Anda di halaman 1dari 16

40

BAB III
UNDERGROUND BLASTING
3.1 Pola Pemboran
Untuk membuat lubang maju dalam tambang bawah tanah atau
tunnel perlu diciptakan suatu bidang bebas (free face) untuk kebutuhan
peledakan. Untuk menambahkan free face dibutuhkan Cut Hole. Cut
Hole adalah suatu lubang buka yang diciptakan pada suatu face yang
tidak mempunyai free face berupa lubang bor sedalam kemajuan yang
diperoleh.
Pola pemboran yang digunakan dalam persiapan peledakan tambang
bawah tanah terdiri atas :
a.

Wedge Cut atau V Cut, yaitu pembuatan lubang tembak


yang membentuk sudut 600 terhadap bidang bebas (free face).

Gambar 3.1
Penampang Atas Pemboran V - Cut

Diktat Praktikum Peledakan 2005


Laboratorium Tambang

41

Gambar 3.2
Penampang Depan Pemboran V - Cut

b.

Pyramid Cut atau Diamond Cut, yaitu pola pemboran yang


merupakan variasi dari wedge cut dimana ujung dari lubang ledak
mengarah pada titik pusat dari face yang berbentuk pyramid.

Gambar 3.3
Penampang atas Pemboran Pyramid Cut

Gambar 3.4
Penampang Depan Pemboran Pyramid Cut

c.

Fan Cut, yaitu pola pemboran yang merupakan setengah dari


wedge cut. Pola ini sangat baik digunakan pada vein yang tipis.

Gambar 3.5
Penampang Atas
Pemboran
Fan Cut

Diktat Praktikum Peledakan 2005


Laboratorium Tambang

42

Gambar 3.6
Penampang Depan Pemboran Fan Cut

d.

Burn Cut, yaitu pola peledakan dimana lubang ledak tegak


lurus terhadap bidang vertikal atau pada free face.

Gambar

3.7
Penampang Pemboran Burn Cut

3.2 Metoda Peledakan Pada Underground Blasting


Metoda peledakan yang banyak dipakai dalam tambang bawah
tanah (underground blasting) adalah metoda smooth blasting, yaitu
merupakan salah satu metoda dari contour blasting yang bertujuan untuk
memperhalus batas terluar atau keliling dari hasil peledakan.
Smooth blasting telah dikembangkan dan diteliti di Swedia tahun
1950 dan tahun 60-an. Aplikasi dari metoda ini, yaitu dapat dugunakan

Diktat Praktikum Peledakan 2005


Laboratorium Tambang

43

pada penggalian surface dan underground. Metoda ini dimanfaatkan


dalam countur blasting (dalam tambang bawah tanah digunakan untuk
meledakkan wall and roof holes) yang bertujuan untuk memperhalus
permukaan hasil peledakan.
Dalam pelaksanaan metoda smooth blasting ini, untuk mendapatkan
hasil yang baik maka ratio S/B sebaiknya

0.8. Artinya burden

sebaiknya lebih besar dari pada spasinya.


Bahan peledak baru telah dikembangkan untuk keperluan smooth
blasting yang mempunyai diameter explosive kecil dengan VOD rendah
dan relative menghasilkan gas yang rendah, telah dicoba dan hasilnya
sangat baik. Bahan peledak tersebut adalah Gurit, yaitu sebuah
nitroglycerin sebagai isian dasar yang mengandung kieselguhr. Gurit
tersedia dalam ukuran 11, 17 dan 22 mm cartridges yang disesuaikan
dengan aplikasi dilapangan.
Seperti

yang

telah

dikatakan

sebelumya,

smooth

blasting

dilaksanakan dengan special bahan peledak dengan spasi yang lebih


dekat. Berikut ini adalah tabel yang memberikan geometri peledakan
untuk tiap diameter perimeter holes yang berbeda-beda.
Tabel 3.1
Geometri Peledakan Smooth Blasting

Perimeter

Charge

Hole

Concentrati

Charge

Diameter

on

Type

(m)
25 32
25 48
51 64
51 64

( kg/m)
0.11
0.23
0.42
0.45

11
17
22
22

mm
mm
mm
mm

Gurit
Gurit
Gurit
Gurit

Burden

0.3
0.7
1.0
1.1

0,5
0.9
1.1
1,2

Diktat Praktikum Peledakan 2005


Laboratorium Tambang

Spasi

0.25
0.50
0.80
0.80

0.35
0.70
0.90
0.90

44

Gambar 3.8
Efek Peledakan Dengan Metoda Smooth Blasting

3.3 Geometri Peledakan


Sebelum operasi pemboran dimulai penentuan letak lubang bor
harus dievaluasi dengan hati-hati agar diperoleh hasil yang optimum dari
bahan peledak yang dipilih. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam mendesain peledakan antara lain :
-

Diameter lubang bor

Burden dan Spasi

Type bahan peledak yang akan digunakan.

Perbedaan utama antara peledakan terowongan dan peledakan


jenjang adalah pada peledakan terowongan peledakan dilakukan dengan
mengarah pada satu bidang bebas (free face) yang dibuat (Empty Hole)
sedangkan pada peledakan jenjang peledakan dapat di desain menuju ke
lebih dari satu bidang bebas (free face).
3.3.1 Desain guidelines
Dimensi

yang

digunakan

dalam

perencanaan

peledakan

terowongan dapat diintruksikan secara geometris pada gambar 3.8. yang


terdiri atas Floor holes, Wall holes, Cut hole, Stoping hole dan Roof holes.
Dalam mendesain suatu peledakan (penentuan spasi dan burden),
maka bagian-bagian tersebut diatas harus diperhitungkan dengan baik
yang mengacu pada besarnya diameter Empty Hole yang berfungsi
sebagai free face.

Diktat Praktikum Peledakan 2005


Laboratorium Tambang

45

Gambar 3.9
Dimensi Bidang Lubang Ledak

3.3.2 Diameter Empty Hole


Pemilihan diameter empty hole tergantung pada tingkat kemajuan
terowongan yang dinginkan. Semakin besar kemajuan terowongan yang
dinginkan maka semakin besar diameter empty hole yang diperlukan.
Besarnya ukuran diameter empty hole dapat dilihat dari grafik atau jika
mempergunakan beberapa empty holer diameter khayalnya dapat
dihitung dengan mempergunakan rumus :
Dd

Dimana : D = Besarnya diameter khayal empty hole

Dalam

= Diameter lubang bor

= Jumlah lubang

usaha

menghitung

burden

dikotak

pertama,

jika

menggunakan satu empty hole maka diameter yang digunakan adalah


diameter empty hole itu sendiri, tetapi jika menggunakan lebih dari satu
empty hole maka yang digunakan adalah diameter khayal.

3.3.3 Desain Cut Hole


Jika kita melihat grafik 7.10 kita menemukan jarak antara lubang
ledak dan empty hole sebaiknya tidak lebar dari 1.5

untuk

menghasilkan peledakan yang baik. Jika jaraknya lebih panjang, hanya

Diktat Praktikum Peledakan 2005


Laboratorium Tambang

46

terdapat keruskan tetapi jika jaraknya lebih pendek resikonya besar


karena lubang ledak dan empty hole akan bertemu.

Gambar

3.10
Desain Cut Holes

Grafik 3.1
Hubungan Antara Jarak Lubang Ledak Dengan Empty Hole
Serta Hasil Peledakannya

A.

Desain Square I
Jadi posisi lubang ledak di kotak pertama dapat ditunjukkan

sebagai :
Dimana

= C C jarak antara lubang ledak dengan empty hole

Diktat Praktikum Peledakan 2005


Laboratorium Tambang

47

= Diameter empty hole

Dalam kasus ini beberapa empty hole hubungannya dapat ditunjukkan


sebagai :
a1

= 1.5 D

W1 = a 2
Dimana

= C C jarak antara pusat empty hole dan pusat lubang

= Diameter Khayal

= Jarak antar lubang ledak

ledak

Parameter yang perlu diketahui dalam menentukan jumlah


pengisian bahan peledak (Q) pada cut holes terdiri atas stemming dan
konsentrasi pengisian bahan peledak (lc). Konsentrasi pengisian bahan
peledak yang dipakai pada kotak pertama dapat dilihat dari grafik 7.12.
Stemming Kotak Pertama (ho) = a
Jadi Q = lc (H - ho)
Dimana : Q = Jumlah pengisian bahan peledak, kg
lc

= Konsentrasi pengisian bahan peledak, kg/m

H = Kedalaman lubang ledak, m


Dengan demikian, maka data kunci yang diperlukan pada kotak pertama
adalah :
a

= C C jarak antara pusat empty hole dan pusat lubang

ledak
W

= Jarak antar lubang ledak

= Jumlah bahan peledak

Diktat Praktikum Peledakan 2005


Laboratorium Tambang

48

Grafik 3.2
Konsentrasi Minimum Pengisian Handak (kg/m) dan Maksimum Jarak C C (m)
Untuk Diameter Empty Hole Yang Berbeda-Beda

B.

Desain Square II
B1 = W1
a2

= 1.5 W1

W2 = 1.5 W1
Dimana

= C C jarak antara pusat empty hole dan pusat lubang

= Jarak antar lubang ledak

= Burden

ledak

Konsentrasi pengisian bahan peledak yang dipakai pada kotak


kedua dan kotak berikutnya dapat dilihat dari grafik 7.13.
Stemming Kotak Kedua (ho) = 0.5 x B
Jadi Q = lc (H - ho)
Dimana : Q = Jumlah pengisian bahan peledak, kg
lc

= Konsentrasi pengisian bahan peledak, kg/m

H = Kedalaman lubang ledak, m


Dengan demikian, maka data kunci yang diperlukan pada kotak kedua
dan kotak berikutnya adalah :
B

= Burden

= Jarak antar lubang ledak

= Jumlah bahan peledak

Grafik 3.3
Konsentrasi Minimum Pengisian Handak (kg/m) dan Maksimum Jarak C C (m)
Untuk Jarak Antara Lubang Ledak Yang Berbeda-beda

Diktat Praktikum Peledakan 2005


Laboratorium Tambang

49

C.

Desai Square III


B2 = W2
a3

= 1.5 W2

W3 = 1.5 W2

Jumlah pengisian bahan peledak pada kotak ketiga ini caranya


sama dengan penentuan jumlah pengisian bahan peledak pada kotak
kedua.
D.

Desain Kotak IV
B3 = W3
a4

= 1.5 W3

W4 = 1.5 W3

(i)
(ii)

(iii)
(iv)
Gambar 3.11
Geometri Perledakan Pada Cut Holes

Diktat Praktikum Peledakan 2005


Laboratorium Tambang

50

Jika jarak antara lubang ledak (W) terlalu lebar dan burden (B)
berdasarkan rumus diatas sama dengan (W) sehingga besar pada cut
holes lebih besar dari burden pada stoping, maka burden pada cut holes
dan perhitungan jumlah bahan peledak yang dipakai harus diatur
sehingga sama dengan stoping holes.
Penentuan burden dan konsentrasi bahan peledak dapat dilihat
dari grafik 3.3. Berdasarkan tabel 3.2 dibawah, pengisian lubang ledak
dapat dihitung :
hb = 1/3 H
Qb = lb x hb
Pengisian kolom (lc) = 0.5 x lb
ho

= 0.5 x B

hc

= H hb - ho

Qc

= lc x hc

Qtot = Qb + Qc
Dimana :
lb = Charge concentration Bottom
hb = Height bottom charge
Qb = Komsumsi bahan peledak bottom charge
lc

= Column charge

hc = Heigth column
Qc = Komsumsi bahan peledak pada column charge
Pada umumnya bahan peledak yang digunakan dalam tambang
bawah tanah (peledakan terowongan) adalah bahan peledak yang telah
dikemas dalam bentuk paper cartridge atau plastic tube yang telah
memepunyai diameter (mm) dan charge concentration (kg/m) tertentu.
Bahan peledak yang sering digunakan adalah Emulite, Dynamex,
dan ANFO, yang dipakai untuk meledakkan cut holes, stoping holes dan
floor holes. Sedangkan untuk meledakkan wall holes dan roof holes bahan
peledak yang iasa dipakai adalah Gurit.
3.3.4 Desain Stoping

Diktat Praktikum Peledakan 2005


Laboratorium Tambang

51

Setelah cut holes telah dihitung, sisa dari geometri tunel yang
terdiri atas floor holes, wall holes, roof holes,

stoping holes dapat

dihitung.
Untuk menghitung burden (B) dan mengisi setiap bagian yang
berbeda pada tunnel dapat dilihat dari grafik 3.4 yang dapat digunakan
sebagai dasar.

Grafik 3.4
Burden Dalam Hubungannya Dengan Konsentrasi Pengisian Bahan Peledak
Untuk Diameter Lubang Ledak Dan Bahan Peledak Yang Berbeda

Bila burden (B), kedalaman lubang ledak (H) dan konsentarasi


bottom charge (lb) telah diketahui, tabel dibawah ini akan memberikan
geometri pemboran dan pengisian handak disetiap bagian dari tunnel.

Diktat Praktikum Peledakan 2005


Laboratorium Tambang

52

Tabel 3.2
Geometri Peledakan Pada Stoping Holes

Part of
The
Round

Burden
(m)

Spacin
g
(m)

Heigth
Bottom
Charge
(m)
1/3 x H
1/6 x H
1/6 x H

Charge
Concentration
Bottom Column
(kg/m)
(kg/m)
lb
1.0 x lb
lb
0.4 X lb
lb
0.3 X lb

Floor
1xB
1.1 x B
Wall
0.9 x B
1.1 x B
Roof
0.9 x B
1.1 x B
Stoping:
Upwards
1xB
1.1 x B
1/3 X H
Horizontal
1xB
1.1 x B
1/3 x H
Downwar
1xB
1.2 x B
1/3 x H
ds
A. Perhitungan Jumlah Bahan Peledak Pada

lb
lb
lb

0.5 x lb
0.5 x lb
0.5 x lb

Floor Holes

Bottom Charge
lb

= Diperoleh dari grafik 7.14

hb

= 1/3 H

Qb

= lb x hb

Column Charge
lc

= 0.5 x lb

ho

= 0.2 x B

hc

= H hb - ho

Qc

= lc x hc

Qtot = Qb + Qc
B.

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak Pada Wall Holes


Bottom Charge
lb

= Diperoleh dari grafik 7.14

hb

= 1/6 H

Qb

= lb x hb

Column Charge
lc

= 0.4 x lb

ho

= 0.5 x B

hc

= H hb - ho

Qc

= lc x hc

Diktat Praktikum Peledakan 2005


Laboratorium Tambang

Stemmin
g
(m)
0.2 x B
0.5 x B
0.5 x B
0.5 x B
0.5 x B
0.5 x B

53

Qtot = Qb + Qc
C.

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak Pada Roof Holes


Bottom Charge
lb

= Diperoleh dari grafik 7.14

hb

= 1/6 H

Qb

= lb x hb

Column Charge
lc

= 0.3 x lb

ho

= 0.5 x B

hc

= H hb - ho

Qc

= lc x hc

Qtot = Qb + Qc
D.

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak Pada Stoping Upwards and


Horizontally Holes
Bottom Charge
lb

= Diperoleh dari grafik 7.14

hb

= 1/3 H

Qb

= lb x hb

Column Charge
lc

= 0.5 x lb

ho

= 0.5 x B

hc

= H hb - ho

Qc

= lc x hc

Qtot = Qb + Qc
Dimana :
lb

Konsentrasi pengisian pada dasar lubang ledak


(charge concentration Bottom)

hb

Tinggi isian dasar lubang ledak (height bottom


charge)

Qb

Komsumsi bahan peledak bottom charge

lc

Konsentrasi pengisian di atas isian dsar (column


charge)

hc

Tinggi colom (heigth column)

Diktat Praktikum Peledakan 2005


Laboratorium Tambang

54

Qc
E.

Komsumsi bahan peledak pada colom

Perhitungan Jumlah Bahan Peledak Pada Stoping Downwards

Holes
Pengisian bahan peledak pada stoping downwards sama dengan
perhitungan pada stoping upwards.
F.

Perhitungan Specific Charge


Specific Charge adalah perbandingan antara berat handak yang
digunakan dengan volume batuan yang di diperoleh. Secara
matematis dituliska dalam formola berikut :
Specific Charge =

3.4

Berat Handak (kg )


Volume Batuan Yang Terbebas ( m 3 )

Primer dan Sistem Rangkaian


Pembuatan primer maupun sistem rangkaian yang dipakai pada

peledakan terowongan sama halnya dengan pembuatan primer dan sisite


rangkaian yang dipakai pada surface blasting.
3.5

Fragmentasi
Fragmentasi (distribusi ukuran) batuan hasil peledakan merupakan

salah satu yang sangat penting dalam merencanakan suatu peledakan.


Ukuran

fragmentasi

kemudahan

dalam

yang

direncanakan

pemuatan,

perlu

pengangkutan

disesuaikan
serta

dengan

ukuran

yang

diinginkan oleh pabrik pengolahan.


Untuk mendapatkan fragmentasi yang diinginkan, beberapa hal
yang berpengaruh adalah keserasian antara specific charge yang
digunakan dan urutan pengaturan delay. Berikut ini merupakan tabel
yang menunjukkan hubungan antara specific charge dan fragmentasi
yang dihasilkan.
Tabel 3.3
Hubungan Antara Specific Charge dan Fragmentasi

specific

0.24 0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

charge

Diktat Praktikum Peledakan 2005


Laboratorium Tambang

0.85

1.0

55

(kg/m3)
Fragmentati
on

(1/2)

(1/2.5)

(1/3)

(1/4)

(1/5)

(m3)

Diktat Praktikum Peledakan 2005


Laboratorium Tambang

(1/6)3

Anda mungkin juga menyukai