ACARA (1,2..)
(JUDUL)
Oleh:
(Nama Praktikan)
(Nim)
1. Survey geologi permukaan pemetaan geologi pada permukaan secara detail dapat dilakukan
jika memeng terdapat singkapan. Pemetaan dilakukan pada rintisan dan juga di sepanjang
sungai. Studi geologi dilakukan untuk memahami struktur susunan batu dibagian bawah, dari
hasil studi ini dapat diketahui lebih lanjut dengan menggunakan studi geofisika.
2. Studi geofisika bertujuan untuk mengetahui sifat fisik batuan mulai dari permukaan hingga
kedalaman beberapa kilometer dibawahnya. Proses ini berlangsung selama enam bulan hingga
satu setengah tahun tergantung dari luasan area dan yang dituju.
3. Survey seismik untuk survey detail, metode seismik merupakan metode yang paling teliti
dan dewasa ini telah melampaui kemampuan geologi permukaan. Metode yang digunakan
adalah khusus metode refleksi. Walaupun pemetaan geologi detail terhadap tutupan telah
dilakukan, pengecekan seismik selalu harus dilaksanakan, untuk penentuan kedalam objektif
pemboran serta batuan dasar dan juga lapisan yang akan menghasilkan minyak. Survey seismik
merupakan metode yang paling banyak dilakukan untuk mengetahui sifat fisik batuan. Melalui
kegiatan seismik keadaan dibawah tanah dapat direkonstruksi menjadi gambar 2d maupun 3d.
Kegiatannya berlangsung dari satu hingga empat tahun tergantung dari lokasi dan tipe
reservoir. Berdasarkan hasil intepretasi gambar jika ditemukan lapisan yang berpotensi
menyimpan cadangan migas, maka selanjutnya kegiatan pengeboran ekplorasi. Data seismik
yang akurat belum menjamin terdapatnya cadangan migas, data tersebut harus dibuktikan
dengan pengeboran semakin dalam lapisan di bor maka semakin besar biaya yang dikeluarkan.
Pengeboran merupakan bagian terpenting dalam ekplorasi atau produksi. Lama waktu
pengeboran satu sumur satu hingga empat bulan.
4. Survey gravitasi detail survey gravitasi detail kadang-kadang juga digunakan untuk
mendetailkan adanya suatu tutupan (closure), terutama jika yang diharapkan adalah suatu intrui
kubah garam (salt dome) atau suatu terumbu, daripadanya diharapkan adanya kontras dalam
gravitasi antara lapisan penutup dengan batuan reservoir atau batuan garam. Metode ini sudah
agak jarang digunakan karena teknologi sismik sudah semakin maju.
1.3 Tugas
Praktikan membuat laporan sesuai dengan format yang telah disediakan dengan pokok
pembahasan pada bab 4 membahas tentang proses eksplorasi minyak dan gas bumi yang
dilakukan pada suatu daerah, misal daerah cekungan kutai. Informasi dan data eksplorasi dapat
dicari melalui internet dengan keyword eksplorasi migas cekungan kutai, dari karya tulis ilmiah
yang terpublikasi tentang proses eksplorasinya.
Praktikan menampilkan data yang didapat seperti data log, atau semua data yang didapat dari
karya tulis terpublikasi, laporan perusahaan, media berita terpercaya. Tugas ini pada dasarnya
untuk merangkum proses eksplorasi yang praktikan dapatkan dari sumber-sumber terpercaya
yang didapatkan.
Gambar 2.1 Contoh skema petroleum system pada suatu lapangan migas (Magoon dan Dow,
1994).
1. Batuan Induk
Batuan induk adalah batuan sedimen yang berbutir halus yang memiliki kemampuan untuk
menghasilkan (generate) dan mengeluarkan (expel) hidrokarbon dalam jumlah yang cukup
Dalam sistem petroleum, selain reservoir, unsur yang juga penting adalah batuan sumber
hidrokarbon atau batuan induk. Dalam eksplorasi konvensional ada kecenderungan kegiatan
eksplorasi lebih banyak dilakukan untuk menentukan jenis perangkap hidrokarbon, dan sedikit
dilakukan studi terperinci mengenai batuan sumber asal hidrokarbon tersebut (Praptisih, 2009).
2. Reservoir
Reservoir merupakan formasi batuan berpori (porous) dan tembus fluida (permeabel) di bawah
permukaan tanah pada kedalaman tertentu sebagai tempat terakumulasinya minyak dan gas
bumi. Pada umumnya reservoir minyak memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung
dari komposisi, temperatur dan tekanan pada tempat dimana terjadi akumulasi hidrokarbon
didalamnya (Amin, 2013).
Batuan yang memiliki sifat porositas dan permeabilitas yang baik adalah batupasir dan
karbonat (batugamping dan dolomit). Minyak dan gas bumi 60% di dapat dari reservoir
batupasir, 39% dari karbonat dan sisanya 1% dari reservoar lain, misalnya rekahanrekahan
pada batuan beku, batuan metamorf, dan batuan vulkaniklastik (Magoon dan Dow, 1994).
4. Perangkap (trap)
Perangkap reservoar merupakan unsur penting dalam cara terdapatnya minyak dan gas bumi
(tabel 2.1). Usaha eksplorasi terutama ditujukan untuk mencari perangkapperangkap reservoar
ini. Istilah perangkap atau trap, ialah bentuk geometri struktur atau lapisan sedemikian rupa
sehingga tubuh reservoar dapat terperangkap dan terakumulasi dalam jumlah yang banyak
(Selley dan Sonnenberg, 2015).
Tabel 2.1 Kategori perangkap (trap) hidrokarbon (Selley dan Sonnenberg, 2015)
No Jenis Perangkap Penyebab
1 Struktur Aktivitas Tektonik
Lipatan Antiklin (Compressional)
Sesar Antiklin (Compressional)
2 Diapiric: Pergerakan formasi salt atau lempung secara
Salt diapirs vertikal menyebabkan adanya tonjolan yang
Mud diapirs dapat memerangkap migas.
5. Migrasi
Minyak bumi yang terbentuk sebagai tetes-tetes kecil atau mungkin sebagai koloid di dalam
batuan induk. Pengaruh tekanan atau buoyancy (pelampung) menyebabkan hidrokarbon
bergerak dan mengalir ke dalam batuan reservoar, inilah yang disebut migrasi. Migrasi minyak
dan gas bumi dibedakan atas 2 macam, yaitu:
1. Migrasi primer Keluarnya minyak dan gas bumi dari batuan induk dan masuk ke dalam
batuan lapisan pembawa (carrier bed).
2. Migrasi Sekunder Pergerakan minyak dan gas bumi dari lapisan penyalur ke tempat
akumulasi (tempat tetes-tetes atau gumpalan-gumpalan minyak terkumpul dan terperangkap).
(Tissot dan Welte, 1978).
Gambar 2.2 Migrasi hidrokarbon secara primer dan sekunder (Tissot dan Welte, 1978).
2.3 Tugas
Praktikan membuat laporan seperti format yang telah ditentukan, praktikan akan
menginterpretasi dan menganalisa elemen-elemen petroleum system dan proses yang terjadi
melalui sebuah ilustrasi yang akan diberikan. Ilustrasi tersebut nantinya akan di gambar ulang
maupun di proses ulang berdasarkan kreatifitas praktikan.
Multiple banyak terjadi di survey offshore (lepas pantai/ laut) karena permukaan laut
merupakan pemantul gelombang yang sangat baik sehingga energi gelombang yang
dipancarkan oleh source dipantulkan secara berulang di antara dasar laut (seafloor/ seabed)
dengan permukaan air laut sehingga terdapat perulangan suatu lapisan di data seismik.
Beberapa artefak yang terbentuk akibat proses migrasi antara lain efek bow-tie, efek smile
akibat over-migrated (nilai pemodelan velocity yang terlalu besar), dan efek frown akibat
under-migrated (nilai pemodelan velocity yang terlalu kecil).
Perubahan properti batuan akibat dari perubahan ketebalan dan fasies formasi dapat
mengakibatkan perbuahan velocity, pada beberapa kasus terdapat efek penipisan lapisan pada
data seismik padahal ketebalan lapisan tersebut konstan. Beberapa artefak akibat anomali
velocity antara lain:
• Efek pull-up velocity yang biasanya muncul di bawah struktur batuan salt, batuan
karbonat dan channel dengan velocity tinggi.
• Efek push-down velocity yang muncul di bawah shale diapir atau batuan karbonat yang
memiliki velocity lebih rendah dibandingkan dengan batuan sekelilingnya.
Gambar 3.5 Efek pull-up velocity akibat salt diapir (Badley, 1985)
Interpretasi struktur pada seismic dapat meliputi interpretasi sesar, lipatan, diaper dan intrusi.
Sesar dapat diinterpretasikan dari adanya ketidakmenerusan pada pola refleksi (offset pada
horison), penyebaran kemiringan yang tidak sesuai dengan atau tidak berhubungan dengan
stratigrafi, adanya pola difraksi pada zona patán, adanya perbedaan karakter refleksi pada
kedua zona dekat sesar.
Lipatan dapat diinterpretasikan dari adanya pelengkungan horison seismik yang membentuk
suatu antiklin maupun sinklin. Diapir (kubah garam) dapat diinterpretasikan dari adanya
dragging effect pada refleksi horison di kanan atau di kiri tubuh diapir, adanya penebalan dan
penipisan batuan diatas tubuh diapir dan pergeseran sumbu lipatan akibat dragging effect.
Sedangkan intrusi dapat diinterpretasikan dari dragging effect tidak jelas dan batuan sedimen
disekitar intrusi ikut mengalami meeting.
3.3 Tugas
Praktikan akan melakukan analisis pada gambar seismik yang akan diberikan, praktikan
melakukan tracing pada anomali-anomali seperti struktur geologi, maupun lapisan formasi
yang terdapat pada seismik.
Praktikan diharapkan dapat melakukan pembacaan dan interpretasi pada data log secara
kualitatif.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah praktikum minyak gas dan bumi yaitu untuk
membuat suatu untuk menentukan zona, dan memperkirakan keterdapatan minyak dan gas
bumi berdasarkan analisis log kualitatif.
Interpretasi log secara kualitatif merupakan analisa log dengan membandingkan hasil log dari
sumur yang berpatokan pada kedalaman kita dapat langsung menentukan secara kualitatif kira-
kira pada daerah mana atau pada kedalaman berapa lapisan tersebut merupakan lapisan
permeabel, kandungan fluida yang terdapat pada lapisan tersebut, batas-batas fluida (GOC,
OWC, GWC), dan lapisan mana yang hanya mengandung shale. Tujuan dari logging adalah
menentukan besaran-besaran fisik batuan reservoir (seperti lithologi, ketebalan formasi
produktif, porositas, dan saturasi air formasi) maka dasar dari logging itu sendiri adalah sifat
fisik batuan atau petrofisik dari batuan reservoir itu sendiri, yaitu sifat fisik listrik, sifat
radioaktif, dan sifat rambat suara (gelombang) elastis dari batuan reservoir. Interpretasi log
akan memberikan hasil beberapa sifat fisik batuan yang diperlukan untuk menganalisa baik
secara kualitatif maupun kuantitatif.
Log SP hanya dapat menunjukkan lapisan permeabel, namun tidak dapat mengukur harga
absolut dari permeabilitas maupun porositas dari suatu formasi. Log SP sangat dipengaruhi
oleh beberapa parameter seperti resistivitas formasi, air lumpur pemboran, ketebalan formasi
dan salinitas air formasi. Jika salinitas air formasi dalam lapisan lebih besar dari salinitas
lumpur maka kurva SP akan berkembang negatif, dan jika salinitas air formasi dalam lapisan
lebih kecil dari salinitas lumpur maka kurva SP akan berkembang positif. Dan apabila salinitas
air formasi dalam lapisan sama dengan salinitas lumpur maka defleksi kurva SP akan
menunjukkan garis lurus sebagaimana pada shale (Doveton, 1986).
Log Resistivity
Log Resistivity digunakan untuk mendeterminasi zona hidrokarbon dan zona air,
mengindikasikan zona permeabel dengan mendeteminasi porositas resistivitas, karena batuan
dan matrik tidak konduktif, maka kemampuan batuan untuk menghantarkan arus listrik
tergantung pada fluida dan pori.
Log GR
Prinsip log gamma ray adalah perekaman radioaktif alami bumi. Radioaktif gamma ray berasal
dari 3 unsur radioaktif yang berada dalam tubuh batuan seperti Uranium (U), Thorium (Th),
dan Potasium (K) yang secara kontinu memancarkan gamma ray dalam bentuk pulsa- pulsa
energi radiasi tinggi. Sinar gamma ini mampu menembus batuan dan dideteksi oleh sensor
sinar gamma yang umumnya berupa detektor sintilasi.
Log Neutron
Log neutron merekam Hidrogen index (HI) dari formasi. HI merupakan indikator kelimpahan
kandungan hidrogen dalam formasi (dengan asumsi atom H berasal dari HC atau air). Satuan
pengukuran dinyatakan dalam satuan PU (Porosity Unit) (Rider, 1996).
Log Sonik
Log sonik mengukur kemampuan formasi untuk meneruskan gelombang suara. Secara
kuantitatif, log sonik dapat digunakan untuk mengevaluasi porositas dalam lubang yang terisi
fluida, dalam interpretasi seismik dapat digunakan untuk menentukan interval velocities dan
velocity profile, selain itu juga dapat dikalibrasi dengan penampang seismik. Secara kualitatif
dapat digunakan untuk mendeterminasi variasi tekstur dari lapisan pasir-shale. Log ini juga
dapat digunakan untuk identifikasi litologi, mungkin juga dalam penentuan batuan induk,
kompaksi normal, overpressure, dan dalam beberapa kasus dapat digunakan untuk identifikasi
rekahan (fractures) (Rider, 1996).
Gambar 4.2 Contoh Analisa kualitatif log, log NPHI (Porosity) dan log RHOB (Density).
4.3 Tugas
Praktikan akan melakukan analisa log secara kualitatif pada gambar log yang akan diberikan,
analisa kualitatif yang dilakukan berupa, jenis litologi, batas litologi, jenis fluida dan
kontaknya, dan lainnya.
A. Volume Shale
Adanya shale atau serpih dalam suatu formasi dapat menyebabkan kekeliruan dalam
pehitungan porositas dan saturasi air. Ketika shale terdapat dalam suatu formasi, maka
peralatan log porositas seperti sonic log, density log, dan neutron log akan merekam harga
porositas yang terlalu besar. Perhitungan volume shale dibutuhkan untuk mengoreksi log-log
porositas yang akan digunakan untuk perhitungan porositas efektif. Di bawah ini merupakan
persamaan yang digunakan pada perhitungan volume shale dengan log Gamma Ray.
𝑮𝑹𝒍𝒐𝒈 − 𝑮𝑹𝒎𝒊𝒏
𝑽𝒔𝒉 =
𝑮𝑹𝒎𝒂𝒙 − 𝑮𝑹𝒎𝒊𝒏
𝑺𝑺𝑷
𝑽𝒔𝒉 = 𝟏 −
𝑷𝑺𝑷
Bila a diketahui (harga 1 biasanya untuk limestone dan 0.8 untuk sandstone), maka besarnya
Rw dapat ditentukan.
C. Porositas
Porositas adalah bagian dari volume batuan yang berpori tanpa memperhitungkan apakah pori-
pori batuan tersebut saling berhubungan atau tidak. Pada formasi yang renggang
(unconsolidated formation), besarnya porositas tergantung pada distribusi ukuran butiran, tidak
pada ukuran butiran mutlak. Harga porositas akan semakin tinggi bila semua ukuran butirannya
seragam.
ø𝑵𝒄𝒐𝒓𝒓 + ø𝑫𝒄𝒐𝒓𝒓
ø𝑵𝑫 =
𝟐
ø𝑵𝒄𝒐𝒓𝒓𝟐 + ø𝑫𝒄𝒐𝒓𝒓𝟐
ø𝑵𝑫 = √
𝟐
5.3 Tugas
Praktikan akan melakukan analisa log secara kuantitatif pada data log yang akan diberikan.