Anda di halaman 1dari 71

BESI DAN BAJA

1


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Besi adalah logam dunia, yang paling umum digunakan adalah baja.Dimana bijih
besi adalah bahan utama, yang mewakili hampir 95% dari logam semua digunakan per
tahun.Hal ini digunakan terutama dalam aplikasi teknik struktural dan dalam tujuan
maritim, mobil, dan.umum aplikasi industri (mesin).
Besi merupakan logam yang paling banyak terdapat dialam. Besi juga diketahui
sebagai unsur yang paling banyak membentuk bumi, yaitu kira-kira 4,7 - 5 % pada kerak
bumi. Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi dan jarang dijumpai dalam
keadaan bebas, kebanyakan besi terdapat dalam batuan dan tanah sebagai oksida besi,
seperti oksida besi magnetit ( Fe
3
O
4
) mengandung besi 65 %, hematite ( Fe
2
O
3
)
mengandung 60 75 % besi, limonet ( Fe
2
O
3 .
H
2
O ) mengandung besi 20 % dan siderit
(Fe
2
CO
3
). Dalam kehidupan, besi merupakan logam paling biasa digunakan dari pada
logam-logam yang lain. Hal ini disebabkan karena harga yang murah dan kekuatannya
yang baik sreta penggunaannya yang luas.
Bijih besi yang dapat diolah harus mengandung senyawa besi yang besar. Bijih
besi adalah suatu zat mineral yang mengandung cukup kadar besi untuk dileburkan kira-
kira 20 %. Komposisi dan bentuk bijih besi berbeda-beda, jika besi dipanaskan bersama-
sama karbon pada suhu 1420
o
K 1470
o
K maka akan terbentuk suatu alloy. Baja adalah
campuran karbon dan besi namun demikian perlu diingat masih banyak unsur lain yang
terdapat didalamnya.
Seiring dengan perkembangan zaman banyak teknologi baru yang bermunculan
untuk menghasilkan besi dan baja.Salah satu sebabnya adalah karena besi dan baja
memiliki kegunaan yang sangat banyak dan terlebih lagi karena bijih besi yang relatif
melimpah dipenjuru dunia.
Dunia produksi rata-rata dua miliar ton metrik bijih mentah per tahun.Produsen
terbesar di dunia bijih besi adalah penambangan perusahaan Vale Brasil, diikuti oleh
Anglo-Australia BHP Billiton dan perusahaan Rio Tinto Group.Sebuah pemasok
Australia lebih lanjut, Fortescue Metals Group Ltd telah membantu membawa produksi
BESI DAN BAJA

2

Australia untuk kedua di dunia. Perdagangan yg berlayar di laut dalam bijih besi, yaitu,
bijih besi untuk dikirim ke negara-negara lain, 849m ton pada tahun 2004. Australia dan
Brasil mendominasi perdagangan yg berlayar di laut, dengan 72% dari pasar.BHP, Rio
dan Vale kontrol 66% dari pasar ini di antara mereka.
Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat
maupuncair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Baja merupakan produk
utama industri besi-baja.Baja tahan terhadap pengaruh lingkungan mudah dibentuk dan
ditempa, memiliki kekerasan yang baik, mengandung 0.02%-1.5% karbon.
Oleh karena itu penting untuk kita mempelajari lebih lanjut mengenai besi dan
baja tersebut.



1.2 Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah penting yang akan dibahas dalam makalah ini antara
lain :
1. Bagaimana sejarah besi dan baja?
2. Bagaimana ekstraksi besi dan baja?
3. Bagaimana sifat dari besi dan baja?
4. Apa saja Kegunaan atau aplikasi dari besi dan baja?


1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan sifat-sifat dari besi, reaksi-reaksi yang
penting, pembuatan besi dan baja, pemurnian besi, aplikasi besi dan baja dalam
kehidupan sehari-hari.Serta sebagai suatu pemenuhan tugas Kimia Anorganik II.
BESI DAN BAJA

3

BAB II
PEMBAHASAN

Besi dan baja merupakan logam yang banyak digunakan dalam teknik; dan
meliputi 95% dari seluruh produksi logam dunia.untuk penggunaan tertentu, besi dan baja
merupakan satu-satunya logam yang memenuhi persyaratan teknis maupun ekonomis,
namun di beberapa bidang lainnya logam ini mulai mendapat persaingan dari logam
bukan besi dan bahan bukan logam. Baja dan Besi sampai saat ini menduduki peringkat
pertama logam yang paling banyak penggunaanya, besi dan baja mempunyai kandungan
unsur utama yang sama yaitu Fe, hanya kadar karbon lah yang membedakan besi dan
baja, penggunaan besi dan baja dewasa ini sangat luas mulai dari perlatan yang
sepeleseperti jarum, peniti sampai dengan alat alat dan mesin berat.

A. BESI
Besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi merupakan logam transisi
yang berada pada golongan VIII B dan periode 4. Besi adalah logam paling melimpah
nomor dua setelah alumunium. Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan
jarang dijumpai dalam keadaan unsur bebas.
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan
untuk kehidupan manusia sehari-hari. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu
karena beberapa hal, diantaranya:
http://qboyciidreamer.blogspot.com/2012/03/artikel-tentang-besi.html
Besi merupakan unsur yang ditemukan berlimpah di alam. Juga ditemukan dalam
matahari dan bintang lainnya dalam jumlah yang seadanya.Inti bumi diyakini mayoritas
unsur penyusunnya adalah besi dan nikel. Besi juga diketahui sebagai unsur yang paling
banyak membentuk bumi, yaitu kira-kira 4,7 - 5 % pada kerak bumi.

Kebanyakan besi terdapat dalam batuan dan tanah sebagai oksida besi, seperti oksida
besi magnetit (Fe3O4) mengandung besi 65 %, hematite (Fe2O3) mengandung 60 75 %
besi, limonet (Fe2O3 . H2O) mengandung besi 20 % dan siderit (Fe2CO3). Dalam
kehidupan, besi merupakan logam paling biasa digunakan dari pada logam-logam yang
BESI DAN BAJA

4

lain. Hal ini disebabkan karena harga yang murah dan kekuatannya yang baik serta
penggunaannya yang luas. Bijih besi yang umum adalah hematit, yang sering terlihat
sebagai pasir hitam sepanjang pantai dan muara aliran.
Besi merupakan campuran dari 4 isotop stabil yaitu 54Fe, 56Fe, 57Fe and 58Fe.
Kelimpahan semua isotop-isotop Fe di alam adalah 54Fe (5.8%), 56Fe (91.7%), 57Fe
(2.2%) dan 58Fe (0.3%). 60Fe adalah radioaktif yang mempunyai waktu paruh yang
panjang (1.5 juta tahun). Ada pula sepuluh isotop lainnya yang tidak stabil.


Besi (Fe) merupakan salah satu logam yang mempunyai peranan yang sangat
besar dalam kehidupan manusia, terlebih-lebih di zaman modern seperti
sekarang.Kelimpahannya juga sangat besar, 50.000 ppm atau 5% dan merupakan jenis
logam terbanyak kedua di kulit bumi.Karena kelimpahannya yang sangat besar itulah
maka besi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan industri konstruksi. Besi
berada dalam bentuk senyawanya, terutama sebagai bijih besi, yang mengandung Fe2O3
(hematite), Fe2O3.H2O (limonit), Fe3O4 (magnetic), FeCO3(siderite), dan FeS2 (pirit).
http://www.scribd.com/doc/3024023/besi
Besi merupakan unsur yang paling penting dalam kehidupan umat manusia sejak
zaman Mesopotamia purba sampai era modern saat ini. Tidak ada logam lain yang jumlah
pemakaiannya melebihi besi. Sangat wajar jika produksi logam besi diseluruh dunia
mencapai 1 miliyar ton/tahun.
Bijih besi yang utama adalah Hematite (Fe
2
O
3
).Bijih lainnya adalah magnetit,
pirit, dan siderite.Tempat penambangan bijih di Indonesia ada di Cilacap, Jawa Tengah
dan di beberapa tempat di Jawa Timur, sedang peleburan bijih besi dan industri baja
terdapat di Cilegon, Jawa Barat.
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan
untuk kehidupan manusia sehari-hari.Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe
dan nomor atom 26.Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal
itu karena beberapa hal, diantaranya:
Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar
Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
BESI DAN BAJA

5

http://id.wikipedia.org/wiki/Besi

A. SEJARAH BESI
Besi telah digunakan sejak zaman nenek moyang.Genesis menyebutkan bahwa
Tubal-Cain, generas Adam ke tujuh, merupakan guru dari setiap kecerdasan pembuatan
kuningan dan besi.
Pembuatan pilar besi yang luar biasa, tercatat sekitar 400 SM, masih berdiri saat
ini di Delhi, India. Merupakan batang besi tempaan dengan tinggi 7,25 meter dan
berdiameter 40 cm. Korosi pada pilar tersebut sangat sedikit meski telah terpapar dengan
cuaca sejak ia dibuat.
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/besi/
Besi adalah unsure yang sangat stabil dan merupakan unsure yang paling banyak
di Jagat Raya setelah silikon.Pada lapisan kulit Bumi, besi merupakan unsur logam
terbanyak ketiga setelah silikon dan aluminium.Hampir lebih dari 70 abad lalu-5.000
tahun sebelum Masehi-dari peninggalan di Mesopotania, Iran, dan Mesir diketahui bahwa
manusia telah menguasai teknologi pembuatan peralatan dari besi baja untuk berburu.
Suku Hatti dan Hittite- 2.500-1.500 tahun sebelum Masehi-di daerah Anatria dan
Armenia telah berhasil membuat pedang besi berukuran besar dan baju besi dengan
proses semi-lebur.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/pengertian-baja/

Menurut sumber yang berbeda :
1 Besi ditemukan digunakan pertama kali sekitar 1500 SM
2 Tahun 1100 SM, bangsa hittitets yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400
tahun dikuasai oleh bangsa Asia Barat. Pada tahun tersebut proses peleburan besi
mulai diketahui secara luas.
3 Tahun 1100 SM, bangsa Yunani, Mesir, Jews, Roma, Carhaginians dan Asiria juga
mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.
4 Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah diinvasi oleh bangsa Arya
5 Tahun 800 SM, Cina belajar membuat besi.

BESI DAN BAJA

6

Teknik peleburan logam telah ada sejak zaman Mesir kuno pada tahun 3000 SM.
Bahkan pembuatan perhiasan dari besi telah ada pada zaman sebelumnya. Proses
pengerasan pada besi dengan heat treatment mulai diperkenalkan untuk pembuatan
senjata pada zaman Yunani 1000 SM. Proses pemaduan yang dibuat mulai ada sejak abad
14 yang diklasifikasikan sebagai besi tempa. Proses ini dilakukan dengan pemanasan
sejumlah besar bijih besi dan charchoal dalam tungku atau furnance. Dengan proses ini
bijih besi mengalami reduksi menjadi besi sponge metalik yang terisi oleh slag yang
merupakan campuran dari pengotor metalik dan abu charcoal. Spone iron ini dipindahkan
dari furnance pada saat masih bercahaya dan diselimuti oleh slag yang tebal lalu slagnya
dihilangkan untuk memperkuat besi. Pembuatan besi meggunakan metode ini
menghasilkan kandingan slag sekiar 3 persen dan 0,1 persen pengotor lain. Kadang kala
hasil produksi dengan metode ini menghasilkan baja bukannya besi tempa. Parapembuat
besi belajar untuk membuat baja dengan memanaskan besi tempa dan charcoal pada boks
yang terbuat dar tanah liat selama beberapa hari. Dengan proses ini besi akan menyerap
cukup karbon untuk menjadi baja sebenarnya.
Setelah abad ke 14 tungku atau furnance yang digunakan mulai mengalami
peningkatan ukuran dan draft yang digunakan untuk pembakaran gas melewati charge,
pada pencampuran material mentah. Pada tungku yang lebih besar ini, bijih besi pada
bagian bagian atas furnance akan direduksi pertama kali direduksi menjadi besi metalik
dan menghasilkan banyak karbon sebagai hasil dari serangan gas yang dilewatinya. Hasil
dari furnance ini adalah pig iron, yaitu paduan yang meleleh pada temperatur rendah. Pig
iron akan dproses lebih lanjut untuk membuat baja.
Pembuatan baja modern menggunakan blast furnance yang juga digunakan untuk
memurniakan besi oleh pembuat besi yang lamapu. Proses pemurnian besi cair dengan
peledakan udara diakui oleh penemu Inggris Sir Henry Bessemer yang mengembangkan
Bessemer furnance, atau pengkonversi, pada tahun 1855. Sejak tahun 1960 telah
diproduksi baja dari besi bekas secara kecil-kecilan pada furnance elektrik, sehingga
dinamakan mini mills. Mini mills adalah komponen yang sangat sangat penting bagi
produksi baja Amerika. Mills yang lebih besar digunakan pada produksi baja dari bijih
besi .
(http://sonyaza.blogspot.com/2010/12/perbedaan-besi-dan-baja.html )


BESI DAN BAJA

7

B. SIFAT SIFAT BESI
1. Sifat fisika

Lambang Fe
Nomor atom 26
Nomor atom relative 55,847
Konfigurasi electron 3d
6
4s
2

Jari-jari atom (nm) 0,116
Jari-jari ion M
3+
(nm) 0,064
Keelektronegatifan 1,7
Energi ionisasi pertama (kj mol
-1
) 759
Kerapatan (g cm
-3
) 7,87
Massa atom 55,845(2) g/mol
Penampilan metalik mengkilap
keabu-abuan

Titik leleh (
o
C) 1536
Titik didih (
o
C) 3000
Bilangan oksidasi 2, 3, 6
Fase padat
Massa jenis (sekitar suhu kamar) 7,86 g/cm
Massa jenis cair pada titik lebur 6,98 g/cm
Kalor peleburan 13,81 kJ/mol
Kalor penguapan 340 kJ/mol
Kapasitas kalor (25C) 25,10J/(mol K)
Potensial electron (V)
M
2+
(aq)
+ 2e M
(s)
-0,44
M
3+
(aq)
+ e M
2+
(aq)
+0,74

BESI DAN BAJA

8

Pada suhu kamar berwujud padat, mengkilap dan berwarna keabuabuan.
Merupakan logam feromagnetik karena memiliki empat electron tidak
berpasangan pada orbital d.
Penghantar panas yang baik
Kation logam besi Fe berwarna hijau (Fe
2+
) dan jingga (Fe
3+
). Hal ini disebabkan
oleh adanya elektron tidak berpasangan dan tingkat energi orbital tidak berbeda
jauh. Akibatnya, elektron mudah tereksitasi ke tingkat energi lebih tinggi
menimbulkan warna tertentu. Jika senyawa transisi baik padat maupun larutannya
tersinari cahaya maka senyawa transisi akan menyerap cahaya pada frekuensi
tertentu, sedangkan frekuensi lainnya diteruskan. Cahaya yang diserap akan
mengeksitasi elektron ke tingkat energi lebih tinggi dan cahaya yang diteruskan
menunjukkan warna senyawa transisi pada keadaan tereksitasi.
Besi merupakan unsur transisi yang mempunyai sifat logam sebagaimana semua
unsur transisi lainnya. Sifat logam ini dipengaruhi oleh kemudahan unsur tersebut
untuk melepas elektron valensi. Selain itu, keberadaan electron pada blok d yang
belum penuh menyebabkan unsur Fe memiliki banyak elektron tidak berpasangan.
Elektron- elektron tidak berpasangan tersebut akan bergerak bebas pada kisi
kristalnya sehingga membentuk ikatan logam yang lebih kuat dibandingkan
dengan unsur golongan utama. Adanya ikatan logam ini menyebabkan titik leleh
dan titik didih serta densitas unsur Fe cukup besar sehingga bersifat keras dan
kuat.
Pergerakan elektron- elektron yang tidak berpasangan pada kisi kristal juga
menyebabkan logam besi bersifat konduktor atau penghantar panas yang baik.
Apabila logam besi diberikan kalor atau panas, energy kinetik elektron akan
meningkat. Dengan demikian, elektron memindahkan energinya ke elektron yang
lain sehingga panas merambat ke seluruh bagian logam besi tersebut.

2. Tekanan uap
P/Pa 1 10 100 1k 10k 100k
Pada T/K 1728 1890 2091 2346 2679 3132

3. Ciri-ciri atom
BESI DAN BAJA

9

Struktur kristal kubus pusat badan
Bilangan oksidasi
2, 3, 4, 6
(oksida amfoter)
Elektronegativitas 1,83 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama: 762,5 kJ/mol
ke-2: 1561,9 kJ/mol
ke-3: 2957 kJ/mol
Jari-jari atom 140pm
Jari-jari atom (terhitung) 156pm
Jari-jari kovalen 125pm
Sifat magnetik feromagnetik
Resistivitas listrik (20 C) 96,1 nm
Konduktivitas termal (300 K) 80,4 W/(m K)
Ekspansi termal (25 C) 11,8 m/(m K)
Kecepatan suara
(pada wujud kawat)
(suhu kamar) (elektrolitik)
5120 m/s
Modulus Young 211 Gpa
Modulus geser 82 Gpa
Modulus ruah 170 Gpa
Nisbah Poisson 0,29
Skala kekerasan Mohs 4,0
Kekerasan Vickers 608 Mpa
Kekerasan Brinell 490A

4. isotop

Iso NA Waktu paruh DM DE
(MeV)
DP
BESI DAN BAJA

10

54
Fe 5,8 % > 3,1E22 tahun Penangkapan 2 ?
54
Cr
55
Fe Syn 2,73 tahun Penangkapan 0,231
55
Mn
56
Fe 91,72 % Fe stabil dengan 30
neutron

57
Fe 2,2 % Fe stabil dengan 31
neutron

58
Fe 0,28% Fe stabil dengan 32
neutron

59
Fe Syn 44,503 hari 1,565
59
Co
60
Fe Syn 1,5E6 tahun
-
3,978
60
Co

5. sifat kimia

Reaksi-reaksi pada besi antara lain:
Besi bereaksi dengan uap air pada suhu tinggi
3 Fe
(s)
+ 4 H
2
O
(g)
Fe
2
O
4 (s)
+ H
2 (g) +
2 H
2
O
(l)
Besi bereaksi dengan asam klorida dan asam sulfat encer
Fe
(s)
+ 2 H
3
O
+
(aq)
Fe
2+
(aq)
+ H
2 (g) +
2 H
2
O
(l)
Besi (II) dan besi (III) dapat membentuk kompleks heksaaqua dalam larutan air
[Fe (H
2
O)
6
]
2+
Fe
2+
(aq)
+ H
2 (g) +
2 H
2
O
(l)
Dalam larutan asam, kompleks heksaaqua besi (II) relative stabil tetapi dalam
larutan netral atau basa, oleh idara dioksidasi menjadi heksaaqua besi (III).
Larutan kompleks heksaaqua besi (III) bersifat asam sebab mengalami hidrolisis.
[Fe (H
2
O)
6
]
3+
(aq)
[Fe
2+
(H
2
O)
5
(OH)]
2+
(aq)
+ H
3
O
+
(aq)
Besi(III) klorida bereaksi dengan garam klorida lainnya membentuk iontetrahedral
FeCl
4

yang berwarna kuning. Garam-garam dari FeCl


4

dalam asam klorida dapat


diekstraksikan ke dietil eter.
Dipanaskan bersama besi(III) oksida pada temperatur 350 C, besi (III) klorida
membentuk besi oksiklorida, sebuah padatan berlapis.
FeCl
3
+ Fe
2
O
3
3 FeOCl
Dalam suasana basa, alkoksida dari logam alkali bereaksi membentuk kompleks
dimer
BESI DAN BAJA

11

FeCl
3
+ 6 C
2
H
5
OH + 6 NH
3
(Fe(OC
2
H
5
)
3
)
2
+ 6 NH
4
Cl
Unsur besi bersifat elektropositif (mudah melepaskan elektron) sehingga bilangan
oksidasinya bertanda positif.
Fe dapat memiliki biloks 2, 3, 4, dan 6. Hal ini disebabkan karena perbedaan
energy elektron pada subkulit 4s dan 3d cukup kecil, sehingga elektron pada
subkulit 3d juga terlepas ketika terjadi ionisasi selain electron pada subkulit 4s
Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi, khususnya
di udara yang lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu.
Memiliki bentuk allotroik ferit, yakni alfa, beta, gamma dan omega dengan suhu
transisi 700, 928, dan 1530
o
C. Bentuk alfa bersifat magnetik, tapi ketika berubah
menjadi beta, sifat magnetnya menghilang meski pola geometris molekul tidak
berubah.
Mudah bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti halogen, sulfur, pospor,
boron, karbon dan silikon.
Larut dalam asam- asam mineral encer
Oksidanya bersifat amfoter

5.1. Reaksi ion besi dalam larutan
Ion-ion yang paling sederhana dalam larutan adalah:
Ion heksaaquobesi(II) [Fe(H
2
O)
6
]
2+
.
Ion heksaaquobesi(III) [Fe(H
2
O)
6
]
3+
.
Kedua-duanya bersifat asam, tetapi ion besi(III) lebih kuat sifat asamnya.
5.2. Reaksi ion besi dengan ion hidroksida
Ion hidroksida (dari, katakanlah, larutan natrium hidroksida) dapat menghilangkan ion
hidrogen dari ligan air dan kemudian melekat pada ion besi.
Setelah ion hidrogen dihilangkan, diperoleh kompleks tidak muatan kompleks netral.
Kompleks netral ini tidak larut dalam air dan terbentuk endapan.
BESI DAN BAJA

12

Pada kasus besi(II):
:

Pada kasus besi(III):

Besi sangat mudah di oksidasi pada kondisi yang bersifat basa. Oksigen di udara
mengoksidasi endapan besi(II) hidroksida menjadi besi(III) hidroksida terutama pada
bagian atas tabung reaksi. Warna endapan yang menjadi gelap berasal dari efek yang
sama.
5.3. Reaksi ion besi dengan larutan amonia
Amonia dapat berperan sebagai basa atau ligan. Pada kasus ini, amonia berperan
sebagai basa menghilangkan ion hidrogen dari kompleks aquo.

Pada kasus besi(II):

Kejadian yang sama terjadi ketika kamu menambahkan larutan natrium
hidroksida. Endapan kembali berubah warna yang menunjukkan kompleks besi(II)
hidroksida teroksidasi oleh udara menjadi besi(III) hidroksida.
Pada kasus besi(III):


Reaksi yang sama ketika ditambahkan larutan natrium hidroksida.
5.4. Reaksi-reaksi ion besi dengan ion karbonat
BESI DAN BAJA

13

Berikut ini merupakan perbedaan yang penting antara sifat ion besi(II) dan ion besi(III).
I on besi(I I ) dan ion karbonat
Dapat diperoleh dengan mudah endapan besi(II) karbonat sesuai dengan yang
diinginkan.

I on besi(I I I ) dan ion karbonat

Ion heksaaquobesi(III) cukup asam untuk bereaksi dengan ion karbonat yang
bersifat basa lemah.Jika ditambahkan larutan natrium karbonat ke larutan yang
mengandung ion heksaaquobesi(III), dengan pasti akan diperoleh endapan seperti jika
ditambahkan larutan natrium hidroksida atau larutan amonia. Saat ini, ion karbonat yang
menghilangkan ion hidrogen dari ion heksaaquo dan menghasilkan kompleks
netral.Berdasarkan pada perbandingan ion karbonat dengan ion heksaaquo, akan
diperoleh ion hidrogen karbonat maupun gas karbon dioksida dari reaksi antara ion
hidrogen dengan ion karbonat. Persamaan reaksi menunjukkan pembentukan karbon
dioksida.

5.6. Pengujian untuk ion besi(III) dengan ion tiosianat
Pengujian ini merupakan tes yang sangat sensitif untuk ion besi(III) dalam larutan.
Jika ditambahkan ion tiosianat, SCN
-
, (dari, katakanlah, larutan natrium atau kalium atau
amonium tiosianat) ke dalam larutan yang mengandung ion besi(II), akan diperoleh
larutan berwarna merah darah kuat yang mengandung ion [Fe(SCN)(H
2
O)
5
]
2+
.
5.7. Penentuan konsentrasi ion besi(II) dalam larutan dengan cara titrasi
Dapat ditentukan konsentrasi ion besi(II) dalam larutan melalui cara titrasi dengan
menggunakan larutan kalium manganat(VII) atau larutan kalium dikromat(VI). Reaksi
berlangsung dengan adanya asam sulfat encer.Pada kasus yang lain,dapat dipipet larutan
yang mengandung ion besi(II) yang sudah diketahui volumenya ke dalam labu, dan
BESI DAN BAJA

14

kemudian ditambahkan asam sulfat encer secukupnya. Apa yang akan terjadi kemudian
tergantung pada penggunaan larutan kalium manganat(VII) atau larutan kalium
dikromat(VI).

Menggunakan larutan kalium manganat(VI I )
Larutan kalium manganat(VII) diteteskan melalui buret. Pada awalnya, larutan
tersebut menjadi tidak berwarna yang menunjukkan larutan tersebut bereaksi. Pada titik
akhir titrasi warna merah muda permanen dalam larutan menunjukkan ion manganat(VII)
sedikit berlebih.Ion manganat(VII) mengoksidasi ion besi(II) menjadi ion besi(III). Dua
persamaan setengah-reaksinya adalah:


Penggabungan keduanya memberikan persamaaan ion untuk reaksi:


Persamaan yang lengkap menunjukkan bahwa 1 mol ion manganat(VII) bereaksi
dengan 5 mol ion besi(II). Melalui informasi tersebut, perhitungan titrasi sama seperti
yang lainnya.
Menggunakan larutan kalium dikromat(VI )

Larutan kalium dikromat(VI) berubah menjadi hijau menunjukkan larutan tersebut
bereaksi dengan ion besi(II), dan tidak akan bisa dideteksi perubahan warna ketika
diteteskan larutan jingga berlebih ke dalam larutan berwarna hijau kuat.Dengan larutan
kalium dikromat(VI) kamu harus menggunakan indikator tertentu, dikenal dengan
indikator redoks. Perubahan warna menunjukkan keberadaan agen pengoksidasi.Berikut
adalah beberapa indikator seperti difenilamin sulfonat. Indikator ini memberikan warna
BESI DAN BAJA

15

ungu-biru yang menandakan adanya kelebihan larutan kalium dikromat(VI).Dua
persamaan setengah-reaksinya adalah:


Penggabungan keduanya memberikan:

Dapat dilihat bahwa perbandingan reaksi antara 1 mol ion dikromat(VI) dengan 6 mol ion
besi(II).
6. Reaksi redoks pada pengaratan besi



Kebanyakan logam mempunyai sifat mudah teroksidasi oleh oksigen dari
udara.Peristiwa tersebut disebut korosi atau pengaratan.Pengaratan akan terjadi jika ada
air dan oksigen.Selain itu,bakteri juga dapat menghasilkan enzim oksidase yang dapat
mempercepat terjadinya karat.


BESI DAN BAJA

16



Ketika air yang mengandung sedikit oksigen bercampur dengan logam besi,besi
akan mengalami oksidasi.Elektron yang dihasilkan besi, kemudian ditangkap oleh ion
hydrogen & molekul oksigen membentuk air.Dengan kata lain,Elektron pada besi
berpindah ke molekul oksigen.Kemudian,Ion oksigen yang bermujatan negative akan
masuk ke permukaan besi.Reaksi besi dan oksigen akan menghasilkan Besi Oksida
sehingga besi akan keropos.Proses pengkaratan besi yang berlangsung dapat dituliskan
dalam bentuk persamaan reaksi sbb :
4Fe (s) + 3O
2
(aq) + 6H
2
O (l) -->2Fe
2
O
3
. 3 H
2
O (l)

Pada reaksi tsb bilangan oksidasi Fe sebagai pereaksi adalah nol,sedangkan
bilangan oksidasi Fe pada Fe
2
O
3
. 3 H
2
O adalah +3.Berati,Fe mengalami oksidasi karena
biloksnya bertambah.Adapun bilangan oksidasi O pada O
2
adalah 0,sedangkan bilangan
oksidasi O pada Fe
2
O
3
adalah -2.Berati,biloks atom O berkurang (dari 0 menjadi -2) atau
mengalami reaksi reduksi.Bilangan oksidasi H pada H
2
O tidak berubah,baik sebagai
pereaksi maupun hasil reaksi,karena H
2
O, H nya terikat sebagai air kristal pada Fe
2
O
3
.
C. SIFAT MAGNETIK BESI
Berdasarkan perilakunya dalam medan magnet zat-zat diklasifikasikan sebagai
diamagnetic apabila zat itu sedikit ditolak keluar medan,paramagnetic jika zat tersebut
sedikit ditarik ke dalam medan dan feromagnetik apabila ditarik sangat kuat kedalam
medan magnet.unsur transisi period eke empat dan senyawa-senyawanya umumnya
bersifat paramagnetic.Namun demikian feromagnetisme hanya diperlihatkan oleh
beberapa logam. Yaitu besi,kobalt,dan nikel serta logam campuran tertentu.
BESI DAN BAJA

17

Sifat magnet zat berkaitan dengan konfigurasi elektronnya.zat yang memiliki sifat
paramagnetik setidaknya mempunyai satu electron tidak berpasangan.Selain itu arah
rotasi electron yang dinyatakan oleh bilangan kuantum spin yaitu s=1/2 dan s=-1/2 oleh
karema itu electron mengemban muatan listrik,gerak rotasinya akan menghasilkan medan
magnet.namun jika semua electron berpasangan maka medan magnet yang ditimbulkan
akan saling meniadakan. Hanya atom yang memiliki electron yang tidak berpasangan
yang akan memiliki sifat magnet.semakin banyak electron tak berpasangan akan semakin
besar pula sifat magnetnya.

D. SIFAT KATALIK BESI
Logam transisi dan senyawanya dapat berfungsi sebagai katalis karma memiliki
kemampuan merubah bilangan oksidasi atau pada kasus logam dapat meng adsorb
substansi yang lain pada permukaan logam dan mengaktivasi substansi tersebut selama
proses berlangsung.

E. JENIS JENIS BESI
Besi tuang (Cast iron) mengandungi 2% 3.5% karbon dan sejumlah
kecilmangan. Bendasing yang terdapat di dalam besi mentah yang dapat
memberikan kesan buruk kepada sifat bahan, seperti belerang dan fosforus, telah
dikurangkan kepada tahap boleh diterima. Ia mempunyai takat lebur pada julat
14201470 K, yang lebih rendah berbanding dua komponen utamanya, dan
menjadikannya hasil pertama yang melebur apabila karbon dan besi dipanaskan
serentak. Sifat mekanikalnya berubah-ubah, bergantung kepada bentuk karbon
yang diterap ke dalam aloi. Besi tuang 'putih' mengandungi karbon dalam bentuk
cementite, atau besi karbida.
Besi karbon mengandung antara 0.5% dan 1.5% karbon, dengan sejumlah kecil
mangan, belerang, fosforus, dan silikon.
Besi tempa (Wrought iron) mengandung kurang daripada 0.5% karbon. Ia keras,
mudah lentur, dan tidak mudah dilakurkan berbanding dengan besi mentah. Ia
mempunyai sejumlah kecil karbon, beberapa persepuluh peratus. Jika ditajamkan
menjadi tirus, ia cepat kehilangan ketajamannya.
BESI DAN BAJA

18

Besi aloi (Alloy steel) mengandungi kandungan karbon yang berubah-ubah dan
juga logam-logam lain, seperti kromium, vanadium, molibdenum,
nikel, tungsten dsb.
Besi oksida (III) digunakan dalam penghasilan storan magnetik dalam komputer.
Ia sering dicampurkan dengan bahan lain, dan mengekalkan ciri-ciri mereka
dalam larutan.
http://adysusilobayunglencir.blogspot.com/2012/10/pengertian-jenis-jenis-besi.html
a. Hegamite Fe
2
O
3
70% besi
b. Magnetite Fe
3
O
4
72% besi
c. Limonite Fe
2
O
3
H
2
O 50%-66% besi
d. Siderite FeCO
3
48% besi

Unsur unsur yang terdapat dalam besi
Bijih besi Idealnya hanya berisi besi dan oksigen. Pada kenyataannya hal ini
jarang terjadi. Biasanya, bijih besi mengandung sejumlah unsur yang sering tidak
diinginkan dalam baja modern.
1. Silikon. Silika (SiO2) hampir selalu hadir dalam bijih besi. Sebagian besar adalah
slagged off selama proses peleburan. Pada suhu di atas 1300 C beberapa akan
berkurang dan membentuk paduan dengan besi.
2. Fosfor. Fosfor (P) memiliki empat efek besar pada besi: peningkatan kekerasan
dan kekuatan, temperatur solidus rendah, fluiditas meningkat, dan sesak dingin.
Tergantung pada tujuan penggunaan untuk besi, efek ini baik atau buruk.
3. Aluminium. Sejumlah kecil aluminium (Al) yang dalam banyak bijih (sering
sebagai tanah liat) dan beberapa batu gamping.
4. Belerang. Sulfur (S) adalah kontaminan yang sering dalam batubara. Hal ini juga
hadir dalam jumlah kecil dalam bijih banyak, tetapi dapat dihilangkan dengan cara
kalsinasi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bijih_besi

A. EKSTRAKSI DARI BESI
Pada zaman dahulu, manusia telah berhasil mengekstraksi besi dari bijihnya.
Campuran gilingan bijih besi dan arang dibiarkan di atas bara sehingga meleleh,
kemudian besi itu ditampung.
BESI DAN BAJA

19

Sebagai perkembangan dari proses ini, campuran besi dan arang diletakkan di atas
tanur kecil dan dihembuskan udara dari dasar tanur. Akan tetapi suhu yang di capai
dengan cara ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan tanur hembus modern yang
dikenal masa kini.

Prinsip Pengolahan Besi

Besi dihasilkan dari oksida besi (Fe2O3), melalui reaksi reduksi dengan karbon
monoksida pada suhu relatif tinggi (>15000C). Reduksi berlangsung beberapa tahap, dan
reaksi yang terlibat bersifat reversible, di mana kesetimbangan bergantung pada tekanan
relatif dari CO dan CO2 dalam tanur tinggi.
Bahan baku yang digunakan dalam proses pengolahan besi pada tanur tinggi
adalah:
1. Biji besi yang digunakan terutama dalam bentuk hematite, geotit, dan magnetic.
2. Kokas sebagai zat pereduksi. Kokas sebagai sumber karbon berkadar tinggi, dibuat dari
pemanasan batu bara didalam oven kedap udara. Hasil sampingan pembuatan kokas ini
adalah gas bakar yang dapat digunakan kembali sebagai bahan bakar untuk pemanasan
oven dan pemanasan awal tanur tinggi. Hasil samping lainnya adalah benzen, tar,
toluen, naftalen, dan ammonium sulfat.
3. Batu kapur. Batu kapur (CaCO3 ), digunakan sebagai bahan untuk mengikat silika pada
reaksi dalam tanur tinggi. Hasilnya adalah kalsium silikat (CaSiO3 ), yang menjadi
ampas buangan kerak tanur tinggi.
4. Udara. Udara dipanaskan, ditiupkan dari bagian bawah tanur tinggi untuk membakar
karbon menjadi gas CO2 yang selanjutnya bereaksi lagi dengan karbon membentuk
gas CO, yang nantinya akan mereduksi oksida besi. Rata-rata untuk menghasilkan 1
ton besi, diperlukan bahan baku 2 ton biji besi, 1 ton kokas, 0.3 ton kapur, dan 4 ton
udara.


Pengolahan Besi Dari Bijihnya
1. Tanur hembus/ Tanur tiup/ Tanur tinggi
Pengolahan bijih besi untuk menghasilkan logam besi dilakukan melalui tanur tiup
(tanur tinggi). Disebut dengan istilah tanur tinggi karena proses ini digunakan
BESI DAN BAJA

20

cerobong yang berukuran besar dan tinggi. Bahan baku utama yang digunakan dalam
proses ini adalah bijih besi, sedangkan pereduksi yang digunakan yaitu sebagai berikut
:
- Karbon atau kokas (C) yang berfungsi sebagai reduktor
- Kapur (CaCO
3
) yang berfungsi mengikat pengotor, seperti SiO
2
, fosfor dan
belerang. Kapur juga dikatakan berfungsi sebagai fluks, yaitu bahan yang akan
bereaksi dengan pengotor dalam bijih besi dan memisahkan pengotor itu dalam
bentuk cairan kental yang disebut terak (slag).

Bijih besi mengandung pengotor, baik yang bersifat asam, seperti SiO
2
(pasir),
Al
2
O
3
dan P
2
O
5
, maupun pengotor yang bersifat basa, seperti CaO, MgO, dan MnO.
Akan tetapi, biasanya pengotor yang bersifat asam lebih banyak, sehingga perlu
ditambah fluks yang bersifat basa, yaitu CaCO
3
.
Rangkaian proses dan reaksi yang terjadi, yaitu sebagai berikut :
a. Campuran bijih besi, kokas, dan kapur dimasukkan ke puncak tanur melalui
hopper (alat untuk menampung dan memasukkan bahan).
b. Dari dasar tanur, dihembuskan udara panas, sehingga kokas terbakar menurut
reaksi :
C
(s)
+ O
2 (g)
CO
2 (g)
c. Gas CO
2
dari dasar tanur akan naik dan bereaksi dengan karbon menghasilkan
gas CO dan sejumlah kalor. Suhu pada daerah ini mencapai 1500C - 2000C.
reaksi yang terjadi, yaitu sebagai berikut :
CO
2(g)
+ C
(s)
2 CO
(g)
d. Dari bagian tengah sampai bagian atas tanur, CO akan mereduksi bijih besi
pada suhu 200C - 700C. reaksinya berlangsung sebagai berikut :
3 Fe
2
O
3 (s)
+ CO
(g)
2 Fe
3
O
4 (s)
+ CO
2 (g)
Fe
3
O
4 (s)
+ CO
(g)
3 FeO
(s)
+ CO
2 (g)
Oksidasi besi (FeO) akan turun ke bagian tengah tanur pada suhu 700C -
1200C, sehingga terjadi reaksi :
FeO
(s)
+ CO
(g)
Fe
(l)
+ CO
2 (g)

Kemudian, besi yang terbentuk akan turun pada daerah suhu 1200C - 1500C
besi mulai meleleh dan turun ke dasar tanur (2000C) dalam bentuk besi cair.
Reaksi seluruhnya dapat dituliskan :
BESI DAN BAJA

21

Fe
2
O
3 (s)
+ 3 CO
(g)
2 Fe
(l)
+ 3 CO
2 (g)
e. Di bagian tengah tanur, batu kapur akan terurai karena terkena panas.
CaCO
3 (s)
CaO
(s)
+ CO
2 (g)
f. Kemudian, CaO di dasar tanur akan bereaksi dengan pengotor membentuk
terak yang berupa cairan kental.
CaO
(s)
+ SiO
2 (s)
CaSiO
3 (l)
3 CaO
(s)
+ P
2
O
5 (g)
Ca
3
(PO
4
)
2 (l)
g. Besi cair akan turun ke dasar tanur, sedangkan terak yang memiliki massa
jenis lebih ringan dari pada besi cair akan mengapung di permukaan dan
keluar melalui saluran sendiri. Terak dapat digunakan sebagai bahan baku
dalam pembuatan beton atau jalan raya.
h. Besi cair yang keluar dari dasar tanur disebut besi kasar (pig iron). Jika pig
iron dibuat menjadi bentuk cetakan, disebut besi tuang atau besi cor (cast
iron). Besi kasar memiliki kadar besi sekitar 95%, artinya masih mengandung
pengotor, seperti karbon (sekitar 4%), fosfor, silikon, belerang, dan mangan



N2, CO


3Fe
2
O
3
+ CO 2Fe
3
O
4
+ CO
2

2Fe
3
O
4
+ CO 3FeO + CO
2

FeO + CO Fe+
Fe + CO
2
FeO + CO
CaCO
3
CaO +CO
2

CaO +SiO
2
CaSiO
3

C + CO
2
2CO
C + O
2
CO
2





BESI DAN BAJA

22


Tanur beroperasi dengan kontinu. Campuran bahan yang bereaksi diumpamakan
ke puncak pada selang waktu yang teratur, untuk memulai perjalanannya ke tingkat
bawah yang panas keputihan. Tanur harus disadap setiap enam jam, untuk
mengalirkan keluar besi meleleh.
Untuk setiap ton besi tanur tiup atau besi cor kasar (pig iron) yang diproduksi,
diperlukan kira-kira 2 ton bijih besi, 1 ton kokas, 0,3 ton batu kapur, dan 4 ton udara.
Produk sampingan yang utama adalah 0,6 ton terak dan 5,7 ton gas cerobong
buangan, yang terutama berupa nitrogen dan karbon dioksida, tetapi mengandung
kira-kira 12 persen CO dan 1 persen H
2
.

Pemanggangan
Biji hematite (Fe
2
O
3
), mula-mula dicuci dengan air sampai bersih dari tanah yang
melekat. Setelah kering hematite tersebut lalu dipanggang. Sejumlah karbonat atau
sulfida ditambahkan yang hasil penguraiannya dapat bersenyawa dengan silika
sebagai pengotor membentuk kerak.



BESI DAN BAJA

23

Reaksi reaksi yang terjadi
a. Reaksi dengan gas pada suhu tinggi
Ketika udara panas yang telah bebas dari uap air dan sebelumnya dipanaskan pada
suhu 5000-7000 C, ditiupkan kedalam layer, gas tersebut akan bereaksi dengan karbon
membentuk gas karbondioksida.
C + O
2
CO
2
H = -96.96 kkal
Reaksi berlangsung eksoterm, panas yang dibebaskan menyebabkan temperatur
yang sangat tinggi (>15000C), dibagian bawah tanur. Gas ini terdiri dari gas CO2 yang
akan bereaksi dengan karbon dan direduksi menjadi gas karbon monoksida (CO).
CO
2
+ C 2CO H = -38.96 kkal
Ketika reaksi berlangsung endoterm atau menyerap panas, temperature gas
menurun sehingga pada bagian ini temperatur mencapai 12000-13000C. Bagian tanur ini
disebut penyerap panas karena pada saat gas naik, reaksi gas CO2 dengan karbon pada
setiap tahap selalu menyerap panas, maka temperatur bagian dalam tanur makin ke atas
makin berkurang, sehingga saat mendekati saluran pembuangan temperature mencapai
3000C. Jika ada uap air dalam udara yang ditiupkan, temperatur menjadi sangat rendah.
Dengan persamaan reaksi :
H
2
O + C CO + H
2
H = + x kkal
Reaksi ini berlangsung endoterm sehingga menyebabkan pemborosan bahan
bakar. Untuk menghindari hal ini udara yang dipanaskan dilewatkan pada silika gel.

b. Reaksi dengan gas pada suhu rendah
Ketika campuran yang terdiri dari hematite, batu kapur, dan karbon dijatuhkan ke
dalam tanur tinggi, reaksi pertama yang terjadi adalah ferro oksida direduksi menjadi
oksida magnetic (feroso feri oksida) oleh karbon monoksida pada temperatur 3000-5000
o
C.
3Fe
2
O
3
+ CO 2Fe
3
O
4
+ CO
2
(3000-5000C) H = 8.80 kkal
Pada daerah feroso ferioksida direduksi menjadi ferioksida dan kemudian menjadi
besi.
Fe
3
O
4
+ CO 3FeO + CO
2
(5000-7000C) H = 8.80 kkal
FeO + CO Fe + CO
2
(7000-9000C) H = -3.84 kkal
Sehingga reaksi ferioksida menjadi besi oleh karbon monoksida berlangsung
sempurna sebelum pada daerah penyerapan panas. Jika titik leleh besi lebih besar dari
BESI DAN BAJA

24

10000C reaksi besi diperoleh dibagian spon. Hanya pada bagian atas penyerapan panas,
pada temperature 10000-12000C batu kapur terurai menjadi kapur (CaO) dan CO2.
CaCO
3
CaO + CO
2
Kapur CaO bereaksi dengan silika membentuk cairan kalsium silikat yang disebut
kerak.
CaO + SiO
2
CaSiO
3

Pada saat CaSiO
3
memasuki dasar tanur, cairan tersebut menutupi cairan besi dan
senya

Hasil Pengolahan Besi
Berdasarkan kadar karbon dan unsur-unsur lain yang terdapat didalamnya, besi
dapat dibedakan menjadi:
1.Besi Tuang, yaitu besi yang dihasilkan dari tanur tinggi. Sifat besi tuang antara lain:
a. Mengandung 3%-6% karbon serta sejumlah kecil silicon, mangan , fosfor, dan
belerang.
b. Sangat keras tetapi rapuh.
c. Tidak dapat ditempa
d. Titik leleh rendah.
Berdasarkan sifat ini, besi tuang mudah digunakan pada alat-alat yang dibuat
dengan cetakan, seperti kaki mesin jahit, setrika, lumpang besi , dan sebagainya. Karena
titik lelehnya rendah maka mudah dicairkan dan dituangkan ke dalam cetakan.

2.Besi Baja
Sifat besi baja antara lain:
a. mengandung 0.02%-1.5% karbon.
b. keras tetapi dapat ditempa
c. tahan korosi
jenis besi baja akan lebih dijelaskan pada pembahasan tentang baja.

3. Besi tempa
Sifat besi tempa, antara lain:
a. mengandung kurang dari 0.5% karbon.
b. kurang keras dan mudah ditempa.
BESI DAN BAJA

25

Jenis besi ini banyak digunakan sebagai bahan baku untuk produk paku, kawat, besi
beton, dan sebagainya.
http://www.besi_baja.pdf

1. Besi Kasar (pig iron) atau Besi Gubal
Besi cair yang keluar dari dasar tanur disebut dengan besi kasar (pig iron). Besi kasar
mengandung 95% besi, 34% karbon, sisanya berupa fosfor, silikon dan mangan.
2. Besi Tuang (cast iron) atau Besi Cor
Jika pig iron dibuat menjadi bentuk cetakan maka disebut besi tuang atau besi cor.
3. Besi Tempa (wrought iron)
Besi tempam mengandung kadar karbon yang cukup rendah (0,05 0,2%). Besi
tempa ini cukup lunak untuk dijadikan berbagai perlatan seperti sepatu kuda, roda
besi, baut, mur, golok, cangkul dan lain sebagainya
http://yunianggraeni.blogspot.com/2010/02/makalah-besi.html
2. Dalam industri, besi dihasilkan dari bijih, kebanyakan hematit (Fe
2
O
3
),
melalui reduksi oleh karbon pada suhu 2000
0
C.
2 C + O
2
2 CO
3 CO + Fe
2
O
3
2 Fe + 3 CO
2

Besi yang dihasilkan dapat digunakan dalam sintesis senyawa-senyawa yang
mengandung Fe.
3. Melalui proses Pirometalurgi Besi
Sejumlah besar proses metalurgi menggunakan suhu tinggi untuk mengubah
bijih logam menjadi logam bebas dengan cara reduksi. Penggunaan kalor untuk proses
reduksi disebut pirometalurgi. Pirometalurgi diterapkan dalam pengolahan bijih besi.
Reduksi besi oksida dilakukan dalam tanur sembur (blast furnace), yang merupakan
reaktor kimia dan beroperasi secara terus-menerus. Campuran material (bijih besi,
kokas, dan kapur) dimasukkan ke dalam tanur melalui puncak tanur. Kokas berperan
sebagai bahan bakar dan sebagai reduktor. Batu kapur berfungsi sebagai sumber oksida
untuk mengikat pengotor yang bersifat asam. Udara panas yang mengandung oksigen
disemburkan ke dalam tanur dari bagian bawah untuk membakar kokas. Di dalam tanur,
oksigen bereaksi dengan kokas membentuk gas CO.
2C(s) + O
2
(g) 2CO(g) H = 221 kJ
BESI DAN BAJA

26


F. SENYAWA SENYAWA BESI
a. Besi (II) klorida, FeCl
2

Senyawa ini lembab-cair kuning kehijauan. Mempunyai kerapatan 3,16 gr cm
-3

dan titik leleh 670C. Senyawa ini juga ada dalam bentuk hidrat : FeCl
2
. 2 H
2
O. Besi
(II) klorida dapat dibuang dengan melewatkan seberkas hydrogen klorida kering di atas
logam yang dipanaskan, sedangkan bentuk hidrat dapat dibuat dengan menggunakan
HCl encer atau dengan mengkristalisasinya dengan air.

b. Besi (III) klorida, FeCl
3

Berupa padatan coklat hitam yang mempunyai kerapatan 2,9 gr cm
-3
dan titik
leleh 306C. Senyawa ini dibuat dengan melewatkan klorin kering di atas besi kawat
atau baja wol. Pada awal reaksi, terjadi pijaran, kemudian menyublim sebagai kerak
hitam. Senyawa ini cepat terhidrolisis dalam udara lembab. Dalam larutan, senyawa ini
sebagian terhidrolisis, hidrolisis dapat dilekan dengan menambahkan HCl. Senyawa ini
larut dalam banyak pelarut organik, membentuk larutan dengan daya hantar listrik
yang rendah.

c. Besi (II) oksidasi, FeO
Berupa padatan hitam yang mempunyai kerapatan 5,7 gr cm
-3
dan titik leleh
369C. Senyawa ini dapat diperoleh dengan memanaskan besi (II) oksalat, kemudian
CO yang terbentuk menghasilkan lingkungan yang mencegahnya teroksidasi menjadi
besi (III) oksidasi. Senyawa ini mudah larut dalam asam encer.

d. Besi (III) oksidasi, Fe
2
O
3

Berupa padatan tak larut berwarna coklat merah sampai hitam. Mempunyai
kerapatan 5,24 gr cm
-3
dan titik leleh 1565C. Senyawa ini terdapat secara alami
sebagai hematite dan dapat dibuat dengan memanaskan besi (III) hidroksida atau besi
(III) sulfat. Senyawa ini mudah direduksi jika dipanaskan dengan karbonatau dalam
berkas CO, hydrogen atau gas batu bara.

e. Besi (III) sulfat, Fe
2
(SO
4
)
3

BESI DAN BAJA

27

Senyawa higroskopis berwarna kuning yang mempunyai kerapatan 3,097 gr cm
-3

dan mengurai di atas 480C. Senyawa ini diperoleh dengan memanaskan larutan berair
Besi (II) sulfat yang diasamkan dengan hydrogen peroksida.
FeSO
4
+ H
2
SO
4
+ H
2
O
2
Fe
2
(SO
4
)
3
+ 2 H
2
O
f. Tingkat oksidasi < 2
Umumnya membentuk senyawa-senyawa dengan ligan-ligan : Berinteraksi
dengan hidrogen dengan ikatan M-HContoh : H2Fe(PF3)4
g. T i n g k a t Ok s i d a s i 2
Biasanya membentuk senyawaan biner dengan sifat :
Biasanya bersifat ionik
Oksidanya (contoh : FeO), bersifat basa
Mampu membentuk kompleks Aquo, dengan jalan mereaksikan logam,oksida,
karbonat dalam larutan asam dan melalui reduksi katalitik. Kompleks aquo dari
logam besi biasanya memberikan warnayang khas.
Garam-garam terhidrat dengan anion biasanya mengandung [M(H2O)6]2-,
contoh FeF2.8H2O.
h. Tingkat Oksidasi 3
Contoh senyawa klorida, bromida, iodida dari besi yang bersifat kovalen,
sedangkan senyawa oksidanya, seperti Fe2O3 bersifat ionic.
i. Tingkat Oksidasi 4
umumnya dikenal sebagai komplek fluoro, dananion okso.
j. Tingkat Oksidasi 5
Dikenal dalamkompleks flouro, amin okso, misalnya : CrF5, dan K2FeO4yang
semuanya merupakan zat pengoksidasi yang kuat.

Besi sebagai katalis pada Proses Haber
Proses Haber menggabungkan nitrogen dan hidrogen ke dalam amonia. Nitrogen
berasal dari udara dan hidrogen sebagian besar diperoleh dari gas alam (metan). Besi
digunakan sebagai katalis.


Ion besi sebagai katalis pada reaksi antara ion persulfat dan ion iodide
BESI DAN BAJA

28

Reaksi antara ion persulfat (ion peroxodisulfat), S
2
O
8
2-
, dan ion iodida dalam
larutan dapat dikatalisis dengan ion besi(II) maupun ion besi(III).
Persamaan keseluruhan untuk reaksinya adalah:

Untuk penjelasannya, kita akan mengunakan katalis besi(II). Reaksi terjadi dalam
dua tahap.


Jika kamu menggunakan ion besi(III), reaksi kedua yang terjadi diatas akan
menjadi reaksi yang pertama.Besi merupakan sebuah contoh yang baik dalam hal
penggunaan senyawa logam transisi sebagai katalis karena kemampuan senyawa logam
transisi tersebut untuk mengubah tingkat oksidasi.

G. KOROSI
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan
banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang
menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi
menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk
kebanyakan penggunaan besi.
Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam
yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi,
yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori.
Rumus kimia dari karat besi adalah Fe
2
O
3
.xH
2
O. Bila dibiarkan, lama kelamaan besi
akan habis menjadi karat.
Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah
keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya.Siapa di
antara kita tidak kecewa bila bodi mobil kesayangannya tahu-tahu sudah keropos karena
korosi. Pasti tidak ada. Karena itu, sangat penting bila kita sedikit tahu tentang apa
korosi itu, sehingga bisa diambil langkah-langkah antisipasi.
Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan /
reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku
sebagai kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai
BESI DAN BAJA

29

kutub positif (elektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke katoda,
sehingga terjadilah peristiwa korosi.

Ion besi (II)yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi menjadi ion besi
(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi (karat besi), Fe
2
O
3
.xH
2
O.
Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air. Karena
itu, besi yang disimpan dalam udara yang kering akan lebih awet bila dibandingkan
ditempat yang lembab. Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh beberapa faktor, seperti
tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak dengan pengotor, kontak dengan
logam lain yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga), serta keadaan logam besi itu
sendiri (kerapatan atau kasar halusnya permukaan).
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink
dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi
yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.
1. Pengecatan. Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak
dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik,
karena keduanya melindungi besi terhadap korosi.
2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan
mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan
keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan
air.
4. Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang
dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin
plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya
BESI DAN BAJA

30

melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang
rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal
itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu,
besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi
sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini
justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan Zink). Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain
dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi
sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut
perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink,
maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi
sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi
(berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga
tahan karat.
6. Cromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi
dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk
bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti
zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang
rusak.
7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih
aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan
dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan
untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara
periodik, batang magnesium harus diganti.
http://kimia123sma.wordpress.com/2010/04/20/korosi-dan-cara-pencegahannya/

H. KEGUNAAN BESI

Besi adalah yang paling banyak penggunaannya, yaitu sekitar 14 kali total
penggunaan semua logam lain. Hal ini didasarkan oleh :
2.1 Bijih relatif melimpah dan tersebar di beberapa tempat di penjuru dunia
2.2 Pengolahan besi relative mudah dan murah
BESI DAN BAJA

31

2.3 Sifat-sifat mudah dimodifikasi
Kegunaan utama besi adalah untuk membuat baja yang biasa digunakan untuk
membuat mainan anak, perkakas dapur, industri kendaraan, konstruksi bangunan,
jembatan, maupun rel kereta api.
Besi merupakan logam paling biasa digunakan di antara semua logam, yaitu
merangkumi sebanyak 95 peratus daripada semua tan logam yang dihasilkan di seluruh
dunia. Gabungan harganya yang murah dengan kekuatannya menjadikan ia amat
diperlukan, terutamanya dalam penggunaan seperti kereta, badan kapal bagikapal besar,
dan komponen struktur bagi bangunan. Besi waja merupakan aloi besi paling dikenali,
dan sebahagian dari bentuk yang dibentuk oleh besi termasuk:
d. Besi mentah atau Pig iron yang mengandungi 4% 5% karbon dengan
sejumlah bendasing seperti belerang, silikon dan fosforus. Kepentingannya
adalah ia merupakan perantaraan daripada bijih besi kepada besi
tuang dan besi waja.
e. Besi tuang (Cast iron) mengandungi 2% 3.5% karbon dan sejumlah
kecilmangan. Bendasing yang terdapat di dalam besi mentah yang dapat
memberikan kesan buruk kepada sifat bahan, seperti belerang dan
fosforus, telah dikurangkan kepada tahap boleh diterima. Ia mempunyai
takat lebur pada julat 14201470 K, yang lebih rendah berbanding dua
komponen utamanya, dan menjadikannya hasil pertama yang melebur
apabila karbon dan besi dipanaskan serentak. Sifat mekanikalnya berubah-
ubah, bergantung kepada bentuk karbon yang diterap ke dalam aloi. Besi
tuang 'putih' mengandungi karbon dalam bentuk cementite, atau besi
karbida.
f. Besi karbon mengandung antara 0.5% dan 1.5% karbon, dengan sejumlah
kecil mangan, belerang, fosforus, dan silikon.
g. Besi tempa (Wrought iron) mengandung kurang daripada 0.5% karbon. Ia
keras, mudah lentur, dan tidak mudah dilakurkan berbanding dengan besi
mentah. Ia mempunyai sejumlah kecil karbon, beberapa persepuluh
peratus. Jika ditajamkan menjadi tirus, ia cepat kehilangan ketajamannya.
h. Besi aloi (Alloy steel) mengandungi kandungan karbon yang berubah-ubah
dan juga logam-logam lain,
seperti kromium, vanadium, molibdenum, nikel, tungsten dsb.
BESI DAN BAJA

32

i. Besi oksida (III) digunakan dalam penghasilan storan magnetik dalam
komputer. Ia sering dicampurkan dengan bahan lain, dan mengekalkan
ciri-ciri mereka dalam larutan.

Manfaat besi ternyata sangat luar biasa banyaknya.Tidak terbatas sebagai bahan
pembuatan perlengkapan yang sangat membantu kehidupan manusia belaka tetapi besi
juga memainkan peranan yang istimewa dalam daur kehidupan organisme hidup.
Besi merupakan salah satu mikronutrien penting bagi makhluk hidup.Besi amat
penting bagi semua organisme, kecuali bagi sebagian kecil golongan bakteri.besi sebagian
besar terikat dengan stabil dalam logam protein (metalloprotein), karena besi dalam
keadaan bebas dapat menyebabkan terbentuknya radikal bebas yang bersifat toksik pada
sel.
Zat besi (Fe) merupakan jenis mineral mikro esensial yang mempunyai fungsi
penting di dalam tubuh. Dibutuhkan dengan jumlah konsumsi sekitar 1.5-2.2 mg per-
harinya, zat besi mempunyai fungsi penting di dalam tubuh antara lain sebagai media
transportasi bagi oksigen dari paru-paru ke berbagai jaringan tubuh serta juga akan
berfungsi sebagai katalis dalam proses penpindahan energi di dalam sel.
http://massaidi.blogspot.com/2011/07/manfaat-zat-besi-bagitubuh.html


4. BAJA
Baja adalah logampaduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai
unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1%
berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan
lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom
(chromium), vanadium, dan tungsten. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan
unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan
kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan
tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta
menurunkan keuletannya (ductility).
Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah (titanium), krom
(chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Dengan memvariasikan
BESI DAN BAJA

33

kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan.
Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan
kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas
(brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).
http://yefrichan.wordpress.com/2011/04/16/jenis-jenis-baja/
Baja adalah paduan logam yang tersusun dari besi sebagai unsur utama dan
karbon sebagai unsur penguat. Unsur karbon inilah yang banyak berperan dalam
peningkatan performan. Perlakuan panas dapat mengubah sifat baja dari lunak seperti
kawat menjadi keras seperti pisau. Penyebabnya adalah perlakuan panas mengubah
struktur mikro besi yang berubah-ubah dari susunan kristal berbentuk kubik berpusat
ruang menjadi kubik berpusat sisi atau heksagonal.
Bijih besi bertebaran hampir di seluruh permukaan Bumi dalam bentuk oksida
besi. Meskipun inti Bumi tersusun dari logam besi dan nikel, oksida besi yang ada di
permukaan Bumi tidak berasal darinya, melainkan dari meteor yang jatuh ke Bumi.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/pengertian-baja/

A. SEJARAH BAJA
Teknik peleburan logam telah ada sejak zaman Mesir kuno pada tahun 3000 SM.
Bahkan pembuatan perhiasan dari besi telah ada pada zaman sebelumnya. Proses
pengerasan pada besi dengan heat treatment mulai diperkenalkan untuk pembuatan
senjata pada zaman Yunani 1000 SM.
Proses pemaduan yang dibuat mulai ada sejak abad 14 yang diklasifikasikan
sebagai besi tempa. Proses ini dilakkan dengan pemanasan sejumlah besar bijih besi dan
charchoal dalam tungku atau furnance. Dengan proses ini bijih besi mengalami reduksi
menjadi besi sponge metalik yang terisi oleh slag yang merupakan campuran dari
pengotor metalik dan abu charcoal. Spone iron ini dipindahkan dari furnance pada saat
masih bercahaya dan diselimuti oleh slag yang tebal lalu slagnya dihilangkan untuk
memperkuat besi. Pembuatan besi meggunakan metode ini menghasilkan kandingan slag
sekiar 3 persen dan 0,1 persen pengotor lain. Kadang kala hasil produksi dengan metode
ini menghasilkan baja bukannya besi tempa. Parapembuat besi belajar untuk membuat
baja dengan memanaskan besi tempa dan charcoal pada boks yang terbuat dar tanah liat
BESI DAN BAJA

34

selama beberapa hari. Dengan proses ini besi akan menyerap cukup karbon untuk menjadi
baja sebenarnya.
Setelah abad ke 14 tungku atau furnance yang digunakan mulai mengalami
peningkatan ukuran dan draft yang digunakan untuk pembakaran gas melewati charge,
pada pencampuran material mentah. Pada tungku yang lebih besar ini, bijih besi pada
bagian bagian atas furnance akan direduksi pertama kali direduksi menjadi besi metalik
dan menghasilkan banyak karbon sebagai hasil dari serangan gas yang dilewatinya. Hasil
dari furnance ini adalah pig iron, yaitu paduan yang meleleh pada temperatur rendah. Pig
iron akan dproses lebih lanjut untuk membuat baja.
Pembuatan baja modern menggunakan blast furnance yang juga digunakan untuk
memurniakan besi oleh pembuat besi yang lamapu. Proses pemurnian besi cair dengan
peledakan udara diakui oleh penemu Inggris Sir Henry Bessemer yang mengembangkan
Bessemer furnance, atau pengkonversi, pada tahun 1855. Sejak tahun 1960 telah
diproduksi baja dari besi bekas secara kecil-kecilan pada furnance elektrik, sehingga
dinamakan mini mills. Mini mills adalah komponen yang sangat sangat penting bagi
produksi baja Amerika. Mills yang lebih besar digunakan pada produksi baja dari bijih
besi.
http://shinqueena.wordpress.com/2009/06/07/baja-dan-proses-pembuatannya/

Sejarah penemuan baja diawali dengan penemuan besi pada tahun sebelumnya.
Dengan menggunakan kecerdasannya mereka membuat baja secara sederhana.
Tahun 400-500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di Eropa
Tahun 250 SM bangsa Indian menentukan cara membuat baja
Tahun 1000 SM, baja dengan campuran unsure lain ditemukan pertama kali pada
1000 SM pada kekaisaran Fatim yang disebut dengan baja Damaskus
1300 SM, rahasia pembuatan baja Damaskus hilang
1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di Eropa. bijih besi
antara lain :
Hematite (Fe
2
O
3
)
- 70 % iron
Magnetite ( Fe
3
O
4
)
- 72 % iron
Limonite (Fe
2
O
3
+ H
2
O)
BESI DAN BAJA

35

- 50 % to 66 % iron
Siderite ( FeCO
3
)
- 48 % iron
http://www.scribd.com/doc/3024023/Sejarah-baja

B. KLASIFIKASI BAJA
a. Menurut Komposisi Kimianya
Baja karbon (carbon steel) dibagi menjadi tiga, yaitu :
o Baja karbon rendah (low carbon steel)
- Kandungan karbon kurang dari 0,3 persen, yaitu 0,05 - 0,30 % C.
- Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin.
- Dibuat dengan cold working, perendaman dalam larutan asam
Penggunaannya:
- 0,05 - 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets,
screws, nails.
- 0,20 - 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings.

o Baja karbon menengah
- Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.
- Kandungan karbon 0,3 0,6 %
- Prosesnya dengan heat treatmnent
- Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong.
Penggunaan:
- 0,30 - 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
- 0,40 - 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits,
screwdrivers.
- 0,50 - 0,60 % C : hammers dan sledges.

o Baja paduan tinggi (tool steel)
- Kandungan karbon 0,6 1,5 %
- Proses pembuatannya dengan giling panas.
- Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong.
- Penggunaan pada mesin berat yang kuat, pelas, pegas dll
BESI DAN BAJA

36


Baja Paduan (Alloy Steel)
Tujuan dilakukan penambahan unsur, yaitu :
- Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik
dan sebagainya)
- Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah
- Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan
reduksi)
- Untuk membuat sifat-sifat spesial
Baja paduan yang diklasifikasi menurut kadar karbonnya dibagi menjadi :
- Low allot steel, jika elemen paduannya 2,5%
- Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5-10%
- High alloy steel, jika elemen paduannya >10%

b. Berdasarkan jumlah komponennya:
o Baja tiga komponen
Terdiri satu unsur pemadu dalam penambahan Fe dan C.
o Baja empat komponen atau lebih
Terdiri dua unsur atau lebih pemadu dalam penambahan Fe dan C. Sebagai
contoh baja paduan yang terdiri: 0,35% C, 1% Cr,3% Ni dan 1% Mo.

c. Berdasarkan strukturnya:
o Baja pearlit (sorbit dan troostit)
Unsur-unsur paduan relatif kecil maximum 5% Baja ini mampu dimesin, sifat
mekaniknya meningkat oleh heat treatment (hardening &tempering)
o Baja martensit
Unsur pemadunya lebih dari 5 %, sangat keras dan sukar dimesin
o Baja austenit
Terdiri dari 10 30% unsur pemadu tertentu (Ni, Mn atau CO) Misalnya :
Baja tahan karat (Stainless steel), nonmagnetic dan baja tahan panas (heat
resistant steel).
o Baja ferrit
BESI DAN BAJA

37

Terdiri dari sejumlah besar unsur pemadu (Cr, W atau Si) tetapi karbonnya
rendah. Tidak dapat dikeraskan.
o Karbid atau ledeburit
Terdiri sejumlah karbon dan unsur-unsur pembentuk karbid (Cr, W, Mn, Ti,
Zr).

d. Menurut Penggunaannya
o Baja konstruksi (structural steel)
Dibedakan lagi menjadi tiga golongan tergantung persentase unsur
pemadunya, yaitu baja paduan rendah (maksimum 2 %), baja paduan
menengah (2- 5 %), baja paduan tinggi (lebih dari 5 %). Sesudah di-heat
treatment baja jenis ini sifat-sifat mekaniknya lebih baik dari pada baja karbon
biasa.
o Baja perkakas (tool steel)
Dipakai untuk alat-alat potong, komposisinya tergantung bahan dan tebal
benda yang dipotong/disayat,kecepatan potong, suhu kerja. Baja paduan jenis
ini dibedakan lagi menjadi dua golongan, yaitu baja perkakas paduan rendah
(kekerasannya tak berubah hingga pada suhu 250 C) dan baja perkakas
paduan tinggi (kekerasannya tak berubah hingga pada suhu 600C). Biasanya
terdiri dari 0,8% C, 18% W, 4% Cr, dan 1% V, atau terdiri dari 0,9% C, 9 W,
4% Cr dan 2-2,5% V

e. Menurut Sifat Fisik dan Kimia Khusus
Baja tahan garam (acid-resisting steel) mengandung 0,1-0,45% C dan 12-
14% Cr
Baja tahan panas (heat resistant steel) mengandung 12-14% Cr tahan
hingga suhu 750-800oC, sementara yang mengandung 15-17% Cr tahan
hingga suhu 850-1000oC
Baja tanpa sisik (non scaling steel)
Electric steel
Magnetic steel
Non magnetic steel
Baja tahan pakai (wear resisting steel)
BESI DAN BAJA

38

Baja tahan karat/korosi

Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan
komposisi kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu :
1. Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
2. Baja karbon perkakas (carbon tool steel) Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh
baja perkakas adalah tahan pakai, tajam atau mudah diasah, tahan panas, kuat
dan ulet
3. Baju paduan konstruksi (alloyed structural steel)
4. Baju paduan perkakas (alloyed tool steel)
5. Baja konstruksi paduan tinggi (highly alloy structural steel)

Selain itu baja juga diklasifikasikan menurut kualitas :
o Baja kualitas biasa
o Baja kualitas baik
o Baja kualitas tinggi




C. EKSTRAKSI BAJA
1. Pembuatan baja
BESI DAN BAJA

39


Pembuatan Tahapan proses adalah sebagai berikut.
1. Sekitar 70% lelehan besi gubal dari tanur tiup dan 30% besi/baja bekas dimasukkan
ke dalam tungku, bersama dengan batu kapur (CaCO
3
).
2. Selanjutnya, O
2
murni dilewatkan melalui campuran lelehan logam. O
2
akan bereaksi
dengan karbon (C) di dalam besi dan juga zat pengotor lainnya seperti Si dan P, dan
membentuk senyawa-senyawa oksida. Senyawa-senyawa oksida ini kemudian
direaksikan dengan CaO, yang berasal dari peruraian batu kapur (CaCO
3
),
membentuk terak, seperti CaSiO
3
dan Ca
3
(PO
4
)
2
.

Kandungan C pada baja yang dihasilkan bervariasi dari
~
0,2% sampai 1,5%.
Berdasarkan kadar C ini, kita mengenal tiga macam baja seperti yang ditunjukkan
tabel berikut.
BESI DAN BAJA

40



Pembuatan Baja dari Besi Kasar
Besi kasar sebagai hasil dari dapur tinggi masih banyak mengandung unsure unsur
yang tidak cocok untuk bahan konstruksi, misalnya zat arang (karbon) yang terlalu tinggi,
fosfor, belerang, silisium dan sebagainya. Unsur-unsur ini harus serendah mungkin
dengan berbagai cara.
(http://industri06.blogspot.com/2009/11/macam-macam-pengolahan-besi-dan
logam.html )


Baja diproduksi di dalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun
cair, besi bekas (skrap) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses pembuatan baja
antara lain :

a. Proses konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap ke
samping.
Sistem Kerja
Dipanaskan dengan kokas sampai 1500C
Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja ( 1/8 dari volume
konvertor)
Kembali ditegakkan
Udara dengan tekanan 1,5 2 atm dihembuskan dari kompresor
Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengeluarkan hasilnya
BESI DAN BAJA

41



1. Proses Bassemer (asam)
Konvertor Bessemer adalah sebuah bejana baja dengan lapisan batu tahan
api yang bersifat asam. Dibagian atasnya terbuka sedangkan pada bagian
bawahnya terdapat sejumlah lubang-lubang untuk saluran udara. Bejana ini
dapat diguling-gulingkan.
Lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung kwarsa asam atau
aksid asam (SiO
2
). Bahan yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan
sebab dapat bereaksi dengan SiO
2
.
SiO
2
+ CaO CaSiO
3

Korvertor Bessemer diisi dengan besi kasar kelabu yang banyak
mengandung silisium. Silisium dan mangan terbakar pertama kali, setelah itu
baru zat arang yang terbakar. Pada saat udara mengalir melalui besi kasar udara
membakar zat arang dan campuran tambahan sehingga isi dapur masih tetap
dalam keadaan encer.
Setelah lebih kurang 20 menit, semua zat arang telah terbakar dan terak
yang terjadi dikeluarkan. Mengingat baja membutuhkan karbo sebesar 0,0
sampai 1,7 %, maka pada waktu proses terlalu banyak yang hilang terbakar,
kekurangan itu harus ditambahy dalam bentuk besi yang banyak mengandung
karbon.
Dengan jalan ini kadar karbon ditingkatkan lagi. dari oksidasi besi yang
terbentuk dan mengandung zat asam dapat dikurangi dengan besi yang
mengandung mangan.
BESI DAN BAJA

42

Udara masih dihembuskan ke dalam bejana tadi dengan maksud untuk
mendapatkan campuran yang baik. Kemudian terak dibuang lagi dan
selanjutnya muatan dituangkan ke dalam panci penuang. Pada proses Bessemer
menggunakan besi kasar dengan kandungan fosfor dan belerang yang rendah
tetapi kandungan fosfor dan belerang masih tetap agak tinggi karena dalam
prosesnya kedua unsur tersebut tidak terbakar sama sekali.
Hasil dari konvertor Bessemer disebut baja Bessemer yang banyak
digunakan untuk bahan konstruksi. Proses Bessemer juga disebut proses asam
karena muatannya bersifat asam dan batu tahan apinya juga bersifat asam.
Apabila digunakan muatan yang bersifat basa lapisan batu itu akan rusak
akibat reaksi penggaraman.


2. Proses Thomas (basa)
Konvertor Thomas juga disebut konvertor basa dan prosesnya adalah
proses basa, sebab batu tahan apinya bersifat basa serta digunakan untuk
mengolah besi kasar yang bersifat basa. Muatan konvertor Thomas adalah besi
kasar putih yang banyak mengandung fosfor.
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bias atau dolomite
[kalsium karbonat dan magnesium (CaCO
3
+ MgCO
3
)]. Besi yang diolah besi kasar putih
yang mengandung p antara 1,7 2%, Mn 1 2% dan Si 0,6 0,8%. Setelah unsure Mn
dan Si terbakar, P membentuk oksida phosphor (P
2
O
5
), untuk mengeluarkan besi cair
ditambahkan zat kapur (CaO).
BESI DAN BAJA

43

3 CaO + P
2
O
5
Ca
3
(PO
4
)
2
(Terak cair)
Proses pembakaran sama dengan proses pada konvertor Bessemer, hanya
saja pada proses Thomas fosfor terbakar setelah zat arangnya terbakar.
Pengaliran udara tidak terus-menerus dilakukan karena besinya sendiri akan
terbakar. Pencegahan pembakaran itu dilakukan dengan menganggap selesai
prosesnya walaupun kandungan fosfor masih tetap tinggi.
Guna mengikat fosfor yang terbentuk pada proses ini maka diberi bahan
tambahan batu kapur agar menjadi terak. Terak yang bersifat basa ini dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk buatan yang dikenal dengan nama pupuk fosfat.
Hasil proses yang keluar dari konvertor Thomas disebut baja Thomas yang
biasa digunakan sebagai bahan konstruksi dan pelat ketel.


b. Proses Siemens Martin
Menggunakan system regenerator ( 3000C). Fungsi dari regenerator adalah :
1. Memanaskan gas dan udara atau menambah temperature dapur
2. Sebagai fundamen / landasan dapur
3. Menghemat pemakaian tempat
Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih
Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silica (SiO
2
)
Besi putih dilapisi dengan batu dolomite (40% Mg CO
3
+ 60% CaCO
3
)
Dapur ini terdiri atas satu tungku untuk bahan yang dicairkan dan biasanya
menggunakan empat ruangan sebagai pemanas gas dan udara. Pada proses ini
digunakan muatan besi bekas yang dicampur dengan besi kasar sehingga dapat
menghasilkan baja dengan kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan
baja Bessemer maupun Thomas.
Gas yang akan dibakar dengan udara untuk pembakaran dialirkan ke dalam
ruangan-ruangan melalui batu tahan api yang sudah dipanaskan dengan
temperatur 600 sampai 9000 C. dengan demikian nyala apinya mempunyai
suhu yang tinggi, kira-kira 18000 C. gas pembakaran yang bergerak ke luar
masih memberikan panas kedalam ruang yang kedua, dengan menggunakan
keran pengatur maka gas panas dan udara pembakaran masuk ke dalam
ruangan tersebut secara berganti an dipanaskan dan didinginkan.
BESI DAN BAJA

44

Bahan bakar yang digunakan adalah gas dapur tinggi, minyak yang
digaskan (stookolie) dan juga gas generator. Pada pembakaran zat arang
terjadi gas CO dan CO2 yang naik ke atas dan mengakibatkan cairannya
bergolak, dengan demikian akan terjadi hubungann yang erat antara api
dengan bahan muatan yang dimasukkan ke dapur tinggi. Bahan tambahan akan
bersenyawa dengan zat asam membentuk terak yang menutup cairan tersebut
sehingga melindungi cairan itu dari oksida lebih lanjut.
Setelah proses berjalan selama 6 jam, terak dikeluarkan dengan
memiringkan dapur tersebut dan kemudian baja cair dapat dicerat. Hasil akhir
dari proses Martin disebut baja Martin. Baja ini bermutu baik karena
komposisinya dapat diatur dan ditentukan dengan teliti pada proses yang
berlangsung agak lama.
Lapisan dapur pada proses Martin dapat bersifat asam atau basa tergantung
dari besi kasarnya mengandung fosfor sedikit atau banyak. Proses Martin asam
teradi apabila mengolah besi kasar yang bersifat asam atau mengandung fosfor
rendah dan sebaliknya dikatakan proses Martin basa apabila muatannya
bersifat basa dan mengandung fosfor yang tinggi.
c. Proses Basic Oxygen Furnace
Logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)
Oksigen ( 1000) ditiupkan lewat oxygen lance ke ruang baker dengan
kecepatan tinggi [55m
3
(99,5% O
2
) tiap satu ton muatan] dengan tekanan
1400 kN/m
2

Ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S

Keuntungan dari BOF adalah :
BOF menggunakan O
2
murni tanpa Nitrogen
Proses hanya lebih kurang 50 menit
Tidak perlu tuyer di bagian bawah
Phosphor dan sulfur dapat terusir dulu dari pada karbon
Biaya operasi murah

d. Proses Dapur Listrik
BESI DAN BAJA

45

Temperature tinggi dengan menggunakan busur cahaya elektroda dan induksi
listrik
Keuntungan :
Mudah mencapai temperature tinggi dalam waktu singkat
Temperature dapat diatur
Efisiensi termis dapur tinggi
Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga
kualitasnya baik
Kerugian akibat penguapan sangat kecil

e. Proses Dapur Kopel
Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.
Pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap air
Bahan bakar (arang kayu dan kokas) dinyalakan selama 15 jam
Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas
mencapai 700 800 mm dari dasar tungku
Besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 -15% ton/jam dimasukkan
15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu
kapur (CaCO
3
) akan terurai menjadi :
CaCO
3
CaO + CO
2

CO
2
akan bereaksi dengan karbon
CO
2
+ C 2 CO
Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan
untuk pembangkit mesin-mesin lain.

f. Proses Dapur Cawan
Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan
besi kasar dalam cawan
Kemudian dapur ditutup rapat
Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan
dan muatan dalam cawan akan mencair
BESI DAN BAJA

46

Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan
menambahkan unsure-unsur paduan yang diperlukan

Pembuatan baja
Tahap pertama adalah bijih besi (iron ore) dan kokas (coke) dicampur dan
dipanaskan hingga menghasilkan sinter.
Lalu sinter dan batu kapur (limestone) dicampur dan dimasukan ke blast furnace
dan dipanaskan pada suhu tinggi sampai menghasilkan besi cair.
Besi cair diatas lalu dicampur dengan besi dan baja bekas dan dilelehkan di
dalam electric Arc Furnace (EAF).
Bahan bahan non-logam yang tidak diinginkan ditekan kandungannya dengan
menambahkan bahan bahan khusus.
Reaksi kimia antara bahan khusus tersebut dengan unsur non-logam,
mengakibatkan keduanya melekat dan terangkat ke permukaan yang akhirnya
dibuang dinamakan mill scale.
Setelah itu, besi cair dicampur dengan deoxidant untuk mengendalikan gas gas
yang terlarut.
Lalu dari furnace dituang ke ladle, untuk selanjutnya dituang kecetakan cetakan
produk setengah jadi (slab, bloom, beam blank, dll).

Casting dan Forging
Pembuatan baja dengan system cetak langsung (casting) biasanya dilakukan
dalam jumlah yang tidak terlalu banyak, maksimal 30 50 ton.
Penggunaan pun dalam praktiknya tidak banyak, hanya untuk penggunaan khusus
seperti untuk aksesoris dan peralatan M/E.
Forging adalah pembuatan material baja dengan menggunakan bloom atau billet
sebagai bahan baku yang dipanaskan sampai dalam kondisi austenite dan
dibentuk dengan system tekanan (press) mekanik sampai menjadi bentuk yang
diinginkan. Contoh hasil forging ini adalah pipa seamless.

Rolling
Dalam praktiknya rolling sangat luas digunakan, contohnya adalah dalam
produksi pelat yang terbuat dari bahan baku slab.
BESI DAN BAJA

47

Beam blank dan billet biasanya digunakan untuk pembuatan profil profil
standar seperti siku, IWF, dan lain lain.
Produk produk setengah jadi biasanya di rolling pada kondisi austenite.







BESI DAN BAJA

48


D. KOMPONEN- KOMPONEN BAJA
Berbagai alloy yang terutama terdiri dari besi dengan campuran karbon
sampai 1,7% dan dalam beberapa hal, sedikit unsure lain (baja alloy) seperti
mangan, silicon, kromium, molybdenum, dan nikel. Baja yang mengandung lebih
dari 11-12% kromium dikenal dengan nama baja nikarat.
Baja karbon ada dalam tiga fase kristalin mantap, yakni ferit (memiliki
kristal kubus pusat badan), austenit (mempunyai kristal kubus pusat muka), dan
sementit (mempunyai kristal ortorombus0. Pearlit adalah campuran ferit dengan
sementit yang tersusun dalam bidang-bidang sejajar. Diagram fase menunjukkan
bagaimana fase terbentuk pada suhu dan komposisi yang berbeda.

E. STRUKTUR BAJA
Struktur Rangka
Kebanyakan konstruksi bangunan tipikal termasuk dalam kategori ini.
Bangunan berlantai banyak biasanya terdiri dari balok dan kolom yang
terhubungkan secara rigid atau hanya terhubung sederhana dengan penopang
diagonal untuk menjaga stabilitas. Meskipun suatu bangunan berlantai banyak
bersifat tiga dimensional, namun biasanya banguan tersebut didesain
sedemikian rupa sehingga lebih kaku pada salah satu arah ketimbang arah
lainnya. Dengan semikian, bangunan tersebut dapat diperlakukan sebagai
serangkaian rangka (frame) bidang. Meskipun demikian, bila perangkaan
sedemikian rupa sehingga perilaku batang-batangnya pada salah satu bidan
cukup mempengaruhi perilaku pada bidang lainnya. Rangka tersebut harus
diperlakukan sebagai rangka ruang tiga dimensi.
Bangunan-bangunan industrial dan bangunan-bangunan suatu lantai
tertentu, seperti gereja, sekolah, dan gelanggang, pada umumnya
menggunakan struktur rangka baik secara keseluruhan maupun hanya
sebagian saja. Khususnya system atap yang mungkin terdiri dari serangkaian
kerangka datar, kerangka ruang, sebuah kubah atau mungkin pula bagian dari
suatu rangka datar atau rangka kaku satu lantai dengan pelana. Jembatan pun
kebanyakan merupakan struktur rangka, seperti balok dan gelagar pelat atau
kerangka biasanya menerus.
BESI DAN BAJA

49


Struktur Tipe Cangkang
Dalam tipe struktur ini, selain melayani fungsi bangunan, kubah juga
bertindak sebagai penahan beban. Salah satu tipe yang umum di mana
tegangan utamanya berupa tarikan adalah bejana yang digunakan untuk
menyimpan cairan (baik untuk temperature tinggi maupun rendah),
diantaranya yang paling terkenal adalah tanki air. Bejana penyimpanan, tanki
dan badan kapal merupakan contoh-contoh lainnya. Pada banyak struktur
dengan tipe cangkang, dapat digunakan pula suatu struktur rangka yang
dikombinasikan dengan cangkang.
Pada dinding-dinding dan atap datar, sementara berfungsi bersama dengan
sebuah kerangka kerja, elemen-elemen kulitnya dapat bersifat tekan. Contoh
pada badan pesawat terbang. Struktur tipe cangkang baisanya didesain oleh
seorang spesialis.

Struktur Tipe Suspensi
Pada struktur dengan tipe suspensi, kabel tarik merupakan elemen-elemen
utama. Biasanya subsistem dari struktur ini terdiri dari struktur kerangka,
seperti rangka pengaku jembatan gantung. Karena elemen tarik ini terbukti
paling efisien dalam menahan beban, struktur dengan konsep ini semakin
banyak dipergunakan.
Telah dibangun pula banyak struktur khusus dengan berbagai kombinasi
dari tipe rangka, cangkang, dan suspensi. Meskipun demikian, seorang
desainer spesialis dalam tipe cangkang ini pun pada dasarnya harus juga
memahami desain dan perilaku struktur rangka.

F. KEGUNAAN BAJA
Dalam kehidupan sehari-hari, biasanya keberadaan baja diabaikan karena
banyak dilapisi bahan lain. Orang baru menyadarinya ketika menyentuh benda
dingin dan keras seperti lemari es, meja belajar, kursi dan tiang listrik. Data
menunjukkan contoh produk baja dalam berbagai bidang.
Pada bidang kontruksi dan tata kota, kekuatan baja yang dapat menyangga
beban berat digunakan untuk kerangka bangunan pencakar langit sampai
BESI DAN BAJA

50

ketinggian 430 meter, seperti Petronas Twin Towers di Malaysia. Baja juga tahan
terhadap perpatahan sehingga dapat melindungi dari gangguan gempa.
Ratusan ton baja digunakan untuk pembangunan jembatan antar pulau
sampai berjarak lebih dari satu kilometer, seperti jembatan Kanmonbashi di
Jepang.
Jadi, baja telah menyatu dalam kehidupan manusia dan jadi penopang
utama seluruh aktifitas dalam proses produksi sehingga tidak dapat dipisahkan
dari masyarakat industri. Suatu bangsa tidak akan dapat membangun kekuatan
industri tanpa memiliki industri baja dan teknologinya. Penggunaan Baja Karbon
Dalam Teknik Pertanian

1. Baja karbon rendah/ low carbon steel/ mild stell :
Kandungan C = 0.1 0.2%
Penggunaan untuk bahan konstruksi, seperti :
Besi plat
Besi strip
Besi siku
Besi beton, dll
Kandungan C = 0.2 -0.3%
Digunakan untuk bahan pembuatan :
Mur
Baut
Paku keling
Baja tempa, dll
2. Baja karbon sedang/ medium steel :
Kandungan C = 0.3 0.5%
Digunakan untuk bahan pembuatan :
Pipa
Kawat
Baja tempa, dll
Kandungan C = 0.5 0.7%
Digunakan untuk bahan pembuatan :
BESI DAN BAJA

51

Per (pegas)
Tambang baja
Kepala martil, dll
3. Baja karbon tinggi/ high carbon steel :
Kandungan C = 0.7 0.9%
Digunakan untuk bahan pembuatan :
Per (pegas)
Mata pahat kayu
Mata gergaji kayu
Mata serutan kayu, dll
Kandungan C = 0.9 1.1%
Digunakan untuk bahan pembuatan :
Mata pahat besi
Pelubang (pumcher)
Tap
Snei
Bahan pembuat poros, dll
Kandungan C = 1.1 1.4%
Digunakan untuk bahan pembuatan :
Silet
Gergaji besi
Kikir










BESI DAN BAJA

52

















BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Adapun simpulan yang didapat dari pembahasan diatas yaitu :
Besi dan Baja sudah ditemukan dan digunakan ratusan tahun SM
Pengolahan bijih besi untuk menghasilkan logam besi dilakukan melalui tanur
tiup (tanur tinggi). Disebut dengan istilah tanur tinggi karena proses ini
digunakan cerobong yang berukuran besar dan tinggi. Bahan baku utama yang
digunakan dalam proses ini adalah bijih besi
Baja diproduksi di dalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat
maupun cair, besi bekas (skrap) dan beberapa paduan logam
BESI DAN BAJA

53

Kegunaan utama besi adalah untuk membuat baja yang biasa digunakan untuk
membuat mainan anak, perkakas dapur, industri kendaraan, konstruksi
bangunan, jembatan, maupun rel kereta api.
Baja telah menyatu dalam kehidupan manusia dan jadi penopang utama seluruh
aktifitas dalam proses produksi sehingga tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat industri. Suatu bangsa tidak akan dapat membangun kekuatan
industri tanpa memiliki industri baja dan teknologinya


B. Saran
Kami sebagai penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Kami juga menyadari masih banyak kekurangan di dalam makalah yang kami buat.
Untuk itu kami mohon maaf apabila terjadi kesalahan maupun kekurangan di dalam
makalah ini. Sebagai bahan perbaikan kami meminta kritik maupun saran kepada para
pembaca agar menjadi pertimbangan dalam penulisan makalah selanjutnya.






DAFTAR PUSTAKA


Syukri, S. 1999. Kimia Dasar. Bandung : ITB.
Surdia, Tata & Shindroku Saito. 1999. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta :
PT. Pradnya Paramita.

Syuaib, M. Faiz. 2006. Kuliah Perbengkelan Modul Penuntun. Bogor: IPB

staff.ui.ac.id/.../proses_pembuatan_besi_dan_baja.pdf

http://img.alibaba.com/photo/233416762/High_strength
[26 November 2009 ; 19.05 WIB]
BESI DAN BAJA

54


http://id.wikipedia.org/wiki/Besi(III)_klorida
http://industri06.blogspot.com/2009/11/macam-macam-pengolahan-besi-
danlogam.html
http://metaltransition.wordpress.com/2009/11/30/proses-ekstraksi-besi-dan-
pembuatan-baja/
http://sariyusriati.wordpress.com/2008/10/27/pembuatan-besi/
http://sonyaza.blogspot.com/2010/12/perbedaan-besi-dan-baja.html
http://www.gurumuda.com/pemuaian
http://www.migasindonesia.com/index.php?module=article&sub=article&a
ct=view&id=4702
http://www.scribd.com/doc/9668091/Proses-Pembuatan-Besi-Dan-Baja
http://www.steelindonesia.com/article/01-komposisi_kimia_baja.htm
http://qboyciidreamer.blogspot.com/2012/03/artikel-tentang-besi.html


JAWABAN PERTANYAAN
1. SHINTIA PUTRI AMALIA (A1C112031)
Bagaimana bila besi termakan oleh manusia?
Air tanah seringkali tercemar zat kimia atau limbah.Seperti tercemar senyawa besi
yang membuat air menjadi berasa tidak enak. Sumber kontaminasi bisa dikarenakan
kebocoran bahan kimia organik dari penyimpanan bahan kimia dalam bunker yang
disimpan dalam tanah. Atau, bisa juga karena limbah industri.
Sebenarnya, senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi
sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7-35 mg/hari yang
sebagian diperoleh dari air.Tetapi zat Fe atau zat besi yang melebihi dosis yang
diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan.Hal ini dikarenakan tubuh
BESI DAN BAJA

55

manusia tidak dapat mengsekresi Fe, sehingga bagi mereka yang sering mendapat tranfusi
darah warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi Fe.
Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual apabila
dikonsumsi.Selain itu dalam dosis besar dapat merusak dinding usus.Kematian sering kali
disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l akan
menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit. Apabila kelarutan besi dalam air
melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air berbau seperti telur busuk.
Pada Hemokromatesis primer besi yang diserap dan disimpan dalam jumlah yang
berlebihan di dalam tubuh. Feritin berada dalam keadaan jenuh akan besi sehingga
kelebihan mineral ini akan disimpan dalam bentuk kompleks dengan mineral lain yaitu
hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosis hati dan kerusakan pankreas sehingga
menimbulkan diabetes.Hemokromatis sekunder terjadi karena transfusi yang berulang-
ulang.Dalam keadaan ini besi masuk ke dalam tubuh sebagai hemoglobin dari darah yang
ditransfusikan dan kelebihan besi ini tidek disekresikan.
https://www.rumahzakat.org/bahaya-meminum-air-yang-mengandung-senyawa-besi-
tinggi/#.U2ojEqI3MqA



2. SAMSINAR (A1C112026)
Mengapa besi bersifat katalik?
Logam transisi dan senyawanya dapat berfungsi sebagai katalis karma memiliki
kemampuan merubah bilangan oksidasi atau pada kasus logam dapat meng adsorb
substansi yang lain pada permukaan logam dan mengaktivasi substansi tersebut selama
proses berlangsung.
Katalis pada permukaan bidang bidang padat menyertakan pembentukan ikatan
antara molekul reaktan dan atom pada permukaan katalis.Hal itu memilki pengaruh
meningkatnya konsentrasi reaktan pada permukaan katalis dan memperlemah ikatan pada
molekul yang bereaksi (menurunkan energi aktivasi reaksi).
http://afanabduljabbar.blogspot.com/2010/11/unsur-transisi.html

3. RENI DEWITA SARI (A1C112030)
Bakteri apa yang menyebabkan korosi dan contohnya
BESI DAN BAJA

56

Biologically influenced corrosion (BIC) atau bio-korosi merupakan korosi yang
disebabkan oleh mikro organisme dapat berupa bakteri, jamur atau alga. Dalam bio-
korosi, mikroorganisme dapat berperan secara aktif maupun secara pasif dalam
menyebabkan korosi.
Pada bio-korosi aktif kehadiran mikro organisme menyebabkan terjadinya reaksi
korosi atau mempercepat adanya reaksi korosi beberapa tipe bakteri yang menyebabkan
bio-korosi antara lain pereduksi sulfat, pemproduksi asam, pendeposit logam, slime
formers.beberapa bakteri pereduksi sulfat yang dikenal antara lain desulfovibrio,
desulfomonas, desulfotomaculun, umumnya bakteri pereduksi sulfat merupakan bakteri
anerob, bakteri pereduksi sulfat memiliki ketahanan baik pada tempratur sampai dengan
80 C, bakteri ini bekerja baik pada ph 5-9.
Thiobaccilius Thioxsidans dan clostridia merupakan bakteri penghasil asam,
Bakteri Thiobaccilius Thioxsidans mengoksidasi senyawa sulflur menjadi sulfat,
Thiobaccilius Thioxsidans merupakan bakteri yang bersifat aerob, sementara clostridia
bersifat anaerob, clostridia menghasilkan asam organik rantai pendek.
Gallionella merupakan bakteri yang mampu mengoksidasi ion ferro Fe+2 ke ion
ferri Fe+2 ,Gallionella umumnya berdeposit bersama ion besi, mangan yang
mengandung ion klorida, bakteri Gallionella sering ditemukan pada sambungan las,
beberapa bakteri pengoksidasi besi lain yang dikenal antara lain sphaerotilus, crenothrix
dan lepthotrix, Psedomonas merupakan bakteri slime formers, lapisan slim merupakan
polymer extraselular hasil metabolisme, lapisan slim dari bakteri slim former
berkontribusi pada timbulnya korosi yang disebabkan adanya sel konsentrasi.
http://www.metalurgi.lipi.go.id/bakteri-penyebab-bio-
korosi/

4. NURASIA ( A1C112013 )
Bagaimana cara pembuatan senyawa besi?
Dalam industri, besi dihasilkan dari bijih, kebanyakan hematit (Fe2O3), melalui
reduksi oleh karbon pada suhu 20000C.
2 C + O2 2 CO
3 CO + Fe2O3 2 Fe + 3 CO2
Besi yang dihasilkan dapat digunakan dalam sintesis senyawa-senyawa yagn
mengandung Fe.
BESI DAN BAJA

57

1. FeIII (2,2-bipryridine)(HPO3)(H2PO4) ]
Pembuatan
Reaksi hidrotermal dari campuran yang mengandung bubuk besi, asam fosfat,
2,2-bipyridine dan air pada suhu 1250C selama 7 hari.Pada sintesis tersebut 0,108 g
bubuk besi dilarikan dalam 7 ml air. Kemudian ditambahkan 0,636 g H3PO3. Akhirnya
0,909 g 2,2-bipiridine (2,2-bpy) ditambahkan dan dikocok sampai hmogen selama 30
menit pada suhu kamar. Campuran akhir dngan komposisi 1 Fe : 4 H3PO3 : 3(2,2-bpy) :
200 H2O dipindahkan ke dalam 23 ml asam dan dipanaskan pada suhu 1250C selama 7
hari.Hasilnya mengandung jumlah yang besar kristak tak berwarna kemudian disaring,
cuci dengan air dan keringkan. Produk ini mengandung 70% Fe.pH awal dan akhir reaksi
adalah 2.
Sintesis hidrotermal memberikan metode yang cepat untuk membuat senyawa
hibrid organik dan anorganik. Komponen-komponen organik dan anorgnaik tersebut
mungkin dilengkapi satu sama lain dengan material tertendu utnuk meningktakan mutu
struktur padatan baru dan untuk beberapa kasus bagi struktur komposit.
Pada komplkes [FeIII(22-bpy)(HPO3)(H2PO4)], penggunaan molekul 2,2-
bipiridine sebagai ligand menghaslkan kondisi dimana secara tradisional ikatan Fe dengan
p dalam oktahedral menghasilkan rangkaian struktur.
2. Kompleks M [TCNQ]y
M [TCNQ]y [M = Mn, Fe, Ca, Ni ; TCNQ = 7,7,8,8 tetracyano-p-quinodimetane]
Sekelompok molekul dengan sifat magnet dngan rumus umum M[TCNQ]y [M =
Mn, Fe, Ca, Ni ; TCNQ = 7,7,8,8 tetracyano-p-quinodimetane] telah disentesis dari
Ma(CCO)b dan [M(NCMe)6][SbF6]2.
Pada tahun 1985, molekul organik pertama dengan sifat magnet yang ditemukan
adalah [Fe(C5Me5)2][TCNE] yang ditemukan sebagai ferumagnetik dibawah suhu kritis
4.8 K. hal berikutnya dibuat dengan sintesis dari V [TCNE]y z CH2Cl2 yang bersifat
magnet ada suhu kritis Tc400 K. Lebih jauh dibuat dengan penggunaan bahan dasar
natural yang mudah menguap dengan cara CVD (Chemical Vapor Deposition).
Rekasi Fe (CO)5dengan TCNE sebaik TCNQ menghasilkan Fe[TCNE]2 dan
Fe[TCNQ]2, magnet pada suhu 100 dan 35 K. TCNQ (7,7,8,8-tetracyano-p-
gulnodimetane) sudah dipelajari secara luas, terutama aplikasinya dalam konduktor
organik.
Pembuatan
BESI DAN BAJA

58

Reaksi dari TCNQ dan V(CO)6 tidak harus berasal/ berawal dengan transfer
elektron, tapi dengan subtitusi ligand melalui serangan nukleofilik dari TCNQ
melepaskan CO.
Analog dengan reaksi ini, M[TCNQ]y (M=Fe,Ni,CO) dapat disentesis dari Ma(CO)b dan
TCNQ, menurut persamaan 1 walaupun mekanismenya tidak diketahui.
Persamaan 1
1/a Ma (CO)b + 2 TCNQ m[TCNQ]y + b/a CO
Reaksi Fe [TCNQ]2 2CH2Cl2 dari Fe (CO)5 dan TCNQ juga telah dilaporkan. Rute
reaksi redoks dari material target dihindari dengan persamaan 2.
[M(NCME)6][SbF6]2 + 2[n. BO4N][TCNQ] M[TCNQ]y + 2[N-BO4N][SbF6] + 6
MeCN
y 2 M = Mn. Fe, Co, Ni
Semua reaksi ( 1& 2 ) berjalan cepat.

3. Kompleks Fe(II) - Cr(III) Oksalat
Ligan oksalat sangat mneraik untuk diteliti karena mempunyai empat atom donor
yang dapat berfungsi sebagai jembatan.Jembatan oksalat merupakan mediator yang baik
untuk interaksi diantara ion-ion logam.Ion-ion logam dengan ligan oksalat dapat
membentuk kompleks polimer homonuklir atau heteronuklir.Kompleks polimer saat ini
banyak diminati untuk diteliti karena pemanfaatan senyawa ini sabagai material magnet.
Pembuatan
Sebagai sumber besi (II) digunakan garam klorida, FeCl2.4H2O.
Sintesis FeCl2. 4H2O
5,24 gram FeCl3 dilarutkan dalam 20 ml etanol, setelah itu pada larutan ini
ditambah 2,63 gram serbuk Fe dan 3 ml HCL 10 M sambil dipanaskan sampai temperatur
70 0C. Setelah reaksi sempurna campuran ini disaring untuk memisahkan dari kelebihan
serbuk besi.Filtratnya dimasukkan dalam wadah tertutup dan didinginkan. Kristal putih
kehijauan terbentuk dengan segera, kristal ini disaring dengan kaca masir G-4 sambil
dialiri gas N2. Kristal kering putih kehijauan dikeringkan dalam vakum sambil dialiri gas
N2.
Sintesis K3[Cr(C2O4)3]. 3H2O
Sebanyak 5.52 gram H2C2O4.2H2O dilarutkan dalam 10 ml aquadest dengan
pengadukan.Kedalam larutan ini ditambahkan 1.83 gram K2Cr2O7 sambl diaduk dengan
BESI DAN BAJA

59

kuat hingga terbentuk gelembung-gelembung gas.Setelah reaksi sempurna pada larutan
ini ditambah 2.09 gram K2C2O4.2H2O sambil diaduk hingga larut.Larutan tersebut
didinginkan dalam penangas es kemudian ke dalam larutan tersebut ditambahkan 10 ml
etanol hingga terbentk endapan.Padatan ini disaring, dicuci dengan etanol dan
dikeringkan dalam deksikator.Endapan yang sudah kering direkristalisasi dengan metode
dua pelarut, yaitu dilarutkan dlam air kemudian dikristalkan dengan penambahan etanol.
Sintesis [(C4H9)4N][FeIICrIII(C2O4)3]
Sebanyak 0.48 gram K3[Cr(C2O4)3]. 3H2O hasil sintesis diatasi dilarutkan dalam
5 ml aquadest. Kedalam larutan ini ditambahkan 0.29 gram FeCl2.4H2O yang telah
dilarutkan dalam 3 ml aquadest sambil dialiri gas N2. Setelah reaksi sempurna, larutan ini
ditambah 0.32 gram [(C4H9)4N] Br yang telah dilarutkan dalam 3 ml aquadest.Endapan
yang terbentuk disaring, dikeringkan dalam desikator.
Sintesis kompleks [(C6H9)4N][FeIICrIII(C2O4)3] dilakukan dalam atmosfir
nitrogen untuk mencegah besi (II) teroksidasi menjadi besi (III). Perbandingan mol FeCl2
: K3[Cr(C2O4)3] [(C4H9)4N]Br adalah 1.5 : 1 : 1.
Kompleks polimer yang terbentuk berwarna hijau kekuningan, dan rendemen
yang diperoleh sebesar 74%. Kompleks yang dihasilkan memiliki rumus kimia
[(C6H9)4N][FeIICrIII(C2O4)3].H2O.
http://van88.wordpress.com/senyawa-kompleks-
besi/
5. AYU RIZKI NANDA ( A1C112007 )
Mengapa fosfor digunakan dalam pembuatan besi?
Penggunaan besi dan baja meliputi 95 % dari penggunaan seluruh produksi dunia
dan satu-satunya logam yang memenuhi persyaratan teknis maupun ekonomis.
Diperkirakan, besi telah dikenal manusia sejak tahuun 1200 SM. Di beberapa bidang,
penggunaannya sudah mulai disaingi oleh logam bukan besi dan bahan baku bukan
logam. Salah satu dari perkembangannya adalah Besi Cor.
Besi Cor terbuat dari paduan besi - karbon - silikon dengan unsur tambahan
lainnya.Seperti halnya bahan campuran yang lainnya, besi cor juga bisa dipengaruhi
unsur-unsur kimia.
BESI DAN BAJA

60

Seperti tingginya kadar karbon menyebabkan besi cor bersifat rapuh dan tidak
dapat ditempa. Unsur-unsur paduan yang dimasukan ke dalamnya seperti : karbon,
silicon, mangan, fosfor dan belerang akan berpengaruh besar pada pembentukan sifat
fisik/mekaniknya. Secara detailnya akan dibahas sebagai berikut :
Fosfor dapat meningkatkan fluiditas logam cair dan menurunkan titik
cair.Karenanya diberikan fosfor sampai 1 % dalam benda cor yang kecil dan yang
memiliki bagian-bagian yang tipis. Saat peleburan umum terjadi peningkatan kadar fosfor
sampai 0,02 %. Untuk mengendalikannya perlu dipilih grade besi bekas yang tepat.

Belerang sangat merugikan, karena menyebabkan terjadinya lubang-lubang (blow
holes) akibat membentuk ikatan dengan karbon dan menurunkan fluiditas sehingga
mengurangi kemampuan tuang besi cor. Jadi, selama proses peleburan selalu diusahakan
untuk mengikatnya, antara lain dengan menambahkan ferromangan. Setiap kali melebur
besi cor, kadar belerang akan meningkat sebesar 0,03 % yang berasal dari bahan bakar.
Karbon.Besi yang mengandung kadar karbon > 2 % adalah besi cor dan besi cor
kelabu (3 - 4 %). Kadar karbon ini tergantung dari jenis besi kasarnya, besi bekas dan
yang diserap dari kokas selama proses peleburan. Sifat fisis logam selain tergantung pada
kadar karbon, juga ditentukan oleh bentuk karbon (grafit)nya. Morfologi grafit tergantung
dari laju pendinginan dan kadar silikon. Kadar silikon yang tinggi memperbesar
kemungkinan pembentukan grafit.Grafit meningkatkan kemampuan pemesinan. Kekuatan
dan kekerasan besi meningkat dengan bertambahnya kadar karbon.
Silikon.Kandungan kadar silikon sampai 3,25 % bersifat menurunkan kekerasan
besi. Sebaliknya kelebihan silikon diatas 3,25 % akan membentuk ikatan yang keras
dengan besi, sehingga meningkatkan kekerasan besi. Kadar silikon menentukan berapa
bagian dari karbon terikat dengan besi dan berapa bagian membentuk grafit (karbon
bebas) setelah tercapai keadaan setimbang. Pada benda coran yang kecil dianjurkan
menggunakan kadar silicon yang tinggi dan yang besar dengan kadar yang lebih rendah.
Untuk memperoleh paduan yang tahan asam dan tahan korosi, sebaiknya diberi kadar
silicon 13 - 17 %. Besi tuang kelabu berkadar silicon rendah mudah untuk perlakuan
panas. Silikon yang mungkin hilang selama proses peleburan berkisar 10 %.
BESI DAN BAJA

61

http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2010/11/19/pengaruh-unsur-kimia-dalam-besi-
cor-319987.html
6. ELVI YARNI ( A1C112039 )
Tolong saudara jelaskan jenis-jenis besi
Besi mentah atau Pig iron yang mengandungi 4% 5% karbon dengan
sejumlah bendasing seperti belerang, silikon dan fosforus. Kepentingannya
adalah ia merupakan perantaraan daripada bijih besi kepada besi tuang dan
besi waja.
Besi tuang (Cast iron) mengandungi 2% 3.5% karbon dan sejumlah
kecilmangan. Bendasing yang terdapat di dalam besi mentah yang dapat
memberikan kesan buruk kepada sifat bahan, seperti belerang dan fosforus,
telah dikurangkan kepada tahap boleh diterima. Ia mempunyai takat lebur
pada julat 14201470 K, yang lebih rendah berbanding dua komponen
utamanya, dan menjadikannya hasil pertama yang melebur apabila karbon
dan besi dipanaskan serentak. Sifat mekanikalnya berubah-ubah,
bergantung kepada bentuk karbon yang diterap ke dalam aloi. Besi tuang
'putih' mengandungi karbon dalam bentuk cementite, atau besi karbida.
Besi karbon mengandung antara 0.5% dan 1.5% karbon, dengan sejumlah
kecil mangan, belerang, fosforus, dan silikon.
Besi tempa (Wrought iron) mengandung kurang daripada 0.5% karbon. Ia
keras, mudah lentur, dan tidak mudah dilakurkan berbanding dengan besi
mentah. Ia mempunyai sejumlah kecil karbon, beberapa persepuluh peratus.
Jika ditajamkan menjadi tirus, ia cepat kehilangan ketajamannya.
Besi aloi (Alloy steel) mengandungi kandungan karbon yang berubah-ubah
dan juga logam-logam lain, seperti kromium, vanadium, molibdenum,
nikel, tungsten dsb.
Besi oksida (III) digunakan dalam penghasilan storan magnetik dalam
komputer. Ia sering dicampurkan dengan bahan lain, dan mengekalkan ciri-
ciri mereka dalam larutan.
http://adysusilobayunglencir.blogspot.com/2012/10/pengertian-jenis-jenis-
besi.html

BESI DAN BAJA

62

7. HUSNA (A1C112037)
Mengapa besi sangat muda berkarat pada udara lembab dan suhu tinggi
?
Pada udara lembab banyak mengandung uap air yg mengandung oksigen
dan hidrogen yg menyebabkan besi teroksidasi, serta pada udara lembab mikroba
juga berkembang dengan pesat, sehingga proses korosi lebih mudah terjadi, berikut
ini dijelaskan faktor-faktor korosi.
Korosi yang dipengaruhi oleh mikroba merupakan suatu inisiasi atau
aktifitas korosi akibat aktifitas mikroba dan proses korosi. . Pada peristiwa korosi,
logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi.Karat
logam umumnya adalah berupa oksida dan karbonat.Rumus kimia karat besi adalah
Fe
2
O
3
.xH
2
O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Bila dibiarkan, lama
kelamaan besi akan habis menjadi karat.
Korosi merupakan reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki.Dalam
bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.Contoh korosi yang paling lazim adalah
perkaratan besi.Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen
(udara) mengalami reduksi.Karat logam umumnya adalah berupa oksida dan
karbonat.Rumus kimia karat besi adalah Fe
2
O
3
.xH
2
O, suatu zat padat yang berwarna
coklat-merah.

Proses Perkaratan Besi
. Faktor penting dalam korosi lingkungan adanya hujan, kabut atau
pengembunan akibat kelembaban relatif yang tinggi. Dalam suatu struktur harus
diperhatikan rancangan struktur agar mengalir dengan bebas air dan cukup ventilasi
BESI DAN BAJA

63

untuk mengeringkan seluruh permukaan. Kabut dan pengembunan bisa
mengakibatkan korosi membasahi seluruh permukaan. Selapis tipis air yang tidak
kelihatan sudah cukup membuat suatu sel korosi yang baik. Adanya tiga faktor sel
korosi yaitu anoda, katoda dan elektrolit.Lapisan tipis embun yang terbentuk dari
embun dari kabut atau dari kelembaban tinggi mudah jenuh dengan oksigen dari
udara sehingga terjadi daerah katodik.Laju atau tingkat keparahan suatu logam pada
korosi lingkungan umumnya ditentukan konduktivitas elektrolit yang terlarut.Salah
satunya yaitu lingkungan yang mengandung ion-ion klorida atau lingkungan laut.
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat
mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat
mempercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut.
Flour, hidrogen flourida beserta persenyawaan-persenyawaannyadikenal sebagai
bahan korosif.Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-
bahan organik.
Pada umumnya ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya
percepatan korosi, yaitu:
1. Uap air
Dilihat dari reaksi yang terjadi pada korosi, air merupakan salah satu faktor
penting untuk berlangsungnya proses korosi. Udara yang banyak mengandung
uap air (lembab) akan mempercepat berlangsungnya proses korosi.

2. Oksigen
Udara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan terjadinya
korosi.
3. Larutan garam
Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk
melangsungkan transfer muatan. Hal itu mengakibatkan elektron lebih mudah
untuk dapat diikat oleh oksigen di udara.Air hujan banyak mengandung asam,
dan air laut banyak mengandung garam, maka air hujan dan air laut merupakan
korosi yang utama.
4. Permukaan logam yang tidak rata
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub
muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan
BESI DAN BAJA

64

logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab
sukar terjadi kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode.
5. Keberadaan Zat Pengotor
Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi
reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom logam yang
teroksidasi.Sebagai contoh, adanya tumpukan debu karbon dari hasil
pembakaran BBM pada permukaan logam mampu mempercepat reaksi
reduksi gas oksigen pada permukaan logam.Dengan demikian peristiwa
korosi semakin dipercepat.
6. Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa
korosi.Secara umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat
terjadinya korosi.Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka
meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya
tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar.Dengan demikian laju
korosi pada logam semakin meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh
pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin
yang dalam pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan (seperti
cutting tools ) atau dikenai panas secara langsung (seperti mesin kendaraan
bermotor).

7. pH
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin
besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode
yaitu:
2H
+
(aq)
+ 2e
-
H
2

Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom
logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin
besar.
BESI DAN BAJA

65

Mikroba
Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan peningkatan
korosi pada logam.Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu
mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi
keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara lain:
protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi
sulfur-sulfida. Thiobacillus thiooxidans Thiobacillus
ferroxidans.http://kimia123sma.wordpress.com/2010/04/20/korosi-dan-cara-
pencegahannya/




8. YUNIARTI ( A1C112021)
Pembuatan dari baja. Bahan khusus seperti apa yang dapat ditambahkan dalam
pembuatan besi
jawab:
Pembuatan baja
Tahap pertama adalah bijih besi (iron ore) dan kokas (coke) dicampur dan
dipanaskan hingga menghasilkan sinter.
Lalu sinter dan batu kapur (limestone) dicampur dan dimasukan ke blast furnace dan
dipanaskan pada suhu tinggi sampai menghasilkan besi cair.
Besi cair diatas lalu dicampur dengan besi dan baja bekas dan dilelehkan di dalam
electric Arc Furnace (EAF).
Bahan bahan non-logam yang tidak diinginkan ditekan kandungannya dengan
menambahkan bahan bahan khusus.
Reaksi kimia antara bahan khusus tersebut dengan unsur non-logam, mengakibatkan
keduanya melekat dan terangkat ke permukaan yang akhirnya dibuang
dinamakan mill scale.
Setelah itu, besi cair dicampur dengan deoxidant untuk mengendalikan gas gas
yang terlarut.
BESI DAN BAJA

66

Lalu dari furnace dituang ke ladle, untuk selanjutnya dituang kecetakan cetakan
produk setengah jadi (slab, bloom, beam blank, dll).
Casting dan Forging
Pembuatan baja dengan system cetak langsung (casting) biasanya dilakukan dalam
jumlah yang tidak terlalu banyak, maksimal 30 50 ton.
Penggunaan pun dalam praktiknya tidak banyak, hanya untuk penggunaan khusus
seperti untuk aksesoris dan peralatan M/E.
Forging adalah pembuatan material baja dengan menggunakan bloom atau billet
sebagai bahan baku yang dipanaskan sampai dalam kondisi austenite dan dibentuk
dengan system tekanan (press) mekanik sampai menjadi bentuk yang diinginkan.
Contoh hasil forging ini adalah pipa seamless.
Rolling
Dalam praktiknya rolling sangat luas digunakan, contohnya adalah dalam produksi
pelat yang terbuat dari bahan baku slab.
Beam blank dan billet biasanya digunakan untuk pembuatan profil profil standar
seperti siku, IWF, dan lain lain.
Produk produk setengah jadi biasanya di rolling pada kondisi austenite.
http://steelindonesia.com/article/03-pembuatan_baja.htm

9. ABDUL HAKIM ( A1C112009)
Mengapa besi bersifat magnetik, bagaimana mendeteksi besi dialam ?
Sifat magnet zat berkaitan dengan konfigurasi elektronnya.zat yang memiliki sifat
paramagnetik setidaknya mempunyai satu electron tidak berpasangan.Selain itu arah
rotasi electron yang dinyatakan oleh bilangan kuantum spin yaitu s=1/2 dan s=-1/2 oleh
karema itu electron mengemban muatan listrik,gerak rotasinya akan menghasilkan medan
magnet.namun jika semua electron berpasangan maka medan magnet yang ditimbulkan
akan saling meniadakan. Hanya atom yang memiliki electron yang tidak berpasangan
yang akan memiliki sifat magnet.semakin banyak electron tak berpasangan akan semakin
besar pula sifat magnetnya
BESI DAN BAJA

67

Berdasarkan perilakunya dalam medan magnet zat-zat diklasifikasikan sebagai
diamagnetic apabila zat itu sedikit ditolak keluar medan,paramagnetic jika zat tersebut
sedikit ditarik ke dalam medan dan feromagnetik apabila ditarik sangat kuat kedalam
medan magnet.unsur transisi period ke empat dan senyawa-senyawanya umumnya
bersifat paramagnetic. Namun demikian feromagnetisme hanya diperlihatkan oleh
beberapa logam. Yaitu besi,kobalt,dan nikel serta logam campuran tertentu.
Diamagnetik adalah salah satu bentuk magnet yang cukup lemah, dengan
pengecualian superkonduktor yang memiliki kekuatan magnet yang kuat.Semua material
menunjukkan peristiwa diamagnetik ketika berada dalam medan magnet. Oleh karena itu,
diamagnetik adalah peristiwa yang umum terjadi karena pasangan elektron, termasuk
elektron inti di atom, selalu menghasilkan peristiwa diamagnetik yang lemah.Namun
demikian, kekuatan magnet material diamagnetik jauh lebih lemah dibandingkan
kekuatan magnet material feromagnetik ataupun paramagnetik.
http://bublepop-purple.blogspot.com/2010/12/sifat-kemagnetan-bahan.html

Rangkaian metal detektor merupakan perangkat yang berfungsi untuk
mengidentifkasi keberadaan suatu benda dengan bahan logam. Logam yang dapat di
deteksi dengan rangkaian metal detektor adalah benda logam yang mengandung unsur
besi atau dapat mempengaruhi medan magnet.

Menjelang akhir abad ke-19, banyak ilmuwan dan insinyur menggunakan
pengetahuan mereka berkembang teori listrik dalam upaya untuk merancang mesin yang
akan menentukan logam. Penggunaan alat tersebut untuk menemukan batu bijih-bantalan
akan memberi keuntungan yang besar untuk penambang yang bekerja saat itu.
Sekarang digunakan metode ilmiah untuk mencari mineral.Metode-metode ini
mahal. Pencariannya biasanya dimulai dengan cara mempelajari gambar yang dibuat
melalui satelit atau pesawat terbang. Gambar ini memberikan informasi mengenai ciri-ciri
gravitasi, radiometri, dan ciri magnetis suatu kawasan. Hal ini akan membantu
menentukan apakah suatu kawasan perlu dijelajahi lebih lanjut atau tidak.
Beberapa metode ilmiah untuk mencari mineral dapat dilihat pada Gambar 6.2.
BESI DAN BAJA

68


Gambar 6.2: Tiga metode ilmiah untuk mencari mineral.
file:///H:/jawaban/Geografi%20Australia.htm
10. WULANDARI ( A1C112006)
Kelebihan dan kekurangan proses pengolahan pembuatan baja, dan dari
poses tersebut proses mana yang lebih baik ?
1. Proses Bessemer.
2. Proses Thomas.
3. Proses Martin.

Proses pembuatan baja sistem Bessemer
Sebuah bejana baja dengan batu tahan api yang bersifat asam. Di bagian atasnya terbuka
sedngkan pada bagian bawahnya terdapat sejumlah lubang-lubang untuk saluran
udara.Bejana ini dapat di gulingkan.Konvertor besemer di isi dengan besi kasar kelabu
yang banyak mengandung silisium. Silisium dan mangan terbakar pertama kali,setelah itu
baru zat arang yang terbakar,pada saat udara mengalir melalui besi.
Kasar udara membakar zat arang dan campuran tambahan sehingga isi dapur masih tetap
dalam keadaan encer.Setelah lebih kurang 20 menit semua zat arang telah terbakar dan
terak yang terjadi di keluarkan. Mengingat baja membutuhkan karbon sebesar 0,0 sampai
1,7 %, maka pada waktu proses terlalu banyak yang hilang terbakar, kekurangan itu harus
di tambahi dalam bentuk besi yang banyak mengandung karbon. Dengan jalan ini kadar
karbon di tingkatkan lagi dari oksidasi besi yang terbentuk dan mengandung zat asam
dapat di kurang dengan besi yang mengandung mangan. Udara masih di hembuskan ke
dalam bejana tadi dengan maksud untuk mendapatkan campuran yang baik kemudian
terak di tuang lagi dan selanjutnya besi kasar dengan kandungan fosfor dan belerang yang
BESI DAN BAJA

69

rendah tetapi kandungan fospor dan belerang masih tetap tinggi karena dalam prosesnya
kedua unsurtersebut tidak terbakar sama sekali. Hasil dari konvertor besemer di sebut
baja besemer yang banyak di gunakan untuk bahan kontruksi. Proses besemer juga di
sebut proses asam karena muatannya bersifat asam dan batu tahan apinya juga bersifat
asam apabila di gunakan muatan yang bersifat basa lapisan batu itu akan rusak akibat
reaksi pengaraman.
Proses Thomas
Konvektor Thomas juga di sebut konvektor basa dan prosesnya adalah proses basa,sebab
batu tahan apinya bersifat basa serta di gunakan untuk mengolah besi kasar yang bersifat
basa. Muatan konvertor Thomas adalah besi kasar putih yang banyak mengandung
fospor. Proses pembakaran sama dengan proses konvektor besamer,hanya saja pada
proses Thomas pospor terbakar setelah zat arangnya terbakar. Pengaliran udara tidak terus
menerus di lakukan karena besinya sendiri akan terbakar. Pencegahan pembakaran itu di
lakukan dengan menganggap selesai prosesnya walaupun kandungan fospor masih tetap
tinggi. Guna mengikat fospor yang terbentuk pada proses ini maka di beri bahan
tambahan batu kapur agar menjadi terak. Terak yang bersifat basa ini dapat di manfaatkan
menjadi pupuk buatan yang di kenal dengan nama pupuk fospor. Hasil proses yang di
keluar dari konvektor Thomas di sebut baja Thomas yang biasa di gunakan sebagai bahan
kontruksi dan pelat ketel.

Proses Pembuatan baja sistem Thomas
Keuntungan :
-Besi kasar yang kurang bersih dapat dikerjakan.
-Fosfor dapat dihilangkan, tapi bila ada hanya sebagian fosfor yang dalam prakteknya
tidak menimbulkan gangguan.
-Menghasilkan produk tambahan berupa pupuk.
-Prosesnya lebih mudah dibandingkan dengan proses Bessemer.
Kerugian :
-Baja mengandung lebih banyak oksigen
- Besi yang hilang lebih banyak dibandingkan proses Bessemer (11 13 %).
Proses martin
Proses lain untuk membuat baja dari bahan besi kasar adalah menggunakan dapur siemen
martin yang sering di sebut proses martin. Dapur ini terdiri atas satu tungku untuk bahan
BESI DAN BAJA

70

yang di cairkan dan biasanya menggunakan empat ruangan sebagai pemanas gas dan
udara. Pada proses ini digunakan muatan besi bebas yang di campur dengan besi kasar
sehingga dapat menhasilkan baja dengan kualitas yang lebih baik jika di bandingkan
dengan baja besemer maupun Thomas . Gas yang akan di bakar dengan udara dengan di
alirkan ke dalam ruangan-ruangan melalui batu tahan api yang mudah di panaskan dengan
temperature 600 sampai 900C dengan demikian nyala api mempunyai suhu yang
tinggi,kira-kira 1800C gas pembakaran yang bergerak ke luar masih memberikan panas
ke dalam ruang yang ke dua dengan menggunakan keran pengatur maka gas panas dan
udara pembakaran masuk ke dalam ruang tersebut secara bergantian di panaskan dan di
dinginkan. Bahan bakar yang di gunanakan adalah gas dapur tinggi,minyak yang di
gaskan (stookolie) dan juga gas generator pada pembakaran zat arang terjadi gas CO dan
CO2 yang naik ke atas dan mengakibatkan cairannya bergolak dengan demikian akan
terjadi hubungan yang erat antara api dan bahan muatan yang di masukkan ke dapur
tinggi. Bahan tambahan akan bersenyawa dengan zat asam membentuk terak yang yang
menutup cairan bersebut sehingga melindungi cairan itu dari oksida lebih lanjut. Setelah
proses berlangsung selama 6 jam,terak di keluarkan dengan memiringkan dapur tersebut
dan kemudian basa cair dapat di cerat. Hasil akhir dari proses martin di sebut baja martin.
Baja ini bermutu baik karena komposisinya dapat di atur dan di tentukan dengan teliti
pada proses yang berlangsung agak lama. Lapisan dapur pada proses martin dapat
bersifat asam atau basa tergantung dari basa kasarnya mengandung fospor sedikit atau
banyak. Proses martin terjadi apabila mengolah besi kasar yang bersifat asam atau
mengandung fospor rendah dan sebaliknya di katakan proses martin basa apabila
muatannya bersifat basa dan mengandung fospor yang tinggi.
Keuntungan dari proses martin di bandingkan proses Bessemer dan Thomas adalah
sebagai berikut :
a.Proses lebih lama sehingga dapat menghasilkan susunan yang lebih baik dengan jalan
percobaan-percobaan.
b.Unsure-unsur yang tidak di kehendaki dan kotoran-kotoran dapat di dapatkan atau di
bersihkan.
c.Penambahan besi keras dan besi bebas bahan tambahan lainnya pada akhir proses
menyebabkan susunannya dapat di atur sebaik-baiknya.
Selain keuntungan di atas dank arena udara pembakaran mengatur di atas permukaan
cairan maka hasil akhir akan sedikit mengandung zat asam dan zat lemas. Proses martin
BESI DAN BAJA

71

basa biasanya masih mengandung beberapa kotoran seperti zat asm. Belerang,fospor dan
sebagainya sedangkan pada proses martin kadar kotoran-kotoran tersebut lebih kecil.
Harus diambil dari besi kasar yang lebih murni, terutama yang tidak terlalu tinggi
fosfornya.
Baja yang dihasilkan mengandung Kadar fosfor rendah.
Baja mengandung sedikit oksigen.
Tidak ada proses tiupan tambahan.
staff.ui.ac.id/.../proses_pembuatan_besi_dan_baja.pdf

Anda mungkin juga menyukai