Anda di halaman 1dari 31

PENATAAN KAWASAN PERBATASAN

Seminar Nasional
Mewujudkan Integrasi Ruang Pembangunan Nasional yang Berkelanjutan

Jakarta, 24 November 2016

Beni Hermawan, S.Si.,M.Si.


Direktur Penataan Wilayah Pesisir,
Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu

Kementerian Agraria dan Tata


Ruang /
Badan Pertanahan Nasional
Batas Negara

Karl Haushofer (1869-1946)


Teori Lebensraum  Beranggapan bahwa bangsa-bangsa yang berkembang dengan cepat,
memiliki sifat2 yang lebih sempurna. Oleh Karena itu, bangsa-bangsa tersebut harus
diberikan kesempatan berkembang, dalam arti memperluas daerahnya.

Nicholas J. Spykman (1893 – 1943)


Siapapun yang ingin menguasai dunia, harus menguasai daerah jantung dunia. Menurut dia,
penguasaan daerah jantung itu memiliki akses dengan daerah pantai. Ini berarti bahwa
Negara2 pantai sepanjang pulau dunia Eurasia harus dikuasai mulai dari Negara Skandinavia,
Eropa Barat, Pantai Laut Tengah, Asia Barat, Asia Selatan, Asia Tenggara, sampai Asia Timur .
Seluruh Negara pantai Eurasia ini kalau digabungkan bentuknya seperti bulan sabit.

Kenichi Ohmae (Bordeless World (1991) dan The End of Nation State (1995))
Dalam perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah Negara dalam geografi dan
politik relative masih tetap. Tetapi kehidupan dalam satu Negara tidak mungkin dapat
membatasi kekuatan global yang berupa informasi, investasi, industry dan konsumen yang
makin individual. Oleh Karen itu, tidak diperlukan lagi batas Negara dengan segala
peraturannya yang menghambat
Negara Kesatuan
Republik Indonesia

Memiliki falsafah hidup bangsa, Dasar Negara dan Ideologi Nasional


Pancasila. Semuanya diperoleh atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa, yang
harus diterima dan disyukuri sebagai suatu nikmat dan anugerah. Bangsa
Indonesia tidak perlu berpikir untuk mengeksplorasi luas ruang hidup,
tetapi akan mempertahankan seluruh wilayah kedaulatan NKRI dan siap
membelanya sampai titik darah penghabisan (Sipadan-Ligitan, Referendum
Timor Timur, Daerah Istimewa Aceh dan Papua).
Kawasan Perbatasan

Indonesia memiliki tiga dimensi batas,


yang relatif sangat luas terdiri dari:
 Kawasan perbatasan darat
 Kawasan perbatasan laut termasuk
Pulau‐Pulau Kecil Terluar
 Kawasan Dirgantara
PERBATASAN
DARAT
GAMBARAN PERBATASAN DARAT

Kawasan Perbatasan adalah; bagian dari Wilayah Negara, yang


terletak pada sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia dengan
negara lain, dalam hal Batas Wilayah Negara di darat, Kawasan
Perbatasan berada di Kecamatan. (UU No. 43 Tahun 2008)

Wilayah perbatasan, khususnya daratan RI dengan Negara lain


meliputi tiga (3) Pulau, yaitu Pulau Kalimantan dengan Negara
Malaysia, Pulau Cenderawasih (Papua) dengan negara Papua New
Guinea (PNG) serta Pulau Timor dengan Negara Timor Leste.
PERBATASAN DARAT INDONESIA

Kalimantan Timur Papua


NO KECAMATAN NO KECAMATAN
1 KRAYAN 7 PUJUNGAN
2 KRAYAN SELATAN 8 LUMBIS
3 NUNUKAN 9 KAYAN HILIR
4 SEBUKU 10 LONG APARI
5 SEBATIK BARAT 11 SEBATIK
6 KAYAN SELATAN 12 BAHAU HULU
13 KAYAN HULU

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara
Timur
NO KECAMATAN NO KECAMATAN
1 TASIFETO TIMUR 10 MATIS
2 AMFOANG TIMUR 11 MIOMAFFO TIMUR
3 KOBALIMA TIMUR 12 INSANAUTARA
4 TASIFETO BARAT 13 BIKOMI UTARA
5 LAKMANEN 14 MIOMAFFO BARAT
6 TASIFETO TIMUR 15 BIKOMI TENGAH
7 RAIHAT 16 MUSI
8 NAIBENU 17 LAKMANEN SELATAN
9 LASIOLAT 18 NANAETDUBESI
Kondisi Perbatasan (1)

• Masih tertinggal, khususnya apabila dibandingkan dengan


Negara tetangga.
• Globalisasi mendorong transformasi yang memberi dampak
positif, sekaligus negatif, pada kawasan perbatasan, serta
“ekonomi tanpa batas”. Masyarakat dikawasan perbatasan,
cenderung menjadi obyek pasar bagi Negara tetangga
• Pemerintah berketetapan mengejar ketertinggalan
pembangunan di kawasan perbatasan, melalui perubahan
paradigma dari pendekatan security ke pendekatan prosperity.
Kondisi Perbatasan (2)

• Belum tuntasnya kesepakatan penegasan batas negara,


kerusakan patok batas dan belum tersosialisasinya batas
negara, mulai dari aparat pemerintah sampai dengan
masyarakat.
• Menyelesaikan segmen batas negara yang belum disepakati.
• Menyelesaikan persoalan penguasaan tanah adat. masyarakat
asing dan penguasaan tanah lintas batas.
GAMBARAN UMUM KEPULAUAN NUSANTARA

Indonesia merupakan Negara Kepulauan terluas di dunia


(± 1,9 Juta Km² daratan & 5,8 Juta Km² perairan).

Pesisir terpanjang kedua di dunia


(104.000 Km).

Jumlah pulau terbanyak keempat di dunia


(17.504 pulau, 13.466 pulau ter-registrasi di PBB).

Setelah Kanada (202.080 Km)


Setelah Swedia (65.666 pulau), Finlandia (50.000), dan Kanada (36.563)
Lokasi Wilayah Perbatasan Laut (92 Pulau-Pulau Kecil Terdepan)

12
Kedaulatan Indonesia Sebagai Negara Kepulauan
• Deklarasi Juanda 13 Desember 1957 yang ditetapkan sebagai UU
No.4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia.
• Konvensi hukum laut PBB ke-III Tahun 1982 yaitu United Nations
Convention On The Law of The Sea atau UNCLOS 1982, yang di
ratifikasi dalam UU No.17 Tahun 1985.

Sebelum Konvensi:
Luas wilayah laut Indonesia:
2.1 juta km2

Sesudah Konvensi :
Luas wilayah laut Indonesia:
5.8 juta km2
Rejim Hukum Laut UNCLOS 1982
Archipelagic State
Wilayah Laut Nasional
Perairan Perairan Perairan Perairan Perairan Perairan
Teritorial Kepulauan Kepulauan Kepulauan Kepulauan Teritorial
12 nm 12 nm

Pulau Terluar Pulau Terluar

Pasal 49 UNCLOS 1982

1. Kedaulatan suatu Negara kepulauan


meliputi perairan yang ditutup oleh garis
pangkal kepulauan, yang ditarik sesuai
dengan ketentuan pasal 47, disebut
sebagai perairan kepulauan, tanpa
memperhatikan kedalaman atau jaraknya
dari pantai.
2. Kedaulatan ini meliputi ruang udara di
atas perairan kepulauan, juga dasar laut
dan tanah di bawahnya, dan sumber
kekayaan yang terkandung di dalamnya.
Rejim Hukum Laut UNCLOS 1982

Titik Pangkal, LANDAS KONTINEN


dan
Garis Pangkal:
ZONA EKONOMI EKSKLUSIF (ZEE)
• Normal
baseline;
• Straight
baselines;
• Archipelagic LAUT ZONA LAUT
baseline. TERITORIAL TAMBAHAN INTERNASIONAL
Isobar 2500 m
+ 100 nm

12 nm 24 nm 200 nm 350 nm
WILAYAH KEDAULATAN HAK-HAK BERDAULAT

1. Cukai;
2. Fiskal;
Penegakan
3. Imigrasi;
Hukum Nasional.
4. Saniter/
karantina.
Eksplorasi dan eksploitasi, konservasi dan pengelolaan SDA hayati dan non-
hayati  Pada Kolom Air.
Eksplorasi dan eksploitasi SDA Non Hayati  Pada Seabed.
Rejim Hukum Laut UNCLOS 1982
Pasal 121 (1) UNCLOS 1982
Pulau Pulau adalah daerah daratan yang dibentuk secara
alamiah yang dikelilingi oleh air dan yang ada di atas
permukaan air pada air pasang.
pasang tertinggi
surut terendah

Elevasi Surut Bukan Pulau.

Contoh: Gosong Karang

pasang tertinggi
surut terendah

Pulau
Konsekuensi:
Elevasi 13.466 pulau yang didaftarkan ke PBB.
Surut
Pulau Kecil? Pulau dengan luas area kurang atau sama dengan 2000 km2 (dua ribu
(Terdepan) kilometer persegi), yang memiliki titik-titik dasar koordinat geografis, yang
menghubungkan garis pangkal laut kepulauan, sesuai dengan hukum
internasional dan nasional.

Ditetapkan dalam Perpres No.78 tahun 2005 sejumlah 92 pulau.


“dalam rangka menjaga keutuhan wilayah negara, serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat … dengan memperhatikan keterpaduan
pembangunan di bidang sosial, ekonomi, budaya, hukum, sumber daya
manusia, pertahanan, dan keamanan”.

Mengapa 1. Berdasarkan hukum internasional berfungsi menghubungkan garis


Penting? pangkal.
2. Garis pangkal merupakan dasar perhitungan laut teritorial.
3. Keberadaan pulau kecil terluar menentukan luas teritorial.
Gambaran Umum Pulau Terdepan (1)
Pulau Tokong Boro

Pulau Benggala
GAMBARAN UMUM PULAU-PULAU KECIL TERDEPAN (2)

Pulau Jiew

Pulau Kawaluso
GAMBARAN UMUM PULAU-PULAU KECIL TERDEPAN (3)

Umumnya telah ada pemanfaatan


pada pulau-pulau tersebut.

Dominasi tutupan lahan dari pulau-


pulau terdepan: Karang/batu, hutan,
kebun, semak/rumput, pasir dan
mangrove.
PERBATASAN
UDARA
GAMBARAN BATAS WILAYAH UDARA NASIONAL DAN
ANTARIKSA INDONESIA

1. Pemanfaatan ruang
antariksa yang berada
di atas wilayah suatu
negara, didasarkan
pada prinsip siapa yang
datang lebih dahulu
(first come first serve)
dan terbuka bagi setiap
negara.
2. Indonesia yang berada
di sepanjang
khatulistiwa dan
memiliki bentangan
ruang antariksa yang
sangat luas dan
panjang.
Kondisi wilayah perbatasan udara

• Sebagian dikontrol Air Traffic Controller (ATC) Singapura, sehingga merugikan


sistem pertahanan udara nasional dan perekonomian negara, karena
penggunaan ruang udara oleh penerbangan asing, melalui Flight Information
Region tanpa izin Pemerintah Indonesia;

• Radar sipil, belum semua terintegrasi dengan radar militer, sehingga tidak
dapat digunakan dalam sistem pertahanan udara, terutama di wilayah
perbatasan;

• Pangkalan Udara di perbatasan, tidak semuanya ditempatkan Detasemen atau


Lanud sebagai deterrent power, dalam pengendalian wilayah perbatasan
udara;

• Ratifikasi hukum udara internasional tentang penggunaan ruang udara di atas


ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) terhadap penerbangan masih rancu;

• Belum adanya kesepahaman tentang pemanfaatan ruang udara dan antariksa


antara negara maju dan negara berkembang termasuk Indonesia.
PENATAAN KAWASAN
PERBATASAN
Isu Pembangunan di
Wilayah Perbatasan
• Masih terdapat batas wilayah administrasi, khususnya desa/kelurahan yang
belum ditetapkan (Kode Pos);
• Terdapatnya resistensi masyarakat, terhadap batas wilayah yang telah
ditetapkan, yang secara tidak langsung disebabkan oleh perbedaan tingkat
kesejahteraan, infrastruktur, kesehatan dan pendidikan, serta
telekomunikasi, televisi, dan radio.
• Masih terdapat beberapa segmen batas Wilayah Negara, yang belum
disepakati dengan Negara tetangga;
• Eksploitasi SDA yang tidak terkendali, khususnya hutan, baik secara legal
maupun illegal;
• Masih terdapatnya penguasaan adat masyarakat asing dalam wilayah NKRI
(Contoh. Masyarakat Papua Nugini di Sarmi-Kota Jayapura);
• Terdapat penguasaan tanah lintas negara (contoh bidang tanah di Pulau
Sebatik).
Fenomena Konflik

Terdapat paling sedikit 5 fenomena


konflik :
• Persaingan perebutan mata pencaharian
• Pemaksaaan nilai budaya masyarakat
yg satu terhadap yg lain
• Fanatisme agama
• Dominasi suku secara politik terhadap
yg lain
• Dendam adat suku

Sumber konflik diatas merupakan potensi disintegrasi suatu bangsa yang dapat
mengganggu stabilitas pertahanan dan keamanan wilayah perbatasan terutama Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang kaya akan keanekaragaman Budaya/Adat Istiadat,
Bahasa, Suku, dan Agama
Salah satu cara penguasaan Kawasan Perbatasan

Pulau Sophia Louisa


(Sepatan)

Pendirian mercusuar
merupakan salah satu
cara dalam
mempertahankan
pertahanan dan
keamanan melalui
penguasaan pulau kecil
terdepan
Peranan Kelembagaan

No Lembaga Peran Urgensi


1 Agraria dan Tata Penataan Pertanahan Kepastian Hukum Tanah dan
Ruang dan Tata Ruang Pengembangan Wilayah
2 TNI Batas Negara Batas Kedaulatan NKRI
3 Kementerian Infrastruktur Dasar Pengembangan
Pekerjaan Umum Wilayah
4 Kementrian Pengelolaan Hutan Mencegah Penggundulan
Kehutanan Hutan
5 Kementrian Luar Penetapan Batas Perjanjian Batas Negara
Negeri Negara
6 BNPP Koordinator Leading Sector
7 Pemerintahan Eksekutor di Daerah Jejaring Pemerintah Pusat di
Daerah daerah
Strategi Pengembangan Kawasan Perbatasan
1. Menjadikan kawasan perbatasan sebagai pintu gerbang ke Negara
tetangga;
2. Membangun kawasan perbatasan dengan pendekatan kesejahteraan
(prosperity), keamanan (security), dan lingkungan (environment)
secara serasi;
3. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di kecamatan-
kecamatan, yang langsung berbatasan secara selektif dan bertahap,
sesuai prioritas dan kebutuhan;
4. Meningkatkan perlindungan sumberdaya alam hutan tropis (tropical
forest) dan kawasan konservasi, serta mengembangkan kawasan
budidaya secara produktif bagi kesejahteraan masyarakat lokal;
5. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) melalui
pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, perhubungan dan
informasi;
6. Meningkatkan kerjasama pembangunan di bidang sosial, budaya,
keamanan dan ekonomi dengan Negara tetangga.
Hingga tahun 2019, RTRWN telah memprogramkan agar seluruh kawasan perbatasan dapat
dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya dalam aspek kesejahteraan, pertahana dan
keamanan, dan lingkungan,
serta mempercepat pengembangan 26 Pusat Kegiatan Strategis Nasional.
Penutup

Ada 4 macam tipe perbatasan yaitu :


• Alienated borderland: suatu wilayah perbatasan yang tidak terjadi aktifitas
lintas batas, sebagai akibat berkecamuknya perang, konflik, dominasi
nasionalisme, kebencian ideologis, permusuhan agama, perbedaan
kebudayaan dan persaingan etnik;
• Coexistent borderland: suatu wilayah perbatasan dimana konflik lintas batas
bisa ditekan sampai ke tingkat yang bisa dikendalikan meskipun masih
muncul persoalan yang terselesaikan misalnya yang berkaitan dengan
masalah kepemilikan sumberdaya strategis di perbatasan;
• Interdependent borderland: suatu wilayah perbatasan yang di kedua sisinya
secara simbolik dihubungkan oleh hubungan internasional yang relatif stabil.
Penduduk di kedua bagian daerah perbatasan, juga di kedua negara terlibat
dalam berbagai kegiatan perekonomian yang saling menguntungkan dan
kurang lebih dalam tingkat yang setara, misalnya salah satu pihak
mempunyai fasilitas produksi sementara yang lain memiliki tenaga kerja
yang murah;
• Integrated borderland: suatu wilayah perbatasan yang kegiatan ekonominya
merupakan sebuah kesatuan, nasionalisme jauh menyurut pada kedua
negara dan keduanya tergabung dalam sebuah pesekutuan yang erat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai