SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Pemasyarakatan
(S.Tr.Pas)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Pemasyarakatan
(S.Tr.Pas)
DEWAN PENGUJI :
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 27 Oktober 2021
Mengetahui,
Direktur Politeknik Ilmu Pemasyarakatan
Dr. Rachmayanthy,Bc.IP.,SH.,M.Si
NIP. 19690426 199203 2 001
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 21 Oktober 2021
Yang menyatakan,
Penulis
ABSTRAK .................................................................................................. ix
ABSTRACT .................................................................................................. x
DAFTAR BAGAN..................................................................................... xv
E. Asumsi ................................................................................................. 10
B. Landasan Teori..................................................................................... 15
1. Anak ...................................................................................................... 27
2. Motivasi Belajar ..................................................................................... 27
3. Hubungan Interpersonal ......................................................................... 27
4. Perubahan Perilaku ................................................................................ 28
5. Komunikasi Persuasif ............................................................................. 28
D. Kerangka Pikir ..................................................................................... 28
B. Desain Penelitian.................................................................................. 32
F. Jadwal Penelitian.................................................................................. 37
A. Kesimpulan .......................................................................................... 62
B. Saran .................................................................................................... 63
A. Latar Belakang
Bagan 1.1 : Jumlah Anak Putus Sekolah dan jumlah Anak di LPKA di
Seluruh Indonesia Selama 4 Tahun Terakhir
250,000
187,824
200,000 161,425 157,166
150,000
100,000
50,000
2835 2365 2068 1757
0
2017 2018 2019 2020
Anak Putus Sekolah 187,824 285,404 161,425 157,166
Anak Dibina di LPKA 2835 2365 2068 1757
2,500 2365
2068
2,000
1757
1,500
1,248
937 922
1,000
669
500
0
2017 2018 2019 2020
Anak di LPKA 2,835 2365 2068 1757
Anak yang Mengikuti Pendidikan 1,248 937 922 669
Sumber : http://smslap.ditjenpas.go.id/public/arl/current/monthly
40
30
20
10 60 2 62 62 2 64 74 2 76
0
Januari Februari Maret
Anak Laki - Laki 60 62 74
Anak Perempuan 2 2 2
Mengikuti Pendidikan 62 64 76
Sumber:http://smslap.ditjenpas.go.id/public/arl/detail/monthly/upt/db6103f0-6bd1-1bd1-cadc-
313134333039
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Asumsi
Asumsi adalah pernyataan yang dianggap benar dan belum dapat diuji
kebenarannya secara empiris berdasarkan pengamatan, penemuan, maupun
penelitian yang pernah dilakukan terdahulu. Penelitian yang dilakukan oleh
penulis juga menggunakan beberapa asumsi, antara lain :
1. Pelaksanaan strategi komunikasi persuasif yang dilakukan oleh Petugas
Pemasyarakatan dan Tutor dapat meningkatkan motivasi belajar Anak di
LPKA Klas I Kutoarjo
2. Pelaksanaan strategi komunikasi persuasif dalam rangka meningkatkan
motivasi belajar Anak tidak dapat berjalan dengan maksimal apabila
terdapat kendala yang mengganggu hubungan Interpersonal yang terjalin di
antara petugas atau tutor dengan Anak.
B. Landasan Teori
1. Teori Komunikasi
Pengirim Penerima
Pesan Pesan
Simbol/ Mengartikan
Isyarat Kode/Pesan
Media
(Saluran)
Sumber : https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-komunikasi.html
Stimulus
• Perhatian
Organisme • Pengertian
• Penerimaan
Response
Sumber:(htt)http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2011200740MCBab2001/page3.ht
ml
Sumber : Mulyana, Deddy. 2017. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya
5. Motivasi Belajar
1. Anak
2. Motivasi Belajar
3. Hubungan Interpersonal
5. Komunikasi Persuasif
D. Kerangka Pikir
POKOK MASALAH
1.Minimnya motivasi Anak dalam mengikuti kegiatan
layanan pendidikan di LPKA Klas I Kutoarjo
2. Kendala yang muncul dalam hubungan interpersonal
antara Petugas atau Tutor dengan Anak
MELAKSANAKAN PENDEKATAN
HUBUNGAN INTERPERSONAL
C. Sumber Data
1. Data Primer
Kepala
Sub. Seksi Kepala Sub. Seksi Kepala Sub. Seksi
Pendidikan Pendidikan dan Latihan Pendidikan dan Latihan
dan Kerja merupakan petugas Kerja memiliki informasi
2. Latihan 1 Petugas yang memiliki tanggung atau data yang lengkap
Kerja jawab dalam pelaksanaan mengenai program
LPKA program Pendidikan dan pendidikan bagi Anak di
Klas I Latihan Kerja bagi Anak LPKA.
Kutoarjo
Simpulan -
Simpulan :
Penyajian Data
Penarikan /
Verifikasi
Sumber:https://www.google.com/search?q=gambar+metode+interaktif+Huberman&safe
F. Jadwal Penelitian
Proses penelitian dimulai tanggal 13 April 2021 hingga Juli 2021 atau
berlangsung selama kurang lebih 5 bulan. Penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data yang meliputi observasi, wawancara, dan pencatatan. LPKA
kelas I Kutoarjo yang menjadi lokus penelitian menurut penulis merupakan
lokus yang sesuai untuk penelitian ini karena menyediakan pendidikan non-
formal bagi Anak dengan partisipasi yang tinggi. Untuk memahami jadwal
penelitian dengan lebih jelas silakan merujuk ke tabel matriks yang disediakan
oleh penulis
No Kegiatan
12341234123412341234123412341234
Penyusunan
1
Proposal
Pelaksanaan
2 Seminar
Proposal
Koordinasi Izin
3 Penelitian
Dengan UPT
Pengambilan dan
4 Penyusunan
Data
Penyusunan
5 Data Hasil
Penelitian
Pelaporan Hasil
6 Penelitian
Skripsi
Sumber : Redaksi Penulis
G. Langkah Penelitian
A. Profil UPT
Kepala LPKA
HARI WINARCA,
Bc.IP., S.Sos., S.H.,
M.H.
RAKHMADI CAHYONO,
Amd. IP, S.H
Ka.Subsi Ka.Subsi
Penilaian & Bimkemas &
Ka.Subsi Pelayanan
Kesehatan
Regu – Regu
Pengklasifikasian Pengentasan
Pengawas
OSCAR AGUS SUPRAPTO, SH
M., S. Pd. MULYONO, SH
Kelompok
Jabatan
Fungsional
Struktural/Jabatan L P Jumlah
Kepala (Es. IIIA) 1 - 1
Ka. Seksi (Es. IVA) 5 - 5
Ka. Sub Seksi (Es. VA) 6 2 8
JFK - - -
JFU 10 9 19
JFU Staf PPD 1 - 1
JFU (Sat. Pengaman LPKA) 17 3 20
JFU (P2U) 4 - 4
Jumlah 44 14 58
Sumber : Sub Bagian Umum LPKA Klas I Kutoarjo
Pendidikan merupakan salah satu hak Anak yang harus tetap diberikan
ketika Anak menjalani pembinaan di LPKA. Di LPKA Klas I Kutoarjo,
pelaksanaan pendidikan bagi Anak tetap berlangsung melalui sistem non-
formal / kejar paket yang dilaksanakan oleh PKBM “Tunas Mekar”.
Gambar 4.8 Kegiatan Belajar Mengajar di PKBM "Tunas Mekar"
LPKA Klas I Kutoarjo
Pasal 82 UU 4 Tahun 6
A MH Laki-laki 18 PAKET C
PA Bulan
Pasal 82 UU 2 Tahun 5
C ZVWP Laki-laki 17 PAKET C
PA Bln
“Kalau mau bikin anak lebih termotivasi dan semangat selama belajar ya
harus ada hubungan baik antara Anak dengan petugas pemasyarakatan dan tutor
pembimbing dalam kegiatan belajar mengajar. Hubungan yang terjalin itu nantinya
bisa mempermudah proses belajar dan membuat suasana belajar menjadi lebih mudah
bagi Anak karena situasi yang kondusif.” (S, 2021)
Berdasarkan apa yang disampaikan oleh Kasubsi Dilkatker
LPKA Klas I Kutoarjo, hubungan interpersonal yang dibangun dengan
Anak dalam rangka meningkatkan motivai belajar ini dapat membantu
menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi Anak sehingga proses
belajar mengajar berjalan secara optimal. Adapun ada banyak cara yang
dapat dilakukan untuk membangun sebuah hubungan interpersonal yang
baik seperti dengan melakukan percakapan yang intens, saling
menghormati dan menghargai dalam ketika melakukan aktivitas,
menunjukkan sikap yang sopan, dan lain sebagainya.
“Ya intinya kita harus bisa ambil perhatian anak mas, tapi tetap harus ramah
Anak BIAR mereka nggak takut atau bahkan sampai trauma kalau ketemu kita. caranya
ya kita harus bisa bersikap ramah ke mereka, ngasih perhatian lebih kalau mereka
kesulitan dalam belajar, menghargai pendapat mereka di kelas, terus bikin mereka
nyaman tapi tetap segan sama kita. Lama kelamaan anak juga akan ngerasa akrab
“ya gampang-gampang susah mas kalau bikin Anak bisa percaya sama kita,
kadang ada Anak yang mudah paham dan nurut tapi ada juga yang kurang patuh
dan kurang bisa memahami apa yang dimaksud sama petugas dan tutor. Jadi
pendekatan yang harus kita ambil ya nggak boleh terlalu keras sama Anak, buat dia
nyaman dulu. Nanti lama kelamaan Anak juga bisa percaya dan patuh sama kita.”
(S, 2021)
Berdasarkan apa yang disampaikan oleh Kasubsi dilkatker
tersebut, membangun sikap percaya Anak kepada petugas dan tutor tidak
bisa dilakukan secara instan. Membangun sikap percaya Anak kepada
petugas dan tutor membutuhkan waktu dan harus dilakukan secara
berlanjut. Setelah mendapatkan kepercayaan Anak, barulah petugas dan
tutor dapat menyampaikan pesan persuasif.
c. Menyampaikan Pesan Persuasif
“Yang pasti kita masih pantau terus mas sampai beberapa waktu setelah
diberikan pesan persuasif. Kalau dalam waktu yang ditentukan nggak ada
perubahan sikap ya kita akan berikan pendekatan lain, kalau sikap dari Anak sudah
berubah sesuai dengan tujuan maka akan tetap dipantau juga untuk tetap dipantau
biar bisa tetap sesuai harapan.” (S, 2021)
Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Kasubsi diklatker
tersebut, pemberian pesan persuasif tidak bisa dilakukan tanpa adanya
kelanjutan. Harus ada pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pendekatan komunikasi persuasif yang dilakukan untuk dapat memantau
Membangun
Membangun
Hubungan
Sikap Percaya
Interpersonal
Evaluasi
Menyampaikan
Perubahan
Pesan Persuasif
Sikap
Sumber : Redaksi Penulis
Dimensi MH ZVWP AB NH
“Ya Seneng Soalnya Bisa Sekolah Lagi. Sekolah Ini buat bekal pas nanti
keluar, biar bisa buat cari kerja” (MH, 2021)
“Senang pak, Karena bisa merasakan sekolah karena kalau diluar ga bisa
sekolah soalnya sudah dikeluarkan dari sekolah karena di cap nakal (ZVWP, 2021)
“Seneng pak, disini saya bisa belajar lagi tanpa beban. Sekolah ini juga bisa
untuk menggapai cita cita saya nantinya” (AB, 2021)
”ada enak nggak enaknya pak. Enaknya ya kita bisa sekolah, gurunya ramah
dan baik – baik. Tapi ya kadang ngerasa bosen pas selesai sekolah nggak bisa main
keluar.” (NH, 2021)
“ya biasa saja pak, gurunya juga baik-baik, kadang pelajarannya susah dan
kadang juga bosan kalau setiap hari cuma sekolah makan tidur.” (MH, 2021)
“awalnya seneng pak, tapi lama-lama agak bosen, kadang ada pelajaran
yang saya nggak bisa dan bikin bosen, jadi kepikiran yang lain.” (ZVWP, 2021)
“Ya enak pak disini, gurunya juga ramah, kalo nggak bisa ya diajarin sampe
bisa. Tapi kadang saya ngerasa bosen saja sekolahnya gini-gini terus.” (AB, 2021)
”ada enak nggak enaknya pak. Enaknya ya kita bisa sekolah, gurunya ramah
dan baik – baik. Tapi ya kadang ngerasa bosen pas selesai sekolah nggak bisa main
keluar.” (NH, 2021)
c. Pendekatan komunikasi persuasif yang diterima
NILAI PTS
NAMA
NO KELAS
SISWA
PAI PKN B.IND MTK IPA IPS B.ING B.JW
1 NH B1 80 78 76 76 78 75 78 81
3 AB B1 80 78 77 75 75 75 75 81
NILAI UKK
NAMA
NO KELAS
SISWA
PAI PKN B.IND MTK IPA IPS B.ING B.JW
1 NH B1 82 80 78 76 81 79 79 81
3 AB B1 84 80 78 75 81 76 75 81
ZWV
1 C1 80 81 76 75 78 81 80 78 81 84 85 82
P
2 MH C1 80 80 78 79 78 81 80 80 80 85 85 84
NILAI UKK
NAMA
NO KELAS
SISWA PAI PKN MTK B.IND B.ING GEO EKO SEJ SOSIO B.JW SEBUD
PENJA
S
ZWV
1 C1 83 82 78 81 80 83 83 80 87 82 86 85
P
2 MH C1 84 80 79 82 79 82 82 79 82 81 87 84
“Ya Alhamdulillah mas, menurut saya sendiri sudah berjalan baik, Anak sudah mau
diajak diskusi dan memecahkan masalah bareng-bareng sama kita para tutor. harapan saya si
bisa Anak bisa lebih pro aktif lagi” (AP, 2021)
“Alhamdulillah sudah berjalan baik mas, tinggal kita kembangkan lagi biar Anak bisa
lebih aktif lagi di kelas” (S, 2021)
Hal tersebut tentu menunjukkan bahwa strategi meningkatkan motivasi
belajar Anak melalui pendekatan komunikasi persuasif di LPKA Klas I
Kutoarjo berjalan dengan cukup baik dan berhasil membuat Anak yang menjadi
sampel penelitian mengalami perubahan sikap dan mencapai hasil belajar yang
sesuai dengan ketentuan bahkan melampauinya.
“Mengajar Anak dalam jumlah yang banyak dan memiliki latar belakang
kemampuan kognitif yang berbeda sudah jelas jadi tantangan buat kita. Ketika
menyampaikan pelajaran atau berkomunikasi dengan mereka ketika di dalam kelas
itu jadi suatu hal yang cukup rumit mas. Kadang waktu kita menerangkan sesuatu
nggak semua anak paham, pun waktu kita beri nasihat biar semangat belajar juga
nggak bisa semuanya mengerti. Jadi ya, mau nggak mau kita harus bisa pahami
karakter dan kemampuan kognitif anak didik kita mas biar lebih enak dalam evaluasi
mana yang bisa ngikutin dan mana Anak yang ketinggalan. Ya akhirnya kita
spesifikan pendekatan persuasif untuk anak-anak tertentu yang motivasi belajarnya
kurang, memang ini jadi kendala buat kita karena butuh waktu dan tenaga lebih mas,
tapi kita sebagai tenaga pengajar ya bangga kalau didikannya berhasil.” (AP, 2021)
Jadi, dari apa yang disampaikan oleh tutor tersebut, bisa kita
simpulkan bahwa setiap Anak yang mengikuti pendidikan di LPKA
Klas I Kutoarjo memiliki kemampuan kognitif yang berbeda-beda
dalam mengolah pesan sehingga pesan persuasif yang diberikan oleh
tutor maupun petugas bisa dipahami dengan berbeda – beda oleh setiap
Anak. Perbedaan persepsi dari setiap Anak ini menjadi kendala dalam
“Kalau dari pantauan kami ya mas, salah satu kendala yang keliatan dari
banyak Anak di sini ya kadang suka mengeluh bosan karena hidupnya kayak
dikekang, ada yang, kangen rumah atau kangen orang tuanya. Kadang juga ada yang
membandingkan kehidupan ketika masih bebas di luar dengan keadaan yang dialami
sekarang. Ya menurut kami hal itu wajar karena mereka masih masuk dalam usia
Anak dan remaja tapi harus dibatasi ruang geraknya. Karena itu kami selalu kasih
semangat dan motivasi ke mereka lewat nasihat dan bekal ilmu pendidikan.” (AP,
2021)
Menurut tutor, Anak yang menjalani pendidikan di LPKA
banyak yang merasa jenuh karena merasa terkekang dan merindukan
orang tua serta kampung halaman. Hal tersebut merupakan beberapa
pemicu stress bagi Anak yang bisa mempengaruhi mental dan
kesehatan psikisnya, Hal ini menjadi kendala dalam upaya
meningkatkan motivasi belajar Anak karena kesehatan psikis yang
terganggu dapat membuat pesan persuasif tidak diterima dengan baik
oleh Anak yang pada akhirnya dapat menurunkan motivasi Anak dalam
belajar.
A. Kesimpulan
B. Saran
Apa yang anda rasakan ketika mengikuti pendidikan di LPKA Klas I Kutoarjo?
P
“Ya Seneng Soalnya Bisa Sekolah Lagi. Sekolah Ini buat bekal pas nanti keluar, biar
MH bisa buat cari kerja”
MH kadang pelajarannya susah dan kadang juga bosan kalau setiap hari cuma sekolah makan
tidur.”
Bagaimana perlakuan dari pegawai dan tutor selama pelaksanaan kegiatan belajar
P mengajar?
“kalo saya mulai malas pasti nanti ditegur sama guru kalo enggak petugas. Nanti saya
MH diajak ngobrol dan diceramahi biar nggak malas lagi.”
Bisakah anda ceritakan, bagaimana perasaan anda setelah mendapat pengarahan dari
P tutor dan petugas?
Apa yang anda rasakan ketika mengikuti pendidikan di LPKA Klas I Kutoarjo?
P
“Senang pak, Karena bisa merasakan sekolah karena kalau diluar ga bisa sekolah
ZVWP soalnya sudah dikeluarkan dari sekolah karena di cap nakal.”
ZVWP “ya kadang ada pelajaran yang saya nggak bisa dan bikin bosen, jadi kepikiran yang
lain.”
Bagaimana perlakuan dari pegawai dan tutor selama pelaksanaan kegiatan belajar
P mengajar?
“kadang saya suka nggak paham pelajaran waktu dijelasin sama guru. Tapi nanti
ZVWP pasti yang nggak bisa paham diajak ngobrol terus dikasih cara cara biar bisa cepet
paham”
Apa yang anda rasakan ketika mengikuti pendidikan di LPKA Klas I Kutoarjo?
P
“Seneng pak, disini saya bisa belajar lagi tanpa beban. Sekolah ini juga bisa untuk
AB menggapai cita cita saya nantinya”
Bagaimana tanggapan anda dengan adanya kebijakan layanan pendidikan di LPKA Klas
P I Kutoarjo?
“Ya enak pak disini, gurunya juga ramah, kalo nggak bisa ya diajarin sampe bisa. Tapi
AB kadang saya ngerasa bosen saja sekolahnya gini-gini terus.”
AB “ya itu pak, kadang saya suka ngerasa bosen sekolahnya begitu-begitu saja”
Bagaimana perlakuan dari pegawai dan tutor selama pelaksanaan kegiatan belajar
P mengajar?
AB “kadang suka bingung sama yang diomongin guru jadi saya sering melamun. Ya abis itu
pasti kena tegur terus diceramahi”
Bisakah anda ceritakan, bagaimana perasaan anda setelah mendapat pengarahan dari
P tutor dan petugas?
“saya jadi lebih semangat belajar lagi pak, biar bisa kerja yang bener, dapat duit yang
AB halal.”
Apa yang anda rasakan ketika mengikuti pendidikan di LPKA Klas I Kutoarjo?
P
“Ya Seneng Soalnya Bisa Sekolah Lagi. Sekolah Ini buat bekal pas nanti keluar, biar
NH bisa buat cari kerja”
Bagaimana tanggapan anda dengan adanya kebijakan layanan pendidikan di LPKA Klas
P I Kutoarjo?
NH “Ya kadang ngerasa bosen pas selesai sekolah nggak bisa main keluar.”
Bagaimana perlakuan dari pegawai dan tutor selama pelaksanaan kegiatan belajar
P mengajar?
NH “ya pernah ditegur kalo saya ribut. nggak pernah dimarahi sampai dibentak-bentak pak,
pasti cuma dinasehati.”
Bisakah anda ceritakan, bagaimana perasaan anda setelah mendapat pengarahan dari
P tutor dan petugas?
Kalau mau bikin anak lebih termotivasi dan semangat selama belajar ya harus ada
hubungan baik antara Anak dengan petugas pemasyarakatan dan tutor pembimbing dalam
S kegiatan belajar mengajar. Hubungan yang terjalin itu nantinya bisa mempermudah proses
belajar dan membuat suasana belajar menjadi lebih mudah bagi Anak karena situasi yang
kondusif
“Kalau di sini kalau mau meningkatkan motivasi belajar ya kendalanya ada di tenaga
pendidiknya juga mas, disini tenaga pendidiknya terbatas dan punya kesibukan di
bidangnya masing – masing juga. Jadi kalau mau ada evaluasi belajar dan kasih motivasi
ke Anak juga terbatas waktunya pas waktu ngajar saja, atau kadang dibantu sama petugas
yang jadi wali Anak yang punya masalah belajar, Kalau di sekolah formal kan ada guru BK
S mas, jadi kalau urusan konseling siswa yang punya masalah belajar bisa ditangani sama
guru BK. Kalu kita di PKBM ini belum ada tenaga pendidik khusus konseling mas karena
guru BK di Kabupaten Purworejo juga jarang masih jarang dan rata-rata Cuma di sekolah
formal saja mas Untuk masalah konseling sendiri kita juga dibantu sama yayasan sahabat
kapas mas,, cuma ya tidak termasuk dalam kegiatan PKBM dan pelaksanaannya hanya dua
dalam seminggu.”
Yang pasti kita masih pantau terus mas sampai beberapa waktu setelah diberikan pesan
persuasif. Kalau dalam waktu yang ditentukan nggak ada perubahan sikap ya kita akan
S berikan pendekatan lain, kalau sikap dari Anak sudah berubah sesuai dengan tujuan maka
akan tetap dipantau juga untuk tetap dipantau biar bisa tetap sesuai harapan
Apakah adanya pandemi Covid-19 berpengaruh pada strategi meningkatkan motivasi
P belajar Anak?
“ dulu pernah kejadian mas, pas ada beberapa pegawai dan Anak di sini terpapar covid-19.
Semua kegiatan lumpuh, anak yang terpapar diisolasi, dan sebagian pegawai ada yang wfh.
Otomatis sekolah anak juga libur sementara, tapi setelah itu bisa dicari solusinya mas.
S Awalnya kita pakai metode daring, terus setelah sudah pelaksanaan vaksinasi seluruh
pegawai dan Anak ya sekarang bisa pembelajaran tatap muka lagi tapi harus menjaga
prokes.”
Menurut anda, apakah pendekatan strategi komunikasi persuasif yang telah dilakukan
P efektif untuk meningkatkan motivasi belajar Anak?
“Ya intinya kita harus bisa ambil perhatian anak mas, tapi tetap harus ramah Anak bair
mereka nggak takut atau bahkan sampai trauma kalau ketemu kita. caranya ya kita harus
bisa bersikap ramah ke mereka, ngasih perhatian lebih kalau mereka kesulitan dalam
belajar, menghargai pendapat mereka di kelas, terus bikin mereka nyaman tapi tetap
segan sama kita. Lama kelamaan anak juga akan ngerasa akrab sama kita kalau diberi
perlakuan yang baik terus. Kalau mereka sudah nyaman ya lebih enak ngasih arahan
AP atau ngingetin mereka karena sudah ada ikatan yang terjalin. Ya bentuk – bentuk pesan
persuasif yang kami sampaikan untuk meningkatkan motivasi belajar anak itu beragam
mas disesuasikan dengan kondisi Anak dan keterampilan masing – masing petugas. Ada
petugas yang memberikan persuasif berupa nasihat untuk giat belajar, bantuan pada
pelajaran tertentu yang bermasalah, dan ada yang memberikan pesan persuasif
nonverbal seperti hadiah atau hukuman.
“Mengajar Anak dalam jumlah yang banyak dan memiliki latar belakang kemampuan
kognitif yang berbeda sudah jelas jadi tantangan buat kita. Ketika menyampaikan
pelajaran atau berkomunikasi dengan mereka ketika di dalam kelas itu jadi suatu hal
yang cukup rumit mas. Kadang waktu kita menerangkan sesuatu nggak semua anak
paham, pun waktu kita beri nasihat biar semangat belajar juga nggak bisa semuanya
AP mengerti. Jadi ya, mau nggak mau kita harus bisa pahami karakter dan kemampuan
kognitif anak didik kita mas biar lebih enak dalam evaluasi mana yang bisa ngikutin dan
mana Anak yang ketinggalan. Ya akhirnya kita spesifikan pendekatan persuasif untuk
anak-anak tertentu yang motivasi belajarnya kurang, memang ini jadi kendala buat kita
karena butuh waktu dan tenaga lebih mas, tapi kita sebagai tenaga pengajar ya bangga
kalau didikannya berhasil.”
“Kalau dari pantauan kami ya mas, salah satu kendala yang keliatan dari banyak Anak di
sini ya kadang suka mengeluh bosan karena hidupnya kayak dikekang, ada yang, kangen
rumah atau kangen orang tuanya. Kadang juga ada yang membandingkan kehidupan ketika
AP masih bebas di luar dengan keadaan yang dialami sekarang. Ya menurut kami hal itu wajar
karena mereka masih masuk dalam usia Anak dan remaja tapi harus dibatasi ruang
geraknya. Karena itu kami selalu kasih semangat dan motivasi ke mereka lewat nasihat dan
bekal ilmu pendidikan.”
Apakah adanya pandemi Covid-19 berpengaruh pada strategi meningkatkan motivasi
P belajar Anak?
“Ya Alhamdulillah mas, menurut saya sendiri sudah berjalan baik, Anak sudah mau diajak
AP diskusi dan memecahkan masalah bareng-bareng sama kita para tutor. harapan saya si bisa
Anak bisa lebih pro aktif lagi”