Anda di halaman 1dari 10

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Nama Mahasiswa : Agam Suharbillah


Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041523014
Tanggal Lahir : 28 Oktober 2000
Kode/Nama Mata Kuliah : MKDU4109/ Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
Kode/Nama Program Studi : Ilmu Hukum
Kode/Nama UPBJJ : Banda Aceh
Hari/Tanggal UAS THE : Selasa, 8 Desember 2020

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
TERBUKA
Surat Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di


bawah ini:
Nama Mahasiswa : Agam Suharbillah
NIM : 041523014
Kode/Nama Mata Kuliah : Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
Fakultas : Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik
Program Studi : Ilmu Hukum
UPBJJ-UT : Banda Aceh
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Aceh, 8 Desember 2020
Yang Membuat Pernyataan

Agam Suharbillah

NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE
HOME EXAM UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2020/21.1

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar


MKDU4109
No. Soal Skor
1. “Pendidikan umum sebagai pendidikan nilai nyaris mengalami kegagalan di Indonesia!“ 25

Pertanyaan :

Bagaimana anda menjelaskan tentang permasalahan kebangsaan diatas, sebenarnya apa yang menjadi
tujuan Pendidikan nasional serta berikan solusi dari penyelesaian masalah tersebut?
2. Pertanyaan : 25

Cukup banyak masyarakat Indonesia yang masih mempertentangkan masuknya budaya modern di
Indonesia yang dianggap tidak atau kurang sesuai dengan budaya ketimuran Indonesia. Berikan
penjelasan sikap anda dalam menentukan permasalah diatas! Penjelasan anda berisi dengan contoh atau
kasus nyata yang terjadi di Indonesia!

3. Masyarakat Indonesia sudah sejak lama dikenal sebagai masyarakat yang bersifat majemuk. Hal itu 25
dengan mudah dapat diketahui dalam semboyan negara Republik Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika”.
Semboyan itu secara umum mengandung arti meskipun masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku
bangsa tetapi tetap merupakan satu kesatuan Republik Indonesia. Di balik semboyan itu sebenarnya
terdapat suatu pesan bahwa masyarakat Indonesia menghadapi masalah persatuan dan kesatuan di
dalamnya. Di dalamnya terdapat beraneka ragam perbedaan suku bangsa, agama daerah. dan etnis.
Perbedaan itu seringkali berpengaruh pada perbedaan sistem kepercayaan, sistem nilai pandangan hidup
dan perilaku sosial sehingga cenderung menimbulkan konflik atau perpecahan sosial di dalamnya.

Pertanyaan :

1. Buat analisis problematika keragaman budaya dan kesetaraan!


2. Tuliskan bentuk alternatif pemecahan masalah keragaman budaya!
4. Kegiatan pertambangan batubara sebagai salah satu pemanfaatan sumber daya alam pada dasarnya 25
merupakan bagian dari pelaksanaan pembangunan perekonomian yang pada hakekatnya mengacu pada
tujuan pembangunan nasional, yakni peningkatan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi pertambangan
merupakan kegitan yang sangat rentan terhadap resiko pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
seperti pencemaran air, udara, tanah sampai kepada ancaman nyawa masyarakat.

Pertanyaan :

1. Dari permasalahan diatas, jelaskan peran manusia sebagai subjek maupun objek dari lingkungan
2. Bagaimana seharusnya bentuk kebijakan afirmatif negara untuk mengatasi kemiskinan, menjaga
keselamatan penduduk dan mewujudkan pelestarian lingkungan di daerah pertambangan?

Skor Total 100

Jawaban :

(1). Indonesia adalah negara yang sangat beraneka ragam dengan budayanya dan Indonesia juga merupakan
negara yang dikenal sebagai negara yang kaya raya, namun sumber daya manusianya masih sangat rendah
dalam hal pendidikan. Hal ini diakui oleh banyak orang di dunia, bahkan oleh masyarakat Indonesia sendiri.
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Mengapa?, kita dapat melihat bahkan
merasakan bahwa cita-cita pendidikan yang tertuang dalam tujuan pendidikan nasional tidak terealisasi
hingga kini. Sebagaimana yang termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, yang berbunyi:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Apa jadinya bila
pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan di bidang pendidikan?. Walaupun
pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila moral bangsa terpuruk.
Dan hal inilah yang terjadi, sehingga semua bidang kehidupan bermasalah. Beberapa kenyataan yang sering
kita jumpai bersama, seorang pengusaha kaya raya justru tidak dermawan, seorang politikus malah tidak
peduli pada tetangganya yang kelaparan, atau seorang guru justru tidak prihatin melihat anak-anak jalanan
yang tidak mendapatkan kesempatan belajar di sekolah dan begitu banyak pemimpin-pemimpin negara ini
yang korupsi dari lapisan bawah hingga atas. Memilukan bukan?
Sehingga jika ini terus dibiarkan maka lambat laun negara dan bangsa ini akan hancur. Oleh karena itu,
untuk pencegahannya, pendidikan harus dijadikan salah satu prioritas dalam pembangunan negeri ini.

Permasalahan Pendidikan
Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini
tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar
kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau.
Dampak dari pendidikan yang buruk ini, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat
juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun
kota dan kabupaten.
Begitu banyak permasalahan di negeri ini dalam hal pendidikan, namun jika kita sebagai anak negeri ingin
berbuat untuk memperbaiki semuanya. Saya yakin Indonesia akan mampu mengejar ketinggalannya dalam
dunia pendidikan.

Solusi Masalah Pendidikan Indonesia


Guru sangat memiliki peran dalam dunia pendidikan. Ruh pendidikan sesungguhnya terletak dipundak
guru. Bahkan, baik buruknya atau berhasil tidaknya pendidikan hakikatnya ada di tangan guru. Sebab,
sosok guru memiliki peranan yang strategis dalam ”mengukir” peserta didik menjadi pandai, cerdas,
terampil, bermoral dan berpengetahuan luas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Anies Baswedan menilai guru merupakan ujung tombak masalah pendidikan Indonesia, sebab edukasi
merupakan proses interaksi antarmanusia. ”Jika kita memperhatikan kualitas, distribusi dan kesejahteraan
guru, saya rasa kita bisa menyelesaikan sebagian masalah pendidikan di Indonesia,” kata Anies Baswedan.
Seorang guru yang baik adalah mereka yang memenuhi persyaratan kemampuan profesional baik sebagai
pendidik, pengajar maupun pemimpin. Di sinilah letak pentingnya standar mutu profesional guru untuk
menjamin proses belajar mengajar dan hasil belajar yang bermutu.
Pendidikan yang berkarakter harus lebih ditekankan bukan pendidikan yang berorientasi kepada nilai. Ada
sebuah kata bijak mengatakan, ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh. Sama juga
artinya bahwa pendidikan kognitif tanpa pendidikan karakter adalah buta. Hasilnya, karena buta tidak bisa
berjalan, berjalan pun dengan asal nabrak. Kalaupun berjalan dengan menggunakan tongkat tetap akan
berjalan dengan lambat. Sebaliknya, pengetahuan karakter tanpa pengetahuan kognitif, maka akan lumpuh
sehingga mudah disetir, dimanfaatkan dan dikendalikan orang lain. Untuk itu, penting artinya untuk tidak
mengabaikan pendidikan karakter anak didik.
Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat, ternyata kesuksesan seseorang tidak
semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis dan kognisinyan (hard skill) saja, tetapi
lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan
hanya ditentukan sekitar 20 persen hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Dan, kecakapan soft skill
ini terbentuk melalui pelaksanaan pendidikan karater pada anak didik.
Yang tidak kalah penting adalah peran orang tua dirumah harus mampu menjadi teladan yang baik bagi
anaknya. Dan masalah infrastruktur yang saat ini belum mumpuni dan materi pendidikan juga harus lebih
diperhatikan pemerintah.
Apabila semua ini dapat terlaksana maka sistem pendidikan Indonesia dapat melahirkan generasi-generasi
yang unggul dan berakhlak mulia.

(2). Agar Globalisasi Tidak Mengubah Tradisi Masyarakat Indonesia

Globalisasi sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat indonesia. Pengaruh yang berhubungan dengan
kehidupan, baik dari segi ilmu pengetahuan, teknologi, sosial dan kebudayaan.
Seiring berjalannya waktu, pengaruh-pengaruh tersebut tentu membawa nilai positif maupun negatif.
Eratnya hubungan tersebut memungkinkan untuk saling mendukung ke arah yang positif atau justru ke arah
yang negatif.
Maka, yang perlu di perhatikan saat ini yaitu dampak negatif dari globalisasi. Terutama, pengaruhnya
terhadap bidang sosial dan kebudayaan, seperti rendahnya apresiasi masyarakat terhadap nilai-nilai di
bidang tersebut (terutama generasi muda). Pengaruhnya terlihat pada perkembangan kesenian tradisi di
indonesia.

Proses globalisasi, pada awalnya ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Kemajuan di bidang tersebut dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat.

Contohnya, dengan teknologi internet, semua orang akan dapat mengakses berita darimanapun secara cepat
dan instan. Hal ini menyebabkan terjadinya interaksi antar masyarakat secara luas yang akhirnya akan
mempengaruhi satu sama lain terutama pada kebudayaan daerah seperti kebudayaan gotong royong,
menjenguk tetangga sakit dan lain-lain. Bahkan bukan hanya itu saja globalisasi juga dapat berpengaruh
terhadap pemuda dalam kehidupan sehari-hari seperti budaya berpakaian, gaya rambut dan sebagainya.

Dalam perkembangannya globalisasi dapat menimbulkan berbagai masalah dalam bidang sosial dan
kebudayaan misalnya hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu negara, hilangnya sifat kekeluargaan
dan gotong royong , hilangnya nilai-nilai budaya, kehilangan kepercayaan diri, dan banyak pemuda-
pemuda jaman sekarang yang terpengaruh dengan dampak globalisasi tersebut yaitu banyak pemuda-
pemuda di jaman sekarang yang terpengaruh dalam kehidupan sehari-harinya yang mengikuti gaya
berpakaian, gaya rambut, dan gaya hidup kebarat-baratan salah satunya gaya berpakaian para remaja yang
menggunakan pakaian mini dan ketat telah menjadi trend di lingkungan anak muda.

Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan barat adalah masuknya budaya barat (dalam hal ilmu dan
teknologi ) di terima dengan “Baik” oleh kalangan masyarakat, hal ini lah yang membuat masyarakat dapat
dengan mudahnya terpengaruh dengan kebudayaan barat sehingga masyarakat lupa akan kebudayaan
mereka sendiri. Karena hal ini globalisasi telah merasuki berbagai nilai-nilai social dan budaya timur
(termasuk Indonesia).

Seni tradisi dari kebiasaan hidup dan kebudayaan masyarakat indonesia telah terlupakan  dengan
perkembangan jaman. Padahal jika kita perhatikan seni tradisi merupakan bagian dari jiwa masyarakatnya.
Karya seni yang sudah banyak di tinggalkan yaitu tarian tradisional, seni lukis tradisional, wayang kulit dan
beberapa seni tradisi lain sudah jarang yang di minati.
Globalisasi  telah banyak merubah pola pikir dan pandangan generasi muda Indonesia terhadap nilai-nilai
seni  tradisional yang semula seni tradisi di jadikan sebagai kebanggaan bangsa sekarang telah menjadi
suatu yang tak benilai lagi.

Banyak generasi muda Indonesia yang salah dalam mengartikan globalisasi mereka lebih mengarah dan
terpengaruh dengan budaya asing hanya sedikit orang yang masih mempertahankan seni tradisi dengan
tujuan agar tidak hilang oleh kemajuan jaman.

Sebenarnya ini bukan sepenuhnya kesalahan dari kemajuan jaman tetapi lebih mendekat pada ketidaksiapan
generasi menerima kemajuan, kemajuan yang arti dapat berakibat terbunuhnya kebudayaan. Kebudayaan
sendiri yang tersingkir dan tergantikan dengan budaya luar  yang belum tentu sesuai dengan kepribadian
bangsa.

Kemajuan teknologi juga memberikan peluang besar kepada bangsa lain untuk memasukkan budayanya
pada bangsa ini dan secara tidak langsung budaya leluhur kita tidak hanya di pelajari tetapi banyak diakui
menjadi milik bangsa lain, karena masyarakat sendiri kurang memperhatikan budaya kita yang mulai
terlupakan dengan perkembangan jaman.

Ketika budaya dan barang kebudayaan atau hasil buah tangan seniman Indonesia masih ada di Indonesia,
banyak dari warga merasa budaya tersebut tidak berharga, tetapi ketika ada negara lain akan mengambil
budaya tersebut dan kemudian hilang dari kita, barulah mereka merasa itu sangat berharga. Kenapa
berharga saat sudah hilang? Kenapa tidak waktu masih ada?
Inilah orang – orang indonesia yang telah terpengaruh oleh budaya barat. Banyak sekali kebudayaan
Indonesia yang hilang karna kelalaian kita sendiri, contoh kebudayaan yang banyak diakui menjadi milik
bangsa asing, yakni lagu rasa saying-sayange yang di klaim oleh pemerintah Malaysia.
Lagu rasa saying- sayange adalah lagu yang berasal dari Maluku lagu ini merupakan lagu daerah yang
selalu di nyanyi kan secara turun temurun sejak dulu untuk mengungkapkan rasa saying mereka terhadap
lingkungan dan sosialisasi di antara masyarakat Maluku.

Lagu ini digunakan oleh departemen Pariwisata Malaysia untuk mempromosikan kepariwisataan Malaysia,
Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu bersikeras lagu “Rasa Sayange” adalah milik Indonesia karena ia
merupakan lagu rakyat yang telah membudaya di provinsi Maluku sejak leluhur, sehingga klaim Malaysia
itu adalah salah. Selain itu desain grafis perak asli bali Rasa terambilnya desain garafis perak asli Bali ini
muncul ketika seorang warga bali yang menjaul hasil karyanya ke konsumen luar negeri.

Namun tanpa diketahui konsumen tersebut malah mematenkan hasil karya tersebut sebagai desain dari luar
negeri. Tarian reog ponorogo dengan tarian barongan Malaysia, Tempe yang diklaim oleh WN Jepang, dan
Makanan Daerah yang tergantikan oleh makanan dari Luar Negeri,  Batik Jawa  di rebut oleh Adidas,
Naskah Kuno Riau, Sumatra barat, Sulawesi selatan, Sulawesi tenggara di rebut oleh Malaysia,Tari
Soleram Riau direbut oleh Malaysia, lagu Injit – Injit Semut Jambi di rebut oleh Malaysia, Alat Musik
Gamelan Jawa di rebut oleh Malaysia.

Perubahan yang terjadi di masyarakat yaitu perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang
lebih terbuka, ilmu pengetahuan dan teknologi  telah mempengaruhi masyarakat, komunikasi dan
transportasi internasional telah menghilangkan budaya setiap bangsa.

Misalnya sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di televisi  yang di buat oleh Negara-
negara maju seperti jepang, korea dll melalui stasiun televisi di tanah air. Belum lagi ada kesenian-kesenian
lain yang dapat di lihat melalui kaset, vcd, dvd yang berasal dari manca negara  pun sekarang sudah banyak
hadir di tengah-tengah. Peristiwa tersebut mau tidak mau akan berpengaruh terhadap kesenian yang kita
miliki.
Padahal kesenian kita merupakan bagian dari kebudayaan nasional yang perlu di jaga kelestariannya. Disaat
yang lain dengan teknologi  yang semakin canggih seperti saat ini, kita di sediakan oleh banyak tawaran
hiburan dan informasi yang lebih beragam yang mungkin lebih menarik dibandingkan dengan kesenian
tradisional kita.

Peristiwa tersebut mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian Indonesia. Dengan datangnya
perubahan social sebagai akibat globalisasi informasi maka kesenian kita pun mulai bergeser . kesenian-
kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya. Meskipun seperti itu bukan berati
semua  kesenian tradisional kita lenyap begitu saja.

Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya Indonesia. Semakin
banyaknya arus informasi dan telekomunikasi ternyata banyka menimbulkan sebuah kecenderungan yang
mengarah pada hilangnya pelestarian budaya Indonesia, perkembangan 3T (Transportasi, teknologi dan
telekomunikasi) mengakibatkan berkurangnya untuk melestarikan budaya negeri sendiri.

Budaya indonesia yang dulunya ramah tamah, gotonng royong, dan sopan sekarang berganti dengan budaya
barat misalnya,  pergaulan bebas yang dulunya anak-anak remaja masih banyak yang berminat untuk
belajar tarian daerahnya atau alat musiknya dan setiap minggu dalam acara-acara para remaja selalu di
undang pentas budaya yang meriah tapi saat ini setelah teknologi semakin maju kebudayaan-kebudayaan
daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat.

Globalisasi mempunyai dampak yang besar terhadap tradisi dan budaya. Kontak budaya melalui media
masa menyadarkan dan memberikan informasi tentang keberadaan nilai-nilai budaya lain yang di miliki
dan dikenal selama ini. Betapa malunya kita kebudayaan yang selama ini kita jaga telah di curi dan kita
tidak cepat tanggap menanggulangi hal- hal tersebut. Oleh karena itu Dalam tulisan ini ada beberapa cara
supaya globalisasi tidak merubah tradisi-tradisi kebudayaan yang kita miliki yaitu :
1. Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-masing dan budaya bangsa
pada umumnya.
2. Untuk para usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita, hiburan, dan
informasi yang di berikan agar tidak menimbulkan pergeseran tradisi dan budaya.
3. Masyarakat harus berhati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru, sehingga pengaruh
globalisasi di Negara kita tidak terlalu terpengaruh.
4. Marilah kita jaga dan kita lestarikan budaya nenek moyang kita jangan sampai dirampas lagi.
Kesenian adalah kekayaan yang tidak ternilai harganya dan tidak di miliki oleh bangsa-bangsa asing. Oleh
sebab itu sebagai generasi muda yang merupakan pewaris budaya bangsa hendaknya memelihara seni
budaya kita demi masa depan anak cucu. Khususnya bagi para remaja Indonesia marilah kita jaga bersama-
sama kebudayaen nenek moyang kita jangan sampai di rebut kembali dengan Negara lain buktikan pada
dunia bahwa Negara kita kaya akan budaya.

(3). 1. Problem Keragaman Serta Solusinya Dalam Kehidupan


Masyarakat majemuk atau masyarakat yang beragam selalu memiliki sifat-sifat dasar sebagai berikut :
a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang sering kali memiliki kebudayaan yang
berbeda.
b. Memiliki strutkutr sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer.
c. Kurang mengembangkan consensus di antara para anggota masyarakat tentan nilai-nilai sosial yang
bersifat dasar.
d. Secara relatif, sering kali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan yang lainnya.
e. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang
ekonomi.
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.

Keragaman adalah modal, tetapi sekaligus potensi konflik. Keragaman budaya daerah memang
memperkaya khazanah budaya dan menjadi modal yang berharga untuk membangun Indonesia yang
multicultural. Namun, kondisi aneka budaya itu sangat berpotensi memecah belah dan menjadi lahan subur
bagi konflik dan kecemburuan sosial.

Konflik atau pertentangan sebenarnya terdiri dari dua fase, yaitu fase disharmoni dan fase disintegrasi.
Disharmoni menunjuk pada adanya perbedaan pandangan tentang tujuan, nilai, norma, dan tindakan
antarkelompok. Disintegrasi merupakan fase di mana sudah tidak dapat lagi disatukannya pandangan, nilai,
norma, dan tindakan kelompok yang menyebabkan pertentangan antarkelompok.

Konflik horizontal yang terjadi bukan disebabkan oleh adanya perbedaan atau keragaman itu sendiri.
Adanya perbedaan ras, etnik, dan agama tidaklah harus menjadikan kita bertikai dengan pihak lain. Yang
menjadi penyebab adalah tidak adanya komunikasi dan pemahaman pada berbagai kelompok masyarakat
dan budaya lain, inilah justru yang dapat memicu konflik. Kesadaranlah yang dibutuhkan untuk
menghargai, menghormati, serta menegakkan prinsip kesetaraan atau kesederajatan antar masyarakat
tersebut. Satu hal yang penting adalah meningkatkan pemahaman antar budaya dan masyarakat yang mana
sedapat mungkin menghilangkan penyakit budaya. Penyakit budaya tersebut adalah etnosentrisme stereotip,
prasangka, rasisme, diskriminasi, dan space goating. (Sutarno, 2007).
Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menetapkan semua norma dan nilai budaya orang lain dengan
standar budayanya sendiri.Stereotip adalah pemberian sifat tertentu terhadap seseorang berdasarkan
kategori yang bersifat subjektif, hanya karena dia berasal dari kelompok yang berbeda. Prasangka adalah
sikap emosi yang mengarah pada cara berpikri dan berpandangan secara negative dan tidak melihat fakta
yang nyata ada. Rasisme bermakna anti terhadap ras lain atau ras tertentu di luar ras sendiri. Diskriminasi
merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan kurang bersahabat dari kelompok dominan terhadap
kelompok subordinasinya. Space goating artinya pengkambinghitaman.

Solusi lain yang dapat dipertimbangkan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh
negates dari keragaman adalah sebagai berikut :
1. Semangat religious;
2. Semangat nasionalisme;
3. Semangat pluralisme;
4. Dialog antar umat beragama;
5. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan antaragama, media
massa, dan harmonisasi dunia.

Problem Kesetaraan serta Solusinya dalam Kehidupan


Prinsip kesetaraan atau kesederajatan mensyaratkan jaminan akan persamaan derajat, hak, dan kewajiban.
Indicator kesederajatan adalah sebagai berikut :
a. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, gender, dan golongan;
b. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang layak;
c. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dan anggota masyarakat.

Problem yang terjadi dalam kehidupan, umumnya adalah munculnya sikap dan perilaku untuk tidak
mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban antarmanusia atau antarwarga. Perilaku yang
membeda-bedakan orang disebut diskriminasi. Upaya untuk menekan dan menghapus praktik-praktik
diskriminasi adalah melalui perlindungan dan penegakan HAM disetiap ranah kehidupan manusia. Seperti
negara kita Indonesia yang berkomitmen untuk melindungi dan menegakkan hak asasi warga negara
melalui Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM.

Pada tataran operasional, upaya mewujudkan persamaan di depan hukum dan penghapusan diskriminasi
rasial antara lain ditandai dengan penghapusan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI)
melalui keputusan Presiden No. 56 Tahun 1996 dan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1999. Disamping itu,
ditetapkannya Imlek sebagai hari libur nasional menunjukkan perkembangan upaya penghapusan
diskriminasi rasial telah berada pada arah yang tepat.
Rumah tangga juga merupakan wilayah potensial terjadinya perilaku diskriminatif. Untuk mencegah
terjadinya perilaku diskriminatif dalam rumah tangga, antara lain telah ditetapkan Undang-Undang No. 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

2. Alternatif Pemecahan Masalah


Kita tahu bahwa keberagaman budaya dapat menimbulkan konflik dan kerusuhan sosial.
Sebenarnya, telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah kita dalam mengatasi masalah sosial
akibat keberagaman budaya. Ahli-ahli ilmu sosial juga telah memberikan teori-teori pemecahan masalah
akibat konflik sosial budaya. Namun pengaruh pemecahan masalah tersebut, tidak langsung dirasakan
hasilnya oleh masyarakat.

Adapun metode-metode pemecahan masalah akibat konflik sosial budaya yang biasa digunakan, antara lain
sebagai berikut :
a. Metode kompetisi (competition)
Metode kompetisi adalah pemecahan masalah dengan menggunakan teknik persaingan. Metode ini
menyajikan suatu arena persaingan menang-kalah kepada pihak-pihak yang bertentangan. Apabila terjadi
konflik dalam masyarakat, biasanya pihak yang berkuasa akan memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya.
Misalnya, dengan memberikan alternatif siapa yang tidak setuju silahkan mengundurkan diri.

b. Metode menghindari (avoidance)


Metode menghindari adalah pemecahan masalah dengan cara salah satu pihak yang berselisih menarik diri
atau menghindari konflik. Dalam metode ini biasanya pihak-pihak yang bertentangan mengambiil
keputusan untuk berpisah atau menghindar secara fisik.
Misalnya, golongan elit politik yang pernah berkuasa pada era Orde Baru menarik diri dan tidak ikut lagi
dalam kegiatan politik praktis pada pemerintahan era reformasi sekarang ini.

c. Metode akomodasi (accommodation)


Metode akomodasi adalah cara pemecahan masalah dengan menciptakan kondisi damai untuk sementara.
Metode ini diterapkan apabila salah satu pihak bersedia memenuhi tuntutan pihak lawan.
Metode ini digunakan untuk memelihara hubungan baik dengan harapan salah satu pihak mau mengalah
sebagai contoh, dalam menyelesaikan konflik antara suku bangsa Dayak dengan suku bangsa Madura di
Sambas, maka pemerintah kita memisahkan dua pihak yang bertikai dengan menyediakan penampungan
sementara bagi pengungsi dari suku Madura sampai dicapai suatu kesepakatan damai.

d. Metode kompromi (compromise)


Metode kompromi adalah pemecahan masalah dengan cara melakukan perundingan damai. Metode ini
tidak diarahkan untuk menentukan siapa yang menang atau yang kalah, tetapi untuk mencari akar
permasalahan, sehingga dicapai suatu kesepakatan damai. Metode ini dapat memperkecil permusuhan yang
terpendam.

e. Metode kolaborasi (collaboration)


Metode kolaborasi adalah pemecahan masalah dengan cara memberikan keuntungan yang sama kepada
pihak-pihak yang berselisih. Metode ini merubah konflik menjadi kerja sama. Dalam hal ini pihak-pihak
yang bertentangan diajak bekerja sama untuk berkompromi.

(4). 1. Sebagai subjek adalah mereka manusia-manusia yang terlibat dalam pertambangan batubara tersebut.
Kemudian, objek dalam kegiatan tersebut adalah mereka yang tinggal di sekitar lokasi pertambangan,
terdampak langsung terhadap pencemaran yang terjadi. Pencemaran tersebut telah menyiksa dan
mempersulit mereka dalam memperoleh air bersih untuk dikonsumsi, udara segar untuk dihirup, dan tanah
subur untuk bertani. Secara tidak langsung yang terlibat dalam pertambangan telah mengancam kehidupan
mereka yang hidup disekitar lokasi tersebut.

2. Seharusnya pemerintah dalam menyikapi kegiatan seperti ini, mengatur pembuangan limbah agar tidak
berdampak buruk terhadap lingkungan, kemudian memberikan mereka yang tinggal disekitar lokasi
pertambangan tempat tinggal yang lebih layak dan pekerjaan pengganti untuk melanjutkan kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai