Anda di halaman 1dari 8

Pengeboran berdasarkan tujuannya :

1. Pengeboran Eksplorasi
Tujuan dari pengeboran eksplorasi adalah untuk membuktikan ada tidaknya minyak atau
gas bumi di dalam cekungan. Pengeboran eksplorasi ini belum memiliki data-data akurat
mengenaai sifat batuan yang akan ditembus. Jadi, proses pengeboran eksplorasi memiliki
tingkat masalah yang tinggi. Karena itu, sumur eksplorasi sering juga mendapat julukan Wild
Cat. Artinya, selama operasi pengeboran akan didapati banyak masalah yang berdampak pada
lamanya waktu dan tingginya biaya pengeboran.
Pada umumnya, titik lokasi pengeboran ini berada di atas puncak reservoir yang berbentuk
Anticlinal Trap seperti gambar di bawah ini.

Pada gambar lapisan reservoir di atas, tampak ada tiga lapisan fluida yang tersusun dari atas
ke bawah sesuai dengan densitasnya. Lapisan pertama atau paling atas adalah gas yang
memiliki densitas paling ringan kemudian disusul minyak dan air. Umumnya, di bawah
lapisan minyak terdapat air sebagai batas bawah suatu reservoir minyak.
Pada ketiga fluida tersebut terdapat lapisan-lapisan yang menyekat misalnya garis batas
antara fluida gas dengan fluida minyak disebut dengan Gas Oil Contact (GOC) dan batas
antara fluida minyak dengan air disebut Water Oil Contact (WOC). Bila pengeboran pada
puncak trap tidak menemukan hidrokarbon maka reservoir tersebut dinilai kosong atau dry
hole.
2. Pengeboran Deliniasi
Jenis pengeboran ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran reservoir, mencari batasbatas, serta ketebalan reservoir. Pada pengeboran ini sudah ada data sumur dari hasil
pengeboran eksplorasi. Untuk menentukan batas-batas reservoir maka dilakukan pengeboran
dengan jarak-jarak tertentu dari sumur yang pertama. Misalkan akan ada tiga sumur yang
akan di bor untuk menentukan batas-batas reservoir, dengan sumur pertama adalah sumur
minyak dengan ketebalan deposit yang tinggi.
Pengeboran sumur yang kedua diharapkan menembus zona minyak dengan ketebalan yang
sangat tipis dan zona air yang tebal. Hal ini dapat dikatakan sebagai batas reservoir minyak.
Namun, bila pengeboran masih menembus zona minyak yang tebal dengan ketebalan air yang
tebal juga maka hal ini tidak dapat dikatakan sebagai batas reservoir. Maka, perlu dilakukan
pengeboran sumur yang ketiga. Bila sumur ketiga tidak menemukan minyak dan hanya
menemukan air yang sangat tebal, maka batas reservoir adalah antara sumur kedua dan

sumur ketiga.
Untuk menentukan batas-batas reservoir minyak adalah berdasarkan ketebalan minyak dari
setiap sumur yang di bor. Selanjutnya, berdasarkan data-data ketebalan minyak tersebut dapat
dibuat peta isopach yang digunakan untuk menghitung volume batuan yang mengandung
minyak.
3. Pengeboran Eksploitasi
Pengeboran ini bertujuan untuk mengambil cadangan minyak yang tersimpan dalam
reservoir. Pengeboran eksploitasi ini biasanya memerlukan biaya yang lebih terjangkau
karena sudah memiliki data seperti ketebalan reservoir, jenis dan sifat batuan, dan lainnya.
Sumur eksplorasi dapat dialihkan menjadi sumur eksploitasi asalkan sumur eksplorasi
tersebut ekonomis untuk diproduksi.

Pengelompokkan berikutnya adalah berdasarkan lokasinya. Berdasarkan letak dari titik


lokasi, pengeboran dibedakan menjadi:
1. Pengeboran Darat (onshore)
Pengeboran darat adalah semua aktivitas pengeboran yang titik lokasinya berada di
daratan. Biasanya disebut onshore drilling.

2. Pengeboran Lepas Pantai (offshore)


Pengeboran lepas pantai adalah kegiatan pengeboran yang titik lokasinya berada di laut
lepas pantai sampai perairan dalam. Tetapi, bila titik lokasi pengeborannya pada lingkungan
berair seperti di sungai, rawa, ataupun danau dengan kedalaman tertentu juga dapat
dikategorikan sebagai offshore drilling.

Pengelompokkan yang ketiga dari aktivitas pengeboran adalah berdasarkan bentuk lubang
yang dibuat selama proses pengeboran. Pada kelompok ini, pengeboran dibagi menjadi dua
yaitu pengeboran tegak (straight hole drilling/vertical drilling) dan pengeboran berarah
(directional and horizontal drilling).

1. Pengeboran Tegak (straight hole drilling/vertical drilling)


Pengeboran lurus disebut juga dengan pengeboran vertikal atau straight hole drilling yang
artinya pengeboran yang dilakukan dari titik awal di permukaan dipertahankan kelurusannya
hingga mencapai target. Pengeboran memenuhi kriteria pengeboran vertikal bila:
a. Pengeboran masih dalam suatu kerucut dengan sudut 5o untuk ketinggian kerucut 10000
kaki. Kerucut ini dibentuk dari titik awal pengeboran di permukaan sampai kedalaman 10000
kaki dengan kemiringan kerucut sebesar 5o. Selama lubang yang dibentuk pada operasi
pengeboran masih dalam lingkup kerucut, maka pengeboran tersebut dikategorikan sebagai
pengeboran vertikal.
b. Sebenarnya, meskipun lubang masih di dalam kerucut 5o, akan tetapi sangat sulit untuk
mempertahankan kelurusan lubang. Kenapa? Salah satu faktor adalah formasi batuan di
dalam yang mungkin akan sangat berbeda dari satu lapisan ke lapisan berikutnya. Tentu saja
ini akan mempengaruhi proses pengeboran. Lubang boleh saja belok atau tidak lurus asal
tidak lebih dari 3o setiap 100 kaki dan masih berada di dalam kerucut. Pembelokan lubang ini
sering disebut dog leg karena bentuknya yang mirip dengan kaki anjing.

2. Pengeboran Berarah (directional and horizontal drilling)


Pengeboran berarah dalam hal ini adalah proses pengeboran yang lubang sumurnya
diarahkan dengan sudut tertentu untuk mencapai target. Biasanya, rig atau platform tidak
berada secara vertikal dengan reservoir.
Melakukan proses pengeboran suatu formasi memang idealnya mempertahankan konsep
vertikal drilling. Karena dengan mempertahankan kelurursan lubang sumur selain dalam
operasinya jauh lebih mudah, biayanya juga lebih murah. Namun, ada beberapa alasan dan
faktor yang memaksa untuk dilakukannya pengeboran berarah. Berikut alasan-alasannya:
a. Inaccessible Location Drilling
Beberapa reservoir berada di bawah permukaan yang tidak mungkin dilakukan pengeboran
secara vertikal akan tetapi sangat cocok bila dijangkau dengan teknik pengeboran horizontal.
Teknik ini sangat umum digunakan untuk melakukan pengeboran di reservoir yang sulit
dijangkau seperti reservoir di bawah kota, lahan pertanian/perkebunan, dll.

b. Multiple Well Drilling


Selain karena faktor posisi reservoir yang sulit dijangkau, pengeboran berarah juga
dilakukan karena ada banyak reservoir namun adanya keterbatasan area di permukaan
sehingga tidak memungkinkan untuk membangun rig atau platform dalam jarak berdekatan.
Maka, dilakukanlah pengeboran multiple well yang hanya menggunakan plaform tunggal
dengan metode pengeboran berarah untuk menjangkau semua reservoir. Biasanya teknik ini
dilakukan pada pengeboran lepas pantai/offshore.

c. Salt Dome Drilling


Pada daerah yang didapati kubah garam (salt dome) yang letaknya berada di atas reservoir,
melakukan pengeboran secara vertikal sangatlah beresiko karena potensi untuk terjadi blow
out lebih besar. Karena itu, mengambil sisi samping dari salt dome menuju reservoir bisa
menjadi pilihan bijak.

d. Side Tracking atau Straightening


Kadang dalam melakukan operasi pengeboran lurus terjadi deviasi atau pembelokan yang
parah pada lubang sumur sehingga arah pengeboran menjauhi target, sehingga perlu untuk
kembali meluruskan lubang sumur tersebut. Maka dari itu perlu dilakukan side tracking
untuk mengembalikan arah lubang sumur ke target semula.

e. Relief Well Drilling


Relief well sebenarnya adalah proses mitigasi bencana dalam proses pengeboran. Sumursumur minyak yang mengalami blow out akan ditangani dengan metode ini. Relief well
merupakan sumur yang dibuat di dekat sumur yang mengalami blow out dengan tujuan untuk
mengurangi fluida di dalam sehingga menekan efek blow out. Membuat relief well ini
biasanya menggunakan metode pengeboran berarah.

Anda mungkin juga menyukai