Oleh :
No. Reg :
2018
BAB I
PENDAHULUAN
a. Identifikasi
3. Siswa pasif (diam, dengar dan catat) siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam
pembelajaran akidah akhlak
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian dibatasai pada
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Role Playing.
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar akidah akhlak dengan
menggunakan model pembelajaran role playing pada siswa kelas V MI Nur Maliki
Sambas
1) Menjadi referensi variasi mengajar dengan memperhatikan materi yang cocok
b. Siswa
3) Meningkatkah hasil belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak
BAB II
KAJIAN TEORETIK
a. Pengertian
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganny, (Slameto, 2003: 2).
Hal ini senada dengan pendapat Sugihartono, dkk. (2007:74) belajar merupakan
suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan
tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena
adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
b) Keaktifan, dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk selalu aktif
memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat memproses dan
mengolah perolehan belajarnya secara efektif, siswa dituntut aktif secara
fisik, intelektual, dan emosional.
c) Keterlibatan langsung, hal apapun yang dipelajari siswa, maka ia harus
mempelajarinya sendiri. Tidak ada seorang pun dapat melakukan
kegiatan belajar tersebut untuknya. Pengertian ini, menuntut adanya
keterlibatan langsung dari setiap siswa dalam kegiatan pembelajaran.
d) Balikan dan penguatan, siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari
semua kegiatan yang dilakukan. Seorang siswa belajar lebih banyak, jika
setiap langkah pembelajaran segera diberikan penguatan.
a. Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang belajar, bukan orang lain
untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif
c. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung
pada setiap langkah pada proses pembelajaran
d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan selama
proses belajar lebih berarti
c. Belajar merupakan pengalaman yang pada dasarnya adalah hasil interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya.
a. Pengertian
Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya dalam bukunya mengatakan
bahwa :
“Bermain peran (role playing) dikutip dari wikipedia adalah permainan yang para
pemainnya memainkan peran tokoh-tokoh khayalan dan berkolaborasi untuk
merajut sebuah cerita bersama. Para pemain memilih aksi tokoh-tokoh mereka
berdasarkan karakteristik tokoh tersebut, dan keberhasilan aksi mereka tergantung
dari sistem peraturan permainan yang telah ditentukan. Asal tetap mengikuti
peraturan yang ditetapkan, para pemain bisa berimprovisasi membentuk arah dan
hasil akhir permainan ini.”1[1]
Martinis Yamin mengatakan bahwa :
“Metode role playingadalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi
penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau
benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu
bergantung kepada apa yang diperankan. Menurut Martinis Yamin model
bermain peran (role playing) adalah model yang melibatkan interaksi antara dua
atau lebih tentang suatu topik atau situasi.”2[2]
1
Model pembelajaran role playing memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk memerankan diri mereka atau tokoh lain sesuai dengan situasi
sejarah yang disajikan. Dalam penerapan model tersebut peserta didik tidak hanya
diarahkan unutk mampu melakukan pemeranan, namun peserta didik juga
diarahkan untuk lebih kreatif dan imajinatif dengan menugaskan mereka dalam
pembuatan naskah drama. Melalui role playingpeserta didik diharapkan mampu
memahami dan menghayati suatu konsep serta mengatasi berbagai masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dari definisi-definisi yang telah
dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa role playing adalah model
pembelajaran yang melibatkan interaksi antara dua peserta didik atau lebih
tentang topik atau situasi. Peserta didik melakukan peran masing-masing sesuai
dengan tokoh yang dilakoni, mereka berinteraksi sesama mereka melakukan
peran.
b. Langkah-langkah model pembelajaran role playing
Model pembelajaran Role Playing mempunyai langkah-langkah
menurut Saminanto sebagai berikut :
1) Guru menyusun / menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum
KBM
3) Guru membentuk kelompok siswa
4) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario
yang sudah dipersiapkan
6) Masing-masing siswa duduk dikelompoknya, masing-masing sambil
memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
7) Setelah selesai dipentaskan, masing-masing kelompok diberikan lembar
kerja untuk menyimpulkan materi
8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9) Guru menyimpulkan secara umum
10) Evaluasi
11) Penutup.3[3]
3
Dari langkah-langkah di atas dapat dipahami bahwa dalam
menjalankan model role playingdi kelas maka harus memiliki perencanaan yang
terstruktur, hal ini bertujuan agar pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan
rapi dan lancar serta pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien
sehingga memperoleh hasil yang baik.
c. Tujuan Role Playing
Role Playing sebagai model pembelajaran bertujuan untuk membantu
peserta didik menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial dan memecahkan
dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain peran peserta didik
belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang
berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Menurut
Djamarah, tujuan dari penggunaan model role playing yaitu:
1) Agar peserta didik menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
2) Dapat belajar beagaimana membagi tanggung jawab.
3) Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi
4) kelompok secara spontan.
5) Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.4[4]
Hal ini akan bermanfaat bagi peserta didik pada saat terjun ke
masyarakat kelak karena ia akan mendapatkan diri dalam suatu situasi dimana
banyak begitu peran terjadi, seperti dalam lingkungan keluarga, bertetangga,
lingkungan kerja, dan lain-lain. Berdasarkan uraian-uraian di atas bahwa tujuan
model role playingdapat membangun karakter peserta didik menjadi lebih
berani dalam mengungkapkan sesuatu dan menumbuhkan toleransi antar peserta
didik.
4
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes sejumlah materi pelajaran tertentu.
a) Kisah Nabi Ibrahim a.s. mencari Tuhan, Nabi Sulaiman a.s. dengan tentara
semut, masa kecil Nabi Muhammad saw., masa remaja Nabi Muhammad saw.,
Nabi Ismail a.s., Kan’an, Tsa’labah, Masyitah, Abu Lahab, dan Qarun.
b) Materi kisah-kisah teladan ini disajikan sebagai penguat terhadap isi materi,
yaitu akidah dan akhlak sehingga tidak ditampilkan dalam Standar Kompetensi,
tetapi ditampilkan dalam Kompetensi Dasar dan indikator
3. Penelitian Relevan
5
kuat dan tahan lama dalam ingatan anak sangat menarik dapat menghayati
peristiwa yang sedang berlangsung.
Pasca Tindakan
Tindakan
Tindakan
Pra Tindakan
4. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah penelitian yang perlu diuji
melalui pengumpulan data dan analisis data.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
JADWAL PELAKSANAAN
April Mei
Tahapan
1 2 3 4 1 2 3 4
SIKLUS I
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Pengamatan
4. Analisis dan Refleksi
SIKLUS II
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Pengamatan
4. Analisis dan Refleksi
Untuk penelitian yang lebih matang maka dalam persiapan PTK, peneliti akan mengkaji
beberapa hal, diantaranya SK_KD akidah akhlak materi keteladanan Masyitoh :
Kompetensi Dasar
Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V MI Nur Maliki
Sambas, kecamatan Galing, kabupaten Sambas dengan jumlah siswa 15 orang yang
terdiri dari 10 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Pertimbangan peneliti
mengambil subjek tersebut yaitu kelas V memiliki permasalahan hasil belajar
Akidah Akhlak yang sangat rendah. Objek penelitian ini adalah hasil belajar akidah
akhlak.
a. Observasi, secara umum pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan
keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang disajikan oleh sasaran.6[6]
Teknik ini digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa dan kegiatan guru selama
proses pembelajaran dengan metode sosiodrama dan untuk mengetahui faktor-faktor
yang berpengaruh kepada model belajar tersebut.
6
b. Tes Tertulis, digunakan untuk memperoleh data berupa nilai dari hasil belajar siswa
pada mata pelajaran akidah akhlak pada materi pokok membiasakan sikap dermawan.
Bentuk tes yang digunakan adalah adalah tes yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda, 5
soal isian, dan 5 soal uraian
c. Wawancara, yaitu cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan
dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan
arah serta tujuan yang telah ditentukan.7[7] Hal ini dilakukan untuik mengetahui
keadaan awal siswa pada sekolah yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat
Komponen yang menjadi indikator tercapainya peningktan prestasi belajar siswa pada
penelitian ini adalah : meningkatnya rata-rata hasil belajar mata Pelajaran Akidah Akhlak
materi Keteladan Masyitoh yang dicapai siswa. Peningkatan rata-rata hasil belajar dapat
dilihat dari peningkatan rata-rata nilai yang diperoleh sswa ada saat sebelum dilaksanakan
tindakan denga hasil tes yan dilaksanakan pada akhir siklus I dan Akhir Siklus II. Siswa
dianggap meingkat hasil belajarnya apabila telah mencapai 85% dari nilai Kriteria
ketuntasan minimal (KKM). Adapun nlai KKM pada pembelajaran SKI dikelas X adalah
75,00.
Data kualitatif adalah data yang berupa kalimat atau pernyataan atau bukan berupa
angka. Dalam penelitian ini data kulaitatif yang digunakan berupa hasil observasi
guru dalam aktivitas belajar akidah akhlak melalui pembelajaran metode role playing,
7
hasil wawancara dengan guru dan siswa, dan hasil dokumentasi selama proses
pembelajaran.
Data kuantitaif adalah data yang berupa angka-angka. Dalam penelitian ini data
kuantitatif berupa hasil belajar siswa dalam pembelajaran akidah akhlak dengan
menggunakan pembelajaran model role playing.
Siklus I PTK
Peneliti menyiapkan soal tes untuk siswa, yaitu tes akhir yang akan
diberikan pada akhir setiap siklus. Soal tes dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing dan guru yang bersangkutan.
c. Memilih siswa yang akan berperan dan menyiapkan penonton. Penonton betugas
mengamati teman yang berperan dan menuliskan hasil pengamatannya
dalam lembar observasi yang diberikan oleh guru.
d. Menyiapkan panggung.
j. Menutup pembelajaran dengan memberikan pesan moral dan motivasi kepada
siswa.
3. Observasi
4. Refleksi
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.