Anda di halaman 1dari 12

Desain Instalasi Pengolohan Air Limbah (IPAL) Biofilter Untuk Mengolah

Air Limbah Poliklinik UNIPA Surabaya

Rumah sakit atau poliklinik merupakan fasilitas sosial yang


keberadaannya sangat penting bagi masyarakat. Air limbah yang berasal
dari limbah poliklinik merupakan salah satu sumber pencemaran air
yang sangat potensial. Hal ini disebabkan karena air limbah poliklinik
mengandung senyawa organik yang cukup tinggi juga kemungkinan
mengandung senyawa-senyawa kimia lain serta mikroorganisme patogen
yang dapat menyebabkan penyakit terhadap masyarakat di sekitarnya.
Oleh karena potensi dampak air limbah poliklinik terhadap kesehatan
masyarakat sangat besar, maka setiap poliklinik diharuskan mengolah air
limbahnya sampai memenuhi persyaratan standar yang berlaku (Ahmadi
dan Fahmi Umar, 1995) .

Teknologi pengolahan air limbah sederhana dengan kinerja yang tinggi


yang telah dikembangkan saat ini adalah dengan biofilter. Menurut
Metcalf & Eddy (2004) biofilter (Submerged Filter) adalah suatu
istilah dari reaktor yang dikembangkan dengan prinsip mikroba tumbuh
dan berkembang pada suatu media filter dan membentuk lapisan biofilm
(attached growth). Biofilm merupakan salah satu pengolahan limbah cair
secara biologis, proses kerjanya memanfaatkan kehidupan mikroorganisme
untuk menguraikan polutan. Adapun beberapa keunggulan antara lain
pengoperasiannya mudah, lumpur yang dihasilkan sedikit, tahan terhadap
fluktuasi jumlah air limbah maupun fluktuasi konsentrasi serta dapat
menghilangkan padatan tersuspensi dengan baik. Teknologi biofilter
mampu meremoval kandungan bahan organik sampai tingkat efisiensi
95%.
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah merencanakan
IPAL biofilter anaerob-aerob yang meliputi ukuran dimensi utama
bangunan berdasarkan prediksi peningkatan kunjungan dan
pengembangan poliklinik untuk 10 tahun mendatang.

a. Perhitungan Debit Air Limbah Menurut Butter & Davies dalam


Sugito (2005) bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara
jumlah pemakaian air rata – rata perorang per hari terhadap air limbah
yang dihasilkan dan dapat dirumuskan secara sederhana sebagai
berikut :
Q1 = x. Q
Dimana :
Q adalah konsumsi air bersih per orang per hari
Q1 adalah timbulan air limbah per orang per hari
x adalah faktor pengembalian
Dalam perencanaan pembangunan IPAL ini, peneliti menggunakan
perhitungan jumlah timbulan air limbah rata – rata per hari adalah 90
% dari pemakaian air bersih rata – rata per hari.
Aplikasi biofilter untuk mengolah air limbah domestik
poliklinik dapat mereduksi beban organik terlarut sehingga menghasilkan
efluen yang layak dibuang ke badan air. Efluen yang dihasilkan dapat
ditingkatkan sebagai air baku untuk air bersih. Tujuan dalam
penelitian ini adalah merencanakan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) untuk mengolah air limbah poliklinik UNIPA Surabaya dengan
menggunakan biofilter. Teknologi biofilter dipilih karena keunggulannya
dalam meremoval pencemar organik dengan tingkat efisiensi tinggi
sampai dengan 95%. Biofilter tidak membutuhkan lahan yang luas serta
menggunakan media yang sangat murah menjadikan kelebihan tersendiri
dari teknologi ini. Metode penelitian ini menggunakan data dokumentasi
dan observasi lapangan bangunan gedung poliklinik UNIPA
Surabaya. Data kebutuhan air bersih diprediksikan berdasarkan
kebutuhan air yang digunakan untuk operasional poliklinik. Hasil penelitian
ini berupa desain IPAL Biofilter yang meliputi dimensi bangunan dan
gambar teknik IPAL serta perhitungan biaya yang siap diaplikasikan
untuk mengolah air limbah yang dihasilkan oleh poliklinik UNIPA
Surabaya.
A. Perencanaan Instalansi Pengolahan Air Limbah Domestik
Jumlah Penduduk = 1960 orang
Limbah cair yang dihasilkan = 140 liter/orang/hari
Total limbah cair = Jumlah penduduk x limbah`
= 1960 orang x 140 liter/orang/hari
= 274.400
Berdasarkan diambil kesimpulan perilaku penggunaan air terbesar per
hari terjadi perilaku penggunaan air terbesar per hari terjadi pada pukul
06.00 sampai 09.00 dengan presantese penggunaan sebesar 60 % dengan
durasi 4 jam maka debit air yang dihasilkan pada jam puncaak penggunaan
air adalah
Presentase Jam Puncak = 60 %
Total Limbah Cair = 274.400
Jumlah limbah cair yang dihasilkan pada jam puncak x Total limbah cair
= 60% x 274.400
= 164.64 liter (dalam waktu 4 jam)

Untuk pengolahan air limbah domestic teknologi yang digunakan


adalah kombinasi proses biofilter anaerob-aerob, membutuhkan waktu tinggal
yang berbeda pada setiap bagian pengolahannya untuk mendapatkan hasil
pengolahan atau penurunan BOD yang maksimal. Waktu yang
diperlukan pada setiap bagian pengolahannya adalah Bak Pemisah Lemak ± 30
menit, Bak Ekualisasi / Bak Penampungan Air 4-8 jam, Bak pengendapan
awal 2–4 jam, Biofilter anaerob 4-8 jam, Biofilter Aerob 4-8 jam, bak
pengendapan akhir 2-4 jam. Oleh Karena itu perlu ditambahkan 8 m3 per jam
Kapasitas Pengolahan per menit = 8 / 60
= 0.13 m3/ menit
= 130 liter/menit
BOD Air Limbah Rata-rata = 300mg/l
Total efisensi pengolahan = 90-60%
Total kapasitas bak pengolahan air limbah (IPAL)
164.64 liter + (30% x 164.64 liter ) =214.032 liter
=214 m3
Kapasitas desain yang direncanakan :
Kapasitas pengolahan : 214 m3
214 m3
Kapasitas pengolahan per jam = = 8,9 m3 per jam
24 jam
8,9
Kapasitas Pengolahan per menit = = 0, 148 m3/menit
60
= 148 liter/ menit
1. Desain Bak Pemisah Lemak/Minyak
Bak pemisah lemak atau grease removal yang direncanakan
adalah tipe gravitasi sederhana. Bak terdiri dari dua buah ruang yang
dilengkapi dengan bar screen pada bagian inletnya.

Kapasitas pengolahan = 214 m3/ hari


= 8,9 m3/jam
= 148 liter/hari
Kriteria perencanaan retention time = 30 menit
30
Volume bak yang diperlukan = x 214 m3/ hari
60 x 24
= 4,45 m3/ hari

Dimensi Bak
Panjang : 2,2 m
Lebar : 1,7 m
Kedalaman Air : 1,7 m
Ruang Bebas : 0,5 m
Volume efektif ; 4,7 m3
Kontruksi : Beton K300
Tebal Dinding : 22 cm

2. Desain Bak Ekualisasi/ Bak Penampungan Air


Waktu tinggal dalam bak (HRT) 4-9 Jam. Ditetapkan waktu dalam bak
ekualisasi adalah 6 jam
Jadi :
6
Volume bak yang diperlukan = x 214 m3/ hari
24
= 53,5 m3
Ditetapkan Dimensi Bak
Panjang : 4, 8 m
Lebar : 4,8 m
Kedalaman air :3m
Ruang Bebas : 0,5 m
Volume efektif : 40,10 m3
Kontruksi : Beton K300
Tebal Dinding : 22 cm
Chek
Volume efektif = 67,5 m3
40,10 x 24
Waktu tinggal (HRT) didalam bak =
214
= 4,4 jam

3. Bak pengendapan awal


Debit air limbah : 214 m3/ hari
BOD masuk : 300 mg/l
Efisiensi : 25 %
Bod keluar : 225 mg/l
Waktu tinggal dalam bak : 2-4 jam
3
Volume bak yang diperlukan = x 214 m3/ hari
24
= 26,75 m3
= 53,5 m3
Ditetapkan Dimensi Bak
Panjang :3m
Lebar : 4,8 m
Kedalaman air :3m
Ruang Bebas : 0,5 m
Volume efektif : 53,5 m3
Kontruksi : Beton K300
Tebal Dinding : 22 cm
Chek
Waktu tinggal (retention time ) rata-rata (T)
3 m x 4,8 m x 3 m
T= x 24 jam/ hari = 4,8 jam
214 m3/hari

4. Biofilter anaerob
BOD masuk : 250mg/l
Efisiensi : 85 %
BOD keluar : 50 mg/l
Debit limbah : 214 m 3/hari
Untuk pengolahan air dengan proses biofilter standar beban BOD per volume
media 0,4-4,7 kg BOD m3/hari.
Ditetapkan beban BOD yang digunakan = 1,5 kg BOD m3/hari.
Beban BOD di dalam air limbah = 214 m 3/hari x 250 mg/l
= 53500g/hari
= 53,5 kg/hari
53,5 kg / hari
Volume media yang diperlukan = = 35,6 m3
1,5 m3/hari .
Volume media = 60 % dari total volume reactor , volume reactor yang

100
diperlukan = x 35,6 m3 = 59,3 m3
60
59,3 m3
Waktu tinggal didalam reactor anaerob = x 24 jam/hari = 6,6
214 m3 /hari.
jam
Ditetapkan Dimensi Bak
Panjang :7m
Lebar : 4,2 m
Kedalaman air : 1,8 m
Ruang Bebas : 0,5 m
Volume efektif : 59,3 m3
Kontruksi : Beton K300
Tebal Dinding : 22 cm
Chek
59,3 kg BOD /hari
Waktu tinggal Reaktor Anaerob rata-rata =
7 x 4,2 x 1,8
= 1,12 Kg BOD/m3.hari
5. Biofilter Aerob
Debit air limbah : 214 m3/hari
BOD masuk : 50 mg/l
Efisiensi : 60 %
BOD keluar : 20 mg/l
Beban BOD di dalam air limbah = 214 m3/hari x 50 mg/l = 10.700 g/hari
= 10,7 kg/hari
Jumlah BOD yang dihilangkan = 0,6 x 10,7 kg/hari= 6,42
Beban BOD per volume media yang digunakan = 0,5 kg/ m3 hari.
10,7 kg/ha ri
Volume media yang diperlukan = =21,4 m3
0,5
Volume media = 60% dari volume reactor
100
Volume reactor biofilter aerob yang diperlukan = x 21,4 m3 = 35,6 m3
60

Biofilter aerob terdiri dari dua ruangan yaitu terdiri dari dua ruangan aerasi
dan ruang bed media
Dimensi Reaktor Biofilter Aerob :
 Ruang Aerasi
Panjang :2m
Lebar : 4,7 m
Kedalaman air :2m
Ruang Bebas : 0,5
Volume efektif : 35,6 m3
 Ruang Bed Media
Panjang : 3,5 m
Lebar : 4,7 m
Kedalaman air :2m
Ruang Bebas : 0,5 m
Total volume efektif biofilter = (2 m + 3,5 m) x 4,7 m x 4,7
= 121 m3
Kontruksi : Beton K300
Tebal Dinding : 22 cm
Chek
121 m3
Waktu tinggal total Anaerob rata-rata = x 24 jam
214 m3 /hari
= 13 jam
Tinggi ruang lumpur : 0,5
Tinggi Bed media pembiakan mikroba : 1,5 m
Volume total media pada biofilter aerob: 3 m x 4,7 x 2 = 28,2 m3
Cek
21,4 m3
BOD loading per volume media = = 0, 75 kg BOD/ m3.hari
28 ,2 m3

Kebutuhan oksigen di dalam reactor biofilter aerob sebanding dengan


jumlah BOD yang dihilangkan
Jadi :
Kebutuhan teoritis = jumlah BOD yang dihilangkan = 6,42 kg /hari
Factor keamanan ditetapkan = ± 2,0
Maka kebutuhan oksigen teoritis = 2 x 6,42 = 12,84 k/hari
Temperature udara rata-rata = 28 ℃
Berat udara pada suhu 28 ℃ = 1,1725 kg/m3 diasumsikan jumlah
oksigen didalam udara 25,5%
Jadi
12,84 kg /hari
Jumlah kebutuhan udara teoritis = kg g = 42,94
1,1725 x 0,255 udara
m3 o2
m3/hari
42,94 m 3/ hari
Kebutuhan udara actual = = 858 m3/hari
0,05

6. Bak Pengendap akhir


Debit air limbah : 214 m3/hari
BOD masuk : 25 mg/l
BOD Keluar : 25 mg/l
Waktu tinggal dalam bak : 2-4 jam
3
Volume bak yang diperlukan = x 214 = 26,7 m3
24
Ditetapkan Dimensi Bak
Panjang :3m
Lebar : 4,5 m
Kedalaman air :2 m
Ruang Bebas : 0,5 m
Volume efektif : 59,3 m3
Kontruksi : Beton K275
Tebal Dinding : 22 cm

Chek
3 m x 4,5 m x 2
Waktu tinggal (retention time ) rata-rata = x 24 jam/hari
214 m3 /hari
= 3 jam

Anda mungkin juga menyukai