaran mengenai barang yang tidak seharusnya masuk di dalam Lembaga
Peamsayarakatan tetapi masih bisa masuk, berikut kasus ditemukan barang yang
tidak seharusnya berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan;

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 4


Tabel 1.2
Kasus Penemuan Barang Terlarang di Lembaga Pemasyarakatan 5Tahun
Terakhir
Tahun Kasus Lokasi
2019  Penemuan 71 unit  Lembaga Pemasyarakatan
Handphone di kamar Sukamiskin
tahanan
 Razia penemuan 31  Lembaga Pemasyarakatan
ampel ganja dan 4 ponsel Kelas IIA Jambula
milik narapidana Ternate
2018  Penemuan dua bungkus  Lembaga Pemasyarakatan
ganja kering di berandang Kelas II A Kota Denpasar
 Penemuan 10 Handphone  Lembaga Pemasyarakatan
dan Bong shabu di sel Kelas II A Sragen
narapidana
 Penemuan bunker  Lembaga Pemasyarakatan
penyimpanan handphone Narkotika Yogyakarta
narapidana

2017  Narapidana  Rumah Tahanan Kelas I


mengendalikan Surakarta
penyelundupan 600.000
ekstasi dari dalam Rutan
menggunakan
Handphone
 Tujuh Narapidana di  Lembaga Pemasyarakatan
ditemkan menggunakan Kelas II A Pekalongan
Handphone
 Narapidana wanita dan  Lembaga Pemasyarakatan
pengenjung perempuan Kelas II A Bengkalis
melakukan transaksi

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 5


Tahun Kasus Lokasi
narkoba di Lembaga
Pemasyarakatan
 Penemuan 0,5 kg ganja di  Lembaga Pemasyarakatan
dalam Lembaga Narkotika Pematang Raya
Pemasyarakatan
 Istri Napi Kasus  Lembaga Pemasyarakatan
Penipuan Selundupkan kelas II A Kota
Sabu ke Lapas Lubuklinggau
 Peredaran Sabu Senilai  Lembaga
Rp1,5 M yang Diatur Pemasyarakatan kelas II
menggunakan handphone A Kota Lubuklinggau
dari Dalam Lapas
Digagalkan
 penyelundupan narkoba  Lembaga
dan ponsel oleh Pemasyarakatan Kelas I
pembesuk perempuan ke Semarang
dalam Lapas
 Dua tahanan kedapatan  Rumah Tahanan
menyimpan narkoba di Medaeng
balik celana dalamnya.
 Pihak Lapas  Lembaga Permasyarakat
mengamankan seorang (Lapas) Pasirpangaraian
narapidana (Napi) yang
kedapatan menyimpan
narkoba jenis sabu.
 narapidana Lapas masih  Lembaga
bisa menikmati sabu- Pemasyarakatan (Lapas)
sabu. Lobusona Rantauprapat
 16 napi Wirogunan  Lembaga
ditemukan Pemasyarakatan Kelas II
A Yogyakarta

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 6


Tahun Kasus Lokasi
mengkonsumsi narkoba
jenis sabu.
 penangkapan keempat  Lembaga
pengedar, diperoleh Pemasyarakatan Kelas I
informasi bahwa Semarang
peredaran narkoba masih
dikendalikan dari Lapas
menggunakan ponsel

2016  Seorang tahanan kasus  Lembaga Pemasyarakatan


narkoba ketahuan Klas II B Lubuk Pakam.
mengantongi sabu-sabu
seberat 9,75 gram
 Sebanyak tiga narapidana  Rumah Tahanan Kelas II
(napi) ditangkap petugas A Bengkalis
karena terlibat jaringan
narkoba.
 Badan Narkotika  Lembaga Pemasyarakatan
Nasional Provinsi Narkotika Kelas II A
(BNNP) Daerah Istimewa Yogyakarta
Yogyakarta (DIY)
membongkar jaringan
pengedar narkoba yang
dikendalikan
menggunakan ponsel dari
dalam Lapas Narkotika
 Pengunjung ditangkap  Rumah Tahanan Bangil.
aparat karena membawa
sabu saat membesuk
temannya.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 7


Tahun Kasus Lokasi
 Tiga narapidana pengedar  Lembaga Pemasyarakatan
dan bandar sabu bersama (Lapas) Kelas II B
delapan paket sabu dan Lubukpakam
uang tunai Rp26 juta
diamankan.
 Delapannarapidana (napi)  Rumah Tahanan (Rutan)
kedapatan mengkonsumsi Bagansiapiapi
narkoba jenis sabu.
 Petugas Lapas melakukan  Lapas Kelas II
razia. Dalam operasi ini Bangkinang
seorang napi kedapatan
menyimpan narkoba.
 Sebanyak 37 napi dan  Lapas Klas II B Langsa
seorang sipir positif
memakai narkoba saat
digelar test urine di lapas
tersebut
 Petugas mengamankan  Lembaga
seorang pengunjung Permasyarakatan Kelas II
wanita karena mencoba Bangkinang
menyelundupkan narkoba
untuk suaminya.
 Sebanyak 17 narapidana  Lembaga Pemasyarakatan
positif menggunakan (Lapas) Kelas II B
narkoba. Lubukpakam

2015  seorang janda rela  Lembaga


menjadi kurir narapidana Pemasyarakatan Kelas II
di Lembaga A Kota Denpasar
Pemasyarakatan

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 8


Tahun Kasus Lokasi
 Polisi menemukan  Lembaga
narkoba jenis sabu dan Pemasyarakatan Kelas II
senjata tajam milik A Kota Denpasar
narapidana.
 Peredaran narkotika di  Lembaga
Daerah Istimewa Pemasyarakatan
Yogyakarta (DIY) yang Narkotika Klas IIA
dikendalikan dari dalam Yogyakarta
Lapas Narkotika
menggunakan ponsel
 Delapan napi di Lapas  Lapas kelas II A Kendal
positif mengkonsumsi
sabu-sabu.
 Terpidana mati kasus  Lembaga
kepemilikan narkoba Pemasyarakatan Kelas I
Ardi Daeng Nai alias Aco Makassar
kedapatan menyimpan
sabu di dalam selnya.
 Pengunjung wanita  Lapas Klas II B
ditangkap petugas Lapas Meulaboh
karena membawa
narkoba jenis ganja ke
dalam lapas tersebut.
 Narapidana (napi) di  Lembaga
Lapas mengendalikan Pemasyarakatan Kelas II
peredaran sabu-sabu di B Klaten
Kota Solo dengan ponsel
dari balik jeruji besi.

Sumber : sindonews.com

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 9


Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta sebagai salah satu Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan yang berada di Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Yogyakarta merupakan bagian dari
pelaksana pelayanan publik dalam hal ini adalah pelayanan pengamanan bagi warga
binaan pemasyarakatan yang menjadi lokasi tempat penelitian terkait dengan
analisa tingkat kinerja petugas pengamanan dikarenakan saat ini dilokasi tersebut
memiliki jumlah warga binaan pemasyarakatan yang tidak melebihi kapasitas dari
jumlah kapasitas yang ada namun pada tanggal 27 Januari 2017 sebanyak 16 warga
binaan pemasyarakatan ditemukan pesta narkoba di dalam Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta bersumber pada kabar berita Radar Jogja,
sehingga hal tersebut menjadi dasar peneliti dapat melakukan penilitian skripsi
yang berjudul “Analisis Kinerja Petugas Pengamanan Pada Lembaga
Peamasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta”.

B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang tentang masalah diatas, agar sasaran
penelitian lebih terarah, maka yang akan menjadi rumusan masalah pada
penelitian karya tulis akhir ini adalah, sebagai berikut :
1) Bagaimana tingkat kinerja petugas pengamanan di Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Yogyakarta.

C. Tujuan Penelitian
Peneliti mencoba mengungkapkan hal-hal yang menjadi tujuan dari
penelitian, antara lain :
1) Mengetahui tingkat kinerja petugas pengamanan di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 10


D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penulisan Skripsi ini, antara lain :
1) Manfaat Teoritis, memperkaya kajian pada mata kuliah manajemen
perubahan dan mata kuliah birokrasi dan governance di lembaga
pemasyarakatan dan rumah tahanan negara di Politeknik Ilmu
Pemasyarakatan tentang manajemen kinerja petugas pengamanan pada
lembaga pemasyarakatan
2) Manfaat Praktis, menjadi bahan rujukan atau usulan bagi :
a) Direktur Jenderal Pemasyarakatan dalam hal menentuk a n
kebijakan yang dapat meningkatkan kinerja aparatur sipil negara.
b) Sekretariat Direktorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM
dalam menentukan sistem penilaian kinerja aparatur sipil negara
dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM.
c) Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Yogyakarta dalam
mengambil kebijakan peningkatan kinerja petugas pemasyarakata n
khususnya petugas pengamanan di dalam Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II A Yogyakarta

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 11


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Penelitian Sebidang


Penelitian sebidang yang peneliti jadikan referensi dalam penelitian ini
antara lain dengan judul Evaluasi Kinerja Pelayanan Dinas Perhubungan Dalam
Bidang Transportasi Umum Perkotaan dengan studi kasus Dinas Perhubungan Kota
Malang Jawa Timur dari Ningrum S, Muchsin S, dan Widodo R (2019), artikel ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif . Di
dalam artikel ini menganalisis atau mendeskripsikan kinerja pelayanan Dinas
Perhubungan beserta faktor pendukung dan penghambatnya pada Dinas
Perhubungan Kota Malang, jenis data pada penelitian ini menggunakan data primer
dan sekunder dengan sumber data yang berasal dari informan, dokumen dan tempat
penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara,
observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian yakni peneliti sendiri, interview
guide dan alat dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan model
fenomologi yang dikemukakan oleh Spradley (1980). Hasil penelitian secara
keseluruhan menunjukkan bahwa Kinerja Pelayanan Dinas Perhubungan Kota
Malang sudah terlaksana dan tercapai dengan baik namun masih terdapat dua
indikator kinerja yang belum tercapai yaitu persentase menurunnya pelanggaran
laik jalan kendaraan orang dan barang serta presentase penurunan jumlah
kecelakaan lalu lintas. Faktor pendukung internal dalam analisis layanan tersebut
yakni kemampuan atau kualitas aparatur serta sarana dan prasarana memadai
sedangkan faktor eksternalnya yakni partisipasi masyarakat dan kerjasama dengan
instansi terkait. Faktor penghambat pelaksanaan layanan secara internal yakni
pengawasan dalam angkutan jalan sedangkan secara eksternal yakni peningkatan
kendaraan pribadi dan persaingan transportasi online dengan konvensional. Hal
tersebut perlu dijadikan bahan koreksi bagi Dinas Perhubungan Kota Malang untuk
lebih meningkatkan pelayanan publik kedepannya.
Selanjutnya kajian di buku yang berjudul Evaluasi Pola Karir di
Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dari Y. Ambeg

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 12


Paramarta. (2016). Buku ini menggunakan metode study literatur review mengenai
segala permasalahan yang ada pada pola karir pegawai dilingkungan Kementerian
Hukum dan HAM yang telah memiliki pedoman pola karir yang diatur dalam
Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. M.3819.KP.04.15/2006 tentang Pola
Karir Pegawai Negeri Sipil Departemen Hukum dan HAM dalam penerpan
peraturan tersebut di lapangan menunjukkan bahwa penerapan atau implementasi
kebijakan tersebut belum diterapkan secara maksimal dan berpengaruh kepada
kinerja pegawai yang kurang optimal dikarenakan menemui beberapa kendala
seperti masih rendahnya sumber daya baik sumber daya manusia dan sumber daya
yang lain terutama unit yang berada di daerah, masih kurangnya komunikasi antara
pusat dan daerah yang menyebabkan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan
latihan menjadi sangat kurang, struktur birokrasi yang tidak seimbang dikarenakan
banyaknya pegawai golongan III terutama di kantor wilayah yang berada didaerah
serta struktur kepangkatan yang belum proporsional. Sehingga diperlukan
perpaduan indikator antara lain komunikasi antara pusat dan daerah, sumber daya,
serta struktur organisasi yang jelas untuk dapat mengimplementasikan Peraturan
Menteri Hukum dan HAM No. M.3819.KP.04.15/2006 tentang Pola Karir Pegawai
Negeri Sipil Departemen Hukum dan HAM
Selanjutnya penelitian yang berjudul Sistem Informasi Penilaian Kinerja
Dosen Dengan Metode Extreme Programming (Studi Kasus: STMIK MDP) dari
Desy Iba Ricoida dan Solihin (2019). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan deskriptif dan melakukan wawancara, studi kasus, observasi,
dan dokumentasi lapangan. Penelitian ini menganalisis mengenai penilaian kinerja
dosen untuk mengevaluasi kinerja dengan tujuan lebih meningkatkan kinerja dari
dosen di STMIK MDP. Penelitian ini berkesimpulan bahwa dengan adanya
Extreme Programming proses perhitungan kinerja dosen menjadi lebih efesien
karena dapat dihitung melalui sistem IT, dengan sistemtersebut mempermudah
monitoring kinerja dosen sehingga dapat menentukan strategi dalam meningkatkan
kinerja dosen, serta dengan Extreme Programming dapat mempersingkat
pengembangan karena telah ditentukan skala prioritas serta pengerjaan sesuai
dengan waktu yang telah disepakati.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 13


Selanjutnya penelitian yang berjudul Evaluasi Kinerja Dengan Metode
Balanced Scorecard Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal
Semarang dari Setyaningsih dan Suwitri (2017). Artikel ini menggunakan
penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Artikel ini menganalisa tentang
evaluasi kinerja untuk mengetahui kinerja dari Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) sebagai penyediaan air minum satu-satunya yang ada di Kota Semarang.
Penelitian ini menggunakan Balanced Scorecard sebagai alat ukur kinerja petugas
dan capaian target kerja yang ada di perusahaan tersebut, teori yang menjadi dasar
pada artikel ini menggunakan teori evaluasi kinerja dengan empat indikator
perspektif yang ada pada Balanced Scorecard. Hasil dari artikel ini menunjukkan
bahwa dari perspektif pelanggan menyatakan kinerja PDAM baik, dari perspektif
keuangan menunjukkan kinerja PDAM tidak baik, dari perspektif internal
menunjukkan kinerja PDAM baik, dan dari perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran menunjukkan kinerja PDAM baik sehingga dapat disimpulkan bahwa
PDAM Kota Semarang memiliki kinerja yang kurang baik. Dalam artikel ini
peneliti memberikan saran agar ada penambahan anggaran untuk memperbaiki
fasilitas yang ada dan meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia yang
dimiliki perusahaan.
Selanjutnya artikel yang berjudul Evaluasi Kinerja Supply Chain
Manajemen Pada Produksi Beras Di Desa Panasen Kecamatan Kakas dari
Sumarauw J, Kawet L, dan Subroto A (2015). Artikel ini menggunakan metode
kualitatif dengan data primer wawancara dan observasi sebagai sumber data dari
artikel ini. Artikel ini menganalisa tentang bagaimana evaluasi kinerja supply chain
manajemen beras pada desa panasen kecamatan kakas. Dari artikel tersebut dapat
disimpulkan bahwa kinerja Supply Chain manajemen beras cukup baik, karena
adanya interaksi dan komunikasi informasi yang terjalin secara lengkap dan efisien
antar pelaku yang terlibat dalam rantai pasok beras tersebut. Sebaiknya untuk
memperoleh skenario koordinasi Supply Chain Beras yang lebih terintegrasi antara
sisi hulu dan sisi hilir, dapat dilakukan simulasi sistem agar dapat diperoleh
gambaran yang lebih detail mengenai kinerja Supply Chain pada para petani.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 14


B. Konsep dan Teori
Pada bagian konsep dan teori ini, judul yang akan di ambil peneliti yaitu
“Analisis Kinerja Petugas Pengamanan Pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A
Yogyakarta”
1. Kinerja
a. Pengertian
Kinerja atau job performance merupakan sebuah jawaban mengenai
berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan bersama, hal
tersebu biasanya juga dipengaruhi oleh ketrampilan, kecakapan, pengalaman,
serta kesungguhan dalam melaksanakan tugas untuk dapat mencapai tujuan dari
organiasi. Menurut Marwansyah (2016:229) kinerja merupakan pencapaian atau
prestasi pegawai yang berkenan dengan tugas yang telah dibebankan kepadanya,
sedangkan menurut Widodo (2015:131) suatu kinerja adalah tingkat pencapaian
hasil atas pelaksanaan tugas tertentu yang telah diberikan, dan menurut
Moehriono (2009:60) kinerja merupakan sebuah gambaran tentang tingkat
pencapaian suatu program kegiatan atau suatu kebijakan dalam mewujudkan
tujuan, visi, misi, dan sasaran yang ada didalam rencana strategis di dalam
organisasi. Suatu kinerja dapat diketahui dan dinilai melalui penilaian kinerja
dengan kriteria, standar, atau sasaran kinerja yang telah ditetapkan organisasi
tersebut.

b. Faktor yang mempengaruhi kinerja


Kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Sutermeiter (1999)
kinerja ini dipengaruhi oleh faktor motivasi, faktor kemampuan, faktor keahlian,
faktor pendidikan, faktor pengalaman, faktor pe;atihan, faktor minat, faktor
kepribadian, faktor fisik, dan faktor kebutuhan fisiologis. Sedangkan Mahsun
(2006) dalam buku Manajemen Penilaian Kinerja Karyawan menyatakan kinerja
dipengaruhi oleh beberapa elemen pokok antara lain :
1) Penetapan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi
2) Perumusan indikator dan ukuran kinerja
3) Pengukuran tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran organisasi

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 15


4) Pengevaluasian kinerja atau penilaian yang meningkatkan
kualitas kerja
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian
Kinerja Pegawai Negeri Sipil suatu kinerja dapat diukur melalui beberapa
indikator atau aspek dalam memenuhi target kinerja yang telah ditetapkan,
menurut PP No. 30 Tahun 2019 pasal 10 ayat 3 indikator atau aspek dalam
melakukan penilaian atau evaluasi kinerja petugas adalah sebagai berikut :
1) Kuantitas suatu pekerjaan yang dihasilkan oleh petugas
2) Kualitas pekerjaan oleh petugas sesuai dengan sasaran kinerja
petugas yang telah ditetapkan
3) Waktu dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang tepat
waktu dalam mencapai target yang telah ditetapkan
4) Biaya dalam melaksanakan tugas harus dapat disesuaikan dengan
anggaran yang telah ditetapkan.
Menurut Payaman S Simanjuntak (2005) kinerja dipengaruhi oleh
beberapa faktor dalam tiga kelompok antara lain :
1) Faktor kompetensi individu
Merupakan kemampuan dan ketrampilan melakukan kerja suatu
individu, faktor ini dibagi menjadi dua bagian, antara lain :
a) Kemampuan dan keterampilan kerja
Hal ini dipengaruhi oleh kesehatan fisik dan jiwa
individu, pendidikan, akumulasi pelatihan, dan
pengalaman kerja individu yang berbeda-beda.
b) Motivasi dan etos kerja
Hal ini sangat penting dalam mendorong semangat kerja,
motivasi dan etos kerja ini dipengaruhi oleh latar
belakang keluarga, lingkungan, budaya, serta nilai-nilai
agama yang dianut individu.
2) Faktor dukungan organisasi
Kinerja juga sangat dipengaruhi oleh faktor dukungan dari
organisasi dalam pengorganisasian maksudnya adalah suatu
kejelasan bagi setiap individu tentang sasaran yang harus dicapai

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 16


serta hal apa saja yang harus dilakukan individu dalam mencapai
sasaran tersebut, penyediaan sarana dan prasarana merupakan
suatu hal yang dapat meningkatkan kerja serta dapat memberikan
kemudahan dan kenyamanan dalam bekerja, teknologi hampir
sama dengan sarana dan prasarana dalam menunjang dan
mempercepat kerja seorang individu dalam mencapai sasaran
kerja, kenyamanan lingkungan kerja merupakan hal yang penting
dalam melakukan kerja individu dengan adanya kenyamanan
dalam kerja, individu dapat melakukan kerja sesuai dengan
tanggung jawabnya dengan baik sesuai dengan peraturan yang
diteapkan untuk mencapai sasaran kerja.
3) Faktor dukungan manajemen
Kinerja individu dalam organisasi juga dipengaruhi oleh para
manajerial atau pimpinan dalam membangun sistem kerja serta
kebijakan yang aman dan harmonis didalam organisasi, maupun
dengan pengembangan kompetensi individu dalam organisasi hal
ini dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan kerja,
manajerial atau pemimpin juga harus dapat menumbuhkan
motivasi kerja serta mobilitas bagi pekerja didalam organisasi
secara optimal untuk dapat mencapai sasaran kerja yang telah
ditetapkan.
Sedangkan menurut Velerie Jane Gawron di dalam bukunya yang
berjudul “Human Performance and Situation Awareness Measures”
berpendapat bahwa suatu kinerja dipengaruhi oleh beberapa kategori antara lain:
1) Accuracy
Didalam akurasi dijelaskan bahwa suatu kinerja individu dapat
diukur dengan mengasumsikan tindakan yang benar sesuai
dengan tugas yang harus dilaksanakan oleh individu dalam suatu
organisasi untuk mencapai target oraganisasi tersebut
2) Time
Dalam kategori waktu ini dijelaskan bahwa suatu kinerja individu
dapat diukur melalui tugas yang diasumsikan bahwa tugas

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 17


memiliki awal dan akhir yang dapat terdefinisi berdasarkan
standar tugas yang telah diberikan sehingga durasi kerja untuk
mencapai kinerja yang baik dapat diukur.
3) Task batteries
Didalam kategori ini mengukur kinerja suatu individu
berdasarkan dari kerja individu yang dapat menyelesaikan lebih
dari satu kerja dalam kurun waktu tertentu yang dilakukan secara
paralel sehingga dapat mengukur kemampuan individu dalam
mencapi kinerja yang baik.
4) Domain-specific measures
Kategori ini mengasumsikan bahwa kinerja diukur berdasarkan
alat ukur atau indikator yang berbeda-beda untuk mencapai
keakuratan penilaian kinerja seseorang didalam organisasi.
5) Critical incidents
Dalam kategori ini menyatakan bahwa kinerja individu dapat
diukur berdasarkan adanya suatu kasus terburuk didalam
tugasnya dan bagaimana individu tersebut dapat mengatasi kasus
tersebut dengan baik.
6) Team performance
Dalam kategori ini menilai kinerja individu didalam suatu
kelompok kerja yang memiliki satu tugas yang sama dan menjadi
satu kesatuan tim yang harus mencapai target tugas didalam suatu
organisasi.

2. Analisa Kinerja
a. Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:400) kata analisa
adalah suatu bentuk penilaian dari ketampakan, dan menurut Wirawan
(2012:7) kata kinerja merupakan suatu riset untuk menganalisis dan
menyajikan informasi tentang suatu objek yang akan di analisis, setelah itu
untuk melakukan analisa adalah menggunakn indikator analisa dan hasil
dari analisa dapat dijadikan sebagai dasar dari mengambil sebuah kebijakan.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 18


Selanjutnya menurut Wirawan yang dikutip dalam buku Manajemen dan
Evaluasi Kinerja Karyawan (2014:5) yang dimaksud dengan analisa adalah
suatu bentuk penilaian oleh penilai yang mengumpulkan informasi
mengenai kinerja ternilai yang didokumentasikan secara formal untuk
melakukan penilaian kinerja ternilai dengan melakukan perbandingan
dengan standar kinerja yang telah ditentukan. Berdasarkan Surya Dharma
dalam buku berjudul Manajemen Kinerja (2010:4) menyatakan bahwa
analisa kinerja adalah suatu sistem formal yang digunakan dalam menilai
atau mengevaluasi kinerja pegawai dengan cara periodik yang telah
ditentukan oleh organisasi. Berdasarkan defenisi menurut para ahli tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa analisa kinerja adalah suatu cara untuk
melakukan penilaian kinerja berdasarkan suatu indikator sehingga hasil dari
analisa kinerja ini dapat menjadi sebuah acuan dalam pengambilan
keputusan bagi pembuat kebijakan agar kinerja petugas dapat lebih
meningkat dan berkembang.

b. Tujuan
Menurut Subarsono (2008:120) sebuah analisis kinerja dilakuakan
untuk mencapai berbagai tujuan dan harus sesuai dengan objek yang
dilakukan analisis, berdasarkan Subarsono ada beberapa tujuan dari analisis
antara lain:
1) Menentukan seberapa tingkat kinerja seseorang. Melalui sebuah
evaluasi dapat diketahui seberapa tingkat kinerja seseorang dalam
mencapai tujuan organisasi.
2) Dapat mengukur efesiensi kerja seseorang dalam melakukan
suatu kerja sesuai dengan strategi dalam organisasi yang telah
ditentukan.
3) Digunakan untuk mengukur dan menganalisa tingkat keluaran
yang dihasilkan dari kinerja seseorang berdasarkan kualitas dan
kuantitas hasil keluaran tersebut.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 19


4) Dapat mengukur dampak dari suatu kerja dengan tingkat kinerja
tertentu, baik dampak yang positif maupun negatif bagi
pencapaian target organiasasi.
5) Dapat mengetahui bila ada penyimpangan yang tejadi didalam
suatu organisasi, dengan cara membandingkan antara tujuan
sebuah organisasi dengan sasaran kinerja dalam mencapai target
suatu organisasi.
6) Analisis juga dapat berguna sebagai dasar dari masukan sebuah
kebijakan yang akan datang. Masukan untuk proses kebijakan
merupakan tujuan akhir dari setiap evaluasi agar kebijakan dan
kinerja seseorang dapat meningkat dan berkembang.

c. Instrumen Analisis Kinerja


Berasarkan Wirawan dalam buku Manajemen dan Evaluasi Kinerja
Karyawan (2014:121) analisis kinerja adalah sebuah riset yang
dipergunakan dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan
informasi yang berguna mengenai objek yang akan dilakukan evaluasi, oleh
karena itu diperlukanlah instrumen yang dapat memuat atau menilai dari
kinerja seorang petugas. Instrumen ini memuat antara lain : 23284546
1) Data tentang penilaian yang memuat :
a) Nama organisasi
b) Idntifikasi petugas
c) Identifikasi penilai
d) Periode penilaian
e) Indikator kinerja
f) Deskriptor level kinerja
g) Catatan penilai
h) Tanggapan ternilai kepada penilai
i) Tanda tangan penilai dan ternilai
2) Skala penilaian, didalam analisis atau evaluasi kinerja dilakukan
proses pengukuran yang berisi angka atau kata yang mewakili
setiap variabel dan angka atau kata ini termuat dalam skala yang

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 20


akan menggambarkan pengukuran yang bersifat objektif, berikut
beberapa skala yang digunakan dalam instrumen evaluasi kinerja:
a) Skala nominal, observasi untuk melakukan kategori
terhadap objek serta menggunakan angka dalam
mengkategorikan objek tersebut.
b) Skala ordinal, observasi ini menggunakan angka yang
memiliki informasi besaran yang akan dirangking atau
diurtkan dari yang tertinggi sampai ke terendah.
c) Skala interval, observasi ini menggunakan jarak angka
dalam menilai suatu objek yang akan diurutkan
berdasarkan tinggi rendahnya
d) Skala rasio, suatu skala dalam observasi suatu objek yang
dapat menggunakan operasi matematika seperti
menambah atau mengurang tetapi tidak memungkinkan
untuk mengali ataupun membagi.
3) Deskriptor level kinerja, dalam melakukan analisis dan evaluasi
kinerja harus bisa untuk membagi kinerja petugas antara sangat
baik, baik, sedang, buruk, sangat buruk oleh karena itu perlu
adanya pembobotan nilai dalam evaluasi yang dapat terdiri dari :
a) Angka, digunakan untuk pembobotan berdasarkan
pimpinan dikarenakan tidak ada ukuran yang standar.
b) Kata sifat, pembobotan berdasarkan kata-kata yang
bersifat abstrak yang memerlukan definisi untuk
menghindari adanya multi tafsir dalam penilaian.
c) Kombinasi, pembobotan yang dilakukan dengan cara
mengkombinasikan antara angka dan kata sifat dan paling
banyak digunakan dalam melakukan penilaian atau
evaluasi kinerja.
4) Uji coba instrumen, dalam melakukan analisis dan evalusi kinerja
sama halnya dengan melakukan penilitian yang harus melalui
pengujian validitas dan reliabilitas untuk mengukur seberapa

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 21


besar instrumen tersebut layak untuk digunakan dalam
melakukan evaluasi kinerja kepada petugas
5) Model analisis kinerja, dalam hal ini setiap organisasi memiliki
karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya
tergantung pada jenis kegiatan dan strategi dalam mencapai
tujuan organisasi. Oleh karena itu model evaluasinyapun pasti
berbeda. Berikut model evaluasi:
a) Model esai, metode yang merumuskan penilainya dalam
bentuk esai yang menggambarkan indikator dari kinerja
tersebut.
b) Model critical incident, model ini digunakan biasanya
pada suatu pekerjaan yang menuntut akan kehati-hatian
dalam melakukan tugas kerja, dan pada model ini penilai
harus melakukan observasi secara bertahap per hari untuk
menentukan tingkat kinerja petugas.
c) Model ranking method, model ini dilakukan dengan cara
melakukan observasi terlebih dahulu dan hasilnya akan
dilakukan rangkin atau pengurutan berdasarkan tinggi
rendahnya suatu kinerja dilakukan.
d) Model checklist, model ini berisi tentang indikator kinerja
berupa hasil pkerjaan, perilaku petugas, sifat petugas dan
pihak penilai akan melakukan cheklist berdasarkan
indikator kinerja yang telah dibuat.
e) Model graphic rating scales, model ini menggunakan
pendeskripsian definisi yang singkat, dan indikatornya
dibentuk melalui skala yang mempunya nilai angka yang
menunjukkan tinggak kinerja individu.

d. Kendala Analisis Kinerja


Berdasarkan dari Subarsono (2008:130) dalam melakukan analisis
kinerja ada beberapa kendala atau masalah yang sering timbul disuatu

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 22


organisasi, berikut kendala atau permasalahan yang sering timbul dalam
melakukan evaluasi kinerja didalam suatu organisasi;
1) Kendala Psikologis, banyaknya organisasi di pemerintah
yang kurang paham dan alergi terhadap adanya analisis dan
evaluasi karena menurut pandangannya akan mengukur
prestasi dirinya jika hasil negatif, dapat berpengaruh
kepada kariernya. Sehingga banyak yang berpendapat jika
analisis atau evaluasi kinerja bukan hal yang penting dalam
suatu organisasi.
2) Kendala Ekonomis, suatu kegiatan analisis dan evaluasi
kinerja individu memerlukan biaya yang tidak sedikit
karena adanya biaya dalam pengumpulan dan pengolahan
data serta biaya bagi evaluator dan para staff yang ada
didalam organisasi.
3) Kendala Teknis, dalam pelaksanaan analisis atau evaluasi
sering terjadinya ketidaktersediaan cukup data dan
informasi yang terkini serta data yang ada hanya memiliki
kualitas yang rendah tentunya akan menghambat
pelaksanaan evaluasi kinerja bagi sseorang didalam
organiasasi.
4) Kendala Politis, pelaksana analisis atau evaluasi kinerja
sering terhambat juga diakarenakan sering adanya saling
menutupi kelemahan baik dari individu maupun organisasi.
5) Kurang adanya Evaluator, diberbagai organisasi sering
belum adanya seseorang yang memahami bagaimana cara
untuk melakukan analisis atau evaluasi kinerja dikarenakan
dalam organisasi sering menganggap bahwa suatu analisis
atau evaluasi kinerja merupakan suatu hal yang tidak
penting dalam mencapai target organisasi.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 23


3. Petugas Pengamanan
Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia telah membuat suatu
peraturan yang mengatur pengamanan yang ada di lembaga pemasyarakatan
ataupun rumah tahanan negara berupa Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI
Nomor 33 Tahun 2015 Tentang Pengamanan Pada Lembaga Pemasyarakatan
dan Rumah Tahanan Negara, menurut peraturan tersebut yang dimaksud dengan
pengamanan adalah segala bentuk kegiatan dalam rangka suatu pencegahan,
penindakan, serta pemulihan setiap gangguan keamanan dan ketertiban yang ada
di Lembaga Pemasyarakatan ataupun Rumah Tahanan Negara, sedangkan
petugas pengamanan atau disebut dengan satuan pengamanan merupakan suatu
unit yang bertugas untuk dapat melakukan pencegahan, penindakan,
penanggulangan, serta pemulihan gangguan keamanan dan ketertiban yang ada
di dalam Lembaga Pemasyarakatan ataupun Rumah Tahanan Negara dengan
tujuan agar keamanan dan ketertiban yang kondusif dapat tercipta demi
terwujudnya keberhasilan pelaksanaan sistem pemasyarakatan.
Pada pasal 6 Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 33 Tahun
2015 terdapat tugas pokok dari penyelengara pengamanan atau petugas
pengamanan yang ada di dalam Lembaga Pemasyarakatan ataupun Rumah
Tahanan Negara, adapun tugas pokok dari petugas pengamanan antara lain :
a) Pencegahan
Merupakan suatu hal yang berhubungan dengan tindakan yang berguna
untuk menahan, menghalangi, ataupun menangkal suatu kejadian dalam
hal ini adalah gangguan keamanan dan ketertiban di dalam lembaga
pemasyarakatan berdasarkan pasal 8 Peraturan Menteri Hukum dan
HAM RI Nomor 33 Tahun 2015 meliputi :
1) Pemeriksaan pada pintu masuk
2) Penjagaan
3) Pengawalan
4) Penggeledahan
5) Inpeksi
6) Kontrol
7) Kegiatan Intelijen

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 24


8) Pengendalian peralatan
9) Pengawasan komunikasi
10) Pengendalian lingkungan
11) Penguncian
12) Penempatan dengan rangka pengamanan
13) Investigasi
14) Kegiatan lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
b) Penindakan
Merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk meminimalisir,
menghentikan, atau melokalisir adanya gangguan keamanan dan
ketertiban yang ada di dalam lembaga pemasyarakatan. Berikut
gangguan kamtib yang dapat dilakukannya suatu penindakan menurut
pasal 22 ayat 2 Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 33 Tahun
2015 antara lain:
1) Perkelahiaan antar perorangan atau massal
2) Penyerangan terhadap petugas
3) Percobaan pelarian
4) Pelarian
5) Percobaan bunuh diri
6) Bunuh diri
7) Keracunan massal atau wabah penyakit
8) Pelanggaran tata tertib
c) Pemulihan
Merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mengembalikan
dan memperbaiki keadaan suatu hubungan antara petugas, warga binaan
pemasyarakatan, serta orang-orang yang ada di lingkungan lembaga
pemasyarakatan. Pemulihan ini menurut pasal 26 (2) Peraturan Menteri
Hukum dan HAM RI Nomor 33 Tahun 2015 dilakukan dalam bentuk :
1) Rekonsiliasi
2) Rehabilitasi
3) Rekonstruksi

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 25


4. Teori Kinerja
a. Teori Stephen P. Robbins
Stephen P. Robbins dalam bukunya yang berjudul Perilaku Organisasi
Edisi 16 menyatakan bahwa berhasil ataupun tidaknya kinerja pegawai
yang telah dicapai suatu organisasi, sangat dipengaruhi oleh tingkat
kinerja dari pegawai secara individu maupun kelompok. Stephen P.
Robbins juga menyatakan bahwa ada 3 (tiga) indikator atau kriteria yang
dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana kinerja dari pegawai
didalam organisasi, antara lain :
1) Kuantitas
Merupakan jumlah hasil kerja atau produksi dari pegawai suatu
organisasi yang dapat dinyatakan dalam istilah seperti jumlah
unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan pegawai menurut
tanggung jawabnya di dalam organisasi.
2) Kualitas
Merupakan suatu persepsi pegawai terhadap kualitas kerja yang
dihasilkan dari proses kerja serta kesempurnaan kerja terhadap
ketrampilan dan kemampuan pegawai didalam organisasi
3) Ketepatan Waktu
Merupakan tingkat aktivitas kerja yang dapat diselesaikan
pegawai pada awal waktu yang telah dinyatakan, dilihat dari
sudut koordinasi dengan hasil dari proses kerja atau output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk melakukan aktivitas
lain didalam organisasi.

C. Kerangka Berpikir
Sebagai bentuk penelitian kuantitatif, peneliti akan menganalisa serta
melakukan evaluasi mengenai tingkat kinerja petugas pengaman apakah tingkat
kinerja yang dimiliki petugas pengamanan pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas
IIA Yogyakarta berada pada kategori tinggi atau tingkat kinerja berada pada
kategori yang rendah sesuai dengan Peraturan Menetri Hukum dan Hak Asasi

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 26


Manusia Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 tentang Sistem Informasi
Manajemen Kepegawaian di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.
Jurnal harian dalam sistem informasi manajemen kepegawaian atau
lebih dikenal dengan Simpeg Kumham di suatu lembaga pemasyrakatan merupakan
suatu hal yang penting sebagai pendukung terwujudnya kinerja pegawai yang
optimal dan sesuai dengan sasaran kinerja pegawai yang telah disetujui untuk dapat
mencapai tujuan dari sistem pemasyarakatan yaitu untuk membina warga binaan
pemasyarakatan yang sebelum dibina di dalam lembaga pemasyarakatan adalah
warga negara yang buruk atau sebagai pelanggar hukum untuk menjadi warga
negara yang lebih baik.
Oleh karena itu untuk melakukan analisa dan evauasi tingkat kinerja
petugas pengamanan pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Yogyakarta
peneliti menggunakan teori Stephen P. Robbins mengenai teori kinerja melalui 3
(tiga) indikator, antara lain;
1) Indikator Kualitas berasal dari pendekatan yang menekankan dari
persepsi pegawai terhadap kualitas kerja yang telah dihasilkan serta
kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan dari
pegawai didalam organisasi.
2) Indikator Kuantitas merupakan suatu hal yang telah dihasilkan oleh
pegawai yang dapat dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit,
jumlah siklus aktivitas kerja yang telah diselesaikan sesuai dengan
sasaran kerja yang telah disepakati didalam organisasi.
3) Indikator Ketepatan Waktu merupakan suatu tingkat aktivitas kerja
yang dapat diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan dan sesuai
dengan sasaran kerja pegawai didalam organisasi dilihat dari sudut
koordinasi dengan hasil kerja atau output dan memaksimalkan waktu
yang tersedia untuk aktivitas lain yang menunjang.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka disusunlah suatu kerangka
pemikiran yang menjelaskan evaluasi kinerja petugas pengamanan pada Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II A Yogyakarta, yang digambarkan dengan skema pada
halaman berikutnya;

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 27


Gambar 2.1
Alur pemikiran

Kuantitas
Kerja

Kinerja Keamanan &


Kualitas Ketertiban
Kerja Petugas
Pengamanan yang
Kondusif

Ketepatan
Waktu

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 28


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Teknik Penelitian


1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan adalah dengan
metode, yaitu tipe penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai
sumber data utama. Pendekatan penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan
mengumpulkan data yang berupa angka sebagai data kuantitatif, data yang
berupa angka tersebut kemudian akan diolah dan dianalisis untuk
mendapatkan suatu informasi ilmiah di balik angka-angka tersebut
(Martono, 2011:20). Dalam penelitian ini, informasi yang akan
dikumpulkan adalah evaluasi kinerja petugas pengamanan pada Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II A Yogyakarta.
2. Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik penelitia n
deskriptif. Penelitian deskritif adalah tipe penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan karakter suatu variabel, kelompok, atau gejala sosial yang
terjadi di masyarakat (Martono, 2011:17). Caranya adalah dengan
menginput data dari kuisoner yang telah disebar dengan menggunaka n
program SPSS, kemudian melakukan analisis berdasarkan data yang ada
dalam hal ini penelitian membahas menegenai evaluasi kinerja petugas
pengamanan pada Lemabaga Pemasyarakatan Kelas II A Yogyakarta.

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang berada pada
suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan
masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingk up

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 29


yang akan diteliti (Martono, 2011:74). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruhan petugas pengamanan yang ada di dalam Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika Kelas II A Yogyakarta.

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan di teliti (Martono, 2011:74). Sampling adalah
proses seleksi populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam,
2003).
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini dengan
menggunakan teknik sampling probabilita dengan kategori random
sampling. Teknik ini digunakan karena pengambilan sampel secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada seperti usia, kelas, jenis kelamin di
dalam lembaga pemasyarakatan diakarenakan untuk mendapatkan sampel
yang semaksimal mungkin mewakili populasi. Dengan kata lain, populasi
bersifat homogen.
Berdasarkan Slovin rumus perhitungan besaran sampel :

N
n=
N (d2 ) + 1

Keterangan :
n : Jumlah yang dicari
N : Jumlah Populasi
d : Nilai presisi (ditentukan sebesar 5% atau 0.05)

52
n= = 46,02
52 (0.052 ) +1

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 30


Berdasarkan hasil di atas maka sampel yang di teliti sebanyak 46,02
responden dengan melakukan pembulatan menjadi 46 responden pada
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Yogyakarta.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini berada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas
II A Yogyakarta yang berada di Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan
HAM Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2020
sampai dengan 22 Februari 2020, dengan pembagian waktu sebagai berikut:
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Desember Januari Februari M aret
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Pembekalan Skripsi
2 Tahap persiapan penelitian
a. Penyusunan judul penelitian
b. Bimbingan penelitian
c. Sidang proposal penelitian
3 Tahap pelaksanaan penelitian
a. Pengumpulan data
b. Penyebaran kueisoner
c. Analisis data
4 Penyusunan penelitian
5 Sidang Skripsi

Penelitian dengan waktu seperti itu disebut dengan penelitia n


cross-sectional. Penelitian cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan
dalam satu waktu tertentu dengan satu fokus. Penelitian ini lebih mudah
dilakukan dan memerlukan biaya yang sedikit, akan tetapi tidak dapat

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 31


dilakukan untuk penelitian tentang perubahan atau dampak sosial (Neuman
dalam Martono, 2011:20).

D. Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian

1. Pengembangan Instrumen
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Penelitian ini
menggunakan instrumen penelitian yang berbentuk kuisoner atau daftar
pertanyaan dalam bentuk pernyataan yang disampaikan kepada responden.
Format jawaban dari kuisoner di susun dengan menggunakan skala likert,
dengan 5 (lima) alternatif jawaban sebagai berikut :
Tabel 3.2
Kategori Jawaban Responden
No. Kategorisasi Jawaban Skor
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Netral 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1

Menurut Soehartono (2002:29) operasionalisasi konsep adalah


gambaran tentang struktur penelitian yang menjabarkan variabel konsep,
dimensi, dan indikator, serta ukuran yang diarahkan untuk memperoleh nilai
variabel. Berdasarkan operasionalisasi konsep maka dapat disusun indikator
dari variabel penelitian yaitu variabel tingkat kinerja petugas pengamana n.
Operasionalisasi konsepnya akan dijelaskan menggunakan tabel pada
halaman selanjutnya;

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 32


Tabel 3.3 Definisi Operasional

Variabel Dimensi Indikator Kategori Skala


Kinerja Petugas 1. Kuantitas Kerja 1. Mampu 1. Tinggi Ordinal
melaksanakan 2. Rendah
tugas dan
fungsinya
2. Mampu bekerja
melebihi jam
kerja
3. Mencapai target
kerja

1. Hasil sessuai
2. Kualitas Kerja dengn target kerja
2. Dapat dipercaya
oleh atasan
3. Konsisten dan
teliti dalam
bertugas

1. Menggunakan
3. Ketepatan waktu dengan
Waktu tepat
2. Tidak menunda-
nunda waktu
3. Tepat dalam
menyelesaikan
tugas

2. Uji Validitas
Uji validitas sebuah instrumen dilakukan untuk menguji serta
mengetahui apakah suatu instrumen atau alat ukur dalam kueisoner
menjalankan fungsinya dengan baik. Validitas akan menunjukkan ketepatan
dan kecermatan dalam melakukan perhitungan dalam penelitian.
Menurut Neuman (2008) suatu instrumen dikatakan bersifat valid
jika nilai r pearson correlation seluruh butir pertanyaan yang menjelaska n
variabel yang diujikan lebih besar dari r table (Heryanto, 2018:103). Hasil r
hitung kita bandingkan dengan r table dimana (df = n-2) dengan sig 5%.
Jumlah responden dalam validitas ini sebanyak 35 responden. Dalam
pengujian validitas peneliti menggunakan SPSS (Statistic Package for
Social Scine) 20.0 dengan hasil uji validitas sebagai berikut :

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 33


Tabel 3.4

Uji Validitas

Rhitung
No
Ketepatan rtabel Keterangan
Kuantitas Kualitas
Waktu
1 0.662 0.681 0.775 0.338 Valid
2 0.770 0.774 0.695 0.338 Valid
3 0.746 0.663 0.772 0.338 Valid
4 0.734 0.856 0.370 0.338 Valid
5 0.624 0.758 0.604 0.338 Valid
Sumber : Data Primer SPSS

Berdasarkan tabel uji validitas tersebut, terlihat bahwa nilai r


pearson correlation pada setiap butir pernyataan kueisoner menunjukka n
nilai yang lebih besar daripada nilai r tabel maka keseluruhan butir
pernyataan pada variabel tersebut terbukti valid. Dengan demikian variabel
yang akan digunakan dalam penilitian bersifat valid.

3. Uji Reliabilitas
Menurut Sujarweni (2015:192) reliabilitas merupakan ukuran
suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang
berkaitan dengan kontruksi pertanyaan yang merupakan dimensi suatu
variabel dan disusun dalam suatu bentuk kueisoner.
Suatu instrumen dikatakan memiliki tingkat kepercayaan yang
tinggi atau konsisten jika hasil dari pengujian instrumen tersebut
menunjukkan hasil yang tetap. Dengan kata lain, pengujian ini erat
hubungannya dengan ketepatan hasil.
Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan pendekatan internal consistency reliability yang
menggunakan Chornbach Alpha untuk mengidentifikasi seberapa baik item
yang ada pada kueisoner berhubungan antara satu dengan lainnya. Suatu
variabel dikatakan reliabel atau handal jika koefisien Alpha lebih besar dari

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 34


0,7. Sebagiamana uji validitas, uji reliabilitas menggunakan alat bantu SPSS
( Statistic Package of Social Science ).
Dengan sampel uji coba sebanyak 35 orang, maka diperoleh hasil
uji reliabilitas sebagaimana tabel berikut :
Tabel 3.5
Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

,938 15
Sumber : Data Primer SPSS

Berdasarkan pengujian uji reliabilitas menggunakan chronbach


alpha berdasar dari tabel tersebut menunjukkan bahwa seluruh komponen
didalam instrumen kueisoner memiliki chronchbach alpha sebesar 0,938
dengan demikian maka instrumen yang akan peniliti gunakan bersifat
reliabel dikarenakan koefesien alpha lebih besar dari 0,7 (Heryanto
2018:103).

E. Teknik Analisis Data

1. Jenis Analisis
Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Analis is
statistik deskriptif adalah bentuk tabulasi dengan transformasi data,
sehingga mudah untuk dipahami. Analisis statistik deskriptif digunakan
untuk mempelajari tata cara pengumpulan, pencatatan, penyajian,
penyusunan data penelitian dalam berbagai bentuk terutama bentuk grafik
dan frekuensi. Proses ini akan dibantu dengan aplikasi SPSS ( Statistic
Package Social Science ) yang akan dianalisis menggunakan uji korelasi,
serta uji regresi. Tujuan analisis data kuantitatif dengan bantuan SPSS ini
adalah untuk dapat mencapai akurasi data yang diinginkan serta data yang
disajikan dapat lebih mudah dipahami. Dalam menganalisis hasil data
output SPSS tersebut, dikenal beberapa istilah yang harus dipahami, antara
lain sebagai berikut :

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 35


a) Frekuensi. Frekuensi yang dijelaskan dapat berupa tabel dan
diagram/grafik, digunakan sebagai analisis data yang paling awal dan
sederhana. Frekuensi berfungsi untuk melihat jumlah persentase
(berdasarkan di dalam kolom percent) dan frekuensi (terlihat dalam
kolom frequency) jawaban responden terhadap suatu pernyataan,
sehingga dapat memudahkan dalam membaca dan menyajikan hasil
pengolahan data.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 36


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian


1. Kondisi Umum dan Sejarah Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Yogyakarta
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta yang terletak di
Jalan Tamansiswa No. 6 Yogyakarta. Lembaga Pemasyarakatan ini berada
di Kantor Wilayah Kemenkumham Daerah Istimewa Yogyakarta letaknya
sekitar 2 km dari pusat kota Yogyakarta. Adapun batas wilayah untuk
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Yogyakarta adalah sebagai berikut;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Margoyasan, Sebelah Utara
berbatasan dengan Desa Surokasan, Sebelah Barat berbatasan dengan Desa
Bintaran, Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Taman Siswa.
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta atau lebih
dikenal dengan Lapas Wirogunan ini memiliki luas areal sekitar 3 hektar
sebelum direnovasi terdiri dari tiga bangunan utama untuk kantor dengan
luas 543,50 m2, serta terdiri dari tujuh blok yang dapat menampung
sebanyak 496 orang dengan luas bangunan 2.846,92 m2 . Sarana lain
dengan luas 10.332,36 m2 terdiri dari rumah sakit lapas yang siap siaga 24
jam yang terdiri dari 3 kamar, serta satu ruang dapur, satu gedung aula, satu
gereja, dan satu mesjid dan juga dua gedung bimker sebagai tempat
pelatihan kerja bagi Warga Binaan Pemasyarakatan Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II A Yogyakarta.
Sejarah berdirinya Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A
Yogyakarta belum diketahui secara pasti dikarenakan arsip terdahulu
mengenai kelembagaan tidak dapat ditemukan. Namun menurut Petugas
Pemasyarakatan berdirinya lapas ini antara tahun 1910 – 1915. Lapas
Kelas II A Yogyakarta merupakan bangunan peninggalan Belanda dengan
nama awal Gevangelis En Huis Van Bewaring dengan bentuk bangunan

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 37


yang khas, tembok tebal dengan kusen pintu dan jendela yang besar dan
tinggi serta termasuk Sultan Ground atau tanah milik Sultan Yogyakarta.
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Yogyakarta telah beberapa
kali berganti nama, dengan nama sebagai berikut :
a) Gevangenis En Huis Van Bevaring
b) Penjara Belanda
c) Kepenjaraan DIY
d) Kantor Direktorat Tuna Warga
e) Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Yogyakarta
f) Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta

2. Deskripsi Data Substantif


a) Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
KEPALA LAPAS
Satriyo Waluyo, Bc.IP., S.H., M.H.

KA. KPLP KASUBAG TATA USAHA


Rio Chaidir, A.md.IP., S.H., M.Si Hadi Witjaksono

PETUGAS KAUR KEPEG & KEUANGAN KAUR UMUM

PENGAMANAN SUHARTADI, S.H. ARMUNANTA DWI, M.Hum.

KASI GIATJA KASI ADM. KAMTIB


KASI BINAPI
Djoko Setiawan, S.H. BOWO SULISTYO, S.H., M.H.
HERIYANTO, Bc.IP., S.H.

KASUBSI BIMASWAT KASUBSI BIMKER & HAKER KASUBSI PELAPORAN & TATIB

Angga Satrya, Amd.IP., S.H., M.H. R. Jati Suryono EMON YUDO D, S.H.

KASUBSI REGISTRASI KASUBSI SARANA KERJA KASUBSI KEAMANAN


DESY AFNELIZA, A.Md.P Drs. Ngatiman MARSIDI, S.Sos.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 38


b) Kepegawaian
Pegawai atau dalam hal ini adalah petugas pemasyarakatan
merupakan salah satu unsur penggerak yang penting dalam mencapai
tujuan dalam hal ini adalah pemberian pelayanan kepada warga binaan
pemasyarakat maupun masyarakat umum di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Yogyakarta.
Adapun keadaan petugas pemasyarakatan di Lemaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta per bulan Januari 2020 adalah
sebagai berikut;
Tabel 4.1
Data Pegawai Berdasarkan Golongan
Golongan
Jenis
II III IV Jumlah
Kelamin
A B C D A B C D A B C D
Pria 21 3 7 5 17 29 7 18 5 1 1 - 114
Wanita 2 - 1 - 4 5 5 10 2 1 - - 30
Jumlah 23 3 8 5 21 34 12 28 7 2 1 - 144
Sumber : Sub.Bag.TU Lapas Kelas IIA Yogyakarta
Tabel 4.2
Data Pegawai Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Pria Wanita Jumlah
1 S2 5 1- 6
2 S1 32 20 52
3 Diploma 3 4 2 6
4 Diploma 2 - - -
5 SLTA 75 5 80
6 SMP - - -
7 SD - - -
Jumlah 144
Sumber : Sub.Bag.TU Lapas Kelas IIA Yogyakarta
Melihat data diatas dapat diketahui bahwa petugas yang memiliki
tingkat pendidikan SLTA atau SMA lebih banyak jika dibandingkan
dengan petugas yang memiliki jenjang pendidikan S2, S1, dan DIII.
Diharapkan dengan mayoritas petugas memiliki tingkat pendidikan
SLTA, dapat memberikan kinerja yang maksimal di Lembaga
Pemayarakatan Kelas II A Yogyakarta.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 39


c) Warga Binaan Pemasyarakatan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta memiliki
kapasitas isi 496 orang. Jumlah penghuni per Februari 2020 berjumlah
324 orang, dengan rincian sebagai berikut;
Tabel 4.3
Jumlah Narapidana per-Februari 2020
No Lamanya masa pidana Jumlah
1. BI 288
2. B Iia 9
3. B Iib 3
4. B III 11
5. B III. V/H 4
6. Pidana Mati 3
7. Seumur Hidup 2
Jumlah 320
Sumber : KPLP Lapas Kelas IIA Yogyakarta
Tabel 4.4
Jumlah Tahanan per-Februari 2020
No Tahanan Jumlah
1. AI 2
2. A II -
3. A III 2
4. A IV -
5. AV -
Jumlah 4
Sumber : KPLP Lapas Kelas IIA Yogyakarta
Melihat data yang diperoleh diatas dapat diketahui bahwa jumlah
warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta
berjumlah 324 orang. Dengan komposisi 320 narapidana dan 4 tahanan.
Sebuah Lapas harusnya hanya menjalankan fungsi pelayanan dan
pembinaan kepada narapidana, namun kenyataan di lapangan di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta terdapat tahanan.
Berarti dalam hal ini, Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta juga
mempunyai fungsi perawatan terhadap tahanan.
Data diatas juga menunjukkan bahwa jumlah penghuni di
Lemaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta tidak melebihi batas

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 40


kapasitas, yaitu 496 orang. Hal ini memberikan dampak yang baik bagi
keamanan dan ketertiban warga binaan pemasyarakatan dikarenakan
lapas tidak dalam kondisi over kapasitas.

d) Deskripsi Aspek Fisik dan Fasilitas


Tanah Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta seluas 3
hektare dengan status milik Sultan Ground atau tanah milik Keraton
Yogyakarta. Luas bangunan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A
Yogyakarta seluas 2.846,92 m2 yang terdiri dari :
1) Bangunan Kantor : Kantor utama dan Kantor teknis
 Ruang Kepala Lapas
 Ruang Tata Usaha
 Ruang penggeledahan, Ruang kunjungan
 Ruang Bimaswat, Binadik, Registrasi
 Ruang Kepala KPLP, Gardu Pandang, Ruang Kamtib,
Pelaporan, Ruang Giatja, Bimker
 Mushola
 Ruang TPP
2) Bangunan hunian Warga Binaan Pemasyarakatan terdiri dari :
 Blok A
 Blok B
 Blok C
 Blok D
 Blok E
 Blok F
 Blok G
3) Bangunan Pendukung
 Aula
 Poliklinik
 Ruang Kegiatan Kerja

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 41


 Dapur
 Pos atas I,II,III,IV
 Pos antara lingkungan dan depan
 Ruang besukan khusus dan biasa
 Ruang kantin
 Ruang Genzet
 Lapangan Olahraga
 Bimker
4) Bangunan Keagamaan
 Masjid
 Gereja
Dalam rangka pencapaian tugas, Lembaga Pemasyarakatan Kelas
IIA Yogyakarta memiliki beberapa sarana peralatan dan perlengkapan
keamanan yang sangat menunjang dalam tugas sehari - hari seperti
berikut,
Tabel 4.5
Sarpras Keamanan
Kondisi
Kondisi
Rusak
Sarana Kondisi Rusak Jumlah Jumlah
No tidak Keterangan
Keamanan Baik dapat dipakai Sisa
dapat
Diperbiki
Diperbiki
1. Gudang senjata :
3
Almari
1 4 0 0 4 0 2. Gudang senjata
Senjata
cadangan
portir : 1
1. Borgol tangan :
66
2. Borgol rantai :
2 Borgol 87 0 0 8 79 21
3. Dipakai : 8
borgol tangan di
P2U
Lampu Kondisi aki kering
3 0 0 7 0 7
Cadangan rusak semua.
1. Ruang Portir /
Karupam : 2
2. Ruang KPLP : 2
4 Papan Tulis 13 0 0 13 0 3. Ruang Seksi
Min Kamtib : 5
4. Blok hunian : 4

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 42


Kondisi
Kondisi
Rusak
Sarana Kondisi Rusak Jumlah Jumlah
No tidak Keterangan
Keamanan Baik dapat dipakai Sisa
dapat
Diperbiki
Diperbiki
1. Area steri : 137
Kunci
5 262 0 0 262 0 2. Luar area steril :
Gembok
125
Denah Di gedung bawah
Lapas/ admin WBP.
6 1 0 0 1 0
Rutan/ Cab.
Rutan
7 Jas Hujan 1 0 0 1 0 Seksi Min Kamtib.
Perlengkapan 1. Lama : 13
8 19 0 0 19 0
PPH 2. Baru : 6
1. Jam dinding
Ruang Kasi
Kamtib.
2. Jam Dinding
Ruang Subsi
Keamanan.
9 Jam Dinding 5 0 0 5 0 3. Jam dinding
Ruang Subsi
Pelatib.
4. Jam dinding
Portir.
5. Jam dinding
Ruang Kunjungan.
1. Ruang Kasi Min
Kamtib.
2. Ruang Subsi
Keamanan.
3. Ruang Subsi
Jadwal Pelatib.
10 7 0 0 7 0
Tugas Jaga 4. Ruang Ka
KPLP.
5. Ruang KPLP.
6. Ruang Ka
Rupam.
7. Ruang Portir.
1. Blok Belakang :
5
2. Blok Wanita : 1
3. Bimker : 3
4. Dapur : 2
5. Ruang
Kunjungan : 1
6. Poliklinik : 1
7. Portir : 1
8. Gedung bawah
Alat
11 19 0 0 19 0 Admin WBP : 1
Pemadam
9. Gedung atas
Admin WBP : 1
10. Gedung atas
admin pegawai : 1
11. Ruang
Sekretariat Kalapas
:1

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 43


Kondisi
Kondisi
Rusak
Sarana Kondisi Rusak Jumlah Jumlah
No tidak Keterangan
Keamanan Baik dapat dipakai Sisa
dapat
Diperbiki
Diperbiki
Daftar Daftar alamat di
12 1 0 0 1 0
alamat Ruang Portir.
Disimpan dalam
13 Jam Kontrol 0 1 0 0 1
gudang.
1. Lapangan apel
pegawai : 1
Lonceng 2. Pos jaga atas : 4
14 7 0 0 7 0
Isyarat 3. Blok depan : 1
4. Blok belakang :
2
Telepon di Ruang
15 Telepon 1 0 0 1 0
Portir
1. Portir : 1
2. Ka Jaga : 1
3. Bantuan : 1
16 Buku Jaga 12 0 0 12 0
4. Kontrol : 1
5. Blok : 4
6. Pos : 4
Handy Talky 1. Lama : 9
17 13 0 0 13 0
(HT) 2. Baru : 4
Sumber : Kamtib Lapas Kelas IIA Yogyakarta

Tabel 4.6
Senjata Lapas Kelas IIA Yogyakarta
No Nama Jenis Deskripsi Status
1 Pistol Bernadelly, 32 Senjata Api Genggam Aktif
2 Pistol Bermington, 32 Senjata Api Genggam Aktif
3 Pistol Vickers, 38 Senjata Api Genggam Aktif
4 Pistol Walker PPK, 38 Senjata Api Genggam Aktif
5 Revolver Colt, 38 Senjata Api Genggam Aktif
6 Revolver SW, 38 Senjata Api Genggam Aktif
7 Revolver Buldok, 38 Senjata Api Genggam Aktif
8 Revolver Wembley Senjata Api Genggam Aktif
9 Pistol P.3 Kaliber 7,65 Senjata Api Genggam Aktif
10 Revolver SW, 32 Senjata Api Genggam Aktif
11 Stayer, 65 Senjata Bahu Tidak Aktif
Otomatis
12 Hambur, 95 Senjata Bahu Tidak Aktif
Otomatis
13 Mauser, 7.92 Senjata Bahu Tidak Aktif
Otomatis
14 L.E, 77 Senjata Bahu Tidak Aktif
Otomatis

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 44


No Nama Jenis Deskripsi Status
15 Sake, 243 Senjata Bahu Tidak Aktif
Otomatis
Senjata Bahu Tidak
16 Jungle, 30 Otomatis Aktif
Senjata Bahu Tidak
17 M. Karel Gustaf, 9 Otomatis Aktif
Senjata Bahu Tidak
18 Bouman, 11 Otomatis Aktif
Senjata Api Otomatis
19 Gerrand, 30 (SKM) Aktif
Senjata Api Otomatis
20 Sten Gun, 9 (SKM) Aktif
Senjata Api Otomatis
21 Bren Gun, 7.7 (SKM) Aktif
Senjata Api Otomatis
22 Thomson (SKM) Aktif
Senjata Api Otomatis
23 Shot Gun 12 gauge (SKM) Aktif
Senjata
Non
24 Pepper Gun Senjata Api Genggam Mematikan Aktif
Sumber : Kamtib Lapas Kelas IIA Yogyakarta

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 45


B. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah petugas penjagaan di
Lembaga Pemayarakatan Kelas IIA Yogyakarta yang dapat dikategorikan
dalam beberapa karakteristik responden antara lain; jenis kelamin, usia, status
perkawinan, pendidikan terakhir, dan golongan.
Uraian berikut ini merupakan penjelasan demografis mengenai
karakteristik petugas pengamanan yang merupakan responden pada penelitian
ini.

1. Jenis Kelamin
Tabel 4.7
Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Laki-Laki 45 97.8 97.8 97.8

Valid Perempuan 1 2.2 2.2 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS

Berdasarkan hasil tabel output SPSS tersebut dapat disimpulkan


bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki lebih dominan daripada
jenis kelamin perempuan dikarenakan petugas penjagaan di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta hampir semuanya jenis kelamin laki-
laki.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 46


2. Usia
Tabel 4.8
Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

20 - 24 10 21.7 21.7 21.7

25 - 29 10 21.7 21.7 43.5

30 - 34 6 13.0 13.0 56.5

35 - 39 8 17.4 17.4 73.9

Valid 40 - 44 2 4.3 4.3 78.3

45 - 49 5 10.9 10.9 89.1

50 - 54 1 2.2 2.2 91.3

55 - 59 4 8.7 8.7 100.0

Total 46 100.0 100.0

Sumber: Data Primer SPSS


Berdasarkan hasil output SPSS tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa persebaran usia responden tidak begitu merata pada setiap kelompok
usia. Mayoritas persebaran usia berada pada kelompok usia 20-24 tahun dan
25-29 tahun, yaitu sebanyak 10 responden atau sebanyak 21.7% dari total
46 responden. Terbanyak kedua yaitu pada kelompok usia 35-39 tahun yaitu
sebanyak 8 responden atau 17.4% dari total 46 responden. Ketiga berada
pada kelompok usia 30-34 tahun yaitu sebanyak 6 responden atau sebesar
13% dari total 46 responden, dan selebihnya berada pada kelompok usia 45-
49 tahun dengan 5 responden atau 10.9%; kelompok usia 55-59 tahun
dengan 4 responden atau 8.7%; kelompok usia 40-44 tahun dengan 2
responden atau 4.3% dan terakhir kelompok usia 50-54 tahun dengan 1
responden atau 2.2% dari 46 responden. Dari data tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa mayoritas petugas penjagaan di Lembaga
Pmemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta berada pada usia 20-29 tahun.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 47


3. Status Perkawinan
Tabel 4.9
Status Perkawinan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Menikah 30 65.2 65.2 65.2

Valid Belum Nikah 16 34.8 34.8 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Dari table output SPSS tersebut dapat diketahui bahwa dari 46
responden mayoritas sebanyak 30 responden atau sebesar 65.2% sudah
berstatus menikah sedangkan sebanyak 16 responden atau sebesar 34.8%
berstatus belum menikah.

4. Pendidikan Terakhir
Tabel 4.10
Pendidkan Terakhir

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

SMU/MA/SMK/Sederajat 27 58.7 58.7 58.7

D III 2 4.3 4.3 63.0


Valid
S1 Sarjana 17 37.0 37.0 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Dari tabel output SPSS tersebut dapat diketahui bahwa dari 46
responden mayoritas sebanyak 27 responden atau sebesar 58.7% memiliki
pendidikan terakhir SMU/MA/SMK/Sederajat; yang kedua sebanyak 17
responden atau sebesar 37% memiliki pendidikan terakhir S1 Sarjana; dan
terakhir dengan 2 responden atau sebesar 4.3% memiliki pendidikan
terakhir DIII. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas petugas penjagaan
di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta memiliki pendidikan
terakhir SMU/MA/SMK/Sederajat.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 48


5. Golongan
Tabel 4.11
Golongan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

IIa-IId 29 63.0 63.0 63.0

Valid IIIa-IIId 17 37.0 37.0 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Dari tabel output SPSS tersebut dapat diketahui bahwa dari 46
responden mayoritas sebanyak 29 responden atau sebesar 63% berada pada
golongan IIa-IId sedangkan seanyak 17 responden atau sebesar 37% berada
pada golongan IIIa-IIId. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
petugas pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta
sebagian besar berada pada golongan IIa-IId.

C. Pengalaman Responden
Uraian dibawah ini merupakan penjelasan pengalaman responden
mengenai tingkat kinerja petugas pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Yogyakarta, diperoleh data sebagai berikut;
Tabel 4.12
Responden mengetahui adanya evaluasi kinerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ya 43 93.5 93.5 93.5

Valid Tidak 3 6.5 6.5 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Berdasarkan tabel pengalaman responden tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas sebanyak 43 responden atau sebesar 93.5% menjawab ya
mengetahui bahwa adanya evaluasi kinerja bagi petugas pengamanan di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta, sisanya sebanyak 3
responden atau 6.5% menjawab tidak. Hal ini dapat menunjukkan bahwa pada

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 49


Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta ada evaluasi mengenai
kinerja bagi petugas pengamanan agar dapat melaksanakan tugas dengan baik
dan dapat mencapi tujuan yaitu kemanan dan keteriban.

Tabel 4.13
Responden mengetahui bahwa ada jadwal tetap petugas pengamanan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ya 44 95.7 95.7 95.7

Valid Tidak 2 4.3 4.3 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Berdasarkan tabel pengalaman responden tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas sebanyak 44 responden atau sebesar 95.7% menjawab ya bahwa ada
jadwal tetap bagi petugas pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Yogyakarta sedangkan 2 responden atau 4.3% menjawab tidak. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa petugas pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas
IIA Yogyakarta telah diatur dengan jadwal yang tetap.
Tabel 4.14
Responden pernah melakukan izin pada saat bertugas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ya 32 69.6 69.6 69.6

Valid Tidak 14 30.4 30.4 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Berdasarkan tabel pengalaman responden tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas sebanyak 32 responden atau sebesar 69.6% menjawab ya pernah
melakukan izin pada saat seharusnya bertugas, sedangkan 14 responden atau
30.4% menjawab tidak pernah melakukan izin. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa petugas pengamanan mayoritas pernah melakukan izin dengan alasan
tertentu pada saat seharusnya bertugas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Yogyakarta.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 50


Tabel 4.15
Responden bekerja sesuai dengan sasaran kinerja pegawai

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ya 45 97.8 97.8 97.8

Valid Tidak 1 2.2 2.2 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Berdasarkan tabel pengalaman responden tersebut menunjukkan bahwa
mayoritas sebanyak 45 responden atau 97.8% menjawab ya bahwa petugas
bertugas sesuai dengan sasaran kinerja pegawai, sedangkan 1 responden atau
2.2% menjawab tidak sesuai dengan sasaran kinerja. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa petugas pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Yogyakarta bertugas sesuai dengan sasaran kinerja pegawai yang telah
ditetapkan.

Tabel 4.16
Responden merasa bahwa Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Yogyakarta dalam kategori aman

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Ya 42 91.3 91.3 91.3

Valid Tidak 4 8.7 8.7 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Berdasarkan tabel pengalaman responden tersebut,mayoritas sebanyak
42 responden atau sebesar 91.3% menjawab ya Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Yogyakarta dalam kategori aman sedangkan 4 responden atau 8.7%
menjawab tidak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa petugas pengamanan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogykarta menganggap bahwa Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Yogykarta berada pada kategori aman dan hal ini
dapat berdampak pada kelengahan petugas pengamanan dalam menjaga
kemanan dan ketertiban di dalam Lembaga Pemasyarakatan.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 51


D. Analisis Univariat
Hasil perolehan data primer dari penyebaran kueisoner yang diberikan
kepada 46 responden petugas pengamanan pada Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Yogyakarta, maka diperoleh data sebagai berikut;

1. Uji Validitas
Uji validitas sebuah instrumen dilakukan untuk menguji serta
mengetahui apakah suatu instrumen atau alat ukur dalam kueisoner
menjalankan fungsinya dengan baik. Validitas akan menunjukkan ketepatan
dan kecermatan dalam melakukan perhitungan dalam penelitian.
Menurut Neuman (2008) suatu instrumen dikatakan bersifat valid
jika nilai r pearson correlation seluruh butir pertanyaan yang menjelaskan
variabel yang diujikan lebih besar dari r table (Heryanto, 2018:103). Hasil r
hitung kita bandingkan dengan r table dimana (df = n-2) dengan sig 5%.
Jumlah responden dalam validitas ini sebanyak 46 responden. Dalam
pengujian validitas peneliti menggunakan SPSS (Statistic Package for
Social Scine) 20.0 dengan hasil uji validitas sebagai berikut :
Tabel 4.17
Validitas

Rhitung
No
Ketepatan
rtabel Keterangan
Kuantitas Kualitas
Waktu
1 0.561 0.693 0.808 0.338 Valid
2 0.830 0.759 0.762 0.338 Valid
3 0.710 0.774 0.800 0.338 Valid
4 0.786 0.796 0.576 0.338 Valid
5 0.741 0.800 0.704 0.338 Valid
Sumber : Data Primer SPSS

Berdasarkan tabel uji validitas tersebut, terlihat bahwa nilai r


pearson correlation pada setiap butir pernyataan kueisoner menunjukkan
nilai yang lebih besar daripada nilai r tabel maka keseluruhan butir

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 52


pernyataan pada variabel tersebut terbukti valid. Dengan demikian variabel
yang akan digunakan dalam penilitian bersifat valid.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Sujarweni (2015:192) reliabilitas merupakan ukuran
suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang
berkaitan dengan kontruksi pertanyaan yang merupakan dimensi suatu
variabel dan disusun dalam suatu bentuk kueisoner.
Suatu instrumen dikatakan memiliki tingkat kepercayaan yang
tinggi atau konsisten jika hasil dari pengujian instrumen tersebut
menunjukkan hasil yang tetap. Dengan kata lain, pengujian ini erat
hubungannya dengan ketepatan hasil.
Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan pendekatan internal consistency reliability yang
menggunakan Chornbach Alpha untuk mengidentifikasi seberapa baik item
yang ada pada kueisoner berhubungan antara satu dengan lainnya. Suatu
variabel dikatakan reliabel atau handal jika koefisien Alpha lebih besar dari
0,7. Sebagiamana uji validitas, uji reliabilitas menggunakan alat bantu SPSS
( Statistic Package of Social Science ).
Dengan sampel uji coba sebanyak 46 orang, maka diperoleh hasil
uji reliabilitas sebagaimana tabel berikut :
Tabel 4.18
Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

.945 15
Sumber : Data Primer SPSS
Berdasarkan pengujian uji reliabilitas menggunakan chronbach
alpha berdasar dari tabel tersebut menunjukkan bahwa seluruh komponen
didalam instrumen kueisoner memiliki chronchbach alpha sebesar 0,945
dengan demikian maka instrumen yang akan peniliti gunakan bersifat
reliabel dikarenakan koefesien alpha lebih besar dari 0,7 (Heryanto
2018:103).

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 53


3. Deskripsi Dimensi Kuantitas
Dimensi kuantitas merupakan salah satu dari penilaian tingkat
kinerja menurut teori Stephen P. Robbins, kuantitas merupakan suatu hal
yang dihasilkan oleh petugas pengamanan sesuai dengan sasaran kinerja
pegawai yang telah disepakati oleh organisasi.
Deskripsi dimensi kuantitas pada tingkat kinerja petugas
pengamanan pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta adalah
sebagai berikut;
Tabel 4.19
Kategori Dimensi Kuantitas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tinggi 39 84.8 84.8 84.8

Valid Rendah 7 15.2 15.2 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Berdasarkan tabel kategori dimensi kuantitas tersebut dapat
dilihat bahwa dari 46 responden sebanyak 39 responden atau sebesar 84.8%
berada pada kategori tinggi dan sebanyak 7 responden atau sebesar 15.2%
berada pada kategori rendah. Berkaitan dengan pernyataan responden yang
lebih banyak memilih pada kategori tinggi menunjukkan bahwa kuantitas
atau hasil yang dihasilkan oleh petugas pengamanan pada Lembaga
Pemasyarakatan sudah baik dan sesuai dengan sasaran kinerja pegawai yang
telah ditetapkan oleh organisasi. Hal tersebut juga dibuktikan dengan
indikator dari dimensi kuantitas yang akan dijelaskan pada halaman
selanjutnya;

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 54


Tabel 4.20
Pendapat Responden mengenai kemampuan melaksanakan beberapa
tugas dengan waktu bersamaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

STS 9 19.6 19.6 19.6

N 15 32.6 32.6 52.2

Valid S 12 26.1 26.1 78.3

SS 10 21.7 21.7 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa dari 46 responden
mayoritas sebanyak 15 responden atau sebesar 32.6% memilih netral
sedangkan sebanyak 12 responden atau sebesar 26.1% memilih setuju dan
sisanya sebanyak 10 responden atau sebesar 21.7% memilih sangat setuju;
sebanyak 9 responden atau sebesar 19.6% memilih sangat tidak setuju
mengenai kemampuan dalam melaksanakan beberapa tugas dengan waktu
bersamaan. Artinya petugas pengamanan di dalam Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta dapat melaksanakan beberapa tugas
dengan waktu bersamaan tetapi dengan tugas yang masih berhubungan
dengan keamanan dan ketertiban di dalam lapas.
Tabel 4.21
Pendapat Responden mengenai kemampuan dalam melaksanakan
instruksi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

STS 1 2.2 2.2 2.2

N 5 10.9 10.9 13.0

Valid S 19 41.3 41.3 54.3

SS 21 45.7 45.7 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa dari 46 responden
mayoritas sebanyak 21 responden atau sebesar 45.7% memilih sangat setuju

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 55


sedangkan sebanyak 19 responden atau sebesar 41.3% memilih setuju,
sisanya sebanyak 5 responden atau sebesar 10.9% menjawab netral dan
sebanyak 1 responden atau sebesar 2.2% memilih sangat tidak setuju. Maka
dapat diartikan bahwa petugas pengamanan dapat dengan baik dalam
melaksanakan instruksi dari pimpinan di dalam Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Yogyakarta.
Tabel 4.22
Pendapat Responden kemampuan dalam mencapai target kinerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

STS 2 4.3 4.3 4.3

N 5 10.9 10.9 15.2

Valid S 20 43.5 43.5 58.7

SS 19 41.3 41.3 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan dari 46 responden
mayoritas sebanyak 20 responden atau sebesar 43.5% memilih setuju
seddangkan sebanyak 19 responden atau sebesar 41.3% memilih sangat
setuju, sisanya sebanyak 5 reponden atau sebesar 10.9% memilih netral dan
sebanyak 2 responden atau seesar 4.3% memilih sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa petugas pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Yogyakarta dapat mencapai target kinerja yang telah ditetapkan
oleh organisasi yaitu kemanan dan ketertiban di dalam lapas.
Tabel 4.23
Pendapat Responden mengenai kemampuan bertugas sesuai jadwal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

N 16 34.8 34.8 34.8

S 20 43.5 43.5 78.3


Valid
SS 10 21.7 21.7 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 56


Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan dari 46 responden
mayoritas sebanyak 20 responden atau sebesar 43.5% memilih setuju
sedangkan sebanyak 16 responden atau sebesar 34.8% memilih netral,
sisanya sebanyak 10 responden atau sebesar 21.7% memilih sangat setuju.
Hal ini menunjukkan bahwa petugas pengamanan dapat bertugas sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Yogyakarta.
Tabel 4.24
Pendapat Responden mengenai kesiapan dalam melaksanakan tugas
dengan waktu yang melebihi porsi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

STS 7 15.2 15.2 15.2

N 18 39.1 39.1 54.3

Valid S 12 26.1 26.1 80.4

SS 9 19.6 19.6 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan dari 46 responden
mayoritas sebanyak 18 responden atau sebesar 39.1% memilih netral
sedangkan sebanyak 12 responden atau sebesar 26.1% memilih setuju dan
sebanyak 9 responden atau sebesar 19.6% memilih sangat setuju, sisanya
sebanyak 7 responden atau sebesar 15.2% memilih sangat tidak setuju. Hal
ini menunjukkan bahwa petugas pengamanan dapat bekerja atau bertugas
melebihi porsi kerja tetapi masih dalam lingkup pengamanan di dalam
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 57


Tabel 4.25
Analisis Butir Indikator Dimensi Kuantitas
Nama Variabel Mean Presentase Keterangan
Responden mampu mengerjakan
beberapa tugas dengan waktu 3.30 66% Baik
bersamaan
Responden mampu bertugas sesuai
instruksi 4.28 85.6% Sangat Baik
Responden mampu mencapai target
kinerja yang telah ditetapkan 4.17 83.4% Sangat Baik
Responden mampu bertugas sesuai
dengan jadwal yang telah 3.87 77.4% Baik
ditetapkan
Responden siap melaksanakan
tugas dengan waktu yang melebihi 3.35 67% Baik
porsi kerja
Sumber: Data Primer SPSS
Data tabel analisis indikator dimensi kuantitas menunjukkan bahwa
kuantitas pengamanan pada Lembaga Pemasyarakatan berjalan dengan baik
dan sejalan dengan tabel kategori yang menunjukkan tinggi, bahkan pada
butir variabel kemampuan bertugas sesuai instruksi, dan kemampuan dalam
mencapai target kinerja berada pada kategori sangat baik. Hal ini dapat
diasumsikan bahwa kuantitas petugas pengamanan pada Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta berada pada kategori baik.

4. Deskripsi Dimensi Kualitas


Dimensi kualitas merupakan salah satu dari penilaian tingkat
kinerja menurut teori Stephen P. Robbins, kualitas merupakan suatu
persepsi yang telah dihasilkan serta kesempurnan tugas terhadap
ketrampilan dan kemampuan petugas di dalam organisasi.
Deskripsi dimensi kualitas pada tingkat kinerja petugas
pengamanan pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta adalah
sebagai berikut;

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 58


Tabel 4.26
Kategori Dimensi Kualitas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tinggi 42 91.3 91.3 91.3

Valid Rendah 4 8.7 8.7 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Berdasarkan tabel kategori dimensi kualitas tersebut dapat dilihat
bahwa dari 46 responden sebanyak 42 responden atau sebesar 91.3% berada
pada kategori tinggi dan sebanyak 4 responden atau sebesar 8.7% berada
pada kategori rendah. Berkaitan dengan pernyataan responden yang lebih
banyak memilih pada kategori tinggi menunjukkan bahwa kualitas atau
persepsi hasil yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap
ketrampilan dan kemampuan dalam bertugas oleh petugas pengamanan
pada Lembaga Pemasyarakatan sudah baik dan sesuai dengan target yang
telah ditetapkan oleh organisasi.
Hal tersebut juga dibuktikan dengan indikator dari dimensi
kualitas yang akan dijelaskan sebagai berikut;
Tabel 4.27
Pendapat Responden mengenai kemampuan melaksanakan tugas
penting dari atasan langsung
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

STS 2 4.3 4.3 4.3

N 9 19.6 19.6 23.9

Valid S 24 52.2 52.2 76.1

SS 11 23.9 23.9 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa dari 46 responden
mayoritas sebanyak 24 responden atau sebesar 52.2% memilih setuju dan
sebanyak 11 responden atau sebesar 23.9% memilih sangat setuju
sedangkan sisanya sebanyak 9 responden atau sebesar 19.6% memilih

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 59


netral; sebanyak 2 responden atau sebesar 4.3% memilih sangat tidak setuju
mengenai kemampuan dalam melaksanakan tugas penting dari atasan
langsung. Artinya petugas pengamanan di dalam Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Yogyakarta dapat melaksanakan tugasnya bahkan tugas yang
terbilang penting karena dari atasan langsung yang tentunya masih
berhubungan dengan keamanan dan ketertiban di dalam lapas.
Tabel 4.28
Pendapat Responden mengenai menjaga kepercayaan atasan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

STS 1 2.2 2.2 2.2

N 19 41.3 41.3 43.5

Valid S 23 50.0 50.0 93.75

SS 3 6.5 6.5 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa dari 46 responden
mayoritas sebanyak 23 responden atau sebesar 50% memilih setuju
sedangkan sebanyak 19 responden atau sebesar 41.3% memilih sangat
setuju, sisanya sebanyak 3 responden atau sebesar 6.5% menjawab netral
dan sebanyak 1 responden atau sebesar 2.2% memilih sangat tidak setuju.
Maka dapat diartikan bahwa petugas pengamanan dapat dengan baik dalam
menjaga kepercayaan atasan dalam hal keamanan dan ketertiban di dalam
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta.
Tabel 4.29
Pendapat Responden mengenai konsisten dalam bekerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

N 12 26.1 26.1 26.1

S 24 52.2 52.2 78.3


Valid
SS 10 21.7 21.7 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 60


Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan dari 46 responden
mayoritas sebanyak 24 responden atau sebesar 52.2% memilih setuju
seddangkan sebanyak 12 responden atau sebesar 26.1% memilih netral,
sisanya sebanyak 10 reponden atau sebesar 21.7% memilih sangat setuju.
Hal ini menunjukkan bahwa petugas pengamanan dapat konsisten dalam
bertugas menjaga kemanan dan ketertiban.
Tabel 4.30
Pendapat Responden dalam bertugas untuk meminimalisir kesalahan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

STS 4 8.7 8.7 8.7

N 15 32.6 4.3 41.3

Valid S 23 50.0 50.0 91.3

SS 4 8.7 8.7 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan dari 46 responden
mayoritas sebanyak 23 responden atau sebesar 50% memilih setuju
sedangkan sebanyak 15 responden atau sebesar 32.6% memilih netral,
sisanya sebanyak 4 responden atau sebesar 8.7% memilih sangat setuju dan
sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa petugas pengamanan
memiliki rasa kehati-hatian dalam bertugas menjaga keamanan dan
ketertiban di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta.
Tabel 4.31
Pendapat Responden dalam pemeriksaan hasil tugas untuk mencapai
hasil yang memuaskan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

STS 3 6.5 6.5 6.5

N 17 37.0 37.0 43.5

Valid S 21 45.7 45.7 89.2

SS 5 10.8 10.8 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 61


Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan dari 46 responden
mayoritas sebanyak 21 responden atau sebesar 45.7% memilih setuju
sedangkan sebanyak 17 responden atau sebesar 37% memilih netral, sisanya
sebanyak 5 responden atau sebesar 10.8% memilih sangat setuju, dan
sebanyak 3 responden atau sebesar 6.5% memilih sangat tidak setuju. Hal
ini menunjukkan bahwa petugas pengamanan menginginkan hasil yang
memuaskan dalam bertugas di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Yogyakarta.
Tabel 4.32
Analisis Butir Indikator Dimensi Kualitas
Nama Variabel Mean Presentase Keterangan
Responden dipercayai atasan
melaksanakan tugas penting 3.91 78.2% Baik
Responden menjaga kepercayaan
atasan 3.59 71.8% Baik
Responden selalu konsisten dalam
bertugas 3.96 79.2% Baik
Responden selalu berhati-hati
dalam bertugas untuk 3.46 69.2% Baik
meminimalisir kesalahan
Responden selalu memeriksa
kembali hasil tugas saya untuk 3.54 70.8% Baik
mencapai hasil yang memuaskan
Sumber: Data Primer SPSS
Data tabel analisis indikator dimensi kualitas menunjukkan bahwa
kualitas pengamanan pada Lembaga Pemasyarakatan berjalan dengan baik,
dikarenakan seluruh indicator dimensi kualitas mempunyai kategori yang
baik dan sesuai dengan tabel kategori yang menunjukkan tinggi. Hal ini
dapat diasumsikan bahwa kualitas petugas pengamanan pada Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta berada pada kategori sangat baik
dalam menjalankan tugasnya menjaga keamanan dan ketertiban lapas.

5. Deskripsi Dimensi Ketepatan Waktu


Dimensi ketepatan waktu merupakan salah satu dari penilaian
tingkat kinerja menurut teori Stephen P. Robbins, ketepatan waktu

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 62


merupakan suatu tingkat aktivitas kerja yang dapat diselesaikan pada awal
waktu atau sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam organisasi.
Deskripsi dimensi ketepatan waktu pada tingkat kinerja petugas
pengamanan pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta adalah
sebagai berikut;
Tabel 4.33
Kategori Dimensi Ketepatan Waktu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tinggi 6 13.0 13.0 13.0

Valid Rendah 40 87.0 87.0 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Berdasarkan tabel kategori dimensi ketepatan waktu tersebut
dapat dilihat bahwa dari 46 responden sebanyak 40 responden atau sebesar
87% berada pada kategori rendah dan sebanyak 6 responden atau sebesar
13% berada pada kategori tinggi. Berkaitan dengan pernyataan responden
yang lebih banyak memilih pada kategori rendah menunjukkan bahwa
ketepatan waktu atau tingkat aktivitas kerja yang berhubungan dengan
ketepatan waktu oleh petugas pengamanan pada Lembaga Pemasyarakatan
masih rendah dan belum sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh
organisasi. Hal tersebut juga dibuktikan dengan indikator dari dimensi
ketepatan waktu yang akan dijelaskan pada halaman selanjutnya;
Tabel 4.34
Pendapat Responden mengenai ketepatan waktu dalam bertugas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

STS 10 21.7 10.9 10.9

N 22 47.8 47.8 69.5

Valid S 14 30.5 30.5 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 63


Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa dari 46 responden
mayoritas sebanyak 22 responden atau sebesar 47.8% memilih netral
sedangkan sebanyak 14 responden atau sebesar 30.5% memilih setuju dan
sisanya sebanyak 10 responden atau sebesar 21.7% memilih sangat tidak
setuju. Artinya petugas pengamanan di dalam Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Yogyakarta harus dapat meningkatkan disiplin waktu dalam
bertugas agar tidak mengganggu keamanan dan ketertiban di dalam lapas.
Tabel 4.35
Pendapat Responden mengenai kemampuan menyelesaikan tugas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
STS 25 54.3 54.3 54.3

N 20 43.5 43.5 97.8

Valid S 1 2.2 2.2 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa dari 46 responden
mayoritas sebanyak 25 responden atau sebesar 54.3% memilih sangat tidak
setuju dan sebanyak 20 responden atau sebesar 43.5% memilih netral,
sisanya sebanyak 1 responden atau sebesar 2.2% menjawab setuju. Maka
dapat diartikan bahwa petugas pengamanan perlu meningkatkan dan lebih
memanfaatkan waktu dengan baik di dalam menjaga keamanan dan
ketertiban Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta.
Tabel 4.36
Pendapat Responden mengenai tidak menunda waktu dalam bertugas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

STS 11 23.9 23.9 23.9

N 29 63.0 63.0 86.9

Valid S 5 10.9 10.9 97.8

SS 1 2.2 2.2 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 64


Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan dari 46 responden
mayoritas sebanyak 29 responden atau sebesar 63.0% memilih netral
sedangkan sebanyak 11 responden atau sebesar 23.9% memilih sangat tidak
setuju, sisanya sebanyak 5 reponden atau sebesar 10.9% memilih setuju dan
sebanyak 1 responden atau seesar 2.2% memilih sangat setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa petugas pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Yogyakarta masih menunda-nunda waktu dalam bertugas dan
perlu peningkatan dan perbaikan dalam memanfaatkan waktu dengan baik.
Tabel 4.37
Pendapat Responden mengenai memaksimalkan waktu bertugas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

STS 12 26.1 26.1 26.1


N 21 45.7 34.8 71.8

Valid S 13 28.2 28.2 100.0

Total 46 100.0 100.0


Sumber: Data Primer SPSS
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan dari 46 responden
mayoritas sebanyak 21 responden atau sebesar 45.7% memilih netral
sedangkan sebanyak 13 responden atau sebesar 28.2% memilih setuju,
sisanya sebanyak 12 responden atau sebesar 26.1% memilih sangat tidak
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa petugas pengamanan perlu untuk
meningkatkan dan memaksimalkan waktu dengan lebih baik lagi dalam
bertugas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta.
Tabel 4.38
Pendapat Responden mengenai pengisian jurnal setiap hari
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

STS 15 32.6 32.6 32.6


TS 25 54.3 54.3 86.9
Valid
N 6 13.1 13.31 100.0
Total 46 100.0 100.0
Sumber: Data Primer SPSS

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 65


Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan dari 46 responden
mayoritas sebanyak 25 responden atau sebesar 54.3% memilih tidak setuju
dan sebanyak 15 responden atau sebesar 32.6% memilih sangat tidak setuju,
sedangkan sebanyak 6 responden atau sebesar 13.1% memilih netral. Hal
ini menunjukkan bahwa petugas pengamanan dalam pengisian jurnal harian
perlu diperbaiki dan lebih ditingkatkan lagi karena masih berada pada
kategori rendah dan dapat mempengaruhi sasaran kinerja pegawai itu
sendiri.
Tabel 4.39
Analisis Butir Indikator Dimensi Ketepatan Waktu
Nama Variabel Mean Presentase Keterangan
Responden tepat waktu dalam
bertugas 2.87 57.4% Cukup
Responden mampu menyelesaikan
tugas lebih cepat dari target waktu 1.93 38.6% Buruk
yang ada
Responden melaksanakan tugas
dengan tidak menunda waktu 2.67 53.4% Cukup
Responden selalu memaksimalkan
waktu dengan baik 2.76 55.2% Cukup
Responden selalu mengisi jurnal
harian setiap hari 1.80 36% Buruk
Sumber: Data Primer SPSS
Data tabel analisis indikator dimensi ketepatan waktu menunjukkan
bahwa ketepatan waktu petugas pengamanan pada Lembaga
Pemasyarakatan berjalan pada kategori cukup bahkan pada butir variable
mengenai mampu menyelesaikan tugas lebih cepat dari target waktu yang
ada dan dalam pengisian jurnal harian perlu diperbaiki dan ditingkatkan
karena berada pada kategori buruk dan hal ini sesuai dengan kategori yang
menunjukan bahwa dimensi ketepatan waktu berada di kategori rendah. Hal
ini dapat diasumsikan bahwa ketepatan waktu petugas pengamanan pada
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta berada pada kategori
cukup dan memerlukan tindakan perbaikan lebih lanjut agar dapat
meningkatkan kedisiplinan mengenai waktu dalam bertugas.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 66


E. Analisis Data
Berdasarkan hasil dari SPSS diatas mengenai analisis tingkat
kinerja petugas pengamanan pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Yogyakarta menunjukkan bahwa dimensi pada kuantitas berada pada
kategori baik dengan rata-rata atau mean 18.98 atau sebesar 75.91%, dan
dimensi pada kualitas berada pada kategori baik dengan rata-rata atau mean
18.46 atau sebesar 73.84%, sedangkan pada dimensi ketepatan waktu
menunjukkan kategori cukup dengan rata-rata atau mean 12.04 atau sebesar
48.16% dan akan diperjelas dengan gambar diagram sebagai berikut;
Gambar 4.2
Kategori Variabel

Kuantitas
Kerja

Kinerja Petugas
Kualitas Pengamanan
Kerja

Ketepatan
Waktu

Sumber : Pengolahan hasil SPSS

Hasil di lapangan bila di kaitkan dengan Teori Stephen P. Robbins


mengenai tiga dimensi kinerja pegawai atau petugas yaitu sebagai berikut:
1. Kuantitas kerja
Merupakan dimensi penilaian kinerja petugas dengan menilai
hasil kerja yang telah dihasilkan yang dapat dinyatakan dengan jumlah

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 67


dalam hal penelitian ini adalah jumlah siklus aktivitas kerja yang telah
diselesaikan menurut sasaran kinerja pegawai yang telah ditentukan
oleh organisasi dalam hal ini adalah Lembaga Pemasyarakatan Kelas
IIA Yogyakarta. Dimensi ini memiliki beberapa indikator seperti
kemampuan melaksanakan tugas dan fungsinya yang dapat diartikan
bahwa petugas pengamanan dinilai dalam aktivitasnya melaksanakan
beberapa tugas yang telah ada di sasaran kinerja pegawai, kemampuan
petugas dalam bertugas melebihi jam kerja yang ada yang berarti bahwa
petugas dinilai dalam kemampuannya untuk bertugas dengan tekanan
waktu yang mengharuskan bekerja secara lebih atau dalam artian
lembur untuk mencapai suatu target yang ada dalam organisasi, dan
kemampuan dalam mencapai target kinerja yang berarti melakukan
penilaian kepada petugas dalam memenuhi target nilai kinerja yang ada
didalam sasaran kinerja petugas.
Dari hasil tersebut, temuan fakta dilapangan bahwa petugas
pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta telah
melakukan tugas dengan baik dan mampu untuk mencapai target nilai
yang ada di dalam sasaran kinerja pegawai.
Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa salah satu dimensi
dalam penilian kinerja menurut Stephen P. Robbins yaitu kuantitas kerja,
telah dilakukan dengan baik dan dapat dilihat dalam penilaian kinerja
pegawai yang ada di dalam simpeg kumham pada bagian jurnal harian.
2. Kualitas kerja
Merupakan dimensi penilaian kinerja petugas dengan menilai
atau menekankan persepsi petugas terhadap kualitas dari hasil kerja
yang telah dihasilkan dan kesempurnaan tugas serta ketrampilan dan
kemampuan petugas dalam bertugas yang telah diselesaikan menurut
sasaran kinerja pegawai yang telah ditentukan oleh organisasi dalam
hal ini adalah Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta.
Dimensi ini memiliki beberapa indicator seperti kemampuan dalam
menghasilan sesuatu yang sesuai dengan target kerja yang dapat

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 68


diartikan bahwa petugas pengamanan dinilai dalam kemampuannya
dalam mencapai target yang telah ditentukan oleh pihak lapas, dapat
dipercaya oleh atasan yang berarti bahwa petugas dinilai dalam
kemampuannya untuk bertanggung jawab dalam bertugas dengan
tekanan berupa kepercayaan oleh atasan yang mengharuskan suatu
target didalam organisasi dapat tercapai, dan konsistensi serta ketelitian
dalam bertugas yang berarti melakukan penilaian kepada petugas dalam
kekonsistenan dan ketelitian disaat bertugas serta meminimalisir
kesalahan yang dapat terjadi saat bertugas di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Yogyakarta.
Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa salah satu
dimensi dalam penilian kinerja menurut Stephen P. Robbins yaitu
kualitas kerja, telah dilakukan dengan baik dan dapat dilihat dalam
konsistensi dan kedisiplinan petugas serta pelatihan pengamanan yang
telah diadakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta,
sesuai dengan pernyataan dari Staff Kesatuan Pengamanan Lapas.
3. Ketepatan waktu dalam bekerja atau Punctuality
Merupakan dimensi penilaian kinerja petugas dengan menilai
atau menekankan pada aktivitas tugas yang dapat diselesaikan pada
awal waktu yang telah dinyatakan dan sesuai dengan sasaran kinerja
pegawai menurut yang telah ditetapkan organisasi dalam hal ini adalah
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta. Dimensi ini memiliki
beberapa indikator seperti kemampuan dalam menggunakan waktu
dengan tepat yang dapat diartikan bahwa petugas pengamanan dinilai
dalam kemampuannya dalam penggunaan waktu secara tepat dalam
bertugas, tidak melakukan penundaan waktu kerja yang berarti bahwa
petugas dinilai dalam kemampuannya untuk bertanggung jawab dalam
waktu dengan tidak menunda kerja atau tugas agar suatu target didalam
organisasi dapat tercapai, dan ketepatan dalam menyelesaikan tugas
yang berarti melakukan penilaian kepada petugas dalam pengelolaan

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 69


waktu saat bertugas agar target dari organisasi dalam hal ini adalah
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta dapat tercapai.
Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa salah satu
dimensi dalam penilian kinerja menurut Stephen P. Robbins yaitu
ketepatan waktu, belum dilakukan dengan baik dan memerlukan
perhatian lebih serta peningkatan kedisiplinan waktu, hal ini dapat
dilihat dalam pengisian jurnal harian yang tidak tepat waktu serta
pengelolaan waktu yang kurang baik oleh petugas pengamanan di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta, sehingga
pengelolaan waktu bagi petugas pengamanan harus lebih ditekankan
agar tidak memicu timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban di
dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 70


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan
pada bab seelumnya, maka pada uraian akhir ini, peneliti memperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat kinerja Petugas Pengamanan pada Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta berkategori baik dengan
tiga dimensi kinerja antara lain, kuantitas kerja, kualitas kerja, dan
ketepatan waktu
2. Kuantitas Kerja yang dimiliki oleh petugas pengamanan pada
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta dalam kategori
baik serta dapat dilihat dengan tercapainya sasaran kinerja.
pegawai dalam hal ini adalah sasaran kinerja petugas pengamanan
3. Kualitas kerja petugas pengamanan pada Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta berada pada kategori baik
dibuktikan dengan kemampuan dalam menjaga kondisi keamanan
dan ketertiban lapas serta dengan adanya analisis melalui program
SPSS.
4. Ketepatan waktu dalam bertugas bagi petugas pengamanan pada
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta masih kurang
serta perlu lebih ditingkatkan, hal ini dibuktikan dengan analisa
menggunakan program SPSS dan penuturan langsung oleh salah
satu Kepala regu pengamanan serta observasi langsung dilapangan
saat kegiatan apel pergantian petugas pengamanan shift siang.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 71


B. Saran
Dari kesimpulan diatas untuk lebih meningkatkan kinerja petugas
pengamanan dalam menjaga keamanan dan ketertiban pada Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta maka perlu untuk meningkatkan
beberapa hal antara lain :
1. Ketepatan Waktu
Menurut dimensi ketepatan waktu dalam bertugas yang
perlu untuk lebih ditingkatkan adalah dalam hal pengelolaan waktu
dan disiplin waktu yang baik dengan cara adanya sosialisasi
langsung dalam bentuk rapat kerja untuk mensosialisasikan jadwal
petugas pengamanan dengan waktu yang jelas dan adanya
pemberian teguran atau sanksi yang jelas berupa pemotongan
tunjangan sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI
Nomor 33 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan
Kinerja pada Bab IV tentang pemotongan pembayaran kinerja bagi
pegawai. Hal ini perlu dilaksanakan agar ada upaya bagi petugas
pengamanan untuk lebih mengelola waktu dengan baik dan
mempunyai disiplin waktu yang tinggi agar terciptanya keamanan
dan ketertiban pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Yogyakarta.
Selain hal tersebut perlu adanya sosialisasi lebih lanjut
mengenai Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian atau Simpeg
Kumham yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan
HAM RI Nomor 10 Tahun 2016 dalam hal pengisian jurnal harian
setiap hari secara tepat waktu karena hal ini dapat berpengaruh
kepada penilaian kinerja dan prestasi kerja pegawai serta
merupakan penegakan disiplin pegawai.
2. Kualitas Kerja
Perlu adanya perombakkan regu pengamanan secara rutin
agar antara regu pengaman yang satu dengan yang lain dapat saling
mengenal dan tidak adanya pengelompokkan pegawai, selain hal

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 72


itu perombakkan perlu dilakukan agar tidak adanya pemetaan dari
warga binaan pemasyarakatan sehingga dapat menimbulkan
permasalahan keamanan dan ketertiban di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 73


Daftar Pustaka
Buku-Buku
Abdullah, M. (2014). Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan. Yogyakarta:
Aswaja Pressindo.
Bintoro, & Daryanto. (2017). Manajemen Penilaian Kinerja Karyawan.
Yogyakarta: Gava Media.
Creswell, J. W. (2014). Research Design Pendekatan Metode Kualitatif,
Kuantitatif, dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gawron, V. J. (2019). Human Performance And Situation Awereness Measures.
Boca Raton: CRC Press.
Heryanto, I., & Triwibowo, T. (2018). Path Analysis menggunakan SPSS dan
Excel. Bandung: Informatika.
Merchant, K. A., & Van der Stede, W. A. (2012). Sistem Pengendalian
Manajemen pengukuran Kinerja, Evaluasi, dan Insentif. Jakarta: Salemba
Empat.
Paramarta, Y. A. (2016). Evaluasi Pola Karir di Kementerian Hukum dan HAM.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM.
Robbins, S. P. (2016). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Subarsono, A. (2008). Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Artikel dalam Jurnal


Agani, M. Al, Munadi, R., & Subianto, M. (2018). Evaluasi Kinerja Sistem
Informasi Akademik Menggunakan IT Balanced Scorecard Pada Universitas
Serambi Mekkah Banda Aceh. Jurnal Informatika Upgris.
https://doi.org/10.26877/JIU.V4I1.2071
Dahlan, M., Setyopranoto, I., & Trisnantoro, L. (2017). Evaluasi Implementasi
Program Jaminan Kesehatan Nasional terhadap Pasien Stroke di RSUP Dr.
Sardjito. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI.
https://doi.org/10.22146/JKKI.V6I2.28934
Ningrum, S. w., Muchsin, S., & Widodo, R. (2019). EVALUASI KINERJA
PELAYANAN DINAS PERHUBUNGAN DALAM BIDANG
TRANSPORTASI UMUM PERKOTAAN ( Studi Pada Dinas Perhubungan
Kota Malang Provinsi Jawa Timur ) ISSN 2302-8432. EVALUASI KINERJA
PELAYANAN DINAS PERHUBUNGAN DALAM BIDANG TRANSPORTASI
UMUM PERKOTAAN (Studi, 13(2), 53–61.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 74


Ricoida, D. I., Denny, D., & Santoso, S. (2019). Sistem Informasi Penilaian
Kinerja Dosen Dengan Metode Extreme Programming (Studi Kasus: STMIK
MDP). JATISI (Jurnal Teknik Informatika Dan Sistem Informasi).
https://doi.org/10.35957/jatisi.v5i2.147
Setiyaningsih, & Suwitri. (2017). Evaluasi Kinerja Dengan Metode Balanced
Scorecard Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal Kota
Semarang. Undip.
Sumarauw, J., Kawet, L., & Subroto, A. (2015). EVALUASI KINERJA SUPPLY
CHAIN MANAJEMEN PADA PRODUKSI BERAS DI DESA PANASEN
KECAMATAN KAKAS. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi.

Peraturan Perundang-undangan
Republik Indonesia. (1995). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. Jakarta.
Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. (2015). Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 Tentang Pengamanan Pada
Lembaga Pemasyarakatan Dan Rumah Tahanan Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. (2019). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2019 Tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil. Jakarta.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 75


POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
HUKUM DAN HAM KEMENTERIAN HUKUM DAN
HAK ASASI MANUSIA RI
Jl. Raya Gandul, Cinere, Depok Telp./Fax. (021) 7545096

Salam sejahtera.

Perkenalkan saya Didik Prasetya Adi dari Taruna Politeknik


Ilmu Pemasyarakatan Program Studi Manajemen Crash Program,
akan mengadakan penelitian yang berjudul Analisis Kinerja Petugas
Pengamanan Pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Yogyakarta. Penelitian ini merupakan rangkaian skripsi dari studi
akhir Crash Program di Politeknik Ilmu Pemasyarakatan, yang
hasilnya akan bermanfaat sebagai masukan bagi institusi untuk
mengoptimalkan kinerja petugas pengamanan.
Seluruh jawaban dalam pengisian kuesioner ini tidak ada yang
benar maupun salah. Kami menjamin kerahasiaan informasi yang
saudara berikan atas pertanyaan yang kami ajukan dan identitas
responden. Oleh karena itu kami mengharapkan bantuan dan
kerjasama dalam melancarkan penelitian ini dengan melakukan
pengisian kuesioner yang telah peneliti sediakan, sebagai sumber data
dalam penelitian ini. Atas perhatian dan partisipasi saudara, saya
ucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Peneliti

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 76


Petunjuk Pengisian :
1. Isilah kolom data responden dibawah ini
2. Bacalah pernyataan dibawah ini dengan baik.
3. Semua jawaban tidak ada yang benar maupun salah
4. Berilah tanda check (√) dalam kolom yang sesuai dengan pendapat
saudara

Apakah saudara bersedia menjadi responden/orang yang


diteliti dalam penelitian ini ?
a. Ya b. Tidak (berhenti sampai disini)

Identitas Responden
Nama : ………………………
Jenis Kelamin : (pilih salah satu)
1. Laki-laki
2. Perempuan
Usia : (pilih salah satu)
1. 15 – 19 7. 45 – 49
2. 20 – 24 8. 50 – 54
3. 25 – 29 9. 55 – 59
4. 30 – 34 10. 60 – 64
5. 35 – 39 11. > 65
6. 40 – 44
Status Perkawinan : (pilih salah satu)
1. Menikah
2. Belum Menikah
3. Bercerai
Pendidikan Terakhir : (pilih salah satu)
1. Tidak pernah sekolah
2. SD/MI/Sederajat
3. SLTP/MTS/Sederajat

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 77


4. SMU/MA/SMK/Sederajat
5. DIII (Diploma)
6. S1 (Sarjana)
7. S2 (Sarjana)
8. S3 (Sarjana)
Golongan : (pilih salah satu)
1. IIa - IId
2. IIIa - IIId
3. IVa – IVd

A. Pengalaman Responden :
1. Apakah di Unit Pelaksana Teknis (UPT) anda ada evaluasi kinerja bagi
petugas ?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah ada jadwal tetap bagi petugas pengamanan di Unit Pelaksana
Teknis (UPT) anda?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah anda pernah melakukan izin saat anda seharusnya bertugas ?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah anda bekerja sesuai dengan sasaran kinerja pegawai yang anda
miliki ?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah anda merasa Unit Pelaksana Teknis (UPT) anda berada dalam
kategori aman ?
a. Ya b. Tidak

B. Evaluasi Kinerja Petugas Pemasyarakatan

Alternatif Jawaban :
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
N : Netral
1. Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling sesuai dengan pendapat
saudara seperti yang telah digambarkan oleh pertanyaan yang tersedia.
2. Berilah tanda (√) pada salah satu pilihan yang tertera di belakang pertanyaan
untuk menunjukkan jawaban yang saudara pilih.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 78


Dimensi Kuantitas Kerja

No Pernyataan STS TS N S SS
Saya mampu mengerjakan beberapa tugas dengan waktu
1.
bersamaan
2. Saya mampu bertugas sesuai instruksi
Saya mampu mencapai target kinerja yang telah
3.
ditetapkan
Saya mampu bertugas sesuai dengan jadwal yang telah
4.
ditetapkan
Saya siap melaksanakan tugas dengan waktu yang
5.
melebihi porsi kerja

Dimensi Kualitas Kerja


No Pernyataan STS TS N S SS
1. Saya dipercayai atasan melaksanakan tugas penting

2. Saya menjaga kepercayaan atasan

3. Saya selalu konsisten dalam bertugas


Saya selalu berhati-hati dalam bertugas untuk
4.
meminimalisir kesalahan
Saya selalu memeriksa kembali hasil tugas saya untuk
5.
mencapai hasil yang memuaskan

Dimensi Ketepatan Waktu


No Pernyataan STS TS N S SS
1. Saya tepat waktu dalam bertugas
Saya mampu menyelesaikan tugas lebih cepat dari target
2.
waktu yang ada
3. Saya melaksanakan tugas dengan tidak menunda waktu

4. Saya selalu memaksimalkan waktu dengan baik

5. Saya selalu mengisi jurnal harian setiap hari


TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA
Tanda Tangan Responden

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 79


Lampiran 2
Data Responden
S.NO SUBMIT TIME 1. NAME 2. JENIS 3. USIA 4. STATUS 5. PENDIDIKAN 6.
KELAMIN PERKAWINAN TERAKHIR GOLONGAN
1 18 Feb 2020 - 08:26 AM Responden 1 Laki-Laki 20-24 th Belum Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
2 18 Feb 2020 - 08:26 AM Responden 2 Laki-Laki 25-29 th Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
3 18 Feb 2020 - 08:27 AM Responden 3 Laki-Laki 25-29 th Belum Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
4 18 Feb 2020 - 08:27 AM Responden 4 Laki-Laki 25-29 th Belum Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
5 18 Feb 2020 - 08:28 AM Responden 5 Laki-Laki 30-34 th Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
6 18 Feb 2020 - 08:28 AM Responden 6 Laki-Laki 40-44 th Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
7 18 Feb 2020 - 08:28 AM Responden 7 Laki-Laki 55-59 th Menikah D4/S1 IIIa-IIId
8 18 Feb 2020 - 08:30 AM Responden 8 Laki-Laki 45-49 th Menikah D4/S1 IIIa-IIId
9 18 Feb 2020 - 08:31 AM Responden 9 Laki-Laki 45-49 th Menikah D4/S1 IIIa-IIId
10 18 Feb 2020 - 08:32 AM Responden 10 Laki-Laki 35-39 th Menikah D4/S1 IIa-IId
11 18 Feb 2020 - 08:34 AM Responden 11 Laki-Laki 35-39 th Menikah D4/S1 IIa-IId
12 18 Feb 2020 - 08:34 AM Responden 12 Laki-Laki 50-54 th Menikah D4/S1 IIIa-IIId
13 18 Feb 2020 - 08:35 AM Responden 13 Laki-Laki 35-39 th Menikah D4/S1 IIa-IId
14 18 Feb 2020 - 08:36 AM Responden 14 Laki-Laki 25-29 th Belum Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
15 18 Feb 2020 - 08:38 AM Responden 15 Laki-Laki 20-24 th Belum Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
16 18 Feb 2020 - 08:38 AM Responden 16 Laki-Laki 25-29 th Belum Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
17 18 Feb 2020 - 08:40 AM Responden 17 Laki-Laki 35-39 th Menikah D4/S1 IIIa-IIId
18 18 Feb 2020 - 08:44 AM Responden 18 Laki-Laki 55-59 th Menikah D4/S1 IIIa-IIId
19 18 Feb 2020 - 08:45 AM Responden 19 Laki-Laki 55-59 th Menikah D4/S1 IIIa-IIId
20 18 Feb 2020 - 08:48 AM Responden 20 Laki-Laki 20-24 th Belum Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
21 18 Feb 2020 - 08:49 AM Responden 21 Laki-Laki 45-49 th Menikah D4/S1 IIIa-IIId

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 80


22 18 Feb 2020 - 08:50 AM Responden 22 Laki-Laki 20-24 th Belum Menikah D3 IIa-IId
23 18 Feb 2020 - 08:56 AM Responden 23 Laki-Laki 30-34 th Menikah D4/S1 IIIa-IIId
24 18 Feb 2020 - 08:58 AM Responden 24 Laki-Laki 20-24 th Belum Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
25 18 Feb 2020 - 09:02 AM Responden 25 Laki-Laki 20-24 th Belum Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
26 18 Feb 2020 - 09:03 AM Responden 26 Laki-Laki 30-34 th Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
27 18 Feb 2020 - 09:03 AM Responden 27 Laki-Laki 35-39 th Menikah D4/S1 IIIa-IIId
28 18 Feb 2020 - 09:07 AM Responden 28 Laki-Laki 30-34 th Menikah D4/S1 IIIa-IIId
29 18 Feb 2020 - 09:08 AM Responden 29 Laki-Laki 20-24 th Belum Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
30 18 Feb 2020 - 09:09 AM Responden 30 Laki-Laki 35-39 th Menikah D3 IIa-IId
31 18 Feb 2020 - 09:20 AM Responden 31 Laki-Laki 35-39 th Menikah D4/S1 IIIa-IIId
32 18 Feb 2020 - 09:20 AM Responden 32 Perempuan 20-24 th Belum Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
33 18 Feb 2020 - 09:22 AM Responden 33 Laki-Laki 30-34 th Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
34 18 Feb 2020 - 09:22 AM Responden 34 Laki-Laki 35-39 th Menikah D4/S1 IIIa-IIId
35 18 Feb 2020 - 09:36 AM Responden 35 Laki-Laki 25-29 th Belum Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
36 18 Feb 2020 - 09:37 AM Responden 36 Laki-Laki 25-29 th Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
37 18 Feb 2020 - 09:42 AM Responden 37 Laki-Laki 25-29 th Belum Menikah D4/S1 IIa-IId
38 18 Feb 2020 - 10:13 AM Responden 38 Laki-Laki 45-49 th Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIIa-IIId
39 18 Feb 2020 - 10:15 AM Responden 39 Laki-Laki 45-49 th Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIIa-IIId
40 18 Feb 2020 - 10:55 AM Responden 40 Laki-Laki 30-34 th Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
41 18 Feb 2020 - 11:02 AM Responden 41 Laki-Laki 25-29 th Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
42 18 Feb 2020 - 11:16 AM Responden 42 Laki-Laki 40-44 th Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIIa-IIId
43 18 Feb 2020 - 11:50 AM Responden 43 Laki-Laki 20-24 th Belum Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
44 18 Feb 2020 - 11:55 AM Responden 44 Laki-Laki 20-24 th Belum Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
45 18 Feb 2020 - 12:31 PM Responden 45 Laki-Laki 25-29 th Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIa-IId
46 18 Feb 2020 - 04:06 PM Responden 46 Laki-Laki 55-59 th Menikah SMU/MA/SMK/Sederajat IIIa-IIId

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 81


N A1 A2 A3 A4 A5 KUANTI KUANTI KUANTI KUANTI KUANTI KUALIT KUALIT KUALIT KUALIT KUALIT WAK WAK WAK WAKT WAKT
O TAS 1 TAS 2 TAS 3 TAS 4 TAS 5 AS 1 AS 2 AS 3 AS 4 AS 5 TU 1 TU 2 TU 3 U4 U5
1 Ya Ya Ya Ya Ya SS SS SS SS SS SS SS SS N N N STS STS STS STS
2 Ya Ya Tid Ya Ya N SS SS SS SS S N N STS STS STS N N N N
ak
3 Ya Ya Ya Ya Ya N SS SS N N S S S S SS N STS N STS TS
4 Ya Ya Tid Ya Ya SS SS SS SS SS SS SS SS N N STS STS SS STS STS
ak
5 Ya Ya Ya Ya Ya SS SS SS SS SS SS N N STS STS N STS STS STS STS
6 Ya Ya Tid Ya Tid SS SS SS N SS SS N SS S N STS STS STS STS STS
ak ak
7 Ya Ya Ya Ya Ya N S S S STS N N S S S N N N N N
8 Ya Ya Tid Ya Ya STS STS STS N STS N N N STS STS STS STS STS STS TS
ak
9 Ya Ya Ya Ya Tid STS S S S S S S S S S S STS N S TS
ak
10 Ya Ya Ya Ya Ya N SS N N N N S S S S S N N S N
11 Ya Ya Ya Ya Ya S S SS S N S S S S S STS N N N STS
12 Ya Ya Ya Ya Ya N S S S N S S S S N STS N N S N
13 Ya Ya Ya Ya Ya STS S S S STS S S S S S S N N N TS
14 Tid Ya Ya Tid Ya SS SS STS S STS STS N S S S N N N N STS
ak ak
15 Ya Ya Tid Ya Ya S S S S S S S S S S N STS N S TS
ak
16 Ya Ya Ya Ya Tid STS SS SS SS S S STS N S SS S N N S STS
ak
17 Ya Ya Ya Ya Ya S SS SS N S SS N SS STS SS STS STS N STS STS
18 Tid Tid Ya Ya Ya STS S SS S STS S S N S N S N N N STS
ak ak
19 Ya Ya Ya Ya Ya S SS S S S S SS S N N S STS STS STS TS
20 Ya Ya Ya Ya Tid N SS S N N N S SS S SS N STS N STS TS
ak

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 82


21 Ya Tid Tid Ya Ya S SS S SS S S N N N N S N STS S STS
ak ak
22 Ya Ya Ya Ya Ya S S SS N N N N S SS S N STS N N TS
23 Ya Ya Ya Ya Ya N S S SS S S N S S S STS STS N S STS
24 Ya Ya Tid Ya Ya N SS SS N N SS N SS N N N STS STS STS STS
ak
25 Ya Ya Ya Ya Ya S S S S N S S S S S S STS S S TS
26 Ya Ya Ya Ya Ya N N N S N N S N N S N N N N TS
27 Ya Ya Tid Ya Ya S SS SS SS S SS S S SS N N STS N S TS
ak
28 Ya Ya Ya Ya Ya N S S S STS S S S S S S N N N TS
29 Ya Ya Ya Ya Ya S S SS S S S S S S S N N N N TS
30 Ya Ya Ya Ya Ya SS SS SS N SS SS N N N N STS STS STS STS STS
31 Ya Ya Ya Ya Ya STS S S S N S S S S S S N S S TS
32 Ya Ya Ya Ya Ya SS SS SS N SS S N SS N N N STS STS STS STS
33 Ya Ya Tid Ya Ya STS N S S STS STS S S S S N STS N N TS
ak
34 Ya Ya Tid Ya Ya SS S S SS S S S SS S N STS STS N N STS
ak
35 Ya Ya Ya Ya Ya S SS S S N S S S N N N STS N N TS
36 Ya Ya Ya Ya Ya STS S S S N S S S S S S N S S TS
37 Ya Ya Tid Ya Ya SS SS SS N SS SS N N N N N STS STS N TS
ak
38 Ya Ya Tid Ya Ya STS S S S N S S S S S S S S S TS
ak
39 Tid Ya Ya Ya Ya S S S N S S S S N S N N N N N
ak
40 Ya Ya Ya Ya Ya N N N N N N N N N N N N N N TS
41 Ya Ya Ya Ya Ya N S S S N S S S S S S N S S TS
42 Ya Ya Ya Ya Ya S S S S N S S S S S N STS N N TS
43 Ya Ya Ya Ya Ya N N N N N N N N N S S N N N N

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 83


44 Ya Ya Tid Ya Ya N N N N N N N N S N N N N N TS
ak
45 Ya Ya Ya Ya Ya SS SS SS SS S SS N SS N SS N STS N N TS
46 Ya Ya Tid Ya Ya N SS SS N SS SS N SS N N N STS STS N TS
ak

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 84


Lampiran 3 Data Kueisoner

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

.945 15

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted

Petugas mampu
mengerjakan beberapa
57.26 89.264 .561 .949
tugas dengan waktu
bersamaan
Petugas mampu bertugas
56.28 91.629 .830 .939
sesuai dengan instruksi
Petugas mampu mencapai
target kinerja yang telah 56.39 91.755 .710 .942
ditetapkan
Petugas mampu bertugas
sesuai dengan jadwal yang 56.17 95.214 .786 .941
ditetapkan
Petugas siap melaksanakan
tugas dengan waktu yang 57.22 86.752 .741 .942
melebihi porsi kerja
Petugas dipercayai atasan
dalam melaksanakan tugas 56.65 92.543 .693 .942
penting
Petugas menjaga
56.28 93.541 .759 .941
kepercayaan atasan
Petugas selalu konsisten
56.30 95.372 .774 .941
dalam bertugas
Petugas selalu berhati-hati
dalam bertugas untuk 56.24 93.297 .796 .940
meminimalisir kesalahan
Petugas selalu memeriksa
kembali hasil tugas untuk
56.20 93.094 .800 .940
mencapai hasil yang
memuaskan

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 85


Petugas tepat waktu dalam
56.35 92.276 .808 .940
bertugas
Petugas mampu
menyelesaikan tugas lebih
56.96 89.465 .762 .940
cepat dari target waktu yang
ada
Petugas melaksanakan
tugas dengan tidak 56.50 93.544 .800 .940
menunda waktu
Petugas selalu
memaksimalkan waktu 56.37 97.305 .576 .945
dengan baik
Petugas selalu mengisi
56.74 89.975 .704 .942
jurnal harian setiap hari

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 86


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : DIDIK PRASETYA ADI

Stb. : 3092

Tempat, Tanggal Lahir : Klaten, 1 Mei 1996

Kewarganegaraan : Indonesia

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tinggi dan Berat Badan : 169 cm dan 70 kg

Email : Prasetya.adi2014@gmail.com

Alamat : BPSDM Hukum dan HAM, Jalan Raya Gandul No.4

Cinere – Kota Depok

No. HP : 081287481709

Agama : Kristen

Asal UPT : Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Samarinda

Jabatan Fungsional : Pengelola Sistem Database Pemasyarakatan (SDP)

Umum

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 87


Riwayat Pendidikan : 1. SD Marsudirini Surakarta, tamat dan berijazah

tahun 2008.

2. SMP Negeri 1 Surakarta, tamat dan berijazah

tahun 2011.

3. SMA Negeri 4 Surakarta, tamat dan berijazah

tahun 2014.

4. Terhitung mulai tanggal 26 Oktober 2015 sebagai

Taruna Akademi Ilmu Pemasyarakatan, Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.

Riwayat Organisasi : 1. Kepala Sub Seksi Pendidikan Senat Korps Taruna

Akademi Ilmu Pemasyarakatan Tahun 2017

Pendidikan dan : 1. Diklat Kesamaptaan Calon Taruna Akademi Ilmu

Pelatihan yang pernah Pemasyarakatan Angkatan L (50) pada tanggal 4

diikuti Agustus 2015 di Markas Komando Brimob

Kelapa Dua Depok.

2. Pelatihan Kursus Mahir Dasar Kepramukaan

Tahun 2016 di BPSDM Hukum dan HAM.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 88


3. Pendidikan dan Pelatihan Bina Cendikia Samapta

Bulan Maret Tahun 2018 di Sekolah Staf dan

Pimpinan Pertama (SESPIMMA) POLRI -

Jakarta.

4. Pelatihan Menembak (Senpi Revolver) pada

bulan Maret 2018 di Sekolah Staf dan Pimpinan

Pertama (SESPIMMA) POLRI - Jakarta.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 89


KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN
Jl. Raya Gandul, Cinere, Depok, Telp/Fax. (021) 7545096
website: www.poltekip.ac.id

KARTU BIMBINGAN SKRIPSI

Nama Taruna : DIDIK PRASETYA ADI


STB : 3092
Pembimbing : Dr. PADMONO WIBOWO, S.Sos., M.Si.
Program Studi : Manajemen Pemasyarakatan
Tema Skripsi : ANALISIS KINERJA PETUGAS

Paraf
No. Tanggal Materi Bimbingan dan Arahan
Pembimbing

1 08-01-2020 Konsultasi Tema dan Judul Penelitian

2 13-01-2020 Konsultasi Metode Penelitian

3 20-01-2020 Konsultasi Teori Penelitian

4 10-02-2020 Konsultasi Proposal Penelitian

5 27-02-2020 Konsultasi Hasil Penelitian di Lapangan

6 02-03-2020 Konsultasi Penyusunan Skripsi

7 09-03-2020 Konsultasi Presentasi dan Tanda Tangan Pembimbing

Depok, Maret 2020


Ketua Program Studi

Dr. SYAHRIAL YUSKA. Bc.IP., S.H., M.H.


NIP. 19641218 198503 1 001

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan 90

Anda mungkin juga menyukai