Anda di halaman 1dari 18

Critical Journal Review

PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK


KARAKTER JUJUR

TUGAS CJR

Disusun untuk Memenuhi salah satu Tugas dalam

Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu : Drs. Halking, M.Si.

Disusun Oleh :

Nama : Sandiyana Rasna Adisman (5222411006)

Prodi/Kelas : Pendidikan Teknik Bangunan / A

Fakultas : Teknik (FT)

UPT MKWU PENDIDIKAN PANCASILA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha, atas segala
limpahan rahmat, berkat dan karunia-Nya kepada saya, sehinga saya dapat
menyelesaikan dan memenuhi tugas Critical Journal Review mata kuliah
Pendidikan Pancasila dengan judul Pendidikan Pancasila Sebagai Upaya
Membentuk Karakter Jujur.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen Pengampu


Pendidikan Pancasila di Universitas Negeri Medan yaitu Bapak Drs. Halking,
M.Si.,yang telah membimbing sehingga tugas Critical Journal Review ini
dapat saya selesaikan tepat pada waktunya.

Saya menyadari bahwa Critical Journal Review ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi isi, tulisan maupun kualitasnya masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan Critical Journal Review ini dan lebih baik
dimasa mendatang.

Akhir saya mengharapkan semoga Critical Journal Review ini dapat


bermanfaat dan bisa menambah wawasan pengetahuan bagi pembaca.

Medan, Oktober 2023

Sandiyana Rasna Adisman


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 RASIONALISASI PENTINGNYA CJR

CJR atau Critical Journal Review merupakan suatu kegiatan


mengulas isi jurnal mengenai isi dari jurnal, metode penelitiannya,
keunggulan dan kelebihan dari jurnal. Melalui tugas cjr ini, para mahasiswa
diajak untuk dapat berpikir mengenai suatu permasalahan, menilai dan
juga review serta menganalisis secara objektif. Tugas Critical Journal Review
ini, pastinya memiliki banyak manfaat bagi mahasiswa yaitu menambah
wawasan, pengetahuan dan pemahaman yang lebih dalam setelah membaca
dan membandingkan satu jurnal dengan jurnal lainnya.

1.2 TUJUAN CJR

1. Membandingkan satu topik bahasan (yang sama) materi kuliah yang


tertuang dalam dua jurnal yang berbeda.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam menyampaikan
sebuah opini atau pendapat secara krisis dan secara luas.
3. Memenuhi tugas mata kuliah mekanika.
4. Meningkatkan konsep pemikiran para mahasiswa dalam memberikan
opininya terhadap suatu objek permasalahan.

1.3 MANFAAT CJR

1. Menambah pemikiran dan referensi serta wawasan mahasiswa dalam


menyampaikan opini ataupun kritik.
2. Melatih kemampuan penulis dalam mengkritisi dua jurnal.
3. Untuk mengetahui jurnal –jurnal yang lebih baik digunakan sebagai bahan
referensi.
4. Menjadi bahan penilaian peserta didik tentang sejauh mana
pemahaman dari materi bacaan bagi dosen.
BAB II

IDENTITAS JURNAL

1.4 IDENTITAS JURNAL UTAMA

Judul “PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA


MEMBENTUK KARAKTER JUJUR”
Nama Jurnal Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 9 No. 1
(Februari, 2021)
Website https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP
Volume / Vol. 9 No. 1
Halaman Halaman 33-41
Tahun Terbit 2021
Penulis T Heru Nurgiansah
Penerbit Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI
Yogyakarta
Reviewer Sandiyana Rasna Adisman
Tanggal 25 Oktober 2023
Jam 20.00 Wib
ISSN P-ISSN : 2599-2694, E-ISSN : 2599-2686

1.5 ISI JURNAL UTAMA

Abstrak Kejujuran pada zaman sekarang semakin memprihatinkan.


Penelitian Tindakan mencontek, melanggar peraturan lalu lintas, perilaku
korupsi, merupakan sebagian tindakan yang terjadi karena
hilangnya nilai kejujuran. Berbohong menjadi perilaku yang
biasa-biasa saja. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk
karakter jujur melalui Pendidikan Pancasila. Mata pelajaran
Pendidikan Pancasila ini merupakan salah satu pelajaran yang
menekankan padaperilaku jujur.
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk membentuk karakter jujur
Penelitian melalui Pendidikan Pancasila. Mata pelajaran Pendidikan
Pancasila ini merupakan salah satu pelajaran yang menekankan
pada perilaku jujur. Penelitian dilaksanakan di kelas X Sekolah
Menengah Atas PGRI 1 Kasihan Bantul Yogyakarta dengan
metode kualitatif.
Subjek / Objek Siswa kelas X Sekolah Menengah Atas PGRI 1 Kasihan Bantul
Penelitian Yogyakarta.
Assement Data Teknik pengumpulan data dengan observasi langsung,
wawancara terhadap guru dan siswa, dokumentasi berupa
gambar, dan literasi berdasarkan artikel ilmiah yang relavan.
Metode Metodologi penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah
Penelitian metode kualitatif.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukan bahwa mata pelajaran Pendidikan
Pancasila berhasil membentuk karakter jujur siswa
dibandingkan dengan keberadaan Kantin Kejujuran. Perilaku
jujur siswa sejalan dengan muatan materi dalam mata pelajaran
ini yakni tentang nilai dan norma.
Kata Kunci Pendidikan Pancasila; Karakter Jujur;
Latar Belakang Berdasarkan observasi awal di lokasi penelitian, ditemukan
dan Teori perilaku tidak jujur dari siswa kelas X seperti mencontek saat
pelaksanaan latihan soal. Praktik mencontek berawal dari sikap
tidak jujur siswa (Rochmawati, 2018). Jika kebiasaan
mencontek ini tidak dihentikan maka akan menjadi budaya
yang sulit untuk dihilangkan dan akan terus melekat pada diri
manusia dalam keadaan apapun. Pembentukan karakter jujur
kepada siswa memang tidak dapat dilakukan dalam waktu yang
singkat (Nurani, 2016). Diperlukan proses yang panjang untuk
membentuk karakter jujur siswa diantaranya melalui
pengasuhan dan Pendidikan Pancasila (Royani, 2014).
Pendidikan Pancasila menanamkan sikap dan perilaku dalam
kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila (Ibda, 2012). Nilai pancasila tersebut terdiri dari nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan,
dan nilai keadilan. Secara hierarki piramidal pun nilainilai
pancasila ini saling menjiwai dan dijiwai antar sila-silanya,
seperti sila pertama menjiwai sila kedua, sila kedua menjiwai
sila ketiga dan dijiwai sila pertama, begiitu juga seterusnya.
Pancasila juga mengandung nilai kausa material artinya ada
hubungan sebab akibat dalam penerapan nilai-nilanya.
Sebagai contoh nilai ketuhanan mengatur hubungan manusia
dengan sang pencipta, jika hubungannyadengan tuhan baik
maka hubungannya dengan sesama manusia pun akan baik pula
dalam hal ini tentang nilai kemanusiaan. Artinya antara nilai
ketuhanan dan nilai kemanusiaan memiliki hubungan timbal
balik. Orang sering menyebutnya dengan Hablum minallah wa
hablum minan naas yang berarti hubungan manusia dengan
tuhan yang akan membentuk karakter religius, dan hubungan
manusia dengan sesamanya yang akan melahirkan berbagai
macam karakter.
Dalam penelitian ini diperlukan pembatasan masalah agar
peneliti fokus terhadap permasalahan yang akan dikaji.
Penelitian ini akan membahas mengenai peran fungi
Pendidikan Pancasila dalam membentuk karakter jujur siswa di
kelas X SMA PGRI 1 Kasihan Bantul.
Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dengan
Penelitian menggunakan sebuah pendekatan kualitatif, peneliti bisa fokus
pada perhatian dan juga kejadian yang alamiah yang terjadi
(Nurgiansah & Widyastuti, 2020). Teknik pengumpulan data
melalui observasi secara langsung agar data yang diperoleh
bersifat faktual dan dapat dipercaya. Kemudian wawancara
yaitu kegiatan tanya jawab yang dilakukan peneliti kepada
objek yang mendukung data penelitian. The interview is a data
collection with a path of question and answer that is conducted
systematically and based on the purpose of investigation
(Nurgiansah, 2020). Lalu dokumentasi berupa pengambilan
gambar atau rekaman video, hal ini dilakukan agar data yang
sudah diperoleh tidak hilang sehingga merubah interpretasi
yang sudah ditentukan, dan terakhir adalah literasi dengan
bersumber kepada artikel-artikel jurnal hasil penelitian terbaru
yang relavan dengan penelitian ini yakni tentang karakter jujur
siswa melalui Pendidikan Pancasila di sekolah. Penelitian
dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2019/2020
sebelum pandemi memasuki Indonesia.
Langkah Berdasarkan pemaparan diatas, dapat diketahui jawaban dari
Penelitian rumusan masalah pertama tentang kondisi perilaku kejujuran
siswa di kelas X. Bahwasanya kejujuran siswa semakin
terbentuk dengan mengikuti pembelajaran Pendidikan
Pancasila melalui pembiasaan dan panutan. Pembiasaan dari
kegiatan-kegiatan belajar dan panutan dari guru yang
bersangkutan. Pendidikan Pancasila mengajarkan tentang
moral yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Selain itu karakter jujur secara spesifik dicantumkan dalam
silabus pada kompetensi inti yang kedua, yakni menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan kawasan internasional.
Kekuatan Pada Jurnal “Pendidikan Pancasila Sebagai Upaya Membentuk
Penelitian Karakter Jujur” melaksanakan penelitian secara langsung yang
sangat baik dikarenakan mendapatkan data yang kongkrit
dengan menguji siswa-siswa secara langsung dan dari data
tersebut dapat disimpulkan Kejujuran siswa kelas X SMA
PGRI 1 Kasihan Bantul berhasil dibentuk melalui pembelajaran
Pendidikan Pancasila. Hal tersebut terlihat dari beberapa
indikator, seperti: siswa tidak lagi mencontek saat pelaksanaan
ujian tertulis, siswa datang tepat waktu, dan siswa rajin
mengerjakan tugas pekerjaan rumah tanpa asal menyalin tugas
temannya. Selain itu, kejujuran siswa terbentuk karena figur
gurunya yang memberikan teladan yang baik sehingga setiap
perilakunya menjadi contoh bagi siswa.
Kelemahan Pada Jurnal “Pendidikan Pancasila Sebagai Upaya Membentuk
Penelitian Karakter Jujur” tidak menyajikan langkah penelitian secara
rinci dengan langsung kepada subjek penelitian tetapi hanya
menyajikan hasil saja.
Daftar Pustaka Aeni, A. N. (2014). Pendidikan Karakter Untuk Siswa SD
Dalam Perspektif Islam. Jurnal Mimbar Sekolah Dasar, 1(1),
50–58.
Arianto, J. (2017). Pengaruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Pramuka Terhadap Pembentukan Karakter Jujur Mahasiswa
Universitas Riau. Jurnal Persfektif Pendidikan Dan Keguruan,
8(1), 90– 102.
Batubara, J. (2015). Pengembangan Karakter Jujur Melalui
Pembiasaan. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 3(1), 1–6.
Dharma, S., & Siregar, R. (2014). Internalisasi Karakter
Melalui Model Project Citizen pada Pembelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu
Sosial, 6(2), 132–137.
Fauzi, F. Y., Arianto, I., & Solihatin, E. (2013). Peran Guru
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Dalam Upaya
Pembentukan Karakter Peserta Didik. Jurnal PPKn UNJ
Online, 1(2), 1–15. Herawan, K. D., & Sudarsana, I. K. (2017).
Relevansi Nilai Pendidikan Karakter Dalam Geguritan
Suddhamala Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di
Indonesia. Jurnal Penjaminan Mutu, 3(2), 223–236.
Ibda, F. (2012). Pendidikan Moral Anak Melalui Pengajaran
Bidang Studi PPKn dan Pendidikan Agama. Jurnal Ilmiah
DIDAKTIKA, 12(2), 338–347. Jailani, A., Rochman, C., &
Nurmala, N. (2019). Peran Pendidikan Agama Islam Dalam
Membentuk Karakter Jujur pada Siswa. Al-Tadzkiyyah: Jurnal
Pendidikan Islam, 10(2), 257–264. Juwantara, R. A. (2019).
Efektivitas Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Menanamkan
Karakter Jujur, Disilin, dan Bertanggung Jawab pada Siswa
Madrasah Ibtidaiyah. Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan
Dasar Dan Pembelajaran, 9(2), 160–171.
https://doi.org/10.25273/pe.v9i2.4994
Lestari, S., & Asyanti, S. (2015). Apakah Siswa SMP
Berperilaku Jujur Dalam Situasi Ulangan. The 2nd
University Research Coloquium, 351–357.
Nugraha, D. M., Sapriya, & Rahmat. (2019). Kajian Tentang
Penumbuhan Karakter Jujur Peserta Didik
Sebagai Upaya Pengembangan Dimensi Budaya
Kewarganegaraan (Civic Culture) di SMA Alfa
Cantauri Bandung. Modeling: Jurnal Program Studi PGMI,
6(2), 220–232. Nurani, A. C. (2016). Membaca Cerita Fabel
Sebagai Penanaman Karakter Jujur Pada Siswa SMP.
Wacana: Jurnal Bahasa, Seni, Dan Pengajaran, 1(1), 1–9.
Nurgiansah, T. H. (2020). Build An Attitude of Nationalism
Students At SDN 7 KADIPATEN With The
Method of Discusion In The Subject PPKn. Jurnal Serunai
Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan STKIP Budi Daya
Binjai, 9(1), 1–11. Nurgiansah, T. H., Dewantara, J. A., &
Rachman, F. (2020). The Implementation of Character
Education in the Civics Education Syllabus at SMA Negeri 1
Sleman. Jurnal Etika Demokrasi Universitas
Muhammadiyah Makasar, 5(2), 110–121.
Nurgiansah, T. H., & Widyastuti, T. M. (2020). Membangun
Kesadaran Hukum Mahasiswa PPKn UPY
Dalam Berlalu Lintas. Civic Edu: Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan Universitas Pasundan, 2(2), 97–102.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Rochmawati, N. (2018). Peran Guru dan Orang Tua
Membentuk Karakter Jujur pada Anak. Al-Fikri:
Jurnal Studi Dan Penelitian Pendidikan Islam, 1(2), 1–12.
Royani, M. (2014). Karakter Jujur Dalam Pembelajaran
Statidtik. Jurnal Antasari, 1(2), 1–16.
Sayektiningsih, Sumardjoko, B., & Muhibin, A. (2017).
Penanaman Nilai-Nilai Karakter Dalam
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di
Madrasah Aliyah Muhammadiyah Klaten. Jurnal Managemen
Pendidikan, 12(2), 228–238. Shofiyah, N., & Yonata, B.
(2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Yipe Think
Pair Share (TPS) Untuk Melatih Karakter Jujur, Tanggung
JAwab, dan Berani Mengemukakan Pendapat Siswa
Kelas X SMA Negeri Plumpang pada Materi Alkana, Alkena,
dan Alkuna. Unesa Journal of Chemical Education, 2(3), 42–
48. Sultonurohmah, N. (2017). Strategi Penanaman Nilai
Karakter Jujur dan Disiplin Siswa. Jurnal AlIbtida’, 5(2), 1–21.
Wiseza, F. C. (2017). Implementasi nilai karakter jujur di
Sekolah Bunda PAUD Kerinci. Jurnal Nur ElIslam, 4(2), 142–
165. Zulkhairi, T. (2011). Membumikan Karakter Jujur Dalam
Pendidikan di Aceh. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 11(1), 104–
115.

1.6 IDENTITAS JURNAL KEDUA

Judul “Pentingnya Pendidikan Pancasila untuk Merealisasikan


Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat”
Nama Jurnal Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan
Website https://journalstkippgrisitubondo.ac.id/index.php/PKWU/index
Volume / Volume 9 Issue 2 2021 Pages 473-485
Halaman
Tahun Terbit 2021
Penulis Mega Triasya Resmana
Dinie Anggraeni Dewi
Penerbit Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru, Indonesia
Reviewer Sandiyana Rasna Adisman
Tanggal 25 Oktober 2023
Jam 20.00 Wib
ISSN p-ISSN: 2302-0008 e-ISSN: 2623-1964
1.7 ISI JURNAL KEDUA

Abstrak Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia


Penelitian mempunyai lebih dari 17.000 pulau, di mana terdiri dari 7. 000
pulau yang berpenghuni. Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Sumatra
serta Papua adalah pulau utama di Indonesia. Ibu kota negeri
Indonesia merupakan Jakarta, yang terletak di Pulau Jawa.
Sebagian pulau di Indonesia berada pada garis ekuator.
Karenanya, siang serta malam memiliki waktu yang hampir
sama, yakni berlangsung selama 12 jam.
Tujuan Penelitian ini bertujuan agar sebagai anggota dari masyarakat
Penelitian bisa lebih memahami lagi lalu kemudian bisa menerapkan dan
selalu mengedepankan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman
hidup dalam bermasyarakat yang kita dapatkan melalui
pendidikan pancasila. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan metode kualitatif dimana penulis itu
melakukan studi literatur. Dan diperoleh hasil bahwa ada
banyak cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan atau
menerapkan nilainilai Pancasila ini di dalam kehidupan
bermasyarakat.
Subjek / Objek Masyarakat
Penelitian
Assement Data Teknik pengumpulan data dan informasinya digunakan
adalah studi literatur. Studi literatur yang dilakukan berupa
membaca, menganalisis teori dan data-data yang berkaitan
dengan permasalahan yang diangkat yaitu mengenai
pentingnya pendidikan pancasila untuk merealisasikan nilai-
nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat yang didapat
kemudian disimpulkan dan dituangkan ke dalam penelitian ini.
Peneliti mengumpulkan data dari dari buku, jurnal, e-book,
makalah, internet dan lain-lain.
Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
Penelitian metode kualitatif dimana penulis itu melakukan studi literatur.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukan bahwa Di kehidupan
bermasyarakat tentunya ada norma dan aturan yang harus kita
taati. Untuk menjadi warga yang baik dalam bermasyarakat
tentunya harus bisa menjalankan nilai-nilai yang terdapat pada
pancasila. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa
nilai- nilai pada setiap sila di pancasila itu terlahir dari
nilainilai kehidupan di masyarakat. Nilai-nilai Pancasila ini
harus kita realisasikan terutama dalam bermasyarakat karena
sebagai pandangan hidup Pancasila tentunya bersumber pada
budaya dan nilai- nilai religius masyarakat Indonesia. Bisa kita
bayangkan jika dalam hidup bermasyarakat kita tidak punya
pedoman atau pegangan hidup akan terjadi perpecahan dan
kekacauan. Maka dari itu pancasila hadir untuk mengatur kita
dalam hidup bermasyarakat. Agar tidak terjadi di perpecahan
yang merugikan negara maka setiap warga masyarakat
Indonesia perlu memperhatikan, menyadari, dan menerapkan
nilai-nilai Pancasila di lingkungan masyarakat (Jurnal Pkn-Ayu
Septianingsih, n.d.). Dalam kehidupan sehari-hari sebagai
warga negara kita perlu untuk membumikan dan mengamalkan
nilai-nilai dari Pancasila agar kita lebih bisa memahami lalu
kita juga bisa mengerti dan kita juga mampu untuk
mengamalkan nilai-nilai dari Pancasila ini. Untuk mencegah
memudarnya nilai-nilai Luhur dari Pancasila yang ada pada
setiap individu sudah seharusnya kita mempunyai kesadaran
dalam memelihara memperkuat mengembangkan serta
membangkitkan kembali nilainilai dari Pancasila ini yang bisa
dilakukan dimanapun dan kapanpun (Rahman & Suharno,
2020)
Kata Kunci Pancasila, Pedoman Hidup, Masyarakat
Latar Belakang Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Panca yang
dan Teori memiliki arti lima dan sila yang berarti prinsip atau Dasar atau
bisa juga berarti sendi. Jadi Pancasila bisa diartikan dengan
berbatu sendi 5 atau memiliki 5 unsur atau 5 sila.
Kata Pancasila ini dikutip dari kepustakaan Budha yang berarti
lima aturan atau lima larangan. Lalu kemudian lima aturan atau
lima larangan tersebut lebih dikenal
oleh masyarakat dengan 5 larangan moralitas setelah runtuhnya
kerajaan Majapahit dan berkembangnya ajaran Islam serta
pengaruh agama Buddha. Ir Soekarno
mendefinisikan Pancasila sebagai kandungan jiwa dari bangsa
Indonesia yang secara turun temurun terpendam bisu oleh
Kebudayaan Barat. Sedangkan menurut
Notonegoro Pancasila diartikan sebagai dasar falsafah negara
Indonesia yang diharapkan menjadi pandangan hidup untuk
berbangsa dan bernegara (Putri, 2013).
Pancasila memiliki berbagai fungsi diantaranya yang pertama
pancasila berfungsi berbagai pandangan hidup yang berarti
bahwa pada pancasila bisa memberikan panduan untuk
mencapai kesejahteraan hidup baik berbangsa maupun
bernegara. Sebagai pandangan hidup Pancasila memiliki fungsi
yang cukup penting yaitu dimana Pancasila bisa mengarahkan
atau membimbing bangsa ini untuk mencapai tujuannya dan
Pancasila juga bisa menjadi sumber motivasi si untuk
mencapai cita-cita dalam membangun negeri ini. Pancasila
memiliki fungsi-fungsi tersendiri contohnya dengan selalu
berpihak pada nilai-nilai Pancasila itu kita bisa
mengatasi berbagai konflik sosial yang sangat bisa terjadi di
Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa kita harus
merealisasikan nilai-nilai yang ada pada
Pancasila hendaknya nilai-nilai tersebut harus kita jadikan
sebagai bagian dari kehidupan kita yang tidak bisa dipisahkan.
Yang kedua Pancasila berfungsi sebagai sumber hukum dari
segala sumber hukum, ini berarti bahwa Pancasila itu dipakai
sebagai sumber hukum dari segala sumber hukum yang ada di
Indonesia dalam melaksanakan kehidupan berbangsa
dan bernegara (Ayu Septianingsih, n.d.). Pada bidang hukum
dan politik Pancasila menganut sistem politik demokrasi
Pancasila yang didasarkan pada asas kekeluargaan serta
musyawarah untuk mencapai kata mufakat. Sistem politik
demokrasi pancasila ini mengakui Setiap kebebasan individu
Tetapi walaupun diberikan suatu kebebasan individu tersebut
harus memiliki rasa tanggung jawab. Selain itu dalam sistem
politik demokrasi pancasila ini hak asasi manusia itu
dijunjung tinggi (Afrinida, n.d.). Sebagai sumber hukum
Pancasila itu mengandung arti bahwa di sini Pancasila itu
berkedudukan sebagai ideologi hukum di Indonesia (Nabila
Ratri Widya Astuti & Dalam, 2021).
Metode Metodologi penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah
Penelitian metode kualitatif dan pendekatan deskriptif. Teknik
pengumpulan data dan informasinya digunakan adalah studi
literatur. Studi literatur yang dilakukan berupa membaca,
menganalisis teori dan data-data yang berkaitan dengan
permasalahan yang diangkat yaitu mengenai pentingnya
pendidikan pancasila untuk merealisasikan nilai-nila pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat yang diapat kemudian
disimpulkan dan dituangkan ke dalam penelitian ini

Langkah Kemerosotan dari pendalaman nilai-nilai Pancasila ini bisa kita


Penelitian saksikan dikehidupan sehari-hari misalnya adanya kasus
korupsi , SARA, KDRT, hingga kesenjangan ekonomi
merupakan gejala yang mencerminkan kemerosotan
pendalaman dari nilai-nilai pancasila (Rahman & Suharno,
2020).
Kekuatan Pada Jurnal “Pentingnya Pendidikan Pancasila untuk
Penelitian MerealisasikanNilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan
Bermasyarakat” Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
yang harus kita aplikasikan atau realisasikan dalam kehidupan
bermasyarakat diantaranya kita harus saling menghargai
menghormati dan juga menjunjung tinggi antar umat beragama
dan juga kita harus saling menghormati menghargai perbedaan
pendapat yang yang terjadi. Memiliki rasa kemanusiaan dan
kesatuan juga harus ada dalam setiap diri individu masing-
masing. Pada jurnal ini banyak menjelaskan tentang betapa
penting nya pendidikan pancasila dan menjelaskan secara
mendetail.

Kelemahan Pada Jurnal “Pentingnya Pendidikan Pancasila untuk


Penelitian Merealisasikan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan
Bermasyarakat” kelemahan dari buku ini terlalu banyak teori
dan menjelaskan berbagai macam apa itu nilai-nilai pancasila
sehingga contoh nyatanya untuk menciptakan pentingnya
pancasila kurang terlihat, akan tetapi mereka tetap memberikan
contoh-contoh yang terlihat disekitar lingkungan penelitian
tersebut.

Daftar Pustaka Abdul Halim, Berchah Pitoewas, Hermi Yanzi, A. M. (2019).


Urgensi Mata Kuliah Umum Pendidikan Pancasila Dalam
Menanamkan Nilai Moral Budaya Bangsa Pada Mahasiswa
Memasuki Era Revolusi Industri 4.0. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNILA, 204–210.
Afrinida, R. (n.d.). Tantangan Pendidikan Pancasila.
Alvira Rosayanti. (2021). Sumber yuridis pendidikan pancasila.
OSF Preprints. Ayu Septianingsih. (n.d.). Pentingnya
menerapkan nilai-nilai pancasila di lingkungan masyarakat.
Hadiwijono, A. (2016). Pendidikan Pancasila, Eksistensinya
Bagi Mahasiswa. Jurnal Cakrawala Hukum, 7(1), 82–97.
https://doi.org/10.26905/idjch.v7i1.1784
Lengkong, J. P. (2020). Pentingnya Revitalisasi Pemahaman
Nilai-Nilai Pancasila Untuk Mencegah Mekarnya Radikalisme
Pada Generasi Muda. Jurnal Politico, 9(4).
Nabila Ratri Widya Astuti, D. A. D., & Dalam, N. P. (2021).
Pentingnya Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam
Menghadapi Perkembangan
IPTEK. 3.
Nurhayati, Indriani, I., & Utaminingsih, S. (2020). Efektivitas
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Dalam Mencegah
Radikalisme Di Kalangan Mahasiswa
Program Studi Teknik Industri Universitas Pamulang.
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitan & Pengabdian
Kepada Masyarakat 2020
(SENANTIAS 2020), 1(1), 337–346.
Putri, T. E. S. (2013). Pentingnya Pendidikan Pancasila
Sebagai Materi Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Rahman, A., & Suharno, S. (2020). Pelaksanaan Pendidikan
Politik Melalui Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan untuk Meningkatkan Kesadaran Politik
Siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila
Dan Kewarganegaraan, 4(2), 282.
https://doi.org/10.17977/um019v4i2p282-290 Syamsudin.
(2016). Pentingnya Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara. Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 1689– 1699. Yunianti, V. D., Dewi, D., Barat, J., &
Pancasila, N. (2021). Implementasi NilaiNilai pancasila dalam
kehidupan bermasyrakat. 3
1.8 IDENTITAS JURNAL KETIGA (INTERNASIONAL)

Judul “THE STRUCTURE DEVELOPMENT MODEL OF


PANCASILA EDUCATION (PE) AND CIVIC EDUCATION
(CE) AT 21 CENTURY 4.0 ERA IN INDONESIA”
Nama Jurnal Proceedings of the 2nd African International Conference on
Industrial Engineering and Operations Management Harare,
Zimbabwe, December 7-10, 2020
Website http://www.ieomsociety.org/harare2020/papers/287.pdf
Tahun Terbit 2020
Penulis Gunawan Santoso
Penerbit Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung,
dan Dosen Muhammadiyah Universitas Jakarta (UMJ), Jakarta,
Indonesia Bayar LPDP KemenKeu RI
Reviewer Sandiyana Rasna Adisman
Tanggal 25 Oktober 2023
Jam 20.00 Wib
ISSN 1047

1.9 ISI JURNAL KETIGA (INTERNASIONAL)

Abstrak Kurikulum PK tingkat SMA tahun 1975-2013 di Indonesia


Penelitian adalah tuntutan perubahan eksekutif dan legislatif, tuntutan
perubahan zaman, tuntutan perubahan zaman dengan
perubahan perilaku masyarakat, tuntutan perubahan politik,
tuntutan perubahan zaman dan kebutuhan tenaga kerja,
tuntutan perubahan zaman dan ilmu pengetahuan dan
teknologi, tuntutan eksekutif, perubahan perilaku masyarakat
dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
globalisasi. Metode yang digunakan adalah grounded theory
dimana mencari teori-teori baru untuk dipertajam dan dilisiskan
sehingga diperoleh teori-teori terbaru yang berbeda dengan
yang lain secara kualitatif. Hasil dari struktur nama kurikulum
SMA ce tahun 1975-2013 di Indonesia adalah Pembaharuan
Kurikulum (PK) (tahun 1975 dan 1984), Kurikulum
Keterampilan Proses (KKP) (1994-1 Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) (2002- 2004), Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) (2006), Kurikulum 2013 (KUTILAS)
(2013),
Tujuan Tujuan umum kurikulum sekolah menengah indonesia tahun
Penelitian 1975-2013 di Indonesia adalah; a) Kurikulum 1975: tujuan
pendidikan masyarakat, tujuan kelembagaan, TIU, TIK. b)
Kurikulum 1984: menempatkan peserta didik sebagai subjek
belajar yang mempunyai potensi yang perlu dioptimalkan
melalui kegiatan yang dilakukan. c) Kurikulum 1994 : Dikdas :
memberikan keterampilan dasar kepada peserta didik untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai individu, anggota
masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan
menengah, Dikmen : meningkatkan pengetahuan peserta didik
untuk melancarkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi
dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. d) Kurikulum 2004:
Mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai,
sikap, dan minat peserta didik untuk berbuat sesuatu berupa
keterampilan, ketepatan, dan sukses dengan penuh tanggung
jawab. e) Kurikulum 2006: Dikdas: meletakkan landasan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut. Dikmen : meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia dan keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dikjur :
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia dan keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai vokasi. f) Kurikulum 2013:
membentuk peserta didik menjadi manusia yang mempunyai
rasa kebangsaan dan cinta tanah air seutuhnya yang dijiwai
nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan
komitment Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Subjek / Objek Perserta Didik
Penelitian
Assement Data Teknik pengumpulan data dan informasinya digunakan
adalah Penilaian/evaluasi kurikulum CE SMA tahun 1975-
2013 di Indonesia adalah:
a) Kurikulum 1975: formatif, sumatif, THB, dan EBTA.
b) Kurikulum 1984: formatif, sumatif, THB, dan EBTANAS.
c) Kurikulum 1994: Informasi PBM, Inkremental, Kontinyu,
Terbuka, dan EBTANAS.
d) Kurikulum 2004: penilaian menekankan pada proses dan
hasil pembelajaran, penilaian berbasis kelas: kelompok kerja
siwa (portofolio), hasil produk, proyek, kinerja, ujian kertas
dan pensil dan Ujian Nasional/UN.
e) Kurikulum 2006: penilaian menekankan pada proses dan
hasil pembelajaran, Penilaian Berbasis Kelas, Penilaian
Mandiri, dan Ujian Nasional/UN.
f) Kurikulum 2013: instrumen penilaian meliputi: (1) tes
objektif, (2) tes esai, (3) tes perbuatan, (4) studi kasus, (5)
catatan anekdot, (6) penilaian sejawat, (7) penilaian portofolio ,
(8) hasil proyek studi dan (9) penilaian proses (10) Ujian
Nasional/UN.
Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
Penelitian metode Metodologi
Kurikulum PKn SMA Tahun 1975 -2013 yang dikaji lebih
dalam tentang analisis SWOT Kurikulum PKn SMA Tahun
1975-2013. Dievaluasi dari tahun 1975-2013 yang secara jelas
memberikan data dan fakta perubahan yang signifikan baik
perubahan nama mata pelajaran maupun substansi materi
pelajaran yang menjadi landasan dan arahan sebagai pembeda
pada kurikulum sebelumnya untuk memberikan keunggulan
dan kebermaknaan dalam kurikulum. setiap kurikulum.
Perubahan Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan yaitu pada
tahun 1975, 1978, 1984, 1994, 1999, 2004, 2006, dan 2013,
serta dampak perubahan kurikulum secara lokal dan nasional di
berbagai bidang khususnya pendidikan di Indonesia.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukan bahwa terciptanya iklim kelas dan
budaya sekolah yang berkarakter sesuai dengan nilai dan moral
pancasila. Model pembelajaran kurikulum CE SMA 1975-2013
adalah siswa aktif, CBSA, keterampilan, pengalaman,
penyelesaian solusi, inkuiri, dan kurikulum 2013 menggunakan
penerapan berbagai pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan
kontekstual sebagai wahana terbentuknya pembelajaran.
karakter siswa secara keseluruhan.
Kata Kunci model pengembangan struktur pendidikan pancasila dan
pendidikan kewarganegaraan dalam bahasa indonesia.
Latar Belakang Kurikulum 2013 menggunakan penerapan berbagai
dan Teori pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan kontekstual sebagai
wahana pembentukan karakter peserta didik secara utuh.

Tujuan umum kurikulum sekolah menengah indonesia tahun


1975-2013 di Indonesia adalah; a) Kurikulum 1975: tujuan
pendidikan masyarakat, tujuan kelembagaan, TIU, TIK. b)
Kurikulum 1984: menempatkan peserta didik sebagai subjek
belajar yang mempunyai potensi yang perlu dioptimalkan
melalui kegiatan yang dilakukan. c) Kurikulum 1994 : Dikdas :
memberikan keterampilan dasar kepada peserta didik untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai individu, anggota
masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan
menengah, Dikmen : meningkatkan pengetahuan peserta didik
untuk melancarkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi
dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. d) Kurikulum 2004:
Mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai,
sikap, dan minat peserta didik untuk berbuat sesuatu berupa
keterampilan, ketepatan, dan sukses dengan penuh tanggung
jawab. e) Kurikulum 2006: Dikdas: meletakkan landasan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut. Dikmen : meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia dan keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dikjur :
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia dan keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai vokasi. f) Kurikulum 2013:
membentuk peserta didik menjadi manusia yang mempunyai
rasa kebangsaan dan cinta tanah air seutuhnya yang dijiwai
nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan
komitment Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Metode Metodologi Kurikulum PKn SMA Tahun 1975 -2013 yang
Penelitian dikaji lebih dalam tentang analisis SWOT Kurikulum PKn
SMA Tahun 1975-2013. Dievaluasi dari tahun 1975-2013 yang
secara jelas memberikan data dan fakta perubahan yang
signifikan baik perubahan nama mata pelajaran maupun
substansi materi pelajaran yang menjadi landasan dan arahan
sebagai pembeda pada kurikulum sebelumnya untuk
memberikan keunggulan dan kebermaknaan dalam kurikulum.
setiap kurikulum. Perubahan Kurikulum Pendidikan
Kewarganegaraan yaitu pada tahun 1975, 1978, 1984, 1994,
1999, 2004, 2006, dan 2013, serta dampak perubahan
kurikulum secara lokal dan nasional di berbagai bidang
khususnya pendidikan di Indonesia.
Langkah Bagan Analisis ini merupakan evaluasi terhadap fakta dan
Penelitian perubahan data dari kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan
1975-2013 dimana substansi, model dan namanya akan
berubah sesuai perkembangan zaman sehingga membentuk
Pendidikan Kewarganegaraan yang lebih modern dan
multifaset dalam menangani seluruh permasalahan warga
negara berbasis tentang Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan
Kekuatan Pada Jurnal “Model Perkembangan Struktur Pendidikan
Penelitian Pancasila (Pe) Dan Pendidikan Kewarganegaraan (Ce) Era 21
Abad 4.0 Di Indonesia” dari hasil penelitian dengan
menggunakan kurikulum penerapan berbagai pembelajaran
yang inovatif, kreatif, dan kontekstual sebagai wahana
terbentuknya pembelajaran. karakter siswa secara keseluruhan.
Kelemahan Pada Jurnal “Model Perkembangan Struktur Pendidikan
Penelitian Pancasila (Pe) Dan Pendidikan Kewarganegaraan (Ce) Era 21
Abad 4.0 Di Indonesia” kelemahan dari jurnal ini “banyak
permasalahan di masyarakat yang erat kaitannya dengan
pendidikan”, evaluasi dimaksudkan agar pembelajaran menjadi
lebih efektif. Untuk itu, pemerintah membentuk tim evaluasi
kurikulum dan meminta berbagai profesi dan keahlian untuk
melakukannya.
Daftar Pustaka Duman, G. (2014). Evaluation of Turkish preschool curriculum
objectives in terms of values education. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 152(Peer-review under responsibility of
the Organizing Committee of the
ERPA Congress 2014. doi: 10.1016/j.sbspro.2014.09.353),
978–983. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.09.353

Gopinathan, S. (2002). Remaking the Singapore Curriculum :


trends , issues , prospects. Education, Nanyang Technological
Universi~v, Singapore Gopis(fyn Ie. Edu. Sg, 1(November),
15–16.

Lengkanawati, N. S. (2004). EFL Teachers ’ Competence in


the Context of English Curriculum 2004 : Implications for EFL
Teacher Education. Indonesia University of Education Journal,
1(1991), 42–52.

Madya, S. (2007). SEARCHING FOR AN APPROPRIATE


EFL CURRICULUM DESIGN FOR THE INDONESIAN.
TEFLIN Journal, 18(200), 196–221.

Michie, M. (2017). Comparing the Indonesian Kurikulum 2013


with the Australian Curriculum : Focusing on science for junior
secondary schools Perbandingan Kurikulum 2013 Indonesia
dengan Australian Curriculum : Dengan fokus pada Ilmu
Pengetahuan Alam ( IPA ) pada tingkat Sek. The International
Education Journal:

Comparative Perspectives Vol. 16, No. 2, 2017, Pp. 83-96


https://openjournals.library.sydney.edu.au/index.php/IEJ,
16(2), 83–96.

Moon, J., Passmore, C., Reiser, B. J., & Michaels, S. (2014). of


Curriculum Implementation ”. Journal of Teacher Education
Http://jte.sagepub.com/ Beyond, 65(2)(2), 172–176.
https://doi.org/10.1177/0022487113511497

Santoso, G. (2013). “analisis swot kurikulum pendidikan


kewarganegaraan jenjang sma year 1975 – 2013.” Santoso, G.,
Al Muchtar, S., & Abdulkarim, A. (2015). Analysis SWOT
Civic Education curriculum for senior high

school year 1975-2013. Civicus: Jurnal Pendidikan


Kewarganegaraan, 19(1), 86–109.
Santoso, G., & Sari, P. K. (2019). PROCEEDINGS OF
EDUCATIONAL INITIATIVES RESEARCH
COLLOQUIUM 2019. (M. P. Assoc. Prof. Dr. Abdul Rahim
bin Hamdan Dr Zakiah Binti Ashaari Zaitun, Ed.) (First Publ).
jakarta indonesia: International Society for Educational
Initiatives, Faculty of Social Sciences and Humanities,
Universiti Teknologi Malaysia, 81310 UTM Johor Baharu,
Johor, Malaysia. Retrieved from
https://humanities.utm.my/education/isei/wp-
content/uploads/sites/27/2019/06/PROCEEDING-FINAL-
MAY-2019.pdf#page=139

Yulianti, K. (2015). The New Curriculum Implementation in


Indonesia : A Study in Two Primary Schools.
International Journal about Parents in Education 2015, Vol. 9,
No. 1, 157-168, 9(1), 157–168.

Anda mungkin juga menyukai