Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE ROLE


PLAYING PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK

KELAS V MI NUR MALIKI SAMBAS

 
 

Oleh :

IDA KUSNAWATI, S.Pd.I

No. Reg :

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) DALAM JABATAN

FITK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Manusia adalah makhluk ciptaan Allah Swt. yang istimewa dan memiliki bentuk
sempurna diantara ciptaan Allah yang lain. Dikatakan Manusia yang istimewa dan
sempurna karena manusia diberikan oleh Allah Swt. Akal untuk berpikir. Kemampuan
berpikir itulah manusia dapat mengetahui wujud dan hakikat dirinya serta tidak semata
mata memikirkan di luar dirinya. Kemampuan berpikir itu pula harus dilandasi dengan
Iman. Sehingga manusia mampu membedakan antara yang baik dan buruk serta antara
yang hak dan batil sesuai dengan ajaran Islam
Menghadapi fenomena tersebut, tuduhan seringkali diarahkan kepada dunia
pendidikan sebagai penyebabnya. Dunia pendidikan benar-benar tercoreng wajahnya dan
tampak tidak berdaya untuk mengatasi krisis tersebut. Hal ini bisa dimengerti, karena
pendidikan berada pada barisan terdepan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas, dan secara moral memang harus berbuat demikian.
Pendidikan memang harus dilakukan sejak dini. Pendidikan, khususnya
pendidikan aqidah dan akhlak yang mengarah pada terbentuknya keluhuran rohani dan
keutamaan jiwa harus mulai ditanamkan sejak anak duduk di sekolah dasar. Hal tersebut
sesuai dengan karakteristik anak-anak di sekolah dasar yang masih sangat tinggi daya
rekamnya atas pelajaran dan pengalaman hidup

B.     Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah

a.      Identifikasi

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang sudah peneliti kemukakan


diatas serta alternatif pembelajaran yang akan peneliti lakukan, maka peneliti dapat
mengidentifikasi permasalahannya sebagai berikut :

1.      Penggunaaan metode model pembelajaran akidah akhlak kurang

2.      Kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran akidah akhlak

3.      Siswa pasif (diam, dengar dan catat) siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam
pembelajaran akidah akhlak

4.      Rendahnya hasil belajar akidah akhlak


5.      Model pembeajaran role playing (bermain peran) pada Mapel akidah akhlak
belum diterapkan.

b.      Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian dibatasai pada
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Role Playing.

c.       Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian


adalah sebagai berikut :

Bagaimanakah penerapan model pembelajaran role playing dapat meningkatkan hasil


belajar akidah akhlak siswa kelas V MI Nur Maliki Sambas?

C.    Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar akidah akhlak dengan
menggunakan model pembelajaran role playing pada siswa kelas V MI Nur Maliki
Sambas

D.    Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas meningkatkan hasil belajar siswa terhadap


pembelajaran akidah akhlak terutama pada materi Keteladanan Masyitoh dengan metode
role playing di MI Nur Maliki Sambas ini diharapkan mempunyai manfaat yaitu :

1.      Manfaat secara teoritis

Dapat menjadi referensi bagi pendidik untuk menggunakan metode-metode yang


bervariatif dalam pembelajaran akidah akhlak
2.      Manfaat secara praktis

a.       Bagi guru

1)     Menjadi referensi variasi mengajar dengan memperhatikan materi yang cocok

2)     Memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru khususnya dalam


mengjar akidah

b.      Siswa

1)     Membantu siswa mengkonkritkan materi akidah akhlak yang dipelajari

2)     Membantu siswa mempermudah memahami materi akidah akhlak

3)     Meningkatkah hasil belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak

c.       Kepala sekolah

Memberi masukan dan gambaran yang lebih jelas mengenai pelaksanaan


pembelajaran akidah akhlak dengan metode role playing dalam proses KBM.

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A.    DeskrAkidah Akhlaki Teoritik

1.      Tinjauan Hasil Belajar

a.       Pengertian

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganny, (Slameto, 2003: 2).
Hal ini senada dengan pendapat Sugihartono, dkk. (2007:74) belajar merupakan
suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan
tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena
adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Menurut Witherington (Nana Syaodih S, 2005: 155) belajar adalah


perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon
baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.
Agus Suprijono (2011: 4) berpendapat bahwa prinsip belajar itu ada tiga. Pertama,
prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Kedua, belajar merupakan proses yang
terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai, dan prinsip yang
ketiga adalah belajar merupakan bentuk yang pengalaman berupa penguatan,
pemahaman, maupun sikap. Perubahan tingkah laku. Kedua, belajar merupakan
proses yang terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yangingin dicapai, dan
prinsip yang ketiga adalah belajar merupakan bentuk pengalaman. Penelitian ini
diharapkan terdapat perubahan perilaku dalam diri siswa Penelitian ini
diharapkan terdapat perubahan perilaku dalam diri siswa yang berupa apenguatan,
pemahaman maupun sikap.

b.      Prinsip-Prinsip Belajar

Dimyati & Mudjiono (2002:42) mengemukakan prinsip-prinsip belajar adalah


sebagai berikut :

a)      Perhatian dan Motivasi, perhatian mempunyai peranan yang penting


dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada
siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Di samping
perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.
Motivasi adalah tenaga yang menggerakan aktivitas siswa dalam belajar.

b)      Keaktifan, dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk selalu aktif
memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat memproses dan
mengolah perolehan belajarnya secara efektif, siswa dituntut aktif secara
fisik, intelektual, dan emosional.
c)      Keterlibatan langsung, hal apapun yang dipelajari siswa, maka ia harus
mempelajarinya sendiri. Tidak ada seorang pun dapat melakukan
kegiatan belajar tersebut untuknya. Pengertian ini, menuntut adanya
keterlibatan langsung dari setiap siswa dalam kegiatan pembelajaran.

d)     Balikan dan penguatan, siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari
semua kegiatan yang dilakukan. Seorang siswa belajar lebih banyak, jika
setiap langkah pembelajaran segera diberikan penguatan.

e)      Perbedaan individu, setiap siswa memiliki karakter sendiri-sendiri yang


berbeda satu dengan yang lainnya. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan
siswa lain, akan membantu siswa menentukan cara belajar dan sasaran
belajar bagi dirinya sendiri.

Prinsip-prinsip dalam belajar (Burhanudin, 2007:16) adalah sebagai berikut.

a.       Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang belajar, bukan orang lain
untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif

b.      Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya

c.       Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung
pada setiap langkah pada proses pembelajaran

d.      Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan selama
proses belajar lebih berarti

e.       Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila diberi


tanggungjawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

Prinsip-prinsip belajar menurut Agus Suprijono (2009:4-5) sebagai berikut.

a.       Perubahan perilaku.


b.      Belajar merupakan proses yang sistemik yang dinamis, konstruktif, dan
organik.

c.       Belajar merupakan pengalaman yang pada dasarnya adalah hasil interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya.

Dalam penelitian ini mengambil prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:

a.       belajar memerlukan proses, dalam pembelajaran perlu keterlibatan siswa,


siswa berperan sebagai subjek pembelajaran, dan

b.      pemilihan model dan metode pembelajaran memanfaatkan karakteristik


siswa.

2.      Tinjauan Model Pembelajaran Role Playing

a.       Pengertian
Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya dalam bukunya mengatakan
bahwa :
“Bermain peran (role playing) dikutip dari wikipedia adalah permainan yang para
pemainnya memainkan peran tokoh-tokoh khayalan dan berkolaborasi untuk
merajut sebuah cerita bersama. Para pemain memilih aksi tokoh-tokoh mereka
berdasarkan karakteristik tokoh tersebut, dan keberhasilan aksi mereka tergantung
dari sistem peraturan permainan yang telah ditentukan. Asal tetap mengikuti
peraturan yang ditetapkan, para pemain bisa berimprovisasi membentuk arah dan
hasil akhir permainan ini.”1[1]
 
Martinis Yamin mengatakan bahwa :
 
“Metode role playingadalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi
penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau
benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu
bergantung kepada apa yang diperankan. Menurut Martinis Yamin model
bermain peran (role playing) adalah model yang melibatkan interaksi antara dua
atau lebih tentang suatu topik atau situasi.”2[2]
 

1
Model pembelajaran role playing memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk memerankan diri mereka atau tokoh lain sesuai dengan situasi
sejarah yang disajikan. Dalam penerapan model tersebut peserta didik tidak hanya
diarahkan unutk mampu melakukan pemeranan, namun peserta didik juga
diarahkan untuk lebih kreatif dan imajinatif dengan menugaskan mereka dalam
pembuatan naskah drama. Melalui role playingpeserta didik diharapkan mampu
memahami dan menghayati suatu konsep serta mengatasi berbagai masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dari definisi-definisi yang telah
dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa role playing adalah model
pembelajaran yang melibatkan interaksi antara dua peserta didik atau lebih
tentang topik atau situasi. Peserta didik melakukan peran masing-masing sesuai
dengan tokoh yang dilakoni, mereka berinteraksi sesama mereka melakukan
peran.
b.      Langkah-langkah model pembelajaran role playing
Model pembelajaran Role Playing mempunyai langkah-langkah
menurut Saminanto sebagai berikut :
1)      Guru menyusun / menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2)      Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum
KBM
3)      Guru membentuk kelompok siswa
4)      Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5)      Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario
yang sudah dipersiapkan
6)      Masing-masing siswa duduk dikelompoknya, masing-masing sambil
memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
7)      Setelah selesai dipentaskan, masing-masing kelompok diberikan lembar
kerja untuk menyimpulkan materi
8)      Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9)      Guru menyimpulkan secara umum
10)  Evaluasi
11)  Penutup.3[3]

3
 
Dari langkah-langkah di atas dapat dipahami bahwa dalam
menjalankan model role playingdi kelas maka harus memiliki perencanaan yang
terstruktur, hal ini bertujuan agar pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan
rapi dan lancar serta pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien
sehingga memperoleh hasil yang baik.
c.       Tujuan Role Playing
Role Playing sebagai model pembelajaran bertujuan untuk membantu
peserta didik menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial dan memecahkan
dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain peran peserta didik
belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang
berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Menurut
Djamarah, tujuan dari penggunaan model role playing yaitu:
1)      Agar peserta didik menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
2)      Dapat belajar beagaimana membagi tanggung jawab.
3)      Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi
4)      kelompok secara spontan.
5)      Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.4[4]

Hal ini akan bermanfaat bagi peserta didik pada saat terjun ke
masyarakat kelak karena ia akan mendapatkan diri dalam suatu situasi dimana
banyak begitu peran terjadi, seperti dalam lingkungan keluarga, bertetangga,
lingkungan kerja, dan lain-lain. Berdasarkan uraian-uraian di atas bahwa tujuan
model role playingdapat membangun karakter peserta didik menjadi lebih
berani dalam mengungkapkan sesuatu dan menumbuhkan toleransi antar peserta
didik.
 

3.      Hasil Belajar

Nana Sudjana (2011: 22) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah


kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Oleh karena itu hasil belajar berhubungan erat
dengan belajar. Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa

4
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes sejumlah materi pelajaran tertentu.

Pendapat Oemar Hamalik (1999: 159) mengemukakan bahwa hasil


belajar adalah tingkat prestasi belajar yang dicapai oleh siswa setelah
melakukan kegiatan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Soedjiarto
(Purwanto, 2010: 46) bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang
dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan tujuan
pendidikan yang ditetapkan. Carool dalam Nana Sudjana (2002: 40) berpendapat
bahwa hasil belajar yamg dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu a)
bakat siswa, b) waktu yang tersedia untuk belajar, c) waktu yang digunakan untuk
menjelaskan pelajaran, d) kualitas pembelajaran dan kemampuan individu.
Howard Kingsley (Nana Sudjana, 2002: 45) hasil belajar dibagi menjadi
tiga, yaitu a) keterampilan dan kebiasaan, b) pengetahuan dan pengertian,
c) sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan
yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah.

4.      Pembelajaran Aqidah Akhlak

1.      Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak


Pembelajaran Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan
mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia
dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,
penggunaan pengalaman, keteladanan dan pembiasaan. Dalam kehidupan
masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan, pembelajaran itu juga
diarahkan pada peneguhan aqidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta
saling menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan
kesatuan dan persatuan bangsa.
Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah
satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan
dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al-asma’ al-husna, serta penciptaan
suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan
adab Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Secara substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan al-akhlak
al-karimah dan adab Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari
keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-
Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar.
Al-akhlak al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan
dibiasakan sejak dini oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama
dalam rangka mengantisipasi dampak negatif era globalisasi dan krisis
multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia.
 
2.      Tujuan Akidah Akhlak
Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali
peserta didik agar dapat :
a)      Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
b)      Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak
tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun
sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.

3.      Ruang lingkup mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi :


- Aspek Akidah (Keimanan), meliputi:
a)      Kalimat tayyibah sebagai materi pembiasaan, meliputi: Lw ilwha illallwh,
basmalah, alpamdulillwh, subpwnallwh, Allwhu Akbar, ta’awwuz, mwsyw
Allah, assalamu‘alaikum, salawat, tarji’, lw paula walw quwwata illw billah,
dan istigfwr.
b)      Al-Asmw’ al-ousnw sebagai materi pembiasaan, meliputi: al-Apad, al-Khwliq,
ar-Rapmwn, ar-Raprm, as-Samr‘, ar-Razzwq, al-Mugnr, al-Hamrd, asy-Syakyr,
al-Quddys, as-aamad, al-Muhaimin, al-‘Azrm, al-Karrm, al-Kabrr, al-Mwlik, al-
Bwhin, al-Walr, al-Mujrb, al-Wahhwb, al-‘Alrm, az-jwhir, ar-Rasyrd, al-Hwdr,
as-Salwm, al-Mu’min, al-Lahrf, al-Bwqr, al-Basrr, al-Mupyi, al-Mumrt, al-
Qawr, al-Hakrm, al-Jabbwr, al-Musawwir, al-Qadrr, al-Gafyr, al-‘Afuww, as-
aabyr, dan al-Halrm.
c)      Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat hayyibah, al-
Asmw’ al-ousnw dan pengenalan terhadap salat lima waktu sebagai manifestasi
iman kepada Allah.
d)     Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul dan Hari
akhir serta Qada dan Qadar Allah)
- Aspek Akhlak, meliputi :
a)      Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) secara berurutan disajikan pada tiap
semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun,
syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih
sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig,
fatanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis,
qana’ah, dan tawakal.
b)      Mengindari akhlak tercela (mazmumah) secara berurutan disajikan pada tiap
semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong,
sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud,
kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad.
- Aspek adab Islami, meliputi :
a)    Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air besar/kecil,
berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum, bersin, belajar, dan bermain.
b)   Adab terhadap Allah, yaitu: adab di masjid, mengaji, dan beribadah.
c)    Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru, dan teman
- Aspek kisah teladan, meliputi :

a)       Kisah Nabi Ibrahim a.s. mencari Tuhan, Nabi Sulaiman a.s. dengan tentara
semut, masa kecil Nabi Muhammad saw., masa remaja Nabi Muhammad saw.,
Nabi Ismail a.s., Kan’an, Tsa’labah, Masyitah, Abu Lahab, dan Qarun.

b)       Materi kisah-kisah teladan ini disajikan sebagai penguat terhadap isi materi,
yaitu akidah dan akhlak sehingga tidak ditampilkan dalam Standar Kompetensi,
tetapi ditampilkan dalam Kompetensi Dasar dan indikator
3.      Penelitian Relevan

Adapun penelitian yang Relevan dengan penenelitian ini diantaranya :


1.  Siti Roisah, jurusan pendidikan agama Islam, fakultas tarbiyah dan keguruan,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, dengan judul “Penggunaan Metode
Role Playing untuk Peningkatan Prestasi Belajar PAI Materi Aqidah Akhlak pada
Siswa Kelas 5 SD Banyubiru 03 Kecamatan Banyuberu Kabupaten Semarang”,
Tahun 2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan penelitian
tindakan kelas. Temuan penelitian ini bahwa siswa kelas V SD banyu biru memiliki
prestasi belajar yang rendah pada mata pelajaran PAI materi aqidah akhlak. Metode
role playingyang peneliti gunakan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran PAI khususnya mata pelajaran aqidah akhlak meskipun belum
100%.5[5]
Hasil penelitian di atas dapat dikatakan berhasil karena metode yang
digunakan dalam penelitian tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar peserta
didik. Dari hasil penelitian ini dapat dipahami bahwa metode pembelajaran yang
digunakan dikelas sangatlah penting dan sangat berpengaruh dalam meningkatkan
prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu, sebagai pendidik yang baik harusnya
mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan.
 
2.    Umi Khoiratun, jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan judul
“Efektifitas Metode Role Playing dalam Pembelajaran PAI pada Anak Usia
Prasekolah Studi Kasus di TK ABA Plus Al Firdaus Pandowoharjo Sleman.”
Tahun 2012. Latar belakang penelitian ini adalah pendidikan merupakan hal yang
paling urgen sebagai wahana bagi anak usia dini dalam mengembangkan potensi-
potensi yang ada dalam dirinya. oleh karena itu, pendidikan harus diberikan sesuai
dengan porsinya masing-masing. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen
dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa (1) model pembelajaran dengan metode role playing pada materi pendidikan
agama Islam termasuk dalam kategori baik karena mampu meningkatkan motivasi
belajar anak. (2) keunggulan metode role playing adalah: dapat berkesan dengan

5
kuat dan tahan lama dalam ingatan anak sangat menarik dapat menghayati
peristiwa yang sedang berlangsung.
 

3.              Keranngka pemikiran

Kerangka pemikiran adalah proses untuk menjawab permasalahan


penelitian berdasarkan teori. Peningkatan hasisl belajar siswa dalam
pembelajaran aqidah akhlak saat ini kurang mendapat perhatian dalam proses
belajar mengajar, karena hanya guru yang aktif memberikan pelajaran dan
siswa hanya pasif mendengarkan dan menerima apa yang diberikan guru,
padahal dalam ketentuan sekarang ini kemampuan siswa sangat diperlukan
untuk meningkatkan hasil belajar aqidah akhlak, karena hal itu penting untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga hasil belajar khususnya mata
pelajaran aqidah akhlak rendah.

Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi aqidah


akhlak maka perlu menentukan model belajar mengajar yang tepat. Dalam hal ini
guru dituntut untuk melaksanakan pembelajaran aqidah akhlak yang lebih menarik,
sehingga akan menimbulkan perhatian yang lebih baik pada diri siswa. Dalam
penelitian ini suatu model yang akan digunakan adalah metode role playing,
dimana di sini siswa dituntut untuk aktif dalam proses pembelajar terhadap materi
yang disampaikan guru. Dengan model ini diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar belajar aqidah akhlak yang sekaligus meringankan beban guru.

Gambar 1. Kerangka berfikir penerapan strategi picture and picture


terhadap mata pelajaran aqidah akhlak

Pasca Tindakan

Tindakan

Tindakan

 
Pra Tindakan

 
 
 
4.      Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah penelitian yang perlu diuji
melalui pengumpulan data dan analisis data.

Berdasarkan kerangka pikir di atas hipotesis tindakan yaitu penerapan model


pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar Akidah Akhlak
siswa kelas V MI Nur Maliki Sambas.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.    Setting Penelitian


Penelitian tindakan kelasa ini akan dilaksanakan di MI Nur Maliki Sambas.
Adapun Kelas yang akan diteliti adalah kelas V semester genap pada bulan April-Mei
2019, tahun ajaran 2018/2019.

JADWAL PELAKSANAAN

April Mei
Tahapan
1 2 3 4 1 2 3 4
SIKLUS I
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Pengamatan
4. Analisis dan Refleksi
SIKLUS II
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Pengamatan
4. Analisis dan Refleksi

B.     Persiapan PTK

Untuk penelitian yang lebih matang maka dalam persiapan PTK, peneliti akan mengkaji
beberapa hal, diantaranya SK_KD akidah akhlak materi keteladanan Masyitoh :

Standar Kompetensi Mapel Akidah Akhlak

Membiasakan akhlak terpuji


Pada pokok bahasan ini diharapkan bagaimana agar siswa mampu memahami akhlak
terpuji dalam kehidupan sehari-hari.

 
Kompetensi Dasar

Membiasakan akhlak yang baik dalam hidup berte-tangga dan bermasyarakat


 

C.    Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V MI Nur Maliki
Sambas, kecamatan Galing, kabupaten Sambas dengan jumlah siswa 15 orang yang
terdiri dari 10 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Pertimbangan peneliti
mengambil subjek tersebut yaitu kelas V memiliki permasalahan hasil belajar
Akidah Akhlak yang sangat rendah. Objek penelitian ini adalah hasil belajar akidah
akhlak.

D.    Sumber Data

Selanjutnya, agar penelitian lebih terarah maka peneliti dapat mengambil


sumber data secara kuantitatif berupa data Observasi seperti siswa, guru, teman sejawat,
bagan daya serap siswa, legher (nilai siswa) dsb.

E.     Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunaan dalam penelitian ini adalah:

a.    Observasi, secara umum pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan
keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang disajikan oleh sasaran.6[6]

Teknik ini digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa dan kegiatan guru selama
proses pembelajaran dengan metode sosiodrama dan untuk mengetahui faktor-faktor
yang berpengaruh kepada model belajar tersebut.

6
b.    Tes Tertulis, digunakan untuk memperoleh data berupa nilai dari hasil belajar siswa
pada mata pelajaran akidah akhlak pada materi pokok membiasakan sikap dermawan.
Bentuk tes yang digunakan adalah adalah tes yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda, 5
soal isian, dan 5 soal uraian
c.    Wawancara, yaitu cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan

dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan

arah serta tujuan yang telah ditentukan.7[7] Hal ini dilakukan untuik mengetahui

keadaan awal siswa pada sekolah yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat

menentukan tindakan yang akan diterapkan.

F.     Indikator Kinerja

Komponen yang menjadi indikator tercapainya peningktan prestasi belajar siswa pada
penelitian ini adalah : meningkatnya rata-rata hasil belajar mata Pelajaran Akidah Akhlak
materi Keteladan Masyitoh yang dicapai siswa. Peningkatan rata-rata hasil belajar dapat
dilihat dari peningkatan rata-rata nilai yang diperoleh sswa ada saat sebelum dilaksanakan
tindakan denga hasil tes yan dilaksanakan pada akhir siklus I dan Akhir Siklus II. Siswa
dianggap meingkat hasil belajarnya apabila telah mencapai 85% dari nilai Kriteria
ketuntasan minimal (KKM). Adapun nlai KKM pada pembelajaran SKI dikelas X adalah
75,00.

G.    Analisis Data

a.      Data Kuantitatif

Data kualitatif adalah data yang berupa kalimat atau pernyataan atau bukan berupa
angka. Dalam penelitian ini data kulaitatif yang digunakan berupa hasil observasi
guru dalam aktivitas belajar akidah akhlak melalui pembelajaran metode role playing,

7
hasil wawancara dengan guru dan siswa, dan hasil dokumentasi selama proses
pembelajaran.

b.      Data Kualitatif

Data kuantitaif adalah data yang berupa angka-angka. Dalam penelitian ini data
kuantitatif berupa hasil belajar siswa dalam pembelajaran akidah akhlak dengan
menggunakan pembelajaran model role playing.

H.    Prosedur Penelitian

Siklus I PTK

Pembelajaran Akidah Akhlak pada siklus I dilakukan dalam dua kali


pertemuan. Pada penelitian ini setiap siklus terdiri dari empat langkah seperti
model penelitian tindakan yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart
(Suwarsih Madya, 1994 : 25). Setelah satu siklus selesai dilakukan, siklus
selanjutnya dilakukan apabila pada siklus sebelumnya tidak mencapai indaktor
keberhasilan.

1.     Tahap Perencanaan (Planning)

Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan sebagai berikut.

a.       Menyusun perangkat pembelajaran

1)      Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti menyusun RPP tentang materi yang akan diajarkan sesuai


dengan model pembelajaran role playing. RPP disusun peneliti dengan
pertimbangan dari dosen pembimbing dan guru yang bersangkutan.
RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas.

2.    Menyusun lembar kerja siswa


Penyusunan lembar kerja siswa (LKS) dilakukan peneliti dengan
pertimbangan dari dosen pembimbing dan guru yang bersangkutan.

3.    Menyiapkan soal tes

Peneliti menyiapkan soal tes untuk siswa, yaitu tes akhir yang akan
diberikan pada akhir setiap siklus. Soal tes dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing dan guru yang bersangkutan.

4.    Mempersiapkan kegiatan belajar AKIDAH AKHLAK dengan


pembelajaran model role playing

d.      Menyusun instrumen penelitian

Peneliti menyusun instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu


lembar observasi. Lembar observasi terdiri dari 2 yaitu lembar observasi
untuk guru dan lembar observasi untuk siswa. Lembar observasi guru
berguna untuk mengetahui aktivitas guru dalam kegiatan belajar
menggunakan pembelajaran model role playing. Lembar observasi siswa
digunakan untuk mengetahui sikap siswa dan keterampilan siswa dalam
memerankan tokoh dalam pembelajaran AKIDAH AKHLAK menggunakan
model role playing di kelas.

2. Tahap Tindakan (Acting)

Pada tahap tindakan, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran


dengan menggunakan model role playing. Langkah-langkah yang dilaksanakan
guru adalah sebagai berikut.

a.    Membuka pelajaran dengan melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan


pembelajaran.

b.    Menyampaikan cerita pengantar drama yang akan dimainkan.

c.    Memilih siswa yang akan berperan dan menyiapkan penonton. Penonton betugas
mengamati teman yang berperan dan menuliskan hasil pengamatannya
dalam lembar observasi yang diberikan oleh guru.
d.   Menyiapkan panggung.

e.    Membimbing siswa dalam bermain peran.

f.     Membimbing siswa dalam diskusi dan evaluasi

g.    Membimbing siswa dalam bermain peran.

h.    Membimbing siswa dalam mengeneralisasikan cerita yang dimainkan.

i.      Memberikan soal evaluasi pada akhir siklus

j.      Menutup pembelajaran dengan memberikan pesan moral dan motivasi kepada
siswa.

3. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan peneliti selama proses pembelajaran di kelas


dengan menggunakan lembar observasi. Observasi digunakan untuk mengetahui
proses pembelajaran di kelas dengan model role playing.

4. Refleksi

Pada tahap refleksi peneliti mengingat, mencermati, mengumpulkan dan


menganalisis kembali pelaksanaan tindakan. Hasil refleksi pada siklus I
dijadikan acuan memutuskan rencana tindakan siklus II

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hadis. (2006). Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning: Teori & Aplikasi


PAIKEM.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anas Sudijono. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
BSNP. (2009). Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar/

Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Burhanudin. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruz Media.

Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dwi Siswoyo. (2008). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.

Depdikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek PendidikanGuru Sekolah


Dasar.

H. D. Sudjana S. (2005). Metoda & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah


Production

Anda mungkin juga menyukai