Anda di halaman 1dari 9

Laporan Hasil Observasi

Tebing Breksi

Oleh :
Asmarani Agustin (04)

SMA NEGERI 1 MUNCAR

Jl. Tapanrejo, Muncar-Banyuwangi

Website : http.www.sman1Muncar.com

e-Mail : smanMuncar@yahoo.com
Oktober 2022
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadiran tuhan yang maha esa atas rahmat dan hidayahnya penyusun dapat
meyelesaikan makalah ini sampai selesai dengan judul “Laporan Hasil Observasi Tebing Breksi”. Tak
lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang membantu proses pembuatan
makalah ini sampai selesai tepat waktu.

Pada makalah ini akan menjelaskan dan memaparkan hasil dari studi observasi di tebing breksi.
Tebing breksi menjadi salah satu spot wisata yang instagramable di Yogyakarta dengan penampilan ukiran
di bukit batu yang unik. Selain tempatnya yang menarik untuk tempat berfoto, tebing breksi juga menjadi
tempat penambangan batu alam pada tahun 80-an oleh masyarakat sekitar.

Kami menyadari bahwa setiap hasil karya manusia meskipun telah dikerjakan sebaik mungkin, pasti
masih jauh dari kata sempurna serta mengandung banyak kekurangan.Sehingga kami mengharapkan kritik
maupun saran dari pembaca agar kesalahan yang kami buat dalam penyusunan makalah ini dapat diperbaiki
dan menjadi lebih baik lagi.

Asmarani A.

Banyuwangi, Oktober
2022
BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Tebing Breksi secara administratif terletak kawasan wisata di Sambirejo, Sleman,


Yogyakarta (Gambar 1.1). Lokasi ini merupakan tumpukan debu vulkanik hasil letusan
dahsyat dari Gunung Api Semilir, sekitar 15 juta tahun yang lalu, dan tebalnya mencapai
300 meter. Tebing Breksi menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik Yogyakarta.
Batu di tebing breksi ini pada awalnya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan untuk
fondasi rumah, mendirikan dinding, membangun sumur, dan lain-lain. Pada tahun 2014
terjadi penghentian kegiatan penambangan.

Perubahan yang diawali dengan publikasi penemuan oleh tim konservasi yang terdiri
dari Pemerintah Daerah DIY dan peneliti dari UPN “Veteran” Yogyakarta. Publikasi
tersebut menyatakan bahwa Tebing Breksi merupakan endapan abu vulkanik letusan
gunung api purba. Tebing Breksi ini lalu dimasukkan kedalam situs warisan geologi
yang artinya memiliki nilai-nilai penting di bidang keilmuan, pendidikan, budaya, dan
nilai estetika.

Pada akhirnya di bulan Mei 2015 Tebing Breksi diresmikan sebagai objek wisata.
Tebing Breksi mempunyai makna kebumian yang sangat berarti sehingga Kawasan ini
bisa disebut sebagai “Warisan Geologi” atau “Geoheritage”. Kawasan ini sekarang menjadi
tujuan utama wisata yang sepertinya wajib dikunjungi baik wisatawan dalam maupun luar
negeri, dari segala umur dan jenjang Pendidikan, bahkan kawasan ini menjadi tujuan utama
ekskursi kebumian sehingga semakin banyak pelajar dan mahasiswa bahkan guru yang
belajar di alam terbuka seperti Tebing Breksi. Pembahasan Tebing Breksi sudah banyak
dilakukan khususnya tentang keindahan alam wisata, sejarah Tebing Breksi dan lain-lain
yang sama sekali tidak menyangkut makna kebumiannya. Hal inilah yang menjadi latar
belakang perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut .
1.2Tujuan
Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari lebih dalam mengenai, yaitu
a) Informasi Geografis
b) Batuan Breksi
c) Sejarah/asal mula
BAB II

Informasi Geografis

Pendekatan Kompleks

Dikutip dari tebingbreksi.com Wisata Taman Tebing Breksi merupakan destinasi yang berada di
lingkup wilayah administratif Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten
Sleman, DIY. Wilayah Taman Tebing Breksi di peta terletak pada titik koordinat 7°46’54″S 110°30’15″E -
7.781668, 110.504588. Dengan luas wilayah 274.422,18 m2, 84.238,07 m2 sudah dikembangkan dan
190.184,11 m2 baru dalam proses pengembangan.

Destinasi wisata Taman Tebing Breksi terletak di ketinggian kurang lebih 200 m dari permukaan
laut, sehingga Taman Tebing Breksi dapat melihat luasnya pemandangan kota Yogyakarta. Wisata Taman
Tebing Breksi juga termasuk wisata strategis 700 m ke Timur terdapat candi Ijo, Batu Papal 2,1 km, Watu
Payung 3 km. Selatan Taman Wisata Tebing Breksi terdapat Rumah Domes yang dapat ditempuh jarak 6
km, sisi Barat Tedapat Keraton Ratu Boko yang berjarak tempuh 3,3 km, candi Barong 2,2 km, dan candi
Banyunibo 1,6 km. Sisi Utara Taman Tebing Breksi terdapat candi Prambanan menempuh jarak 7,2 km,
candi Sojiwan 5,9 km, candi Miri 2,4 km dan Spot Riyadi 2,8 kmDalam hal orbitasi wilayah destinasi wisata
Taman Tebing Breksi, jarak destinasi wisata ke kecamatan mencapai jarak 11 km. Lama jarak tempuh ke
kecamatan dengan kendaraan bermotor mencapai 18 menit. Lama jarak ke kecamatan dengan berjalan kaki
atau kendaraan non bermotor mencapai 1,5 jam.

Jarak destinasi wisata ke Kabupaten mencapai jarak 26,3 Km. Lama jarak tempuh ke Kabupaten
dengan kendaraan bermotor mencapai 45 menit. Lama jarak ke kecamatan dengan berjalan kaki atau
kendaraan non bermotor mencapai 5 jam 15 menit. Belum tersedianya kendaraan umum kabupaten/kota.
Jarak ke ibu kota provinsi mencapai kurang lebih 17 km. Lama jarak tempuh ke ibu kota provinsi dengan
kendaraan bermotor mencapai 28 menit. Lama jarak tempuh ke ibu kota provinsi dengan berjalan kaki atau
kendaraan non bermotor mencapai 3,27 Jam.
BAB III

Batuan Breksi

Pengertian

Dalam sistem klasifikasinya, batuan breksi yang sangat serupa dengan batuan konglomerat ini adalah
jenis batuan sedimen klastik. Yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari pelapukan batuan beku. Baik batuan
konglomerat maupun batuan breksi mempunyai butiran fragmen yang lebih banyak dari 2 mm. Batuan
sedimen tersusun dari sejumlah jenis fragmen yang mempunyai diameter berbeda-beda, terdapat yang lebih
kecil dari 2 mm, laksana lumpur dan terdapat yang lebih banyak dari 2 mm, laksana pasir dan kerikil.

Meski identik, batuan breksi tidak sama dengan batuan konglomerat. Perbedaan yang paling kentara
antara dua-duanya terletak pada sudut-sudut fragmennya. Batuan breksi memiliki format sudut fragmen
yang angular, sedangkan format fragmen batu konglomerat ialah membundar (rounded). Bentuk sudut
fragmen batuan sedimen ini menandakan seberapa jauh transportasi fragmen dari intinya. Semakin jauh
pergerakannya, semakin bundar format sudut-sudutnya.

Jadi bisa disimpulkan, definisi batuan breksi ialah batuan sedimen klastik yang tersusun atas butiran-butiran
fragmen dengan diameter lebih banyak dari 2 mm dan menyusun sudut-sudut fragmen yang angular.

Kandungan Dan Morfologi Batuan Breksi

Batuan breksi berisi tidak sedikit komposisi material. Komposisi ini ditentukan oleh fragmen-
fragmen mineral dari mana batuan tersebut berasal. Di samping itu, variasi mineral dalam batuan breksi juga
diprovokasi oleh iklim lokasi berlangsungnya pengendapan fragmen-fragmen tersebut menjadi batuan
breksi. Komposisi batuan breksi seringkali tersusun dari mineral rijang, granit, kuarsa, batu gamping dan
lain-lain. Berdasarkan mineral penyusunnya inilah lantas batuan breksi dipisahkan menjadi sejumlah
macam, yakni :

 granit breksi yang terbentuk dari pelapukan batuan granit,

 breksi rijang, yang terbentuk dari pelapukan batuan rijang

 basalt breksi, yang terbentuk dari pelapukan batu basal

 andesit breksi, yang terbentuk dari pelapukan batuan andesit

Batuan breksi tersusun dari fragmen-fragmen mempunyai sifat koarse yang terbentuk dari pengendapan
fragmen-fragmen saldo batuan beku mempunyai sifat kerakal. Yaitu fragmen mineral yang diameternya
antara 2 hingga 256 mm. Fragmen-fragmen ini menyusun pola meruncing (angular) yang bisa dikenali
sebagai ciri-ciri batuan breksi. Pada umumnya, batuan breksi bisa dikenali dengan penampakan morfologi
berwarna hijau kekuningan atau coklat keputih-putihan. Selain tersebut butiran-butiran fragmen penyusun
batuan breksi pun terlihat jelas.

Proses Pembentukan Batuan Breksi

Secara umum, batuan breksi terbentuk disebuah singkapan. Dimana ada puing-puing saldo
pelapukan batuan beku menumpuk. Kemudian sisa-sisa pelapukan batuan beku tersebut akan terbawa aliran
dan terendapkan di sekitar singkapannya, contohnya pada kipas alluvial. Setelah proses dekomposisi, sisa-
sisa batuan beku tersebut akan terurai menjadi fragmen-fragmen yang terbelenggu dengan mineral-mineral
lain. Fragmen-fragmen ini yang lantas menjadi batuan breksi.

Ada sejumlah peristiwa geologis yang dapat memicu proses pembentukan batuan breksi, di antaranya :

 Intrusion- related breccia, yakni pembentukan batuan breksi yang diakibatkan langsung oleh gerakan
intrusi magma.

 Strike – slip fault – related breccia, yakni proses pembentukan batuan breksi yang diakibatkan oleh
sesar “relatif” mendatar.

 Discollusion – collaps Breccia, yakni proses pembentukan batuan breksi yang terjadi sebab
reruntuhan di dalam rongga gua (caven). Biasanya ini terjadi pada batuan karbonat sebab adanya
proses pelarutan karbonat bada badan batu. Di samping batuan karbonat, batuan evaporasi juga dapat
terlarut dan mengendap menjadi batuan breksi melewati proses ini.

Jenis-Jenis Batuan Breksi

Berdasarkan sifat-sifat kimia dan proses pembentukannya, terdapat lima jenis batuan breksi. Yaitu
sedimentary, tektonik, igneous, impact dan hydrothermal.

1. Batuan Breksi Sedimentary

Batuan breksi sedimentary ialah jenis batuan breksi yang terbentuk sudut-sudut subangular yang
diprovokasi oleh pergerakan random dari fragmen-fragmen endapan. Fragmen-fragmen penyusun batuan
breksi sedimentary belum bergerak terlampau jauh dari intinya, urusan ini dapat dilihat pada sudut-sudut
fragmennya yang berbentuk angular. Batuan breksi sedimentary seringkali ditemukan di sepanjang aliran
sungai. kekuatan aliran sungai lokasinya berada dominan pada ukuran butiran fragmen yang merangkai
batuan breksi.

2. Batuan Breksi Tektonik (Fault)


Batuan breksi fault terbentuk sebab benturan yang terjadi antara dua blok batuan yang terbawa arus
sampai-sampai saling menghantam. Fragmen-fragmen dari kedua batuan tersebut kemudian mengendap dan
bersatu menyusun batuan breksi fault.

3. Batuan breksi igneous (beku)

Batuan breksi igneous ialah jenis batuan sedimen yang terbentuk langsung dari
pengendapan batuan beku dampak aktivitas magma, baik intrusi maupun ekstrusi (Silahkan
Baca Perbedaan Intrusi dan Ekstrusi Magma). Karena tersebut batuan breksi igneous terbagi
menjadi dua unsur :

 Batuan breksi vulkanik, terbentuk sebab proses ekstrusi magma melewati


letusan gunung merapi eksplosif

 Batuan bresi intrusif, terbentuk sebab proses intrusi magma

4. Batuan breksi Impact

Batuan breksi impact terbentuk dampak hantaman meteorid yang menimpa permukaan
bumi. Karena itu seringkali ditemukan pada kawah-kawah di tempat jatuhnya meteor.
Batuan breksi dapat terbentuk di permukaan atau di lapisan bawah kawah. Contohnya ialah
batuan breksi Neugrond yang terbentuk sebab hamtaman meteor Neugrond.

5. Batuan breksi Hydrothermal

Batuan breksi hydrothermal terbentuk di bawah kerak bumi yang mempunyai suhu
selama 150 hingga 350 derahat celcius. Proses pengendapan ini diakibatkan oleh kegiatan
seismik atau vulkanik yang mengakibatkan kekosongan di rongga bawahnya. Kekosongan
ini lantas dialiri fragmen-fragmen saldo letusan yang mengalir berbentuk air panas lantas
membeku menjadi batuan breksi.
BAB IV

Sejarah/Asal Mula

Kawasan wisata Tebing Breksi Yogyakarta yang ada sekarang bukanlah tempat wisata alam yang
baru-baru ini tercipta. Sejarah Tebing Breksi bermula dari gugusan batu alam jenis breksi yang berasal dari
hasil endapan abu erupsi vulkanik Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunung Kidul.Hasil endapan tersebut
menghasilkan bukit kapur setinggi 30 meter. Kuat dugaan bahwa bukit batu ini terbentuk karena aktivitas
letusan gunung 20 juta tahun yang lalu, setara dengan erupsi dahsyat dari Gunung Toba.

Sejarah Tebing Breksi berlanjut ketika adanya aktivitas pertambangan batuan alam jenis breksi di
Desa Sambirejo, Sleman. Kegiatan penambangan disana dilakukan oleh masyarakat sekitar untuk mencari
batu alam breksi yang dijadikan bahan dekorasi bangunan. Namun, tempat pertambangan batu alam tersebut
ditutup oleh pemerintah Jogjakarta pada tahun 2014.

Bukan tanpa alasan, penutupan ini terjadi karena pemerintah menetapkan kawasan penambangan
batu alam yang ada disana merupakan tempat yang harus dilindungi dan tidak boleh ada kegiatan
penambangan di kawasan tersebut. Diketahui bahwa gugusan batuan disana berasal dari proses dan aktivitas
vulkanis Gunung Api Purba Nglanggeran. Tidak serta merta langsung kehilangan lapangan pekerjaannya,
masyarakat sekitar merombak bekas pertambangan batu alam breksi tersebut menjadi objek wisata estetik
yang menarik banyak perhatian para pencari spot foto anti mainstream.

BAB V

Penutup

Demikian hasil laporan observasi yang telah dilakukan, kesimpulan dari semua materi diatas
mengenai bekas pertambangan bebatuan yang berasal dari endapan abu vulkanik Gunung Api purba
Nglanggeran yang kemudian disulap menjadi objek wisata. Sungguh melimpah kekayaan alam yang ada di
Indonesia yang dapat menjadikannya sebagai objek wisata, tidak hanya dalam negeri namun sampai ke
berbagai Mancanegara. Hanya bagaimana cara kita untuk mengolah dan menjaganya untuk kebaikan
bersama.

Anda mungkin juga menyukai