Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM

PETROLOGI
Materi : Batuan Beku Ultramafik dan mafik

Oleh :
Daffa Ikhsani Ernest
N.P.M
055119037

LABORATORIUM TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PAKUAN
November - 2020
LEMBAR PENGESAHAN HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM
PETROLOGI
Materi : Batuan Beku Ultramafik dan Mafik

Oleh :
Daffa Ikhsani Ernest
N.P.M
055119037

Bahwa yang bersangkutan benar telah melakukan kegiatan praktikum Petrologi pada
hari / tanggal
Senin / 28 November 2020

Bogor, 30 November 2020


Asisten ybs

Ryana Caesaria

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM......................................2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1. Latar Belakang...........................................................................................................................4
2. Maksud dan Tujuan...................................................................................................................6
BAB II.......................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.......................................................................................................................7
1. Metoda Praktikum.....................................................................................................................7
2. Hasil pengamatan dan Penamaan Batuan.................................................................................7
3. Lingkungan Pengendapan Dan Formasi.....................................................................................8
BAB III......................................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................................9
Kesimpulan........................................................................................................................................9
PUSTAKA...............................................................................................................................10
LAMPIRAN............................................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Petrologi adalah ilmu yang membahas mengenai batuan sebagai penyusun kerak bumi
Rocks (batuan) mengandung arti bahan atau material yang tersusun oleh satu atau lebih
mineral. Terbentuk secara alamiah, mempunyai susunan kimiawi tertentu dari masing-
masing jenis mineralnya dan terbentuk oleh proses-proses tertentu.Secara umum memiliki
arti sejarah pembentukkannya (genesa).Jenis jenis batuan pun ada banyak dan dapat
dimanfaatkan dengan cara berbeda. Berdasarkan penelitian, beragam bentuk batuan
terbentuk melalui proses selama jutaan tahun. Jenis batuan menurut cara terbentuknya
terbagi tiga yaitu batuan sedimen, batuan metamorf dan batuan beku.
Batuan beku merupakan batuan yang berasal dari hasil proses pembekuan magma.
Igneous berasal dari kata ignis yang berarti api atau pijar, karena magma merupakan
material silikat yang panas dan pijar yang terdapat di dalam bumi. Magma merupakan
material silikat yang sangat panas yang terdapat di dalam bumi dengan temperatur
berkisar antara 600°C samapai 1500°C. Terdiri dari unsur O, Si, Al, Fe, Ca, Mg, Na, K
dan juga mengandung senyawa H2O, CO2, serta beberapa komponen gas H2S, HCl, CH4
dan CO.
Secara umum, ada tiga jenis pembekuan magma hingga terbentuk manjadi batuan:
 Intrusif
Batuan beku intrusif terbentuk di dalam permukaan bumi. Batuan ini terbentuk
akibat pendinginan magma kerak bumi, sehingga bentuk dan teksturnya kasar.
 Ektrusif
Batuan beku ekstrusif terbentuk disebabkan pencarian magma dalam mantel
atau kerak bumi. Proses ini biasanya terjadi di atas permukaan kerak bumi.
Karena proses pembekuannya terjadi di atas kerak bumi, maka batuan ini pun
lebih cepat terbentuk
 Hipabisal
Batuan beku ini terbentuk akibat proses naik turun magma dalam kerak bumi.
Contoh batuan ini, di antaranya adalah diabas, kuarsa-dolerit, mikro-granit, dan
diorit.

4
5
Ada banyak jenis batuan beku. Penamaan batuan beku tergantung komposisi mineral
di dalamnya. Mineral mineral tersebut sangatlah banyak. Ada beberapa mineral yang
wajib diketahui khususnya yang biasa ada di deret reaksi series bowen

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa batuan beku juga selain cara
pembentukannya, terbagi lagi juga menurut komposisi mineral didalamnya., yaitu:
Ultramafik, Mafik, Intermediete, dan Asam Misal batuan beku yang memiliki
kandungan olivine dan piroksen termasuk kedalam batuan beku ultramafic. Hal ini
terjadi karena magma semakin semakin mendekati permukaan suhu magma akan
semakin turun, tekanan akan semakin rendah serta silika didalam magma akan terus
bertambah. Maka semakin dekat ke permukaan batuan yang terbentuk akan semakin
stabil atau kokoh karena memiliki kandungan silika yang lebih banyak dan batuan
stabil itu termasuk kedalam batuan asam.

Setelah mengetahui komposisi mineral batuan beku maka selanjutnya dapat


mengetahui bagaimana cara penamaan batuan tersebut. Pada dasarnya penamaan
batuan beku secara megaskopis didasari oleh komposisi mineral dan tekstur batuan
tersebut termasuk kedalam afanitik atau fanerik. Perhatikan table dibawah ini

6
Table diatas menjelaskan tentang berbagai macam batuan dan komposisi mineral didalamnya.
Dari data diatas juga dapat diketahui bahwa mineral ultamafik seperti olivine akan bertemu
mineral asam seperti kuarsa. Hal itu terjadi karena perbedaan panas magma saat megkristal.

2. Maksud dan Tujuan


 Untuk mengetahui proses pembentukan batuan beku
 Dapat mengidentifikasi batuan beku
 Dapat mendeskrisikan ulang batuan beku
 Dapat mengetahui mineral yang terdapat di dalam batuan beku

7
BAB II

PEMBAHASAN
1. Metoda Praktikum
1.1 Alat dan bahan
- Loup
- Alat Tulis Kerja
- Pensil Warna
- Komparator batuan beku
- Sample batuan 1
- Sample batuan 2
1.2 Cara Kerja

Pada praktikum Petrologi materi batuan beku,dilakukan pendeskripsian dengan


pemerian megaskopis,alat yang dibutuhkan untuk mendukung pendeskripsian ini adalah
loup geologi dan komparator fungsinya untuk mengetahui mineral apa yang terkandung
di dalam batuan tersebut
Hal yang pertama kali diperhatikan untuk pemerian adalah warna yang dominan
di batuan tersebut. Lalu derajat kristalin yang artinya adalah derajat kristalisasi dari suatu
massa batuan beku. HSesudah itu menentukan batuan tersebut termasuk kedalam afanitik
atau fanerik, serta kemas pada batuan tersebut inegranular atau ekuigranular setelah
semua didapatkan selanjutnya masuk ke yang terakhir adalah tekstur lainnya, komposisi
mineral dan menentukan nama batuan sesuai komposisi mineralnya.
2. Hasil pengamatan dan Penamaan Batuan
2.1 Sample 1
Pada sample pertama warna batuan cendurung abu abu akan tetapi jika di lihat
menggunakan loup dan dibantu oleh cahaya maka warnanya sedikit berubah ke hijauan.
Meliliki derajat kristalin holokristalin karena batuan tersebut 100%, berbutir halus atau
afanitik, lalu memiliki kemas inegranular glamero karena fenokrisnya mineralnya berbeda
beda. Bertekstur porfiritik karena masa dasar kristal. Lalu kebanyakan kristal dibatuan
tersebut berbentuk subhedral. Komposisi mineral batuan tersebut antara lain: Olivin 70 %
dan Pyroxen 30 %.

8
Dari komposisi mineral pada batuan tersebut dapat diketahui bahwasannya batuan
tersebut termasuk kedalam batuan ultramafic. Maka karena memiliki komposisi mineral
ultrabasa dan bertekstur afanitik maka batuan tersebut bernama Komatite.
2.2 Sample 2
Pada sample 2 cendurung berwarna abu abu akan tetapi ada sedikit kecoklatan karena
sudah terjadi proses pelapukan pada batuan tersebut. Memiliki derajat kristalin
hypokristalin karena terdapat sedikit gelas di dalamnya. Karena memiliki masa dasr lebih
banyak maka besar butir batuan tersebut adalah afanitik atau berbutir halus. Batuan
tersebut memiliki kemas equigranular karena memiliki ukuran butir yang sama.
Kristalnya berbentuk anhedral karena kristal yang terbentuk dominan sekali tidak teratur.
Memilik tekstur lainnya porfiritik. Komposisi kimia yang dimiliki adalah Piroksen 50%,
Hornblane 15%, Plagioklas basa 10%, Olivin 10% serta gelas 15%.
Dari komposisi mineral batuan tersebut maka dapat diketuhui bahwa batuan tersebut
termasuk kedalam batuan beku basa. Maka karena memiliki komposisi mineral basa serta
bertektur afanitik maka batuan tersebut bernama Basalt.
3. Lingkungan Pengendapan Dan Formasi
3.1 Sample 1
Batuan ini terbentuk di bawah permukaan bumi yang cukup dalam karena terdapat
mineral olivine dan piroksen sebagai mineral ultrabasa didalamnya. Proses pendinginan
batuan ini tidak stabil karena dilihat dari mineralnya tidak membentuk kristal yang
sempurna melainkan lebih ke arah mineral yang seakan menempel dalam arti lain masa
dasarnya lebih besar dari fenokrisnya. Karena terbentuk dibawah permukaan bumi maka
batuan ini termasuk kedalam batuan intrusive.

3.2 Sample 2
Batuan ini terbentuk dibawah permukaan bumi yang dalam. Hal ini dapat diketahui
karena adanya mineral basa seperti Olivine, Piroksen, Hornblane dan plagioklas basa.
Proses pendinginan batuan ini tebilang cepat ditandai adanya hablur atau gelas serta
bentuk kristal mineral yang tidak beraturan atau anhedral. Karena pada saat di

9
deskripsikan sample 2 sudah mengalami pelapukan maka perubahan warna terjadi yang
tadinya berwarna abu kehitaman mulai berubah menjadi coklat. Akan tetapi, karena pada
dasarnya batuan ini adalah batuan beku basa dan terbentuk dibawah permukaan maka
termasuk kedalam batuan instrusif.

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimmpulakn bahwa pembentukan batuan beku mempunyai
proses proses terentu seperti intrusive dan ekstrusif. Serta batuan beku juga terbagi
menjadi batuan beku Ultramafik, Madik, Intermediete dan asam. Karena komposisi
mineral serta tektur batuan tersebut maka batuan tersebut baru bisa diberi nama. Karena
disetiap sampe batuan ternyata banyak mineral yang berbeda dan ada juga kemungkinan
mineral atau material lain yang seharunya tidak berada disitu maka kita dapat
melogikakan bagaimana terbentuknya si batuan tersebut dan bagaimana mineral atau
material tersbut berada di batuan tersebut.

10
PUSTAKA

 Power Point Batuan Beku Ultramafik dan mafik – Pertemuan 1 Praktikum Petrologi
Oleh Asisten Petrologi
 Geologi, Laoratorium Teknik. Modul Praktikum Petrologi. Bandung: Institut Teknologi
Bandung, 2016.

 Batuan beku- Wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_beku

11
LAMPIRAN

12

Anda mungkin juga menyukai