Anda di halaman 1dari 19

DIKTAT EKSPLORASI MINYAK DAN GAS

Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Eksplorasi Minyak dan Gas

Disusun oleh :

Kurnia Iqbal Fajari

270110190144

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya makalah ini bisa saya buat hingga selesai. Tidak lupa juga saya mengucapkan
banyak terima kasih terhadap pihak yang sudah berkontribusi Tim Dosen Matakuliah
Ekpslorasi Geologi Minyak Dan Gas Bumi dan Prof. Dr. Ir. Edy Sunardi., M,Sc selaku dosen
pembimbing dalam menyusun ujian tengah semester ini,dengan memberikan sumbangan baik
ide, penjelasan, pembelajaran, pengajaran, pemikiran, maupun bentuk materinya.

Saya berharap semoga diktat yang saya buat ini dapat memenuhi Nilai Ujian Akhir
Semester saya selaku mahasiswa dengan nilai yang maksimal serta menambah wawasan
pengetahuan dan pengalaman tersendiri bagi para pembacanya.

Saya sadar masih banyak kekurangan didalam langkah penyusunan diktat ini dan
isinya, dikarenakan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
berharap kritikan dan saran yang dapat membangun dari pembaca demi kesempurnaannya
makalah ini.

Bandung, 13 April 2022

Penyusun,

Kurnia Iqbal Fajari


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….., 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….. 3

BAB 1………………………………………………………………………………………. 4

PENDAHULUAN………………………………………………………………………….. 4

BAB 2………………………………………………………………………………………. 4

PEMBAHASAN……………………………………………………………………………. 4

Resume 1……………………………………………………………………………………. 5

Resume Paper………………………………………………………………………………. 5-8

Resume 2…………………………………………………………………………………… 5-8

Resume 3………………………………………………………………………………….. 5-11

Resume 4………………………………………………………………………………… 11-12

Resume 5………………………………………………………………………………… 13-14

Resume 6………………………………………………………………………………… 14-15

Resume 7………………………………………………………………………………… 15-17

Resume 8……………………………………………………………………………………. 17

Resume 9………………………………………………………………………………… 17-18

BAB 3……………………………………………………………………………………….. 19

Kesimpulan……………………………………………………………………………….…. 19
BAB I

PENDAHULUAN
Minyak dan gas bumi adalah hasil dari sisa mahluk terdahulu atau purbakala yang mati dan
terkubur selama jutaan tahun, mendapat tekanan dan suhu yang tinggi kemudian berproses
menjadi suatu mineral. Minyak dan gas bumi yang berada dibawah permukaan untuk sampai
ke permukaan membutuhkan proses yang cukup mahal. Industri migas bumi membagi
menjadi dua tahap yaitu, tahap eksplorasi dan tahap produksi, kegiatan eksplorasi bertujuan
untuk menemukan cadangan migas sedangkan produksi bertujuan untuk mengangkat
cadangan migas ke atas permukaan.

BAB 2

PEMBAHASAN

Resume Pertemuan (1)

Terdapat 2 pembelajaran yang akan dibahas yaitu, Eksplorasi, Eksploitasi, Produksi


dan Studi Geologi Geofisika (studi kasus). 2 hal penting Fase eksplorasi dan produksi industri
migas, pada fase eksplorasi utamanya harus memahami Exploration Survey (GNG Study)
menghasilkan titik lokasi dan ketika telah ditentukan ujung dari Exploration Survey adalah
Exploration Drilling pada proses menghasilkan HC New Discovery/Dry(kosong). Jika dry
dilakukan Post Mortem Analysis, beberapa hal penting juga dalam penentuan titik lokasi
adalah TD’S, target, dan volumetric. Dalam Exploration Drilling biasanya sekali dilakukan
memerlukan biaya sebesar 5 sampai 200 juta dollar, tetapi jika menemukan HC New
Discovery kita dapat mengusulkan Additional Seismic Survey untuk menentukan oil water
content atau gas water content dan jika masih berlanjut baru dapat ke Delineation drilling.
Area water content dan oil water content atau gas water content telah dapat ditentukan lanjut
ke proses reserves calculation ketebalan, luasan area, flow, parameter, porositas,
permeabilitas. Terakhir pada fase exploration adalah rencana pengembangan dari reserves
calculation.

Production phase dibuka dengan plan of development pengembangan lapangan,


didalam plan of development menentukan Development Drilling, pada Development Drilling
kita megetahui ada static model dan dynamic model berdampingan dengan petroleum
engineer untuk menentukan reserves calculation review. Kemudian construction production
facilities dengan menentukan berapa barrel yang akan dihasilkan jadi akan disiapkan tong-
tong barrel dengan jumlah yang dibutuhkan, agar perusahaan tidak perlu mengeluarkan uang
lebih. Selanjutnya tahap production dibagi menjadi 2 yaitu, refinery dan shipping, dan ada
juga untuk geokimia biasanya untuk melihat sostrop dan isotrop.

Tahapan Kegiatan Eksplorasi – Produksi

Fase Eksplorasi Studi G&G yang mencakup evaluasi cekungan, identifikasi prospek,
dan pemboran eksplorasi ada beberapa cara penentuan seperti PLAY (identifikasi kehadiran
HC), LEAD (identifikasi pelamparan HC), Prospek (identifikasi akumulasi HC). Fase
Development Studi GGRE yang mencakup rencana pengembangan, pengembangan dan
produksi awal, proses yang terjadi ada DISCOVERY (pembuktian akumulasi HC dan
mengalirnya HC), RESERVES (P1, P2, P3 memproduksikan HC), terakhir Studi GGRP yang
mencakup Pemboran infill dan workovers, optimasi produksi, secondary (water/gas flood),
enchanced oil recovery (Fase Produksi/ IOR), penurunan produksi lapangan, dan
meninggalkan lapangan (Fase Akhir Produksi).

Tahapan Kegiatan Usaha Hulu Migas dari Eksplorasi ke Produksi

Di Indonesia sampai tahap produksi membutuhkan 10 - 20 tahun, tahap eksplorasi (3


– 8 tahun), tahap appraisal (1 – 4 tahun), pengembangan (3 – 6 tahun), produksi (10 – 20
tahun), abandonment (1 – 2 tahun). Akan tetapi yang terpenting dalam semua tahapan adalah
studi dan studi, peta sebaran lintasan seismik migas yang hijau menandakan seismik semua,
daerah yang diceritakan selama pembelajaran tadi disebut frontier in the west.

Resume Pertemuan (2) dan Paper

Tahapan Awal Kegiatan Eksplorasi

Tahapan awal dalam kegiatan eksplorasi Migas adalah mengidentifikasi secara


langsung, berdasarkan gejala permukaan atau rembesan minyak dan gas. Setelah rembesan
tersebut ditemukan, kemudian masuk ke dalam tahap oil to sourse correlation atau oil to oil
correlationyang bertujuan untuk mengetahui asal rembesan tersebut. Asal dari rembesan
tersebut dapat diperkirakan terjadi dari masa lampau atau masa sekarang ini.

Micro seepage dapat terlihat diatas permukaan, muncul secara lokal, dan memiliki
konsentrasi tingkat hidrokarbon yang tinggi dengan berat molekul yang tinggi juga. Adanya
rembesan minyak dapat dijadikan indikasi bahwa terdapat sistem petroleum aktif namun
tidak diketahui. Jalur migrasi dapat berupa vertikal atau lateral dan saat bermigrasi tidak
terdapat trap (jebakan) maka dari itu minyak akan merembes ke atas permukaan, saat dari
migrasi petroleum inilah yang menentukan terjadinya rembesan.

Pemeriksaan karakteristik rembesan minyak berhubungan dengan metode geokimia


organik yang bertujuan untuk mendapatkan informasi-informasi genetik. Biasanya informasi
yang diperoleh yaitu input material organik, yang merupakan jenis material organik
pembentuk batuan induk, lalu dapat diketahui lingkungan pengendapannya, dan dapat
diketahui tingkat kematangannya. Setelah itu dapat dilakukan korelasi antara oil dengan oil
atau oil dengan source, rembesan minyak dapat ditemukan pada on-shore ataupun off-shore.
Untuk menentukan kualitas minyak, ada beberapa syarat yaitu API gravity dilihat kandungan
wax atau lilin, dan biodegradasi.

Petroleum Seepage and Post-Accumulation Migration

Rembesan Minyak Bumi dan Migrasi Pasca-akumulasi Kebocoran dari suatu trap
tidak akan selalu mengakibatkan rembesan pada permukaan dan tidak semua keberadaan
minyak di permukaan merupakan hasil dari kebocoran pada trap. Namun pada tahun 1952,
Link menemukan 5 jenis rembesan, yaitu rembesan yang muncul dari lapisan homoklin,
minyak bumi yang muncul dari singkapan batuan induk yang sudah matang, kebocoran
minyak bumi dari trap yang rusak, rembesan dan impregnasi yang berhubungan dengan
ketidakselarasan (unconformity), dan rembesan yang berhubungan dengan intrusi diapir.
Kebocoran trap ini dapat berlanjut selama adanya lapangan minyak di bawah permukaan,
sedangkan sistem migrasi sekunder ke reservoir merupakan produk yang relatif singkat dari
pematangan batuan induk.

Rembesan minyak bumi merupakan tanda jalur permukaan kebocoran minyak bumi
yang mengalir dan didorong oleh daya apung dari sumber bawah permukaan. Minyak bumi
dapat berupa gas biogenik atau termogenik dengan atau tanpa komponen minyak cair. Sekitar
seperempat dari rembesan takkan berubah yang disebut juga dengan rembesan minyak yang
mengandung gas. Minyak pada rembesan ini dapat dikeluarkan dari gas cap gas atau dapat
berupa minyak yang dimana gasnya telah dikeluarkan. Ahli geologi menyebutkan bahwa
proses pemisahan biasanya memungkinkan gas rembesan keluar ke atmosfer, sementara
minyak terperangkap di permukaan air, tidak lagi termobilisasi oleh daya apung gas. Gas
water table dapat terurai atau mengalir ke bawah lereng untuk muncul dengan air tanah pada
jalur mata air. Minyak dapat membentuk sisa saturasi disepanjang garis mata air dan
perpotongan antara rembesan dengan muka air.

Kelimpahan dan kemampuan mendeteksi rembesan, rembesan paling melimpah pada


cekungan petroliferous yang mengalami atau paling sering terjadi deformasi, terutama seperti
lipatan sabuk dan margin transpresional aktif yang tidak memiliki urutan penutup yang utuh.
Permeabilitasnya dipengaruhi oleh perubahan rezim tegangan, ditambah pasokan minyak
bumi yang memadai, menentukan kapasitas rembesan untuk mengalir dan mendukung
kelanjutannya. Singkapan cukup baik untuk membuat perbedaan rembesan yang lebih sering
muncul dari retakan pada batuan daripada dari matriks batuan.

Relationships Between Seepage, Tectonics and Subsurface Petroleum Reserves

Hubungan Antara Rembesan, Tektonik dan Cadangan Minyak Bumi Bawah


Permukaan Intensitas aliran rembesan sebagian besar dipengaruhi oleh tektonik, waktu dan
kecepatan migrasi minyak. Ketika pengaruh ini dikurangi dengan mengisolasi satu set
cekungan tektonik, akan ada korelasi antara infiltrasi dan cadangan cekungan. Pada skala
sub-cekungan, rembesan teramati dan terkonsentrasi di atas fitur tektonik seperti diapir aktif,
sesar aktif, dan uplifted basin margin. Pemetaan dan studi rembesan permukaan merupakan
alat penting dalam pencarian cadangan minyak bumi bawah permukaan.

Kualitas database seeps berbeda-beda pada setiap wilayah. Wilayah-wilayah terpilih


dan dipilih karena memiliki faktor iklim dan budaya yang relatif sama. Di Asia Tenggara
terdapat hubungan tidak langsung antara rembesan dan cadangan minyak bumi. Cekungan
yang kaya akan rembesan pada umumnya berkorelasi dengan cekungann yang kaya akan
cadangan bawah permukaan, namun lokasi rembesan jarang berada di atas lahan utama.

Hubungan spasial antara rembesan yang mengalir dengan akumulasi bawah


permukaan yang besar sangat bervariasi. Hubungan antara rembesan yang mengalir dengan
akumulasi bergantung pada tektonik dan geometri dari perairan dan pada jenis cekungan.

Cekungan foreland, merupakan tipe cekungan yang paling produktif, menunjukkan

rembesan yang sangat rendah dibandingkan dengan cadangannya yang besar.

Cekungan rift menunjukkann variasi serupa menurut waktu, menunjukkan jumlah

rembesan yang lebih besar daripada fitur yang lebih tua yang sekarang terkubur.
Kumpulan cekungan ini mencakup banyak cekungan kaya akan rembesan yang bukan
merupakan lapangan perminyakan utama. Rembesan terkonsentrasi pada permukaan yang
memotong retakan permeabel atau jenis lainnya. Clarke dan Cleverly menyimpulkan dari sini
bahwa sebagian besar rembesan pasti berasal dari akumulasi yang mendasarinya.

Resume Pertemuan (3)

Terdapat 2 pembelajaran yang akan dibahas yaitu, Eksplorasi, Eksploitasi, Produksi


dan Studi Geologi Geofisika (studi kasus). 2 hal penting Fase eksplorasi dan produksi industri
migas, pada fase eksplorasi utamanya harus memahami Exploration Survey (GNG Study)
menghasilkan titik lokasi dan ketika telah ditentukan ujung dari Exploration Survey adalah
Exploration Drilling pada proses menghasilkan HC New Discovery/Dry(kosong). Jika dry
dilakukan Post Mortem Analysis, beberapa hal penting juga dalam penentuan titik lokasi
adalah TD’S, target, dan volumetric. Dalam Exploration Drilling biasanya sekali dilakukan
memerlukan biaya sebesar 5 sampai 200 juta dollar, tetapi jika menemukan HC New
Discovery kita dapat mengusulkan Additional Seismic Survey untuk menentukan oil water
content atau gas water content dan jika masih berlanjut baru dapat ke Delineation drilling.

Area water content dan oil water content atau gas water content telah dapat ditentukan
lanjut ke proses reserves calculation ketebalan, luasan area, flow, parameter, porositas,
permeabilitas. Terakhir pada fase exploration adalah rencana pengembangan dari reserves
calculation. Production phase dibuka dengan plan of development pengembangan lapangan,
didalam plan of development menentukan Development Drilling, pada Development Drilling
kita megetahui ada static model dan dynamic model berdampingan dengan petroleum
engineer untuk menentukan reserves calculation review.

Kemudian construction production facilities dengan menentukan berapa barrel yang


akan dihasilkan jadi akan disiapkan tong-tong barrel dengan jumlah yang dibutuhkan, agar
perusahaan tidak perlu mengeluarkan uang lebih. Selanjutnya tahap production dibagi
menjadi 2 yaitu, refinery dan shipping, dan ada juga untuk geokimia biasanya untuk melihat
sostrop dan isotrop.

Tahapan Kegiatan Eksplorasi – Produksi

Fase Eksplorasi Studi G&G yang mencakup evaluasi cekungan, identifikasi prospek,
dan pemboran eksplorasi ada beberapa cara penentuan seperti PLAY (identifikasi kehadiran
HC), LEAD (identifikasi pelamparan HC), Prospek (identifikasi akumulasi HC). Fase
Development Studi GGRE yang mencakup rencana pengembangan, pengembangan dan
produksi awal, proses yang terjadi ada DISCOVERY (pembuktian akumulasi HC dan
mengalirnya HC), RESERVES (P1, P2, P3 memproduksikan HC), terakhir Studi GGRP yang
mencakup Pemboran infill dan workovers, optimasi produksi, secondary (water/gas flood),
enchanced oil recovery (Fase Produksi/ IOR), penurunan produksi lapangan, dan
meninggalkan lapangan (Fase Akhir Produksi).

Tahapan Kegiatan Usaha Hulu Migas dari Eksplorasi ke Produksi

Indonesia sampai tahap produksi membutuhkan 10 - 20 tahun, tahap eksplorasi (3 – 8


tahun), tahap appraisal (1 – 4 tahun), pengembangan (3 – 6 tahun), produksi (10 – 20 tahun),
abandonment (1 – 2 tahun). Akan tetapi yang terpenting dalam semua tahapan adalah studi
dan studi, peta sebaran lintasan seismik migas yang hijau menandakan seismik semua, daerah
yang diceritakan selama pembelajaran tadi disebut frontier in the west.

Tahapan awal dalam kegiatan eksplorasi Migas adalah mengidentifikasi secara


langsung, berdasarkan gejala permukaan atau rembesan minyak dan gas. Setelah rembesan
tersebut ditemukan, kemudian masuk ke dalam tahap oil to sourse correlation atau oil to oil
correlation yang bertujuan untuk mengetahui asal rembesan tersebut. Asal dari rembesan
tersebut dapat diperkirakan terjadi dari masa lampau atau masa sekarang ini. Micro seepage
dapat terlihat diatas permukaan, muncul secara lokal, dan memiliki konsentrasi tingkat
hidrokarbon yang tinggi dengan berat molekul yang tinggi juga. Adanya rembesan minyak
dapat dijadikan indikasi bahwa terdapat sistem petroleum aktif namun tidak diketahui. Jalur
migrasi dapat berupa vertikal atau lateral dan saat bermigrasi tidak terdapat trap (jebakan)
maka dari itu minyak akan merembes ke atas permukaan, saat dari migrasi petroleum inilah
yang menentukan terjadinya rembesan.

Pemeriksaan karakteristik rembesan minyak berhubungan dengan metode geokimia


organik yang bertujuan untuk mendapatkan informasi-informasi genetik. Biasanya informasi
yang diperoleh yaitu input material organik, yang merupakan jenis material organik
pembentuk batuan induk, lalu dapat diketahui lingkungan pengendapannya, dan dapat
diketahui tingkat kematangannya. Setelah itu dapat dilakukan korelasi antara oil dengan oil
atau oil dengan source, rembesan minyak dapat ditemukan pada on-shore ataupun off-shore.
Untuk menentukan kualitas minyak, ada beberapa syarat yaitu API gravity dilihat kandungan
wax atau lilin, dan biodegradasi.
Rembesan minyak bumi merupakan tanda jalur permukaan kebocoran minyak bumi
yang mengalir dan didorong oleh daya apung dari sumber bawah permukaan. Minyak bumi
dapat berupa gas biogenik atau termogenik dengan atau tanpa komponen minyak cair. Sekitar
seperempat dari rembesan takkan berubah yang disebut juga dengan rembesan minyak yang
mengandung gas. Minyak pada rembesan ini dapat dikeluarkan dari gas cap gas atau dapat
berupa minyak yang dimana gasnya telah dikeluarkan. Ahli geologi menyebutkan bahwa
proses pemisahan biasanya memungkinkan gas rembesan keluar ke atmosfer, sementara
minyak terperangkap di permukaan air, tidak lagi termobilisasi oleh daya apung gas. Gas
water table dapat terurai atau mengalir ke bawah lereng untuk muncul dengan air tanah pada
jalur mata air. Minyak dapat membentuk sisa saturasi disepanjang garis mata air dan
perpotongan antara rembesan dengan muka air.

Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi

Indentifikasi Langsung

Berdasarkan Gejala Permukaan, Rembesan Migas (Oil Seepages)

Metode Geologi

Membuat Peta Permukaan dan Bawah Permukaan

Metode Geofisika

Menggunakan Sifat-sifat Fisika pada bawah tanah yang diukur di permukaan, yaitu: Metoda

Gravitasi, Magnetic dan Seismic.

Pemboran Eksplorasi (Wild Cat)

Membuktikan Hidrokarbon

Macam-Macam Perangkap

Perangkap Stratigrafi

Reservoir terbentuk karena lapisan yang berubah permeabilitasnya secara lateral/memanjang.

Perangkap Kombinasi

Reservoir terbentuk karena gabungan dari perangkap Struktural dan Stratigrafi, Misalnya
Reef (karbonat), Kubah Garam (Salt Dome)
Perangkap Struktural

Reservoir terbentuk karena struktur atau karena bentuknya sendiri terjadi karena lipatan atau

pergeseran dalam batuan, Misal: Lipatan Antiklinal, atau Patahan (Fault).

Syarat Teknis Penemuan Minyak & Gas Bumi

Reservoar: Batuan berpori yang dapat ditempati minyak dan gas,

Batuan Induk: Batuan yang dapat membentuk minyak dan gas bumi,

Perangkap: Tempat terperangkapnya minyak dan gas,

Migrasi: Jalur yang menghubungkan Batuan Induk dan Perangkap,

Penyekat: Batuan impermeable yang tidak dapat dilalui minyak dan gas.

Resume Pertemuan (4)

Pada suatu lapangan terdapat plosure anticlaim, selama masa eksplorasi terdapat
gambaran field, dan garis seismic, nah setelah itu dibuat titik tengah dan ditentukan dengan
nama field. Oil water contack and gas water contact. Setelah dilakukan seismic 3d maka
dilakukan appraisal drilling. pada tahapan ini kita akan menemukan OWC, dan GWC. Hal
tersebut dituliskan atau digambarkan pada seismic 3D. kemudian dilakukan study study untuk
mematangkan tahjapan appraisal. Dengan rumus Max = Oil prediction / water cut. Setelah
dilakukan pertambangan kita akan meninggalkan field dikarenakan tidak ada lagi yang bisa
diproduksi dan dilanjutkan dengan produksi baru. Tahapan ini berkisar dari 1-2 tahun kerja.

Pada tahap selanjutnya yaitu tahapan produksi, pada tahapan ini kita akan melakukan
produksi, perbaikan, peningkatan facilitas yang berpatokan kepada banyaknya produksi yang
akan di lakukan. Dengan rumus Max = Oil prediction / water cut. Setelah dilakukan
pertambangan kita akan meninggalkan field dikarenakan tidak ada lagi yang bisa diproduksi
dan dilanjutkan dengan produksi baru. Tahapan ini berkisar dari 1-2 tahun kerja.

Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi

Indentifikasi Langsung

Berdasarkan Gejala Permukaan, Rembesan Migas (Oil Seepages)


Metode Geologi

Membuat Peta Permukaan dan Bawah Permukaan

Metode Geofisika

Menggunakan Sifat-sifat Fisika pada bawah tanah yang diukur di permukaan, yaitu: Metoda

Gravitasi, Magnetic dan Seismic.

Pemboran Eksplorasi (Wild Cat)

Membuktikan Hidrokarbon

Macam-Macam Perangkap

Perangkap Stratigrafi

Reservoir terbentuk karena lapisan yang berubah permeabilitasnya secara lateral/memanjang.

Perangkap Kombinasi

Reservoir terbentuk karena gabungan dari perangkap Struktural dan Stratigrafi, Misalnya
Reef

(karbonat), Kubah Garam (Salt Dome)

Perangkap Struktural

Reservoir terbentuk karena struktur atau karena bentuknya sendiri terjadi karena lipatan atau

pergeseran dalam batuan, Misal: Lipatan Antiklinal, atau Patahan (Fault).

Syarat Teknis Penemuan Minyak & Gas Bumi

Reservoar: Batuan berpori yang dapat ditempati minyak dan gas,

Batuan Induk: Batuan yang dapat membentuk minyak dan gas bumi,

Perangkap: Tempat terperangkapnya minyak dan gas,

Migrasi: Jalur yang menghubungkan Batuan Induk dan Perangkap,

Penyekat: Batuan impermeable yang tidak dapat dilalui minyak dan gas.
Resume Pertemuan 5

Dalam pertemuan kali ini materi yang dibahas dan disampaikan adalah materi tentang
adanya sebuah strategi eksplorasi riset migas. Strategi yang dibahas dibagi menjadi beberapa
tahapan, yaitu pertama Sedimentary Basin mencakup segala sumber penyediaan informasi
yang koheren dengan evaluasi geologi dan cekungan. Informasi yang diberikan dapat berupa
umur, fasies, tingkat kematangan oil dan gas dalam petroleum system, lanjut tahap kedua
yaitu petroleum system yang bertujuan untuk meningkatkan atau memantapkan kepercayaan
seperti halnya gravity untuk memahami configuration basin atau basement. disini dibahas
mengenai geology exploration untuk mengusulkan seismic design dan grafik.

Tahap ketiga tahap play atau play concept yang membahas tentang data-data dalam
petroleum system berupa, letak source rock, arah migrasi dan letak akumulasi pada reservoir.
Pada tahap ini juga dilakukan seismik studi yang dibantu dengan 3D untuk analisis
laboratorium, dan sifatnya final RO tinggi dan HI cukup. Dalam kata lain sudah bisa kita
katakan expeil hydrocarbon yang sudah berimigrasi dan sudah matang, dapat menaikkan nilai
cekungan berdasarkan evaluasi potensi hidrokarbon yang memiliki korelasi dengan play
concept ini sendiri. Tahap ke empat, tahapan yang berhubungan dengan Economic tahapan
yang sangat penting dikarenakan pada tahap ini geologist membuat pedoman/rekomendasi
lokasi bagi survey seismik dan bor yang dimana ini sangat penting karena sangat berisiko.
Pada tahap ini pun biaya yang dikeluarkan tidak sedikit bisa mencapai jutaan dollar,
mempunyai tantangan yang nyata. Sehingga diperlukan basic science untuk menunjang
pengaplikasian geologi agar dapat berjalan dengan baik. Apalagi dalam tahapan ini berbagai
kemungkinan dapat terjadi, oleh karena itu hasil interpretasi dan korelasinya harus dikaji
dengan sungguh-sungguh yang bertujuan untuk meminimalisir terjadinya dry hole.

Apabila hidrokarbon tidak merembes, beberapa kemungkinan yang akan terjadi


diantaranya tidak adanya migration pathway, mungkin terdapat paleosol yang tebal sehingga
hidrokarbon tidak merembes. Maka dari itu dilakukan identifikasi langsung, seperti tahapan
yang akan dilakukan selanjutnya menggunakan metode geologi untuk membuat korelasi peta
permukaan dan bawah permukaan berdasarkan pemetaan geologi pada atas permukaan dan
interpretasi seismik bawah permukaan. Setelah dilakukan Geologist dapat mengetahui jenis
fasies, biomarker, kondisi cekungan dengan surface to subsurface correlation. Interpretasi dan
konsentrasi seismik dilakukan berdasarkan kondisi permukaan, dan hasil interpretasinya akan
dibuktikan dengan singkapan-singkapan yang ada di atas permukaan. Akuisisi data seismik
baik di onshore ataupun offshore dapat menggambarkan model petroleum system, pemodelan
ini bertujuan unutk mempertimbangkan analisis dan interpretasi pada data seismik yang
didapat dengan model 3D cekungan.

Resume Pertemuan 6

OOIP adalah original oil in place, jika pemboran eksplorasi yang ke 1 (wild cat),
berhasil menemukan hidrokarbon maka dilanjutkan dengan pemboran eksplorasi kedua dadn
selanjutnya yang dinamakan pemboran delinasi. OGIP (original Gas in Place). Lows Know
Oil (LKO), minyak yang terdalam yang bisa kita ketahui. Aspek reservoir, kita menghitung
OOIP. Metode perhitungan menggunakan volumetric, geomode, geocelluler model, dan
material balance. Output dari perhitungan nya berupa besaran proven(p1), probable(P2), dan
Possible(p3). Dalam hidrokarbon reserve kita menentukan faktor perolehan. Dari
hydrocarbon reserve kita dapat mendapatkan recovery faktor dengan perhitunganhidrokarbon
reserve dibagi P1.

Menentukan faktor perolehan dan cadangan hidro karbon dapat menggunakan


material balance, decline curves analysis, dan simulasi reservoir. Reserve adalah volume
minyak dan gas yang dapat di produksi dibawah kondisi Teknik dan kondisi tertentu,
tergantung nanti sama pengajuan proposal yang akan dilaksanakan. Aspek sub surface, kita
akan menghitung HC di tempat, kemudian reserve yaitu P1, P2, dan P3. Selanjutnya
production forecast. untuk mempertahankan supaya tahun depan tidak decline maka diajukan
scenario pengembangan, infill drilling, Untuk menghitung Hc- inplace kita membutuhkan
poerhitungan sebagai berikut; Luas Area x h x porositas x saturasi minyak kemudian total nya
dibagi Boil Pemodelan Geologi 2D mapping: volumetric.

Hal yang diperlukan berupa:

• Peta struktur

Menggambarkan suatu kedalaman top/ bottom reservoir

• Peta gross isopach

Peta 2 D yang menggambarkan suatu gross interval reservoir dalam suatu lapisan

• Peta net isopach


Menggambarkan ketebalan dari net reservoir yang beirisi litologi yang memenuhi syarat

sebagai reservoir

• Peta pay isopach

Pay zone yang merupakan bagian reservoir yang dapat diproduksi kandungan HC secara

ekonomis dengan teknologi yang tersedia

• Peta sebaran isoporositas

Penyebaran porositas yang berguna untuk mengetahui daerah porous

• Peta isosaturasi

Letak lapisan prospektif yang memiliki saturasi hidrokarbon yang besar yang berguna dalam

menentukan posisi sumur nantinya

• Peta permeability

Penyebaran permeabilitas yang berguna untuk mengetahui daerah permeable.

Resume Pertemuan 7

Tugas ahli geologi di sini dapat diperiksa dan Check dari bagian RIG, seperti
pencegah ledakan BOP), pompa lumpur (pompa lumpur untuk mencegah keausan bit)
Fragmen terbentuk dan batu tersebut kemudian dialiri lumpur karena lumpur memiliki massa
jenis lebih tinggi dari air, itu cukup untuk membawa pecahan batu) Desain casing
berdasarkan kondisi formasi (tekanan pori dan tekanan rekahan) dapat: Tentukan berat
lumpur yang harus dimasukkan ke dalam lumpur bor yang harus dihindari Tekanan pori,
berat lumpur penting karena jika terlalu berat minyak tidak akan naik ke atas.

Pemboran merupakan suatu kegiatan yang dilkakukan untuk membuktikan ada / tidak
nya hidrokarbon dari suatu formasi batuan, pekerjaan ini terakhir dari hasil evaluasi daripada
hasil studi geologist (G&G,Reservoar).Untuk melakukan proses pemboran diperlukan suatu
Anjungan/RIG.

Skema penyelesaian Umur :

• Singel zone Complession


• Comingle Complession

• Dual Zone Completion

Pemboran Berarah merupakan proses mengarahkan atau membelokkan lubang bor


dengan membentuk lintasan pemboran untuk mencapai target pemboran. Pengaturan offset
adalah proses mempertahankan sudut pengeboran, termasuk: Tentukan batas relatif dari
kemiringan yang diharapkan. arah pengeboran vertikal Jalur pengeboran tegak lurus dengan
tanah dari posisi rig permukaan Tujuan akhir dari pengeboran. Pengeboran terarah dan
pengeboran horizontal secara bersamaan kemudian dipandu atau dibelokkan pada kedalaman
tertentu ke target dengan arah dan sudut tertentu, tetapi ada perbedaan sudut akhir
pengeboran yang dimana sudut kemiringan lubang bor horizontal di sepanjang batuan
reservoir dapat mencapai sekitar 90° pada kedalaman tertentu.

Tahapan Pelaksanaan pemboran:

• Penentuan Titik Suatu lokasi Untuk pemboran

• Persiapan Lahan

• Persiapan saran dan porasarana

Pengeboran berarah dilakukan dengan membelokan pipa ke arah titik target yang tidak berada
lurus dengan titik permukaan. Faktor penyebab dilakukan pengeboran berarah adalah
geografi dan pertimbangan ekonomi.

Beberapa Jenis Direction Drilling:

A. Innacessible Location Drilling Teknik ini adalah salah satu dari teknik pengeboran kearah
paling umum dipakai untuk mencapai lapisan yang tidak dapat dicapai dengan cara biasa,
seperti Reservoir yang terletak dibawah sebuah kota yang padat.

B. Multiple Well Drilling

Sumur majemuk biasanya diperlukan bila akan membor dari suatu lokasi permukaan yang
terbatas luasnya. Untuk pengeboran lepas pantai dari suatu platform tunggal.

C. Side Tracking

Dalam operasi pengeboran yang biasa, mungkin sekali perlu meluruskan lubang sumur yang
parah karena kemiringannya atau untuk memintas lubang yang terdapat pipa yang terkubur
D. Relief Well Drilling

Terkadang sebagai akibat Blow Out diperlukan pengeboran untuk mematikan sumur yang
sedang Blow Out. Dalam hal ini dipakai teknik pengeboran berarah.

Resume Pertemuan (8)

Di Indonesia, SKK Migas bertugas mengevaluasi hasil eksplorasi. Dari hasil


eksplorasi biasanya keadaan berubah, Sering disebut sebagai PSE, perubahan status
eksplorasi menjadi perkembangan. Sebelum semua ekstraksi perusahaan minyak dan gas
terbentuk Rencana pembangunan harus diajukan. Rencana Pengembangan (POD) adalah
Rencana pengembangan yang komprehensif untuk satu atau lebih ladang minyak dan gas
(Terintegrasi) untuk mengoptimalkan produksi cadangan hidrokarbon Pertimbangkan aspek
teknis (GGRE), ekonomi dan HSE. rencana Perkembangan dapat mencakup sejarah singkat
seperti area kerja eksplorasi, KKKS dan mitra. Kemudian ada aspek reservoir seperti in situ,
ultimate recovery, Cadangan, dalam produksi, produksi puncak minyak atau gas. lalu strategi

Pengembangan seperti primer/sekunder, jumlah dan koordinat sumur.Sistem


pengangkatan dan fasilitas produksi. Lalu yang terakhir adalah seperti investasi dan indikator
ekonomi. isi rencana Pembangunan tersebut meliputi tiga aspek, yaitu aspek bawah tanah
danaspek pengembangan. lapangan dan bisnis. Di sisi bawah tanah, dioperasikan oleh HC
inplace & Cadangan dan peramalan produk dan pengembangan skenario. kemudian pada
aspek Pengembangan lapangan meliputi lokasi, jumlah, dan desain sumur. dan Jenis dan
kapasitas lift buatan, desain dan kapasitas fasilitas produksi, Desain dan kapasitas pipa dan
Secrec & EOR. Kemudian di sisi bisnis Sertakan biaya, syarat dan ketentuan keuangan, dan
metrik laba. Memesan Ahli geologi eksplorasi bekerja dari awal hingga akhir, yaitu ringkasan
eksekutif, Penemuan dan Kajian Geologi, Karakterisasi Waduk, Cadangan dan Produksi
Peramalan, pengeboran dan penyelesaian, fasilitas produksi, pengembangan lapangan
Skenario, HSE dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

Resume Pertemuan 9

Pada umumnya eksplorasi akan mulai pada daerah yang dipelajari dengan adanya
indikasi petroleum system aktifnya. Tanda nya dengan adanya rembesan minyak. Secara
regional hal yang dibicarakan berupa stratigrafi, dengan formasi apa yang bertindak sebagai
silling. Jika silling nya tebal maka migas tidak akan merembes. Jika migas tersebut matang di
300 tahun lalu maka sekarang dia akan berjalan jalan dan dibantu oleh air ke daerah daerah
tempat migas ini terdorong. Dengan mempelajari oil sheet, berate kita sudah tau dan paham
bahwa ada source rock yang matang, jadi sekarang hal yang harus dilakukan adalah area yang
sheal nya bagus dan yang ada trap nya, yang mampu menahan agar si minyak tidak keluar.

Pada tahap awal kita sudah punya kesimpulan, dari hasil literatur study, kita dapat
menentukan petroleum systemnya. Selanjutnya kita dapat membagi dua kajian besar dengan
geologi dan geophysic dalam geology kita akan mengumpulkan data field, data well, dan data
geochemistry. Pada geophysic kita akan mengumpulkan dan memahami well vsp check shot,
seismic data, dan gravity data. Pada kajian geologi kita akan melakukan field data dan well
data, dengan cara pemetaan, hasil dari pemetaan tersebut harus berkaitan dengan,
biostratigraphy, sedimentology, petrophysyc, reservoir, sealing rock, dan juga charakteristics.

Dari kedua kajia ntersebut akan bertemu dengan basin stratigraphy, basin tectonic,
basin evolution, dan basin thermal. Analisa basin thermal dilakukan untuk mengetahui
thermal nya yang digunakan untuk basic modelling, terkait dengan kematangan source rock,
selanjutnya dalah basin evolution, dengan kajian kapan dia jadi basin, umurnya apa, kapan di
isi, dan sebagainya. Selanjutnya basin tektonik yang berpengaruh terhadap keterbukaan
lapangannya. Basin stratigraphy menentukan stratigraphy yang ada didalam daerah. Dari hal
yang diatas kita dapat menentukan petroleum system analisis.

Petroleum system analisis terdapat timing relation, yang berguna untuk menentukan
kapan source rock nya matang, dan kapan akan charge nya, dan sealing quality nya.
Selanjutnya resevoar yang bagus, setalah semuanya terkumpul baru kita dapat menentukan
leads and prospect. Selanjutnya setelah leads and prospect baru kitab isa mendapatkan play
map. Baru nanti lanjut kepada tahap petroleum risk analysis, kemudian lead and prospect
ranking, dan preminary economic evolution.
BAB 3

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulannya adalah pada setiap resume yang dibuat dari semua pertemuan setelah
selesai melakukan kelas dalam perkuliahan, bahwasanya membahas tentang tahapan
eksplorasi, dari awal tahapan perencanaan hingga tahap akhir tahap peninggalan eksplorasi.
Kemudian terdapat juga penjelasan mengenai istilah istilah yang sering digunakan atau
dipakai dalam melakukan ekplorasi migas dan tidak lupa diberitahukan juga contoh kasus
nyata yang terjadi dari eksplorasi minyak dan gas dari tahun ke tahunnya. Selain itu
dijelaskan secara detail dalam cara mengidentifikasi, melakukan eksplorasi, mengenal
kendala apa saja yang umumnya terjadi dan juga parameter untuk hasil analisisnya, apa saja
yang harus ada. Diberitahukan cara memandang suatu keadaan geologi secara geologi dan
secara geofisikanya dengan gamblang. Terakhir kuliah lapangan yang kita lakukan dimana
kita sebagai mahasiswa dapat melihat secara langsung dengan mempraktekan apa yang telah
dipelajari pada perkuliahan akan bagaimana mengetahui suatu daerah dapat berpotensi
melimpahnya atau adanya aktivitas geomigas, seperti yang kita sudah lakukan di daerah
Kompleks Gunung Keromong, Palimanan, Cirebon.

Saran saya adalah lebih diperbanyak lagi untuk pertemuan offlinenya dan kulapnya,
karena dengan adanya pertemuan secara langsung, saya lebih dapat memahami dan mencerna
dengan maksimal, terima kasih Prof.

Anda mungkin juga menyukai