Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN

ACARA V
ROCK QUALITY DESIGNATION (RQD)

Disusun Oleh:
CHRISSENSIA ELSA YUNITA
7100190179

Pelaksanaan Praktikum:
Hari / Tanggal : Selasa/ 27 Oktober 2020
Sesi / Jam : I / 18.50 – 19.40
Asisten : M. Saiful Haq

LABORATORIUM MEKANIKA BATUAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN

ACARA V
ROCK QUALITY DESIGNATION (RQD)

Disusun Oleh:
Chrissensia Elsa Yunita
7100190179

Disetujui untuk Laboratorium Mekanika Batuan


Program Studi Teknik Pertambangan
Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta

Tanggal : Oktober 2020


Asisten

M.Saiful Haq
NIM 710016089
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Dalam
penyusunan laporan ini praktikan banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini, praktikan ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. R. Andy Erwin Wijaya, M.T. selaku Kepala Laboratorium
Mekanika Batuan TA. 2018/2019,dan selaku dosen matakuliah
Mekanika Batuan, Program Studi Teknik Pertambangan, Institut
Teknologi Nasional Yogyakarta.

2. M.Saiful Haq, selaku Asisten Laboratorium Mekanika Batuan yang


telah memberikan bimbingan dan arahan.

3. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik

Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk


perbaikan ke depan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
memberikan ilmu bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, Oktober 2020


Penyusun

Chrissensia Elsa Yunita

iii
Chrissensi Elsa Yunita/7100190179
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vii
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Tujuan Praktikum ............................................................................. 1

II. LANDASAN TEORI


2.1. Konsep Dasar ................................................................................... 3
2.2. Faktor yang Mempengaruhi ............................................................. 4

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM


3.1. Peralatan dan Perlengkapan............................................................... 5
3.2. Prosedur Praktikum ........................................................................... 5
3.3. Gambar Peralatan .............................................................................. 5

IV. HASIL PRAKTIKUM


4.1. Tabulasi Data ..................................................................................... 7
4.2. Perhitungan ........................................................................................ 9

V. PEMBAHASAN
5.1. Analisa Data .................................................................................... 11
5.2. Aplikasi ........................................................................................... 12

VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan ....................................................................................... 13
6.2. Saran ................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14
LAMPIRAN

iv
Chrissensi Elsa Yunita/7100190179
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
3.1 Inti bor ...................................................................................................... 5
3.2 Jangka sorong ........................................................................................... 6
3.3 Meteran..................................................................................................... 6
5.1 Grafik klasifikasi massa batuan.............................................................. 11

v
Chrissensi Elsa Yunita/7100190179
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
4.1 Hasil Perhitungan RQD ............................................................................ 7

vi
Chrissensi Elsa Yunita/7100190179
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
A. Laporan sementara................................................................................... 16
B. Foto .......................................................................................................... 19
C. Tugas ....................................................................................................... 20
D. Lembar konsultasi ................................................................................... 28

vii
Chrissensi Elsa Yunita/7100190179
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mekanika batuan adalah salah satu cabang disiplin ilmu geomekanika.
Mekanika batuan merupakan ilmu yang mempelajarai sifat-sifat fisik dan
mekanik batuan. Hal ini menyebabkan mekanika batuan memiliki peran yang
dominan dan penting dalam operasi penambangan seperti pekerjaan
penerowongan, pemboran, penggalian, peledakan dan lain sebagainya.
Batuan adalah benda padat yang terbentuk secara alami dan terdiri atas
mineral-mineral tertentu yang tersusun membentuk kulit bumi.Batuan
mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui dalam kepentingan
rekayasa batuan, sifat-sifat tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1.Sifat fisik batuan yaitu sifat yang berasal dari batuan itu sendiri dari material
batuan itu sendiri.
2.Sifat mekanika batuan yaitu sifat batuan ketika dikenakan gaya baik secara
alami maupun buatan.
Kedua sifat batuan tersebut dapat ditentukan baik di laboratorium maupun di
lapangan (insitu).Penentuan sifat fisik dan mekanika batuan di laboratorium
pada umumnya dilakukan terhadap percontoh (sampel) yang diambil di
lapangan. Satu percontoh dapat digunakan untuk menentukan kedua sifat
batuan tersebut. Pertama-tama adalah penentuan sifat fisik batuan yang
merupakan pengujian tak merusak (non destructive test), kemudian dilanjutkan
dengan pengujian sifat mekanika batuan yang merupakan pengujian merusak
(destructive test) sehingga percontoh batu hancur.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah :
a.Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar kualitas massa batuan
b.Untuk mengetahui dan melakukan prosedur praktikum pengujian Rock
Quality Designation (RQD)

1
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
c. Menghitung serta mengaplikasikan parameter yang didapat dari
perhitungan RQD untuk mengetahui kualitas dan klasifikasi batuan.

2
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar


RQD adalah modifikasi presentasi perolehan inti bor (core) yang utuh
dengan panjang 100 mm atau lebih. Indeks ini telah diperkenalkan sejak lama
sebagai indeks dari kualitas batuan pada saat informasi kualitas batuan hanya
tersedia dari deskripsi geologi. Indeks RQD digunakan sebagai parameter
klasifikasi sebat walaupun tidak cukup secara tersendiri untuk mendeskripsi
massa batuan, tetapi telah banyak digunakan dalam pembuatan terowongan
sebagai petunjuk untuk memilih penyangga. RQD telah digunakan secara luas
di Amerika dan Eropa. Selain sederhana dan murah, juga menghasilkan
kualitas inti batuan.

Untuk perhitungan RQD menggunakan rumus sebagai berikut :


Untuk menentukan RQD, ISRM (International Society For Rock


Mechanic) menyarankan ukuran inti bos paling tidak berdiameter NX (54 mm),
yang di bor dengan menggunakan double-tube core barrels. Adapun hubungan
antara RQD dengan kualitas batuan dikemukakan oleh Deere (1968) adalah
sebagai berikut:

Tabel 2.1. Hubungan antara RQD dengan Kualitas Batuan


RQD (%) KUALITAS BATUAN

< 25 Sangat Jelek

25 – 50 Jelek

50 – 75 Sedang

75 – 90 Baik

3
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
90 – 100 Sangat Baik

2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi


Faktor dalam yang mempengaruhi nilai RQD adalah sebagai berikut :
 Tingkat pelapukan
 Jenis batuan
 Bidang diskontinu.

Faktor luar yang mempengaruhi nilai RQD adalah sebagai berikut :


 Panjang total pengeboran
 Teknik pengeboran
 Pengukuran panjang inti bor

4
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Inti bor (core) yang ditempatkan di dalam core box.
b. Jangka sorong.
c. Meteran.
3.2 Prosedur Pengujian
1. Ambil core box, amati inti bor yang ada di dalamnya.
2. Ambil salah satu potongan inti bor dari masing – masing sampel batuan
yang ada, ukur diameternya dengan menggunakan jangka sorong.
3. Panjang dari masing – masing potongan inti bor pada masing – masing
sampel batuan diukur, yang panjangnya lebih dari 100 mm dijumlahkan.

3.3. Gambar Peralatan

Gambar 3.1 Inti bor

5
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
Gambar 3.2 Jangka Sorong

Gambar 3.3 Meteran

6
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

4.1. Tabulasi Data


Tabel 4.1
Hasil perhitungan RQD

Sampel L1 L2 L3 L4

Panjang 42 21 24 39

RQD 63

A. PARAMETER SELANG NILAI

Index
Kekuatan
Kekuatan
Batuan Point Load 5,090
Utuh Uniaksial 117,083
1
Pembobotan 12

RQD 63

2 Pembobotan 13

Spasi Rekahan 0,2-0,6

3 Pembobotan 15

Agak kasar

Kondisi Rekahan ,renggangan

<1MM sangat lapuk


4
Pembobotan 10

7
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
Aliran/10 m
panjang
Tidak ada
terowongan

tekanan pori
tegangan utama
0
max
5 Air Tanah
keadaan
kering
umum

Pembobotan 7

B. Kelas Massa Matuan dan Pembobotan Total

Pembobotan 50

Nomor Kelas III

Pemerian Sedang

C. Arti Dari pada Kelas Batuan

Nomor Kelas III

Stand Up Time 1 minggu untuk span


rata-rata 5m

Kohesi 200 - 300 Kpa

Sudut Geser Dalam 25 - 35

PARAMETER 1 2 3 4 5

PEMBOBOTAN 12 13 15 10 7

RMR 57

8
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
 Pembobotan parameter no. 3 berdasarkan kelompok :
Kelompok 14 = 15

 Pembobotan parameter no. 4 berdasarkan kelompok :


Kelompok 14 = 10

 Pembobotan parameter no. 5 berdasarkan kelompok :


Kelompok 14 = 7

4.2 Perhitungan

A. Parameter Klasifikasi dan pembobotannya


- kekuatan batuan utuh : poin load 5,090 Mpa dan uniaksial
117,083 Mpa . Pembobotan : 12
- 𝑅𝑄𝐷 = ∑𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑟𝑒>100𝑚𝑚
𝑟𝑢𝑛
× 100%

42+21+2+39
𝑅𝑄𝐷 =
200
× 100%
𝑅𝑄𝐷 = 63%

Pembobotan : 13
- Spasi Rekahan : 0,2-0,6

- Pembobotan : 15
- Kondisi Rekahan : Agak kasar ,renggangan <1MM sangat lapuk
Pembobotan : 10
- Air Tanah :
Aliran/10 m Panjang terowongan tidak ada
, Tekanan pori teganan utama max 0,
keadaan umum Kering
Pembobotan : 7
- Total pembobotan = 12+13+15+10+7
=57

9
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
B. Kelas massa batuan dari pembobotan total :
- Pembobotan : 57
- Nomor Kelas: III
- Pemerian : Sedang
C. Arti dari pada kelas batuan
- Nomor kelas 3
- Stand Up Time rata-rata : 1 minggu dengan span 5 m
- Kohesi : 300-400 Kpa
- Sudut geser dalam (°) : 35-45

10
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Analisis data


Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan RMR sebesar 63 .
Menurut table RMR menurut Bienawski 1989 didapatkan nomor kelas batuan
III dengan pemerian sedang, Stand Up Time selama 1 minggu untuk span 5 m,
Kohesi 200-300 Kpa, serta sudut geser dalam sebesar 25-35.
Petunjuk penggalian dan penyanggaan terowongan dengan span 5 m
menurut system RMR (Bienawski,1989), RMR sebesar 57 termasuk dalam
kelas batuan III dengan pemerian sedang metode penggalian, diketahui span =
5 meter dan RMR = 57.

Pada parameter 1, Kekuatan Batuan Utuh dengan nilai UCS 117,083 Mpa,
diperoleh nilai pembobotan 12.

Pada parameter 2, nilai RQD sebesar 63%,dan diperoleh nilai


pembobotan 13.

Pada parameter 3, Spasi Rekahan adalah 0,2-0,6 m, sehingga nilai


pembobotan 15.

Pada parameter 4, Kondisi rekahan Agak kasar, renggangan <1MM


asangat lapuk , sehingga diperoleh nilai pembobotan 10.

Pada parameter 5, Air Tanah tidak ada, 0, kering , sehingga diperoleh nilai
pembobotan 7.

Arti daripada Kelas Batuan tersebut yaitu memiliki Stand Up Time rata-
rata 1 minggu untuk span 5m, kohesi 300-400 Kpa, dan sudut geser dalam (°)
35-45. Selanjutnya dalam menentukan rekomendasi metode penggalian dan
penyangga terowongan batuan dengan klasifikasi sistem RMR,

11
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
dilakukan prediksi Span dan Stand Up Time dari nilai RMR 57 dengan memilih
tingkat pesimis yang tinggi agar dapat mengantisipasi keadaan terburuk yang
mungkin akan terjadi yaitu nilai span terbesar (10m). Sehingga diperoleh Stand
Up Time
270 jam (11 hari 6 jam).

5.2 Aplikasi
Aplikasi dari pengujian RQD dalam dunia pertambangan diantaranya
adalah untuk penyanggaan, geoteknik, kestabilan lereng, peledakan batuan
(blasting), pembuatan jenjang terowongan pada tambang bawah tanah,
pemboran dan sebagainya.

12
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil akhir seluruh rangkaian kegiatan praktikum dan
pembahasan serta pengolahan data diatas didapatkan kesimpulan bahwa nilai
Rock Quality Designation (RQD) sebesar 55 % dengan RMR sebesar 50. Dan
dari pembobotan pada tabel Bienawski 1989 berdasarkan parameter-parameter
tersebut disimpulkan batu tersebut termasuk kedalam kelas III dengan
pemerian sedang, Stand Up Time rata-rata 1 minggu untuk span 5 m, Kohesi
200-300 Kpa, serta sudut geser dalam sebesar 25-35.Jika dilakukan metode
penggalian top heading , penyanggaan setelah peledakan. Penyanggaan penuh
5 m dari face, baut batuan panjang 5 m, spasi > 2 m pada dinding dan atap serta
pemasangan jaring kawa . Batu tersebut bisa menyanggah dirinya sendiri
selama 720 jam dengan bukaan 5 meter.
6.2 Saran
a. Praktikan mengikuti prosedur dengan benar
b. Mencatat data dan melakukan perhitungan dengan teliti
c. Praktikan berhati-hati ketika menggunakan alat praktikum

13
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
DAFTAR PUSTAKA

Rai, M. A., S. Kramadibrata, and R. K. Wattimena. "Mekanika Batuan:


Laboratorium Geomekanika dan Peralatan Tambang Institut Teknologi
Bandung." (2014).
Herastuti, Kurnia Aprinta. "Studi Analisis Pengaruh Variasi Ukuran Butir
batuan terhadap Sifat Fisik dan Nilai Kuat Tekan." ReTII (2016).

14
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
LAMPIRAN

15
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
LAMPIRAN A
LAPORAN SEMENTARA

Hasil Perhitungan RQD

Sampel L1 L2 L3 L4

Panjang 42 21 24 39

RQD 63

A. PARAMETER SELANG NILAI

Index
Kekuatan
Kekuatan
Batuan Point Load 5,090
Utuh Uniaksial 117,083
1
Pembobotan 12

RQD 63

2 Pembobotan 13

Spasi Rekahan 0,2-0,6

3 Pembobotan 15

Agak kasar
,renggangan
Kondisi Rekahan
<1MM sangat lapuk
4

Pembobotan 10

16
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
Aliran/10 m
panjang
Tidak ada
terowongan

tekanan pori
tegangan
0
utama max
5 Air Tanah
keadaa
kering
n
umum

Pembobotan 7

B. Kelas Massa Matuan dan Pembobotan Total

Pembobotan 50

Nomor Kelas III

Pemerian Sedang

C. Arti Dari pada Kelas Batuan

Nomor Kelas III

Stand Up Time 1 minggu untuk span 5


rata-rata m

Kohesi 200 - 300 Kpa

Sudut Geser Dalam 25 - 35

PARAMETER 1 2 3 4 5

PEMBOBOTAN 12 13 15 10 7

RMR 57

17
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
LAMPIRAN B
FOTO

Inti bor

Jangka Sorong

Meteran

18
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
LAMPIRAN C
TUGAS PRAKTIKUM

Buatlah resume buku mekanika batuan oleh Made Astawa dkk halamanan 404-
409, 427-440, dan 441-451!
Jawaban :
Halaman 404-409
8.1.2 Karakteristik Ukuran Bidang Diskontinuitas
8.1.2.1 Spasi dan frekuensi bidang diskontinuitas
Spasi bidang diskontinuitas atau kekar adalah jarak tegak lurus antar kekar.
Pengukuran spasi kekar ini hams dilakukan di sepanjang garis bentangan pada
singkapan massa batuan. Hasil sebuah pengukuran spasi kekar perlu dilakukan
analisa statistik dan salahsatu produknya adalah dalam bentuk histogram
distribusi normal spasi yang merepresentasikan statistik spasi kekar di Formasi
Kali Keluarga kekar-1. Secara statistik hubungan antara spasi kekar dengan
frekuensinya adalah dalam bentuk eksponensial negatif.
Klasifikasi spasi bidang diskontinuitas (Attewell, 1993)
Deskripsi Struktur bidang diskontinuitas Jarak pisah - mm

Very wide spaced Very thickly bedded > 2000

Widely spaced Thickly bedded 600 - 2000

Moderately widely Medium bedded 200 - 600


spaced

Closely spaced Thinly bedded 60 - 200

Very closely Very thinly bedded 20 -60


spaced
Thickly laminated 6-20
(sedimentary)

19
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
Narrow (metamorphic and
igneous)
6-20
Foliated, cleaved, flow-
banded, etc. metamorphic
6-20

Extremely closely Thinly laminated < 20


spaced (sedimentary)

Very closely foliated, cleaved


<6
flow-banded, etc
(metamorphic and igneous)

8.1.2.2 Rock Quality Designation (RQD-Deere, 1964)


Parameter yang dapat menunjukkan kualitas massa batuan sebelum penggalian
dilakukan adalah Rock Quality Designation(RQD) yang dikembangkan oleh
Deere (1964) yang mana datanya diperoleh dari pengeboran eksplorasi dalam
bentuk inti bor yang merupakan wakil massa batuan berbentuk silinder,
Diameter inti bor bervariasi mulai dari BQ, NQ dan HQ.
Rock quality designation dapat di cari dengan rumus :

Hubungan antar RQD, Kualitas batuan dan Indeks Kecepatan


Kualitas massa batuan RQD (%) FF (rrr1) Indeks Kecepatan

Sangat buruk 0 – 25 > 15 < 0,2

Buruk 25 – 50 15 – 8 0,2-0,4

20
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
Sedang 50 – 75 8–5 0,4 - 0,6

Baik 75 – 90 5 -1 0,6-0,8

Sangat baik 90 – 100 <1 0 - 1,0

8.1.2.3 Ukuran blok bidang diskontinuitas


Selain RQD ada juga sebuah ukuran untuk menentukan kualitas massa batuan
yaitu dengan menggunakan ukuran blok.
Ukuran blok massa batuan
Kelas Ukuran volumetrik kekar /m3 Jv Ukuran blok

Blok sangat besar <1 <1 Masif

Blok besar 1–3 1-3 Besar

Blok ukuran 3 – 10 3-10 Sedang


sedang

Blok kecil 10-30 10-30 Kecil

Blok sangat kecil >30 >30 Sangat kecil

Pecahan blok >60 # #

Menurut Palmstorm (1975), mcnduga RQD dapat juga dilakukan dengan


menggunakan parameter Jv yangdihitung dengan persamaan berikut.

RQD = 115 - 3,3 Jv

Jika Jv lebih kecil daripada 4,5 maka RQD dianggap 100.

8.1.3 Kondisi Bidang Diskontinuitas


8.1.3.1 Kondisi Persistensi Kekar

21
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
Persistensi didefinisikan sifat kemenerusan dari bidang-bidang kekar yang
didefinisikan sebagai panjang dari diskontinuitas pada massa batuan dan dapat
diukur panjangnya.

Halaman 427-440
8.2.2. Prosedur normal untuk pengukuran kadar
Pengukuran spaso ini harus di lakukan di sepanjang garis bentangan pada
singkapan massa batuan. Karena pengukuran di lakukan pada permukaan
singkapan massa batuan maka diperlukan suatuu koreksi spasi sebesar sin ɵ,
dimana ɵ adalah sudut yang dibentuk antara bidang kekar dan bidang
permuakan singkapan. Hasil dari koreksi adalah jarak kekar yang
sesungguhnya. Dalam penngukuran jarak kekar harus memperhatian beberapa
hal seperti :
 Panjang minimum garis pengukuran yang tersedia, siapkan scan-line untuk
jarak 10 kali jarak rata-rata kekar.
 Pengukuraan setinggi mata dari lantai jenjang
 Meliputi variasi orrientasi kekar dan jarak
 Variasi jenis batuan
 Pengukuran maju dan mundur
 Amati cuaca dan kondisi air permukaan, dll.
Pengukuran kekar dimulai dengan membentangkan tali sepanjang muka bidang
massa batuan yang akan diukur dengan arah kemiringan dan kemiringan
tertentu. Lalu menentukan posisi kekar-kekar yang berpotongan. Jarak yang
diukur ini disebut jarak semua kekar.
Menurut priest (1985), arah kemiringan αn dan kemiringan βn dari normal
terhadap bidang kekar yang memiliki arah dip αd dan dip βd dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut
 αd≤180 αn=αd+180
 αd≥180 αn=αd-180
 βn βn=90-βd

22
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
8.2.3. prosedur penentuan perkiran jarak antar kekar dari pengukuran suatu
garis bentangan.
1. Asumsikan ada tiga pasang bidang kekar dalam keluarga A
2. Bentuk persamaan umum diatas dapat ditulis kembali sebagai (k=n-1=
jumlah pasangan bidang kekar dalam 1 keluarga
3. Perkirankan jarak antar bidang kekar sepanjang garis betangan adalah
(m=jumlah keluarga bidang kekar )
8.2.4. penggunaan faktor koreksi untuk jarak kekar
Terzaghi (1965) pertama kali yang mengusulkan untuk memberikan koreksi
dengan cara membobotkan pengukuran pada bidang diskontinuitas yang sangat
miring terhadap gari bentangan. Pada kasus umum, jumlah pengamtan dari
suatu keluarga kekar di daerah pengukuran dapat diberi faktor bobot W yaitu :
W = faktor bobot terzaghi = {1/cos(θ) }
Penggunaan faktor bobot ini sebetelunya tidak akan menampilkan semua
bidang kekar yang tidak terukur. Pengukuran jarak kekar perlu memeprhatiakn
hal berikut ini :
 kurangi bisa selama pengukuran dilapangan
 proses data pengukuran dengan melakukan konturing
 proses data secara analitis dengan metode statistis
8.2.5. upaya mengurangi bias pengukuran kekar
 faktor bobot W = bila jumlah data pengukurannya banyak
 faktor bobot akan mengurangi kesalahan yang mungkin timbul akibat garis
bentangan tunggal
 bila θ mendektai 90°,W menjadi tak hingga, maka sebuat titik pengukuran
akan mendominasi distribusi.

Halaman 441-454
8.2.7 klasifikasi massa batuan
8.3.1 latar belakang
System klasifikasi massa batuan seringnya menggunakan lebih dari dua
parameter, tetapi tergantung juga pada kepentingannya. Meurut beberapa pihak

23
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
termasuk Bieniawski, bahwa klasifikasi massa batuan dibuat untuk memenuhi
kepentingan berikut :
 Mengidentifikasi parameter yang paling mempengaruhi perilaku massa
batuan
 Membagi massa batuan kedalam kelompok group yang berperilaku sama,
yaitu kelas massa batuan dengan kualitas berbeda .
 Melengkapi suatu dasar pengertian karakteristik masing-masing kelas.
 Menghubungkan pengalaman atas pengamatan suatu kondisi massa batuan
disatu tempat dengan lainnya.
 Menghasilkan data kuantitatif untuk desain rekayasa.
 Melengkapi suatu dasar umum komunikasi.
Beberapa klasifikasi massa batuan yang banyak digunakan untuk kepentingan
geomekanika adalah sebagai berikut ;
 Metode klasifikasi beban batuan (rock load, Terzaghi, 1946)
 Klasifikasi stand-up time (Lauffer,1958)
 Rock Quality Designation (RQD Deere, 1964)
 Rock Structure Rating(RSR, Wickham et al, 1972)
 Q-system (Barton, Lien&Lunde, 1974)
 Klasifikasi size strength
 Klasifikasi ISRM
 RMR (Bieniawski, 1973, 1976, 1989)
 MRMR (Laubshcer, 1977, 1990)
 RMS (Selby, 1980)
 SMR (Romana, 1985)
 Slope Rock Mass Rating (Robertson, 1988)
 CSMR (Chen, 1995)
 GSI (Hoek et al, 1995)
 M-RMR (Unal, 1996)
 BQ (Lin, 1998 )
8.3.2 Rock Mass Rating (RMR, Bieniawski, 1973)

24
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
Terdiri dari 5 parameter utama dan 1 parameter pengontrol untuk membagi
massa batuan :
a. Kuat tekan batuan utuh (UCS)
b. Rock Quality Designation (RQD)
c. Jarak diskontinu/kekar
d. Kondisi diskontinu/kekar
e. Kondisi air tanah
f. Koreksi dapat dilakukan bila perlu untuk orientasi diskontinuitas/kekar
8.3.3 Rock Mass Quality- Q system
Pembobotan Q- system didasarkan atas penaksiran numerik kulitas massa
batuan dengan menggunakan 6 parameter berikut ini :
 RQD
 Jumlah set kekar
 Kekerasan kekar atau kekar utama
 Derajat alterasi atau pengisian sepanjang kekar yang paling lemah
 Aliran air
 Faktor reduksi tegangan

Keterangan :
RQD = rock quality designation Jn = jumlah set kekar
Jr = angka kekasaran kekar Ja = angka alterasi kekar
Jw = angka reduksi kondisi air SRF = faktor reduksi tegangan

Deskripsi dan nilai Q-sistem ( barton dkk, 1974)


1. Rock quality designation RQD (%)
a. Very poor 0-25
b. Poor 25-50
c. Fair 50-75
d. Good 75-90
e. Excellent 90-100

25
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
2. Modified joint set number ( kirsten,1982 ) jn
a. Massive, none of few joint 1.0
b. One joint set/fissure set 1.22
c. One joint/ fissure set/plus random 1.5
3. Joint roughness number jn
a. Discontinuous joint 4.0
b. Rough or irregular, undulataing 3.0
c. Smooth, undulating 2.0
d. Slickensided, undulating 1.5
e. Rought or irregular, planar 1.5
f. Smooth, planar 1.0
g. Slickensided planar 0.5

26
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179
LAMPIRAN D
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Chrissensia Elsa Yunita

NIM :7100190179

Acara : Rock Quality Designation

Hari / Tanggal Praktikum : Selasa / 27 Oktoberi 2020

Sesi / Jam : I / 18.50 – 19.40 WIB

Asisten : M.Saiful Haq

No Hari/tanggal Materi Tanda Tangan asisten

1. 30 Oktober 2020 Perhitungan RQD

2. 02 Oktober 2020 Laporan RQD

27
Chrissensia Elsa Yunita/7100190179

Anda mungkin juga menyukai