Anda di halaman 1dari 50

Data Teknis Proyek Tunnel Nanjung-Kab.

Bandung

Jenis Jenis Panjang


Nama Tunnel Diameter Tunnel
Tunnel Tunnel Tunnel

1. TUNNEL NANJUNG OPAL 230 m 8 m, finish concrete

2. TUNNEL NANJUNG OPAL 230 M 8 m, Finish Concrete


PORTAL PENGAMAN
Portal Pengaman Sementara

Melindungi muka terowongan dan para pekerja


terhadap reruntuhan tanah dan batuan di atas muka
terowongan, sehingga tidak menutupi muka
terowongan

Mengontrol aliran air yang berasal dari atas muka


terowongan sehingga bisa diatur untuk tidak masuk
secara langsung ke dalam terowongan

Sebagai pedoman awal pelaksanaan galian


terowongan
Batas Area Galian

600

4000

4000

600

600 4000 4000 600


Mechanical Method Excavation
Metode Galian Mekanis

Walaupun primary method yang digunakan adalah


Mechanical Excavation ( Galian Mekanis ), namun
dalam menghadapi kondisi geologis tertentu di
lapangan seperti kondisi tanah dan batuan yang bagus,
maka bisa juga dipersiapkan alternatif metode galian
lain yaitu Blasting Excavation
Siklus Metode Galian Mekanis

Primary
Shotcrete

Marking & Upper Scalling & Steel Support


Preparation Excavation Mucking Setting

Finishing Bottom Forepoling &


Shotcrete Excavation Rockbolt
Marking & Preparation

Merupakan proses awal dari siklus galian untuk:

 Persiapan Man Power


 Persiapan Alat Kerja
 Persiapan Material
 Persiapan Supporting Tools

Marking adalah proses untuk:

 Menentukan titik as galian


 Menentukan garis batas galian
 Pedoman pelaksanaan pekerjaan

Harus dilakukan oleh surveyor secara cermat dan tepat agar


posisi, bentuk dan dimensi tunnel yang digali benar-benar
tepat, sehingga memudahkan proses pekerjaan selanjutnya.
Scalling & Mucking

Scalling adalah proses perapian hasil galian


terowongan. Alat kerja yang digunakan pada
proses ini adalah excavator bucket kapasitas 20
ton dan dibantu jack hammer.

Mucking adalah proses pembuangan hasil galian


ke disposal area menggunakan dump truck
dengan dengan besaran kapasitas angkut yang
menyesuaikan dengan besaran dan kondisi
akses jalan dan jarak dari area galian menuju ke
disposal area.

Penting untuk dipastikan sejak awal, lokasi


disposal area yang akan digunakan termasuk
jarak dan kondisi akses jalan.
Primary Shotcrete

Primary Shotcrete adalah


memberikan sistem perkuatan
sementara khususnya pada bagian
atas crown-arch terowongan
dengan cara penyemprotan
shotcrete dengan tebal 5 s.d. 10
cm, tergantung dari jenis tanah dan
batuan yang telah digali.

Primary Shotcrete bertujuan


melindungi permukaan bekas
galian apabila terjadi runtuhan
bekas galian di bagian atas
terowongan tersebut. Runtuhan
tersebut selain bisa merusak hasil
galian juga sangat berbahaya bagi
para pekerja di area tersebut.
Steel Support Setting

Steel Support pada Tunnel Tripa


menggunakan tipe Steel Rib, yaitu tipe H-
150x150 mm dan H- 200x200 dengan jarak
antar steel rib 1,5 m dan 2.0 m

Pemasangan Steel Rib pada pekerjaan


terowongan bertujuan melindungi kemungkinan
longsor atau runtuhnya bagian atas dan dinding
samping terowongan bekas galian.

Hal ini juga ditentukan dengan toleransi berapa


kedalaman galian yang boleh terus
dilaksanakan, berdasarkan kondisi geologis
terowongan
Finishing Shotcrete

Finishing Shotcrete adalah proses sistem pendukung


penyemprotan shotcrete pada seluruh permukaan galian
terowongan disemprot dengan menggunakan Mesin Shotcrete /
Aliva dengan ketebalan sesuai design yakni 150 mm.
Cycle Time – Galian Metode Mekanis

1 Siklus Waktu - Galian Metode Mekanis

1 0.5
1 Persiapan
1 Marking
Breaker
1
Mucking
Shotcrete
0.5
Steel Support
4
Wiremesh
2
Shotcrete

Total 1 Cycle Time = 11 Jam


EXCAVATION TUNNEL Method( 230 m x 2 Unit )
115 M 115 M

77 Hari 77 Hari
EXCAVATION

1 . Galian dimulai dari arah Inlet Open Tunnel ( Sta 0 + 000 ) kemudian
dibuat Portal untuk proteksi galian ke arah Sta 0 + 0115 .

2 . Galian dimulai dari arah Outlet Open Tunnel ( Sta 0 + 0230 ) kemudian
dibuat Portal untuk proteksi galian ke arah Sta 0 + 0115 .
Supporting System Tunnel

Tebal
Tipe Steel Rib Support
Shotcere
Tunnel (mm) (mm)
(mm)

Tipe H-Beam 150 x 150 x 7 x 10 Wiremesh M 8 ,150 x 150 150

Tipe H-Beam 200 x 200 x 8 x 12 Wiremesh M 8 , 150 150 150


Blasting Method Excavation
Penggunaan Metode Blasting

Metode galian Blasting dapat dilakukan baik pada area Open Surface
atau di dalam Tunnel. Penggunaan metode Blasting berdasarkan pada
kondisi geologis batuannya (Rock Classify).

Pada galian Tunnel, pada dasarnya metode Blasting menggunakan


sistem Low Explosive. Namun demikian pada kondisi geologis dengan
jenis batuan yang sangat keras juga dimungkinkan menggunakan
system High Explosive dengan kondisi tertentu.

Metode Blasting di dalam Tunnel dilaksanakan dengan nilai RMR


batuan diatas 70 agar lebih efektif dan dapat mengontrol over break
dengan efisien.

Kedalaman dan jumlah lubang Blasting akan menyesuaikan pada


kondisi geologis area galian.
Siklus Galian Metode Blasting

1. Preparation 2. Marking 3. Drilling 4. Charging

7. Chipping,
8. Shotcrete
Scalling, 6. Ventilating 5. Blasting
Protection
Mucking

9. Steel
11. Finishing
Support 10. Wiremesh
Shotcrete
Setting
Marking & Preparation

Merupakan proses awal dari siklus galian untuk:

 Persiapan Man Power


 Persiapan Alat Kerja
 Persiapan Material
 Persiapan Supporting Tools

Marking adalah proses untuk:

 Menentukan titik as galian


 Menentukan garis batas galian
 Pedoman pelaksanaan pekerjaan

Harus dilakukan oleh surveyor secara cermat dan tepat agar


posisi, bentuk dan dimensi tunnel yang digali benar-benar tepat,
sehingga memudahkan proses pekerjaan selanjutnya.
Drilling

Drilling adalah pekerjaan pembuatan lobang peledakan dengan


diameter dan kedalaman tertentu. Konfigurasi Jarak Drilling

Konfigurasi drilling akan


Kedalaman drilling untuk
menerapkan pola angle cut
lubang peledakan terowongan
method. Pola ini adalah

6100
ini direncanakan sesuai desain
metode drilling di mana pada
blasting dan mengikuti kondisi
beberapa bagian drilling
geologis tanah dan batuan
arahnya tidak tegak lurus
terowongan yang akan
penampang memanjang
diledakkan.
terowongan (miring).
1000 – 3000

Angle Cut Method


Charging Peledakan Fullface

Charging adalah proses pengisian bahan


peledak dinamit ke dalam lubang drilling
dengan menggunakan alat pendorong
yang terbuat dari bahan yang tidak terlalu
keras dan tidak panas, misalnya tongkat
kayu atau bambu.

9200
Sistem peledakan yang akan diterapkan
pada Tunnel Waterway menggunakan
metode smooth blasting, dengan tujuan
untuk mendapatkan hasil ledakan
dengan kondisi retakan dan pecahan
akibat ledakan relatif lebih sedikit, bentuk
profil lebih teratur dan memperkecil 9200
kemungkinan overbreak yang berlebihan.
Charging Peledakan Half-half

Kondisi tertentu dengan desain blasting

9200
dan mekanis yaitu 60 : 40.
Ketinggian desain blasting yaitu 3,66 m
dan sisanya dengan metode mekanis
seperti breaker secara vertical.

9200
Proses Blasting

Blasting merupakan proses peledakan dimana


sebelum dilaksanakan harus terlebih dahulu
dilakukan pegecekan ulang dengan safety ohm
meter untuk memastikan apakah semua
sambungan telah berfungsi dengan baik.

Juga dilakukan kroscek apakah semua kondisi


personil yang bekerja di terowongan dan
peralatan sudah dalam keadaan terlindung dari
ledakan.

Setelah semua dinyatakan secure dan blasting


green light sudah dinyalakan, maka lead wire
dinamit bisa dihubungkan dengan blasting Blasting Machine
machine untuk melakukan proses peledakan.
Ventilating

Ventilating adalah membersihkan


kembali area galian terowongan setelah
proses peledakan. Debu dan kotoran
akibat ledakan harus segera dikeluarkan
dari area kerja untuk dilanjutkan ke
proses berikutnya.
Scalling & Mucking

Scalling adalah proses perapian hasil galian


terowongan. Alat kerja yang digunakan pada
proses ini adalah excavator bucket kapasitas 20
ton dan dibantu jack hammer.

Mucking adalah proses pembuangan hasil galian


ke disposal area menggunakan dump truck
dengan dengan besaran kapasitas angkut yang
menyesuaikan dengan besaran dan kondisi
akses jalan dan jarak dari area galian menuju ke
disposal area.

Penting untuk dipastikan sejak awal, lokasi


disposal area yang akan digunakan termasuk
jarak dan kondisi akses jalan.
Primary Shotcrete

Primary Shotcrete adalah


memberikan sistem perkuatan
sementara khususnya pada bagian
atas crown-arch terowongan
dengan cara penyemprotan
shotcrete dengan tebal 5 s.d. 10
cm, tergantung dari jenis tanah dan
batuan yang telah digali.

Primary Shotcrete bertujuan


melindungi permukaan bekas
galian apabila terjadi runtuhan
bekas galian di bagian atas
terowongan tersebut. Runtuhan
tersebut selain bisa merusak hasil
galian juga sangat berbahaya bagi
para pekerja di area tersebut.
Steel Support Setting

Steel Support pada Tunnel Tripa


menggunakan 2 tipe Steel Rib, yaitu H-150x150
mm. H- 200x200 mm

Pemasangan Steel Rib pada pekerjaan


terowongan bertujuan melindungi kemungkinan
longsor atau runtuhnya bagian atas dan dinding
samping terowongan bekas galian.

Hal ini juga ditentukan dengan toleransi berapa


kedalaman galian yang boleh terus
dilaksanakan, berdasarkan kondisi geologis
terowongan
Forepoling & Rockbolt
Supporting System
yang diterapkan di
Material
Tunnel Nanjung dalam
tiga tipe sebagai berikut:

Material rockbolt
Tipe 1 hanya menggunakan rebar
menggunakan deformed  25 mm –
L.3000 mm yang sisa
rockbolt saja. space pada lobang drilling
diisi dengan grouting.

Tipe 2 selain Sedangkan forepoling


menggunakan menggunakan punched
rockbolt juga steel pipe  38 mm–
dikombinasi dengan L.4000 mm yang diisi
forepoling. dengan semen grout.

Tipe 3 juga Untuk Umbrella Arch


dikombinasikan Method menggunakan
punched steel pipe 
dengan Umbrella 60,5 mm– L.12000 mm
Arch Method. yang diisi dengan semen
grout.
Jumbo drill untuk pekerjaan rockbolt dan forepoling
Finishing Shotcrete

Finishing Shotcrete adalah proses


sistem pendukung penyemprotan
shotcrete pada seluruh permukaan
galian terowongan disemprot dengan
menggunakan Robotic Shotcrete
Machine sampai pada ketebalan
sesuai rencana

Finishing Shotcrete pada Tunnel


Tripa terdiri dari beberapa
ketebalan yaitu 5 cm, dan
menggunakan Synthetic Fiber
dengan ketebalan 5 cm, 8 cm, 12
cm, 15 cm dan 20 cm.
Cycle Time – Galian Metode Blasting

1 Siklus Waktu – Galian Metode Blasting

Persiapan
Marking
1 0.5
1 2 Drilling
Charging
1
Blasting
0.5
Ventilating
Chipping
2
Schalling
Mucking
0.5
0.5 Shotcrete Protection
7
0.5 Steel Support
0.5
1 Wiremesh
Shotcrete

Total 1 Cycle time = 18 jam


Gudang Handak
Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pembuatan gudang handak adalah:

Jenis Gudang Handak

Unit Gudang Handak

Lokasi Gudang Handak

Desain Gudang Handak

Sarana Gudang Handak

Personil Pengamanan
Gudang Handak
Estimasi Waktu – Galian Metode Blasting

Pelaksanaan Pekerjaan Tunnel :


Dalam 1 Cycle @18 jam per hari – 28 hari per bulan

Asumsi Produksi Galian


Produksi : 1,50 m per 1 cycle (18 jam)
Total Produksi Galian : 1,50 m x (24/18 jam)
: 2,00 m per hari
Kebutuhan Peralatan dan Man Power
A. Standard Equipment per Fleet

Peralatan Utama : Alat Berat & Machinery

JUMLAH
NO PERALATAN KETERANGAN
(UNIT)
1 Crawler Rock Drill (CRD) 1
2 Excavator PC – 200 1 Mucking
3 Excavator PC - 200 2 Attached Breaker & Rotary Cutter
4 Excavator PC -200 1 Mucking di luar Tunnel
5 Wheel Loader 1 Kapasitas 1,80 m3
6 Dump Truck 3 Kapasitas 6 m3
7 Leg Drill 2
8 Mesin Shotcrete 4 Dry Type
9 Concrete Mixer 4 Manual / Mini Mix
10 Compressor 750 CFM 1
B. Support Equipment All Fleet

Peralatan Pendukung : Alat Berat & Machinery

JUMLAH
NO PERALATAN KETERANGAN
(UNIT)
1 Jumbo Drill 2 Rockbolt & Forepoling
2 Bulldozer D65 1 Spreading Disposal Area & Clearing
3 Robotic Shotcrete Machine 1 Shotcrete
4 Genset 250 KVA 2 Machinery
5 Genset 150 KVA 2 Lighting
C. Additional Equipment All Fleet

Peralatan Tambahan : Installation & Machinery

JUMLAH
NO PERALATAN KETERANGAN
(SET)
1 Lighting 5 Instalasi Elektrikal
2 Clean Air Supply 5 Supply Udara Bersih
3 Exhauster Fan 5 Ventilasi Debu dan Udara Kotor
4 Total Station 4 Survey & Marking
5 Ducting - Sepanjang Tunnel bolak balik
6 Kelengkapan K3 dan APD LS Sesuai Kebutuhan
7 Kendaraan Operasional 4 Double Cabin 4 x 4
Peralatan Pendukung Lainnya :
Mesin las
Jack Hammer
8 Supporting Tools LS Bar Cutter
Sling Belt
Safety Belt
Minor Tools, etc
Kebutuhan Man Power
Project Staff

JUMLAH
NO MAN POWER STATUS
(PERSONIL)
1 Project Manager Project Staff 1
2 Site Manager Project Staff 1
3 Tunnel Engineering Project Staff 1
4 Pelaksana Lapangan Project Staff 4
5 Quality Surveyor Project Staff 2
6 Quality Control Project Staff 1
7 Engineering Staff Project Staff 4
8 Finance & Administration Project Staff 4
9 Surveyor Project Staff 2
10 Asisten Surveyor Project Staff 4
11 HSE Officer Project Staff 4
12 Staff Procurement & Logistic Project Staff 2
13 HRD & General Affair Project Staff 2
Kebutuhan Man Power
Labour & Support

JUMLAH
NO MAN POWER STATUS
(PERSONIL)
1 Foreman Labour 4
2 Miners Labour 32
3 Heavy Equipment Operator Labour 30
4 Equipment Operator Labour 8
5 Mechanical Support 4
6 Electrical Support 2
7 Welder Support 2
8 Dump Truck Driver Support 8
9 Car Driver Support 4
10 Tunnel Helper Labour 10
11 Office Helper Support 2
12 Security Support 8
Safety Procedures & Requirements
Supply Udara Bersih

Memberikan supply udara bersih (O2) kepada seluruh


pekerja di dalam terowongan.
Membuang udara dan gas yang berbahaya dari dalam
terowongan.
Membuang debu dan partikel di dalam terowongan akibat
dari proses galian.

Menggunakan air bersih pada saat proses galian.

Menggunakan flexible ducting sepanjang galian


terowongan untuk mensuplai udara bersih sehingga
menjangkau seluruh terowongan.
Menyediakan ventilator / exhauster untuk membuang udara
kotor.
Para pekerja dilengkapi safety devices yang memadai,
seperti: masker, pelindung badan, pelindung mata, dan
lain-lain.
Lampu Penerangan

• Lampu di dalam terowongan harus memadai untuk penerangan


area kerja.
• Instalasi elektrikal dan lighting harus menjangkau kedalaman
galian terowongan.

• Lampu penerangan sekurang-kurangnya dengan lampu ML 500


watt yang dipasang bagian atas tunnel dengan jarak setiap 10 m.

• Menyediakan lampu penerangan khusus (spotlight) untuk


pekerjaan yang membutuhkan penerangan extra.

• Instalasi penerangan tidak lebih dari 220 volt.

• Penempatan peralatan elektrikal harus berada pada area yang


mudah dijangkau dan aman.

• Seluruh peralatan elektrikal termasuk power supply dan lampu


penerangan harus diinstal dengan benar dan aman.

• Seluruh instalasi elektrikal harus dalam keadaaan terbungkus


aman dan dipasang pada salah satu sisi tunnel.
Sistem Dewatering Terowongan

• Sistem dewatering terowongan pengelolaan drainase di dalam terowongan, baik terhadap air yang berasal dari
dalam terowongan maupun dari luar terowongan.

• Sistem drainase pada galian terowongan yang baik akan membuat proses pelaksanaan pekerjaan bisa
berlangsung dengan efektif dan efisien. Karena genangan air dan/atau lumpur yang terlalu dalam di dalam
terowongan bisa mengganggu proses pelaksanaan dan bisa menyebabkan pekerjaan terhambat.

• Selain pengaturan level ketinggian sisa galian untuk mengatur drainase air yang muncul baik dari dalam
terowongan sebagai hasil dari galian atau dari luar terowongan seperti air hujan, juga akan disediakan
supporting equipment berupa pompa air biasa atau submersible pump untuk melakukan proses dewatering.

• Air dari dalam terowongan akan dipompa keluar dengan submersible pump dan dialirkan pada penampungan
sementara (sum pit) yang berdekatan dengan mulut terowongan, kemudian dari penampungan sementara
tersebut akan dipompa menuju ke sungai.
Alat Pelindung Diri - APD

Sarana dan Alat Pelindung Diri (APD) yang


harus disediakan untuk para pekerja di
dalam tunnel antara lain adalah:

• Papan petunjuk K3
• Peralatan P3K & Tandu
• Humidity Meter
• APAR (type Halotron)
• Shelter pelindung
• Gas Detector
• Laser Pointer
• Safety shoes
• Helm dengan lampu
• Kacamata & masker
• Safety vest
• Sarung tangan
• Pelindung telinga
• Body harness

Anda mungkin juga menyukai