BAB I. MINERALOGI
1.1 DEFINISI
Mineralogi
adalah
salah
satu
cabang
ilmu
geologi
yang
komposisi
kimia
pada
batas-batas
tertentu
dan
Warna (colour).
2.
3.
Kilap (luster).
4.
Kekerasan (hardness).
5.
Gores
(streak).
6.
Belahan (cleavage).
7.
Pecahan (fracture).
8.
9.
10.
1.3.1.
Warna (colour)
sebagian
warna
berubah
menjadi
violet
dalam
mineral
Cu
sekunder,
maka
akan
Agate - asap/putih.
yang
tidak
mineral
gantinya dipakai
ke
dalam
sistim
istilah perawakan
5
kristalografi.
kristal (crystal
kristal
dapat
dipakai
untuk
penentuan
selalu
menunjukkan
perawakan
kristal
meniang (columnar).
Richard M Pearl
Bentuk
kristal
prismatik
yang
bentuk tiang.
(filliform):
Bentuk
kristal
kecil-kecil
yang
kecil-kecil
yang
(capillery):
Bentuk
kristal
menyerupai rambut.
Contoh : - Cuprite, Bysolite (variasi dari Actinolite).
7. Mondok
(stout),
Bentuk
kristal
pendek,
gemuk,
(stellated)
bentuk
kristalyang
tersusun
(radiated):
Bentuk-bentuk
kristal
yang
tersusun
2.
3.
sama.
Contoh : - Microcline.
5.
Memencar (divergent).
Contoh:- GypsumCaSO 4 .2H2O, Millerit.
C. Rounded Habits
1. Mendada (mamillary): Bentuk kristal bulat-bulat menyerupai
buah dada (breast like).
Contoh : - Malachite Cu (CO)(OH), Opal SiO2, Hemimorphite.
2. Membulat (colloform) : Bentuk kristal yang menunjukkan
permukaan yang bulat-bulat.
10
mineral,
yang
erat
hubungannya
dengan
sifat
(n=2.85),Cinnabar
HgS
(n=2.90)
-Quartz
SiO 2 ,
Carbonates
CaCO 3
(kalsit,
SO 4 , Silicates, Spinel,
Kilap
Intan
(adamantine
luster)
Kilap
yang
sangat
-Diamond
(C),
Cassiterit
(SnO2),
Sulphur
(S),
4.
5.
-Asbestos,
Selenite
Serpentine, Hematite.
6.
(vareasi
gypsum),
Kilap
yang
ditimbulkan
oleh
mineral
transparant
yang
Mg3Si 4010(OH)2
2. Gipsum
3. Kalsit
4. Fluorite
5. Apatite
CaSO 4 2H2O
CaC0 3
CaF 2
Ca 5(P04)3F
6. Orthoklas K(AlSi308)
7. Kuarsa
8. Topaz
Si0 2
Al2Si0 4(FOH)2
13
9. Korundum Al203
10. Diamond/ intan
dari
skala
Mohs
yang
sudah
diketahui
kekerasannya.
Misal suatu mineral digores dengan kalsit (H=3) ternyata
mineral itu tidak tergores, tetapi dapat tergores oleh fluorite
(H=4).
Maka
mineral
tersebut
mempunyai
nilai
penentuan
kekerasan
relatif
mineral
dengan
H= 2.5
- Kawat tembaga
H= 3
- Pecahan kaca
H= 5.5
- Pisau baja
H=5.5
- Kikir baja
H=6.5
- Lempeng baja
H=7
lebih dari
6,
maka
dapat
dicari
dengan
cara
- warna abu-abu
gores putih
yang
mempunyai
kilap
metalik
kadang-kadang
16
dari bagus/tidaknya
permukaan
bidang
- Calcite
- Muscovite
- Galena
- Halite
2. Baik (good) :
Contoh : - Feldspar
- Augite
4.
- Anglesite
- Scapolite
- Feldspar
- Hornblenda
- Scheelite
kemungkinan
- Beryl
- Gold
- Platinum
- Magnetit
- Corundum
5.
Contoh : Apatite
Cassiterite (timah)
Native Sulphur
1.3.7. Pecahan (fracture)
Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampui batas
plastisitas dan elastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah.
Bila cara pecahnya tidak teratur disebut dengan nama pecahan.
Pecahan dapat dibagi menjadi :
18
- Rutile
- Anglesite - Zincite
3. Hackly: Pecahan mineral seperti pecahan besi runcing-runcing
tajam, serta kasar tak beraturan atau seperti bergerigi.
Contoh :
- Copper
- Silver
- Gold
- Platinum
- Mineral Lempung
19
dengan mudah.
Contoh :
- Talc
- Gypsum
- Mica.
BJ
Berat mineral
Volume mineral
Berat mineral = GI
2.
3.
J
21
G
1
G
3
G
2
bersifat cair.
- Astringet,rasa yang umumnya dimiliki oleh sejenis logam.
- Sweetist, rasa seperti pada tawas.
- Saline, rasa yang dimiliki garam.
- Alkaline, rasa s e p e r t i p a d a soda.
- Bitter, rasa seperti rasa garam pahit.
- Cooling, rasa seperti rasa sendawa.
- Sour,rasa seperti asam belerang.
Melalui gesekan dan penghilangan dari beberapa zat yang bersifat
2.
menjadi Busuk.
3.
4.
5.
Fetid: bau yang ditimbulkan oleh asam sulfida atau bau seperti
telor busuk.
Dari
23
24
1.4.
larutan
untuk
mengetahui
kandungan
FeCO3.
mineral-mineral
Fosterite
Mg2SiO4
Fayalite
Fe2SiO4
Monticellite
CaMgSiO4
Kelompok Piroksin
-
Ortopiroksen
Enstatite
Mg2SiO6
- Klinopiroksen
Augit
Diopsid
Pigeonite
CaMgSi2O6
(Mg, Fe, Ca) (Mg, Fe)Si2O6
NaFe+3Si206
Aegirine
Kelompok Amphibol
- Hornblende
- Riebeckite
Kelompok Mika
- Biotit
26
B.
Mineral Felsik
Kelompok Feldspar
- Plagioklas
CaAl2Si2O8-NaAlSi3O8
- K. Feldspar
Sanidin
Ortoklas
Mikroklin
KAlSi3O8
Kelompok Feldspatoid
- Leusit
KAlSi2O6
- Nefelin
(Na, K) AlSiO4
- Sodalit
Na8Al6Si6O24Cl2
- Cancrinit
(Na, K)
6-8Al6Si6O24.(CO3)1-2.2-3H2O
Kelompok Mika
- Muskovit
Kuarsa
Tridimit
SiO2
Kristobalit
Mineral-mineral Sekunder :
-Serpentin
Mg6Si4O10(OH)8
-Idingsit
MgO.Fe2O3.3SiO2.4H2O
-Limonit
Fe2O3.nH2O
-Antofilit
(Mg,Fe)7Si8O22(OH)2
-Tremolit-aktinolit
Ca2Mg3Si8O22(OH)2
-Hornblende
-Klorit
-Kalsit
CaCo3
-Kaolin
Al2O3.2SiO2.H2O
-Epidot
Ca2(Al, Fe)3(OH)(SiO4)3
-Serisit
KAl3Si3O10
-Analcite
NaAlSi2O6H2O
-Natrolite
Na2Al2Si3O102H2O
Mineral-mineral Asesoris :
-Apatit
Ca5(PO4)3(OH, F, Cl)
-Beryl
Be3Al2(Si6O18)
-Fluorit
CaF2
-Perovskite
CaTiO3
-Spinel
MgAl2O4
-Turmalin
-Zirkon
ZrSiO4
-Magnetit
Fe3O4
-Ilmenit
FeTiO3
-o-
28
PETROLOGI
DEFINISI
Petrologi
adalah
mempelajari
mencakup
ilmu
pengetahuan
yang
mengenai
cara
terjadinya,
komposisi,
didefinisikan
menyusun
agregat
kerak
sebagai
bumi
(kumpulan)
dan
semua
bahan
merupakan
mineral-mineral
yang
yang
suatu
telah
merupakan hasil
interlocking
agregat
mineral-mineral
silikat
hasil
h a s i l l i t i f i k a s i b a h a n r om b a k a n b a t u a n h a s i l
d enudasi atau hasil reaksi kimia maup un hasil
kegiatan organisme ( P e t t i j o h n , 1 9 6 4 )
3. Batuan Metamorf (Metamorphic rock), adalah batuan
BAT. BEKU
BAT. METAMORF
SEDIMEN
BAT. SEDIMEN
c
Keterangan:
29
4.
BATUAN PIROKLASTIK
dengan
material
4.1
MINERAL
BATUAN
PIROKLASTIK
Fisher,1984
dan
Williams,1982
mengelompokkan
(pyrogenic crystal,).
3. Kelompok Cognate (Accessory)
Bila material penyusunnya dari material hamburan
yang
berasal
dari
letusan
sebelumnya,
dari
material
hamburan
penyusunnya
yang
berasal
sedimen
merupakan
dari
bahan
batuan
non
ataupun
metamorf,
sehingga
mirip
pada
dengan
umumnya.
batuan
Hanya
sedimen
unsur-unsur
batuan
struktur
piroklastik
seperti
juga
skoria,
dijumpai
vesikuler,
serta
amigdaloidal.
4.4. KONPOSIS1 MINERAL BATUAN PIROKLASTIK
A.Mineral-mineralSialis(Silisiumaluminium)
Mineral-mineral sialis terdiri dari :
pada
batuan
Feldspar,baik
K-Feldspar,Na-Feldspar
dan
Ca-
Feldspar.
Feldspathoid,
merupakan
kelompok
mineral
yang
kelompok
mineral
yang
kaya
akan
C. Mineral Tambahan
Mineral-mineral yang sering hadir
Hornblende
- magnetit
Biotit
- Ilmenit
Material
piroklastik
dapat
dikelompokkan
berdasarkan
adalah
gumpalan-gumpalan
lava
yang
atau
semuanya
plastis
pads
waktu
b esa r
seb ag ai
c onto h
b omb
yang
memanjang
seperti
suling
dan
sebagian
besar
dengan
arah
gelembung-gelembung memanjang
sama.
Bomb
ini
sangat
kenthal
mempunyai
34
ini
selalu
menyudut
bentuknya
equdimensional.
35
atau
3. Lapilli
Berasal dari bahasa latin yaitu lapillus, nama
untuk
hasil
erupsi
eksplosif
gunungapi
yang
augit,
mempunyai
bentuk
membola
atau
batuan
yang
disusun
oleh
block-block
batuan
material
yang
dibentuk
m at e r i a l
didominasi
oleh
dengan
bom
oleh
konsolidasi
kandungannya
gunungapi
dimana
konsolidasi,
dengan
kandungan
abu
Sebutan
(mm)
(piroklastik)
Endapan Piroklastik
Tak terkonsolidasi
Terkonsolidasi
Bomb, Block
Agglomerat,
Tepra
Breksi piroklastik
Lapillus
Tepra lapilli
Batu lapilli
Lapillus
Tepra lapilli
Batu lapilli
Debu kasar
(coarse ash grain)
Debu kasar
(coarse ash grain)
Debu halus
Debu kasar
Debu kasar
Debu halus
Bomb, Block
64
1/16
37
mekanisme
pembentukan
endapan
piroklastik
1. Endapan piroklastik jatuhan (pyroklastic fall) yaitu
onggokan piroklastik yang diendapkan melalui udara.
Endapan ini umumnya akan berlapis baik, dan pads
lapisannya
akan
memperlihatkan
38
struktur
butiran
aglomerat, breksi,
avalanche,
glowing
avalanche,
lava
collapse
500-650C,
dan
temperaturnya
cenderung
mengisi
cekungan.
Bagian
bawah
(uap
air)
yang
mempunyai
rapat
turbulent
di
atas
permukaan.
massa
tinggi
Umumnya
baik.
Endapan
ini
mempunyai
struktur
dan perlapisan
endapan
ini
melensa dan
mempunyai
bersudut kecil.
struktur
silang
40
siur,
41
yang
terbentuk
akibat
lithifikasi
bahan
penggolongan
telah
dan
dikemukakan
penamaan
oleh
para
batuan
ahli,
baik
disimpulkan
dua
golongan
(Pettijhon,1975
dan
W.T, Huang,1962).
a. Batuan sedimen klastik
Batuan
sedimen yang
terbentuk
dari
pengendapan
(disintegrasi)
mekanis
maupun
secara
kimiawi
suatu
pengendapan
diagenesa,
berlangsung,
pengendapan.
sedimen
Setelah
mengalami
berlangsung
suatu
cekungan
pada
temperatur
rendah
didalam
b) Sementasi
Yakni turunnya material-material diruang antar butir
sedimen dan secara kimiawi mengikat butir-butir
sedimen satu dengan yang lain. Sementasi makin
efektif bila derajat kelulusan larutan (permeabilitas
relatif) pada ruang antar butir makin besar. Berkristalisasi
yakni pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu
larutan kimia yang berasal dari pelarutan material
sedimen
selama
sebelumnya.
diagenesa
Rekristalisasi
atau
jauh
sangat
umum
terbentuknya
diagenetik,
mineral
sehingga
adanya
baru
dilingkungan
mineral
tersebut
autigenik
ini
yang
umum
diketahui
kristal
terpresipitasi
dan
dari
agregat
replacement).
kristal
Lihat
juga
batuan
sedimen
juga
telah
1980,
yang
Konglomerat
dan
batupasir.
Batuan
yang
umumnya
laut
termasuk
golongan
ini
pada
dangkal
sampai
45
laut
dalam.
Termasuk
lebih
menyempurnakannya.
Termasuk
atau
laut
yang
tertutup,
dan
untuk
f. Golongan Batubara
terbentuk
dari
unsur-unsur
Lingkungan
47
terbentuknya
batubara
48
Perlapisan masif
Perlapisan bersusun
(graded bedding)
49
Biostrom
Bioherm
Cone in cone
Geode
Stylolit
Septaria
50
Konsentris
konkresi
Oolit
51
53
Nama Butir
Berbutir kasar
Berbutir sedang
1/16
Berbutir halus
1/256
< 1/256
2. Amorf
T e r d i r i d a r i mi ne r al y a ng t i d a k m e mb e nt uk atau amorf
(non kristalin).
5.3.2. Struktur
Strukur batuan sedimen non klastik terbentuk dari p roses
reaksi kimia ataupun kegiatan organik.
Macamnya antara lain :
Fossiliferous : Struktur yang ditunjukan oleh adanya fosil atau
komposisi terdiri dari fosil (sedimen organik).
Oolitik: Struktur dimana suatu fragmen klastik diselubungi
oleh mineral nonklastik, bersifat konsentris dengan diameter
berukuran lebih kecil 2 mm.
Pisolitik : Sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya
lebih besar dari 2mm.
Konkresi : Kenampakan struktur ini sama dengan struktur
oolitik tetapi tidak menunjukan adanya sifat k onsentris.
Cone in cone : Struktur pada batugamping kristalin yang
menunjukan pertumbuhan kerucut perkerucut.
Bioherm
dan
biostrom
merupakan
struktur
luar
yang
hanya
tampak di lapangan.
Septaria
lempungan.
Cirikhasnya
adanya
rekahan-rekahan
yang
yang
terisi
oleh
kristal -kristal
yang
tumbuh ke ar a h p us a t r o ng g a t e r se b u t . K r i st al b i s a
k a l si t ataupun kwarsa.
Stylotit : Merupakan hubungan antar butir yang bergerigi.
5.3.3. Komposisi Mineral
Komposisi mineral batuan sedimen non klastik cukup penting
dalam menentukan penamaan batuan. Pada batuan sedimen
jenis non klastik biasanya komposisi mineralnya sederhana
yaitu bisa terdiri satu atau dua macam mineral.
Sebagai contoh komposisi pada :
Batugamping
: Kalsit, dolomit
Chert
: Kalsedon
Gypsum
: Mineral gypsum
Anhidrit
: Mineral anhidrit
Batugamping klastik:
Adalah batugamping yang terbentuk dari pengendapan
kembali detritus batugamping asal.
Contoh :
1. Kalsirudit: batugamping
(granule)
2. Kalkarenit:batugamping
arenit (sand)
3. Kalsilutit:
butir
:bioherm, biostrom.
5.4.1.
Rudit
Arenit
0,062
Lutit
2. Struktur
Pemeriannya hamper sama dengan pemerian pada batuan sediment klastik.
3. Komposisi
Juga terdapat pemerian fragmen, matrik, semen, hanya berbeda istilahnya saja
(Folk, 1954), komposisi terdiri dari :
Allochem : adalah fragmen yang tersusun oleh kerangka atau butira klastik abrasi
batugamping yang sebelumnya telah ada.
Macam-macam allochem :
Kerangka organis (skeletal): fragmen yang terdiri atas cangkang binatang atau
kerangka hasil pertumbuhan.
Interclast : fragmen berupa butiran hasil abrasi batugamping yang telah ada.
Mikrit
Berupa agregasi halus berukuran 1-4 mikron, merupakan kristal-kristal karbonat
yang terbentuk secara biokimia atau kimiawi berlangsung dari presipitasi air laut
dan mengisi rongga antar butir.
57
Sparit :
Sebagai semen yangmengisi ruang antar butir dan rekahan, berukuran halus
(0.02-0.1 mm), dapat
rekristalisasi mikrit.
5.4.2.
Pemeriannya sama dengan pemerian pada batuan sediment non klastik lainnya.
5.4.3.
belah).
oUntuk butiran yang lebih besar dari ukuran pasir :
Konglomerat
Breksi
Catatan :
Bila ada pencampuran butiran dengan ukuran yang berbeda, maka nama batuan
sedimen klastik tersebut disesuaikan dengan klasifikasi Gilbert, 1982.
58
Contoh penamaan :
Konglomerat / Breksi
50%
Batupasir
konglomeratan
Batulempung
konglomeratan
Btps kerikilan
25%
Btlp kerikilan
Pasir
lanau-lempung
Rijang
Batubara
59
NON KLASTIK
Batugamping
bioklastik
Pertumbuhan fosil
Batugamping
kerangka koral
: 01
Lokasi
: LP 12/ Sanggrahan
Jenis batuan
Warna
: abu-abu
Struktur
: masif
Tekstur
: 3.5-2.2 mm (krikil)
Pemilahan sedang
Membulat tanggung
Kemas terbuka.
Komposisi
: Fragmen
Matrik
: kuarsa, feldspar
Semen
: silica
Lain-lain
:-
Nama batuan
: KONGLOMERAT
60
Kristalin
Batugamping
kristalin
No. Batuan
: 14
Lokasi
: LP 8/ Seboro
Jenis batuan
Warna
: coklat kemerahan
Struktur
: masif
Tekstur
: amorf
Komposisi
: kalsedon
Lain-lain
Kandungan
kuarsa
Feldspatic
G ra y w a c ke
Subarkose/
sandstone
feldspatic
Chert 5 %
Graywacke
Lithic
Lithic sandstone
Subgraywacke
Protoquartsite
Chert 5 %
< 75%
<75%
>75 %
Graywacke
Variable, biasanya
< 75%
61
Tabel 5.3 . Determinasi Megaskopis Batuan Sedimen Klastik (W.T. Huang, 1965)
62
metamorfosa
berdasarkejadiannya
dan
sejarah
pada
batuan
sekitarnya
mengakibatkan
64
lempeng
tektonik
65
khususnya
antara
kerak
pipih)
serta
beasosiasi
dengan
lingkungan tektonik.
2. Metamorfosa Beban / Burial
Batuan
metamorfosa
ini
terbentuk
oleh
proses
A. Struktur Foliasi
Yaitu struktur yang ditunjukan oleh adanya penjajaran
mineral-mineral penyusun batuan metamorf.
Struktur ini meliputi :
66
1. Struktur Slatycleavage
Peralihan
dari
metamorf,
sedimen
merupakan
yang
derajat
berubah
rendah
ke
dari
kesejajarannya
memperlihatkan
halus
sekali,
belahan-belahan
dengan
yang
rapat
ini
hampir
mirip
dengan
strukur
muscovit,
feldspar)
lebih
dominan
Pada umumnya
Struktur
yang
penghancuran
berkembang
batuan
asal
karena
yang
adanya
mengalami
berbentuk
rentikuler
terkadang
masih
struktur
flaser,
hanya
lensa-lensanya
69
Keterangan :
A. Tekstur Kristaloblastik
Tekstur yang terjadi pada saat tumbuhnya mineral
dalam suasana padat (tekstur batuan asalnya tidak
nampak lagi) dan, bukan mengkristal dalam suasana
cair. Karena itu kristal yang terjadi disebut blastos.
1. Lepidoblastik
Tekstur batuan metamorf yang didominasi oleh
mineral-mineral
pipih
dan
memperlihatkan
B. Tekstur Palimpsest
Merupakan tekstur sisa dari batuan asal yang dijumpai
pada batuan metamorf.
Tekstur palimpsest meliputi :
1. Blastoporfiritik
71
Suatu
tekstur
sisa
dari
batuan
asal
yang
bertekstur porfiritik.
2. Blastopsefit
Suatu tekstur sisa dari batuan sedimen yang
ukuran
butirannya
lebih
besar
dari
pasir
(psephite).
3. Blastopsamit
Sama dengan blastopsefit, hanya saja di sini
ukuran butirnya sama dengan pasir (psamite).
4. Blastopellite
Tektur sisa dari batuan sedimen yang berukuran
butir lempung (pellite).
6.4. KOMPOSISI MINERAL BATUAN METAMORF
Secara
megaskopis
sulit
untuk
mendiskripsi
atau
langsung
di
laboratorium.
Pada
hakekatnya
Zeolite
Tremolit-Actinolit
Glaukofan
Hornblende
Claurite
Serpentin
Epidote
Silimanit
Staurolit
Kyanit
Antopilit
tekanan
di
mana
biasanya
berbentuk
Kalsit
Feldspar
Koordierit
Garnet
Selain mineral stress dan anti stress ada juga mineral yang
khas dijumpai pada batuan metamorf antara lain :
1. Mineral khas dari metamorfosa regional :
Silimanit
Kyanit
Andalusit
Staurolit
Talk
2. Mineral khas dari metamorfosa termal :
Garnet
Grafit
Corundum
73
Wolastonit
Chlorite
H.G.F. Winkler, 1965, menemukan beberapa mineral khas
yang dihasilkan oleh metamorfosa regional, yang didasarkan
atas derajat metamorfosanya, yaitu :
Derajat metamorfosa :
a. Derajat rendah
: kalsit, biotit
: silimanit
batuan
metamorf
dengan
komposisi
membedakan
struktur
penjajaran-penjajaran
foliasi
mineral,
diperlihatkan
sedangkan
nama batuan
Sekis Mika.
5. Untuk yang berstruktur non foliasi komposisi mineral
memegang peranan penting dalam penamaan batuan.
Di sini ditinjau dari komposisi mineral yang dominan.
Sebagai contoh :
Bila dominan kwarsa nama batuan kwarsit
Bila dominan kalsit nama batuan marmer.
6. Pengaruh struktur non foliasi terhadap penamaan
batuan :
Batuan
berstruktur
hornfelsik
nama
batuan
hornfels
Batuan berstruktur liniasi nama batuan asbes,
serpentinit.
77
6.7.
Slatycleavage
Filitik
Sekistosa
Gnesosa
Granolous
Asbes
Liniasi
GAMBAR 6.2
Lepidoblastik
Lepidoblastik
Lepidoblastik
Granoblastik
Granoblastik
Blastopsamit
Nematoblastik
A. METAMORFIK KONTAK
78
TEKSTURE
B. METAMORFOSA REGIONAL
79
80
C.
METAMORFIK KATAKLASTIK
-o-
81
A. Berfoliasi
1. Batusabak
3. Sekis
4. Gneis
B. Non Foliasi
1. Marmer
2. Kwarsit
:Komposisi
mineral
kwarsa
terkristalisasi,
butirannya tumbuh.
3. Hornfels
FOLIATED OR BANDED ?
NO
YES
grain size
grain size
medium
coarse
splintary
YES
hornfels
very fine
fine
main minerals
calcite
quartz
marble
quartzite
medium
Colour ?
Pyroxene
feldspar
gree
n
coarse
banding
pale
phyllite
distinct
streaky
schist
granulite
slate
mylonite
gneiss
migmatite
Table 6.1. batas antara diagnesa dan metamorfisme juga antara metamorfisme dan
pelelehan batuan (Con Gillen, 1982)
Temperature (0C)
Depth (Km)
20
Sedimentation burial
surface processes
100
diagenesis
overlap
200
metamorphism
1030
metamorphic process
650
partial melting
35-40
overlap
50-100
igneous processes
83
BAB III.
BATUAN BEKU
daratan
at aup un d i b aw ah
tidak
beraturan,
pada
umumnya
diskordan d a n
b i a s a n y a m e m i l i k i b e n t u k y a n g j e l a s di permukaan
bumi
bagian
atas
Verhoogen,1960; H.Williams,1962).
85
(F.F,Grouts,
1947;
Turner
&
dari
contoh-contoh batuan
yang
selanjutnya
akan
genesa
batuan
beku,
vulkanik
1. Faktor
yang
memerikan
bagaimana
dan
dimana
baru
karena
proses
Dari
magma
dengan
kondisi
tertentu
ini
selanjutnya
besar
menjadi
massa
batuan
beku
dengan
pada
waktu
pendinginan
tidak
dapat
akan
memperkaya
magma
pada
bagian
dasar
suhu rendah akan pecah menjadi larutan yang masingmasing akan membeku membentuk bahan yang heterogen.
Crystal flotation adalah pengambangan kristal ringan dari
sodium dan potasium yang akan memperkaya magma pada
bagian atas dari waduk magma.
Vesiculation
adalah
proses
dimana
magma
yang
ialah
bercampurnya
batuan-batuan
dinding
A= vesiculation
B= diffusion
B= crystal rising
D= flotation
E= crystal settling
F= region of highest velocity
G= assimilation of wall rocks
D
E
88
reaksi
menunjukkan
Bowen
urutan
merupakan
kristalisasi
suatu
dari
skema
mineral
yang
pembentuk
Pembentukan
mineral
dalam
magma
tersebut
sangat
berguna
sekali
dalam
merupakan
pasangan
89
"inconruent
melting",
pagiokias
Ca-Plagioklas
Na-plagioklas,
jika
menunjukan
"Successive
crystallitation",
tetapi
juga
Olivin
Olivin-piroksen
Olivin-Plagioklas
91
Olivin-plagioklas-piroksen
Piroksen
Piroksen-plagioklas
Kelompok batuan intermediate :
Piroksen
Hornblende
plagioklas Hornblende
plagioklas Hornblende
plagioklas
biotite
kwarsa
Kelompok batuan intermediate asam :
Hornblende-biotit-orthoklas-plagioklas
Hornblende-biotit-muscovite-plagioklas-kwarsa
Biotit-muscovite-orthoklas, dsb
Sebenarnya didalam himpunan mineral tersebut di atas ada
suatu mineral lain yang sangat khas (tidak tertera dalam
deret Bowen) yaitu suatu kelompok seri batuan bersusunan
basa, yaitu mineral golongan felsfatoid (leusit, nefelin
dsb). Hadirnya mineral tersebut memberikan petunjuk bahwa
kandungan silica dalam magma terlalu rendah, sehingga tidak
memungkinkan terbentuk mineral golongan feldspar.
3. 4. KOMPOSISI MINERAL
Walter T.Huang,1962, mengelompokkan mineral ke dalam 3
kelompok yaitu :
A. Mineral Utama
92
kehadirannya
sangat
menentukan
dalam
dan
densitas nya
mineral
penamaan
batuan.
Berdasarkan
warna
tersebut
feldspar,
terdiri
dari
seri
feldsfar
alkali
anorthoklas,
plagioklas
terdiri
dari
adularia,
albit,
dan
mikroklin.
oligoklas,
seri
andesin,
sodalit, leusit.
2. Mineral mafik (mineral-mineral ferromagnesia dengan w ar na
ge lap d an de nsit as r at a -r at a 3 ,0 - 3 ,6) , yaitu :
-
B. MINERAL SEKUNDER
Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat
dari
maupun hasil
metamorfisme
terhadap
mineral -mineral
utama.
kelompok plagioklas.
jumlah
banyak,
tetap
saja
tidak
mempengaruhi
Mac am - mac am
st r ukt u r
b at uan
b e ku
adalah:
a. Masif, Apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran
atau
jejak
gas,
atau
tidak
menunjukan
adanya
umumnya
antara
30-60cm
dan
jaraknya
adanya
h. Autobreccia, struktur pada lava yang memperlihatkan fragmenfragmen dari lava itu sendiri.
3. 6. TEKSTUR BATUAN BEKU
Tekstur dalam batuan beku dapat diterangkan sebagai hubungan
antara massa
sangat
tergantung
pada
temperatur,
unsur-
euhedral
atau
paling
tidak
mendekati
euhedral
massa gelas
3.6.2 Granularitas
Granularitas merupakan ukuran butir kristal dalam batuan
beku, dapat sangat halus yang tidak dapat dikenal meskipun
menggunakan mikroskop, tetapi dapat pula sangat kasar.
Umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu
afanitik dan fanerik.
- Afanitik
Dikatakan afanitik apabila ukuran butir individu kristal
sangat halus, sehingga tidak dapat dibedakan dengan mata
telanjang. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun
atas massa kristal, massa gelas atau keduanya. Selain itu dikenal
pula
istilah
mikrokristalin
mikrokristalin
apabila
dan
kristal
kriptokristalin.
individu
dapat
disebut
dikenal
kristalisasi
dan
granularitas
dipengaruhi
oleh
kristalin
halus,
afanitik
dan
gelasan,
yang
t e rbent uk
paling
awal,
hal
ini
granular,
yaitu
sebagian
besar
mineralnya
b e r u k u r a n r e l a t i f s e r ag a m d a n s u b he d r al . B e n t u k
butiran penyusun subhedral atau kurang sempurna yang
merupakan penciri bahwa pada saat mineral terbentuk,
maka ro ngg a atau r uang an yang te rse di a sudah t ak
memadai untuk dapat membentuk kristal secara sempurna.
99
b. A l l o t i o m o r f i k
granular,yaitu
sebagian
besar
beku
asam,
bila
batuan
beku
tersebut
beku
basa,
bila
batuan
beku
tersebut
Dalam
klasifikasi
ini
indeks
warna
akan
menunjukkan
klasifikasi
di laboratorium mineralogi
mengacu dari
W.Huang,1962, yaitu
memperhatikan
tabel,
102
dapat
diketahui
nama
beku
menengah
(intermediate)
dan
jenis
bagi
kwarsa
dimana
bagian
kiri
dari
garis
orthoklas
kesuluruhan
mikroklin,
alkali
dalam
hal
felsdfar
anorthoklas
dan
ini
meliputi
lainya
pengertian
seperti
lain -lainnya,
sanidin,
sedangkan
kehadiran
mineral
kwarsa
bebas
serta
melimpahnya
plagioklas
asam
dibandingkan
pada
umumnya
dengan
kenyataannya
relatif
plagioklas
secara
cerah
basa,
megaskopis
tetapi
sulit
untuk
membedakannya.
Untuk
membedakannya,
kita
melihat
prosentase
piroksen
lebih
banyak
dibanding
mineral
me ng and ung
ho r nb l e nd e
d i b and i ng k an o l i vi n d a n p iroksen.
Namun
kaidah
tersebut
tidak
selalu
dapat
dipakai
p ad a
p r i nsi p
104
W .T. H u ang ,1 9 6 2 ,
d i ma n a
u n t u k b a t u an b e ku me ne ng ah b an y ak mengandung
plagioklas asam (lebih cerah), sedangkan batuan beku
basa banyak mengandung plagioklas basa.
Tahap menentukan nama batuan :
Untuk menentukan nama batuan, maka dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1. Tentukan terlebih dahulu jenis batuannya (seperti cara di
atas).
2. Tentukan kelompok batuannya berdasarkan proporsi dari mineralmineral mafik dan felsik.
3. Tentukan relasinya, kemudian menentukan nama batuannya.
Sebagai contoh dari hasil pemerian diketahui kandungan :
a. kwarsa 25%,
b. orthoklas 40%,
c. plagioklas 10%,
d. relasinya panidiomorfik granular.
Karena kwarsa lebih dari 10%, maka jenis batuannya adalah asam,
sedangkan kelompoknya adalah granit, granit porfir, atau rhyolit.
Setelah mengetahui relasinya panidimorfik granular, maka dapat
ditentukan nama batuannya adalah granit. Jika relasinya vitroferik,
maka nama batuannya rhyolit.
Jika secara megaskopis dapat dikenal tekstur khususnya, maka dapat
diketahui
nama batuannya.
dan
: 01
Lokasi
: LP 12 Lampung
Jenis Batuan
Warna
: Putih kecoklatan
Struktur
: Masif
Teksture
: -Holokristalin
-Fanerik kasar
-Subhedral
Hipidiomorfik granular
Komposisi
:Orthoklas 40%
Kwarsa 35%
Plagioklas 10%
Biotit 7%
Hornblende 6%
Lain-lain
: Mineral lain 2%
Nama Batuan
: Granit
106
Tabel 3.2 Determinasi Batuan Beku secara megaskopis (Walter T. Huang, 1962)
V
u
l
c
a
n
i
c
Bedded or
fragmental
accumulatio
ns surface
flow, and
ejecta
Tuff
Pyroclastic, glassy
Breccia
Tuff-breccia
High-silica glass
Obsidian, Perlite, Phitchstone, Purnice
Low-silica glass
Tachylite
Quartz porphyry
Surface flow
or shallow
dikes
Porphyro-spanitic
or sphanitic
Rhyolite
Trachyte
Dcite
Latite
V5
P-3
Granular
Quartz
monzonite
Monzonite
Granite
Usual occurrence
Usual texture
Characteristic
Mineralogical
composition
Tonalite
porphyry
Granodiorite
B.H.P
B.H.P
B.H.P
Syenite
porphyry
Diorite
porphyry
Orth. = Plag.
Rock tipe
Chiefly sodic
plag.
Diabasic
texture
Leucite porphyry
Nepheline
porphyry
Diabase
Lamprophyre
Minette (Orth.-B.)
Kersantite (Plag.-B.)
Vogesite (Orth.-H.)
Malchite (Plag.-H.)
Syenite
Diorite
B.H.P
B.H.P
P-2
Quartz : present
Essential
Phopolite
P-4
Tonalite
P-1
M.B.H.
line
Large intrusives
Granodiorite
porphyry
Granite-pegmatite
Aplite
Panidiomorphic
Pegmatitic
Aplitic
Basalt
Gabbro
porphyry
deviding
Deep to
hypabyssal
dikes minor
intrusives
Porphyritic
Quartz
monoaonite
porphyry
Monoaonite
porphyry
Granite
porphyry
Andesite
Chiefly
Chiefly orth.
sodic plag.
Intermediate
Gabbro
Olivine
gabbro
Anorthosite
B.H.P
Nepheline
syenite
Ijolite
Missourite
+ Olivine
Orthoclase
Alkaline
piroxenes
Quartz : absent
Chiefly calcic
Feldspathoids: leucite, nepheline,
plag.
caneineti, etc.
Mafic
Alkalic
27
Leucitite
Nephelinite
Nepheline
Basalt
+ Olivine
Leucite
Basalt
V-6
Quatz
p
l
u
t
o
n
i
c
Agglomerate
Hornblende
pyroxenite
dunite
Serpentinite
peridotite
Mafic
minerals
only B.H.O.P
Ultra mafic
51
28
berbeda
penyusun
dengan
material
(W.T.Huang,1962,Williams,
tersebut
terendap kan
penyusun
1982).
dan
dari
asal
Material
terkonsolidasi
es. Pada
material
penyusun
dikeluarkan
langsung
dari
crystal,).
7. Kelompok Cognate (Accessory)
Bila material penyusunnya dari material hamburan yang
berasal dari letusan sebelumnya, dari gunungapi yang
sama atau tubuh vulkanik yang lebih tua dari dinding
kawah.
8. Kelompok Accidental (bahan asing)
Bila
material
penyusunnya
merupakan
bahan
umumnya.
Hanya
unsur-unsur
tersebut
tergantung tenaga le t u s a n , p e n g u a p a n , t e g a n g a n
permukaan dan pengaruh
seretan. Kenampakan
"glass
shard"
atau
gelas
30
runcing
tajam
serta
piroklastik
juga
dijumpai
struktur
pada
batuan
kelompok
mineral
yang
kaya
akan
31
gunungapi.
Olivin, mineral yang kaya akan besi dan magnesium dan
miskin silika.
C. Mineral Tambahan
Mineral-mineral yang sering hadir
Hornblende
- magnetit
Biotit
- Ilmenit
6. Bomb gunungapi
Bomb adalah gumpalan-gumpalan lava yang mempunyai
ukuran lebi h besar d ar i 6 4 mm, d an seb ag i an at au
semuanya plastis pads waktu tererupsi. Beberapa bomb
mempunyai
contoh
u k ur a n
b o mb
yang
yang
sangat
besar
se b a g a i
Pita
(ribbon
32
bombs),
yaitu
bomb
yang
memanjang seperti suling dan sebagian besar gelembunggelembung memanjang dengan arah sama. Bomb ini
sangat kenthal mempunyai bentuk menyudut s erta
retakan kulitnya tidak teratur.
e. Bomb inti (cored bomb), yaitu bomb yang mempunyai inti
dari material yang terkonsolidasi lebih dahulu, mungkin
dari
fragmen-fragmen
sisa
erupsi
terdahulu
pada
33
8. Lapilli
Berasal dari bahasa latin yaitu lapillus, nama untuk
hasil
erupsi
eksplosif
gunungapi
yang
berukuran
34
batuan
yang
disusun
oleh
block -block
35
dan abu
Sebutan
(mm)
(piroklastik)
Bomb, Block
64
1/16
Endapan Piroklastik
Tak terkonsolidasi
Terkonsolidasi
Bomb, Block
Agglomerat,
Tepra
Breksi
piroklastik
Lapillus
Tepra lapilli
Batu lapilli
Lapillus
Tepra lapilli
Batu lapilli
Debu kasar
(coarse ash grain)
Debu kasar
(coarse ash grain)
Debu halus
Debu kasar
Debu kasar
Debu halus
36
piroklastik
jatuhan
udara.
37
ini meliputi
material
hasil
langsung
dari
pusat
erupsi,
Penyebaran
pads
bentuk
endapan
tersebut
adalah
menutup
dan
mengisi
38
dan kristal.
Tabel 4.2. Penamaan batuan piroklastik
menurut Fisher, 1966 dan Williams, 1954
39
40
Asal-usul Magma
Dalam siklus batuan dijelaskan bahwa batuan sedimen,
dan beku apabila mengalami peningkatan/penambahan
tekanan dan temperatur akan berubah secara isokimia
menjadi batuan metamorfis,
kemudian kalau suhunya makin tinggi akan terjadi
peleburan batuan tersebut dan cairan tersebut disebut
magma. Proses peleburan atau anateksis tersebut
menghasilkan magma kaya SiO2 atau magma asam,
yang kalau membeku akan menghasilkan mineralmineral feldspar alkali (ortoklas), kwarsa, plagioklas
asam dan mika (biotit & muskovit).
41
memasukkan
pembentukan
mineral
yang
42
dua
bagian,
yaitu
urutan
kristalisasi
olivin
anortit
Ca. Plagioklas
bitaunit
piroksin
labradorit
hornblende
andesin
oligoklas
biotit
43
mineral
Deret olivin :
Olivin ---> piroksen ---> hornblenda --->biotit --->K felspar
Deret plagioklas:
Plagioklas- Ca ---> plagioklas-Na ---> K.felspar
disusul oleh muskofit ---> kwarsa.
44
plagiokias
45
-piroksen-hornblenda-plagioklas
-hornblenda-plagioklas
-hornblenda-biotit-plagioklas-kwarsa
-hornblenda-biotit-ortoklas-plagioklas
kelompok batuan bersusun sedang-asam
-hornblenda-biotit-muskovit-plagioklas,kwarsa
-biotit-muskovit-ortoklas-kwarsa
-biotit-muskovit-ortoklas,dsb
46
yang kasar dipakai istilah plutoniknya (gabro, diorit, dioritkwarsa, granit, monzonit, dan sebagainya).
tersebut
semakin
kecil;
ini
berarti
bahwa
47
dalam deret Bowen (+ felspatoid). Sedang mineralmineral tambahan umumnya dari kelompok oxida dan
sebagian kecil dari kelompok sulfida dan phosphat.
Mineral utama dikelompokkan menjadi mineral felsik
(kwarsa, plagioklas, alkali felspar dan felspatoid)
yang berwarna terang dan mineral mafik (olivin,
piroksen, amfibol, biotit) yang berwarna relatif gelap.
48
Anorthoklas,
sistem
kristal
monoklin,
prismatik,
tidak
49
50
asam.
Zircon (ZrSiO4), berwarna coklat pucat, prismatik pendek, kalau
dibelah persegi, terdapat sebagai mineral tambahan dalam
berbagai jenis batuan beku.
Sphene {CaTiSiO4 (OH, F)}, berwarna kecoklatan dengan bentuk
rombohedral, terdapat sebagai mineral tambahan dalam
berbagai jenis batuan beku.
Apatit
{Ca5(PO4)3(OH,F,Cl)},
hexagonal
tumpul
pada
tidak
batuan
berwarna,
beku
berbentuk
basa,
berupa
51
Mineral-mineral Sekunder
Serisit
Karbonat
Klorit
Albit
Adularia
Serpentin
Epidot
Tremolit-aktinolit
Sausurit
Mineral lempung
Limonit
52
istilah
seperti
hypidiomorf
idiomorf-granuler
granuler
(kristalnya
(kristalnya
euhedral,
sebagian
itu
masadasar
batuannya
dapat
pula
memperlihatkan
kesejajaran
mineral
memanjang
53
keyakinan
bahwa
magma
yang
mengalami
SiO2 > 66 %
sedang
SiO2 antara 52 - 66 %
basa
SiO2 antara 45 - 52 %
ultrabasa
54
mengandung
kwarsa;
sangat
tidak
jenuh
silika
tipe batuan
indeks
warna
> 66
Asam
< 30
komposisi mineral
nama batuan
kwarsa, alkali
feldspar, plagioklas,
biotit, hornblende
granit (riolit),
granodiorit (dasit),
diorit kwarsa (dasit)
< 40
alkali feldspar,
plagioklas, kwarsa,
hornblende,
piroksin, biotit
syenit (trakit),
monzonit(trakiande
s)
diorit (andesit)
52 - 66
Intermidiate
45 - 52
Basa
40 - 70
plagioklas, piroksin,
olivin
gabro (basalt)
< 45
Ultrabasa
> 70
olivin, piroksin
peridotit (limburgit)
55
56
(hijau
atau
coklat)
augit,
diopsidik-augit;
sedangkan
accessoriesnya adalah muskovit, zircon, apatit dan mineral opaq,
sfene,kalsit, zeolit termasuk kwarsa atau olivin. Tekstur pertit,
mikrografik dan myrmekitik adalah umum. Syenit bisa
mengandung kwarsa (maksimal 10%) tetapi bisa juga tidak; bila
kandungan feldspatoid (sodalit, leusit, atau nefelin) cukup banyak
disebut foid-syenit.
57
Batuan Volkanik
Trakit mempunyai tekstur afanitik dan komposisinya sama
dengan syenit, komposisi utamanya sanidin (sedikit ortoklas),
sebagai fenokris maupun masa dasar. Plagioklasnya oligoklas
atau albit. Biotit umumnya hadir sebagai kristal euhedral. Mineral
58
59
Tekstur
Kenampakan sekala kecil dari suatu batuan beku dapat
dideterminasi pada contoh batuan (hand specimen)
dengan mata telanjang atau dengan bantuan loupe.
Pertama yang harus diperhatikan adalah keadaan
mineral
mineral
penyusun
batuan.
Apabila
butiran-butiran
60
61
keseragamannya
Keseragaman
(granularitas)
besar
butir
dan
orientasinya.
menunjukkan
bahwa
terbentuk
bila
magma
mengalir
selama
(illite,
sericite/muscovite,
monmorillonite,
62
warna),
maka
batuan
dapat
diperkirakan
63
pendinginan.
Skoria, seperti vesikuler tetapi tidak menunjukkan arah
64
yang teratur
Amigdaloidal, lubang-lubang bekas keluarnya gas
telah
struktur
pada
lava
65
yg
memperlihatkan
66
67