Fitri Ratnasari
Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Surabaya
Fraatnas@gmail.com
Abstrak
Penerapan nilai dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu upaya dalam menguatkan
karakter siswa. Upaya tersebut linier dengan komitmen kemendikbud terkait mewujudkan
pelajar pancasila. Pelajar pancasila merupakan perwujuan pelajar Indonesia yang berkarakter
baik dan mencerminkan nilai luhur pancasila di setiap perilakunya. Salah satu perwujudan
pelajar pancasila pada aspek bernalar kritis dan kreatif dengan penerapan pembelajaran
berdiferensiasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan implementasi pembelajaran
berdiferensiasi untuk meningkatkan karakter pelajar pancasila pada aspek bernalar kritis dan
kreatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Surabaya yang merupakan salah satu
sekolah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara
dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi dapat
meningkatkan nilai pelajar pancasila pada aspek bernalar kritis dan kreatif
PENDAHULUAN
Pendidikan sejatinya harus mampu mengantarkan individu pada tingkat pemahaman,
perilaku dan karakter yang lebih tinggi. Selanjutnya pendidikan harus mampu menjunjung
dan menjaga falsafah dan ideologi bangsa, agar bangsa tidak terombang-ambing oleh budaya
yang tidak sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Sebagai penyempurnaan pendidikan,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Naidem Anwar Makarim menjadikan
Pelajar Pancasila sebagai salah satu visi dan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024. Adanya pelajar pancasila
menjadi salah satu upaya untuk dapat mengantarkan individu/siswa agar mencapai tingkat
pemahaman, perilaku, dan karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai pancasila. Dalam hal
ini, diharapkan agar pancasila tetap tegak dan menjadi ideologi yang dipahami dan
diimplementasikan oleh para pelajar generasi abad ke-21.
Salah satu aspek dari pelajar pancasila adalah aspek bernalar kritis dan kreatif yang
harus dimiliki peserta didik pada abad ke-21. Sejalan dengan Irawati (2022), salah satu
contoh bagaimana profil pelajar pancasila termanifestasi dalam pembelajaran
adalah dengan adanya penguatan kemampuan bernalar kritis dalam capaian
pembelajaran. Bernalar kritis merupakan kemampuan memecahkan masalah,
menganalisis dan mengolah suatu informasi sebelum mengambil sebuah keputusan (Suriyati,
2023). Pada dasarnya kemampuan bernalar kritis dapat diartikan sebagai sebuah proses
intelektual dengan melakukan pembuatan konsep, penerapan, melakukan sintesis dan
mengevaluasi dari informasi yang diperoleh. Informasi tersebut diperoleh melalui observasi,
pengalaman, refleksi, pemikiran serta komunikasi yang dijadikan sebagai dasar untuk
meyakini dan melakukan suatu tindakan (Yunianti, 2022).
Pada aspek kreatif merupakan kemampuan individu dalam menghasilkan gagasan,
karya, dan tindakan yang orisinil (Suriyati, 2023). Kreativitas yang dimiliki individu akan
membantu dalam memiliki keluwesan berpikir untuk mencari alternatif solusi permasalahan
dengan kepekaan terhadap masalah, mempertimbangkan informasi baru dan ide serta dapat
membuat hubungan-hubungan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Pemilihan metode
pembelajaran yang sesuai dapat menginspirasi siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Salah
satu upaya dalam mewujudkan hal tersebut dengan adanya pembelajaran berdiferensiasi yang
diterapkan pada kurikulum merdeka saat ini.
Pada hasil penelitian Muhlisah (2023) terkait “Pengaruh Strategi Pembelajaran
Berdiferensiasi Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa SMA”
bahwa strategi pembelajaran berdiferensiasi memengaruhi kemampuan berpikir kritis dan
kreatif siswa SMA. Pembelajaran berdiferensiasi adalah teknik instruksional atau
pembelajaran dengan fokus pembelajaran menggunakan berbagai metode untuk memenuhi
kebutuhan individual setiap siswa sesuai dengan kebutuhan mereka (Purnawanto, 2023).
Kebutuhan tersebut meliputi memperhatikan tingkat pemahaman peserta didik, gaya belajar,
kecepatan belajar, minat dan kebutuhan belajar peserta didik.
Adanya pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan kesempatan kepada setiap
siswa yang memiliki kemampuan dengan keunikan masing-masing. Oleh karena itu sangat
penting untuk menciptakan kesempatan belajar yang sesuai dengan minat dan bakat siswa.
Dengan demikian, siswa akan merasa lebih diterima dan dihargai sesuai dengan
kemampuannya masing-masing.
Salah satu sekolah yang sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka dengan
pembelajaran berdiferensiasi adalah SMK Negeri 2 Surabaya. Dalam hal ini, pembelajaran
berdiferensiasi tersebut memuat elemen pelajar pancasila diantaranya elemen bernalar kritis
dan kreatif. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan terkait
implementasi pembelajaran berdiferensiasi untuk meningkatkan karakter pelajar pancasila
pada aspek bernalar kritis dan kreatif.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yang
bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai kondisi secara real di dalam penelitian. Pada
penelitian ini, pendekatan kualitatif digunakan untuk mengkaji pembelajaran berdiferensiasi
dalam upaya untuk meningkatkan karakter pelajar pancasila pada aspek bernalar kritis dan
kreatif. Subjek penelitian adalah guru Bimbingan dan Konseling SMK Negeri 2 Surabaya
yang berlokasikan di Jl. Tentara Genie Pelajar No.26, Petemon, Kec. Sawahan, Surabaya,
Jawa Timur. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari hasil observasi dan
wawancara. Teknik observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung keadaan atau
kondisi ketika pembelajaran berlangsung. Sedangkan teknik wawancara dilakukan dengan
mewawancarai guru Bimbingan dan Konseling terkait implementasi dari nilai-nilai profil
pelajar pancasila dalam pembelajaran berdiferensiasi.
RUJUKAN