ACARA V
ROCK QUALITY DESIGNATION (RQD)
Disusun Oleh:
CHRISSENSIA ELSA YUNITA
7100190179
Pelaksanaan Praktikum:
Hari / Tanggal : Selasa/ 27 Oktober 2020
Sesi / Jam : I / 18.50 – 19.40
Asisten : M. Saiful Haq
ACARA V
ROCK QUALITY DESIGNATION (RQD)
Disusun Oleh:
Chrissensia Elsa Yunita
7100190179
M.Saiful Haq
NIM 710016089
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Dalam
penyusunan laporan ini praktikan banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini, praktikan ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. R. Andy Erwin Wijaya, M.T. selaku Kepala Laboratorium
Mekanika Batuan TA. 2018/2019,dan selaku dosen matakuliah
Mekanika Batuan, Program Studi Teknik Pertambangan, Institut
Teknologi Nasional Yogyakarta.
3. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik
iii
Chrissensi Elsa Yunita/7100190179
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vii
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Tujuan Praktikum ............................................................................. 1
V. PEMBAHASAN
5.1. Analisa Data .................................................................................... 11
5.2. Aplikasi ........................................................................................... 12
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan ....................................................................................... 13
6.2. Saran ................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14
LAMPIRAN
iv
Chrissensi Elsa Yunita/7100190179
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Inti bor ...................................................................................................... 5
3.2 Jangka sorong ........................................................................................... 6
3.3 Meteran..................................................................................................... 6
5.1 Grafik klasifikasi massa batuan.............................................................. 11
v
Chrissensi Elsa Yunita/7100190179
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Hasil Perhitungan RQD ............................................................................ 7
vi
Chrissensi Elsa Yunita/7100190179
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. Laporan sementara................................................................................... 16
B. Foto .......................................................................................................... 19
C. Tugas ....................................................................................................... 20
D. Lembar konsultasi ................................................................................... 28
vii
Chrissensi Elsa Yunita/7100190179
BAB I
PENDAHULUAN
1
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
c. Menghitung serta mengaplikasikan parameter yang didapat dari
perhitungan RQD untuk mengetahui kualitas dan klasifikasi batuan.
2
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
BAB II
LANDASAN TEORI
25 – 50 Jelek
50 – 75 Sedang
75 – 90 Baik
3
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
90 – 100 Sangat Baik
4
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Inti bor (core) yang ditempatkan di dalam core box.
b. Jangka sorong.
c. Meteran.
3.2 Prosedur Pengujian
1. Ambil core box, amati inti bor yang ada di dalamnya.
2. Ambil salah satu potongan inti bor dari masing – masing sampel batuan
yang ada, ukur diameternya dengan menggunakan jangka sorong.
3. Panjang dari masing – masing potongan inti bor pada masing – masing
sampel batuan diukur, yang panjangnya lebih dari 100 mm dijumlahkan.
5
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
Gambar 3.2 Jangka Sorong
6
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
Sampel L1 L2 L3 L4
Panjang 42 21 24 39
RQD 63
Index
Kekuatan
Kekuatan
Batuan Point Load 5,090
Utuh Uniaksial 117,083
1
Pembobotan 12
RQD 63
2 Pembobotan 13
3 Pembobotan 15
Agak kasar
7
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
Aliran/10 m
panjang
Tidak ada
terowongan
tekanan pori
tegangan utama
0
max
5 Air Tanah
keadaan
kering
umum
Pembobotan 7
Pembobotan 50
Pemerian Sedang
PARAMETER 1 2 3 4 5
PEMBOBOTAN 12 13 15 10 7
RMR 57
8
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
Pembobotan parameter no. 3 berdasarkan kelompok :
Kelompok 14 = 15
4.2 Perhitungan
42+21+2+39
𝑅𝑄𝐷 =
200
× 100%
𝑅𝑄𝐷 = 63%
Pembobotan : 13
- Spasi Rekahan : 0,2-0,6
- Pembobotan : 15
- Kondisi Rekahan : Agak kasar ,renggangan <1MM sangat lapuk
Pembobotan : 10
- Air Tanah :
Aliran/10 m Panjang terowongan tidak ada
, Tekanan pori teganan utama max 0,
keadaan umum Kering
Pembobotan : 7
- Total pembobotan = 12+13+15+10+7
=57
9
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
B. Kelas massa batuan dari pembobotan total :
- Pembobotan : 57
- Nomor Kelas: III
- Pemerian : Sedang
C. Arti dari pada kelas batuan
- Nomor kelas 3
- Stand Up Time rata-rata : 1 minggu dengan span 5 m
- Kohesi : 300-400 Kpa
- Sudut geser dalam (°) : 35-45
10
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
BAB V
PEMBAHASAN
Pada parameter 1, Kekuatan Batuan Utuh dengan nilai UCS 117,083 Mpa,
diperoleh nilai pembobotan 12.
Pada parameter 5, Air Tanah tidak ada, 0, kering , sehingga diperoleh nilai
pembobotan 7.
Arti daripada Kelas Batuan tersebut yaitu memiliki Stand Up Time rata-
rata 1 minggu untuk span 5m, kohesi 300-400 Kpa, dan sudut geser dalam (°)
35-45. Selanjutnya dalam menentukan rekomendasi metode penggalian dan
penyangga terowongan batuan dengan klasifikasi sistem RMR,
11
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
dilakukan prediksi Span dan Stand Up Time dari nilai RMR 57 dengan memilih
tingkat pesimis yang tinggi agar dapat mengantisipasi keadaan terburuk yang
mungkin akan terjadi yaitu nilai span terbesar (10m). Sehingga diperoleh Stand
Up Time
270 jam (11 hari 6 jam).
5.2 Aplikasi
Aplikasi dari pengujian RQD dalam dunia pertambangan diantaranya
adalah untuk penyanggaan, geoteknik, kestabilan lereng, peledakan batuan
(blasting), pembuatan jenjang terowongan pada tambang bawah tanah,
pemboran dan sebagainya.
12
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil akhir seluruh rangkaian kegiatan praktikum dan
pembahasan serta pengolahan data diatas didapatkan kesimpulan bahwa nilai
Rock Quality Designation (RQD) sebesar 55 % dengan RMR sebesar 50. Dan
dari pembobotan pada tabel Bienawski 1989 berdasarkan parameter-parameter
tersebut disimpulkan batu tersebut termasuk kedalam kelas III dengan
pemerian sedang, Stand Up Time rata-rata 1 minggu untuk span 5 m, Kohesi
200-300 Kpa, serta sudut geser dalam sebesar 25-35.Jika dilakukan metode
penggalian top heading , penyanggaan setelah peledakan. Penyanggaan penuh
5 m dari face, baut batuan panjang 5 m, spasi > 2 m pada dinding dan atap serta
pemasangan jaring kawa . Batu tersebut bisa menyanggah dirinya sendiri
selama 720 jam dengan bukaan 5 meter.
6.2 Saran
a. Praktikan mengikuti prosedur dengan benar
b. Mencatat data dan melakukan perhitungan dengan teliti
c. Praktikan berhati-hati ketika menggunakan alat praktikum
13
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
DAFTAR PUSTAKA
14
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
LAMPIRAN
15
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
LAMPIRAN A
LAPORAN SEMENTARA
Sampel L1 L2 L3 L4
Panjang 42 21 24 39
RQD 63
Index
Kekuatan
Kekuatan
Batuan Point Load 5,090
Utuh Uniaksial 117,083
1
Pembobotan 12
RQD 63
2 Pembobotan 13
3 Pembobotan 15
Agak kasar
,renggangan
Kondisi Rekahan
<1MM sangat lapuk
4
Pembobotan 10
16
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
Aliran/10 m
panjang
Tidak ada
terowongan
tekanan pori
tegangan
0
utama max
5 Air Tanah
keadaa
kering
n
umum
Pembobotan 7
Pembobotan 50
Pemerian Sedang
PARAMETER 1 2 3 4 5
PEMBOBOTAN 12 13 15 10 7
RMR 57
17
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
LAMPIRAN B
FOTO
Inti bor
Jangka Sorong
Meteran
18
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
LAMPIRAN C
TUGAS PRAKTIKUM
Buatlah resume buku mekanika batuan oleh Made Astawa dkk halamanan 404-
409, 427-440, dan 441-451!
Jawaban :
Halaman 404-409
8.1.2 Karakteristik Ukuran Bidang Diskontinuitas
8.1.2.1 Spasi dan frekuensi bidang diskontinuitas
Spasi bidang diskontinuitas atau kekar adalah jarak tegak lurus antar kekar.
Pengukuran spasi kekar ini hams dilakukan di sepanjang garis bentangan pada
singkapan massa batuan. Hasil sebuah pengukuran spasi kekar perlu dilakukan
analisa statistik dan salahsatu produknya adalah dalam bentuk histogram
distribusi normal spasi yang merepresentasikan statistik spasi kekar di Formasi
Kali Keluarga kekar-1. Secara statistik hubungan antara spasi kekar dengan
frekuensinya adalah dalam bentuk eksponensial negatif.
Klasifikasi spasi bidang diskontinuitas (Attewell, 1993)
Deskripsi Struktur bidang diskontinuitas Jarak pisah - mm
19
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
Narrow (metamorphic and
igneous)
6-20
Foliated, cleaved, flow-
banded, etc. metamorphic
6-20
Buruk 25 – 50 15 – 8 0,2-0,4
20
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
Sedang 50 – 75 8–5 0,4 - 0,6
Baik 75 – 90 5 -1 0,6-0,8
21
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
Persistensi didefinisikan sifat kemenerusan dari bidang-bidang kekar yang
didefinisikan sebagai panjang dari diskontinuitas pada massa batuan dan dapat
diukur panjangnya.
Halaman 427-440
8.2.2. Prosedur normal untuk pengukuran kadar
Pengukuran spaso ini harus di lakukan di sepanjang garis bentangan pada
singkapan massa batuan. Karena pengukuran di lakukan pada permukaan
singkapan massa batuan maka diperlukan suatuu koreksi spasi sebesar sin ɵ,
dimana ɵ adalah sudut yang dibentuk antara bidang kekar dan bidang
permuakan singkapan. Hasil dari koreksi adalah jarak kekar yang
sesungguhnya. Dalam penngukuran jarak kekar harus memperhatian beberapa
hal seperti :
Panjang minimum garis pengukuran yang tersedia, siapkan scan-line untuk
jarak 10 kali jarak rata-rata kekar.
Pengukuraan setinggi mata dari lantai jenjang
Meliputi variasi orrientasi kekar dan jarak
Variasi jenis batuan
Pengukuran maju dan mundur
Amati cuaca dan kondisi air permukaan, dll.
Pengukuran kekar dimulai dengan membentangkan tali sepanjang muka bidang
massa batuan yang akan diukur dengan arah kemiringan dan kemiringan
tertentu. Lalu menentukan posisi kekar-kekar yang berpotongan. Jarak yang
diukur ini disebut jarak semua kekar.
Menurut priest (1985), arah kemiringan αn dan kemiringan βn dari normal
terhadap bidang kekar yang memiliki arah dip αd dan dip βd dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut
αd≤180 αn=αd+180
αd≥180 αn=αd-180
βn βn=90-βd
22
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
8.2.3. prosedur penentuan perkiran jarak antar kekar dari pengukuran suatu
garis bentangan.
1. Asumsikan ada tiga pasang bidang kekar dalam keluarga A
2. Bentuk persamaan umum diatas dapat ditulis kembali sebagai (k=n-1=
jumlah pasangan bidang kekar dalam 1 keluarga
3. Perkirankan jarak antar bidang kekar sepanjang garis betangan adalah
(m=jumlah keluarga bidang kekar )
8.2.4. penggunaan faktor koreksi untuk jarak kekar
Terzaghi (1965) pertama kali yang mengusulkan untuk memberikan koreksi
dengan cara membobotkan pengukuran pada bidang diskontinuitas yang sangat
miring terhadap gari bentangan. Pada kasus umum, jumlah pengamtan dari
suatu keluarga kekar di daerah pengukuran dapat diberi faktor bobot W yaitu :
W = faktor bobot terzaghi = {1/cos(θ) }
Penggunaan faktor bobot ini sebetelunya tidak akan menampilkan semua
bidang kekar yang tidak terukur. Pengukuran jarak kekar perlu memeprhatiakn
hal berikut ini :
kurangi bisa selama pengukuran dilapangan
proses data pengukuran dengan melakukan konturing
proses data secara analitis dengan metode statistis
8.2.5. upaya mengurangi bias pengukuran kekar
faktor bobot W = bila jumlah data pengukurannya banyak
faktor bobot akan mengurangi kesalahan yang mungkin timbul akibat garis
bentangan tunggal
bila θ mendektai 90°,W menjadi tak hingga, maka sebuat titik pengukuran
akan mendominasi distribusi.
Halaman 441-454
8.2.7 klasifikasi massa batuan
8.3.1 latar belakang
System klasifikasi massa batuan seringnya menggunakan lebih dari dua
parameter, tetapi tergantung juga pada kepentingannya. Meurut beberapa pihak
23
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
termasuk Bieniawski, bahwa klasifikasi massa batuan dibuat untuk memenuhi
kepentingan berikut :
Mengidentifikasi parameter yang paling mempengaruhi perilaku massa
batuan
Membagi massa batuan kedalam kelompok group yang berperilaku sama,
yaitu kelas massa batuan dengan kualitas berbeda .
Melengkapi suatu dasar pengertian karakteristik masing-masing kelas.
Menghubungkan pengalaman atas pengamatan suatu kondisi massa batuan
disatu tempat dengan lainnya.
Menghasilkan data kuantitatif untuk desain rekayasa.
Melengkapi suatu dasar umum komunikasi.
Beberapa klasifikasi massa batuan yang banyak digunakan untuk kepentingan
geomekanika adalah sebagai berikut ;
Metode klasifikasi beban batuan (rock load, Terzaghi, 1946)
Klasifikasi stand-up time (Lauffer,1958)
Rock Quality Designation (RQD Deere, 1964)
Rock Structure Rating(RSR, Wickham et al, 1972)
Q-system (Barton, Lien&Lunde, 1974)
Klasifikasi size strength
Klasifikasi ISRM
RMR (Bieniawski, 1973, 1976, 1989)
MRMR (Laubshcer, 1977, 1990)
RMS (Selby, 1980)
SMR (Romana, 1985)
Slope Rock Mass Rating (Robertson, 1988)
CSMR (Chen, 1995)
GSI (Hoek et al, 1995)
M-RMR (Unal, 1996)
BQ (Lin, 1998 )
8.3.2 Rock Mass Rating (RMR, Bieniawski, 1973)
24
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
Terdiri dari 5 parameter utama dan 1 parameter pengontrol untuk membagi
massa batuan :
a. Kuat tekan batuan utuh (UCS)
b. Rock Quality Designation (RQD)
c. Jarak diskontinu/kekar
d. Kondisi diskontinu/kekar
e. Kondisi air tanah
f. Koreksi dapat dilakukan bila perlu untuk orientasi diskontinuitas/kekar
8.3.3 Rock Mass Quality- Q system
Pembobotan Q- system didasarkan atas penaksiran numerik kulitas massa
batuan dengan menggunakan 6 parameter berikut ini :
RQD
Jumlah set kekar
Kekerasan kekar atau kekar utama
Derajat alterasi atau pengisian sepanjang kekar yang paling lemah
Aliran air
Faktor reduksi tegangan
Keterangan :
RQD = rock quality designation Jn = jumlah set kekar
Jr = angka kekasaran kekar Ja = angka alterasi kekar
Jw = angka reduksi kondisi air SRF = faktor reduksi tegangan
25
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
2. Modified joint set number ( kirsten,1982 ) jn
a. Massive, none of few joint 1.0
b. One joint set/fissure set 1.22
c. One joint/ fissure set/plus random 1.5
3. Joint roughness number jn
a. Discontinuous joint 4.0
b. Rough or irregular, undulataing 3.0
c. Smooth, undulating 2.0
d. Slickensided, undulating 1.5
e. Rought or irregular, planar 1.5
f. Smooth, planar 1.0
g. Slickensided planar 0.5
26
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
LAMPIRAN D
LEMBAR KONSULTASI
NIM :7100190179
27
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179