Anda di halaman 1dari 3

Rangkuman materi : Etika Bermedia Sosial

Etika itu adalah sesuatu yang sudah muncul dengan sendirinya dalam kehidupan kita
bermasyarakat. Etika itu diperlukan supaya kita bisa menghargai orang lain kemerdekaan dan
kebebasan orang lain makanya dalam sosial media di mana kita semua sekarang sudah bermain
sosial media perlu juga ada etika untuk menjaga keramahan kedamaian yang ada di sosial media.
Etika yang perlu kita miliki ketika kita bermain sosial media diantaranya
1. sebelum kita membagikan sesuatu adalah kita harus memilih melakukan sebuah
penelitian membaca ulang jangan sampai yang kita posting itu ada data pribadi kita
apalagi kalau ada data pribadi orang lain. jadi kita harus berhati-hati terhadap apa yang
kita posting terutama apa yang terkandung didalamnya jika itu ada data pribadi atau
sesuatu yang seharusnya dirahasiakan
2. pengguna sosial media harus memiliki sikap kritis dan juga harus mau berpikir sebelum
sharing kontennya kita hidup di mana di era banyak sekali berkembang berita-berita
hoax. Makanya kalau kita tidak ingin menjadi penyebar kita harus kritis terhadap
informasi yang kita terima Harus melihat sumbernya harus memperhatikan bahasanya
Apakah ini valid atau tidak.
3. Menghargai karya orang lain. buat para pelaku sosial media yang suka sekali mengambil
quotes, musik, teori atau film, Kita harus menulis sumbernya sebagai bentuk menghargai
terhadap karya tersebut.
4. kita harus memperhatikan gaya Bahasa yang kita gunakan. orang sudah sulit mengerti
sebuah kalimat yang ditulis apa adanya, kadang-kadang bisa salah juga mengerti nya apa
lagi kalau kalimat tersebut disertai dengan jangan kebencian.
5. kalau kita membuat akun sosial media harus dengan sebuah kejelasan. penting sekali
untuk menjelaskan keberadaan kita paling tidak dengan gambar Kenapa demikian karena
sekarang banyak sekali akun akun palsu
Rangkuman materi: Pencegahan dan penanggulangan intoleransi, radikalisme, dan Terorisme

Menurut Global indeks terorisme mengeluarkan hasil survei yang menjelaskan bahwa Indonesia
berada pada peringkat ke 37. naik peringkat dari tahun sebelumnya artinya menunjukkan bahwa
dampak buruk terorisme ke negara kita tidak memberikan arti atau dampak yang
mengkhawatirkan bagi masyarakat kategori medium tentunya dengan peringkat tersebut dapat
dimaknai dari posisi Indonesia pada tingkat regional di Asia Tenggara Indonesia masih lebih
aman dibandingkan dengan Filipina Thailand dan Myanmar.
Hal ini sejalan dengan survei yang dilaksanakan oleh BNPT juga yang bekerjasama dengan
alvara research dan Nazaruddin Umar foundation yang menyatakan bahwa tren potensi
radikalisme di Indonesia menurun dari tahun 2017 sebesar 55,2%, jadi masuk dalam kategori
sedang . dan tahun 2019 sebesar 38,4% kategorinya rendah , dan menjadi 14% di tahun 2020 ,
jadi kategori sangat rendah dengan demikian disimpulkan bahwa saat ini tren potensi radikalisme
cenderung Mengalami penurunan. Namun secara global kita harus selalu waspada karena banyak
penyebaran paham radikal terorisme yang dilakukan melalui online. hal ini juga diseruh kan oleh
perserikatan bangsa-bangsa dengan mengeluarkan resolusi pada tanggal 1 Juli 2020 dalam
rangka menjaga perdamaian dan keamanan internasional di masa pandemi. isi seruan nya adalah
meminta agar dilakukan dengan segera gencatan senjata di daerah konflik di berbagai belahan
dunia namun permintaan gencatan senjata tersebut tidak berlaku bagi operasi terhadap jaringan
teroris internasional antara lain Isis, al-qaeda dan Taliban.
Kebijakan dan strategi yang digunakan untuk menanggulangi kejahatan terorisme
Kebijakan : Menanggulangi kejahatan terorisme secara komprehensif dengan menghormati
martabat manusia.
Startegi:
1. Membangun daya cegah dan tangkal masyarakat serta kepedulian dalam mempersempit
pelaku terorisme dan penyebaran paham radikalisme.
2. menyelenggarakan literasi dan edukasi dunia maya, diseminasi, narasi dalam upaya
kontra radikalisme
3. sinergitas dengan unsur pemerintah, KL, Tokoh agama, Tokoh masyarakat, tokoh
pemuda, mahasiswa atau tokoh adat dalam penguatan nilai-nilai kebangsaan
4. penegakan hukum secara tegas, objektif ,dan terukur
5. deradikalisasi re edukasi terhadap para napiter dan mantan napiter
Rangkuman Materi: Bela Negara

Tiga hal mendasar untuk pentingnya bela negara, yang pertama apa yang kita bela? kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Yang kedua, Mengapa harus dibela? Karena
dalam mengisi kemerdekaan banyak sekali ancaman-ancaman yang akan kita hadapi. Yang
ketiga, Siapa yang membela? kita sebagai warga negara memiliki kewajiban untuk membela
negara kita termasuk seluruh masyarakat Indonesia.
Negara Indonesia terdiri dari 17395 pulau, 274,9 juta penduduk, serta memiliki suku bangsa
1340, dan terdiri dari 655 bahasa daerah. Sesuai undang-undang nomor 23 tahun 2019 bela
negara adalah tekad Sikap perilaku serta tindakan warga negara baik secara perorangan maupun
kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan kepada Pancasila undang-undang Dasar 45 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan negara dari ancaman. Bela negara bukan wajib militer tetapi bela negara merupakan
hak dan kewajiban setiap warga negara
Beberapa jenis ancaman terhadap pertahanan negara, yang pertama adalah ancaman militer, yang
kedua adalah ancaman nonmiliter, yang ketiga adalah ancaman hibrida. Adapun ancaman aktual
yang kita hadapi saat ini adalah seperti pelanggaran wilayah perbatasan, separatis, perompakan,
radikalisme ancaman cyber, terorisme dan macam-macam bentuk ancaman tersebut. Salah satu
bentuk ancaman yaitu perang modern salah satu contoh yaitu dengan proxy War di mana negara
yang berkuasa negara yang kuat memperdaya negara-negara yang lemah dengan cara
mempengaruhi seseorang agar mereka melakukan keinginan sesuai dengan kehendak lawan,
menanamkan doktrin, mengubah strategi, mengubah ideologi, mengubah paradigma, adu domba,
adanya intoleransi dan terror.
beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang bela negara diawali dengan
undang-undang Dasar 1945 pasal 27 dan pasal 30 , undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang
hak asasi manusia , undang-undang nomor 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara, dan undang-
undang nomor 23 tahun 2019 tentang pengelolaan sumber daya nasional untuk pertahanan bela
negara.

Anda mungkin juga menyukai