Anda di halaman 1dari 25

IDENTIFIKASI

KRISTAL DAN
MINERAL
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
Acara 9

Oleh
Tim Asisten Praktikum Geologi Dasar

Semarang, 09 November 2023


Mineral
Mineral adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya
bersifat padat serta tersusun atas komposisi kimia tertentu.

Amethyst Pyrite Aragonite


Karakteristik Mineral
1. Nama Mineral
2. Warna Mineral
3. Unsur Pengotor
4. Derajat Ketransparantan
5. Kilap
6. Gores
7. Kekerasan
8. Tenancity/Ketahanan
9. Sifat Kemagnetan
10. Golongan Mineral
11. Unsur Kimia
12. Sistem Kristal
13. Proses Pembentukan Mineral
Derajat Ketransparanan

Sifat ini tergantung pada kemempuan mineral


mentransmisikan cahaya. Dibedakan atas :
1. Opaque mineral, mineral tdk tembus cahaya meskipun
dalam bentuk helaian yang tipis (logam mulia,
belerang) Opaque Transparent
2. Transparent mineral, mineral tembus pandang seperti
kaca biasa (batu-batu kirstal)
3. Translucent mineral, tembus cahaya tapi tidak tembus
pandang (kalsedon, gypsum, opal)
4. Mineral-mineral tidak tembus pandang dalam bentuk
pecahan tetapi tembus cahaya pada lapisan tipis
(feldspar, karbonat, silica) Translucent 4
Kilap (Luster)
Kenampakan permukaan mineral Yang ditunjukkan oleh pantulan cahaya
yang diterima.
Dibagi menjadi :
1. Kilap Logam 🡪pada mineral-mineral mengandung logam Mineral-
mineral berindeks bias 3 atau lebih contoh : Galena, Sulphide, Pirit
Kilap Logam

2. Kilap bukan Logam


Mineral-mineral berindeks bias kurang dari 2,5
a) Kilap kaca (vitreous luster) memberikan kesan seperti kaca misalnya:
kalsit, kuarsa, halit.
b) Kilap intan (adamantine luster) memberikan kesan cemerlang seperti
Kilap Kaca
intan, contohnya intan, zircon
c) Kilap sutera (silky luster) memberikan kesan seperti sutera, umumnya
Kilap Intan
terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, seperti asbes,
aktinolit, gipsum

Kilap Sutera
Kilap (Luster)
d) Kilap damar (resinous luster) memberikan kesan seperti damar, contohnya:
sfalerit dan resin
e) Kilap mutiara (pearly luster) memberikan kesan seperti mutiara atau seperti
bagian dalam dari kulit kerang, misalnya opal, dolomit, muskovit, dan tremolit.
f) Kilap lemak (greasy luster) menyerupai lemak atau sabun, contonya talk,
serpentin
g) Kilap tanah (earthy) atau kirap guram (dull) kenampakannya buram seperti
tanah, misalnya: kaolin, limonit, bentonit.

Kilap Damar Kilap Mutiara Kilap Lemak Kilap Tanah


Gores (streak)
Merupakan warna asli dari mineral apabila mineral ditumbuk sampai halus. Merupakan
warna mineral dalam bentuk serbuk yaitu dengan menggoreskan mineral pada keping
porselen kasar.
Contoh :
a. Warna kuning pada Pirit bila diasah memberi gores warna hitam
b. Warna kehitaman pada Hematit bila diasah memberi gores warna merah hati
c. Gores tidak berwarna pada Biotit
d. Gores berwarna putih pada orthoklas
Kekerasan (hardness)
Merupakan sifat ketahanan mineral terhadap goresan. Parameter yang biasa digunakan adalah Skala
Mohs. Untuk standar kekerasan biasa digunakan 10 pembagian skala dimana skala 1 adalah mineral
paling lunak dan skala 10 adalah mineral paling keras.
Tenacity
Daya Tahan mineral terhadap pemecahan, pembengkokan,
penghancuran dan pemecahan. Macamnya :
a. Brittle, mineral mudah hancur menjadi tepung halus Sectile
(kalsit, kuarsa, hematit) Brittle
b. Sectile, mineral mudah terpotong pisau tapi tidak
berkurang menjadi tepung (gypsum)
c. Malleable, mineral jika ditempa palu menjadi pipih
(Au, Ag)
d. Ductile, mineral jika ditarik tambah panjang dan jika
dilepaskan tidak kembali seperti semula (copper, Malleable
Ductile
olivine)
e. Flexible, mineral dapat dilengkungkan dengan mudah
(Talk, mika)
f. Elastic, mineral merenggang jika ditarik dan jika
dilepaskan kembali seperti semula (muscovite,
hematite tipis) Flexible
Elastic
Sifat Kemagnetan
Semua mineral menunjukkan sifat magnetis meskipun untuk mengukurnya membutuhkan alat
yang khusus.
Terbagi atas :
• Feromagnetit, mineral yang memiliki daya magnet yang kuat, umumnya mengandung unsur
logam yang tinggi (magnetit, pyrotit)
• Paramagnetit, mineral yang memiliki daya magnet yang lemah, umumnya meiliki kandungan
logam namun tidak cukup tinggi (Biotite, Pyrite)
• Diamagnetit, mineral yang sama sekali tidak memiliki gaya magnet (Quarzt, Calcite)

Feromagnetit Diamagnetit
Paramagnetit
Golongan Mineral
Unsur Kimia
Kristal
Bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus air serta menuruti
hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidang - bidangnya mengikuti
hukum geometri, jumlah dan kedudukan dari bidangnya tertentu dan
teratur.

Amethyst Pyrite Aragonite


Sistem Kristal 1
Sistem Regulair/isometric/ kubus/kubik/tesseral
• Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
• Masing-masing sumbu sama panjangnya.(sb a = b = c) 🡪Disebut jg sb a
• sudut α = β = γ
Sistem Kristal 2
Sistem tetragonal/Quadratic
Sb a = b ≠ c
Sb a = b 🡪 sb a
Sb c lebih panjang 🡪columnar/panjang
sudut α = β = γ = 90⁰
Sistem Kristal 3
Sistem rombic/ orthorombis/ prismatic /trimetric
Sb a ≠ b ≠ c
Sb c adalah sumbu terpanjang (sb basal/vertical)
Sb b adalah sb macro
Sb a adalah sumbu terpendek (sb brachy)
sudut α = β = γ = 90º
Sistem Kristal 4
Sistem heksagonal
Sb a = b = d ≠ c
Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal
Sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain.
Sumbu a, b, dan d masing-masing saling membentuk sudut 120º satu terhadap yang lain
Sumbu a, b, dan d mempunyai panjang yang sama.
Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).
Sistem Kristal 5
Sistem trigonal/rhombohedral
• Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem heksagonal
• Demikian pula cara penggambarannya juga sama.
• Perbedaannya bila pada trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segienam kemudian dibuat
segitiga degan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.
Sistem Kristal 6
Sistem monoklin/oblique/clinorombic
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya.
• Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b;
• b tegak lurus terhadap c,
• tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a.
• Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama,
• umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b yang paling pendek.

• Sb a ≠ b ≠ c
• Sb a = sb clino
• Sb cb = sb ortho
sudut α = γ = 90º
β ≠ 90º
Sistem Kristal 7
Sistem triklin
Sistem ini mempunyai tiga sumbu yang satu dengan lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang
masing-masing sumbu tidak sama.
• Sb a ≠ b ≠ c
• sudut α ≠ β ≠ γ ≠ 90º
Proses Terbentuknya Mineral
Seri Reaksi Bowen
Deret Continuous
a. Deret ini mewakili pembentukan feldspar plagioclase.
b. Dimulai dengan feldspar yang kaya akan kalsium (Ca-feldspar, CaAlSiO)
c. berlanjut reaksi dengan peningkatan bertahap dalam pembentukan natrium yang mengandung feldspar
(Ca–Na-feldspar, CaNaAlSiO) sampai titik kesetimbangan tercapai pada suhu sekitar 9000C.
d. Saat magma mendingin dan kalsium kehabisan ion, feldspar didominasi oleh pembentukan natrium feldspar
(Na-Feldspar, NaAlSiO) hingga suhu sekitar 6000C feldspar dengan hampir 100% natrium terbentuk.
Deret Discontinuous
a. deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium silicate
b. satu mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang temperatur tertentu dengan melakukan reaksi
dengan sisa larutan magma.
c. Diawali dengan pembentukan mineral Olivine yang merupakan satu-satunya mineral yang stabil pada atau di
bawah 18000C.
d. Ketika temperatur berkurang Pyroxene menjadi stabil (terbentuk).
e. mineral yang mengandung kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk pada 11000C
f. pada kisaran suhu 9000C Amphibole terbentuk. Sampai pada suhu magma mendingin di 6000C Biotit mulai
terbentuk.
Proses Terbentuknya Mineral
Contoh Pengisian Instrumen
Nama Mineral : Amethys
Warna Mineral : Ungu
Unsur Pengotor : Fe3
(trivalen iron)
Derajat Ketransparantan : Transparent mineral
Kilap
: Kilap kaca
Gores
: Putih
Kekerasan :7
Tenacity :
Brittle
Sifat Kemagnetan :
Diamagnetit
Golongan Mineral : Silika
Unsur Kimia :
Danke euch allen
Danke euch allen

Danke euch
allen!

Anda mungkin juga menyukai