Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
1. A. Tokoh pembelajaran yang mengemukakan pemikiran tersebut adalah Ibu Budi itu sendiri, yang dimana
beliau mengajar materi tentang Bahasa Indonesia dan beliau juga memberikan contoh seperti apa bahasa
daerah itu. Alasannya karena Ibu Budi ingin siswanya untuk merawat dan melestarikan bahasa daerah
yang ada.
B. Menurut pendapat saya, unsur kebudayaan yang terdapat dalam kasus tersebut merupakan unsur
kebudayaan merawat dan melestarikan bahasa daerah yang ada. Alasannya adalah Ibu Budi mengajar
materi tentang Bahasa Indonesia yang membahas tentang Bahasa daerah karena bahasa daerah merupakan
satu diantara identitas diri suatu bangsa. Bahasa daerah yang ada di Indonesia merupakan bukti bahwa
bangsa Indonesia pernah memiliki peradaban, seni dan kebudayaan yang bersifat tak benda dan telah
diwariskan secara turun temurun dari tahun ke tahun.
2. A. Menurut pendapat saya, Bu Ina dalam kasus tersebut telah menerapkan strategi pengelolaan pembelajaran
Multikultural. Alasannya karena dalam pembelajaran tersebut Bu Ina menasehati siswanya untuk toleransi,
menghargai dan menghormati tiap suku yang ada. Hal ini sesuai dengan konsep pembelajaran
multikultural yaitu kebijakan dalam praktik pendidikan dalam mengakui, menerima dan menegaskan
perbedaan serta persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender, ras, dan kelas sosial.
B. Menurut pendapat saya, Bu Ina dalam kasus tersebut telah menerapkan kecakapan sosial, alasannya karena
Bu Ina melibatkan setiap siswa untuk membuat perencanaan program pembelajaran dan berharap
munculnya kerjasama antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Jadi hal ini sesuai dengan konsep
kecakapan sosial yaitu secara umum meliputi kemampuan bekerja sama dengan orang lain, dan dalam
proses pembelajaran yang ditekankan seperti bekerja sama dalam kelompok belajar. Kecakapan sosial juga
meliputi kemampuan untuk bertanya, kemampuan menyampaikan pendapat, dan kemampuan menjadi
pendengar yang baik.
C. Menurut pendapat saya, Bu Ina dalam kasus tersebut telah menerapkan konsep pembelajaran partisipatif,
alasannya karena pada akhir kegiatan pembelajaran, Bu Ina meminta siswa untuk mengutarakan
perasaannya terhadap teman yang berbeda suku pada sebuah kertas. Kemudian Bu Ina menggunakan hal
tersebut untuk menilai apakah tujuan pembelajaran yang ditargetkan sudah tercapai atau belum. Hal ini
sesuai dengan konsep pembelajaran partisipatif karena dalam Model pembelajaran partisipatif
(Participative Teaching And Learning) merupakan model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik
secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
3. Menurut analisis saya perbedaan dari kursus, pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat,
majelis taklim, dan pesantren adalah sebagai berikut :
a. Kursus adalah belajar sesuatu pengetahuan atau keterampilan dalam waktu yang relatif singkat. Kursus
merupakan salah satu pendidikan yang diberikan di luar sekolah resmi (non-formal) untuk
mengembangkan kemampuan dan ketrampilan diri.
b. Pelatihan atau dipanggil lembaga pelatihan kerja, adalah suatu lembaga pelatihan yang memberikan
latihan keterampilan bagi masyarakat yang sertifikatnya dapat digunakan untuk mencari lowongan
pekerjaan.
c. Kelompok belajar adalah suatu kegiatan kelompok belajar yang dilakukan secara bersama-sama oleh
beberapa orang untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
d. Pusat kegiatan belajar masyarakat adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat untuk masyarakat
yang bergerak dalam bidang pendidikan Non Formal.
e. Majelis taklim adalah sebuah sebutan untuk lembaga pendidikan non-formal Islam yang memiliki
kurikulum sendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, dan diikuti oleh jamaah yang relatif
banyak.
f. Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan Islam tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan
belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kyai dan mempunyai asrama untuk
tempat menginap santri.
4. A. Menurut pendapat saya, pada kasus Eka tidak menerapkan konsep kebermaknaan dan kebersamaan dalam
kegiatannya, alasannya karena Eka Cuma memilih 7 anggota karang taruna dan mendata serta
menanyakan minat mereka saat mengikuti organisasi karang taruna. Dan Eka hanya fokus pada anggota
karang taruna tanpa memperhatikan potensi yang ada di desa. Jadi di dalam kasus tersebut, Eka tidak
menerapkan konsep kebermaknaan dan kebersamaan karena tidak ada tuntutan-tuntutan ontologis akan
pemenuhan, akan transendensi dan akan keutuhan bersama dalam semangat kebersamaan
B. berikut adalah laporan kasus pembinaan kepemudaan yang telah saya buat :
LAPORAN PROGRAM PEMBINAAN KEPEMUDAAN PEMBUATAN KUE KERING AKAR
KELAPA DI KARTASARI KECAMATAN TULANG BAWANG UDIK KABUPATEN TULANG
BAWANG BARAT
DISUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
Meningkatnya kebutuhan dalam kehidupan di masa yang sulit ini dan tenaga kerja
semakin banyak sedangkan lapangan kerja terbatas. Banyak kaum wanita yang hanya
menjadi pengangguran karena kurangnya lapangan kerja, serta skill di bidang apapun.
Untuk itu kami mahasiswa Universitas Terbuka (UT) merasa terpanggil untuk
melaksanakan pendidikan tersebut di lingkungan khususnya pada masyarakat,
mengingat keadaan di lingkungan kaum ibu muda yang masih belum mempunyai
keterampilan dalam pembuatan kue yang dapat dijadikan usaha kecil guna menambah
penghasilan keluarga. Sebagai gambaran rendahnya pendidikan, kurangnya
penyuluhan, banyaknya penduduk miskin, tingginya biaya hidup mengakibatkan
kurangnya penghasilan perekonomian keluarga. Dengan pelatihan keterampilan,
diharapkan para pemuda memiliki bekal untuk berwirausaha sendiri dan tidak merantau
keluar daerah tanpa tujuan yang jelas.
Seiring dengan apa yang dipaparkan di atas, kegiatan ini dilakukan di Tiyuh
Kartasari RW. 02 RT. 06 Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang
Barat.
3.2 Pembahasan
Program dan kegiatan Universitas Terbuka (UT), kami mengajak warga belajar
untuk menjadikan para ibu-ibu terampil memanfaatkan waktu untuk bekerja membantu
perekonomian keluarga.
Antusiasme ibu-ibu muda sangat tinggi, hal ini terlihat dari keaktifan warga belajar
mengikuti program pembinaan dan praktek kepemudaan ini dengan sungguh-sungguh,
dan kami sukses mengubah ibu yang tadinya tidak tahu apa-apa sekarang menjadi ibu
yang terampil dan mampu menciptakan sesuatu yang mempunyai nilai jual tinggi,
khususnya kue kering akar kelapa. Hasilnya dapat dikonsumsi sendiri dan dapat dijual
untuk menambah penghasilan keluarga.
Dengan demikian kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan
kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya sehingga program
ini berjalan dengan lancar.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dengan adanya kegiatan program pembinaan dan praktek kepemudaan ini,
mahasiswa mampu membuat warga belajar yang tadinya tidak memiliki keterampilan
tertentu menjadi warga belajar (masyarakat) yang dapat menghasilkan kreativitas dan
keterampilan menciptakan dan membuat sesuatu yang memiliki nilai jual tinggi (dalam
hal ini khususnya pembuatan kue kering akar kelapa dan dapat meningkatkan
perekonomian keluarga.
4.2 Saran
Bagi warga belajar :
Warga belajar hendaknya jangan malu dan enggan untuk mengikuti kegiatan
pembinaan dan praktek kepemudaan ini.
Terus aktif dan semangat mengikuti program-program lainnya yang bertujuan
meningkatkan kreativitas dan keterampilan diri.
Selalu berinovasi untuk menghasilkan produk-produk lainnya yang mempunyai
nilai guna dan nilai jual tinggi.
Bagi pihak yang memiliki keterampilan (karang taruna / kelompok usaha kecil dan
menengah) :
Bagi masyarakat yang memiliki keterampilan hendaknya mau meluangkan waktu
untuk berbagi ilmu tentang keterampilan lainnya yang dapat bermanfaat bagi
warga lain yang membutuhkan.
Merangkul dan mengajak warga lain untuk ikut bergabung dan berpartisipasi aktif
dalam usaha yang kita jalankan, agar pengangguran semakin berkurang.
Daftar Pustaka
http://sugiyantofitri.blogspot.com/2018/11/contoh-laporan-praktik-program.html