Anda di halaman 1dari 5

Laporan Modul 1, TA 3122 Pengeboran dan Peledakan

Peralatan Pengeboran
Boyke Adhitya (12117014) /Rabu 11.00-13.00/ 25 September 2019
Asisten : 1. Faris Pamungkas (12116006)
2. Hermas Agustinus Rambe (12116079)
Laboratorium Geomekanika dan Peralatan Tambang
Program Studi Teknik Pertambangan
Institut Teknologi Bandung

Abstrak

Pada tahap eksplorasi ada satu tahap yang tidak akan terlepas dari tahap pengeboran. Pengeboran adalah suatu tahap untuk
membuat sejumlah lubang yang dapat digunakan untuk beberapa tujuan, bisa sebagai lubang peledakan ataupun dengan tujuan
geoteknik. Pengeboran sendiri adalah tahap yang sangat penting dalam sebuah eksplorasi. Oleh sebab itu diperlukan
pemahaman tentang peralatan pengeboran. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal jenis-jenis mata bor, mengenal
prinsip mekanisme pengeboran, melakukan pengeboran dengan alat bor duduk, mengenal dan melakukan pengeboran dengan
“Jack Hammer”, serta mengenal bagian dan prinsip kerja Tamrock 1500. Alat dan bahan yang digunakan adalah berbagai
mata bor, alat bor duduk, “Jack Hammer”, jangka sorong, serta contoh massa batuan. Prosedur praktikum adalah dengan
mengamati berbagai mata bor dan alat pengeboran, serta menghitung secara teoritis dan hasil pengeboran dengan alat bor
duduk. Dengan mendapatkan hasil tersebut dapat dibandingkan untuk dianalisis perbedaan hasil dari pengeboran.

A. Dasar Teori perencanaan yang tepat dengan memperhitungkan


Pengertian Pengeboran kemungkinan-kemungkinan masalah yang terjadi
Menurut Sudarno dalam bukunya yang selama proses operasi pengeboran. Selain itu
berjudul Teknik Eksplorasi, pengeboran adalah diperlukan pengamatan yang teliti selama proses
kegiatan membuat lubang vertikal ke dalam tanah. pengeboran dilakukan karena kedalaman lapisan
Dalam keadaan tertentu pengeboran dapat juga batuan yang memiliki sifat-sifat batuan berbeda yang
dilakukan secara miring (directional drilling) atau ditembus oleh mata bor belum diketahui, data-data
disebut juga pemboran berarah. sifat-sifat batuan yang diamati perlu dicatat sesuai
Tujuan pemboran bermacam-macam, kedalamannya.
pemboran tidak saja dilakukan dalam industri Pada kenyataannya kedalaman akhir (target)
pertambangan tetapi juga untuk bidang-bidang lain yang dituju dalam pengeboran masih berubah hal ini
sehingga secara keseluruhan kegiatan pemboran bias diamati pada data serbuk bor serta data logging.
bertujuan sebagai berikut: Oleh karenanya konstruksi sumur yang meliputi
 Eksplorasi mineral dan batubara, desain casing, penyemenan, lumpur, bit dan material
 Eksplorasi dan produksi air tanah, lainnya menyebabkan biaya pengeboran lebih mahal.
 Eksplorasi dan produksi gas, Sumur eksplorasi sering disebut sebagai sumur “Wild
 Eksplorasi dan produksi minyak, Cat”, artinya selama operasi pengeboran akan
 Peledakan, didapati banyak masalah pengeboran yang akan
 Geoteknik, ditemukan yang mengakibatkan waktu lebih lama dan
biaya lebih mahal dikarenakan tujuan pengeboran
 Ventilasi tambang,
eksplorasi adalah untuk mendapatkan data seakurat
 Penirisan tambang,
mungkin.
 Keperluan perhitungan cadangan,
Pada umumnya pengeboran eksplorasi
 Perolehan data geologi,
dilakukan pertama kali, titik lokasinya berada di atas
 Pengontrolan tambang,dan
puncak suatu perangkap reservoir yang berbentuk
 Pembuatan lubang pipa air untuk PDAM dan Antiklin. Gambaran pengeboran eksplorasi yang
kabel listrik untuk PLN, dan lain-lain. pertama dapat dilihat pada gambar.
Dalam praktikum ini, pengeboran sendiri mempunyai
2 tujuan utama, yaitu :
 Membuat lubang bukaan untuk peledakan
 Mengambil sample dari massa batuan untuk
dilakukan keperluan geoteknik
Pengeboran Eksplorasi
Tujuan pengeboran eksplorasi ini adalah untuk
membuktikan ada tidaknya suatu cekungan
mengandung minyak dan atau gas bumi. Pada
permulaan pengeboran ini, data-data pengeboran Gambar 1 Pengeboran Eksplorasi
yang akurat belum tersedia sehingga memerlukan
Pada gambar terlihat bahwa pada reservoir Beban RPM Penetrasi Diameter
terdapat tiga lapisan fluida yang tersusun dari atas ke (kg) (m) (m)
bawah sesuai dengan densitasnya yaitu gas yang 1 0,975 0,00240 0,00815
memiliki densitas paling ringan berada di atas 2 0,970 0,00255 0,0083
kemudihan di bawahnya minyak dan di bawah 3 0,963 0,00285 0,0087
minyak terdapat air. Pertama kali pengeboran Tabel 1. Data Praktikum Pengeboran dengan Alat Bor
menembus reservoir akan melalui zona mengandung Duduk
gas dan kemudian melalu zona minyak di bawahnya, VOLUME
dan akan menembus zona air. V = Volume Kerucut
Secara umum dibawah lapisan minyak terdapat = 1/3 * ¼ * π * d2 * t
air sebagai batas bawah suatu reservoir minyak.
Batas-batas antara ketiga fluida reservoir tersebut V1kg= 1/3 * ¼ * π * (0,00815)2 * (0,00240)
sering disebut dengan Gas Oil Contact(GOC) untuk = 4,1734*10-8 m3
batas antara gas dengan minyak dan Water Oil
Contact (WOC) untuk batas antara minyak dan air. V2kg= 1/3 * ¼ * π * (0,0083)2 * (0,00255)
Bila pengeboran pada puncak perangkap tidak = 4,5990*10-8 m3
menemukan hidrokarbon, reservoir tersebut kosong
atau yang disebut dengan dry hole. V3kg = 1/3 * ¼ * π * (0,0087)2 * (0,00285)
Prinsip Kerja Alat Bor = 5,6474*10-8 m3
a. Perkusi : Impact yang dihasilkan dari
permukaan berulang dari piston menimbulkan SPESIFIK ENERGI
gelombang kejut yang ditransmisikan ke mata bor 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑚𝑥𝑔𝑥ℎ
SE = =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
melalui batang bor (top hammer) atau langsung ke
mata bor (dry the hole). 𝑚
1 𝑘𝑔 𝑥 10 𝑥 (0,00240)
𝑠2
b. Rotasi : Dengan gerakan ini mata bor diputar SE1kg =
4,1734∗10−8
sehingga impact oleh mata bor akan selalu berada = 575070,686 J/m3
pada posisi yang berbeda = 0,575 MJ/m3
c. Feed : Agar kontak mata bor dengan batuan
dapat terus ada maka feed/thrust load harus 2 𝑘𝑔 𝑥 10
𝑚
𝑥 (0,00255)
𝑠2
diberikan terhadap rangkaian stang bor SE2kg =
4,5990∗10−8
d. Flushing : Mengeluarkan serpihan hasil = 1108936,725 J/m3
pengeboran (cuttings) keluar dari lubang tembak = 1,109 MJ/m3
Mekanisme Pengeboran
𝑚
a. Crushing batas-batas pinggir dari kontak mata bor 3𝑘𝑔 𝑥 10
𝑠2
𝑥 (0,00285)
SE3kg =
dari batuan 5,6474∗10−8

b. Radial crack muncul dari titik-titik yang = 1513971,031 J/m3


mengalami konsentrasi tegangan dan bentuk baji = 1,514 MJ/m3
V akan terjadi
PR AKTUAL
c. Batuan di baji akan digerus 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 (𝑚)
d. Fragmen yang relatif lebih besar akan timbul di PR =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑗𝑎𝑚)
daerah yang bersebelahan dengan baji
e. Serpihan akan dikeluarkan oleh proses hembusan 0,00240 x 3600
PR1kg =
30
udara
= 0,288 m/jam
0,00255 x 3600
B. Data dan Pengolahan Data PR2kg =
30
1. Jenis Mata Bor = 0,306 m/jam
0,00285 x 3600
a. Button Steels PR3kg =
30
b. Roller Rock Bit
= 0,342 m/jam
c. Multiple-Insert Steels
2. Alat Pengeboran
PR TEORITIS
a. Jack Hammer Horizontal 2,35 𝑥 𝑊 𝑥 𝑁
PRt =
b. Jack Hammer Vertikal 𝑑 𝑥 𝑆𝐸
c. Tamrock Pantera 1500
2,35 𝑥 1 𝑥 0,975
d. Alat Bor Duduk PRt1kg =
8,15 x 0,575
3. Hasil pengeboran dengan Alat Bor Duduk = 0,48893 m/jam
2,35 𝑥 2 𝑥 0,970
PRt2kg =
8,3 x 1,109 Hubungan antara Penterasi dan Beban
= 0,49529 m/jam
2,35 𝑥 3 𝑥 0,963
PRt3kg =
8,7 x 1,514

Penetrasi
= 0,51543 m/jam

Beba Volume SE PR PR teoritis


n (m3) (MJ/m3) aktual (m/jam)
(kg) (m/jam)
1 4,1734*10-8 0,575 0,288 0,48893
2 4,5990*10-8 1,109 0,306 0,49529
3 5,6474*10-8 1,514 0,342 0,51543 Diameter
Tabel 2 Pengolahan Data Praktikum Pengeboran dengan Alat Tidak berbeda dengan penetrasi, nilai diamter akan
Bor Duduk
berbanding lurus dengan beban yang diberikan.
Semakin besar beban, maka akan semakin besar pula
C. Analisis dan Pembahasan
diameter yang dapat digerus. Hal tersebut karena
Hubungan dengan Penambangan Beban
semakin besar tekanan, maka akan semakin besar
RPM (Rotasi Per Menit)
pula kerja dari mata bor, yaitu pada tahap perkusi dan
Dari data yang diperolah, dapat dilihat bahwa
rotasi. Sehingga diameter semakin luas.
semakin besar beban yang diberikan ke alat bor duduk
tersebut, maka nilai RPM akan semakin kecil. Hal Hubungan antara Diameter dan Beban
tersebut disebabkan semakin berat beban yang
diberikan, maka nilai gesekan/hambatan antara mata
bor dengan sampel batuan semakin besar. Dengan
adanya tekanan dari mata bor yang lebih besar,
Diameter

sehingga membuat putaran dari mata bor semakin


berkurang pula. Maka nilai rotasi akan berkurang
dalam waktu yang sama (menit).

Hubungan antara RPM dan Beban

Beban

Volume
RPM

Volume bergantung dengan diameter dan tinggi (yang


dalam hal ini menggunakan penetrasi). Sehingga
volume juga akan semakin besar dengan penambahan
beban yang diberikan pada alat bor duduk.

Hubungan antara Volume dan Beban


Beban

Penetrasi
Penetrasi adalah kedalaman dari sampel batuan yang
Volume

dapat digerus oleh mata bor. Dari data yang diperoleh


menunjukkan adanya kenaikan penetrasi yang
sebanding dengan kenaikan beban yang diberikan.
Hal tersebut menjelaskan bahwa semakin besar
tekanan dari mata bor, maka kemampuan untuk
menembus sampel batuan akan semakin besar,
sehingga dapat ditunjukkan dengan nilai penetrasi
yang semakin besar pula. Beban
Spesifik Energi (SE) Selain itu, perbedaan tersebut juga dapat terjadi
Spesifik energi adalah besar energi yang bekerja pada karena beberapa sebab, yaitu :
setiap satuan volume. Dalam hal ini energi yang 1. Kesalahan pembacaan praktikan dalam membaca
digunakan adalah energi potensial. Energi potensial nilai RPM
adalah besar berat yang diberikan dikalikan dengan 2. Kurang tepatnya praktikan dalam mengatur
penetrasi dari alat bor. Hubungan SE dan beban waktu pengeboran
adalah berbanding lurus. Sehingga nilai SE akan 3. Kekutan sampel batuan yang berbeda dari tempat
semakin besar seiring dengan penambahan beban. ke tempat lain
4. Ketidakmampuan alat bekerja sesuai yang
Hubungan antara SE dan Beban diharapkan
Sehingga dari beberapa sebab tersebut, didapatkan
hasil Penetration Rate aktual yang berbeda dan lebih
Specific Energy

kecil dari PR teoritis yang ada.

D. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum adalah sebagai berikut :
 Dapat mengenal jenis mata bor
 Dapat mengenal prinsip mekanisme pengeboran
 Dapat melakukan pengeboran dengan alat bor
Beban duduk
 Dapat mengenal dan melakukan pengeboran
Penetration Rate (PR) dengan “Jack Hammer”
Penetration Rate, baik aktual maupun teoritis  Dapat mengenal bagian dan prinsip kerja Tamrock
menunjukkan hasil yang sama, yaitu semakin besar 1500.
seiring dengan penambahan beban. Saran
Perolehan Data Dalam praktikum selanjutnya, lebih dijelaskan serta
Dari praktikum yang dilakukan, data yang didapatkan dapat mempraktikkan sendiri penggunaan alat bor
sesuai dengan hubungan yang ada. Yang pertama yang tersedia. Agar praktikan dapat merasakan dan
adalah penetrasi. Pada beban 1 kg, didapatkan memahami secara langusng cara melakukan
penetrasi 0,00240 meter. Pada beban 2 kg, didapatkan pengeboran menggunakan alat bor yang ada. Selain
penetrasi 0,00255 meter. Pada beban 3 kg, didapatkan itu juga dapat memahami hubungan antara data aktual
penetrasi 0,00285 meter. Sehingga data sesuai dengan dan teoritis, sehingga praktikan dapat meminimalisir
yang seharusnya. Yang kedua adalah PR. PR aktual hal yang menambah nilai dari hasil aktual.
pada beban 1 kg adalah 0,288 m/jam. PR aktual pada
beban 2 kg adalah 0,306 m/jam. PR aktual pada beban E. Daftar Pustaka
3 kg adalah 0,5154 m/jam. Sehingga data dengan https://www.tneutron.net/sipil/pengeboran-
beban saling berbanding lurus dan sesuai. eksplorasi/ (diakses tanggal 1 Oktober 2019
Pengaruh PR aktual dan teoritis pukul 22.13)
Namun, dari nilai Penetration Rate yang diperoleh, Setiawan, Edi. 2014. Makalah Teknik Pengeboran
secara keseluruhan dari 3 beban yang berbeda, dan Penggalian. UNP : Padang
terdapat perbedaan antara Penetration Rate teoritis Modul Praktikum Pengeboran dan Peledakan TA-
dan Penetration Rate aktual. Pada PR aktual, yang 3122
memengaruhi adalah penetrasi dan waktu. Sedangkan
pada PR teoritis, yang memengaruhi adalah RPM, F. Lampiran
diameter, dan Specific Energy. Sehingga itu menjadi
hal yang membedakan hasil dari PR aktual dan
teoritis.
Perbandingan PR aktual dan teoritis
Beban PR aktual (m/jam) PR teoritis
(kg) (m/jam)
1 0,288 0,48893
2 0,306 0,49529 Gambar 2 Mata Bor (1)
3 0,342 0,51543
Tabel Perbandingan antara PR aktual dan PR teoritis
Gambar 3 Mata Bor (2)

Gambar 4 Mata Bor (3)

Gambar 4 Alat Bor Duduk

Anda mungkin juga menyukai