ARTIKEL
Oleh:
MUWAZANAH
NIM 13155140031
Oleh:
MUWAZANAH
NIM 13155140031
Menyetujui Pembimbing,
ii
PERNYATAAN KEASLIAN ARTIKEL
Muwazanah
iii
PERAN INDIVIDU DALAM KELOMPOK DAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN SHOWCASE
DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya peningkatan peran
individu dalam kelompok dan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran
Sosiologi melalui model Showcase. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X IPS-4
SMA IT Ihsanul Fikri Mungkid Magelang. Penelitian menggunakan pendekatan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan dua siklus. Teknik pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan angket. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan
persentase. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan model pembelajaran
Showcase dengan metode diskusi caseshow mampu meningkatkan peran individu
dalam kelompok dan berpikir kritis siswa. Peran individu dalam kelompok pada pra
siklus rata-rata 59,58% pada siklus I menjadi 70,13 % pada siklus II menjadi
84,72%. Berpikir kritis siswa pada pra siklus rata-rata 59,72%, pada siklus I menjadi
70,97% pada siklus II menjadi 83,30%
Kata kunci : Showcase, Peran individu dalam kelompok, Berpikir kritis.
Abstract
This research purports to discover individual role within group and critical
thinking ability using showcase in Sociology lesson. Research subjects are class X
IPS-4 students of Ihsanul Fikri Islamic High School Mungkid Magelang Academic
Year 2017/2018. Research objects are individual role within group, critical thinking,
and implementation of students-created case studies (showcase). Data are obtained
through questionnaire, interview, observation, test, and analysis over each cycle
including planning, action, observation and reflection. Data analysis technique
employed in this research is descriptive-qualitative. The result of the research proves
that the application of showcase learning model using discussion method can
improve individual role within group and students’ critical thinking ability.
Individual role in pre-cycle averaged 59,58 % improved to 70,13% in cycle I and to
84,72% in cycle II. Critical thinking ability in pre-cycle averaged 59,72% rose to
70,97% in cycle I and improved further to 83,30% in cycle II.
Keywords: Showcase, Individual role in group, Critical thinking
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah pilar kemajuan sebuah bangsa dan anak didik adalah
*
Muwazanah adalah guru SMP IT Ihsanul Fikri Mungkid Magelang dan Mahasiswa Program
Pasca Sarjana Universitas PGRI Yogyakarta. Sunarti adalah Direktur dan Dosen Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Pascasarjana Universitas PGRI Yogyakarta.
1
dengan tingkat pendidikan dan kualitas pendidikan yang diperoleh. Untuk
proses belajar mengajar yang bermutu dari sekolah yang diperoleh anak didik.
Dengan demikian mutu proses belajar mengajar dikelas adalah salah satu penentu
dari itu diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas Laporan United Nations
Indonesia pada tahun terakhir ini adalah bahwa pada tahun 2003 Indeks
Pembangunan Manusia Indonesia mengalami urutan 110 menjadi 112 dari 175
negara, dan pada tahun 2004 urutan Indonesia adalah 111 dari 177 negara.
Sementara itu, indeks persaingan atau kompetisi Indonesia berada pada urutan 67
dari 80 negara, jauh dibawah negara-negara tetangga kita (Buchory 2012: 92)
memperhatikan titik peka anak didik untuk dinamis beraktivitas dan berpikir,
Mata Pelajaran Ilmu-ilmu Sosial identik dengan mata pelajaran yang verbalistik,
tentunya tidak terlepas dari ketrampilan guru dalam mengajar. Guru yang terampil
akan berusaha merubah cara dan gaya mengajarnya dengan metode yang pas.
Atau memodifikasi metode-metode mengajar yang sudah ada dengan cara kreatif.
Misalnya, metode diskusi yang terkesan berat di mata siswa-siswa tertentu, akan
dimodifikasi lebih kreatif dengan model yang lebih kreatif dan menyenangkan.
2
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini mencoba menerapkan model
berpikir kritis pada pembelajaran Sosiologi untuk siswa kelas X IPS-4 SMA IT
Ihsanul Fikri Mungkid Magelang. Hal ini didasarkan pada pengamatan bahwa
siswa.
Maka dari hal tersebut diatas, maka masalah yang dikaji adalah bagaimana
kritis siswa kelas X IPS-4 SMA IT Ihsanul Fikri Mungkid Magelang Tahun
Pelajaran 2018.
menjalankan suatu peran. Peran muncul karena kelompok terdiri dari himpunan
individu dan mempunyai fungsi yang berlainan terkait dengan posisinya. Setiap
yang stabil serta mengurangi ketidakpastian karena setiap orang yang duduk
diposisi sudah tahu apa yang diharapkan darinya. Kegiatan belajar mengajar di
3
Dalam pembelajaran, peran akan berjalan dengan baik ketika siswa
atau menyelesaikan tugas dari guru, siswa dikatakan mampu berperan adalah
terkait dengan kapasitas individunya yang kapabel dan aktif selama proses belajar
peran individu dalam kelompok, pada penelitian tindakan kelas kali ini juga
diarahkan pada peran nyata dalam kelompok. Siswa dalam kegiatan pembelajaran
presentasi bersama di depan kelas juga bermain peran. Mengapa hal ini perlu
dilakukan? Hal ini mengacu pada Johnson (2012) bahwa permainan peran
ketrampilan baru.
pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang bermaksud untuk memutuskan apa
yang mesti dipercaya atau dilakukan. Dengan demikian berpikir kritis adalah
berpikir. Berpikir kritis adalah sebuah metakognisi yang secara sadar akan selalu
berkembang dan merujuk pada pola pikir yang lebih baik sesuai bidangnya.
4
pameran atau display terbaik dari perwakilan tertentu), atau to present as a
special event (menampilkan pada acara-acara khusus). Dan dalam hal ini yang
Sehingga model pembelajaran showcase tidak akan lepas dari apa yang disebut
dengan case study ( studi kasus). Student Created Case Studies adalah
pengetahuan mereka sendiri dan pengetahuan siswa yang lain. Dari berbagai
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi konsep dari Model Student-
mengkaji topik-topik nyata secara berkelompok, topik tersebut dicari oleh siswa
METODE PENELITIAN
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas X IPS-4 SMA IT Ihsanul
Kelas (PTK), menggunakan model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1988).
individu dalam kelompok dan kemampuan berpikir kritis siswa Model Showcase
5
HASIL PENELITIAN
A. Pra Siklus
Observasi awal (pra siklus) dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Pada
maka dapat dideskripsikan bahwa jika dipersentase rata-rata peran individu dalam
kelompok pada pra siklus rata-rata 59,58% dan berpikir kritis siswa pada pra
Hasil refleksi pada observasi awal dapat dideskripsikan bahwa, guru belum
mengantuk hingga tertidur agak lama, menggambar, dan beraktivitas yang tidak
ada hubungannya dengan kegiatan pembelajaran. Tugas yang diberikan pun terasa
dengan tata dan susunan kalimat persis seperti di dalam buku teks pelajaran yang
ada. Pada soal-soal tentang bentuk interaksi sosial yang seharusnya memerlukan
B. Siklus I
mengalami kemajuan dibanding pada pra siklus. Beberapa peserta didik mulai
6
tampak potensinya. Beberapa siswa mulai meningkat rasa percaya dirinya
siklus I secara rata-rata mencapai skor 1010 atau 70,13%. Kemampuan berpikir
kritis siswa pada siklus I jumlah skor 2555 dengan rerata 70,97%. % (Sumber :
Gambaran mengenai hal ini secara lebih terperinci dipaparkan pada refleksi.
semenarik mungkin untuk menumbuhkan peran aktif siswa dalam berdiskusi dan
peningkatan peran individu dalam kelompok dan berpikir kritis siswa, akan tetapi
hasil tersebut belum sesuai dengan target yang diharapkan. Peneliti menemukan
antar individu dalam kelompok masih kurang bagus, masih didominasi siswa
b) Adanya siswa yang belum berani bicara, bertanya, menjawab pertanyaan yang
diajukan.
7
C. Siklus II
Pada siklus II ini terdiri dari tiga pertemuan, dengan Kompetensi Dasar 3.2
antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok, dan
kelompok serta antar kelompok. Pada tahap ini tindakan yang dilakukan adalah
instrumen penelitian. Pada siklus ini pembelajaran lebih dipertajam pada kegiatan
diharapkan akan semakin semangat dan antusias dan tajam dalam menganalisis,
Dari hasil observasi diketahui bahwa peran individu dalam kelompok dan
berpikir kritis siswa meningkat. Dari pelaksanaan siklus II diperoleh data sebagai
berikut: Dari hasil penelitian siklus II dari 36 peran individu dalam kelompok
pada siklus II secara rata-rata mencapai skor 1220 atau 84,72%. (B). Sedangkan
untuk variabel kemampuan berpikir kritis siswa, Jumlah skor 2999 dengan rerata
dengan setelah mengalami tindakan siklus I adalah sebagai berikut : Dari data
8
Siklus I meningkat menjadi 12 anak atau 33,33% persen dari jumlah populasi.
Dan pada siklus II yang mempunyai kemampuan berpikir kritis kategori minimal
tersebut yang mempunyai kategori skala minimal baik (B) adalah 88,88%
Student Created Case Studies setting dan metode yang diterapkan pada Materi
antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok, mampu
atau kriteria keberhasilan penelitian sudah terpenuhi. Dengan demikian tidak perlu
dilakukan siklus selanjutnya. Hal ini juga sudah menjawab hipotesis tindakan di
dengan metode yang dipilih adalah diskusi case-show, secara signifikan mampu
Sosiologi kelas IX-4 SMA IT ihsanul Fikri Mungkid Magelang Semester I Tahun
Ajaran 2017-2018
Kesimpulan
9
kelompok. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian tindakan kelas bahwa peran
individu dalam kelompok dapat meningkat dari Pra Siklus sebesar 59,58%.
kritis siswa dapat meningkat dari Pra Siklus sebesar 59,72%, Siklus I menjadi
Saran
created case studies) dengan berbagai metode yang salah satunya adalah
untuk mempersiapkan diri lebih cakap dan terampil menghadapi masa depan
DAFTAR PUSTAKA
10
David W. Johnson & Roger T. Johnson. (1987). Learning Together and Alone:
Cooperative, Competitive and Individualistic Learning. New Jersey:
Prentice, Inc, Englewood Cliffs.
Fisher.Alex, 2009. Berpikir Kritis, Sebuah Pengantar (Terj.). PT. Erlangga. Judul
Asli: Critical Thinking: An Introduction. (2007). Cambridge University
Press.Lie, Anita (2004). Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-
ruang Kelas. Jakarta: Penerbit Grasindo.Melvin L., Silberman. (2016).
Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa.Cet. 3.Nusamedia.
Johnson, W David & Johnson, P Frank (2012), Dinamika Kelompok Teori Dan
Ketrampilan, PT INDEX, Judul Asli: Joining Togetrher, (1975) Pearson
Educationtion< Minnesota USA
Melvin L., Silberman. (2016). Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa.Cet. 3.
Nusamedia.
Nana Sudjana. (1989). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru.
11
Slavin, R. E. & Steven, R. J. (1995).The Cooperative Elementary School: Effects
on Students’ Achievement, Attitudes and Social Relation. American
Educational Research Journal, Vol. 32, No. 2, p 321 – 351.
Sunarti (2012). Penilaian Hasil Belajar untuk SD, SMP dan SMA, Andi Offset,
Yogyakarta.
Slavin, Robert. E. (2008). Cooperative Learning, Success for All, and Evidence-
Based Reform in Education. Johns Hopkins University & University of
York
Uzer Usman. Moh (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
12