Anda di halaman 1dari 19

SIMULASI KASUS PROSEDUR

AUDIT ATAS PERSEDIAAN SIPUT


DALAM PROSES PADA PT TI

YUNIARDIAN PRATIWI C1C015008


AYU MULYANI C1C015031
INTAN NURJANAH C1C015035
FATHIN SYIFAYANI C1C015039
DITA UTAMI C1C015052
FATIKHATUN KHASANAH C1C015054
PROFIL PT TI

 PT TI didirikan di Indonesia pada tanggal 18


Februari 1988. Perusahaan bergerak dalam
bidang budidaya siput mutiara, memproduksi
dan mengekspor hasilnya ke Jepang.

 Perusahaan didirikan dibawah ketentuan


Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1
tahun 1967 dan No. 11 tahun 1970 tentang
Penanaman Modal Asing.
Gambaran Umum Persediaan di
PT TI
Persediaan yang dimiliki oleh PT TI terdiri dari:
 Siput dalam proses, merupakan persediaan utama yang
dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan mutiara.
 Persediaan kulit, merupakan persediaan kulit yang
berasal dari siput yang telah mati.
 Persediaan bahan-bahan, merupakan persediaan yang
terdiri dari persediaan bahan rakit dan persediaan
bahan bangunan yang akan digunakan untuk
memperbaiki atau membuat asset tetap seperti kapal,
fasilitas darat contohnya seperti mess karyawan.
Gambaran Umum Persediaan
Siput dalam Proses
 Penilaian persediaan siput dalam proses dinilai
berdasarkan berapa banyak biaya produksi
yang telah digunakan/dikeluarkan mulai dari
biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh
persediaan siput dalam proses tersebut dan
membawanya ke lokasi, sampai dengan
kondisinya yang sekarang. Untuk persediaan
kulit, penilaiannya diperoleh dari beberapa
banyak siput dalam proses yang mati dikalikan
dengan estimasi harga jualnya.
 Biaya produksi yang terjadi untuk memproduksi
siput-siput tersebut terdiri dari biaya langsung
dan tidak langsung. Biaya langsung terdiri dari
biaya pembelian siput dan biaya pembelian
nuclie. Sedangkan biaya tidak langsung terdiri
dari biaya makanan dan obat, pemiliharaan
dan reparasi, biaya perjalanan dinas, biaya
pengangkutan, biaya bea dan pajak, biaya
keamanan, biaya kompensasi kerugian tanah
dan air laut, dan penyusutan aset.
Persentase untuk
Jumlah alokasi
Unit Indeks Total mengalokasikan
Tahapan biaya tidak
(A) (B) (A) X (B) biaya tidak
langsung
langsung

Siput Pembelian 50.414 1 50.414 6% Rp 108.559.873

Siput Laboratorium 49.809 3 149.427 18% Rp 325.679.620

Siput Istirahat 7.309 0,5 3.695 0,4% Rp 7.237.325

Siput Operasi 36.706 3 110.118 13,1% Rp 237.022.390


Siput Berkandung 74.800 7 523.600 62,5% Rp 1.130.832.013
Jumlah Biaya Tidak 837.254 100% Rp 1.809.331.221
Langsung
Kebijakan Akuntansi atas Akun
Persediaan PT TI
 Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara
harga perolehan dengan nilai bersih yang dapat direalisasikan.
 Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode first in
first out (FIFO) yang meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk
memperoleh persediaan tersebut dan membawanya ke lokasi dan
kondisinya sekarang.
 Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga jual
yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk
menyelesaikan dan menjual persediaan barang jadi yang
dihasilkan.
 Penyisihan atas penurunan nilai persediaan dilakukan apabila
taksiran harga jual lebih rendah dari taksiran biaya penyelesaian
dan penjualannya. Besarnya penyisihan ditentukan berdasarkan
persentase tertentu sesuai hasil penelaahan terhadap keadaan
persediaan akhir periode.
Tujuan Audit Persediaan

 Persediaan adalah milik perusahaan (existence)


 Persediaan merupakan hak perusahaan dan tidak ada
pembatasan pemakaian (rights and obligation)
 Persediaan yang menjadi milik perusahaan telah dicatat
dengan benar (completeness)
 Persediaan telah dinilai sesuai jumlah yang bisa
diperoleh kembali (reazlizable value)
 Persediaan telah disajikan dan diungkapkan dengan
benar dalam laporan keuangan (presentation and
disclosure)
Prosedur Pembelian Siput

 Prosedur untuk pembelian siput pada PT TI biasanya dilakukan


melalui penawaran dari beberapa kolektor siput. Awalnya para
kolektor tersebut melakukan penawaran kepada PT TI mengenai
jenis siput dan jumlah siput, jika PT TI setuju atas penawaran yang
diajukan oleh kolektor tersebut, PT TI akan mentransfer sejumlah
uang diawal sesuai dengan yang telah disepakati oleh kedua
belah pihak. Jika ternyata unit siput yang dikirimkan jumlah unitnya
lebih kecil, yang menyebabkan realisasi harga siput lebih kecil dari
jumlah uang yang telah ditransfer, kolektor akan mengembalikan
kelebihan uang yang telah ditransfer kepada PT TI, tetapi jika unit
siput yang dikirimkan jumlah unitnya lebih besar, maka realisasi
harga siput menjadi lebih besar dari jumlah uang yang telah
ditransfer, sehingga PT TI akan mentransfer kembali ke kolektor
tersebut sesuai dengan jumlah yang kurang.
Pengendalian Internal
 Persediaan klien dilindungi dan dijaga secara
memadai, dengan cara memberikan penomeran atau
kode pada siput tersebut ditanam/diproses.
 Persediaan dicatat oleh karyawan yang tidak
melakukan penyimpanan persediaan.
 Perusahaan melakukan perhitungan fisik persediaan
setiap akhir bulan.
 Perhitunganfisik dilakukan oleh karyawan yang tidak
terkait dengan penyimpanan atau pencatatan
persediaan.
Tingkat Materialitas

Data keuangan yang digunakan untuk menentukan tingkat


materialitas adalah sebagai berikut:
 Penjualan pada tanggal 31 Desember 2011: Rp 2.984.700.000
 Berdasarkan data keuangan diatas atas pertimbangan faktor-faktor
lainnya, maka ditetapkan tingkat materialitas sebesar 0,5% (untuk
kondisi perusahaan yang tidak stabil) dari penjualan, sehingga
tingkat materialitas yang akan diterapkan adalah sebagai berikut :
 Pertimbangan materialitas awal : Rp 14. 923.500
Prosedur Analisis atas Persediaan
Siput dalam Proses
1.Perhitungan persediaan siput dalam proses yang
telah dilakukan oleh klien, sebagai prosedur
alternative dari tidak dilakukannya perhitungan
fisik persediaan (existence).
2. Meminta daftar akun persediaan sesuai dengan
penggolongannya kemudian mencocokkan
saldonya dengan buku besar, mencocokkan
saldo awal dengan angka yang sudah diaudit,
dan memeriksa akun yang tidak lazim.
3) Membandingkan saldo persediaan siput dalam
proses per 31 Desember 2010 dengan saldo
persediaan siput dalam proses per 31 Desember
2011.
Pada tahun 2011, secara keseluruhan untuk persediaan siput dalam
proses mengalami penurunan yang tidak material, yaitu sebesar :

2011 2010 Naik/Turun


Siput dalam 4.709.696.350 4.740.920.903 (31.224.553)
proses
Selain itu, auditor juga melakukan perbandingan atas laba
kotor (gross profit margin) untuk menilai efisiensi klien dalam
melakukan pengendalian harga pokok/biaya produksinya.
4) Menguji pengeluaran-pengeluaran yang
digunakan untuk memproduksi siput-siput tersebut
sampai menghasilkan mutiara.
Melakukan vouching ke dokumen-dokumen terkait dengan
pengeluaran-pengeluaran yang digunakan untuk memproduksi
siput-siput tersebut.

Biaya langsung Biaya tidak langsung


 Siput pembelian  Gaji pegawai
 Pembelian kolektor/baby oyster  Pemeliharaan dan reparasi
 Pembelian nuclie  Biaya pengangkutan bea dan
pajak

Memastikan apakah ada otorisasi yang cukup terhadap dokumen-dokumen


terkait, hal ini dapat dilihat apakah ada tanda tangan dari pihak yang
berwenang.
5) Menguji alokasi biaya produksi untuk memastikan
bahwa pengalokasian biaya produksi telah
dilakukan secara wajar

 Jumlah Persediaan Siput dalam Proses 31 Desember 2011

= saldo akhir (I) + saldo akhir (II) + saldo akhir (III) + saldo akhir (IV) + saldo akhir (V)

= Rp298.560.132 + Rp143.792.013 + Rp31.397.224 + Rp154.180.656 +


Rp4.081.766.325

= Rp 4.709.696.350
 Jumlah Persediaan Kulit
= Siput mati (I) + siput mati (II) + siput mati (III) + siput mati (IV) + siput mati (V)
= Rp1.769.600 + Rp741.367 + Rp451.275 + Rp1.783.875 + Rp20.094.400
= Rp24.840.518
Hasil Audit Atas Persedian Siput dalam Proses
PT TI

Dari seluruh prosedur audit atas persediaan siput dalam


proses yang telah dilakukan oleh auditor, auditor
menyimpulkan bahwa akun persediaan siput dalam proses
PT TI telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang
material.
Kesimpulan
 Persediaan merupakan aset terbesar yang dimiliki oleh PT TI dalam menjalankan proses

bisnisnya. Persediaan yang dimiliki oleh PT TI terdiri dari persediaan siput dalam proses,

persediaan kulit, dan persediaan bahan-bahan. Persediaan siput dalam proses merupakan

persediaan utama perusahaan yang bergerak dalam bidang budidaya siput mutiara.

 Persediaan siput dalam proses tersebut dinilai berdasarkan berapa biaya produksi yang

telah digunakan/dikeluarkan mulai dari biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh siput

tersebut dan membawanya ke lokasi, sampai dengan kondisi terakhir dari siput dalam

proses. Kemudian dari total biaya produksi tersebut akan dialokasikan ke masing-masing

biaya yang terserap oleh kondisi siput tersebut. Biaya produksi terdiri dari biaya langsung

dan tidak langsung.


 Pelaksanaan audit atas persediaan PT TI yang telah dilakukan auditor telah sesuai dengan
standar audit yang berlaku umum, walaupun tidak semua prosedur audit dilakukan
secara detail. Dalam mengaudit persediaan siput dalam proses PT TI, auditor lebih
menekankan pada prosedur pengujian pengeluaran yang digunakan untuk memproduksi
siput-siput tersebut, dan menguji alokasi biaya produksi untuk memastikan bahwa
pengalokasian biaya produksi telah dilakukan secara wajar.
 Dari hasil audit yang auditor lakukan terhadap akun persediaan siput dalam proses, tidak
terdapat perbedaan perhitungan antara auditor dengan klien, sehingga tidak ada hal-
hal yang dapat mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa akun persediaan siput dalam poses PT TI telah disajikan secara
wajar dalam semua hal yang material.

Anda mungkin juga menyukai