Anda di halaman 1dari 13

PENGELOLAAN PEDAGOGI IGNASIAN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER

SISWA DI SMP KANISIUS JAKARTA PUSAT

I Wayan Trinada

Said Hutagaol
sodoguron_45@yahoo.co.id

Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia, 2015
Jakarta 13630, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini fokus kepada pengelolaan Pedagogi Ignasian yang menekankan aspek kon-
teks, pengalaman, reflekksi, aksi dan evaluasi di SMP Kanisius Jakarta Pusat. Penelitian ini
ditujukan untuk mendapatkan cara pengelolaan Pedagogi Ignasian dalam pembentukan ka-
rakter siswa di SMP Kanisius Jakarta Pusat. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kanisius
Jakarta Pusat dari bulan Agustus 2012 sanpai dengan April 2013. Obyek penelitian ini ada-
lah pengelolaan Pedagogi Ignasian yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran baik di
dalam kelas maupun di luar kelas. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif murni non hipotesis.
Hasil studi menyimpulkan bahwa pengelolaan Pedagogi Ignasian yang menekankan kon-
teks – pengalaman – refleksi – aksi – evaluasi, tidak hanya terjadi dalam proses pembelaja-
ran di dalam kelas, tetapi dalam seluruh proses pembelajaran yang terjadi di SMP Kanisius
termasuk proses pembelajaran yang terjadi di luar kelas dalam kegiatan Olah Raga, Olah
Kepemimpinan dan Olah Rasa. Dan dari semua ini diharapkan para siswa sungguh dapat
tumbuh dan berkembang dengan kepribadian yang utuh, dalam arti segi akademis (intelek-
tual) berkembang dengan baik dan optimal demikian juga dengan aspek kepribadian mereka.

Kata kunci : konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi

88
Volume 4, Nomor 1, Januari 2015

A. Pendahuluan hidup mereka. Jika kondisi ini sudah terban-


gun maka secara otomatis akan merembes
“Pengelolaan Pedagogi Ignasian Dalam
pada bangunan motivasi belajar siswa. Ka-
Pembentukan Karakter Siswa”, menarik un-
lau seseorang mengetahui kegunaannyama-
tuk dibahas. Judul ini menjadi menarik ka-
ka akan berusaha untuk mempelajarinya.
rena pendidikan harus mampu membawa
Pedagogi Ignasian mengkondisikan peserta
peserta didik berpikir refklektif. Apalagi
didik belajar secara bersungguh-sungguh
kalau kita simak rumusan tujuan pendidikan
tidak hanya disuapin pengetahuan dan in-
yang tercantum dalam UU no. 20 Tahun
formasi dari para pendidik. Pola dalam pe-
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
dagogi Ignasian bisa diartikan sebagai mod-
Pada pasal 3 dengan tegas dirumuskan bah-
el penjabaran prinsip-prinsip pembelajaran
wa tujuan pendidikan nasional adalah ber-
ke dalam rancangan materi dan aktivitas
kembangnya segenap potensi peserta didik
yang meningkatkan proses belajar individu
agar menjadi manusia yang beriman dan
menuju keutuhan pribadinya mengikuti sik-
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
lus Pedagogi Ignasian dengan menekankan
berakhlak mulia, sehat, cakap, berilmu,
pada aspek reflektif. Pola Ignasian meliputi :
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Nega-
Konteks, Pengalaman, Refleksi, Aksi, Eva-
rayang demokratis dan bertanggungjawab.
luasi dan Ciri Pola Ignasan.
(Komisi pendidikan KWI Oktober 2010:22).
Konteks adalah situasi yang terjadi
Dalam pendidikan berbasis Pedagogi
yang ada hubungannya dengan sesuatu atau
Ignasian,“refleksi” mengambil peran yang
seseorang. Konteks yang dimaksudkan da-
sangat penting. Dengan melakukan refleksi,
lam Pedagogi Ignasian adalah pemahaman
siswa menimbang dan memilih pengalaman-
atas dunia siswa yang mencakup: lingkun-
pengalaman untuk menemukan dirinya yang
gan hidupnya, latar belakang keluarga, te-
otentik. Dengan cara ini, ia dapat mengam-
man-teman bergaulnya, budaya masyarakat-
bil keputusan dan bertindak sesuai dengan
nya, pengaruh-pengaruh media, musik, poli-
martabatnya yang luhur. Pedagogi Ignasian
tik, agama yang dihadapi dan potensi-
merupakan tawaran model pendekatan pem-
potensi yang dimiliki terkait dengan obyek
belajaran yang didambakan oleh banyak
yang dipelajari. Perhatian pribadi dan kepe-
pemerhati pendidikan menjadi resep manjur
dulian, dua saka guru. Pedagogi Ignasian,
untuk bisa menjawab banyak masalah pen-
menuntut bahwa guru menjadi seorang yang
didikan dewasa ini. Pedagogi Ignasian me-
sungguh-¬sungguh mengetahui hidup seo-
rupakan suatu proses yang tidak bisa dile-
rang siswa. Mengenai pengalaman, refleksi
paskan dari pola berpikir dan pola bertindak
dan aksi menawarkan sejumlah cara bagi
para pelaku dalam proses pembelajaran.
guru dalam mendampingi para siswa, guna
Proses ini selalu mengarah pada adanya se-
memudahkan proses perkembangan belajar
buah perubahan.
lewat perjumpaan dengan kebenaran hidup
Pembelajaran dengan pendekatan Peda-
dan penggalian arti hidup manusia.(J. Sub-
gogi Ignasian dipastikan akan memberikan
agya, SJ, 2010:67). Dengan demikian pola
porsi pembahasan lebih mengenai realitas
ini merupakan suatu cara bertindak yang
dan mungkin merupakan pengalaman anak
membantu siswa agar berkembang menjadi
didik dalam kasus tersebut. Kekuatan utama
manusia yang kompeten, bertanggungjawab
Pedagogi Ignasian adalah proses dalam
dan memperhatikan kepentingan bersama.
membangun motivasi siswa. Disamping itu
Salah satu hal yang penting dari pola
setiap mendekati suatu permasalahan harus
Ignasian adalah memperkenalkan refleksi
berangkat dari konteks. Jika proses itu diin-
sebagai unsur yang esensial. Semua peneli-
dahkan maka anak menjadi tertarik dan apa
tian berulang-ulang membuktikan bahwa
yang diajarkan menjadi bermakna dalam
belajar secara efektif hanya terjadi lewat in-

89
I Wayan Trinada &Said Hutagaol, Pengelolaan Pedagogi Ignasian Dalam Pembentukan Karakter Siswa
di SMP Kanisius Jakarta Pusat

teraksi siswa dengan pengalaman yang di- kretisasi panggilan hidup, dan tindakan-
miliki sebelum masuk kelas dan yang dipe- tindakan yang perlu diambil terkait dengan
roleh di ruang kelas. Padahal interaksi den- bidang studi yang dipelajari.
gan pengalaman yang mutlak tidak perlu Selanjutnya unsur Evaluasi adalah
terjadi lewat menghafalkan melainkan lewat proses sistematis yang dipakai untuk menge-
refleksi. tahui perkembangan siswa bukan hanya
Pengalaman diartikan sebagai pengeta- perkembangan intelektual mereka tetapi ju-
huan dan keterampilan yang anda dapatkan ga perkembangan kepribadian mereka. Eva-
melalui tindakan untuk jangka waktu ter- luasi merupakan cara sistematis untuk men-
tentu: proses mendapatkan pengetahuan dan gumpulkan , mengolah dan kemudian men-
keterampilan. “Experience is the knowledge gambil keputusan untuk memberikan nilai
and skill that you have gained through doing atas poerkembangan siswa.
for a period of time: the process of gaining.” Semua guru mengetahui bahwa evaluasi
(A.S. Hornby, 2000:461). Pengalaman juga kemajuan akademis siswa memang penting.
diartikan “mengenyam sesuatu hal dalam Tes, ulangan, ujian merupakan alat evaluasi
batin”. Ignatius juga menekankan bahwa guna menilai seberapa jauh pengetahuan
Pengalaman menurut Ignatius dimaksudkan sudah dikuasai dan keterampilan sudah di-
untuk “merasakan sesuatu yang internal”, peroleh. Evaluasi berkala mendorong guru
yang melibatkan seluruh pribadi orang - pi- dan siswa memperhatikan pertumbuhan in-
kiran, hati, dan karena tanpa perasaan inter- telektual dan kekurangan-kekurangan yang
nal yang digabungkan dengan pemahaman ada yang perlu ditangani. Umpan balik se-
intelektual, maka belajar tidak akan mem- macam itu dapat menginsafkan guru bahwa
buat seseorang untuk bertindak. “Experience perlu mencari cara dan metode mengajar
for Ignatius meant to “taste something inter- yang lain. Selain itu membantu juga untuk
nally”, which involves the whole person - lebih memper¬hatikan tiap-tiap siswa sejauh
mind, heart, and will- because without in- mana perlu perbaikan dalam cara belajar.
ternal feeling joined to intellectual grasp, Evaluasi menjadi usaha menilai seberapa
learning will not move a person to ac- jauh siswa berkembang terkait dengan daya
tion.”(George W. Traub, SJ, 2008:282). penalarannya, hatinya, dan semangat hidup-
Refleksi merupakan suatu proses pema- nya.
haman yang lebih mendalam tentang sesuatu Ciri-ciri Pola Pedagogi Ignasianmeru-
yang dialami dan kemudian mampu menim- pakan tanda khas yang membedakan sesuatu
bulkan perubahan pribadi dan perubahan dari yang lain (DEPDIKNAS Kamus Besar
sikap. Refleksi merupakan kegiatan menyi- Bahasa Indonesia :2008:269). Paul Henry
mak kembali secara intensif pengalaman Mussen et.al. (1984:35) mengungkapkan
belajar antara lain materi pelajaran, penga- bahwa ciri juga erat kaitannya dengan fak-
laman, ide-ide, usul-usul, atau reaksi spon- tor-faktor khusus yang mempengaruhi sesu-
tan agar dapat memahami dan menangkap atu hal dalam hal ini yang dimaksud oleh
maknanya secara lebih mendalam. Paul Henry adalah perkembangan anak.
Tentang Aksi, dimaksudkan adalah tin- Disamping itu Paul Henry Mussen et.al.
dakan yang muncul karena pengalaman- (1984:430 juga menekankan bahwa yang
pengalaman yang telah direfleksikan, dan dimaksud dengan ciri adalah ke-khasan
tindakan-tindakan inilah yang ditunjukkan yang dimiliki oleh seseorang yang ada di
ke luar sebagai hasil dari belajar. Aksi men- dalam dirinya.
jadi langkah-langkah lebih lanjut yang akan Pedagogi Ignasian yang menyatukan ci-
diambil siswa untuk bisa mendapatkan pen- ri-ciri khas pendidikan Jesuit dan tujuan-
galaman lebih jauh, refleksi lebih menda- ¬tujuan karya kita sebagai guru. Interaksi
lam, pengembangan diri lebih penuh, kon- dan kerjasama terus-menerus dari Konteks,

90
Volume 4, Nomor 1, Januari 2015

Pengalaman, Refleksi, Aksi, dan Evaluasi Karakter merupakan pembelajaran bagi


memberikan kepada kita sebuah model Pe- siapa saja pada saat mengatasi dan memper-
dagogi yang relevan untuk kebudayaan kita baiki kelemahannya, serta menimbulkan ke-
dan kehidupan dalam abad ke 21. Pola ini biasaan positif yang baru. Karakter mampu
konkret, mendasar dan langsung menyapa merubah kepribadian seseorang melalui
proses mengajar-beIajar. Pola ini adalah pembelajaran yang terarah dan terorganisir,
suatu cara bertindak yang disusun secara dan juga didasarkan pada kesadaran diri se-
teliti, Planning, Organizing, Aactuating, seorang.Pendidikan Karakter adalah upaya
Controlling (POAC). Perencanaan merupa- penyiapan kekayaan batin peserta didik
kan kegiatan awal yang berfungsi untuk yang berdimensi agama , social, budaya,
menentukan langkah-langkah yang perlu yang mampu diwujudkan dalam budi peker-
diambil untuk mencapai tujuan suatu orga- ti, baik dalam perbuatan maupun perkataan.
nisasi. George R. Terry (2009:17) mengarti- Pendidikan Karakter adalah suatu system
kan perencanaan sebagai penetapan peker- penanaman nilai- nilai karakter kepada sis-
jaan oleh kelompok untuk mencapai tujuan. wa yang meliputi kompenen pengetahuan,
. Pengorganisasian merupakan lang- kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
kah ke dua yang perlu diambil setelah me- melaksanakan nilai nilai tersebut. baik ter-
nentukan rencana-rencana. Pengorganisa- hadap Tuhan Yang Maha Esa,diri sendiri,
sian melibatkan seluruh bagian yang terda- sesama, lingkungan maupun kebangsaan
pat dalam suatu organisasi secara struktural sehingga menjadi insan kamil. Dalam Pen-
untuk mencapai tujuan yang telah ditentu- didikan Karakter di sekolah, dibutuhkan ke-
kan organisasi. Pengorganisasian yang tepat terlibatan seluruh kompenen (stakeholders),
akan memberikan hasil yang maksimal di- dan juga kompenen – kompenen pendidikan
mana seluruh bagian organisasi akan men- itu sendiri diantaranya: kurikulum, proses
gambil peran sesuai fungsi dan tugasnya pembelajaran, penilaian, pengelolaan seko-
masing-masing. Actuating atau disebut juga lah, pemberdayaan sarana prasarana, terma-
“gerakan aksi” mencakup kegiatan yang di- suk keuangan serta etos kerja seluruh warga
lakukan seseorang manager untuk menga- dan lingkungan sekolah.
wali dan melanjutkan kegiatan yang dite-
tapkan oleh unsur perencanaan dan pengor- B. Temuan Penelitian dan Pembahasan
ganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai.
1.Rumusan masalah
Controlling bukanlah hanya sekedar men-
a. Bagaimanakah Pola Pedagogi Ignasian
gendalikan pelaksanaan program dan aktivi-
diterapkan di SMP Kanisius?
tas organisasi, namun juga mengawasi se-
b. Bagaimanakah Pedagogi Ignasian terse-
hingga bila perlu dapat mengadakan korek-
but dikelola/di-manage sehingga sung-
si. Dengan demikian apa yang dilakukan
guh-sungguh menjadi efektif dalam
staff dapat diarahkan kejalan yang tepat
pembentukan karakter siswa di SMP Ka-
dengan maksud pencapaian tujuan yang te-
nisius?
lah direncanakan. Inti dari controlling ada-
c. Bagaimanakah pengelolaan pembelajaran
lah proses memastikan pelaksanaan agar
dilaksanakan berdasarkan Pedagogi Igna-
sesuai dengan rencana (Danang Sunyoto dan
sian ?
Burhanudin, 2011:2). Controlling merupa-
d. Bagaimanakah aspek Competence (Ke-
kan kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan
mampuan), Conscience (Suara Hati), dan
(manajer) dalam suatu perusahaan untuk
Compassion (Kepedulian) diterapkan se-
memastikan apakah ketentuan-ketentuan
hingga siswa bisa berkembang dengan
yang telah diputuskan bersama sudah dija-
kepribadiannya yang unggul ?
lankan sesuai dengan komitmen bersama.

91
I Wayan Trinada &Said Hutagaol, Pengelolaan Pedagogi Ignasian Dalam Pembentukan Karakter Siswa
di SMP Kanisius Jakarta Pusat

e. Bagaimanakah Pengelolaan Pedagogi telah dimiliki oleh SMP Kanisius sehubun-


Ignasian di SMP Kanisius dengan meng- gan dengan pengelolaan Pedagogi Ignasian
gunakan analisis Planning, Organizing, dalam pembentukan karakter siswa di SMP
Actuating, Controlling (POAC) ? Kanisius. Juga menggunakan observasi par-
tisipan dimana terjun langsung, berbaur
2. Tujuan Penelitian bersama dengan guru dan siswa untuk men-
cermati bagaimana Pedagogi Ignasian terse-
Penelitian ini dimaksudkan untuk men-
but dikelola/diolah.
deskripsikan tentang pengelolaan Pedagogi
Ignasian di SMP Kanisius yang meliputi,
4.Temuan penelitian
perencanaannya, pengelolaannya, penerapan
dan pelaksanaannya dalam membentuk ka- a. Deskripsi data
rakter siswa menjadi lebih baik. Lebih jelas- 1). Hasil pengamatan
nya penelitian ini juga bertujuan untuk :1. a) Pengelolaan Pedagogi Ignasian telah
Memperoleh gambaran pengelolaan Peda- dirancang sejak awal dalam rapat kerja
gogi Ignasian di SMP Kanisius Jakarta. 2. yang diadakan sebelum tahun ajaran
Memperoleh gambaran pelaksanaan penge- yang baru dimulai. Nilai-nilai Ignasian
lolaan Pedagogi Ignasian dalam kegiatan seperti: kejujuran, kedisiplinan, tang-
pembelajaran di dalam kelas (dalam kegia- gungjawab, kerendahan hati, dan lainnya
tan olah budi), dan juga dalam kegiatan dimasukkan ke dalam silabus masing-
pembelajaran di luar kelas (dalam kegiatan masing bidang studi. tempatnya bisa di
olah raga, olah rasa, dan olah kepemimpi- sekolah atau di luar sekolah.
nan). 3. Memperoleh gambaran dampak pe- b) Isi silabus dipaparkan ke dalam Rencana
laksanaan pengelolaan pedagogi Ignasian. 4. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
Memberikan analisa Planning, Organizing, juga sudah diolah oleh guru dengan me-
Actuating, Controlling(POAC) terhadap nekankan aspek : konteks, pengalaman,
pengelolaan Pedagogi Ignasian di SMP Ka- refleksi, aksi dan evaluasi.
nisius. 5. Untuk mengetahui, menganalisis c) Untuk aspek refleksi ini, sekolah meng-
bagaimana Pedagogi Ignasian tersebut dike- gunakan satu jam pelajaran (40 menit)
lola sehingga menjadi kekuatan untuk pem- yakni di jam pelajaran yang terakhir
bentukan karakter siswa. Baik pimpinan, d) Kepala Sekolah bekerja sama dengan
guru dan juga karyawan, harus bisa menge- Wakil Kepala Sekolah bidang akademis
lola. akan selalu mengontrol pelaksanaan Pe-
dagogi Ignasian
3. Metodologi e) Pengelolaan Pedagogi Ignasian dalam
Metode penelitian adalah deskriptip ku- Proses Pembelajaran dilakukan di luar
alitatif. Tehnik pemgumpulan data melalui kelas atau di luar sekolah . Seluruh ke-
wawancara secara individual dan pengama- giatan siswa SMP Kanisius di luar kelas
tan langsung serta pemeriksaan dokumen. (kegiatan olahraga, dan camping live in,
Dalam penelitian ini yang menjadi intervie- kepramukaan, kaderisasi OSIS) sungguh
wees adalah Pimpinan Sekolah, Wakil Ke- sangat dipengaruhi dan dilandasi oleh
pala Sekolah bidang Kurikulum, Wakil Ke- nilai-nilai yang ada di dalam Pedagogi
pala Sekolah bidang Kesiswaan, Wakil Ke- Ignasian.
pala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana,
Bapak/Ibu Guru pengampu masing-masing 2)Hasil Wawancara
bidang studi, serta para siswa SMP Kanisius
Sebagian isi wawancara dideskripsikan
Jakarta. Untuk melengkapi data hasil wa-
sebagai berikut :
wancara, penulis juga akan mengumpulkan
dokumentasi-dokumentasi yang ada yang

92
Volume 4, Nomor 1, Januari 2015

Romo Eduard menyatakan bahwa dari nilai yang mengakibatkan pembelajar (da-
makna etimologisnya, kata pedagogi men- lam hal ini siswa dan guru) makin bisa ber-
gandung makna metodologi atau cara men- sikap magis. Dengan Pedagogi Ignasian,
dampingi dan membantu para siswa tumbuh pembelajaran kita diperkaya implementa-
dan berkembang dengan didasarkan pada sinya dengan muatan pengembangan dimen-
pandangan hidup dan visi tentang pribadi si kemanusiaan yang diintegrasikan dengan
manusia yang ideal. Dengan kata lain, peda- pengembangan kognitif siswa.
gogi selalu mengandung cita-cita yang ditu- Mengapa Pedagogi Ignasian dipilih se-
ju sekaligus kriteria untuk memilih sarana bagai pendekatan dalam pendidikan di SMP
yang digunakan dalam proses pembelajaran. Kanisius ? SMP Kanisius adalah salah satu
Visi tentang pribadi manusia yang ideal itu lembaga pendidikan Jesuit yang memiliki
selalu berkaitan dengan konteks tertentu. keunikan yang bersumber dari misi dan
Proses pendidikan di SMP Kanisius perlu identitasnya (mission and Identity), yaitu
memperhatikan hal-hal tersebut dengan ti- nilai-nilai dan tujuan yang khas lembaga
dak keluar dari pedoman pemerintah. Da- pendidikan Jesuit. Nilai-nilai dan tujuan
lam pedagogi Ignasian, cita-cita mengenai pendidikan khas tersebut bersumber pada
manusia yang ideal yang dituju dan kriteria kharisma Santo Ignatius Loyola pendiri Se-
pemilihan sarana dalam pendampingan sis- rikat Jesus, dalam ranah pendidikan yang
wa, didasarkan pada pandangan dan penga- diwujudkan dalam sebuah paradigma pendi-
laman pribadi dari Santo Ignatius Loyola dikan yang disebut Pedagogi Ignasian.Romo
yang diolah melalui Latihan Rohani maupun Edu menekankan bahwa tujuan utama pen-
praktik baik yang kemudian berkembang didikan Jesuit bukanlah sekedar pengumpu-
sebagai apa yang kini kita kenal sebagai lan segudang pengetahuan atau persiapan
pendidikan Jesuit. Manusia dalam pandan- untuk melaksanakan sebuah profesi, me-
gan Ignatius Loyola adalah ciptaan yang lainkan lebih dari itu, yaitu mengembangkan
berharga di mata Allah. Selanjutnya Romo pribadi manusia seutuhnya yang akan men-
Eduard menambahkan manusia diciptakan jadi “manusia untuk dan bersama orang
menurut gambar dan rupa Allah sendiri. lain”(Men and Women for and with Others)
Cinta Allah mengalir dalam setiap ciptaan- , sesuai degan semangat dan teladan Yesus
Nya, terutama dalam diri seorang manusia. Kristus. Pendidikan mengambil peran yang
Manusia diberi hidup, tubuh, bakat, ke- penting dalam proses mewujudkan kebeba-
mampuan, akal budi, dan kehendak bebas san manusia yang sejati. Pendidikan dituju-
dengan semua itu dia mampu mencipta se- kan untuk mengembangkan segala aspek
perti Allah sendiri. Bagi Ignatius segala kemanusiaan setiap orang di dalamnya agar
anugerah Allah yang diberikan kepada se- dia menemukan diri sebagai orang yang di-
tiap orang mengungkapkan Allah yang ciptakan Allah demi sesamanya. Pendidikan
mencintai setiap orang secara pribadi dan membantu setiap orang untuk mengetahui,
mengundang tiap pribadi untuk membalas bertindak sesuai dengan martabatnya dan
cintaNya. demi martabatnya sebagai ciptaan yang ber-
Selama ini SMP Kanisius telah men- harga dan dicintai Allah.’
gembangkan model pembelajaran untuk tiga Dalam Pedagogi Ignasian, refleksi
kelompok Departemen yang dibentuk; De- mengambil peranan yang penting. Dengan
partemen MIPA, Departemen Seni dan Olah melakukan refleksi, siswa menimbang dan
Raga, Departemen Sosial, dan Departemen memilih pengalaman-pengalamannya untuk
Bahasa. Pedagogi Ignasian yang telah di- menemukan dirinya yang otentik. Dengan
kembangkan di SMP Kanisius ini perlu di- cara ini, ia dapat mengambil keputusan dan
olah selalu dan dikembangkan terus mene- bertindak sesuai dengan martabatnya yang
rus sebagai sebuah proses pengembangan

93
I Wayan Trinada &Said Hutagaol, Pengelolaan Pedagogi Ignasian Dalam Pembentukan Karakter Siswa
di SMP Kanisius Jakarta Pusat

luhur sebagai manusia. Demikian ditekan- yang diperlukan, sehingga anak-anak wa-
kan oleh Romo Eduard. laupun hanya baru mencium bau masakan-
Di SMP Kanisius, Pedagogi Ignasian ini nya saja, sudah ingin menyantapnya karena
sudah dikelola dengan cukup baik, artinya bau masakan ibu sangat enak. Hal ini tidak
seluruh kegiatan belajar mengajar di SMP jauh berbeda dengan pengelolaan Pedagogi
Kanisius, baik itu yang terjadi di dalam ke- Ignasian.
las maupun di luar kelas, semuanya sudah Pedagogi Ignasian membuat Bapak/Ibu
dilandasi oleh Pedagogi Ignasian. Dalam guru bisa menyajikan ilmu yang ia ajarkan
proses pembelajaran di dalam kelas, Ba- kepada para siswa dengan lebih menarik,
pak/Ibu guru telah menyusunnya dari sila- membuat anak tergugah hatinya dan berse-
bus sampai dengan Rencana Pelaksanaan mangat untuk mendengarkan dan mengikuti
Pembelajaran (RPP). Pengelolaan Pedagogi pembelajaran yang akan diberikan. Tentu
Ignasian, tidak menambah dan juga tidak saja dalam hal ini dituntut adanya kreativitas
mengurangi muatan yang ada dalam kuriku- dari Bapak/ Ibu guru. Dengan berangkat dari
lum pemerintah. Pedagogi Ignasian mene- “konteks” membuat kita sebagai pendamp-
kankan nilai-nilai yang ditanamkan pada ing akan lebih mudah masuk ke dalam dunia
anak dan keseluruhan nilai ini diarahkan para siswa. Nah dalam Pedagogi Ignasian
pada pengembangan competence, con- pola konteks, pengalaman, refleksi, tinda-
science, dan compassion. Dalam pelaksa- kan, dan aksi, selalu kita tekankan karena
naannya Bapak/Ibu guru selalu akan menga- itulah yang akan menjadi bumbu-bumbu
jak anak memulai pelajaran dengan mema- dalam pengolahan menu pembelajaran kita
hami konteks, pengalaman, refleksi, tidakan masing-masing.
dan evaluasi. Dalam Pedagogi Ignasian, dari Pola tersebut tidak hanya untuk proses
komponen-komponen ini unsur refleksi pembelajaran di dalam kelas sendiri, namun
memang mendapat penekanan yang lebih, pola tersebut juga masuk ke dalam seluruh
karena refleksi menuntun siswa sampai pada pembelajaran siswa juga di luar kelas; da-
kebenaran yang dipelajarinya dan kemudian lam kegiatan ekstrakurikuler dan olah raga,
menjadikannya sebagai miliknya. dalam kegiatan pembinaaan olah rasa (Pe-
Pengelolaan Pedagogi Ignasian bisa kita kan Compassion, Live In,Retreat, Rekolek-
analogikan dengan kegiatan seorang ibu ru- si), dalam kegiatan olah kepemimpi-
mah tangga yang menyiapkan makanan un- nan/Leadership(Kegiatan pramuka, Kaderi-
tuk keluarganya. Seorang ibu tentu akan sasi OSIS/Presidium dan Legionaire, dalam
menghendaki agar makanan yang dimasak- kegiatan Ekskursi (kelas VII, VIII, dan IX).
nya dan kemudian disiapkannya sungguh Semua itu kita landasi dengan Pedagogi Ig-
menarik bagi anak-anaknya untuk dimakan. nasian yang dalam setiap kegiatan tersebut
Dan sudah barang tentu makanan yang ia anak-anak selalu diajak untuk berrefleksi.
siapkan / hidangkan harus enak, agar anak- Nah dari pola ini yang dikembangkan terus
anaknya suka dan kemudian menyantapnya menerus, diharapkan siswa sungguh bisa
dengan lahap. Namun seringkali terjadi tumbuh dan berkembang secara utuh; inte-
bahwa makanan yang dihidangkannya ku- lektualnya (aspek akademik dan kompeten-
rang enak, kurang menarik, sehingga anak- sinya) berkembang dengan baik namun juga
anak dalam menyantapnya asal menyantap- Kepribadiannya (terutama compassion dan
nya saja, nasi tidak pernah habis, dan anak- consccience) bisa berkembang secara utuh.
anak nampak tidak bernafsu dalam menyan- Sebagai catatan, pengelolaan Pedagogi Ig-
tapnya serta mengunyahnya. Namun sang nasian ini memang sudah menjadi ciri khas
ibu tentu akan mencari dan berusaha meng- pendidikan sekolah Jesuit, dan dalam penge-
hidangkan makanan yang enak, yang telah lolaan dan pelaksanaannya sekolah dalam
dia olah dengan berbagai macam bumbu hal ini Yayasan harus benar-benar bisa

94
Volume 4, Nomor 1, Januari 2015

mendukungnya, karena pengelolaan Peda- PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN


gogi Ignasian ini juga membutuhkan biaya EVALUASI CAMPING PRAMUKA GUDEP
yang tidak sedikit. Syukurlah di SMP Kani- 005 SMP KANISIUS
sius ini Pengelolaan Pedagogi Ignasian TANGGAL 6-8 MEI 2012
mendapat dukungan penuh dari pihak Yaya- DI SUKAMANTRI BOGOR JAWA BARAT
san Budi Siswa sehingga pengelolaan Peda-
gogi Ignasian bisa berjalan dengan baik dan PENDAHULUAN
sangat diharapkan ke depannya akan selalu Pramuka adalah organisasi yang melatih
menjadi lebih baik lagi. kemandirian, serta kebebasan yang mampu
Pedagogi Ignasian membuat Bapak/Ibu dipertanggungjawabkan secara bijaksana,
guru bisa tampil sebagai guru yang kreatif, serta menjunjung tinggi nilai-nilai sosial.
sebagai guru yang mampu memahami kon- Pembentukan karakter
teks masing-masing siswa, sehingga apa kepribadian menjadi penekanan khusus
yang diajarkan sungguh menjadi lebih me- yang ditonjolkkan oleh SMP Kanisius. Tu-
nyenangkan bagi siswa. Para siswa sungguh juan dilaksanakannya kegiatan ini adalah
dihargai dan dihormati, dengan refleksi membangun karakter siswa. Dengan me-
yang dditekankan membuat para siswa me- nyadari situasi pendidikan kita akhir-akhir
nyadari akan keberadaannya dan terbuka ini cukup memprihatinkan, untuk itu seko-
selalu untuk masuk ke dalam proses pembe- lah memberikan perhatian yang cukup serius
lajaran yang dialami. pada kegiatan-kegiatan olah kepemimpinan
seperti kegiatan kepramukaan termasuk
3). Hasil Studi Dokumentasi camping pramuka. Tujuan sekolah tidak lain
Data yang dikumpulkan berupa buklet, adalah menciptakan calon-calon pemimpin
buku panduan Pedagogi Ignasian, foto-foto yang berkarakter dan memiliki iman sosial,
yang menunjukkan kegiatan pengelolaan memberikan arah yang jelas bagi terbentuk-
Pedagogi Ignasian, berbagai proposal kegia- nya pemimpin.
tan-kegiatan yang telah dilaksanakan yang
kesemuanya berlandaskan pada Pedagogi PERSIAPAN
Ignasian dengan menekankan pola Ignasian
yang menekankan aspek refleksi. Kegiatan pramuka pada tahun ajaran
Berikut penulis sajikan sebuah contoh 2011-2012 dipersiapkan dengan mengguna-
konkret data mengenai perencanaan, pelak- kan waktu seoptimal mungkin. Hal tersebut
sanaan, dan sampai dengan evaluasi kegia- dapat dilihat dari latihan pembelakalan ma-
tan Camping Pramuka tanggal 6, 7, 8 Mei teri dan pengenalan lokasi yang diklaksana-
tahun 2012 di Sukamantri Bogor Jawa Ba- kan dengan membawa anak-anak dalam si-
rat. tuasi semi camping di Monas tanggal 2 Mei
2012 untuk melihat sisi mana saja yang di-
rasakan penting dalam mendukung kegiatan
camping tersebut.
Menuju camping akbar di Sukamantri
pada tanggal 6, 7, 8 Mei 2012, dilakukan
persiapan mulai dari pengecekan kelengka-
pan barang yang akan dibawa, pengecekan
Tabel 1. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Eva- personil yang memfasilitasi kegiatan berdi-
luasi Kegiatan Camping Pramuka di Suka-
namika, serta kesiapan lokasi yang akan di-
mantri Bogor Jawa Barat
gunakan selama 3 hari. Untuk itu koordinasi
setiap seksi dalam jam-jam pelajaran kosong
/di luar jam mengajar sangat diharapkan.

95
I Wayan Trinada &Said Hutagaol, Pengelolaan Pedagogi Ignasian Dalam Pembentukan Karakter Siswa
di SMP Kanisius Jakarta Pusat

mendukung kegiatan-kegiatan camping di


PELAKSANAAN tahun-tahun yang akan datang. Hal-hal yang
Kegiatan camping kali ini diawali se- dirasakan perlu mendapat perhatian lagi
rangkaian proses dinamika yang dibagi da- adalah :
lam 3 tahap; a. Cuaca yang kurang baik nmengharuskan
Proses dinamika yang pertama adalah para pendamping melakukan evakuasi
perjalanan dari sekolah sampai di pos 1 Sta- secara menyeluruh terhadap anggota
siun Kereta Api Bogor. Dalam perjalanan pramuka baik yang kelas VII pun pula
ini para siswa diberikan tugas melakukan kelas VII (pramuka inti). Hal ini mem-
pengamatan sosial yakni mengamati perja- buat ada beberapa acara yang tidak bisa
lanan dan fenomena yang terjadi di lokasi dilaksanakan pada malam hari seperti
stasiun Gondangdia dan sekitar daerah Men- yang telah direncanakan.
teng Kkecil, di dalam kereta api, dan di sta- b. Jadual penutupan pintu/portal belum ter-
siun Bogor. komunikasikan dengan baik, sehingga
Proses dinamika yang ke dua adalah menjadi kendala bagi seksi logistik dan
perjalanan dari pos 1 menuju ke tempat transportasi.
camping 1. Dalam perjalanan ini para siswa c. Ada lima siswa yang harus dipulangkan
dibimbing untuk mampu mengendapkan lebih awal karena kondisi kesehatannya
nilai apa saja yang sudah mereka dapatkan. kurang baik.
Pada tahap awal proses ini para siswa di- d. Lokasi yang ada sebagian besar diguna-
ajak untuk menggali aspek keterampilan dan kan untuk pos-pos tentara.
kemandirian mereka.Dalam perjalanan di e. Untuk menanggapi kendala-kendala ter-
proses dinamika yang ke dua ini, para siswa sebut panitia dan para pembina serta para
akan mengalami banyak game yang menguji guru mendamping mengusulkan :
keterampilan dan kemandirian mereka. 1. Perlu adanya waktu survey satu hari
Peran dari masing-masing guru dalam sebelumnya untuk melihat kondisi cu-
proses dinamika ini adalah sebagai pen- acara agar pelaksanaan camping dapat
damping. Ada penugasan yang berbeda dari berjalan dengan baik.
masing-masing guru; ada yang bertugas se- 2. Survey mengenai tempat, minimal di-
bagai pendamping regu, ada guru yang ber- laksanakan satu bulan sebelumnya,
tugas sebagai penjaga pos, ada guru yang memastikan bahwa tidak ada kegiatan
bertugas seabgai fasilitaator logistik, dan lain selain kegiatan camping pramuka
juga ada guru yang menyiapkan P3K. SMP Kanisius.
3. Masalah logistik dan transportasi se-
EVALUASI baiknya disiapkan dari Bogor atau de-
Secara umum pelaksanaan kegiatan kat dengan lokasi camping, sehingga
camping di Sukanmantri berjalan dengan meringankan panitia dalam menyedia-
baik. Para panitia dan guru merasa terbantu kan sarana penunjang lainnya.
karena pada sat bersamaan di Sukamantri 4. Perlu ada waktu untuk pemasangan
ada pelatihan tentara, terutama berkaitan game dan penentuan letak pos game,
dengan game-game yang anak-anak pergu- dan lokasi tempat mendirikan tenda,
nakan. Hampir semua agame yang harus karena kegiatan camping kali ini
dimainkan oleh para siswa semua bahan ba- menggunakan konsep kemah yang
kunya telah disiapkan oleh para tentara yang berpindah.
lebih dahulu telah mengadakan latihan di 5. Kondisi anak sebelum berangkat perlu
tempat kami camping. Namun demikian di- mendapat perhatian.
rasakan masih ada beberapa kendala yang 6. Lokasi camping sebaiknya tidak harus
harus dibenahi dan dipikirkan serius, demi di Sukamantri.

96
Volume 4, Nomor 1, Januari 2015

nya dengan kebenaran bidang studi yang


PENUTUP dipelajarinya di bawah bimbingan gurubi-
Camping di Sukamantri yang dilaksana- dang studinya. Guru menciptakan persyara-
kan 3 hari telah menyiusakan nilai positif tan-persyaratan, meletakkan dasar-dasar,
yang cukup beragam. Pramuka merupakan dan menyediakan kesempatan-kesempatan
sarana pelatihan dan pendidikan karakter supaya terjadi interaksi terus-menerus antara
yang cukup baik dan harus dikembangkan pengalaman, refleksi, dan aksi dalam diri
setiap tahunnya. Belajar dari pengalaman siswa(ICAJE, Ignatian Pedagogy Approach,
inilah, maka kegiatan pramuka hendaknya The International Center for Jesuit Educa-
menjadi wadah pembentukan karakter anak tion, Roma 1996, vol. 18, no.27). Guru ber-
yang sangat efektif. SMP Kanisius sebagai peran sebagai fasilitator.
lembaga pendidikan telah dipandang mam-
pu memadukan dengan baik antara konsep, Konteks
teori dan penerapannya dengan selalu men- Diawali dengan memahami konteks,
dasarkan kegiatannya pada 3C yakni : com- proses pendidikan diyakini tidak pernah
petence, conscience, compassion. bergerak dari ruang yang hampa. Oleh kare-
Jakarta, 15 Mei 2012 na itu pengalaman manusiawi harus menjadi
Koordinator pelaksana I Koordinator Pelaksana II
titik tolaknya teristimewa pengalaman siswa
sendiri. Pemahaman konteks merupakan
(Kwirinius Yosida K.) (F. Susilo Kardono) bentuk konkret perhatian dan kepedulian
Mengetahui,
terhadap siswa. Perhatian dan kepedulian ini
merupakan dua hal pokok sebagai awal un-
Kepala Gudep 005 tuk melangkah. Apa yang harus diketahui
(Dionisius Mursito Wardoyo)
para guru agar para siswanya dapat belajar
Sumber: Pengelolaan Pedagogi Ignasian dalam Lapo-
ran Pertanggungjawaban Kegiatan Camp-
dengan baik ? Pertanyaan ini menjadi inti
ing Pramuka Tahun 2012 pemahaman konteks dalam Pedagogi Igna-
sian. Tentu saja pertanyaan tersebut me-
b. Pembahasan Temuan Penelitian nyangkut di luar pemahaman materi ajar.
Pertanyaan tersebut menyangkut pemaha-
Pembahasan hasil penelitian ini dilak- man guru mengenai karakter siswa dan kon-
sanakan berdasarkan fokus penelitian pene- disi lingkungan yang melingkupinya.
litian di bab I. Temuan hasil penelitian me-
rupakan kumpulan dari hasil penemuan fak- Pengalaman
ta dan data yang berhasil dilakukan selama Memulai dengan pengalaman, pengajar
penelitian. 1). Pola Ignasian, yang meli- menciptakan persyaratan-persyaratan agar
puti : Konteks, Pengalaman, Refleksi,Aksi, para siswa mengumpulkan dan menyimak
Evaluasi, dan Ciri Pola Ignasian bahan dari pengalaman mereka sendiri.
Bila dilihat dari sudut pandang Latihan Maksudnya adalah agar para siswa menyar-
Rohani, unsur khusus yang mencirikan Pa- ing yang mereka sadari sebagai fakta, pera-
radigma Pedagogi Ignasian bukan hanya saan, nilai-nilai, pengertian, intuisi, yang
keterkaitan yang berkesinambungan antara telah mereka kenal dan berhubungan dengan
pengalaman, refleksi, dan aksi dalam proses bidang studi yang sedang mereka simak.
mengajar-belajar, tetapi juga pola ideal hu- Sesudah itu pengajar membimbing para sis-
bungan dinamis antara guru dan siswa sela- wa menyerap informasi baru dan menjalani
ma siswa bergulat untuk mengembangkan pengalaman lebih lanjut sehingga pengeta-
pengetahuan dan kebebasannya. Peran per- huan mereka makin lengkap dan makin be-
tama seorang guru adalah memperlancar nar. Guru meletakkan dasar untuk belajar
hubungan siswa dengan kebenaran, khusus-

97
I Wayan Trinada &Said Hutagaol, Pengelolaan Pedagogi Ignasian Dalam Pembentukan Karakter Siswa
di SMP Kanisius Jakarta Pusat

cara belajar dengan membantu mereka bero- Tugas siswa berikutnya adalah menye-
lah ketrampilan dan teknik refleksi. diakan kesempatan-kesempatan yang akan
menantang kreativitas dan melatih kehendak
Refleksi para siswa untuk memilih tindakan yang
Dalam refleksi siswa diberikan kebe- paling baik sebagai kesimpulan dan tindak
basan untuk berefleksi. Ada kemungkinan lanjut dari apa yang mereka pelajari. Apa
siswa yang telah berefleksi tidak menunjuk- yang mereka laksanakan di bawah bimbin-
kan perubahan ke arah perkembangan. Hal gan guru mungkin sekali belum mengubah
ini bisa terjadi karena siswa baru dalam taraf dunia menjadi sebuah komunitas keadilan,
perkembangan untuk menjadi lebih dewasa. damai, dan cinta kasih, akan tetapi seku-
Akan tetapi, yang penting guru sudah mena- rang-kurangnya harus merupakan suatu
namkan “benih” kehidupan ke dalam diri langkah dalam tahap pendidikan menuju
siswa dan benih itu pasti akan tumbuh pada tujuan tersebut. Hal itu harus merupakan
saatnya. Dalam refleksi, ingatan, pemaha- langkah ke arah tujuan yang akan dicapai,
man, imajinasi, dan perasaan dipakai untuk kendati hanya berarti membawa para pelajar
menangkap arti dan nilai-nilai asasi yang kepada pengalaman baru, refleksi lebih lan-
sedang dipelajari. Dengan demikian mereka jut, dan tindakan lebih lanjut mempelajari
menemukan hubungan dengan segi-segi bidang studi yang sedang ditekuni. Interaksi
pengetahuan dan kegiatan manusiawi yang yang terus menerus antara pengalaman, ref-
lain. Mereka akan menemukan dan mema- leksi, dan aksi dalam dinamika proses bela-
hami implikasi-implikasinya dalam usaha jar mengajar ini merupakan teras pedagogi
terus menerus mencari kebenaran. Refleksi Ignasian. Inilah cara khas bertindak sekolah
harus menjadi suatu proses yang memben- Yesuit. Inilah sebuah paradigma Pedagogi
tuk dan membebaskan. Refleksi seperti in- Ignasian yang dapat diterapkan pada segala
ilah yang membentuk hati nurani mereka. macam bidang studi.
Dengan demikian, mereka didorong berge-
rak melewati pengetahuan menuju aksi. Pembentukan Karakter Siswa
Pola pendekatan Pedagogi Ignasian ak-
Aksi hirnya mampu membentuk karakter siswa
Dengan demikian, tindakan yang dila- menjadi lebih baik, dalam arti dengan Pen-
kukan berangkat dari keprihatinan atau ke- gelolaan Pedagogi Ignasian secara benar,
sadaran akan pentingnya mengambil tinda- sungguh membuat siswa tumbuh dan ber-
kan, bukan bertindak sekedar luapan emosi, kembang secara utuh. Kemampuan intelek-
terhasut, atau ikut-ikutan belaka. Ada dua tual mereka (competence) tumbuh dan ber-
macam pilihan untuk beraksi. Pertama, pili- kembang dengan baik, demikian juga den-
han batin, misalnya setelah berefleksi siswa gan menekankan hati nurani(Conscience)
menyadari bahwa Tuhan selalu berkarya dan kepedulian (compassion) dalam setiap
dalam hidupnya. proses pembelajaran yang berpuncak pada
kebiasaan berefleksi, membuat kepribadian
mereka juga tumbuhb berkembang secara
Evaluasi utuh.
Untuk mengetahui perkembangan pribadi, SMP Kanisius dengan tegas menca-
guru dapat melakukannya dengan mengada- nangkan gerakan membangunkejujuran. Sa-
kan hubungan dialogal, angket, atau melalui lah satu wujud konkretnya adalah tuntutan
pengamatan terhadap perilaku para siswa. bagi setiap siswa untuk menjauhkan diri dari
Dalam evaluasi ini guru perlu memperhati- peri laku menyontek. Menyontek adalah ba-
kan umur, bakat, kemampuan, dan tingkat gian tak terpisahkan dari suatu usaha tidak
kedewasaan setiap siswa. jujur dalam suatu kegiatan pembelajaran

98
Volume 4, Nomor 1, Januari 2015

seperti ulangan atau pengumpulan tugas. 2. Pola Pedagogi Ignasian dapat diterapkan
Sikap tidak jujur yang dibiarkan subur da- pada semua kurikulum sebagai suatu si-
lam suatu kegiatan di sekolah maupun di kap, mentalitas dan pendekatan yang taat
rumah merupakan cara paling baik me- pada aturannya, yang mewarnai seluruh
nyiapkan calon-calon koruptor untuk negeri rencana pengajaran. Pola Pedagogi Igna-
kita ini. Tentu saja kejujuran tidak hanya sian dapat diterapkan pada semua kuriku-
dalam kaitan dengan ulangan dan tugas- lum, demikian juga dengan kurikulum
tugas sekolah lainnya, melainkan diha- yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
rapkan menjadi sikap hidup yang terus di- Pola ini tidak menuntut apapun akan te-
bawa oleh para siswa dalam perjalanan hi- tapi menuntut ancangan dan pendekatan
dup mereka. Dalam hal ini sekolah sebagai baru dalam cara guru mengajarkan pela-
“learning center” mesti menciptakan iklim jaran-pelajaran yang ada. Pola Pedagogi
yang kondusif bagi pengembangan kema- Ignasian dapat diterapkan tidak hanya
tangan intelektual, emosi , dan pribadi. Tu- pada disiplin-disiplin ilmu akademis, te-
juannya ialah agar pembentukan kepribadian tapi juga pada ranah-ranah non akademis
lewat olah budi, olah raga, olah rasa, dan seperti : ekstrakurikuler, olah raga, kegia-
iolah kepemimpinan berjalan dengan baik tan-kegiatan olah rasa dan juga kegiatan-
dan seimbang. kegiatan kepemimpinan. Penekanan ter-
Pedagogi Ignasian yang dalam praktik- hadap refleksi sungguh menjadikan pola
nya selalu menekankan konteks, pengala- Pedagogi Ignasian dapat membantu para
man, refleksi, aksi, dan evaluasi, dengan siswa menemukan hubungan antara ba-
menekankan aspek refleksi bahkan ditekan- gian-bagian dari bidang studi yang se-
kan bahwa kalau siswa belajar hanya sampai dang mereka pelajari dengan yang terda-
ke tahap penalaran atau bahkan hafalan, ti- hulu.
dak boleh disebut Ignasian karena tidak 3. Pola Pedagogi Ignasian menekankan
adanya unsur refleksi yang mampu mendo- konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan
rong siswa memikirkan arti dan pentingnya evaluasi “menjamin” para guru menjadi
apa yang telah siswa pelajari . Dengan pola guru yang lebih baik. Pola ini memung-
Ignasian yang menekankan unsur refleksi kinkan para guru memperkaya isi mau-
ini, siswa dituntun berkembang menjadi pun susunan bahan ajar mereka. Pola ini
orang yang bertanggungjawab (commit- membantu guru untuk mengembangkan
ment), pribadi berkompeten (competence), kreativitas mereka dalam mengajar, me-
pribadi yang bersuara hati (conscience), dan motivasi para siswa dengan mengajak
berbelas kasih (compassion). mereka menghubungkan apa yang mere-
ka pelajari dengan pengalaman mereka,
dan selalu melatih anak untuk membuat
refleksi. Pola Pedagogi Ignasian mengu-
tamakan proses dalam belajar, mendo-
C. Kesimpulan rong siswa untuk merefleksikan makna
dan arti dari apa yang mereka pelajari.
Berdasarkan hasil penelitian dan pem-
Pola ini memberikan motivasi belajar ke-
bahasan yang telah dikemukakan, maka pe-
pada mereka dengan melibatkan mereka
nulis menarik beberapa kesmpulan, yaitu :
sebagai pemeran atau subyek serta bersi-
1. Pedagogi Ignasian merupakan sebuah
kap kritis dalam proses pembelajaran.
model pembelajaran yang menekankan
Pola ini membawa proses belajar menjadi
konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan
lebih personal, karena para siswa sung-
evaluasi.
guh disapa, dan seluruh pribadi mereka

99
I Wayan Trinada &Said Hutagaol, Pengelolaan Pedagogi Ignasian Dalam Pembentukan Karakter Siswa
di SMP Kanisius Jakarta Pusat

sungguh dihargai dalam proses pembela- belajar yang sedang dipelajari. Hal ini
jaran. kemudian disempurnakan kembali den-
4. Dalam Pedagogi Ignasian guru menggu- gan menekankan aspek competence, con-
nakan kesempatan dalam tugasnya seha- science, dan compassion dalam pembela-
ri-hari untuk secara sistematis men- jaran, membuat para siswa akhirnya bisa
geksplorasi, mempertanyakan dan mem- tumbuh dan berkembang secara utuh.
bingkai praktik pengajarannya secara sis- Kemampuan intelektual/akademik mere-
tematis untuk dapat membuat interpretasi ka bisa berkembang dengan baik dan ju-
secara benar berdasarkan keadaan di la- ga kepribadian mereka bisa berkembang
pangan dan kemudian dapat menentukan secara baik juga. Mereka memiliki kepri-
pilihan yang tepat untuk memperbaiki ki- badian yang berkarakter, kritis dan ma-
nerjanya. Dengan demikian dapat diha- gis.
rapkan ketercapaian tujuan pendidikan
nasional, khususnya dalam mengem- DAFTAR PUSTAKA
bangkan potensi peserta didik (para sis-
wa) dalam berpikir reflektif. Pola yang [1] Departemen Pendidikan Nasional, Ka-
dikembangkan dalam Pedgogi Ignasian mus Besar Bahasa Indonesia, PusatBa-
yang menekankan konteks, pengalaman, hasa, Edisi Ke empat, PT. Gramedia
refleksi, aksi, dan evaluasi menuntun pa- Pustaka Utama, Jakarta, 2008
ra siswa untuk bisa berkembang secara [2] Hornby AS., Oxford Advanced Learn-
maksimal; baik intelektual/akademis me- ers Dictionary of Current English, Six
reka pun pula kepribadian mereka. Hal edition, Oxford University Press, 2003
ini disempurnakan lagi dengan adanya [3] ICAJE, Ignatian Pedagogy: A Practical
penekanan competence, conscience, dan Approach, The International Center for
compassion dalam setiap tema pembela- Jesuit Education, Roma, 1993
jaran yang mereka pelajari. Hal ini sangat [4] Komisi Pendidikan KWI, Educare, Ok-
sesuai dengan tujuan kahir pendidikan tober, Komisi Pendidikan KWI, Jakarta,
Jesuit yakni perkembangan pribadi siswa 2010
sepenuhnya sedemikian, sehingga men- [5] Subagya J., Paradigma Pedagogi Ref-
garahkan mereka untuk melakukan per- lektif, Kanisius, Yogyakarta, 2012
buatan-perbuatan khususnya yang sesuai [6] Terry George R., Prinsip-prinsip Ma-
dengan kehendak Tuhan. Mereka mampu najemen, Bumi Aksara, Jakarta, 2009
tumbuh dan berkembang dengan kepri- [7] Traub George W.,, SJ., A Jesuit Educa-
badian yang unggul; memiliki kemam- tion Reader, Loyokla Press A Jesuit
puan, berhati nurani dan memiliki kepe- Ministry Chicago, 2008
dulian kepada orang lain.
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan
tersebut di atas, dapat diutarakan bahwa
pengelolaan Pedagogi Ignasian di SMP
Kanisius Jakarta Pusat, berlangsung den-
gan baik, sistematis, dan terkoordinasi
dengan baik pula, serta mampu menga-
komodasi berbagai nilai-nilai sesuai den-
gan tujuan pendidikan Jesuit. Pola pem-
belajaran yang menekankan konteks,
pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi
membuat para siswa selalu ingin meng-
gali lebih dalam kebenaran pengalaman

100

Anda mungkin juga menyukai