Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : ELLEN JUMELDA LETTE

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 859262798

Tanggal Lahir : 29 Maret 1991

Kode/Nama Mata Kuliah : IDIK4012/MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Kode/Nama Program Studi : S1-PGSD

Kode/Nama UPBJJ : 079/ KUPANG

Hari/Tanggal UAS THE : Kamis, 30 Desember 2021

TANDA TANGAN PESERTA UJIAN

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
SURAT PERNYATAAN MAHASISWA KEJUJURAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa : ELLEN JUMELDA LETTE

NIM : 859262798

Kode/Nama Mata Kuliah : IDIK4012/MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Fakultas : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Program Studi : S1-PGSD

UPBJJ-UT : 079/KUPANG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE
melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan
peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung
sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Soe, 30 Desember 2021

YANG MEMBUAT PERNYATAAN

ELLEN JUMELDA LETTE


1.  Sentralisasi pendidikan adalah, segala sesuatu yang berkenaan dengan
penyelenggaraan pendidikan diatur secara ketat oleh pemerintah pusat.
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup besar dalam berbagai bidang. Baik
itu di bidang pendidikan, sosial ekonomi, hingga sosial sosial budaya di masyarakat.
Pada bidang pendidikan, pembelajaran secara tatap muka langsung tidak dapat
dilaksanakan untuk mencegah persebaran virus tersebut. Sehingga, penggunaan Google
Classroom, Zoom Meeting dan Google Meet menjadi solusi sebagai multimedia
interaktif dalam pembelajaran online di masa pandemi.
Pada gambar tersebut, guru-guru SMK NEGERI 2 Pangkalpinang mengikuti pelatihan dalam
penggunaan Aplikasi Google Meet. Dalam pelatihan tersebut di ajarkan agar para guru dapat
menggunakan aplikasi google meet dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring.
Manfaat Penggunaan Google Meet:
1. Kemudahan Akses
2. Fleksibel
3. Pengalaman baru dan berbeda

Pelaksanaan distance learning membutuhkan komunikasi yang baik antara siswa, orang tua, dan
sekolah dikarenakan jarak yang jauh dan tidak memungkinkan antara siswa, orang tua, dengan
sekolah bisa bertemu muka secara terus-menerus. komunikasi antara siswa dengan sekolah
dilakukan secara virtual atau dunia maya. Media yang digunakan adalah beberapa media sosial
yaitu: Facebook, WhatsApp, dan Skype. Sedangkan antara orang tua dengan sekolah lebih
banyak kepada konsultasi, diskusi, maupun sharing mengenai perkembangan belajar anak
selama mengikuti distance learning dan kelanjutan pendidikan siswa setelah lulus nanti juga
dikonsultasikan kepada sekolah.

Komponen proses pelaksanaan secara analisis yang menjadi kendala proses pelaksanaan
pendidikan adalah masih kurangnya pemahaman proses pelaksanaan pendididkan jarak jauh di
lingkungan masyarakat sebagai langkah upaya pelaksanaan yang cepat dan akurat sebagai selosi
memberdayakan tingkat pendidikan di lingkunganya. Hal ini diperlukan penyadaran dan pengertian
secara pemahaman yang matang. Kebutuhan pelaksana teknik perdidik menunjukan kesiapan tenaga
pelaksana yang dapat secara mendasar mengerti ajan proses pelaksanaan kegiatan secara umum,
dengan dasar aturan serta mekanisme yang mendasar dalam pelaksanaa kerja. Untuk tenaga terlatih
dibutuhkan secara spesifik pengembangan keahlian tertentu dalam menunjang proses pembangunan
sesuia dengan kebutuahn yang diterapkan di wilayah pembanguanan tersebut secara karakter
kebutuhan penerapan teknik yang akan di laksanakan. Kebutuahan tenaga terampil menunjukan
kesiapan proses pelaksanaan kegiatan prelaksanaan pembangunan dapat di evaluasidan dimonitor
secara komponen dengan keterampilkan dan kesiapan sumber daya yang matang.

Dari kebutuahan tersebut maka perguruan tinggi akan memilah proses penyelengaraan
kegiatan pendidikan jarak jauh sesuai dengan kebutuahan masing masing wilayah. Hal ini disebabkan
kebutuhan di masing-masing wilayah pemerintahan akan berbeda beda. Hal ini menjadi kendala
pengembangan proses pendidikan jarak jauah mengingat kesiapan dan persiapan tenaga pendidik dan
mekansime yang diterapkan kurang memenuhi standar kompetensi pelaksanaan mengingat masih
terstrukturnya pole pendidikan sentralisasi dan kurang mengembangkan pola penerapan teknologi yang
mempercepat proses penyelenggaraan pendidikan. Makanisme pendidikan yang belum di standarisasi
mengakibatkan kurang nya kesiapa pelaksana pendidikan dan diperlukan pendidikan khusus pelaksana
teknik kegiatan pendidikan jarak jauah secara menyeluruh mendetail dan terukur dengan baik

2. Standar Nasional Pendidikan yang dimaksud yaitu:


 Standar Isi. Berkaitan dengan pelaksanaan dan pengembangan kurikulum.
 Standar Proses. Berkaitan dengan proses pelaksanaan pembelajaran.
 Standar Penilaian Pendidikan. Berkaitan dengan penilaian, analisis, dan evaluasi hasil belajar
peserta didik.
 Standar Kompetensi Lulusan. Berkaitan dengan pencapaian standar, hasil belajar peserta didik.
 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Berkaitan dengan kualifikasi dan kompetensi tenaga
pendidik.
 Standar Pengelolaan. Berkaitan dengan pengelolaan seluruh elemen di institusi pendidikan.
 Standar Pembiayaan Pendidikan. Berkaitan dengan anggaran sekolah.
 Standar Sarana dan Prasarana. Berkaitan dengan infrastruktur institusi pendidikan.

3. Dari tema analisis sekolah efektif dalam perspektif mutu pendidikan dapat dikatakan bahwa
sekolah yang efektif adalah sekolah yang:

memiliki masukan siswa dengan potensi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
dapat menyediakan layanan pembelajaran yang bermutu
memiliki fasilitas sekolah yang menunjang efektivitas dan efesiensi kegiatan belajar mengajar
memiliki kemampuan menciptakan budaya sekolah yang kondusif sebagai refleksi dari kinerja
kepemimpinan profesional kepala sekolah.
Sekolah Efektif dalam Perspektif Manajemen.
Manajemen sekolah merupakan proses pemanfaatan seluruh sumber daya sekolah yang
dilakukan melalui tindakan yang rasional dan sistematik (mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pengerahan tindakan, dan pengendalian) untuk mencapai tujuan sekolah
secara efektif dan efisien.
Tindakan-tindakan manajemen tersebut bersumber pada kebijakan dan peraturan-peraturan
yang disepakati bersama yang diwujudkan dalam bentuk sikap, nilai, dan perilaku dari seluruh
orang yang terlibat di dalamnya. Tindakan-tindakan manajemen tidak berlangsung dalam satu
isolasi, melainkan terjadi dalam satu keutuhan kompleksitas sistem. Apabila dilihat dalam
perspektif ini, maka dimensi sekolah efektif meliputi:
 Layanan Belajar bagi Siswa
 Pengelolaan dan Layanan Siswa
 Sarana dan Prasarana Sekolah
 Program dan Pembiayaan
 Partisipasi Masyarakat
 Budaya Sekolah
4. Manajemen Kesiswaanadalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu
sekolahbertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan
pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan
pendidikan sekolah3 tugas utama: penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta
bimbingan dan pembinaan disiplin

5. 1. EVALUASI DIRI (SELF ASSESSMENT)


Evaluasi diri sebagai langkah awal bagi sekolah yang ingin, atau akan melaksanakan manajemen
mutu berbasis sekolah.Kegiatan ini dimulai dengan curah pendapat brainstorming yang diikuti
oleh kepala sekolah, guru, dan seluruh staf, dan diikuti juga anggota komite sekolah. Prakarsa
dan pimpinan rapat adalah kepala sekolah. Untuk memancing minat acara rapat dapat dimulai
dengan pertanyaan seperti: Perlukah kita meningkatkan mutu? seperti apakah kondisi sekolah /
madrasah kita dalam hal mutu pada saat ini? Mengapa sekolah kita tidak/belum bermutu?
Kegiatan ini bertujuan:
a) Mengetahui kondisi sekolah saat ini dalam segala aspeknya (seluruh komponen sekolah),
kemajuan yang telah dicapai, maupun masalah-masalah yang dihadapi ataupun kelemahan yang
dialami.
b) Refleksi/Mawas diri, untuk membangkitkan kesadaran  / keprihatinan akan penting dan
perlunya pendidikan yang bermutu, sehingga timbul komitmen bersama untuk meningkatkan
mutu sense of quality.
c) Merumuskan titik tolak point of departure bagi sekolah/madrasah yang ingin atau
akan mengembangkan diri terutama dalam hal mutu. Titik awal ini penting karena sekolah
yang sudah berjalan untuk memperbaiki mutu, mereka tidak berangkat dari nol, melainkan dari
kondisi yang dimiliki.
2. PERUMUSAN VISI, MISI DAN TUJUAN
Bagi sekolah yang baru berdiri atau baru didirikan, perumusan visi dan misi serta tujuan
merupakan langkah awal / pertama yang harus dilakukan yang menjelaskan kemana arah
pendidikan yang ingin dituju oleh para pendiri/ penyelenggara pendidikan. Dalam kasus
sekolah/madrasah negeri kepala sekolah bersama guru mewakili pemerintah kab/kota sebagai
pendiri dan bersama wakil masyarakat setempat ataupun orang tua siswa harus merumuskan
kemana sekolah kemasa depan akan dibawa, sejauh tidak bertentangan dengan tujuan
pendidikan nasional seperti tercantum dalam UU No. 23 th 2003 tentang Sisdiknas.
Kondisi yang diharapkan / diinginkan dan diimpikan dalam jangka panjang itu, kalau dirumuskan
secara singkat dan menyeluruh disebut visi. Keadaan yang diinginkan tersebut hendaklah ada
kaitannya dengan idealisme dan mutu pendidikan . Idealisme disini dapat berkaitan dengan
kebangsaan, kemanusiaan, keadilan, keluhuran budi pekerti, ataupun kualitas pendidikan
sebagaimana telah didefinisikan sebelumnya.
Sedangkan misi, merupakan jabaran dan visi atau merupakan komponenkomponen pokok yang
harus direalisasikan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, misi
merupakan tugas-tugas pokok yang harus dilakukan untuk mewujudkan visi.
Tujuan merupakan tahapan antara, atau tonggak tonggak penting antara titik berangkat (kondisi
awal) dan titik tiba tujuan akhir yang rumusannya tertuang dalam dalam bentuk visi-misi.
Tujuan-tujuan antara ini sebagai tujuan jangka menengah kalau tiba saatnya berakhir (tahun
yang ditetapkan ) akan disusul dengan tujuan berikutnya, sedangkan visi dan misi (relatif/pada
umumnya)masih tetap.
Tujuan (jangka menengah), dipenggal-penggal menjadi tujuan tahunan yang biasa disebut
target/sasaran, dalam formulasi yang jelas baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Tujuan-
tujuan jangka pendek (1 tahun) inilah yang rincian persiapannya dalam bentuk perencanaan.
3. PERENCANAAN
Perencanaan pada tingkat sekolah adalah kegiatan yang ditujukan untuk menjawab : apa yang
harus dilakukan dan bagaimana melakukannnya untuk mewujudkan tujuan (tujuan-tujuan) yang
telah ditetapkan / disepakati pada sekolah yang bersangkutan, termasuk anggaran yang
diperlukan untuk membiayai kegiatan yang direncanakan. Dengan kata lain perencanaan adalah
kegiatan menetapkan lebih dulu tentang apa-apa yang harus dilakukan, prosedurnya serta
metode pelaksanaannya untuk mencapai suatu tujuan organisasi atau satuan organisasi.
Perencanaan oleh sekolah merupakan persiapan yang teliti tentang apa-apa yang akan
dilakukan dan skenario melaksanakannya untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dalam
bentuk tertulis. Dikatakan teliti karena ia harus menjelaskan apa yang akan dilakukan, seberapa
besar lingkup cakupan kuantitatif dan kualitatif yang akan dikerjakan, bagaimana, kapan dan
berapa perkiraan satuan-satuan biayanya, serta hasil seperti apa yang diharapkan.
4. PELAKSANAAN
Apabila kita bertitik tolak dari fungsi-fungsi manajemen yang umumnya kita kenal sebagai fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/penggerakkan atau pemimpinan dan
kontrol/pengawasan serta evaluasi, maka langkah pertama sampai dengan ketiga dapat
digabungkan fungsi perencanaan yang secara keseluruhan (untuk sekolah) sudah dibahas.
Didalam pelaksanaan tentu masih ada kegiatan perencanaanperencanaan yang lebih mikro
(kecil) baik yang terkait dengan penggalan waktu (bulanan,semesteran, bahkan mingguan), atau
yang terkait erat dengan kegiatan khusus, misalnya menghadapi lomba bidang studi, atau
kegiatan lainnya.
Tahap pelaksanaan, dalam hal ini pada dasarnya menjawab bagaimana semua fungsi
manajemen sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan lembaga yang telah ditetapkan melalui
kerjasama dengan orang lain dan dengan sumber daya yang ada, dapat berjalan sebagaimana
mestinya (efektif dan efisien). Pelaksanaan juga dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan
merealisasikan apa-apa yang telah direncanakan.
Peran masing-masing itulah yang perlu disoroti didalam manajemen mutu berbasis sekolah.
a. Peran kepala sekolah/Madrasah
Dengan kedudukan sebagai manajer kepala sekolah/Madrasah bertanggung jawab atas
terlaksananya fungsi-fungsi manajemen. Sebagai perencana, kepala sekolah mengidentifikasi
dan merumuskan hasil kerja yang ingin dicapai oleh sekolah dan mengidentifikasi serta
merumuskan cara-cara (metoda) untuk mencapai hasil yang diharapkan. Peran dalam fungsi ini
mencakup: penetapan tujuan dan standar, penentuan aturan dan prosedur kerja disekolah
/madrasah, pembuatan rencana, dan peramalan apa yang akan terjadi untuk masa yang akan
datang.
b. Peran Guru dan Staf Sekolah
Peran guru (staf pengajar) sebenarnya tidak jauh berbeda dengan peran kepala sekolah, hanya
lingkupnya yang berbeda. Dalam lingkup yang lebih kecil (mikro) yaitu mengelola proses
pembelajaran sesuai kelompok belajar atau bidang studi yang dipegangnya, setiap guru
memahami visi dan misi sekolah, merencanakan proses pembelajaran, (mengorganisasikan
bahan, siswa, mensinergikan dengan metoda dan sumber belajar yang tepat yang ia kuasai),
menerapkan kepemimpinan yang demokratis dan memberdayakan siswa dengan mengambil
keputusan sesuai kewenangan yang ia miliki dan menjalin hubungan komunikasi yang baik
dengan guru lain, dengan siswa, dengan kepala sekolah dan orang tua. Ia juga memonitor
kemajuan siswa, serta melakukan evaluasi perkembangan setiap anak sebagai masukan bagi
perbaikan pelaksanaan proses pembelajaran secara terus menerus. Guru juga memberi
penghargaan bagi siswa yang menunjukkan kemajuan dalam belajar (berprestasi) serta
memberikan semangat/dorongan (motivasi) serta membantu siswa yang prestasinya
kurang/belum memuaskan.
c. Peran Orang Tua Siswa dan Masyarakat
Peran orang tua siswa dan masyarakat sudah lama dikenal sebagai pusat-pusat pendidikan yang
penting di dalam mengembangkan anak (menjadi pribadi mandiri dengan segala keterampilan
hidupnya) bersama-sama dengan sekolah sebagai institusi formal yang terencana, terstruktur,
dan teratur melaksanakan fungsi pendidikan.
d. Peran Siswa
Siswa atau murid merupakan subjek utama dan konsumen utama primebeneficiary dari segala
upaya yang dilaksanakan oleh penyelenggara satuan pendidikan bersama manajemen yang
terlibat didalamnya. Dalam posisinya yang menjadi subjek tujuan pendidikan itu, maka
keinginan dan harapan mereka, motivasi mereka, serta komitmen keterlibatan mereka menjadi
penting. Salah satu cara untuk mengakomodasi kepentingan mereka adalah dengan
mendengarkan suara mereka.
5. EVALUASI
Evaluasi sebagai salah satu tahapan dalam MBS merupakan kegiatan yang penting untuk
mengetahui kemajuan ataupun hasil yang dicapai oleh sekolah didalam melaksanakan fungsinya
sesuai rencana yang telah dibuat sendiri oleh masing-masing sekolah. Evaluasi pada tahap ini
adalah evaluasi menyeluruh, menyangkut pengelolaan semua bidang dalam satuan pendidikan
yaitu bidang teknis edukatif (pelaksanaan kurikulum/proses pembelajaran dengan segala
aspeknya), bidang ketenagaan, bidang keuangan, bidang sarana prasarana dan administrasi
ketatalaksanaan sekolah. Sungguhpun demikian, bidang teknis edukatif harus menjadi sorotan
utama dengan fokus pada capaian hasil (prestasi belajar siswa).
6. PELAPORAN
Pelaporan disini diartikan sebagai pemberian atau penyampaian informasi tertulis dan resmi
kepada berbagai pihak yang berkepentingan stake holders, mengenai aktifitas manajemen
satuan pendidikan dan hasil yang dicapai dalam kurun waktu tertentu berdasarkan rencana dan
aturan yang telah ditetapkan sebagai bentuk pertanggung jawab atas tugas dan fungsi yang
diemban oleh satuan pendidikan tersebut.
Kegiatan pelaporan sebenarnya merupakan kelanjutan kegiatan evaluasi dalam bentuk
mengkomunikasikan hasil evaluasi secara resmi kepada berbagai pihak sebagai pertanggung
jawaban mengenai apa-apa yng telah dikerjakan oleh sekolah beserta hasilhasilnya. Hanya perlu
dicatat disini bahwa sesuai keperluan dan urgensinya tidak semua hasil evaluasi masuk kedalam
laporan (pelaporan). Ada hasil evaluasi tertentu yang pemanfaatannya bersifat internal (untuk
kalangan dalam sekolah sendiri), ada yang untuk kepentingan eksternal (pihak luar), bahkan
masing-masing stake holder mungkin memerlukan laporan yang berbeda fokusnya. Disamping
itu, sebagai dokumen tertulis resmi, yang menyangkut pertanggungjawaban serta reputasi
lembaga pendidikan, sungguhpun isinya harus berdsarkan data dan informasi yang benar
laporan memiliki tujuan tertentu sesuai dengan peran institusi yang dikirimi atau pembacanya.

Anda mungkin juga menyukai