Anda di halaman 1dari 17

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

DOKUMEN :

PETUNJUK PELAKSANAAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA
PENANGANAN JALAN DAN JEMBATAN PADA
MASA TANGGAP DARURAT BENCANA ALAM

7
Daftar Isi

1 Ruang Lingkup 1
2 Tujuan 1
3 Acuan 2
4 Definisi 2
5 Ketentuan Umum 4
6 Kondisi Khusus 5
7 Bagian Alir, Aktivasi, dan Wewenang 8
7.1. Bagan Alir 8
7.2. Tugas, Tanggungjawab, dan Wewenang 9
8 Bukti Kerja 11
9 Lampiran 11

i
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :


No. Rev. : Paraf :

PENGESAHAN
NAMA & JABATAN TANDA
TANGAN
Konseptor
Diperiksa oleh
Disahkan oleh

PETUNJUK PELAKSANAAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PENANGANAN JALAN DAN JEMBATAN PADA MASA
TANGGAP DARURAT BENCANA ALAM

Status Dokumen :

ASLI

Tanggal:

1
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :


No. Rev. : Paraf :

DAFTAR DISTRIBUSI DOKUMEN

NOMOR
UNIT KERJA NOTASI
UNIT KERJA

01 Sekretariat Ditjen BM SDBM

02 Direktorat Bina Program DITBP

03 Direktorat Bina Teknik DITBT

04 Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah I DITBPW-I

05 Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah II DITBPW-II

06 Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah III DITBPW-III

07 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I BBPJN I

08 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II BBPJN II

09 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III BBPJN III

10 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional IV BBPJN IV

11 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V BBPJN V

12 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI BBPJN VI

13 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII BBPJN VII

14 Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VIII BPJN VIII

15 Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IX BPJN IX

16 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional X BBPJN X

17 Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XI BBPJN XI

2
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :


No. Rev. : Paraf :

SEJARAH DOKUMEN
TANGGAL CATATAN PERUBAHAN KETERANGAN

3
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :


No. Rev. : Paraf :

1. RUANG LINGKUP

Seperti halnya pada pekerjaan jalan dan jembatan umumnya, pekerjaan perbaikan jalan
dan jembatan pada masa tanggap darurat juga perlu memperhatikan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di lokasi pekerjaan. Sangat memungkinkan pada saat
pelaksanaan pekerjaan perbaikan adanya risiko terjadi bencana susulan seperti
kemungkinan terjadinya kegagalan struktur akibat gempa susulan, longsor, kebakaran
dan lain sebagainya. Pada masa tanggap darurat paska bencana dapat mengakibatkan
kondisi-kondisi khusus yang berbeda dengan kondisi pada saat tidak terjadi bencana,
misalnya terbatasnya peralatan, logistik, obat-obatan, petugas medis, dan lain
sebagainya. Sehingga perlu mempertimbangkan langkah-langkah penanganan khusus
yang harus diambil agar keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja dan orang
lain di lokasi pekerjaan kerja dapat berjalan dengan baik, produktif dan tidak
menimbulkan bencana lainnya di lokasi pekerjaan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.09/PER/M/2008 Tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum adalah pemberian perlindungan kepada setiap orang yang
berada di tempat kerja, yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku,
penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat
kerja. Petunjuk Pelaksanaan ini berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan konstruksi Jalan
dan Jembatan, baik untuk membangun konstruksi darurat maupun perbaikan. Petunjuk
ini ditujukan untuk dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pekerjaan
penanganan jalan dan jembatan pada masa tanggap darurat bencana alam, baik bagi
pengguna jasa maupun penyedia jasa.

Petunjuk Pelaksanaan ini digunakan sebagai pedoman bagi pihak-pihak terkait untuk
memastikan :
2.1. Semua pihak pemangku kepentingan yang terlibat dalam pekerjaan penanganan
sementara jalan dan jembatan pada masa tanggap darurat bencana alam
mengetahui dan memahami tugas dan kewajiban masing-masing;

1
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :


No. Rev. : Paraf :

2.2. Pelaksanaan pekerjaan penanganan sementara jalan dan jembatan pada masa
tanggap darurat bencana alam dapat berjalan baik, lancar dan produktif serta
meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
2.3. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja maupun
risiko lainnya yang mungkin terjadi akibat bencana susulan di lokasi kerja pada
petugas lapangan yang mencakup baik bagi pengguna jasa maupun penyedia
jasa/barang;
2.4. Terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.

2. ACUAN NORMATIF
3.1. Undang-Undang Republik Indonesia No.01 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja
3.2. Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
3.3. Undang-Undang Republik Indonesia No.38 Tahun 2004 tentang Jalan
3.4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana
3.5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 34 Tahun 2006 tentang Jalan
3.6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
3.7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
3.8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.09/PER/M/2008 Tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum

2
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :


No. Rev. : Paraf :

3.9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3.10. Peraturan Menteri pekerjaan Umum No 04/PRT/M/2009 tanggal 16 Maret 2009
Tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen Pekerjaan Umum.
3.11. Pedoman Konstruksi dan Bangunan No.004/BM/2006 : Pedoman Pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan

3. ISTILAH DAN DEFINISI


4.1.
Bencana
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

4.2.
Bencana Alam
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan
oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan,
angin topan, dan tanah longsor.

4.3.
Bencana Alam Yang Berdampak Pada Jalan dan Jembatan
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengakibatkan terganggunya atau terputusnya
fungsi jalan dan jembatan yang disebabkan, dikarenakan faktor alam, sehingga
mengakibatkan gangguan terhadap pergerakan lalu lintas barang dan manusia, dan
menimbulkan kerugian akibat terganggunya kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat.

3
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :


No. Rev. : Paraf :

4.4.
Tanggap Darurat Bencana
serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan
pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.

4.5.
Tanggap Darurat Bencana Alam Yang Berdampak Pada Jalan dan Jembatan
serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana alam
untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penanganan
ruas jalan maupun jembatan yang mengalami kerusakan, agar dapat tetap berfungsi
bagi pengguna jalan.

4.6.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan pengertian pemberian perlindungan kepada
setiap orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan dengan pemindahan
bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan
sekitar tempat kerja.

4.7.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
selamat, aman, efisien dan produktif.

4.8.
Audit Internal K3 Kontruksi Bidang Pekerjaan Umum
pemeriksaan secara sistematik dan independen oleh Auditor K3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum dalam kerangka pembinaan untuk memberikan penilaian terhadap
efektifitas penyelenggaraan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum di lingkungan kerja.
4
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :


No. Rev. : Paraf :

4. KETENTUAN UMUM
Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja pada pelaksanaan pekerjaan jalan dan
jembatan pada saat tanggap darurat secara umum mengacu pada Pedoman Konstruksi
dan Bangunan No.004/BM/2006 : Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan. Hanya saja terdapat beberapa hal
yang harus disesuaikan dengan kondisi yang umumnya perlu diperhatikan di lokasi
pekerjaan yang baru saja mengalami bencana. Demikian juga dengan peralatan yang
dibutuhkan juga mengacu pada dokumen pedoman tersebut. Peralatan yang digunakan
tersebut harus dalam kondisi terpelihara baik dan selalu siap untuk digunakan kapan
saja dalam waktu yang tidak dapat ditentukan.
Sebelum melakukan pelaksanaan pekerjaan pada masa tanggap darurat, personel di
lapangan harus diberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai kondisi di lapangan,
risiko-risiko yang mungkin terjadi di lokasi, maupun kemungkinan adanya bencana
susulan.
Ketentuan umum untuk jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja
dalam pelaksanakan tugasnya merupakan peralatan yang umumnya digunakan pada
pekerjaan penyelenggaraan jalan, antara lain sebagai berikut :
1) Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras
selama mengoperasikan atau memelihara peralatan berat.
2) Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau
melindungi kaki dari kejatuhan benda keras.
3) Kacamata keselamatan, dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi pekerjaan
yang banyakserbuk metal atau serbuk material keras lainnya.
4) Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah
tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
5) Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan
dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut.
6) Rompi Kerja, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan terutama pada malam
hari karena dapat memantulkan cahaya.
5
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :


No. Rev. : Paraf :

7) Tali dan Pengait, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan
dengan ketinggian.
8) Alat Komunikasi, dibutuhkan sebagai media komunikasi antar pekerja pada saat
mengerjakan pekerjaan.

5. KONDISI KHUSUS
Berbeda dengan kondisi pelaksanaan konstruksi jalan dan jembatan pada saat normal,
pada kondisi tanggap darurat ini, pihak-pihak yang terkait perlu berkoordinasi dengan
pihak-pihak terkait lainnya diantaranya Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) dan/atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengenai potensi
risiko terjadinya bencana susulan pada saat pelaksanaan pekerjaan darurat di wilayah
yang baru saja terkena bencana. Beberapa ancaman yang perlu diperhatikan adalah
adanya kemungkinan terjadinya longsor susulan, runtuhnya jembatan saat terjadi
gempa susulan, terjadinya banjir lahar dingin susulan saat sedang melakukan pekerjaan
perbaikan jalan dan jembatan, gangguan abu vulkanik saat bekerja, keterbatasan
logistik di wilayah bencana, ataupun kemungkinan tersebarnya penyakit.
Selain bahaya terhadap pekerja akibat bencana, selama situasi darurat, pekerja
mungkin bekerja pada kondisi dan jam kerja yang tidak normal. Ancaman bahaya akibat
kondisi dan jam kerja tidak normal antara lain :
- Kelelahan
- Mengantuk
- Emosional
- Kehilangan konsentrasi dan memori
- Kehilangan motivasi
- Kerentanan terhadap penyakit
- Depresi
- Sakit kepala
- Permasalahan pencernaan dan kehilangan nafsu makan

6
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :


No. Rev. : Paraf :

Adapun standar keselamatan dan kesehatan kerja yang harus diperhatikan pada saat
terjadi bencana dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1 : Standar Keselamatan dan Kesehatan saat Tanggap Darurat Bencana


No Standar keselamatan dan kesehatan
1 Peralatan yang harus digunakan oleh pekerja terdiri dari :
Helm dengan lampu darurat
Kacamata/ goggles pelindung mata
Masker
Rompi kerja
Sarung tangan
Sepatu keselamatan (safety shoes/boot)
Tali dengan pengait
Alat komunikasi
2 Pada situasi suhu sangat panas akibat erupsi vulkanik pelaksanaan
pekerjaan dapat dimulai saat suhu dirasa sudah kondusif untuk bekerja
3 Pembatasan waktu kerja
4 Istirahat singkat pada lokasi aman, tidak tergenang, tidak berada di bawah
maupun di atas struktur labil, tidak berada di bawah ataupun di atas tanah
labil
5 Menghindari kelelahan berlebihan untuk menjaga suhu badan
6 Melakukan kerja berpasangan
7 Minum dan makanan hangat dan berkalori tinggi, serta menghindari kafein
dan alkohol

Peralatan pertolongan pertama yang harus disiapkan pada saat tanggap darurat terdiri
dari 1 kotak P3K berisikan minimal:
- 1 buah pembersih mata ukuran 15 ml
- 1 botol antiseptik ukuran 50 ml
- 2 buah inhalan

7
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :


No. Rev. : Paraf :

- 1 buah perban lebar 5 cm sepanjang 5 m


- 2 buah kasa pembalut 5 cm x 5 cm
- 12 buah plester ukuran 2,5 cm x 7,5 cm
- 1 rol perekat ukuran lebar 1,25 cm sepanjang 2,3 m
- 6 buah peniti

8
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :


No. Rev. : Paraf :

7. BAGAN ALIR, TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG


7.1. BAGAN ALIR

Mulai

Pekerjaan secara swakelola atau Penunjukan


Pelaksana Pekerjaan Darurat

Evaluasi kapasitas Penyedia Jasa termasuk


SMK3 oleh PPK atau Pelaksana

Penentuan kategori Tingkat Risiko Pelaksanaan risiko kecil dan sedang cukup
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Paket melibatkan petugas K3,
Pekerjaan Darurat oleh PPK risiko tinggi melibatkan ahli K3

Pemberian Penjelasan mengenai risiko K3 Pekerjaan Darurat


Jalan & Jembatan oleh PPK

Penyusunan Rencana Keselamatan dan


Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K) termasuk
Rekayasa Keselamatan oleh Penyedia Jasa
Tidak

Disetujui oleh
Pengguna Jasa

Ya Penentuan Petugas K3 Konstruksi


untuk Pengendalian/Monev K3
Penjelasan mengenai
K3 pada Tenaga Kerja Pelaksanaan Pekerjaan Darurat Jalan &
oleh Petugas K3 Jembatan
Kegiatan Monev K3 Konstruksi

Penilaian Kinerja Pelaksanaan Keselamatan


danKesehatan Kerja (K3)

Laporan
Pelaporan Pelaksanaan Keselamatan dan Pelaksanaan
Kesehatan Kerja (K3) Pekerjaan Darurat JJ K3

Selesai

Gambar 1. Bagan Alir Prosedur Kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

9
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :


No. Rev. : Paraf :

Untuk Kategori Risiko K3 berupa tinggi, sedang atau kecil. Jika terjadi perbedaan pendapat
tentang penentuan kategori risiko, harus diambil tingkat risiko yang lebih tinggi.
1) Risiko Tinggi mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya berisiko sangat
membahayakan keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia, dan lingkungan serta
terganggunya kegiatan konstruksi.
2) Risiko Sedang mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya dapat berisiko
membahayakan keselamatan umum, harta benda dan jiwa manusia serta terganggunya
kegiatan konstruksi.
3) Risiko Kecil mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya tidak membahayakan
keselamatan umum dan harta benda serta terganggunya kegiatan konstruksi.

Berdasarkan Permen PU No.9 Tahun 2008 Pasal 11 ayat (6) dan (7) bahwa wajib melibatkan
Ahli K3 Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai risiko K3 tinggi dan wajib
melibatkan sekurang-kurangnya Petugas K3 Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang
mempunyai risiko K3 sedang dan kecil.

7.2. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG


Catatan ambil dari Permen PU No.9 Tahun 2008 Pasal 7 sd 11 mulai dari
penyedia jasa sampai Dirjen
A. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) :
1) Dalam hal materi Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum dijadikan salah satu bahan evaluasi dalam proses Pemilihan
Penyedia Jasa maka PPK wajib menyediakan acuannya.
2) Dalam rangka menentukan kategori risiko seluruh paket kegiatan yang
dikendalikannya, wajib berkonsultasi dengan Ahli K3 Konstruksi.
3) Memberi penjelasan tentang Risiko K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
termasuk
4) kondisi dan bahaya yang dapat timbul dalam pelaksanaan pekerjaan pada
saat
5) penjelasan pekerjaan (aanwijzing) yang ditenderkan.
6) (4) Memasukkan materi Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum
7) dalam Dokumen Kontrak dengan cara mewajibkan Penyedia Jasa untuk
mengikuti
8) Pedoman ini dalam pelaksanaan pekerjaannya.

10
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :


No. Rev. : Paraf :

9) (5) Melakukan pembahasan persetujuan tingkat risiko yang disusun


penyedia jasa dalam
10) rangka menetapkan tingkat risiko kegiatan yang akan dilaksanakan.
11) (6) Menyetujui RK3K yang disusun oleh Penyedia Jasa pada awal kegiatan.

B. Penyedia Jasa :
- Penyedia jasa berhak memperoleh informasi dari Pengguna Jasa
tentang risiko K3 Pekerjaan Darurat termasuk potensi bencana
susulan yang dapat terjadi di lokasi kerja.
- Memasukkan biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Darurat Jalan dan Jembatan kedalam harga penawaran
pengadaan jasa konstruksi.
- Wajib membuat RK3K sebagaimana dapat dilihat di Pedoman
Konstruksi dan Bangunan No.004/BM/2006 : Pedoman Pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Untuk Konstruksi Jalan dan
Jembatan
- Pada awal dimulainya kegiatan, Penyedia Jasa mempresentasikan
RK3K kepadaPejabat Pembuat Komitmen untuk mendapat
persetujuan.
- Wajib melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang
mempunyai risiko K3 tinggi.
- Wajib memberikan briefing/penjelasan/pelatihan kepada
tenagakerja/pekerja/buruh sebelum mulai melaksanakan pekerjaan
konstruksi

C. Ahli K3 Konstruksi Jalan dan Jembatan dan Kebencanaan:


- Memberikan nasehat berkenaan dengan SMK3 kepada pengguna jasa
maupun penyedia jasa,
- Memberikan informasi mengenai konstruksi pekerjaan darurat jalan
dan jembatan termasuk potensi risiko kebencanaan yang di
lokasikerja.

11
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :


No. Rev. : Paraf :

D. Petugas K3 Konstruksi :
- Persyaratan mengenai petugas K3 ini sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan dalam Pedoman Konstruksi dan Bangunan
No.004/BM/2006 : Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan.
- Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan K3 di lokasi pekerjaan
darurat jalan dan jembatan.

8. BUKTI KERJA
8.1. Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K) Pekerjaan
Darurat Jalan dan Jembatan
8.2. Jadwal Konsultasi dengan Ahli K3 Konstruksi Jalan dan Jembatan
8.3. Jadwal Inspeksi Pelaksanaan K3
8.4. Laporan hasil pelaksanaan K3 Pekerjaan Darurat Jalan dan Jembatan

9. LAMPIRAN
Tidak ada.

12

Anda mungkin juga menyukai