Anda di halaman 1dari 2

REVIEW JURNAL

Jurnal American Journal of Environmental Protection


Judul Jurnal Gas Flaring and Venting Associated with Petroleum Exploration and
Production in the Nigerias Niger Delta
Volume dan Halaman Vol. 1, No. 4, Hal. 70-77
Tahun Jurnal 2013
Penulis Aniefiok E. Ite dan Udo J. Ibok
Reviewer Rinaldy Surya Gumilar (15.420.410.1028)
Tanggal Review 13 Juni 2016

Tujuan Penelitian:
Tujuan utama dari penelitian tersebut adalah untuk mengkaji lingkungan yang kompleks,
potensi risiko kesehatan manusia, dan dampak sosial ekonomi dari pembakaran dan pembuangan
gas ikutan (associated gas), dan pembuangan kontaminan atmosfer yang berbahaya dari industri
minyak di Delta Nigeria, serta mencari solusi dari masalah tersebut.

Tinjaun Teori:
Gas alam merupakan campuran hidrokarbon yang terdiri dari 95% metana, 2,5% etana, 0,02%
propana, 0,06% butana, 0,02% beberapa alkana berat (C5H12 dan C10H22), 1,6% nitrogen (N2), 0,7%
karbon dioksida (CO2 ) dan sisanya yaitu hidrogen sulfida (H2S), air (H2O) serta gas dan komponen
yang sukar terbakar. Menurut Brown (2010) komposisi gas ikutan pada minyak mentah terutama
terdiri dari metana dan komponen gas lain yang bervariasi dengan ladang produksi minyak. gas
alam Nigeria secara kasar dapat digambarkan sebagai 90% metana, dengan 1,5 - 2,0% karbon
dioksida, 3,9 - 5,3% etana, 1,2-3,4% propana, 1,4-2,4% hidrokarbon berat dan sejumlah sulfur.
Meskipun gas alam Nigeria diklasifikasikan 'manis' karena kandungan sulfur rendah, namun hasil
penelitian pada operasi pembakaran di wilayah Delta Niger menunjukkan bahwa gas sulfur
dioksida (SO2) adalah salah satu produk dari flare gas alam di Nigeria.
Dalam kebanyakan kasus, emisi senyawa hidrokarbon yang paling banyak ditemukan dalam
pengujian lapangan flare antara lain benzena, stirena, etunil benzena, benzena etunil-metil, toluena,
xilena, ace naftalena, bifenil, dan fluoren. Pembakaran gas ikutan (associated gas) menghasilkan
karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO) dan berbagai polutan udara, seperti VOC
(termasuk karsinogen dan racun udara), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), logam berat
beracun dan jelaga karbon hitam. Dari studi emisi gas non-CO2 dari operasi hulu migas di Nigeria,
Obioh (1994) menunjukkan bahwa emisi gas CO dan NOx dari sistem flare urutannya lebih tinggi
dari sumber lain dalam industri perminyakan. Selanjutnya, efek dari emisi gas yang dihasilkan dari
flare gas pada vegetasi di Nigeria dan hujan asam. Bahkan beberapa peneliti telah meninjau efek
ekstraksi minyak dan tingkat degradasi lingkungan di Nigeria

Metode Penelitian:
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Adapun subjek
penelitian adalah perusahaan minyak di Delta Nigeria. Sedangkan teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah studi dokumen.

Hasil Penelitian:
Penelitian yang dilakukan di Delta Nigeria menunjukkan bahwa pembakaran dan
pembuangan gas ikutan pada minyak bumi menimbulkan berbagai masalah yang merugikan.
Pertama dampak terhadap atmosfer seperti pembakaran tidak sempurna menghasilkan berbagai
senyawa organik volatil (VOC) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH). Selain VOC dan PAH,
udara juga terkontaminasi oleh berbagai gas seperti gas SO2, NOx, CO, dan lainnya. Zat-zat
tersebut jika terjadi hujan akan membentuk hujan asam. Hujan asam tersebut akan berdampak pada
matinya tanaman dan tanah menjadi kurang subur bahkan tandus. Selain itu, senyawa VOC, PAH
gas SO2, NOx, CO, dan lainnya juga dapat mengakibatkan perubahan iklim pada skala kecil di
daerah Delta Niger. Senyawa VOC, PAH, gas SO2, NOx, CO, dan lainnya juga dapat
mengakibatkan pemanasan global. Kualitas udara yang jelek dan kuantitasnya yang banyak sangat
dimungkinkan zat-zat tersebut terhirup oleh manusia sehingga dapat menyebabkan berbagai
macam penyakit pernafasan. Selain penyakit pernafasan, zat-zat kontaminan yang mencemari air
dan tanah dapat menyebabkan warga di sekitar Delta Niger menderita penyakit kulit, sakit perut,
diare dan lain sebagainya. Selain masalah sosial ,pembakaran dan pembuangan gas juga dapat
mengakibatkan kerugian ekonomi. Gas ikutan pada dasarnya memiliki berat jenis yang berbeda
dengan minyak bumi. Sifat ini seharusnya dapat dimanfaatkan kembali dalam upaya enhanced oil
recovery (EOR), sehingga perusahaan tidak harus membeli larutan untuk membuat minyak bumi
olahannya menjadi manis. Secara tidak langsung, keuangan perusahaan dapat terdongkrak.
Semua masalah yang timbul bukanlah tanpa pengendalian dari pemerintah Nigeria. Nigeria
sudah menerapkan aturan-aturan atau undang-undang untuk mengurus pembakaran dan
pembuangan gas ikutan (associated gas) agar tidak menimbulkan masalah yang semakin rumit.
Namun, pelaksanaan dan pengendalian yang dilakukan oleh pemerintah Nigeria ternyata belum
optimal dan efisien.
Untuk menanggulangi masalah ini, pemerintah Nigeria sebaiknya mulai melaksakan aturan-
aturan yang sudah dibuat dengan tegas dan efisien. Selain itu, pemerintah Nigeria juga sebaiknya
mengadopsi teknik dan cara terbaru dan modern dalam menangani masalah pembakaran dan
pembuangan gas ikutan (associated gas) sebagaimana telah diterapkan negara-negara Eropa dan
Amerika Serikat. Selain itu, operasi pembakaran dan pembuangan gas ikutan (associated gas)
sebaiknya diminimalisasi bahkan ditiadakan dan dialihkan dengan reinjection associated gas
tersebut kedalam tanah untuk proses enhanced oil recovery (EOR) dan/atau associated gas tersebut
dicairkan menjadi bahan bakar sejenis LPG dan LNG.

Relasi Konten Jurnal dengan Materi Pembelajaran:


Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari perpindahan kalor karena adanya
perunahan suhu. Gas flaring dan venting merupakan pembakaran dan pembuangan gas-gas yang
sudah tidak terpakai dalam industri perminyakan. Namun diketahui bahwa gas-gas tersebut malah
menghasilkan produk gas lainnya yang bersifat toksik dan penopang efek rumah kaca. Pembakaran
merupakan salah satu contoh reaksi eksoterm yang dipelajari dalam mata kuliah kimia dasar bab
termokimia. Penting bagi seorang insinyur perminyakan untuk memahami dan menguasai materi
tentang termokimia, agar dapat dilakukan pengembangan ilmu termokimia tersebut. Alhasil dari
pengembangan tersebut, akan diperolah suatu metode eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi dan
gas alam yang beraspek sosial dan lingkungan.

Kesimpulan:
Pembakaran dan pembuangan gas ikutan (associated gas) pada minyak bumi di Delta Nigeria
sebaiknya dilaksanakan dengan lebih tegas dan efisien oleh pemerintah Nigeria. Juga, pemerintah
Nigeria sebaiknya mengadopsi teknologi terbaru dalam menangani masalah pembakaran dan
pembuangan gas ikutan (associated gas). Selain itu, sebaiknya operasi pembakaran dan
pembuangan gas ikutan (associated gas) diminimaliasi dan dialikan dengan reinjection ke dalam
tanah dan pencairan associated gas menjadi bahan bakar sejenis LPG dan LNG.

Daftar Acuan:
Ite, Aniefiok E. dan Udo J. Ibok. 2013. Gas Flaring and Venting Associated with Petroleum
Exploration and Production in the Nigerias Niger Delta Vol. 1 No. 4: Hal. 70-77.

Anda mungkin juga menyukai