Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SISTEM INSTALASI BANGUNAN LAUT


“Pengeboran Minyak Dan Gasbumi Pada Pada Offshore Dan Onshore”

HARIATI
D091 18 1304

PROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Gowa, 12 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
2.1 Pengeboran berdasarkan tujuannya ...................................................................................... 3
2.2 Pengeboran berdasarkan letak dari titik lokasi ..................................................................... 4
2.3 Proses pengeboran minyak dan gasbumi pada pada Offshore dan Onshore ......................... 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengeboran merupakan usaha secara teknis membuat lubang dengan aman sampai
menembus lapisan formasi yang kaya akan minyak atau gasbumi. Adapun pengeboran
lepas pantai adalah proses mengekstraksi minyak bumi dari cadangan yang terletak di
bawah lautan bumi. Karena lautan menutupi hampir 3/4 dari permukaan bumi, sejumlah
besar cadangan minyak dan gas alam di seluruh dunia terletak di bawah air. Adapun
macam-macam Pengeboran antara lain :
a. Pengeboran Eksplorasi
Tujuan Pengeboran Eksplorasi adalah untuk membuktikan suatu cekungan terdapat
minyak dan gasbumi. Data - data pengeboran belum ada sehingga memerlukan
perencanaan yang memperhitungkan kemungkinan - kemungkinan selama proses
pengeboran. Selain itu pengamatan selama pengeboran harus dilakukan karena
kedalaman lapisan batuan dan sifat - sifat batuan yang akan ditembus belum
diketahui, bahkan kedalaman akhir masih akan berubah mengikuti serbuk bor serta
data logging. Sehingga casing, penyemenan, lumpur, bit dan material lainnya akan
menyebabkan biaya pengeboran lebih mahal. Sumur Eksplorasi sering disebut dengan
sumur Wild Cat. Bila pengeboran Eksplorasi tersebut tidak menemukan sesuatu, atau
Reservoir tersebut kosong, sumur pengeboran itu disebut Dry Hole.
b. Pengeboran Deliniasi
Pengeboran ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran Reservoir, mencari batas dan
ketebalan Reservoir tersebut. Pengeboran ini biasanya tidak terlalu menghabiskan
biaya karena sudah ada data dari pengeboran eksplorasi sebelumnya. Untuk
menentukan batas Reservoir maka dilakukan pengeboran Deliniasi untuk jarak - jarak
tertentu dari sumur yang pertama. Sumur yang kedua menembus minyak sangat tipis,
dan air yang tebal. Ini dapat dikatakan sebagai Resesrvoir minyak. Sumur yang ketiga
masih menembus minyak yang tebal dan air yang cukup tebal. Untuk itu dilakukan
pengeboran yang keempat pada jarak tertentu dari sumur yang kedua. Ternyata sumur
keempat hanya menemukan air yang tebal. Sehingga batas minyak dan air adalah
antara sumur ketiga dan sumur keempat. Selanjutnya berdasarkan ketebalam minyak
dari setiap sumur dibuat peta isopach yang digunakan untuk menghitung volume
batuan yang mengandung minyak
c. Pengeboran Pengembangan
Pengeboran ini bertujuan untuk meningkatkan pengurasan terhadap Reservoir
produksi sekaligus meningkatkan volume produksi. Pengeboran sumur eksploitasi
memerlukan biaya yang jauh lebih murah karena data sumur sudah lengkap seperti
kedalaman dan ketebalan reservoir, jenis dan sifat batuan yang ditembus mata bor.
Sumur eksplorasi dapat diubah fungsinya menjadi sumur eksploitasi . Sumur yang
memproduksikan minyak disebut dengan sumur produksi.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat pada makalah inii adalah :
Jelaskan proses pengeboran minyak dan gasbumi pada pada Offshore dan Onshore

1.3 Tujuan Masalah


Tujuan dari makalah ini adalah :
Mampu menjelaskan secara detail proses pengeboran minyak dan gasbumi pada pada
Offshore dan Onshore

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengeboran berdasarkan tujuannya


Pengeboran berdasarkan tujuannya dibagi menjadi 3, yaitu pengeboran eksplorasi,
pengeboran deliniasi, dan pengeboran eksploitasi.
1. Pengeboran Eksplorasi
Tujuan dari eksplorasi eksplorasi adalah untuk membuktikan bahwa tidak ada
minyak atau gas bumi di dalam cekungan. Pengeboran eksplorasi ini belum memiliki
data-data akurat mengenaai sifat batuan yang akan ditembus. Jadi, proses eksplorasi
eksplorasi memiliki tingkat masalah yang tinggi. Karena itu, eksplorasi sumur sering
juga mendapat julukan Wild Cat . Artinya, selama operasi pengeboran akan didapati
banyak masalah yang berdampak pada waktu dan biaya pengeboran.
Pada umumnya, titik lokasi pengeboran berada di atas puncak reservoir yang
berbentuk Antiklinal Trap seperti gambar di bawah ini.

Gambar lapisan reservoir di atas, tampak ada tiga lapisan fluida yang tersusun
dari atas ke bawah sesuai dengan densitasnya. Lapisan pertama atau paling atas
adalah gas yang memiliki densitas paling ringan kemudian disusul minyak dan air.
Umumnya, di bawah lapisan minyak terdapat air sebagai batas bawah suatu reservoir
minyak.

Pada ketiga fluida tersebut terdapat lapisan-lapisan yang menyekat misalnya


garis batas antara fluida gas dengan fluida minyak disebut dengan Gas Oil
Contact (GOC) dan batas antara fluida minyak dengan air disebut Water Oil
Contact (WOC). Bila pengeboran pada puncak trap tidak menemukan hidrokarbon
maka reservoir tersebut dinilai kosong atau dry hole.

2. Pengeboran Deliniasi
Jenis pengeboran ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran reservoir,
mencari batas-batas, serta ketebalan reservoir. Pada pengeboran ini sudah ada data
sumur dari hasil pengeboran eksplorasi. Untuk menentukan batas-batas reservoir
maka dilakukan pengeboran dengan jarak-jarak tertentu dari sumur yang pertama.
Misalkan akan ada tiga sumur yang akan di bor untuk menentukan batas-batas
reservoir, dengan sumur pertama adalah sumur minyak dengan ketebalan deposit yang
tinggi

3
Pengeboran sumur yang kedua diharapkan menembus zona minyak dengan
ketebalan yang sangat tipis dan zona air yang tebal. Hal ini dapat dikatakan sebagai
batas reservoir minyak. Namun, bila pengeboran masih menembus zona minyak yang
tebal dengan ketebalan air yang tebal juga maka hal ini tidak dapat dikatakan sebagai
batas reservoir. Maka, perlu dilakukan pengeboran sumur yang ketiga. Bila sumur
ketiga tidak menemukan minyak dan hanya menemukan air yang sangat tebal, maka
batas reservoir adalah antara sumur kedua dan sumur ketiga.
Untuk menentukan batas-batas reservoir minyak adalah berdasarkan ketebalan
minyak dari setiap sumur yang di bor. Selanjutnya, berdasarkan data-data ketebalan
minyak tersebut dapat dibuat peta isopach yang digunakan untuk menghitung volume
batuan yang mengandung minyak.
3. Pengeboran Eksploitasi
Pengeboran ini bertujuan untuk mengambil cadangan minyak yang tersimpan dalam
reservoir. Pengeboran eksploitasi ini biasanya memerlukan biaya yang lebih
terjangkau karena sudah memiliki data seperti ketebalan reservoir, jenis dan sifat
batuan, dan lainnya. Sumur eksplorasi dapat dialihkan menjadi sumur eksploitasi
asalkan sumur eksplorasi tersebut ekonomis untuk diproduksi.

2.2 Pengeboran berdasarkan letak dari titik lokasi


Berdasarkan letak dari titik lokasi, pengeboran dibedakan menjadi:
1. Pengeboran Darat (onshore)
Pengeboran darat adalah semua aktivitas pengeboran yang titik lokasinya
berada di daratan. Biasanya disebut onshore drilling.

4
2. Pengeboran Lepas Pantai (offshore)
Pengeboran lepas pantai adalah kegiatan pengeboran yang titik lokasinya
berada di laut lepas pantai sampai perairan dalam. Tetapi, bila titik lokasi
pengeborannya pada lingkungan berair seperti di sungai, rawa, ataupun danau
dengan kedalaman tertentu juga dapat dikategorikan sebagai offshore drilling.

3. Pengelompokkan yang ketiga dari aktivitas pengeboran adalah berdasarkan bentuk


lubang yang dibuat selama proses pengeboran. Pada kelompok ini, pengeboran
dibagi menjadi dua yaitu pengeboran tegak (straight hole drilling/vertical drilling)
dan pengeboran berarah (directional and horizontal drilling).
a. Pengeboran Tegak (straight hole drilling/vertical drilling)
Pengeboran lurus disebut juga dengan pengeboran vertikal atau straight hole
drilling yang artinya pengeboran yang dilakukan dari titik awal di permukaan
dipertahankan kelurusannya hingga mencapai target. Pengeboran memenuhi
kriteria pengeboran vertikal bila:
 Pengeboran masih dalam suatu kerucut dengan sudut 5o untuk ketinggian
kerucut 10000 kaki. Kerucut ini dibentuk dari titik awal pengeboran di
permukaan sampai kedalaman 10000 kaki dengan kemiringan kerucut
sebesar 5o. Selama lubang yang dibentuk pada operasi pengeboran masih
dalam lingkup kerucut, maka pengeboran tersebut dikategorikan sebagai
pengeboran vertikal.
 Sebenarnya, meskipun lubang masih di dalam kerucut 5o, akan tetapi
sangat sulit untuk mempertahankan kelurusan lubang. Kenapa? Salah
satu faktor adalah formasi batuan di dalam yang mungkin akan sangat
berbeda dari satu lapisan ke lapisan berikutnya. Tentu saja ini akan
mempengaruhi proses pengeboran. Lubang boleh saja belok atau tidak
lurus asal tidak lebih dari 3o setiap 100 kaki dan masih berada di dalam
kerucut. Pembelokan lubang ini sering disebut dog leg karena bentuknya
yang mirip dengan kaki anjing.

5
b. Pengeboran Berarah (directional and horizontal drilling)
Pengeboran berarah dalam hal ini adalah proses pengeboran yang
lubang sumurnya diarahkan dengan sudut tertentu untuk mencapai target.
Biasanya, rig atau platform tidak berada secara vertikal dengan reservoir.
Melakukan proses pengeboran suatu formasi memang idealnya
mempertahankan konsep vertikal drilling. Karena dengan mempertahankan
kelurursan lubang sumur selain dalam operasinya jauh lebih mudah, biayanya
juga lebih murah. Namun, ada beberapa alasan dan faktor yang memaksa
untuk dilakukannya pengeboran berarah. Berikut alasan-alasannya:
 Inaccessible Location Drilling
Beberapa reservoir berada di bawah permukaan yang tidak mungkin
dilakukan pengeboran secara vertikal akan tetapi sangat cocok bila
dijangkau dengan teknik pengeboran horizontal. Teknik ini sangat umum
digunakan untuk melakukan pengeboran di reservoir yang sulit dijangkau
seperti reservoir di bawah kota, lahan pertanian/perkebunan, dll.

 Multiple Well Drilling


Selain karena faktor posisi reservoir yang sulit dijangkau, pengeboran
berarah juga dilakukan karena ada banyak reservoir namun adanya
keterbatasan area di permukaan sehingga tidak memungkinkan untuk
membangun rig atau platform dalam jarak berdekatan. Maka, dilakukanlah
pengeboran multiple well yang hanya menggunakan plaform tunggal
dengan metode pengeboran berarah untuk menjangkau semua reservoir.
Biasanya teknik ini dilakukan pada pengeboran lepas pantai/offshore.

6
 Salt Dome Drilling
Pada daerah yang didapati kubah garam (salt dome) yang letaknya
berada di atas reservoir, melakukan pengeboran secara vertikal sangatlah
beresiko karena potensi untuk terjadi blow out lebih besar. Karena itu,
mengambil sisi samping dari salt dome menuju reservoir bisa menjadi
pilihan bijak.

 Side Tracking atau Straightening


Kadang dalam melakukan operasi pengeboran lurus terjadi deviasi atau
pembelokan yang parah pada lubang sumur sehingga arah pengeboran
menjauhi target, sehingga perlu untuk kembali meluruskan lubang sumur
tersebut. Maka dari itu perlu dilakukan side tracking untuk mengembalikan
arah lubang sumur ke target semula.

7
 Relief Well Drilling
Relief well sebenarnya adalah proses mitigasi bencana dalam proses
pengeboran. Sumur-sumur minyak yang mengalami blow out akan
ditangani dengan metode ini. Relief well merupakan sumur yang dibuat di
dekat sumur yang mengalami blow out dengan tujuan untuk mengurangi
fluida di dalam sehingga menekan efek blow out. Membuat relief well ini
biasanya menggunakan metode pengeboran berarah.

2.3 Proses pengeboran minyak dan gasbumi pada pada Offshore dan Onshore
1. Proses pengeboran onshore
Tahap persiapan pertama yang harus dilakukan pada pengeboran onshore adalah
persiapan lokasi yang meliputi perataan tanah, pembuatan mud pit, dan cellar. Mud pit
dibuat dengan tujuan untuk menampung limbah-limbah pengeboran, namun
sebelumnya lubang ini harus dilapisi dengan lembaran-lembaran plastik di
permukaannya.

Selanjutnya yang perlu dipersiapkan adalah cellar. Cellar adalah kolong segiempat
yang dibuat di titik lokasi yang berguna sebagai tambahan ruang di bawah lantai bor.
Cellar ini berbentuk sama seperti mud pit namun dengan ukuran yang lebih kecil.

8
Diameter cellar juga disebut conductor hole yang akan berada tepat di bawah lantai
rig setelah dipasang substructure diatasnya.

Umumnya kedalaman cellar dibuat antara 50-80 kaki sebelum dipasang


conductor casing. Conductor casing berfungsi untuk mendukung/menjaga kestabilan
tanah selama proses pengeboran berlangsung. Ukuran conductor casing pun bervariasi
antara 18"-30".

Derrick adalah bagian yang paling nampak dari drilling rig. Derrick disusun
dan dibangun untuk menyokong seluruh aktifitas pengeboran. Secara umum, derrick
merupakan tower atau tiang baja dengan ketinggian beberapa puluh meter, didirikan
secara vertikal untuk memasukkan drill string ke dalam lubang sumur.

9
Beberapa bagian penting dari derrick ditunjukkan oleh potongan-potongan
gambar di bawah, namun tidak akan dijelaskan secara detil mengenai spesifikasi dan
fungsinya. Pembahasan mengenai peralatan derrick akan dibahas pada kesempatan
selanjutnya.

a. Hoist Support

b. Drilling rig

c. Mobile Hoist

d. Hook

10
e. Injection Head

f. Mud Injection Column

g. Rotating feed table for the drill train

h. Draw-works

i. Engine

11
j. Mud pump

k. Quagmire

Bagian yang penting untuk diketahui adalah bagian penyusun dari lengan bor.

a. Drilling Train

b. Cement Retainer

12
c. Tubing

d. Drill Stem

e. Drilling Bit

2. Proses pengeboran offshore


Pengeboran darat atau lepas pantai menerapkan teknik dan metode yang
sebagian besar mirip. Perbedaan yang mungkin sangat kentara adalah konstruksi
platform dan metode mendirikan derrick. Bila di darat, derrick didirikan dengan
sangat mudah. Namun lain halnya dengan pengeboran lepas pantai. Setidaknya ada 4
jenis platform untuk pengeboran lepas pantai yaitu fixed platform, self-elevating
platform, semi-submersible platform, dan dynamic positioning vessel.

13
Pengeboran, baik darat maupun lepas pantai, akan dilakukan setelah para ahli
geologi dan geofisika melakukan survey dan yakin bahwa di wilayah tersebut diduga
ada cadangan minyak atau reservoir. Meskipun di atas dijelaskan mengenai persiapan
pengeboran darat, namun yang akan dibahas berikutnya adalah proses pengeboran
lepas pantai.
Sama dengan langkah awal pengeboran darat, pengeboran lepas pantai dapat
dilakukan setelah para ahli geologi melakukan survey dan menduga ada cadangan
minyak di bawah lantai laut. Langkah pertama yang dilakukan adalah memasang pipa
penghubung (conductor pipe) dan drilling pipe dan menurunkannya ke dasar laut.

Setelah pipa konduktor sampai di dasar laut dan menembus lapisan permukaan lantai
laut, drilling pipe kembali ditarik ke permukaan. Di dalam conductor pipe terpasang
jet bit yang membantu melubangi dasar laut sehingga conductor pipe dapat terangkat.

Kemudian drill bit atau dalam bahasa sehari-hari kita adalah mata bor,
diturunkan dan masuk hingga ke dasar pipa konduktor.

14
Drill bit akan mulai berputar dan melubangi lantai laut. Drill bit biasanya
memiliki nozzle di bagian tengah nya. Nozzle digunakan untuk menyemburkan air/air
laut di lapisan yang akan digali.

Gambar di atas menunjukkan bahwa drill bit terhambat serpihan sedimen hasil
pengeboran. Serpihan ini tidak akan terangkat ke atas karena tekanan air laut yang
masuk dari atas. Tumpukan ini menyebabkan proses pengeboran akan semakin
berat, drill bit akan panas dan cepat aus. Karena itu, air laut disalurkan dari atas rig ke
dalam drilling pipe lalu disemburkan melalui nozzle di dalam drill bit dan akan
mendorong serpihan-serpihan ini ke permukaan lantai laut seperti gambar di bawah
ini.

15
Dilanjutkan proses pengeborannya. Setelah melakukan pengeboran sedalam
beberapa ratus meter, drill bit akan diangkat ke permukaan. Dan casing pipe dengan
ukuran diameter kira-kira 50 cm (sedikit lebih kecil daripada lubang sumur)
diturunkan ke dalam lubang sumur menggunakan drill pipe. Pipa casing ini berfungsi
untuk melapisi dan menjaga dinding lubang sumur agar tidak runtuh.

Memasukkan pipa casing tanpa penguat bukan hal yang bijak untuk menjaga
kekuatan dinding sumur. Lalu apa? Setelah pipa casing dimasukkan, maka adonan
semen diinjeksikan ke dalam pipa casing tersebut hingga meluber keluar diantara
dinding sumur dan pipa.

Proses penyemenan ini diteruskan hingga ke ujung atas pipa casing. Jangan
disangka bahwa semen yang digunakan adalah semen yang umum di toko bangunan.
Semen ini khusus dirancang untuk tahan dengan kondisi air laut dan tekanannya.

Setelah proses tersebut selesai, drill pipe dilepas dan ditarik kembali ke atas.
Selanjutnya adalah menyambung riser pipe. Riser pipe ini akan berfungsi ganda, salah
satunya adalah untuk sirkulasi mud yang disemburkan melalui ujung drill bit (akan
dibahas lebih jelas nanti). Untuk proses selanjutnya, ujung dari riser pipe
dihubungkan dengan perangkat khusus yang bernama Blow Out Preventer (BOP).
BOP ini akan didudukkan di atas pipa casing yang sudah lebih dahulu terpasang di
lantai laut.

16
platform atau rig yang berada di permukaan laut sudah dihubungkan oleh riser
pipe dengan pipa casing di lapisan dalam dasar laut seperti gambar di bawah ini.

Drill bit yang ukurannya lebih kecil dari yang pertama kali digunakan,
diturunkan melalui riser pipe hingga ke casing pipe. Dan, proses pengeboran pun
dilanjutkan. Bila di atas tadi dijelaskan bahwa untuk membuang serpihan sedimen
digunakan air/air laut, maka di proses pengeboran kedua ini, mud digunakan untuk
membuang serpihan tersebut. Dengan proses yang sama, mud disemprotkan dari
nozzle yang ada di drill bit.

Air laut bisa saja digunakan untuk praktek seperti ini. Namun, jauh lebih baik
bila menggunakan mud bila pengeboran sudah semakin dalam. Agar mud tidak
mencemari air laut, maka riser pipe harus diaplikasikan. Jadi, serpihan dan mud akan
dipompa naik ke atas rig.

17
Ada beberapa alasan kenapa mud lebih baik daripada air untuk riser
system seperti ini antara lain:

1. Mud memiliki viskositas yang lebih besar daripada air. Artinya, mud jauh lebih
mudah dan mampu lebih banyak mengangkat serpihan sedimen keluar dari lubang
pengeboran.

2. Mud memiliki densitas lebih besar dari air. Ketika pengeboran semakin jauh ke
dalam lapisan batuan, tekanan dari dinding-dinding lubang bor akan semakin
besar. Bila air (densitas rendah) yang disemprotkan ke dalam lubang bor, maka
lama kelamaan air tidak akan sanggup menahan tekanan dari dinding-dinding
sumur. Dinding sumur bisa runtuh dan drill bit akan tertahan.

Setelah drill bit menyentuh kedalaman yang diinginkan, drill bit akan ditarik
kembali ke atas. Lalu, casing pipe dengan diameter lebih kecil dari casing
pipe sebelumnya dimasukkan melalui riser pipe hingga di kedalaman terakhir lubang
sumur. Panjang casing pipe yang terakhir ini sama dengan jarak BOP hingga ke
kedalaman terakhir lubang sumur. Lalu dilakukan proses cementing seperti
sebelumnya. Setelah cementing selesai, maka drill bit yang lebih kecil dimasukkan ke
dalam casing pipe hingga di kedalaman terakhir tadi. Lalu, proses pengeboran
kembali dilanjutkan. Proses ini akan terus berulang sampai drill bit mencapai
kedalaman yang dituju.

Setelah mencapai kedalaman yang dituju, drill bit akan ditarik keluar dan
diganti dengan diamond core bit yang memiliki lubang di tengahnya seperti gambar di
bawah ini. Tujuannya adalah untuk mengambil sampel formasi yang sudah dicapai.

18
Sampel tersebut akan dianalisa untuk memastikan lapisan batuan yang
ditembus adalah formasi reservoir. Setelah itu, geophisical logging tool diturunkan ke
dalam lubang sumur untuk menganalisa dan memberikan informasi kepada geologist
mengenai data-data fisik formasi batuan sepanjang tool tersebut diturunkan di formasi
reservoir. Semua data yang dikumpulkan akan dievaluasi untuk dijadikan dasar
pengambilan keputusan apakah sumur bisa langsung berproduksi, atau geologist
memutuskan untuk mengambil data lebih banyak atau malah sumur yang sudah digali
tidak dapat diproduksi.

Bila ternyata sumur tersebut memang berpotensi untuk langsung diproduksi,


maka casing terakhir akan diturunkan ke dalam lubang sumur dan dilakukan proses
cementing. Setelah itu, casing tersebut di-pervorating atau dalam bahasa yang lebih
mudah dilubangi sehingga memungkinkan minyak bumi dialirkan ke permukaan.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Proses pengeboran minyak meliputi proses yang sesuai dengan standar internasional yaitu
seismic yang bertujuan untuk mencari titik yang mengandung gas atau minyak bumi,
drilling and well construction yang bertujuan untuk membuat lubang di tempat yang
diidentifikasi ada kemungkinan sumber minyak atau gasbumi, well logging bertujuan
untuk mengambil sampel lapisan tanah untuk dicek kandungannya, well testing yaitu
proses penembakan tempat dimana mengandung minyak dan gasbumi, well completion
untuk menyaring pasir yang dihasilkan oleh proses penembakan, dan production yaitu
sumur siap untuk berproduksi.

20
DAFTAR PUSTAKA
https://omc.proxsisgroup.com/mau-tahu-macam-macam-pengeboran-minyak-dan-gas-
bumi-ini-dia-rangkumannya/

http://energy-techno.blogspot.com/2015/11/inilah-proses-pengeboran-minyak-dan-
gas-bumi.html

21

Anda mungkin juga menyukai