Anda di halaman 1dari 7

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 65.K/TL.01/MEM.L/2023
TENTANG
PERHITUNGAN PENYELESAIAN TEKNIS TERHADAP TANAH, BANGUNAN,
DAN/ATAU TANAMAN YANG DIKUASAI MASYARAKAT PADA KAWASAN
HUTAN DALAM RANGKA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
KETENAGALISTRIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi kebutuhan perhitungan


penyelesaian teknis terhadap tanah, bangunan, dan/atau
tanaman yang dikuasai masyarakat pada kawasan hutan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2016 tentang
Penyelesaian Teknis terhadap Tanah, Bangunan,
dan/atau Tanaman yang dikuasai Masyarakat pada
Kawasan Hutan dalam rangka Percepatan Pembangunan
Infrastruktur Ketenagalistrikan, perlu pengaturan yang
lebih rinci mengenai perhitungan penyelesaian teknis
terhadap penggunaan tanah, bangunan, dan/atau
tanaman yang dikuasai masyarakat pada kawasan hutan
dan tanah adat atau tanah ulayat;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang
Perhitungan Penyelesaian Teknis terhadap Tanah,
Bangunan, dan/atau Tanaman yang dikuasai
Masyarakat pada Kawasan Hutan dalam rangka
Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Ketenagalistrikan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang


Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5052);
-2-

2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang


Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan
Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5280);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2023 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6856);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang
Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 28,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5281) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012
tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5530);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya
Mineral (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6637);
6. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan
untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 156) sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan
Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 366);
7. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2016
tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 27);
8. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2021 tentang
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 244);
-3-

9. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral


Nomor 33 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Teknis
Terhadap Tanah, Bangunan, Dan/Atau Tanaman Yang
Dikuasai Masyarakat Pada Kawasan Hutan Dalam
Rangka Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Ketenagalistrikan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1665);
10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perencanaan Kehutanan,
Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Perubahan
Fungsi Kawasan Hutan, serta Penggunaan Kawasan
Hutan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 322);
11. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 13 Tahun 2021 tentang Ruang Bebas dan Jarak
Bebas Minimum Jaringan Transmisi Tenaga Listrik dan
Kompensasi Atas Tanah, Bangunan, dan/atau Tanaman
Yang Berada Di Bawah Ruang Bebas Jaringan Transmisi
Tenaga Listrik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 710);
12. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 15 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 733);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL TENTANG PERHITUNGAN PENYELESAIAN
TEKNIS TERHADAP TANAH, BANGUNAN, DAN/ATAU
TANAMAN YANG DIKUASAI MASYARAKAT PADA KAWASAN
HUTAN DALAM RANGKA PERCEPATAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN.

KESATU : Menetapkan Perhitungan Penyelesaian Teknis terhadap


Tanah, Bangunan, dan/atau Tanaman yang dikuasai
Masyarakat pada Kawasan Hutan dalam rangka Percepatan
Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan, yang
selanjutnya disebut Perhitungan Penyelesaian Teknis
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

KEDUA : Perhitungan Penyelesaian Teknis sebagaimana dimaksud


dalam Diktum KESATU digunakan untuk menghitung
penyelesaian teknis terhadap penggunaan tanah, bangunan,
dan/atau tanaman baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik
untuk kepentingan umum.
-4-

KETIGA : Penggunaan tanah, bangunan, dan/atau tanaman


sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA merupakan
tanah, bangunan, dan/atau tanaman yang dikuasai
masyarakat pada kawasan hutan yang didasarkan pada:
a. hak atas tanah;
b. penguasaan dan penggunaan lainnya; atau
c. tanah adat atau tanah ulayat.

KEEMPAT : Hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Diktum


KETIGA huruf a didasarkan pada keterangan dari
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang agraria dan tata ruang/badan pertanahan
nasional.

KELIMA : Penguasaan dan penggunaan lainnya sebagaimana


dimaksud dalam Diktum KETIGA huruf b yaitu penguasaan
dan penggunaan lainnya yang diatur sesuai dengan kriteria
dan persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perencanaan kehutanan,
perubahan peruntukan kawasan hutan dan perubahan
fungsi kawasan hutan, serta penggunaan kawasan hutan.

KEENAM : Tanah adat atau tanah ulayat sebagaimana dimaksud dalam


Diktum KETIGA huruf c didasarkan pada surat keterangan
tanah adat atau tanah ulayat dari pimpinan masyarakat
adat yang diketahui oleh kepala desa/lurah dan camat
setempat.

KETUJUH : Perhitungan Penyelesaian Teknis sebagaimana dimaksud


dalam Diktum KESATU dilakukan oleh lembaga penilai yang
merupakan kantor jasa penilai publik yang mempunyai
klasifikasi bidang jasa penilaian yang terkait dengan bidang
jasa penilaian tanah, bangunan, dan tanaman yang
mendapat izin usaha dari menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang keuangan negara dan
mendapat lisensi dari kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang agraria dan tata
ruang/badan pertanahan nasional.

KEDELAPAN : Terhadap tanah, bangunan, dan/atau tanaman yang telah


dilakukan penyelesaian teknis, berlaku ketentuan sebagai
berikut:
a. untuk penggunaan secara langsung, dibebaskan dari
kegiatan masyarakat; dan
b. untuk penggunaan secara tidak langsung, dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan masyarakat sepanjang
pemanfaatannya tidak masuk ke dalam ruang bebas
jaringan transmisi tenaga listrik.
-5-

KESEMBILAN : Penyelesaian teknis kepada masyarakat yang menguasai


tanah, bangunan, dan/atau tanaman pada kawasan hutan
hanya diberikan 1 (satu) kali.

KESEPULUH : Dalam hal tanah, bangunan, dan/atau tanaman telah


diberikan penyelesaian teknis sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KESEMBILAN dan status tanah dikeluarkan dari
kawasan hutan, masyarakat yang menguasai tanah,
bangunan, dan/atau tanaman tidak dapat diberikan
kompensasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

KESEBELAS : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 April 2023

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

ARIFIN TASRIF

Tembusan:
1. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
2. Menteri Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
3. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
4. Menteri Badan Usaha Milik Negara
5. Sekretaris Jenderal, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
6. Inspektur Jenderal, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
7. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan

Salinan sesuai dengan aslinya


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Kepala Biro Hukum,

M. Idris F. Sihite
-6-

LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 65.K/TL.01/MEM.L/2023
TANGGAL : 3 April 2023
TENTANG
PERHITUNGAN PENYELESAIAN TEKNIS TERHADAP TANAH,
BANGUNAN, DAN/ATAU TANAMAN YANG DIKUASAI
MASYARAKAT PADA KAWASAN HUTAN DALAM RANGKA
PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
KETENAGALISTRIKAN

PERHITUNGAN PENYELESAIAN TEKNIS TERHADAP TANAH, BANGUNAN,


DAN/ATAU TANAMAN YANG DIKUASAI MASYARAKAT PADA KAWASAN
HUTAN DALAM RANGKA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
KETENAGALISTRIKAN

Perhitungan Penyelesaian Teknis dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:


a. untuk masyarakat yang memiliki hak atas tanah, tanah adat atau tanah
ulayat:
1. Perhitungan Penyelesaian Teknis untuk penggunaan secara
langsung mengacu pada ketentuan peraturan perundang-
undangan tentang pengadaan tanah untuk kepentingan umum.

2. Perhitungan Penyelesaian Teknis untuk penggunaan secara tidak


langsung untuk:
a) tanah = 15% x luas tanah di bawah ruang bebas x nilai
pasar tanah berdasarkan data pasar tanah di
sekitar yang bukan kawasan hutan
b) bangunan = 15% x luas bangunan di bawah ruang bebas
x nilai pasar bangunan
c) tanaman = 100% x nilai pasar tanaman

b. untuk masyarakat yang memiliki penguasaan dan penggunaan lainnya:


1. Perhitungan Penyelesaian Teknis untuk penggunaan secara
langsung memperhitungkan kebutuhan dan dampak sosial
masyarakat berupa:
a) biaya pembersihan atas segala sesuatu yang berada di atas
tanah; dan/atau
b) tunjangan kehilangan pendapatan dari pemanfaatan tanah,
meliputi biaya penggantian bangunan dan/atau tanaman.
-7-

2. Perhitungan Penyelesaian Teknis untuk penggunaan secara tidak


langsung memperhitungkan kebutuhan dan dampak sosial
masyarakat berupa tunjangan kehilangan pendapatan dari
pemanfaatan tanah, terdiri atas:
a) 15% x biaya penggantian bangunan; dan/atau
b) 100% x biaya penggantian tanaman.

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

ARIFIN TASRIF

Salinan sesuai dengan aslinya


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Kepala Biro Hukum,

M. Idris F. Sihite

Anda mungkin juga menyukai