1 dari 2
Bimbingan Teknis
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
1
TUJUAN
PENGAJARAN
Tujuan Umum:
Peserta mengetahui peraturan perundangan dan
persyaratan lainnya terkait pelaksanaan K3.
Tujuan Khusus:
Peserta dapat mematuhi dan menjalankan peraturan
perundangan dan persyaratan lainnya terkait K3
dengan baik.
LATAR BELAKANG
3
Dasar Hukum
• UUD 1945 Hal. 1 dari 5
4
Dasar Hukum
• Permenaker No. 1/1980 Keselamatan & Kesehatan Kerja pada Hal. 2 dari 5
Konstruksi Bangunan.
• Permenaker No.3/Men/1985 Tentang K3 Pemakaian Asbes
• Permenaker No.3/Men/1986 Tentang Syarat K3 di Tempat
Kerja Yang Mengelola Pestisida
• Keputusan Bersama Menaker-MenPU No. 174/MEN/1986
dan 104/KPTS/1986 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Kegiatan Konstruksi.
• Permen PU No. 05/2014 Tentang Pedoman SMK3
Konstruksi Bidang PU
5
Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri dan
Surat Edaran Menteri Hal. 3 dari 5
6
Dasar Hukum
Hal. 4 dari 5
• SE Menaker No. SE- 1 tahun 1997 – Faktor Kimia di Udara Lingk. Kerja
• SE Menter PU No. 13/SE/M/2012 Ttg. Program Penanggulangan HIV dan
AIDS Pada Sektor Konstruksi di Lingkungan Kementerian PU
• SE Menteri Kimpraswil No. Um 03.05-mn/426 tgl 24 Agustus 2004 Perihal
Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pelaksanaan Kegiatan Konstruksi
• SE Menteri PU No. 02/SE/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi Untuk Instansi Pemerintah Yang Mempersyaratkan Penyedia
Jasa Kualifikasi Besar Wajib Memiliki Sertifikat SMK3
• Instruksi Menaker No.2/M/BW/BK/1984 ttg Pengesahan APD
Kaitan Antara UU, PP &
Permen PU SMK3
Permen PU
No.05/PRT/M/2014
9
UUD 45
Pasal 27 ayat 2:
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28. d:
Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
penghidupan dan kepastian hokum yg adil serta
perlakuan yg sama di depan hukum.
11
UNDANG UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
Hal. 1 dari 3
Bab I Tentang Istilah-istilah
• Psl 1 (1)“tempat kerja” ialah ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap di ruang kerja bekerja, atau yang
sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di
mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya yang diperinci
dalam pasal 2, termasuk tempat kerja ialah semua ruangan,
lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-
bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
• Psl 1 (2) “pengurus” ialah orang yang mempunyai tugas memimpin
langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
• Psl 1 (6) “ahli keselamatan kerja” ialah tenaga teknis berkeahlian
khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang
ini.
12
BIMTEK SMK3 2014
UNDANG UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
Hal. 2 dari 3
14
UU No. 23/1992
Tentang Kesehatan
Pasal 23:
1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal.
2. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
penyakit akibat kerja, dan kesehatan kerja.
3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
4. Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
dalam Ayat (2) dan Ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
15
UNDANG UNDANG NO. 24 TAHUN 2011
TENTANG BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL
Pasal 3
BPJS bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian
jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi
setiap Peserta dan/atau anggota keluarganya.
Pasal 14
Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, wajib menjadi Peserta program
Jaminan Sosial.
16
U U No 18 Th 1999 ttg JASA
KONSTRUKSI
Hal. 1 dari 2
• Ketentuan umum
“Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib
memenuhi ketentuan tentang keteknikan, keamanan,
keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga
kerja dan lingkungan, untuk mewujudkan terib
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi”
17
U U No 18 Th 1999 ttg
JASA KONSTRUKSI
Hal. 2 dari 2
KETENTUAN UMUM
• “Mengatur tentang kehandalan, keselamatan dan
kesehatan serta kenyamanan gedung ”
PELAKSANAAN TEKNIS K3
• Kewajiban dibidang penanggulangan kebakaran
• Kewajiban pemasangan sistem proteksi pasif & aktif
• Kelengkapan sarana evakuasi dan daerah aman
• Kelengkapan sarana pengolahan limbah
• Kelengkapan sarana kenyamanan gedung
19
UU NO.13 THN 2003
TENTANG
KETENAGAKERJAAN
Hal. 1 dari 2
Pasal 86:
Pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.
Pasal 87:
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan.
20
UU NO.13 THN 2003
Ketentuan Pidana dan Sanksi Administratif: Hal. 2 dari 2
Ketentuan Pidana:
Barang siapa yang melakukan pelanggaran yang diatur dalam undang-
undang ketenagakerjaan dikenakan sanksi pidana penjara antara 1 (satu)
bulan sampai 5 (lima) tahun dan denda sebesar Rp. 5.000.000.000,00
(lima juta rupiah) sampai dengan Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
Sanksi Admistrasi:
Sanksi Administrasi atas pelanggaran ketentuan-ketentuan berupa:
a. Teguran
b. Peringatan tertulis
c. Pembatasan kegiatan usaha
d. Pembekuan kegiatan usaha
e. Penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi
f. Pencabutan ijin
21
PP No 28 Tahun 2000 beserta perubahannya
tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
Lampiran I:
Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Lampiran II:
Pedoman Penilaian Penerapan SMK3
Lampiran III:
Formulir Laporan Audit SMK
27
PP No. 44/2015 Penyelenggaraan Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
Pasal 1
Ayat 1, Jaminan Kecelakaan Kerja yang selanjutnya disingkat JKK adalah
manfaat berupa uang tunai dan/atau pelayanan kesehatan yang diberikan
pada saat peserta mengalami kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan
oleh lingkungan kerja.
Ayat 6, Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan
kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju
tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan
kerja.
Pasal 4
Ayat 1, Setiap Pemberi Kerja selain penyelenggara negara wajib mendaftarkan
dirinya dan Pekerjanya sebagai Peserta dalam program JKK dan JKM kepada
BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
SKB MENAKER dan MENTERI PU
No: 174/MEN/1986 & 104/KPTS/ 1986
Tentang K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
Hal. 1 dari 3
Hal. 2 dari 3
30
SKB MENAKER DAN MENTERI PU
No. 174 / 1986 DAN No. 104/KPTS/1986
Tentang K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
Hal. 3 dari 3
PEDOMAN :
• BAB I ADMINISTRASI KEWAJIBAN KONTRAKTOR THD K3 TERMASUK BIAYA YANG TIMBUL.
PETUGAS K3 FULL TIME > 100 ORANG
TK > 100 ORANG, MEMBENTUK (P2K3)
• BAB II S/D XIV : PERSYARATAN TEKNIS YANG HARUS DIPENUHI
• Bab III : Perancah (Scaffolding)
• Bab IV : Tangga Kerja Lepas dan Tangga Kerja Sementara
• Bab V : Peralatan untuk Mengangkat (Lifting Appliance)
• Bab VI : Tali, rantai dan Perlengkapan lainnya
• Bab VII : Permesinan
• Bab VIII: Peralatan
• Bab IX : Pekerjaan Bawah Tanah
• Bab X : Penggalian –penggalian
• Bab XI : Pemancangan Tiang Pancang
• Bab XII : Pengerjaan Beton
• Bab XIII : Operasi lainnya dalam pembangunan Gedung
• Bab XIV : Pembongkaran (Demolition)
31
Permenaker No. 1/1980
Keselamatan & Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan.
Pasal 3:
1. Pada setiap pek konstruksi banguanan harus diusahakan
pencegahan atau dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit
akibat kerja thd. tenaga kerjanya.
2. Sewaktu pekerjaan dimulai harus segera disusun suatu unit
K3, hal tsb harus diberitahu kpd setiap tenaga kerja.
3. Unit K3 tsb meliputi usaha-usaha terhadap: kecelakaan,
peledakan, penyakit akibat kerja, pertolongan pertama pd
kecelakaan dan usah-usah penyelamatan.
Permenaker No. 4/1987
tentang Tata Cara Pembentukan P2K3
dan Pengangkatan Ahli K3.
Pasal 2:
Setiap tempat kerja dg kriteria tertentu pengusaha atau
pengurus wajib membentuk P2K3
Pasal 3:
Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan dan kesehatan Kerja dari
perusahaan yg bersangkutan
Permen PU No 07/PRT/M/2011
beserta perubahannya
Tentang Standar Dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi
34
Permen 05/PRT/M/2014 Tentang
Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang PU
SNI:
– SNI 15-2049-2004 : Persyaratan Umum Tentang Bahan Semen Portland
– SNI 07-2052-2002 : Persyaratan Umum Bahan Besi Beton
– SKSNI T15-1991-03 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
– SNI 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011)
– SNI 03-1729-1989 : Bangunan Baja Untuk Rumah dan Gedung
– SNI 03-2396-2001 : Tata Cara Perancangan Sistem
Pencahayaan Alami Pada Bangunan Rumah dan
Gedung 40
TERIMA KASIH