Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : I KOMANG ARI UDIANA PUTRA

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042303734

Tanggal Lahir : 29 OKTOBER 2002

Kode/Nama Mata Kuliah : MKDU4109/ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

Kode/Nama Program Studi : 71/ILMU PEMERINTAHAN S1

Kode/Nama UPBJJ : 77/DENPASAR

Hari/Tanggal UAS THE : RABU 22 DESEMBER 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : I KOMANG ARI UDIANA PUTRA


NIM : 042303734
Kode/Nama Mata Kuliah : MKDU4109/ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
Fakultas : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP)
Program Studi : ILMU PEMERINTAHAN S1
UPBJJ-UT : 77/DENPASAR

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
JEMBRANA, 22 DESEMBER 2021

Yang Membuat Pernyataan

I KOMANG ARI UDIANA PUTRA


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Dari pernyataan tersebut, apa sebenarnya arti pendidikan?

Jawab :

daripernyataan tersebut pendidikan secara sederhana didefinisikan sebagai suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan
terencana untuk membentuk dan mengembangkan potensi diri seseorang/sekelompok orang (peserta didik) untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan
yang diperlukan oleh dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, dan negaranya. dengan demikian pendidikan diarahkan untuk
mampu menghasilkan manusia yang unggul secara intelektual, anggun secara moral, kompeten, dan menguasai iptek,
serta memiliki komitmen tinggi untuk berbagai peran sosial.

bagaimana relevansi Pendidikan Nilai terhadap pengembangan SDM peserta didik yang berkualitas?

Jawab :

Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat.


Misalnya: Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai. tidak adanya kesesuaian
antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi. Masalah relevansi ini pada prinsipnya
cukup mendasar. Dalam kondisi sekarang ini sangat dibutuhkan output pendidikan yang sesuai dengan tuntutan
masyarakat terutama dalam hubungannya dengan persiapan kerja. Upaya peningkatan relevansi dalam sistem
pendidikan bertujuan agar hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dalam artian proses pendidikan
dapat memberikan dampak pemenuhan kebutuhan peserta didik, baik kebutuhan kerja, kehidupan dimasyarakat, dan
melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi (Kadir, 2012: 155). Relevansi berkenaan dengan rasio antara tamatan yang
dihasilkan satuan pendidikan dengan yang diharapkan satuan pendidikan di atasnya atau indtitusi yang membutuhkan
tenaga kerja, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Masalah relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari
satuan pendidikan tertentu yang tidak siap secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan
pendidikan di atasnya. Masalah relevansi juga dapat diketahui dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu,
yaitu sekolah kejuruan dan pendidikan tinggi yang belum atau bahkan tidak siap untuk bekerja. Yaitu masalah yang
berhubungan dengan relevansi (kesesuaian) pemilikan pengetahuan, keterampilan dan sikap lulusan suatu sekolah
dengan kebutuhan masyarakat (kebutuhan tenaga kerja). Contoh: adanya kasus perusahaan-perusahaan yang masih
harus mengeluarkan dana untuk pendidikan atau pelatihan bagi calon karyawannya, karena mereka dinilai belum
memiliki ketrampilan kerja seperti yang diharapkan. Relevan berarti bersangkut paut, kait mengait, dan berguna secara
langsung.

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah
pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntunan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan
tantangan-tantangan baru yang sebagainya sering tidak diramalkan sebelumnya. Relevansi pendidikan adalah sejauh
mana system pendidikan dapat menghasilkan iuran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-
masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan diharapkan dapat mengisi
semua sektor pembangunan yang beraneka ragam seperti sektor produksi maka relevansi pendidikan dianggap tinggi.
Relevansi pendidikan dapat dilihat dengan mengikuti alur input-proses-output. Masukan (input) dalam komposisi
tertentu yang diproses dengan metode tertentu akan membuahkan dua macam hasil, yaitu hasil jangka pendek (output)
dan hasil jangka panjang (outcome).
A. Input pendidikan terdiri atas kurikulum, siswa/ peserta didik, guru/ tenaga pendidik, sarana-prasarana, dana, dan
masukan lain.
B.  Proses pendidikan meliputi seluruh proses pembelajaran yang terjadi sebagai bentuk interaksi dari berbagai input
pendidikan.
C.  Hasil pendidikan (output) mencakup antara lain kemampuan peserta didik, yang dapat diukur melalui prestasi
belajar siswa.
D.  Outcome pendidikan antara lain peningkatan mutu lulusan, yang dapat dilihat antara lain melalui jumlah lulusan
yang melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya dan jumlah lulusan yang dapat bekerja. Dengan demikian, mutu
input dan mutu proses merupakan faktor penentu mutu hasil, baik yang berupa hasil jangka pendek maupun hasil
jangka panjang.
Beberapa faktor yang berkenaan dengan input pendidikan dapat dikelompokkan kedalam faktor rumah atau keluarga,
faktor sekolah, dan faktor siswa. Diantara ketiganya, sekolah merupakan komponen input yang paling erat
hubungannya dengan kebijakan pendidikan.

Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai dengan rencana/
program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana
dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif. Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah
untuk mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya.   Dari
tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang memeiliki kualitas
SDM yang mantap. Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang
berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain
seperti pengangguran.
Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kulitas tenaga pengajar. Jika
kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk
mengahdapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan dapat mendukung pelaksanaan
pendidikan yang efektif dan efisien. Kelebihan dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan tindak kriminal korupsi
dikalangan pejabat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir dengan baik juga dapat meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pendidikan. Pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih bermanfaat dalam usaha
penghematan waktu dan tenaga. Pendidikan diusahakan agar dapat memperoleh hasil yang baik dengan adanya biaya
dan waktu yang sedikit. Ini artinya harus dicari sistem mendidik dan mengajar yang efisien dan efektif, yang sesuai
dengan prinsip-prinsip dasar pendidikan(Hasbullah, 2012: 198).

jadi jika disimpulkan :


Dengan pendidikan nilai nilai yang baik dan ditanamkan kepada pelajar atau SDM, maka dapat meningkatkan kualitas
didik SDM nya. sebaliknya, jika tidak ada pendidikan nilai yang baik, maka peserta didik memiliki kualitas yang tidak
baik juga. dengan begitu terdapat relevansi antara pendidikan nilai dengan sdm yang berkualitas.

Sumber refrensi :

MKDU4109, MODUL 1, KB 1-KB 3 dan

http://meseptiandrianiiskandar.blogspot.com/2018/05/makalah-relevansi-pendidikan.html

2. Bagaimana dalam pandangan sosial budaya melihat permasalahan pencarian identitas individu yang berbenturan
dengan nilai dan budaya dalam masyarakat?

Jawab :
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang heterogen. Ada banyak suku, agama, ras dan etnis yang
beragam, tentunya tidaklah mudah untuk tinggal di dalam negara yang memiliki banyak keberagaman. Keberagaman
yang seharusnya dinyatakan sebagai kekayaan dan aset negara, justru terkadang menimbulkan konflik dan perpecahan.
Hal ini terjadi karena ketidakpekaan terhadap keberagaman budaya atau ketidakmampuan untuk berhadapan dengan
budaya yang berbeda. Ketidakpekaan ini dapat menimbulkan stereotipe, prasangka, bahkan diskriminasi dan rasialisme.
Stereotipe adalah suatu citra yang dilekatkan pada satu kelompok tertentu yang belum tentu benar. Prasangka adalah
suatu pendugaan terhadap suatu kelompok yang dipandang memiliki karakteristik yang negatif atau buruk.
Diskriminasi adalah suatu tindakan yang membeda-bedakan perlakuan berdasarkan karakteristik budaya kelompok.
Sedangkan rasialisme adalah suatu penekanan pada ras atau pertimbangan rasial. 
Tentunya dampak dari ketidakpekaan ini akan berpengaruh buruk terhadap upaya pencarian jati diri dari seseorang
yang tinggal diantaranya. Contohnya ada stereotipe bahwa wanita yang berpendidikan tinggi akan kesusahan mencari
jodoh. Sebagai wanita yang sedang mengenyam pendidikan tinggi tersebut, hendaknya jangan langsung kebakaran
jenggot dan menentang terang-terangan. Terkait hal tersebut, perlu adanya suatu pandangan yang dapat menerima dan
menghargai perbedaan kelompok budaya dan yang paling penting dapat hidup berdampingan tanpa usaha-usaha salah
satu kelompok budaya yang ingin mendominasi. Hal yang dimaksudkan adalah multikulturalisme.
Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan, yang mencakup perbedaan-
perbedaan individual dan perbedaan secara budaya. Multikulturalisme memperjuangkan kesamaan hak berbagai
golongan minoritas baik secara hukum maupun sosial. 

Nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat adalah hasil konvensi antarindividu di dalamnya pada suatu waktu
yang kemudian berkembang menjadi kesepakatan bersama yang sifatnya mengikat. Artinya, individu-individu lainnya,
termasuk yang hadir setelah konvensi itu diciptakan, secara normatif harus mengikuti norma tersebut agar bisa
"diterima" dalam masyarakat tersebut. Bagaimana jika ada individu yang melawan arus atau berbenturan dengan norma
sosial tersebut! Konsekuensi logisnya adalah dia tidak bisa diterima dalam masyarakat tersebut. 

Oleh karena itu, yang dapat dilakukan oleh individu tersebut adalah: 

(1) menyesuaikan norma sosial yang ada jika ingin diterima di masyarakat tersebut,

(2) mencari lingkungan yang memiliki norma sosial sesuai dengan nilai individu yang dianut. Itu hukum
normatifnya Namun, permasalahan kongkretnya tentu lebih rumit seperti yang Anda contohkan pada pertanyaan di
atas, terkait ekspresi gender, preferensi seksual, kemajuan teknologi, dan hal-hal lain yang secara alamiah merupakan
bagian dari fenomena kemanusiaan yang dinamis tetapi sering kali dianggap bertentangan dengan
budaya. Menyelesaikan problematika tersebut dapat dilakukan oleh individu atau kelompok, meskipun cara terbaik
tetap bersifat komunal karena yang dihadapi adalah masyarakat (yang memiliki budaya mapan). 

Di antara beberapa cara menyelesiakan problematika tersebut antara lain.   

* Diskusi atau kajian ilmiah yang hasilnya berupa rekomendasi, sosialisasi, dan edukasi kepada masyarakat bahwa
dinamika sosial budaya perlu direspons secara lebih terbuka (jangan menganggap bahwa budaya kita beku dan tidak
boleh berubah);    
* Gerakan aktivisme sosial seperti membentuk lembaga swadaya masyarakat yang concern terhadap permasalahan
dinamika sosial budaya, termasuk secara ekslusif mengakomodasi kepentingan kelompok-kelompok yang dianggap
bertentanngan dengan budaya mapan, seperti: LSM HIV-AIDS, LSM untuk penyintas kekerasan seksual, LSM untuk
kelompok minoritas, dan sebagainya. Kalau mau melakukannya sendiri, bagaimana? Bisa, namun kuncinya adalah
modal (kapital). Seberapa banyak modal yang kita miliki untuk menawarkan solusi terhadap problematika tersebut. 

Contoh di atas adalah contoh-contoh yang didukung oleh beragam modal, baik modal sosial (massa), modal ekonomi
(uang), maupun modal-modal lain. 

Sumber refrensi : 

Buku Materi Pokok, Ilmu sosial budaya dasar, Modul 5 Dan

https://www.rezasukmanugraha.com/p/tanya-jawab-mk-ilmu-sosial-budaya-dasar.html

3. Apakah agama adalah sesuatu yang sensitif untuk dibahas dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia?

Jawab :

Berkaitan dengan penjelasan di atas bahwa Indonesia menjadikan ketuhanan sebagai salah satu fondasi negara
(sila pertama Pancasila). Artinya, agama sebagai salah satu perwujudannya menjadi hal krusial di negara kita. Memiliki
agama menjadi penting karena berimbas pada hak-hak sipil. Banyak juga kebijakan negara (politik) yang diambil atas
dasar agama atau sebaliknya, kebijakan negara dibuat untuk agama tertentu. Justru, di Indonesia, agama adalah
informasi publik, bukan privat. Pada dasarnya, menanyakan agama kepada seseorang bukanlah sesuatu yang
menyinggung, bahkan menjadi wajib jika berhubungan dengan pelayanan publik (KUA, rumah sakit, membuat
tabungan, sekolah, dan sebagainya).
 Namun, jika Anda melihat bahwa isu agama menjadi sensitif termasuk menanyakan agama menjadi hal tak pantas, hal
tersebut karena adanya pergeseran sosial di masyarakat kita terkait isu agama, terutama dalam beberapa tahun terakhir.
Ada dua kelompok yang secara kontradiktif muncul di tengah masyarakat: (1) kelompok ekstremis agama yang
menjadikan agama sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan individu dan kelompoknya dan (2) kelompok yang kritis
terhadap penerapan agama yang sering kali dijadikan dasar pengambilan kebijakan publik. Kelompok pertama
menjadikan agama sebagai landasan hidup sosial yang sering kali berbenturan dengan kelompok sosial yang
berpandangan lain. Sedangkan kelompok kedua menginginkan agama menjadi urusan privat, bukan menjadi urusan
publik apalagi diurusi oleh negara. Karena menurut mereka, agama adalah tentang kepercayaan yang dimiliki terhadap
Tuhan yang diimaninya.

Ketika ditanya mengenai agama yang dianutnya, kenapa beberapa orang mengatakan hal itu tidak pantas untuk
ditanyakan dan itu adalah hal yang sensitif?

Jawab :

iya karena setiap orang butuh privasi tentang agama yang dianutnya sehingga sangat tidak pantas jika
seseorang bertanya tentang agama orang lain. Oleh karena itu, kembali pada tujuan interaksi sosial, sebaiknya kita
menjadi individu yang sadar dengan keberagaman namun tetapi memahami adanya kesetaraan di antara keragaman
tersebut, yaitu sama-sama manusia (yang sama di mata Tuhan sebagai pemluk agama, yang sama sebagai warga negara
di mata hukum) sehingga dapat hidup berdampingan dan harmonis, tanpa adanya konflik.

Sumber refrensi :
MKDU4109 MODUL 5 KB 1 - KB 2 dan
Tanya Jawab MK Ilmu Sosial Budaya ... - Reza Sukma Nugrahahttps://www.rezasukmanugraha.com › tanya-jawab-
mk-…

4. (1) Dari permasalahan di atas, jelaskan peran manusia sebagai subjek maupun objek dari lingkungan! 

Jawab :

Manusia sebagai subjek lingkungan .Manusia sebagai subjek lingkungan berarti memiliki peran untuk mengendalikan,
memanipulasi, dan mengekspoitasi lingkungan. Sedangkan, Manusia sebagai objek lingkungan berarti memiliki peran
untuk dikendalikan oleh lingkungan Didalam lingkungan, manusia memiliki dua potensi, yaitu sebagai subjek sebagai
objek lingkungan. Manusia sebagai subjek lingkungan berarti manusia memiliki kemampuan untuk mengendalikan,
memanipulasi, dan mengekspoitasi lingkungan. 
 
Manusia sebagai objek lingkungan , berarti manusia dikendalikan oleh lingkungan. Dalam pekerjaannya dalam
lingkungan, manusia diharapkan mampu melakukan pengelolaan lingkungan. Apabila mampu mengelola lingkungan
dengan baik, maka upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan oleh manusia tidak mengganggu keseimbangan
lingkungan itu sendiri. Oleh karena itu, manusia sebagai mahluk individu yang juga mahluk sosial dan mahluk budaya
harus mengembangkan apa yang disebut etika lingkungan. Pada hakikatnya, tidak ada manusia yang tidak berdiri
sebagai subjek. Ketika masing-masing berdiri sebagai subjek, maka ia berhak untuk memiliki penilaian pribadi tentang
suatu objek. Penilaian ini murni subjektif, oleh karenanya tidak bisa dipaksakan untuk diterapkan kepada orang lain
atau diaplikasikan tanpa melihat pandangan orang lain. Jika ingin diaplikasikan, hal yang paling mungkin untuk
dilakukan pertama kali adalah melalui proses perundingan untuk menghasilkan solusi yang tidak merugikan kedua
belah pihak. Subjek yang berperan sebagai pengelola dalam pemanfaatan sumber daya alam, menjaga lingkungan tetap
lestari, harus diperhatikan tatanan/tata cara lingkungan itu sendiri. Dalam hal ini manusialah yang paling tepat sebagai
pengelola karena manusia memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan organisme lain. Manusia dapat
merombak, memperbaiki, dan mengondisikan lingkungan seperti yang dikehendakinya, seperti:

1. Manusia mampu berfikir serta meramalkan kemungkinan keadaan yang akan datang 
2. Manusia dapat memiliki ilmu dan teknologi 
3. Manusia memiliki akal dan budi sehingga dapat memilih hal-hal yang baik Manusia adalah suatu pandangan
yang menempatkan manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.

Pandangan ini berisikan pemikiran, bahwa segala kebijakan yang diambil mengenai lingkungan hidup harus dinilai
berdasarkan manusia dan kepentinganya. Karena pusat pemikiran adalah manusia, maka kebijakan terhadap alam harus
diarahkan untuk mengabdi pada kepentingan manusia. Alam dilihat hanya sebagai objek, alat dan sarana bagi
pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Dengan demikian alam dilihat tidak mempunyai nilai dalam dirinya
sendiri. Alam dipandang dan diperlakuakan hanya sebagai alat bagi pencapaian tujuan manusia. Dalam relasi antara
manusia dengan alam, terdapat dua subjek yang saling bertentangan, yakni para eksploitator yang berhadapan dengan
para konservator dan protektor alam. Masing-masing subjek memiliki penilaian yang berbeda tentang alam sebagai
objek mereka. Yang satu menilai alam sebagai sumber keuntungan yang harus dimanfaatkan secara maksimal,
sementara yang satunya lagi menilai alam sebagai mitra hidup yang harus dilestarikan. Jika beranjak dari pernyataan
awal, maka seharusnya tidak ada satu pandangan pun dari kedua subjek ini yang harus direalisasikan, karena keduanya
berdiri pada taraf yang sama. Merealisasikan nilai yang satu, berarti mengabaikan nilai yang lain yang berarti
mengabaikan keberadaan subjek yang lainnya. Namun dalam praktiknya, ternyata yang terealisasi hanyalah pandangan
dari para eksploitator. Hampir tidak ada sudut pandang dari para konservator dan protektor alam yang terakomodir
dalam permasalahan dengan alam. Hal ini terlihat jelas misalnya pada: penerbitan izin-izin baru untuk ekspansi
perkebunan sawit, aktivitas penambangan di Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, reklamasi pantai untuk kebutuhan
lahan di daerah Mamuju, serta praktik-praktik penambangan batu bara liar di daerah Kalimantan. Manusia hidup pasti
mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya. Pada awalmya, manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya,
kemudian barulah manusia berusaha menyesuaikan diri. Manusia telah berusaha pula mengubah lingkungan hidupnya
demi kebutuhan dan sejahtera. Dari sinilah lahir peradaban istilah toynbee sebagai akibat dari kemampuan manusia
mengatasi lingkungan agar lingkungan mendukung hidupanya. Lingkungan hidup tidak bisa dipisahkan dari ekosistem
atau sistem ekologi.
(2). Bagaimana seharusnya bentuk kebijakan afirmatif negara untuk mengatasi kemiskinan, menjaga keselamatan
penduduk dan mewujudkan pelestarian lingkungan di daerah pertambangan? 

Jawab :

 Pertama pengaturan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan terhadap masyarakat dan
lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan yaitu dimana pengaturan CSR sebagai bagian dari lingkup
hukum perusahaan, khususnya bidang pertambangan justru secara parsial mengalami kemunduran yaitu dalam
hal menerapkan kewajiban pelaksanaan CSR. Kemudian untuk menentukan parameter sosial responsif adalah
dengan menggunakan kontrak sosial.
 Kedua dengan merenegosiasi kontrak dapat memperkuat adanya tanggung jawab sosial perusahaan
pertambangan terhadap masyarakat dan lingkungan, karena materi yang ada dalam renegosiasi kontrak, seperti:
kewajiban pembangunan pengelolaan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri dan kewajiban penggunaan
barang dan jasa pertambangan dalam negeri menimbulkan kegiatan usaha masyarakat terutama masyarakat
lokal untuk menunjang operasi perusahaan pertambangan. Kemudian renegosiasi kontrakjuga dapat ditinjau
dari aspek kepastian hukum (yuridis), kemanfaatan atau kegunaan (sosiologis) dan keadilan (filosofis).
 Ketiga pengaruh kewajiban divestasi saham perusahaan pertambangan terhadap penerapan tanggung jawab
sosial terhadap masyarakat dan lingkungan adalah divestasi saham pada dasarnya merupakan salah satu bentuk
kewajiban yang harus dilakukan oleh investor asing kepada Pemerintah Indonesia, atau warga negara Indonesia
atau badan hukum Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak karena
dividen yang diterima oleh pembeli saham akan dapat dipergunakan dalam pembangunan daerah dan
pengembangan masyarakat. Disamping itu, apabila terdapat partisispasi Pemerintah dan/atau Pemerintah
daerah dalam perusahaan pertambangan mineral dan batubara sebagai pemegang saham, akan tercipta
transparansi dan akuntabilitas dalam mengelola perusahaan. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sebagai
pemegang saham memiliki hak sebagaimana diatur dalam UU. No 40 tahun 2007.

Sumber: :
Click MANUSIA, MASYARAKAT, DAN LINGKUNGAN.pdf link to download the file.
MKDU4109 MODUL 8 - 9 Manusia, Masyarakat, Dan Lingkungan Dan ISBD dalam Tantangan GlobalisasiFile
ISBD dalam Tantangan GlobalisasiFile

Anda mungkin juga menyukai