PENDAHULUAN
Kondisi wilayah Kabupaten Pasuruan terdiri dari daerah pegunungan berbukit dan
daerah dataran rendah, yang secara rinci dibagi menjadi 3 bagian :
1. Bagian selatan terdiri dari pegunungan dan perbukitan dengan ketinggian
permukaan tanah antara 186 meter sampai 2.700 meter yang membentang
mulai dari wilayah kecamatan Tutur, Purwodadi dan Prigen.
2. Bagian Tengah terdiri dari dataran rendah yang berbukit dengan
ketinggian permukaan antara 6 meter sampai 91 meter dan pada umumnya
relatif subur.
3. Bagian Utara terdiri dari dataran rendah pantai yang tanahnya kurang
subur dengan ketinggian permukaan tanah 2 meter sampai 8 meter. Daerah
ini membentang dari timur yakni wilayah kecamatan Nguling ke arah
Barat yakni Kecamatan Lekok, Rejoso, Kraton dan Bangil.
Secara geologis daerah Kabupaten Pasuruan dilewati oleh lempeng Eurasia,
lempeng ini terus bergerak dari waktu ke waktu. Gerakan ini akan menimbulkan
pergeseran lempeng, yang akan membentuk lipatan atau patahan. Dapat kita temui
deretan perbukitan mulai dari jalan sepanjang daerah Purwodadi-Nongkojajar.
6.3.1 Formasi Kabuh
Terdiri atas batupasir tufan, batu lempung tufan, batu pasir
gampingan,konglomerat, lempung dan tuf. Formasi Kabuh termasuk runtutan
batuan pada lajurKendeng bagian timur, dan berfasies laut yang berangsur ke arah
fasies darat. Fasiesdaratnya terdiri dari batuan sedimen gunungapi epiklastika.
Fasies lautnya terdiri darilempung berfosil dan batu pasir gampingan, yang
terletak pada bagian bawah formasi.Tebal formasi ini diperkirakan antara 150 m
dan 300 m. formasi Kabuh setempatdiduga tertindih selaras oleh foramsi Jombang
dan tak selaras oleh batuan gunung api kuarter. Sebarannya tidak luas terdapat di
sekitar Desa Raci dan di sebelah baratdayaKota Bangil. Lokasi tipenya terletak di
sebelah utara Desa Ploso, Jombang.
6.3.2 Formasi Jombang
Terdiri atas breksi batu pasir tufan, batu lempung tufan, lempung, batugampinng
dan tuf. Berdasarkan kedudukan stratigrafinya yang menindih formasiKabuh dan
tertindih batuan gunungapi kuarter, maka formasi ini diperkirakanberumur
Plistosen Tengah. Formasi ini terendapkan pada lingkungan darat sampailitoral,
dan tebalnya diperkirakan antara 100 m dan 250 m. Formasi Jombang termasuk
ke dalam Lajur Kendeng bagian barat. Sebarannya terdapat di sekitar Raci,di
sebelah selatan Bangil, dan di sekitar Gondangwetan. Lokasi tipenya terletak
padabukit rendah di sebelah barat Jombang, sekitar Desa Pojok, atau dekat Desa
segunungdi sebelah timur Mojokerto, Jawa timur (Lembar Mojokerto, Noya,
1985).
6.3.3 Formasi Gunung Api Ringgit
tersusun atas lava, breksi gunungapi dan tufa bersisipan batupasir tufaan. Lava
berwarna hitam atau kelabu kehitaman, bersusunan basal, andesit piroksin, basal
leusit dan andesit hornblende. Lava basal berhablur halus sebagian berstruktur
melembar dan setempat dijumpai retas basal pada breksi gunungapi. Sentuhannya
dengan tufa menampakkan gejala backing effect sehingga tufanya berwarna
merah bata, keras dan tersilisifikasi. Lava basal di gunung Ringgit mengandung
leusit yang sangat halus, sedangkan di gunung Lurus basalnya yang berstruktur
porfiri mengandung fenokris leusit dan piroksin. Lava andesit piroksin berwarna
kelabu muda-tua, sebagian berstruktur porfiri dan fenokris piroksin. Setempat
andesit piroksin merupakan retas pada breksi gunungapi atau sebagai komponen
pada klastika kasar gunungapi. Leleran lava andesit hornblende di gunung Lurus
menindih lava basal leusit. Breksi gunungapi berwarna kelabu tua hingga
kehitaman disusun oleh komponen basal, basal leusit, andesit piroksin dan andesit
hornblende berukuran kerakal hingga bongkah, didalam matriks batupasir tufaan
kasar hingga sangat kasar dan bersifat konglomeratan. Litologi ini tersingkap baik
di Alaspinang, Jerukan dan menerus ke timur atau tenggara hingga Situbondo.
Tebalnya berkisar antara 40-200 cm. Berdasarkan analisa K-Ar batuan gunungapi
bersusunan alkali-potash dan potash-tinggi ini oleh Soeria Atmadja, dkk dicirikan
berumur 2 juta tahun atau Pliosen Akhir. Satuan ini menindih selaras formasi
Leprak dan tersingkap setebal lebih dari 500 meter.
6.4 Struktur Geologi Pulau jawa
Perkembangan tektonik pulau Jawa dapat dipelajari dari pola-pola struktur
geologi dari waktu ke waktu. Struktur geologi yang ada di pulau Jawa memiliki
pola-pola yang teratur. Secara geologi pulau Jawa merupakan suatu komplek
sejarah penurunan basin, pensesaran, perlipatan dan vulkanisme di bawah
pengaruh stress regime yang berbeda-beda dari waktu ke waktu. Secara umum,
ada tiga arah pola umum struktur yaitu arah Timur Laut –Barat Daya (NE-SW)
yang disebut pola Meratus, arah Utara – Selatan (N-S) atau pola Sunda dan arah
Timur – Barat (E-W) (Gambar 7). Perubahan jalur penunjaman berumur kapur
yang berarah Timur Laut – Barat Daya (NE-SW) menjadi relatif Timur – Barat
(E-W) sejak kala Oligosen sampai sekarang telah menghasilkan tatanan geologi
Tersier di Pulau Jawa yang sangat rumit disamping mengundang pertanyaan
bagaimanakah mekanisme perubahan tersebut. Kerumitan tersebut dapat terlihat
pada unsur struktur Pulau Jawa dan daerah sekitarnya.
Pola Meratus di bagian barat terekspresikan pada Sesar Cimandiri, di bagian
tengah terekspresikan dari pola penyebarab singkapan batuan pra- Tersier di
daerah KarangSambung.
Pola Sunda berarah Utara - Selatan, di bagian barat tampak lebih dominan
sementara perkembangan ke arah timur tidak terekspresikan.Ekspresi yang
mencerminkan pola ini adalah pola sesar-sesar pembatas Cekungan Asri,
Cekungan Sunda dan Cekungan Arjuna.
Pola Jawa menunjukkan pola termuda dan mengaktifkan kembali seluruh pola
yang telah ada sebelumnya (Pulunggono, 1994 dalam Natalia dkk., 2010 ). Data
seismik menunjukkan bahwa pola sesar naik dengan arah barat-timur masih aktif
hingga sekarang.
HASIL PRAKTIKUM
Dalam kuliah lapangan yang telah penulis seslesaikan didapt hasil deskripsi
batuan beku sebagai berikut:
2.3 pendeskripsian batuan sedimen
Dalam kuliah lapangan yang telah penulis seslesaikan didapt hasil deskripsi
batuan sedimen sebagai berikut:
Dalam kuliah lapangan yang telah penulis seslesaikan didapt hasil deskripsi
batuan piroklastik sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Dengan cara melihat langsung lereng dan batuan penyusunnya adalah breksi,
kongklomerat dan sedimen yang mudah lapuk. Lereng tersebut termasuk dalam
jenis longsoran guling dengan lereng yang hampir tegak lurus dengan …….?
BAB 4
KESIMPULAN
DAFATR PUSTAKA
Peta geologi regional daerah lembar malang (sentosa dan suwarti, 1992)
https://blogmahmudin.blogspot.com/2014/12/mengukur-strike-and-dip-
menggunakan.html