Hairiyah (2110115220046)
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmugeologi yang mempelajari asal usul genesa mineral, sifat fisik dan
kimianya sertaklasifikasi dan pemanfaatannya.Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos
Mineral sering diartikan sebagai bahan bukan organik (Anorganik). Mineralogi mempelajari mineral-mineral
yangmembentuk batuan, termasuk di dalamnya juga aspek spesialisasi dalammineralogi adalah kristalografi
Petrologi adalah bidanggeologi yang berfokus pada studimengenai batuan dan kondisi pembentukannya.
Ada tiga cabang ilmu petrologiyang berkaitan dengan tiga tipe batuan yaitu batuan beku, batuanmetamorf
,dan batuansedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal dari kataBahasa yunani petra, yang berarti “batu”.
01
Sifat Fisik
Mineral
1. Struktur (Form)
Bentuk – bentuk mineral dapat dikatakan kristalin apabila mineral tersebut memiliki bidang kristal yang cukup
jelas dan khas atau disebut dengan amorf. Kekhasan yang dimiliki mineral kristalin dapat berupa:
-Bangun kubus: galena, pirit.
-Bangun pimatik: piroksen, ampibole.
-Bangun doecahedon: garnet.
-Mineral amorf: chert, flint.
Kelompok mineral kristal atau agrasi mineral dapat dikelompokan berdasarkan strukturnya, yaitu:
a.Struktur granular atau struktur butiran
Terdiri atas butiran – butiran mineral yang memiliki dimensi yang sama atau isometrik. Berdasarkan ukuran
butirannya, dapat dibedakan menjadi penerokristalin/kriptokristalin yaitu mineral yang dapat dilihat dengan
mata telanjang dan sakaroidal yaitu mineral yang memiliki ukuran sebesar gula pasir.
Kelompok mineral kristal atau agrasi mineral dapat dikelompokan
berdasarkan strukturnya, yaitu:
b.Struktur kolom
Terdiri atas bentuk prisma panjang dan ramping.
c.Struktur lembaran atau lameler
Terdiri atas lembaran – lembaran mineral. Individu –
individu dari mineral yang berbentuk pipih disebut struktur
tabuler contohnya yaitu mika.
d.Struktur imitasi
Merupakan kelompok mineral yang memiliki kemiripan
dalam hal bentuk dengan benda lain, seperti asikular,
filiformis, membilah dan lain sebagainya.
2. Pecahan (Fracture)
Pecahan mineral terbagi menjadi:
Concoidal: pecahan yang membentuk gelombang melengkung pada permukaan pecahan, seperti pecahan botol
atau kenampakan kulit kerang, contohnya yaitu kuarsa.
Pecahan (Fracture)
Splintery/Fibrous:
Splintery/Fibrous: pecahan yang memperlihatkan
seperti serat. Contohnya yaitu asbes, augit dan
hipersten.
limonit.
Hackly: pecahan tersebut menghasilkan permukaan yang kasar, tidak native elemen emas
teratur dan runcing – runcing. Contohnya yaitu native elemen emas
dan perak.
3. Kilap (Luster)
b.Kilap Non Logam: Kilap ini tidak memberikan kesan logam saat
terkena cahaya. Kilap non logam dapat dibedakan menjadi:
halit.
sfalerit.
-Kilap kaca atau vitreous luster: kesan yang
diberikan seperti kaca saat terkena cahaya.
Contohnya yaitu kuarsa, kalsit dan halit.
-Idiokromatik
Warna mineral akan selalu sama atau tetap.
Biasanya ditemukan pada mineral – mineral yang
tidak bisa tembus cahaya (opak), seperti magnetik,
pirit dan galena.
-Alokromatik kalsit
Warna mineral tidak tetap atau dapat berubah, hal
ini tergantung dari meterial pengotornya dan
biasanya dapat ditembus cahaya, seperti kalsit dan
kuarsa.
6. Cerat (Streak)
Sifat dari mineral terhadap gaya magnet. Berdasarkan reaksi mineral saat dipapar medan magnet,
dibedakan menjadi tiga jenis:
-Ferromagnetik
Mineral – mineral ferromagnetik akan mudah untuk ditarik atau diterik dengan kuat jika terdapat medan
magnet dari luar. Mineral ferromagnetik memiliki sifat kemagnetan yang permanen. Contohnya yaitu
magnetit, pyrrhotit, isovite, symthite dan lain sebagainya.
-Paramagnetik
Mineral – mineral paramagnetik akan diterik oleh medan magnet hanya sementara saja. Mineral ini akan
bersifat magnetik saat berada dekat disekitar medan magnet, jika dijauhkan dari medan magnet akan
hilang sifat kemagnetannya. Contohnya yaitu hematit, pirit, olivin, mineral mika dan lain – lain.
-Diamagnetik
Mineral – mineral yang tidak akan tertarik oleh medan magnet. Mineral diamagnetik sebenarnya sedikit
menolak medan magnet, dan yang termasuk mineral ini yaitu sulfur, kuarsa, calcite, ortoklas, gipsum,
talk, intan dan lain – lain.
10. Sifat Dalam (Tenacity)
Merupakan sifat fisik mineral saat kita mematahkan, menghancurkan, membengkokkan, memotong atau
mengiris. Dan yang termasuk ke dalam sifat dalam yaitu:
-Rapuh (brittle): mudah hancur namun biasa terpotong (kuarsa, pirit, kalsit)
-Mudah ditempa (malleable): bisa ditempa menjadi lapisan tipis (emas dan tembaga)
-Dapat diiris (secitile): mampu diiris dengan pisau, hasil irisan sangat rapuh (gypsum)
-Fleksibel: mineral dalam bentuk lapisan tipis, mampu dibengkokkan tanpa patah namun jika sudah bengkok
tidak dapat kembali ke bentuk semula (talk dan selenit).
-Blastik: mineral dalam bentuk lapisan tipis,saat dibengkokkan dapat kembali ke bentuk semula jika
dihentikan tekanannya (muskovit).
02
Bentuk
Kristal
Segala sesuatu tentang bentuk kristal dapat ditentukan secara geometris
dengan mengetahui sudut bidangnya. Sistem sumbu isometrik, ketiga sumbu
engsel saling tegak lurus dan memiliki panjang yang sama. Mineral dengan
sistem koordinat seperti itu misalnya pirit, magnetit. garam meja dll. Sistem
sumbu segi empat adalah tiga sumbu, jadi sumbu horizontal memiliki panjang
yang sama, sementara yang satu tegak lurus dengan sumbu lainnya,
ketiganya saling tegak lurus. Contoh mineral mengkristal dalam sistem ini
termasuk zirkon atau silika. Sistem sumbu ortorombik, jumlah sumbunya tiga
dan saling tegak lurus, ketiganya berbeda panjang.
03
Sifat Optik
Identifikasi mineral dalam
batuan biasanya dilakukan
dengan mikroskop polarisasi.
Mikroskop semacam itu
berbeda dengan mikroskop
yang digunakan dalam
penelitian biologi
04
Sebara
n Mineral
Hasil analisis kimia batuan menunjukkan bahwa terdapat delapan unsur yang memegang peranan
penting dalam pembentukan kerak bumi. Unsur-Unsur ini bersenyawa membentuk berbagai macam
silikat dan oksida, sebagaian besar membentuk mineral-mineral utama yang terdapat dalam batuan.
Mineral- mineral disebut mineral pembentuk batuan.
Sebanyak 1559 batuan yang dianalisa kimia oleh Washington, Nigli, Daily dan lain sebagainya. Unsur
yang berperan dalam pembentukan kerak bumi ialah :
O2 = 47 % Ca = 3,5%
Si = 27 % Na =2,5 %
Al = 85 % K = 2,5 %
Fe = 5% Mg = 2,5 %
Dari analisis tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata komposisi
unsur pada batuan beku dan kerak bumi hampir sama. Jadi para
ahli menyimpulkan bahwa ketika kerak bumi pertama kali
terbentuk, semua batuan adalah batuan kristalin atau crystalline.
Batuan sedimen terbentuk dari batuan kristal ini.
Mineral pembentuk batuan dibagi menurut peranannya dalam ilmu
batuan:
a. Mineral primer
b. Mineral sekunder
c. Mineral tambahan atau mineral tambahan.
Tabel Unsur Penyusun Bumi