JAKARTA
2021 M/ 1443 H
A. Tempat Di Temukannya Di Indonesia
Secara struktur lapisan bumi, dibagi menjadi tiga bagian, antara lain kerak bumi (crush), selimut atau
selubung (mantie) dan inti bumi (core). Kerak bumi sendiri merupakan kulit bumi bagian luar
merupakan lapisan yang terdiri atas daratan dan lautan serta menjadi tempat tinggal bagi seluruh
mahluk hidup. Lapisan dan struktur kerak bumi terdiri atas batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf..
Dalam pembentukannya struktur lapisan bumi terdapat tiga jenis bebatuan yang paling banyak
ditemukan dan didapatkan oleh peneliti sebagai pembentuk kerak bumi dan pembatas antara lapisan
kerak bumi dengan lapisan mantel pada bumi. Pembentuk kerak bumi sendiri antara lain, batuan beku,
batuan sedimen / endapan dan batuan metamorf / malihan.
Batuan beku atau dikenal sebagai igneous rocks merupakan batu yang terbentuk dari satu atau
beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya, batuan beku
dapat dibedakan menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan terbesarnya berasal dari
mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang
relative lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Sedangkan, batuan beku
vulkanik biasanya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat, seperti akibat letusan gunung
berapi, sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Salah satu batuan beku vulkanik adalah batu basalt.
Daerah-Daerah Penghasil Batu Andesit Di Indonesia Antara Lain : Cirebon Jawa Barat, Banjarnegara
Jawa Tengah,Purworejo-Jawa Tengah.
Batu basalt adalah batuan yang termasuk kedalam batuan beku ekstrusif yang mana merupakan
beku vulkanik yang berasal dari hasil pembekuan magma yang terjadi di permukaan bumi dengan
komposisi basa. Sedangkan definisi batu basalt menurut ahli adalah batuan beku aphanitic yang
mempunyai kandungan kuarsa tidak lebih dari 20%, kadar feldspathoid kurang dari 10% dan persentase
mineral felspar dalam bentuk plagioklas sebesar 65%. Komposisi batu basalt terdiri atas mineral proksin,
amfibol, plagioklas dan gelas vulkanik, keberadaan gelas vulkanik hanya dimiliki oleh batu basalt. Untuk
penampakan batu basalt, biasanya berwarna abu-abu atau hitam, karena pembekuannya cepat di
permukaan bumi. Basalt juga ada dan terbentuk di di Bulan, planet Mars dan planet Venus.
Batu basalt biasanya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik atau batuan beku berbutir sangat
halus sehingga mineral/kristal penyusunnya tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Batu basalt
sendiri bisa dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu basalt alkali dan theolitik. Hal itu terjadi dikarenakan
perbedaan kandungannya yaitu Na2O dan K2O. Batu basalt Alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O
lebih tinggi daripada basalt theolitik.
Batu basalt yang termasuk batuan beku, memiliki sebaran hampir di seluruh Indonesia menurut peta
geologi Indonesia. Kepulauan di Paparan Sunda berawal dari Kepulauan Anambas dan menyebar ke arah
timur laut ke Natuna dan ke arah barat daya ke Kepulauan Riau dan Bangka Belitong. Di kepulauan
Natuna batuan tertua terdapat batuan beku basalt dan di pulau Midai di barat daya kepulauan Natuna
terdapat vulkanik basalt. Kemudian di Sumatera bagian barat terdapat batuan basalt, hal itu
dikarenakan Sumatera Barat tersusun atas endapan batuan tersier yang sangat tebal dan bersifat
resistensi terhadap erosi kecil. Singkapan-singkapan batuan yang berumur pretersier di jalur non-
vulkanik sangat jarang ditemukan, sedangkan untuk batuan basalt dapat ditemukan secara lokal. Batuan
basalt dapat pula ditemukan di Sumatera Selatan. Di Sumatera Selatan terdapat lava basalt dan terjadi
sesar serta lava riolitik hingga ke daerah Sukada, di Lampung terdapat plateau batu Basalt yang terjadi
sejak zaman kuarter. Pulau Kalimantan di sepanjang jalur utara Kalimantan barat dapat ditemukan
batuan basalt.Selain terdapat di pulau-pulau di atas, di Sulawesi, batuan basalt dapat ditemukan intrusi
pada ofiolit berupa batuan beku basalt. Intrusi sendiri adalah batuan beku yang telah menjadi Kristal
dari sebuah magma yang meleleh di bawah tanah sebelum mereka mencapai permukaan bumi,
sedangkan ofiolit merupakan penggalan kerak samudera dan lapisan mantel atas di bawahnya yang
telah terangkat atau terpindahkan dan tersingkap di bagian tepi kerak benua. Daerah lainnya yang
terdapat batuan basalt adalah pulau jawa, tepatnya di daerah Kebumen, Banjarnegara dan Wonosobo.
Disana terdapat situs batu rijang dan lava basalt berbentuk bantal di kali Muncar. Selain itu terdapat
batuan basalt di daerah Ciletuh, namun tidak hanya batuan basalt, terdapat juga batuan gabbro dan
basalt.
B. Penggunaannya
1. Andesit banyak digunakan untuk
Pembangunan Infrastruktur
andesit seringkali dipakai sebagai pembangunan infrastruktur seperti contohnya jalan raya, jembatan,
irigasi, pelabuhan, gedung dan berbagai infrastruktur pembangunan lainnya. Umumnya batu andesit
yang dipakai untuk pembangunan infrastruktur berbentuk agregat dari hasil pertambangan dan dipilih
karena memiliki daya tahan yang sangat kuat terhadap cuaca.
Akan tetapi, tidak semua jenis batuan andesit ini bisa digunakan sebagai bahan konstruksi sebab harus
melewati serangkaian tes meliputi kekuatan tekanan, kekuatan geser, kekuatan uji tarik, berat jenis,
densitas dan sebagainya. Apabila hasil tes memperlihatkan elastisitas dari batuan ini memenuhi kriteria,
maka ba ru bisa dipergunakan sebagai bahan konstruksi.
Dimension Stone
Tidak semua batuan andesit dari hasil penambangan digunakan sebagai konstruksi, akan tetapi juga
dipotong potong kembali menjadi berbagai ukuran, dipahat, diamplas lalu dipoles sehingga bisa
digunakan sebagai hal lainnya. Beberapa potongan batuan andesit tersebut dinamakan sebagai
dimension andesit yang biasanya dipakai untuk kebutuhan estetika seperti ornamen pada dinding,
dekorasi serta lantai.
Batu basalt yang dihancurkan dengan berbagai bentuk digunakan untuk fondasi bangunan agar lebih
kuat dan kokoh. Contohnya penggunaan batu basalt yaitu digunakan sebagai pembuatan pondasi
landasan pesawat, jalan, dan pondasi rel kereta api. Selain itu, batu basalt turut pula digunakan sebagai
agregat atau pondasi aspal jalan, agregat beton dan agregat trotoar.
Batu basalt yang dipotong dihaluskan permukaannya dapat dijadikan ornamen penghias bangunan
seperti monumen, tugu dan juga lantai. Untuk saat ini kerap kita jumpai sebagai penghias pagas rumah
atau dinding rumah dengan konsep minimalis monokrom. Perawatan batu basalt yang ekonomis sebagai
penghias rumah menjadikan batu tersebut masih difavoritkan masyarakat Indonesia.
Metode penambangan pada andesit dan basalt adalah tembang terbuka (quarry) . bentuk topografi
bahan galian umumnya berbentuk bukit, dan penambangan dimulai dari puncak bukit (top hill type) kea
rah bawah (top down) secara bertahap membentuk jenjang (bench). Secara garis besar tahapan
kegiatan penambangan nya sebagai berikut : persiapan, pembersihan permukaan (land clearing),
pengupasan lapisan tanah penutup, pembongkaran, pemuatan, pengangkutan.
Dalam kegiatan pengolahan batuan andesit dan basalt adalah mereduksi ukuran yyang sesuai dengan
berbagai kebutuhan. Untuk kegiatan ini dilaksanakan melalui unit peremukan (crushing plant) ,
diperlukan peralatan penunjang operasi sebagai berikut :
1.Crushing
Dalam pekerjaan konstruksi, seperti pada pembuatan jalan dan beton bangunan, kadang-kadang
diperlukan syarat khusus untuk gradasi butiran-butiran pengisinya. Gradasi butiran untuk memenuhi
syarat yang dituntut tadi sulit sekali dijumpai di alam tanpa pengerjaan/pengolahan apalagi dalam
jumlah yang cukup besar. Untuk mendapatkan butiran yang juga disebut agregat diperlukan
pemecahan-pemecahan lebih lanjut, sehingga didapat gradasi yang diinginkan, maka dilakukan proses
crushing.
Crushing adalah suatu proses ukuran batu yang bertujuan untuk menghasilkan ukuran produk yang
sesuai dengan permintaan konsumen. Pada pekerjaan crushing ini, diperlukan beberapa kali pengerjaan
pemecahan. Tahap-tahap pekerjaan itu beserta jenis crusher yang digunakan adalah :
a. Pemecahan tahap pertama, menggunakan alat jaw crusher (pemecah tipe rahang).
b. Pemecahan tahap kedua, menggunakan alat impact crusher (pemecah tipe pukulan).
c. Pemecahan tahap ketiga, menggunakan alat cone crusher (pemecah tipe konus).
Pemecahan tahap pertama dan pemecahan tahap kedua termasuk ke dalam primary crusher.
Sedangkan pemecahan tahap ketiga termasuk ke dalam secondary crusher.
Batuan andesit dan basalt dari front penambangan dengan berbagai macam ukuran akan mengalami
pemecahan di dalam mesin pemecahan batuan atau crusher. Prinsip kerja crusher adalah rangkaian
pengurangan ukuran batuan dari bongkah-bongkah batuan yang besar menjadi ukuran yang lebih kecil
sesuai dengan permintaan konsumen, dari ukuran tak terhingga menjadi 80 % lolos 100 mikron. Dalam
mengelola batuan andesit digunakan jaw crusher, impact crusher, dan cone crusher.
a. Jaw crusher
Jaw crusher yang digunakan adalah jenis single toggle, digunakan untuk pemecahan tahap pertama.
Keuntungan yang didapat dari pemakaian jaw crusher karena kesederhanaan konstruksinya, ekonomis,
dan memerlukan tenaga yang relatif kecil. Bagian-bagian terpenting dari jaw crusher adalah :
1) Dua buah jaw
6) Baut penyetel.
Impact crusher yang digunakan adalah jenis hammer mill. Hal ini merupakan proses crushing tahap
kedua yang termasuk ke dalam jenis primary crusher.
Prinsip kerja dari impact crusher adalah :
Rotor yang dilengkapi oleh tiga buah row atau lebih yang jung-ujungnya terbuat dari baja yang keras,
berputar dengan kecepatan tinggi. Selanjutnya ke dalam feed opening dimasukkan material batuan.
Material batuan tersebut terpukul oleh row yang berputar tadi dalam crusher chamber ( ruang
pemecah).
Dinding dari crusher chamber ini dibuat dari pelat-pelat baja, dinding ini disebut juga breaker plate.
Material batuan yang terpukul oleh rope tadi terbanting pada breaker plate., Pecahan-pecahannya
kembali dan dipukul oleh row untuk kedua kalinya. Proses ini berlangsung sanagt cepat dan hasil dari
crushingnya dikeluarkan dari discharge opening. Karena seringnya beroperasi, row-row akan mudah aus
dan harus sering mengalami pergantian.
c. Cone crusher
Cone crusher digunakan sebagai alat pemecahan tahap kedua yang termasuk jenis secondary crusher.
Media pemecah material berbentuk cone yang dipasang pada sumbu exentric yang berdiri tegak,
sehingga bila cone ini berputar akan memberikan gerakan kisaran.
Bagian crusher lain berbentuk bowl merupakan crusher plate dengan permukaan cekung yang berdiri
tegak atau vertikal. Ketika bekerja, cone crusher berputar exentric atau membuat kisaran sehingga celah
antara cone dan bowl (mantle) akan melebar dan menyempit pada setiap putaran. Pelebaran dan
penyempitan inilah yang dipakai untuk memecahkan material.
Reciprocating plate feeder (pelat pengumpan bolak-balik) berfungsi untuk membawa bongkahan
material yang akan dimasukkan ke dalam jaw crusher atau mengatur feeder yang masuk ke dalam jaw
crusher. Reciprocating plate feeder digerakkan oleh sumbu excentric sehingga material yang ada di
atasnya akan terlempar ke depan sepanjang feeder ini.
Screen digunakan untuk keperluan pemisah produk crusher sesuai ukurannya. Jenis vibrating screen
yang digunakan adalah vibrating screen tiga deck satu unit dan vibrating screen dua deck satu unit.
Screen dibuat dari jalinan kawat yang jaraknya teratur bujur sangkar antara kawat yang saling
berdekatan.
d. Belt conveyor
Belt conveyor merupakan salah satu alat angkut yang dapat bekerja
secara berkesinambungan (continuous transportation) baik pada keadaan miring maupun mendatar.
Belt conveyor dapat dipergunakan untuk mengangkut material baik yang berupa unit load atau bulk
material.
Bagian-bagian terpenting dari belt conveyor adalah :
1) Belt
2) Idler
3) Centering device
4) Unit penggerak
Pada belt conveyor tenaga penggerak dipindahkan ke belt oleh adanya gesekan antara belt dengan
pulley pengerak (drive pulley), karena belt melekat di sekeliling pulley yang berputar.
5) Pemberat
Komponen yang berfungsi untuk mengatur tegangan belt, dan untuk mencegah terjadinya selip antara
belt dengan pulley penggerak.
7) Feeder
Alat untuk pemuatan material ke atas belt dengan kecepatan yang teratur.
8) Trippers
Alat untuk menumpahkan muatan di suatu tempat tertentu, karena kadang-kadang muatan harus
dicurahkan di beberapa tempat yang berbeda, dan bukan di ujung belt.
9) Pembersih belt
Alat yang dipasang di bagian ujung bawah belt agar material tidak melekat pada belt balik (return belt).
10) Skirts
Semacam sekat yang dipasang di kiri-kanan belt pada tempat pemuatan (loading point) yang terbuat
dari logam atau kayu dan dipasang tegak atau miring, gunanya untuk mencegah terjadinya ceceran-
ceceran.
11) Holdback
Suatu alat untuk mencegah agar belt conveyor yang membawa muatan ke atas tidak berputar kembali
ke bawah, jika tenaga gerak (motor penggerak) tiba-tiba rusak atau dihentikan.
12) Kerangka (frame)
Konstruksi baja yang menyangga seluruh susunan belt conveyor dan harus ditempatkan sedemikian
rupa sehingga jalannya belt yang berada di atasnya tidak terganggu.
Crushing dilakukan secara bertahap, yaitu tahap pertama, kedua, dan ketiga. Untuk pengisian
material batuan ke vibrating feeder, digunakan alat wheel loader dan untuk cadangannya digunakan
dump truck.
Aktivitas crushing tahap pertama adalah peremukan material batuan andesit hasil penggalian yang
mempunyai ukuran kurang lebih 500 mm. Hasil crushing tahap pertama ini dialirkan ke crushing
tahap kedua, kemudian dialirkan ke vibrating screen satu untuk mendapatkan produk berukuran -
40, +25, -25, dan +20 mm. Material yang tidak lolos vibrating screen satu dimasukkan ke crushing
tahap ketiga. Hasil dari crushing tahap ketiga akan dialirkan ke vibrating screen dua bersamaan
dengan material yang lolos vibrating screen satu untuk mendapatkan produk yang berukuran -20,
+8, dan -8 mm.