Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI MINYAK & GAS BUMI

ACARA (1,2..)

(JUDUL)

Oleh:

(Nama Praktikan)
(Nim)

LABORATORIUM GEOLOGY DAN SURVEY


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021

PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (2021)


Praktikum dan Laporan
1. Praktikum dilakukan secara daring dengan zoom, google meet, dll.
2. Laporan diketik dan akan dikumpulkan (ACC).
3. Laporan terdiri dari
a. Bab 1 (pendahuluan), yang berisikan latar belakang & tujuan.
b. Bab 2 (Tinjauan Pustaka), yang berisikan teori-teori yang berhubungan dengan
praktikum dengan tambahan menggunakan Catatan Kaki (CAKI). Bab 2 minimal
10 lembar bersumber dari Buku Minimal 2 Buku, dan Jurnal minimal 3
Jurnal, Web Resmi diperbolehkan dengan maksimal 2 alamat web. Jika
ditemukan kesamaan antar praktikan pada bab 2 (COPAS) maka laporan tidak
akan diterima, wajib diperbaiki.
c. Bab 3 (metodologi), yang berisikan alat & bahan, prosedur pengerjaan.
d. Bab 4 (hasil & pembahasan), yang berisikan hasil dari interpretasi, analisa sesuai
dengan acara praktikum, pembahasan membahas atau berisi diskusi dari hasil.
Pembahasan merupakan hasil buah pikiran atau interpretasi dari praktikan yang
dilandaskan oleh tinjauan pustaka. Bab 4 tidak boleh sama (COPAS), jika
ditemukan adanya kesamaan antar praktikan (COPAS) maka laporan tidak
akan diterima, atau nilai akan dikurangi.
e. Bab 5 (penutup), yang berisikan kesimpulan & saran.
f. Daftar pustaka, berisikan sumber buku, jurnal, dan website.
g. Lampiran, berisi foto cover buku, cover jurnal, dan web, serta lampiran proses
analisa. Boleh file softcopy PDF, tidak harus hardcopy buku dan jurnal.
h. Format laporan, cover pada bagian depan modul, margin Normal (top, left, bottom,
right = 2,54 cm).
4. Pada saat praktikum daring, praktikan wajib on cam, baju sopan rapi. Tidak
menggunakan pakaian sopan dan rapi serta tidak on cam akan di kick = nilai laporan
acara tersebut 0.
5. Perizinan, seperti sakit jika tidak ingin mengikuti praktikum silahkan pakai surat
dokter, jika sakitnya hanya sakit ringan silahkan izin dan tetap ikut praktikum dengan
off cam. Dan untuk izin lainnya silahkan langsung ke asisten. Tidak izin = tidak
mengikuti praktikum = 0 pada cara tersebut.
6. Konsultasi silahkan dengan asisten masing-masing, dengan tidak mengganggu jam
istirahat asisten. Konsultasi minimal 2 kali.
7. Penilaian (Fleksibel), Etika 20%, Laporan 40%, Final test 40%.
8. Asisten
a. Bukit Andika (koor)
b. Gabriel Denny L
c. Sela Rosalin S
d. Sarwendah Mega Y

PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (2021)


ACARA 1
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum


Praktikan diharapkan mampu untuk mengetahui proses maupun langkah-langkah dalam
eksplorasi minyak dan gas bumi yang dilakukan secara umum, baik studi pendahuluan maupun
tahapan dalam eksplorasi itu sendiri.

1.2 Dasar Teori


Minyak dan gas bumi merupakan hasil dari proses mahluk hidup purbakala yang mati dan
terkubul selama jutaan tahun mendapatkan tekanan dan suhu tinggi lalu berproses menjadi
mineral. Untuk membawa minyak dan gas bumi sampai ke permukaan dibutuhkan proses yang
mahal. Industri migas bumi membagi menjadi dua tahap yaitu, tahap eksplorasi dan tahap
produksi. Kegiatan eksplorasi dimaksudkan untuk menemukan cadangan migas sedangkan
produksi bertujuan untuk mengangkatnya ke permukaan. Kegiatan ekplorasi ini terdiri dari
beberapa tahap meliputi :
1. Tahap eksplorasi
1.1. Lingkungan terdapatnya minyak dan gas bumi hampir sebagian besar minyak dan gas bumi
ditemukan pada lapisan batuan pasir dan karbonat. Sangat terbatas terbentuk batuan shale,
batuan volkanik ataupun rekahan batuan dasar (basalt). Studi pendahuluan meliputi geologi
regional, yang menyangkut studi komparatif atau perbandingan dengan daerah geologi lainnya
yang telah terbukti produktif. Studi ini mempertimbangkan formasi yang bisa dijadikan sasaran
eksplorasi, struktur yang dapat bertindak sebagai perangkap dan seterusnya. Pada umumnya
lebih tebal lapisan sedimen didapatkan, kemungkinan ditemukannya minyak bumi akan lebih
besar. Hal ini disebabkan karena pada umumnya lebih tebal lapisan sedimen itu, tentu lebih
banyak lagi formasi yang dapat bertindak sebagai reservoir maupun sebagai batuan induk.
Lebih luasnya batuan sedimen tersebar, akan lebih memungkinkan atau lebih leluasa kita
mencapai perangkap minyak dan gas bumi.

PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (2021)


Gambar 1.1 Reservoir antiklin(1). Reservoir patahan(2). Reservoir stratigraphy(3). Reservoir
kubah garam(4).

1. Survey geologi permukaan pemetaan geologi pada permukaan secara detail dapat dilakukan
jika memeng terdapat singkapan. Pemetaan dilakukan pada rintisan dan juga di sepanjang
sungai. Studi geologi dilakukan untuk memahami struktur susunan batu dibagian bawah, dari
hasil studi ini dapat diketahui lebih lanjut dengan menggunakan studi geofisika.
2. Studi geofisika bertujuan untuk mengetahui sifat fisik batuan mulai dari permukaan hingga
kedalaman beberapa kilometer dibawahnya. Proses ini berlangsung selama enam bulan hingga
satu setengah tahun tergantung dari luasan area dan yang dituju.
3. Survey seismik untuk survey detail, metode seismik merupakan metode yang paling teliti
dan dewasa ini telah melampaui kemampuan geologi permukaan. Metode yang digunakan
adalah khusus metode refleksi. Walaupun pemetaan geologi detail terhadap tutupan telah
dilakukan, pengecekan seismik selalu harus dilaksanakan, untuk penentuan kedalam objektif
pemboran serta batuan dasar dan juga lapisan yang akan menghasilkan minyak. Survey seismik
merupakan metode yang paling banyak dilakukan untuk mengetahui sifat fisik batuan. Melalui
kegiatan seismik keadaan dibawah tanah dapat direkonstruksi menjadi gambar 2d maupun 3d.
Kegiatannya berlangsung dari satu hingga empat tahun tergantung dari lokasi dan tipe
reservoir. Berdasarkan hasil intepretasi gambar jika ditemukan lapisan yang berpotensi
menyimpan cadangan migas, maka selanjutnya kegiatan pengeboran ekplorasi. Data seismik
yang akurat belum menjamin terdapatnya cadangan migas, data tersebut harus dibuktikan
dengan pengeboran semakin dalam lapisan di bor maka semakin besar biaya yang dikeluarkan.
Pengeboran merupakan bagian terpenting dalam ekplorasi atau produksi. Lama waktu
pengeboran satu sumur satu hingga empat bulan.

PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (2021)


Gambar 1.2 Contoh hasil seismik

4. Survey gravitasi detail survey gravitasi detail kadang-kadang juga digunakan untuk
mendetailkan adanya suatu tutupan (closure), terutama jika yang diharapkan adalah suatu intrui
kubah garam (salt dome) atau suatu terumbu, daripadanya diharapkan adanya kontras dalam
gravitasi antara lapisan penutup dengan batuan reservoir atau batuan garam. Metode ini sudah
agak jarang digunakan karena teknologi sismik sudah semakin maju.

PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (2021)


1.2. Prognosis semua propek yang telah dipilih serta dinilai dalam suatu sistem penilaian,
kemudian dipih untuk dilakukan pemboran eksplorasi terhadapnya.
Kegiatan eksplorasi mengandung risiko dan ketidakpastian yang sangat tinggi, oleh sebab itu
idbutuhkan modal yang sangat besar, tekonologi yang canggih dan sumber daya manusia yang
berpengalaman . Risiko terburuk dari kegiatan eksplorasi adalah dry hole atau tidak
ditemukannya cadangan migas. Tetapi keduanya tidak dapat ditemukan tanpa melalui kegiatan
ekplorasi. Jika kegiatan ekplorasi berhasil kegiatan dapat dilanjutkan degan tahap
pengembangan atau produksi. Kegiatan ini mencakup kegiatan sumur, pengembangan serta
pembangunan fasilitas produksi. Kegiatan produksi mengangkat minyak dan gas bumi ke
permukaan. Aliran migas akan masuk ke dalam sumur lalu dinaikan ke permukaan melalui
tubing. Minyak dan gas bumi kemudia dialirkan ke sumur lalu naik ke permukaan melalui pipa
salur setalah itu dinaikkan kembali ke separator yang akan memisahkan keduanya dari material
yang tidak dibutuhkan hingga akhirnya minyak dan gas bumi saling dipisahkan. Proses ini
biasanya memakan waktu enam bulan hingga tiga tahun.
Minyak dialirkan melalui tangki pengumpul sementara gas dialirkan melalui pipa kepada
konsumen. Proses pengangkatan ini dapat memanfaatkan tekanan alami atau menggunakan
metode pengangkatan buatan. Pada kontrak kerjasama yang dianut indonesia semua biaya yang
timbul dari kegiatan produksi maupun ekplorasi sepenuhnya ditanggung kontraktor dan
nantinya akan dikembalikan saat lapangan sudah menghasilkan dalam bentuk hasil produksi
minyak dan gas bumi. Kegiatan ekplorasi dan produksi migas memakan waktu dan proses yang
lama kurang lebih sepuluh tahun. Minyak dan gas bumi yang saat ini kita nikmati merupakan
hasil dari ekplorasi dan produksi selama puluhan tahun. Semua dilakukan untuk menjamin
ketersediaan minyak dan gas bumi bagi masa depan.maka semua prospek ini haruslah diberi
prognosis. Yang dimaksud prognosis adalah rencana pemboran secara terperinci serta ramalan-
ramalan mengenai apa yang akan ditemui waktu pemboran dan pada kedalaman berapa.
Prognosis meliputi ;
Lokasi yang tepat lokasi ini biasanya harus diberikan dalam koordinat. Untuk mencegah
terjadinya kesalahan dalam lokasi titik terhadap tutupan struktur, sebaliknya semua koordinat
lokasi tersebut penentuannya dilakukan dari pengukuran seismik, terutama jika tutupan
ditentukan oleh metode seismik. Jika hal ini terjadi di laut misalnya, maka pengukuran harus
dilakukan dari pelampung (buoy) yang sengaja ditinggalkan di laut pada pengukuran seismik,
juga dari titik pengukuran radar di darat. Setidak-tidaknya pengukuran lokasi itu harus teliti
sekali sebab kemelesetan beberapa ratus meter dapat menyebabkan objektif tidak diketemukan.
Kedalaman akhir kedalaman akhir pemboran eksplorasi biasanya merupakan batuan dasar
cekungan sampai mana pemboran itu pada umumnya direncanakan. Penntuan kedalaman akhir
ini sangat penting karena dengan demikian kita dapat memperkirakan berapa lama pemboran
itu akan berlangsung dan dalam hal ini juga untuk berapa lama alat bor itu kita sewa. Penentuan
kedalaman akhir ini diasarkan atas data seismik, setelah dilakukan korelasi dengan semua
sumur yang ada dan juga dari kecepatan rambat reflektor yang ditentukan sebagai batuan dasar.
Latar belakang geologi alasan untuk pemboran didsarkan atas latar belakang geologi. Maka
harus disebutkan keadaan geologi daerah tersebut, alasan pemboran eksplorasi dilakukan di
daerah tersebut, jenis tutupan prospek dan juga struktur yang diharapkan dari prospek tersebut.

PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (2021)


Objektif atau lapisan reservoir yang diharapkan ini biasanya sudah ditentukan dan stratigrafi
regional dan juga diikat dengan refleksi yang didapat dari seismik. Objektif lapisan reservoir
ini harus ditentukan pada tingginya kedalaman yang diharapkan akan dicapai oleh pemboran,
dimana diperoleh dari perhitungan kecepatan rambat seismik. 5. Kedalaman puncak formasi
yang akan ditembus juga dalam prognosis ini harus kita tentukan formasi-formasi mana yang
akan dilalui bor, maka kedalaman puncak (batas) formasi ini harus ditentukan dari data seismik.
6. Jenis survey lubang bor yang akan dilaksanakan pada setiap pemboran eksplorasi selalu
dilakukan survey lubang bor. Survey meliputi misalnya peng-logan lumpur, peng-logan
cutting, peng-logan listrik, peng-logan radioaktif, dan sebagainya. Sebaiknya pada pemboran
eksplorasi dilakukan survey yang lengkap , selain itu juga harus direncanakan apakah akan
dilakukan pengambilan batu inti (coring) atau tidak. Dalam pembuatan prognosis ini juga ahli
geologi harus bekerja sama dengan bagian eksploitasi dan bagian pemboran. Dengan demikian
diharapkan diperoleh hasil yang sangat baik dalam pengembangan suatu lapangan
nantinya.(http://www.geomore.com)

1.3 Tugas
Praktikan membuat laporan sesuai dengan format yang telah disediakan dengan pokok
pembahasan pada bab 4 membahas tentang proses eksplorasi minyak dan gas bumi yang
dilakukan pada suatu daerah, misal daerah cekungan kutai. Informasi dan data eksplorasi dapat
dicari melalui internet dengan keyword eksplorasi migas cekungan kutai, dari karya tulis ilmiah
yang terpublikasi tentang proses eksplorasinya.
Praktikan menampilkan data yang didapat seperti data log, atau semua data yang didapat dari
karya tulis terpublikasi, laporan perusahaan, media berita terpercaya. Tugas ini pada dasarnya
untuk merangkum proses eksplorasi yang praktikan dapatkan dari sumber-sumber terpercaya
yang didapatkan.

PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (2021)


ACARA 2
PETROLEUM SYSTEM

2.1 Tujuan Praktikum


Praktikan diharapkan mampu mengetahui elemen-elemen petroleum system serta proses yang
terjadi dan mempengaruhi, serta dapat menginterpretasi semua elemen petroleum system pada
suatu ilustrasi yang akan diberikan.

2.2 Dasar Teori


Petroleum system merupakan sebuah sistem yang menjadi panduan utama dalam eksplorasi
hidrokarbon. Sistem ini digunakan untuk mengetahui keadaan geologi dimana minyak dan gas
bumi terakumulasi (Koesoemadinata,1980).
Minyak dan gas bumi merupakan senyawa hidrokarbon (dalam fasa cair, gas, maupun padat)
yang terbentuk secara alami di bawah pemukaan bumi, dan merupakan hasil ubahan dari
senyawa organik yang lebih kompleks lainnya yang sudah terbentuk. Perubahan senyawa
organik kompleks terjadi karena faktor temperatur dan waktu. Sistem minyak bumi merupakan
serangkaian hal yang memjadikan minyak dan gas alam terakumulasi secara alami di bawah
permukaan bumi. Magoon dan Dow (1994) menjelaskan bahwa sistem minyak bumi terdiri
atas elemen dan proses (Magoon dan Dow, 1994).

Gambar 2.1 Contoh skema petroleum system pada suatu lapangan migas (Magoon dan Dow,
1994).
1. Batuan Induk
Batuan induk adalah batuan sedimen yang berbutir halus yang memiliki kemampuan untuk
menghasilkan (generate) dan mengeluarkan (expel) hidrokarbon dalam jumlah yang cukup

PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (2021)


untuk membentuk akumulasi minyak dan gas (Hunt, 1996). Kemampuan batuan induk untuk
menghasilkan minyak bumi dapat diketahui dari potensi batuan induk, yaitu:
1. Kuantitas, ditentukan berdasarkan Total Organic Carbon (TOC)
2. Kualitas, ditentukan berdasarkan jenis kerogen
3. Kematangan termal material organik, ditentukan berdasarkan kematangan (Hunt, 1996).

Dalam sistem petroleum, selain reservoir, unsur yang juga penting adalah batuan sumber
hidrokarbon atau batuan induk. Dalam eksplorasi konvensional ada kecenderungan kegiatan
eksplorasi lebih banyak dilakukan untuk menentukan jenis perangkap hidrokarbon, dan sedikit
dilakukan studi terperinci mengenai batuan sumber asal hidrokarbon tersebut (Praptisih, 2009).

2. Reservoir
Reservoir merupakan formasi batuan berpori (porous) dan tembus fluida (permeabel) di bawah
permukaan tanah pada kedalaman tertentu sebagai tempat terakumulasinya minyak dan gas
bumi. Pada umumnya reservoir minyak memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung
dari komposisi, temperatur dan tekanan pada tempat dimana terjadi akumulasi hidrokarbon
didalamnya (Amin, 2013).

Batuan yang memiliki sifat porositas dan permeabilitas yang baik adalah batupasir dan
karbonat (batugamping dan dolomit). Minyak dan gas bumi 60% di dapat dari reservoir
batupasir, 39% dari karbonat dan sisanya 1% dari reservoar lain, misalnya rekahanrekahan
pada batuan beku, batuan metamorf, dan batuan vulkaniklastik (Magoon dan Dow, 1994).

3. Batuan Penutup (seal)


Batuan penutup (seal rock) didefinisikan sebagai batuan yang memiliki permeabilitas sangat
kecil, sehingga tidak dapat mengalirkan fluida melalui pori-pori nya. Sebaran seal rock
menentukan batasan geografis persebaran akumulasi minyak dan gas bumi, karena tanpa seal
rock minyak dan gas bumi akan terus bermigrasi secara vertikal. Terdapat dua peran utama seal
rock:
1. Regional Seal: menjadi atap yang mengarahkan migrasi sekunder
2. Local Seal: menjadi atap akumulasi hidrokarbon
(Magoon dan Dow, 1994).

4. Perangkap (trap)
Perangkap reservoar merupakan unsur penting dalam cara terdapatnya minyak dan gas bumi
(tabel 2.1). Usaha eksplorasi terutama ditujukan untuk mencari perangkapperangkap reservoar
ini. Istilah perangkap atau trap, ialah bentuk geometri struktur atau lapisan sedemikian rupa
sehingga tubuh reservoar dapat terperangkap dan terakumulasi dalam jumlah yang banyak
(Selley dan Sonnenberg, 2015).

Tabel 2.1 Kategori perangkap (trap) hidrokarbon (Selley dan Sonnenberg, 2015)
No Jenis Perangkap Penyebab
1 Struktur Aktivitas Tektonik
Lipatan Antiklin (Compressional)
Sesar Antiklin (Compressional)
2 Diapiric: Pergerakan formasi salt atau lempung secara
Salt diapirs vertikal menyebabkan adanya tonjolan yang
Mud diapirs dapat memerangkap migas.

PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (2021)


3 Stratigrafi Perangkap stratigrafi terjadi pada lapisan yang
mengalami perubahan dari permabilitas bagus
ke permeabilitas buruk secara lateral, hal ini
terjadi karena perubahan fasies.
4 Hydrodynamic Terjadi karena perbedaan tekanan hidrostatik di
formasi yang saling berhubungan.
5 Kombinasi Gabungan antara dua atau lebih penyebab.

5. Migrasi
Minyak bumi yang terbentuk sebagai tetes-tetes kecil atau mungkin sebagai koloid di dalam
batuan induk. Pengaruh tekanan atau buoyancy (pelampung) menyebabkan hidrokarbon
bergerak dan mengalir ke dalam batuan reservoar, inilah yang disebut migrasi. Migrasi minyak
dan gas bumi dibedakan atas 2 macam, yaitu:
1. Migrasi primer Keluarnya minyak dan gas bumi dari batuan induk dan masuk ke dalam
batuan lapisan pembawa (carrier bed).
2. Migrasi Sekunder Pergerakan minyak dan gas bumi dari lapisan penyalur ke tempat
akumulasi (tempat tetes-tetes atau gumpalan-gumpalan minyak terkumpul dan terperangkap).
(Tissot dan Welte, 1978).

Gambar 2.2 Migrasi hidrokarbon secara primer dan sekunder (Tissot dan Welte, 1978).

2.3 Tugas
Praktikan membuat laporan seperti format yang telah ditentukan, praktikan akan
menginterpretasi dan menganalisa elemen-elemen petroleum system dan proses yang terjadi
melalui sebuah ilustrasi yang akan diberikan. Ilustrasi tersebut nantinya akan di gambar ulang
maupun di proses ulang berdasarkan kreatifitas praktikan.

PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (2021)


ACARA 3
INTERPRETASI SEISMIK

3.1 Tujuan Praktikum


Praktikan diharapkan dapat memahami konsep dalam proses interpretasi seismik yang berupa
visualisasi gelombak refleksi bawah permukaan.

3.2 Dasar Teori


Metoda seismik merupakan metoda penyelidikan bawah permukaan dengan memanfaatkan
sifat rambatan gelombang seismik buatan. Prinsipnya berdasarkan pada sifat dari perambatan
gelombang pada material bumi. Interpretasi penampang seismik merupakan tahap akhir dalam
penyelidikan seismik dengan tujuan untuk menerjemahkan fenomena fisika yang terdapat
dalam penampang seismik menjadi fenomena geologi. Sebelum melakukan interpretasi
sebaiknya seorang interpreter mengetahui kondisi geologi daerah penelitian baik stratigrafi
maupun struktur, sehingga akan mempermudah pekerjaannya maupun untuk pencarian suatu
prospek.

Gambar 3.1 Konsep Gelombang Seismik Refleksi (Badley, 1985)

Gambar 3.2 Ilustrasi Pemantulan Gelombang Seismik Refraksi

PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (2021)


Pada saat menginterpretasi data seismik, perlu diingat bahwa walaupun data tersebut sudah
diproses namun data tersebut masih mungkin mengandung noise dan artefak. Noise dan artefak
merupakan semua reflektor yang tidak berhubungan dengan objek geologi, noise berasal dari
proses akuisisi data, sedangkan artefak biasanya terpengaruhi oleh proses lanjut data seismik
seperti proses migrasi atau pemodelan velocity. Noise dan artefak ini dapat menjebak para
interpreter karena itu harus dikenali.

Multiple banyak terjadi di survey offshore (lepas pantai/ laut) karena permukaan laut
merupakan pemantul gelombang yang sangat baik sehingga energi gelombang yang
dipancarkan oleh source dipantulkan secara berulang di antara dasar laut (seafloor/ seabed)
dengan permukaan air laut sehingga terdapat perulangan suatu lapisan di data seismik.

Gambar 3.3 Multiple, dan efek smile pada data seismik

Beberapa artefak yang terbentuk akibat proses migrasi antara lain efek bow-tie, efek smile
akibat over-migrated (nilai pemodelan velocity yang terlalu besar), dan efek frown akibat
under-migrated (nilai pemodelan velocity yang terlalu kecil).

Perubahan properti batuan akibat dari perubahan ketebalan dan fasies formasi dapat
mengakibatkan perbuahan velocity, pada beberapa kasus terdapat efek penipisan lapisan pada
data seismik padahal ketebalan lapisan tersebut konstan. Beberapa artefak akibat anomali
velocity antara lain:
• Efek pull-up velocity yang biasanya muncul di bawah struktur batuan salt, batuan
karbonat dan channel dengan velocity tinggi.
• Efek push-down velocity yang muncul di bawah shale diapir atau batuan karbonat yang
memiliki velocity lebih rendah dibandingkan dengan batuan sekelilingnya.

PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (2021)


Gambar 3.4 Ilustrasi efek bow-tie (Badley, 1985)

Gambar 3.5 Efek pull-up velocity akibat salt diapir (Badley, 1985)

Interpretasi struktur pada seismic dapat meliputi interpretasi sesar, lipatan, diaper dan intrusi.
Sesar dapat diinterpretasikan dari adanya ketidakmenerusan pada pola refleksi (offset pada
horison), penyebaran kemiringan yang tidak sesuai dengan atau tidak berhubungan dengan
stratigrafi, adanya pola difraksi pada zona patán, adanya perbedaan karakter refleksi pada
kedua zona dekat sesar.

Lipatan dapat diinterpretasikan dari adanya pelengkungan horison seismik yang membentuk
suatu antiklin maupun sinklin. Diapir (kubah garam) dapat diinterpretasikan dari adanya
dragging effect pada refleksi horison di kanan atau di kiri tubuh diapir, adanya penebalan dan
penipisan batuan diatas tubuh diapir dan pergeseran sumbu lipatan akibat dragging effect.
Sedangkan intrusi dapat diinterpretasikan dari dragging effect tidak jelas dan batuan sedimen
disekitar intrusi ikut mengalami meeting.

3.3 Tugas
Praktikan akan melakukan analisis pada gambar seismik yang akan diberikan, praktikan
melakukan tracing pada anomali-anomali seperti struktur geologi, maupun lapisan formasi
yang terdapat pada seismik.

PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (2021)


ACARA 4
LOG KUALITATIF

4.1 Tujuan Praktikum

Praktikan diharapkan dapat melakukan pembacaan dan interpretasi pada data log secara
kualitatif.

4.2 Dasar Teori


Well logging merupakan suatu teknik untuk mendapatkan data bawah permukaan dengan
menggunakan alat ukur yang dimasukkan kedalam lubang sumur, untuk evaluasi formasi dan
identifikasi ciri-ciri batuan di bawah permukaan (Schlumberger, 1958). Tujuan dari well
logging adalah untuk mendapatkan informasi litologi, pengukuran porositas, pengukuran
resistivitas, dan kejenuhan hidrokarbon.

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah praktikum minyak gas dan bumi yaitu untuk
membuat suatu untuk menentukan zona, dan memperkirakan keterdapatan minyak dan gas
bumi berdasarkan analisis log kualitatif.

Interpretasi log secara kualitatif merupakan analisa log dengan membandingkan hasil log dari
sumur yang berpatokan pada kedalaman kita dapat langsung menentukan secara kualitatif kira-
kira pada daerah mana atau pada kedalaman berapa lapisan tersebut merupakan lapisan
permeabel, kandungan fluida yang terdapat pada lapisan tersebut, batas-batas fluida (GOC,
OWC, GWC), dan lapisan mana yang hanya mengandung shale. Tujuan dari logging adalah
menentukan besaran-besaran fisik batuan reservoir (seperti lithologi, ketebalan formasi
produktif, porositas, dan saturasi air formasi) maka dasar dari logging itu sendiri adalah sifat
fisik batuan atau petrofisik dari batuan reservoir itu sendiri, yaitu sifat fisik listrik, sifat
radioaktif, dan sifat rambat suara (gelombang) elastis dari batuan reservoir. Interpretasi log
akan memberikan hasil beberapa sifat fisik batuan yang diperlukan untuk menganalisa baik
secara kualitatif maupun kuantitatif.

Gambar 4.1 Seismogram Sintetik dan Interpretasi Wavelet

PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (2021)


Log SP
Log SP adalah rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda di permukaan dengan
elektroda yang terdapat di lubang bor yang bergerak naik – turun. Supaya SP dapat berfungsi
maka lubang harus diisi oleh lumpur konduktif. Log SP digunakan untuk:
- Identifikasi lapisan permeable;
- Mencari batas-batas lapisan permeabel dan korelasi antar sumur berdasarkan lapisan itu ;
- Menentukan nilai resistivitas air formasi (Rw);
- Memberikan indikasi kualitatif lapisan serpih.

Log SP hanya dapat menunjukkan lapisan permeabel, namun tidak dapat mengukur harga
absolut dari permeabilitas maupun porositas dari suatu formasi. Log SP sangat dipengaruhi
oleh beberapa parameter seperti resistivitas formasi, air lumpur pemboran, ketebalan formasi
dan salinitas air formasi. Jika salinitas air formasi dalam lapisan lebih besar dari salinitas
lumpur maka kurva SP akan berkembang negatif, dan jika salinitas air formasi dalam lapisan
lebih kecil dari salinitas lumpur maka kurva SP akan berkembang positif. Dan apabila salinitas
air formasi dalam lapisan sama dengan salinitas lumpur maka defleksi kurva SP akan
menunjukkan garis lurus sebagaimana pada shale (Doveton, 1986).

Log Resistivity
Log Resistivity digunakan untuk mendeterminasi zona hidrokarbon dan zona air,
mengindikasikan zona permeabel dengan mendeteminasi porositas resistivitas, karena batuan
dan matrik tidak konduktif, maka kemampuan batuan untuk menghantarkan arus listrik
tergantung pada fluida dan pori.

Log GR
Prinsip log gamma ray adalah perekaman radioaktif alami bumi. Radioaktif gamma ray berasal
dari 3 unsur radioaktif yang berada dalam tubuh batuan seperti Uranium (U), Thorium (Th),
dan Potasium (K) yang secara kontinu memancarkan gamma ray dalam bentuk pulsa- pulsa
energi radiasi tinggi. Sinar gamma ini mampu menembus batuan dan dideteksi oleh sensor
sinar gamma yang umumnya berupa detektor sintilasi.

Log Neutron
Log neutron merekam Hidrogen index (HI) dari formasi. HI merupakan indikator kelimpahan
kandungan hidrogen dalam formasi (dengan asumsi atom H berasal dari HC atau air). Satuan
pengukuran dinyatakan dalam satuan PU (Porosity Unit) (Rider, 1996).

Log Sonik
Log sonik mengukur kemampuan formasi untuk meneruskan gelombang suara. Secara
kuantitatif, log sonik dapat digunakan untuk mengevaluasi porositas dalam lubang yang terisi
fluida, dalam interpretasi seismik dapat digunakan untuk menentukan interval velocities dan
velocity profile, selain itu juga dapat dikalibrasi dengan penampang seismik. Secara kualitatif
dapat digunakan untuk mendeterminasi variasi tekstur dari lapisan pasir-shale. Log ini juga
dapat digunakan untuk identifikasi litologi, mungkin juga dalam penentuan batuan induk,
kompaksi normal, overpressure, dan dalam beberapa kasus dapat digunakan untuk identifikasi
rekahan (fractures) (Rider, 1996).

Pada evaluasi kualitatif, parameter-parameter yang dievaluasi adalah :


- Zona Batuan Reservoar
- Jenis litologi

PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (2021)


- Jenis cairan pengisi Reservoar

Gambar 4.2 Contoh Analisa kualitatif log, log NPHI (Porosity) dan log RHOB (Density).

4.3 Tugas
Praktikan akan melakukan analisa log secara kualitatif pada gambar log yang akan diberikan,
analisa kualitatif yang dilakukan berupa, jenis litologi, batas litologi, jenis fluida dan
kontaknya, dan lainnya.

PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (2021)


ACARA 5
LOG KUANTITATIF

5.1 Tujuan Praktikum


Praktikan diharapkan dapat melakukan analisa log secara kuantitatif.

5.2 Dasar Teori


Interpretasi data wireline log secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan rumus
perhitungan. Seperti halnya pada analisa kualitatif, analisa kuantitatif merupakan analisa log
yang memperhitungkan besaran angkanya dengan memperhatikan skala ukuran gridnya sesuai
kedalaman yang didapat. Dari data-data yang dihasilkan diatas dengan bantuan grafik (chart-
book), dengan rumus-rumus mana yang berlaku maka dapat menentukan jumlah volume
kandungan lempung (Vsh), nilai porositas (Ø), nilai resistivitas air formasi (Rw), nilai
resisitivitas formasi (Rt), dan nilai saturasi air formasi (Sw).

A. Volume Shale
Adanya shale atau serpih dalam suatu formasi dapat menyebabkan kekeliruan dalam
pehitungan porositas dan saturasi air. Ketika shale terdapat dalam suatu formasi, maka
peralatan log porositas seperti sonic log, density log, dan neutron log akan merekam harga
porositas yang terlalu besar. Perhitungan volume shale dibutuhkan untuk mengoreksi log-log
porositas yang akan digunakan untuk perhitungan porositas efektif. Di bawah ini merupakan
persamaan yang digunakan pada perhitungan volume shale dengan log Gamma Ray.

𝑮𝑹𝒍𝒐𝒈 − 𝑮𝑹𝒎𝒊𝒏
𝑽𝒔𝒉 =
𝑮𝑹𝒎𝒂𝒙 − 𝑮𝑹𝒎𝒊𝒏

Perhitungan Volume Shale dengan log SP.

𝑺𝑺𝑷
𝑽𝒔𝒉 = 𝟏 −
𝑷𝑺𝑷

PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (2021)


B. Resistivitas Air Formasi
Resistivitas air formasi adalah tahanan jenis air yang berada di formasi pada suhu formasi.
Resistivitas air formasi salah satu parameter yang penting untuk menentukan harga saturasi air.
Metode pickett plot dapat digunakan dengan baik bila formasinya bersih, litologinya konsisten,
dan Rw-nya konstan. Metode ini didasarkan pada formula Archie. Selain digunakan untuk
memperkirakan Sw, metode ini dapat pula digunakan untuk memperkirakan Rw, yaitu dengan
membuat crossplot antara Rt dan porositas pada kertas log-log. Titik-titik yang terluar pada
crossplot tersebut terletak pada suatu garis yang disebut Ro line. Semua titik pada garis ini
mempunyai Sw = 100% atau Sw = 1. Pada titik potong antara garis Sw = 1 dengan porositas
100%, maka:
𝐑𝐭 = 𝒂 𝐱 𝐑𝐰

Bila a diketahui (harga 1 biasanya untuk limestone dan 0.8 untuk sandstone), maka besarnya
Rw dapat ditentukan.

C. Porositas
Porositas adalah bagian dari volume batuan yang berpori tanpa memperhitungkan apakah pori-
pori batuan tersebut saling berhubungan atau tidak. Pada formasi yang renggang
(unconsolidated formation), besarnya porositas tergantung pada distribusi ukuran butiran, tidak
pada ukuran butiran mutlak. Harga porositas akan semakin tinggi bila semua ukuran butirannya
seragam.
ø𝑵𝒄𝒐𝒓𝒓 + ø𝑫𝒄𝒐𝒓𝒓
ø𝑵𝑫 =
𝟐

,Jika reservoir mengandung minyak

ø𝑵𝒄𝒐𝒓𝒓𝟐 + ø𝑫𝒄𝒐𝒓𝒓𝟐
ø𝑵𝑫 = √
𝟐

,Jika reservoir mengandung gas

PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (2021)


D. Saturasi Air
Saturasi air atau kejenuhan air adalah besarnya fraksi dari pori-pori batuan formasi yang terisi
oleh air. Simbol untuk saturasi air adalah Sw. Perhitungan saturasi air dapat dibagi menjadi
dua perhitungan Sw, yaitu pada clean formation dan shaly formation.
𝟏
n √𝐑𝐭
𝑆𝑤 ⁄2 = 𝐕𝐬𝐡 𝐦
𝐕𝐬𝐡(𝟏− 𝟐 ) ∅𝐞 ⁄𝟐
+
√𝐑𝐬𝐡 √𝐚 × 𝐑𝐰
Atau
𝑎 x 𝑅𝑤 1
𝑆𝑤 = ( )𝑛
𝑅𝑡 x ∅𝑚

5.3 Tugas
Praktikan akan melakukan analisa log secara kuantitatif pada data log yang akan diberikan.

PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (2021)

Anda mungkin juga menyukai