HARIATI
D091 18 1304
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
2.1 Pengeboran berdasarkan tujuannya ...................................................................................... 3
2.2 Pengeboran berdasarkan letak dari titik lokasi ..................................................................... 4
2.3 Proses pengeboran minyak dan gasbumi pada pada Offshore dan Onshore ......................... 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat pada makalah inii adalah :
Jelaskan proses pengeboran minyak dan gasbumi pada pada Offshore dan Onshore
2
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar lapisan reservoir di atas, tampak ada tiga lapisan fluida yang tersusun
dari atas ke bawah sesuai dengan densitasnya. Lapisan pertama atau paling atas
adalah gas yang memiliki densitas paling ringan kemudian disusul minyak dan air.
Umumnya, di bawah lapisan minyak terdapat air sebagai batas bawah suatu reservoir
minyak.
2. Pengeboran Deliniasi
Jenis pengeboran ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran reservoir,
mencari batas-batas, serta ketebalan reservoir. Pada pengeboran ini sudah ada data
sumur dari hasil pengeboran eksplorasi. Untuk menentukan batas-batas reservoir
maka dilakukan pengeboran dengan jarak-jarak tertentu dari sumur yang pertama.
Misalkan akan ada tiga sumur yang akan di bor untuk menentukan batas-batas
reservoir, dengan sumur pertama adalah sumur minyak dengan ketebalan deposit yang
tinggi
3
Pengeboran sumur yang kedua diharapkan menembus zona minyak dengan
ketebalan yang sangat tipis dan zona air yang tebal. Hal ini dapat dikatakan sebagai
batas reservoir minyak. Namun, bila pengeboran masih menembus zona minyak yang
tebal dengan ketebalan air yang tebal juga maka hal ini tidak dapat dikatakan sebagai
batas reservoir. Maka, perlu dilakukan pengeboran sumur yang ketiga. Bila sumur
ketiga tidak menemukan minyak dan hanya menemukan air yang sangat tebal, maka
batas reservoir adalah antara sumur kedua dan sumur ketiga.
Untuk menentukan batas-batas reservoir minyak adalah berdasarkan ketebalan
minyak dari setiap sumur yang di bor. Selanjutnya, berdasarkan data-data ketebalan
minyak tersebut dapat dibuat peta isopach yang digunakan untuk menghitung volume
batuan yang mengandung minyak.
3. Pengeboran Eksploitasi
Pengeboran ini bertujuan untuk mengambil cadangan minyak yang tersimpan dalam
reservoir. Pengeboran eksploitasi ini biasanya memerlukan biaya yang lebih
terjangkau karena sudah memiliki data seperti ketebalan reservoir, jenis dan sifat
batuan, dan lainnya. Sumur eksplorasi dapat dialihkan menjadi sumur eksploitasi
asalkan sumur eksplorasi tersebut ekonomis untuk diproduksi.
4
2. Pengeboran Lepas Pantai (offshore)
Pengeboran lepas pantai adalah kegiatan pengeboran yang titik lokasinya
berada di laut lepas pantai sampai perairan dalam. Tetapi, bila titik lokasi
pengeborannya pada lingkungan berair seperti di sungai, rawa, ataupun danau
dengan kedalaman tertentu juga dapat dikategorikan sebagai offshore drilling.
5
b. Pengeboran Berarah (directional and horizontal drilling)
Pengeboran berarah dalam hal ini adalah proses pengeboran yang
lubang sumurnya diarahkan dengan sudut tertentu untuk mencapai target.
Biasanya, rig atau platform tidak berada secara vertikal dengan reservoir.
Melakukan proses pengeboran suatu formasi memang idealnya
mempertahankan konsep vertikal drilling. Karena dengan mempertahankan
kelurursan lubang sumur selain dalam operasinya jauh lebih mudah, biayanya
juga lebih murah. Namun, ada beberapa alasan dan faktor yang memaksa
untuk dilakukannya pengeboran berarah. Berikut alasan-alasannya:
Inaccessible Location Drilling
Beberapa reservoir berada di bawah permukaan yang tidak mungkin
dilakukan pengeboran secara vertikal akan tetapi sangat cocok bila
dijangkau dengan teknik pengeboran horizontal. Teknik ini sangat umum
digunakan untuk melakukan pengeboran di reservoir yang sulit dijangkau
seperti reservoir di bawah kota, lahan pertanian/perkebunan, dll.
6
Salt Dome Drilling
Pada daerah yang didapati kubah garam (salt dome) yang letaknya
berada di atas reservoir, melakukan pengeboran secara vertikal sangatlah
beresiko karena potensi untuk terjadi blow out lebih besar. Karena itu,
mengambil sisi samping dari salt dome menuju reservoir bisa menjadi
pilihan bijak.
7
Relief Well Drilling
Relief well sebenarnya adalah proses mitigasi bencana dalam proses
pengeboran. Sumur-sumur minyak yang mengalami blow out akan
ditangani dengan metode ini. Relief well merupakan sumur yang dibuat di
dekat sumur yang mengalami blow out dengan tujuan untuk mengurangi
fluida di dalam sehingga menekan efek blow out. Membuat relief well ini
biasanya menggunakan metode pengeboran berarah.
2.3 Proses pengeboran minyak dan gasbumi pada pada Offshore dan Onshore
1. Proses pengeboran onshore
Tahap persiapan pertama yang harus dilakukan pada pengeboran onshore adalah
persiapan lokasi yang meliputi perataan tanah, pembuatan mud pit, dan cellar. Mud pit
dibuat dengan tujuan untuk menampung limbah-limbah pengeboran, namun
sebelumnya lubang ini harus dilapisi dengan lembaran-lembaran plastik di
permukaannya.
Selanjutnya yang perlu dipersiapkan adalah cellar. Cellar adalah kolong segiempat
yang dibuat di titik lokasi yang berguna sebagai tambahan ruang di bawah lantai bor.
Cellar ini berbentuk sama seperti mud pit namun dengan ukuran yang lebih kecil.
8
Diameter cellar juga disebut conductor hole yang akan berada tepat di bawah lantai
rig setelah dipasang substructure diatasnya.
Derrick adalah bagian yang paling nampak dari drilling rig. Derrick disusun
dan dibangun untuk menyokong seluruh aktifitas pengeboran. Secara umum, derrick
merupakan tower atau tiang baja dengan ketinggian beberapa puluh meter, didirikan
secara vertikal untuk memasukkan drill string ke dalam lubang sumur.
9
Beberapa bagian penting dari derrick ditunjukkan oleh potongan-potongan
gambar di bawah, namun tidak akan dijelaskan secara detil mengenai spesifikasi dan
fungsinya. Pembahasan mengenai peralatan derrick akan dibahas pada kesempatan
selanjutnya.
a. Hoist Support
b. Drilling rig
c. Mobile Hoist
d. Hook
10
e. Injection Head
h. Draw-works
i. Engine
11
j. Mud pump
k. Quagmire
Bagian yang penting untuk diketahui adalah bagian penyusun dari lengan bor.
a. Drilling Train
b. Cement Retainer
12
c. Tubing
d. Drill Stem
e. Drilling Bit
13
Pengeboran, baik darat maupun lepas pantai, akan dilakukan setelah para ahli
geologi dan geofisika melakukan survey dan yakin bahwa di wilayah tersebut diduga
ada cadangan minyak atau reservoir. Meskipun di atas dijelaskan mengenai persiapan
pengeboran darat, namun yang akan dibahas berikutnya adalah proses pengeboran
lepas pantai.
Sama dengan langkah awal pengeboran darat, pengeboran lepas pantai dapat
dilakukan setelah para ahli geologi melakukan survey dan menduga ada cadangan
minyak di bawah lantai laut. Langkah pertama yang dilakukan adalah memasang pipa
penghubung (conductor pipe) dan drilling pipe dan menurunkannya ke dasar laut.
Setelah pipa konduktor sampai di dasar laut dan menembus lapisan permukaan lantai
laut, drilling pipe kembali ditarik ke permukaan. Di dalam conductor pipe terpasang
jet bit yang membantu melubangi dasar laut sehingga conductor pipe dapat terangkat.
Kemudian drill bit atau dalam bahasa sehari-hari kita adalah mata bor,
diturunkan dan masuk hingga ke dasar pipa konduktor.
14
Drill bit akan mulai berputar dan melubangi lantai laut. Drill bit biasanya
memiliki nozzle di bagian tengah nya. Nozzle digunakan untuk menyemburkan air/air
laut di lapisan yang akan digali.
Gambar di atas menunjukkan bahwa drill bit terhambat serpihan sedimen hasil
pengeboran. Serpihan ini tidak akan terangkat ke atas karena tekanan air laut yang
masuk dari atas. Tumpukan ini menyebabkan proses pengeboran akan semakin
berat, drill bit akan panas dan cepat aus. Karena itu, air laut disalurkan dari atas rig ke
dalam drilling pipe lalu disemburkan melalui nozzle di dalam drill bit dan akan
mendorong serpihan-serpihan ini ke permukaan lantai laut seperti gambar di bawah
ini.
15
Dilanjutkan proses pengeborannya. Setelah melakukan pengeboran sedalam
beberapa ratus meter, drill bit akan diangkat ke permukaan. Dan casing pipe dengan
ukuran diameter kira-kira 50 cm (sedikit lebih kecil daripada lubang sumur)
diturunkan ke dalam lubang sumur menggunakan drill pipe. Pipa casing ini berfungsi
untuk melapisi dan menjaga dinding lubang sumur agar tidak runtuh.
Memasukkan pipa casing tanpa penguat bukan hal yang bijak untuk menjaga
kekuatan dinding sumur. Lalu apa? Setelah pipa casing dimasukkan, maka adonan
semen diinjeksikan ke dalam pipa casing tersebut hingga meluber keluar diantara
dinding sumur dan pipa.
Proses penyemenan ini diteruskan hingga ke ujung atas pipa casing. Jangan
disangka bahwa semen yang digunakan adalah semen yang umum di toko bangunan.
Semen ini khusus dirancang untuk tahan dengan kondisi air laut dan tekanannya.
Setelah proses tersebut selesai, drill pipe dilepas dan ditarik kembali ke atas.
Selanjutnya adalah menyambung riser pipe. Riser pipe ini akan berfungsi ganda, salah
satunya adalah untuk sirkulasi mud yang disemburkan melalui ujung drill bit (akan
dibahas lebih jelas nanti). Untuk proses selanjutnya, ujung dari riser pipe
dihubungkan dengan perangkat khusus yang bernama Blow Out Preventer (BOP).
BOP ini akan didudukkan di atas pipa casing yang sudah lebih dahulu terpasang di
lantai laut.
16
platform atau rig yang berada di permukaan laut sudah dihubungkan oleh riser
pipe dengan pipa casing di lapisan dalam dasar laut seperti gambar di bawah ini.
Drill bit yang ukurannya lebih kecil dari yang pertama kali digunakan,
diturunkan melalui riser pipe hingga ke casing pipe. Dan, proses pengeboran pun
dilanjutkan. Bila di atas tadi dijelaskan bahwa untuk membuang serpihan sedimen
digunakan air/air laut, maka di proses pengeboran kedua ini, mud digunakan untuk
membuang serpihan tersebut. Dengan proses yang sama, mud disemprotkan dari
nozzle yang ada di drill bit.
Air laut bisa saja digunakan untuk praktek seperti ini. Namun, jauh lebih baik
bila menggunakan mud bila pengeboran sudah semakin dalam. Agar mud tidak
mencemari air laut, maka riser pipe harus diaplikasikan. Jadi, serpihan dan mud akan
dipompa naik ke atas rig.
17
Ada beberapa alasan kenapa mud lebih baik daripada air untuk riser
system seperti ini antara lain:
1. Mud memiliki viskositas yang lebih besar daripada air. Artinya, mud jauh lebih
mudah dan mampu lebih banyak mengangkat serpihan sedimen keluar dari lubang
pengeboran.
2. Mud memiliki densitas lebih besar dari air. Ketika pengeboran semakin jauh ke
dalam lapisan batuan, tekanan dari dinding-dinding lubang bor akan semakin
besar. Bila air (densitas rendah) yang disemprotkan ke dalam lubang bor, maka
lama kelamaan air tidak akan sanggup menahan tekanan dari dinding-dinding
sumur. Dinding sumur bisa runtuh dan drill bit akan tertahan.
Setelah drill bit menyentuh kedalaman yang diinginkan, drill bit akan ditarik
kembali ke atas. Lalu, casing pipe dengan diameter lebih kecil dari casing
pipe sebelumnya dimasukkan melalui riser pipe hingga di kedalaman terakhir lubang
sumur. Panjang casing pipe yang terakhir ini sama dengan jarak BOP hingga ke
kedalaman terakhir lubang sumur. Lalu dilakukan proses cementing seperti
sebelumnya. Setelah cementing selesai, maka drill bit yang lebih kecil dimasukkan ke
dalam casing pipe hingga di kedalaman terakhir tadi. Lalu, proses pengeboran
kembali dilanjutkan. Proses ini akan terus berulang sampai drill bit mencapai
kedalaman yang dituju.
Setelah mencapai kedalaman yang dituju, drill bit akan ditarik keluar dan
diganti dengan diamond core bit yang memiliki lubang di tengahnya seperti gambar di
bawah ini. Tujuannya adalah untuk mengambil sampel formasi yang sudah dicapai.
18
Sampel tersebut akan dianalisa untuk memastikan lapisan batuan yang
ditembus adalah formasi reservoir. Setelah itu, geophisical logging tool diturunkan ke
dalam lubang sumur untuk menganalisa dan memberikan informasi kepada geologist
mengenai data-data fisik formasi batuan sepanjang tool tersebut diturunkan di formasi
reservoir. Semua data yang dikumpulkan akan dievaluasi untuk dijadikan dasar
pengambilan keputusan apakah sumur bisa langsung berproduksi, atau geologist
memutuskan untuk mengambil data lebih banyak atau malah sumur yang sudah digali
tidak dapat diproduksi.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses pengeboran minyak meliputi proses yang sesuai dengan standar internasional yaitu
seismic yang bertujuan untuk mencari titik yang mengandung gas atau minyak bumi,
drilling and well construction yang bertujuan untuk membuat lubang di tempat yang
diidentifikasi ada kemungkinan sumber minyak atau gasbumi, well logging bertujuan
untuk mengambil sampel lapisan tanah untuk dicek kandungannya, well testing yaitu
proses penembakan tempat dimana mengandung minyak dan gasbumi, well completion
untuk menyaring pasir yang dihasilkan oleh proses penembakan, dan production yaitu
sumur siap untuk berproduksi.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://omc.proxsisgroup.com/mau-tahu-macam-macam-pengeboran-minyak-dan-gas-
bumi-ini-dia-rangkumannya/
http://energy-techno.blogspot.com/2015/11/inilah-proses-pengeboran-minyak-dan-
gas-bumi.html
21