Anda di halaman 1dari 13

MODUL 4

TEBAL DAN KEDALAMAN

Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui tebal suatu pola singkapan meyenluruh atau secara detail dengan
menghitung secara langsung ataupun dengan metode perhitungan tebal suatu singkapan.

Deskripsi
Pada praktikum ini kita akan membahas proses perhitungan tebal pada praktikum Tebal,
penentuan tebal dan kedalaman dala geologi struktur pada dasarnya merupakan aplikasi dari
metode grafis dan goneometris.

Landasan Teori
Tebal merupakan jarak tegak lurus antara dua bidang yang sejajar, merupakan batas
lapisan batuan.

Gambar Tebal dan Kedalaman

Secara garis besar, masalah masalah penentuan ketebalan dapat dibedakan atau dibagi
berdasarkan cara perhitunganya menjadi :
 Perhitungan berdasarkan pengukuran langsung
 Perhitungan berdasarkan pengukuran tidak langsung

Perhitungan Tebal Secara Langsung


Perhitungan tebal secara langsung ini dapat dapat dilakukan dilapangan dengan syarat syarat
kemiringan lereng tegak lurus dengan kemiringn lapisan seperti :
 Medan datar/tak berrellef lapisan relative tegak
 Medan vertical dengan lapisan relative horizontal.

Perhitungan secara tidak langsung


Perhitungan secara tidak langsung ini dapat dilakukan dengan bermacam macam cara
tergantung pada keadaan topografi dan kedudukan lapisan batuan. Salah satu metode yang sering
di gunakan atau di terapkan dilapangan adalah metode ‘’MS’’ (measuring section)’’ .
Unsur unsur yang dijumpai dilapangan yang dipakai sebagai data perhitungan geometri
adalah.
- Lingkaran singkapan (s)

- Kedudukan kemiringan lapisan batuan (xº)

- Besar sudut lintasan terhadap arah jurus lapisan (0º)


- Besar sudut kemiringan lereng/slope (xº)

Data data yang diperoleh ini dimasukan kedalam rumus rumus geometri. Yang sesuai dengan
kondisi medannya apakah datar ataukah miring dan arah pengukuran lintasan apakah tegak lurus
jurus lapisan atau tidak.

Adapun Rumus-Rumus Dan Simbol Geometris Yang Digunakan Dalam Perhitungan


Ketebelan Adalah Sebagai Berikut.
P = panjang rentang ukur
Y = kemiringan perlapisan
B = kemiringan lereng
D = arah kemiringan perlapisan
S = arah kemiringan lereng
(a) = besar sudut lintasn terhadap arah strike
Rumus untuk lintasan tegak lurus jurus
Bila lereng horizontal maka berlaku rumus :
t = p sin Y………………………………….( Rumus 1 )

Dalam hal kemiringan lapisan 90º maka digunakan rumus :


t = p …………………………………………. ( Rumus 2 )

Bila lereng miring, dimana kemiringan lereng berlawanan arah dengan kemiringan
lapisan, maka digunakan
Dip lebih kecil dari slope.
t = p sin ( y +B ) …………………………… ( Rumus 3 )
Dip lebih besar dari slope

t = p cos (900 – ( Y + B ))

t = p cos (900-Y – B )

Dalam hal kemiringan lapisan 0ºmaka :


t = p sin B ………………………………… ( Rumus 4 )

Bila jumlah kemiringan lapisan dan kemiringan lereng = 900, maka diperoleh t = p ( lihat
rumus 2 )

Tetapi bila kemiringanlapisan 90º maka :


t = p cos B ………………………………….. ( Rumus 5 )
sementara itu bila kemiringan lapisan lereng searah dengan kemiringan perlapisan , maka :
untuk beta lebih besar dari gamma .
t = p sin ( B – Y ) …………………………… ( Rumus 6 )
untuk beta lebih kecil dari gamma.
t = p sin ( Y – B ) ……………………………. ( Rumus 7 )
Metode
1. Metode Jacob Staff
Metode Jacob Staff adalah metode yang digunakan untuk megukur ketebalan suatu
lapisan batuan yang menggunakan alat yang bernama tongkat jacob yaitu tongkat yang
panjangnya 150 cm, diberi tanda atau grid yang panjangnya 10cm berwarna hitam putih atau
merah putih untuk memudahkan perhitungan tebal lapisan tersebut dan pada ujung tongkat
terdapat busur derajat untuk menyesuaikan kemiringan lapisan batuan. Metode ini lebih
praktis dan cepat dalam pengolahan datanya dikarenakan langsung dapat mengetahui
tebal sebenarnya. Tetapi tidah semua bidang perlapisan bisa diukur dengan metode ini, karena
diperlukan singkapan yang ideal. Cara penggunaan metode ini adalah : Mengukur dip
bidang perlapiasn tersebut setelah itu tempelkan ujung bawah tongkat Jacob Staff ini
pada lapisan yang paling bawah, kemudian dimiringkan sesuai dengan dip lapisan
tersebut.

2. Metode Bentang Tali


Metode rentang tali adalah metode yang lakukan untuk mengukur ketebalan sebenarnya
suatu bidang perlapisan dengan cara merentangkan tali yang sudah di beri tanda atau grid
setiap 10 cm atau 1 meter, kemudian direntangkan pada singkapan batuan dan sebelumnya
diukur dip dan slope bidang singkapan tersebut. Selanjutnya dalam pengolahan data
lapangan menggunakan metode matematis dengan rumus. Metode ini lebih akurat
dibandingkan dengan Metode Jacob Staff.

Pada daerah datarPengukuran pada daerah datar, apabila jarak terukur adalah jarak tegak lurus
jurus, ketebalan langsung di dapat dengan menggunakan rumus : T = d sin ∂ (dimana d adalah
jarak terukur di lapangan dan ∂ adalah sudut kemiringan lapisan). Apabila pengukuran tidak tegak
lurus jurus, maka jarak terukur harus dikoreksi seperti pada cara diatas.

Pada daerah berlereng


Terdapat beberapa kemungkinan posisi lapisan terhadap lereng seperti diperlihatkan pada
gambar 2 dan gambar 3. (Catatan: sudut lereng (s) dan kemiringan lapisan (∂) adalah pada
keadaan yang tegak lurus dengan jurus atau disebut “true dip” dan “true slope” ).

• Kemiringan lapisan searah dengan lereng.


Bila kemiringan lapisan (∂ ) lebih besar daripada sudut lereng (s) dan arah lintasan tegak lurus jurus,
maka perhitungan ketebalan adalah : T = d sin (∂ - s )

Bila kemiringan lapisan lebih kecil daripada sudut lereng dan arah lintasan tegak lurus jurus, maka
perhitungan ketebalan adalah : T = d sin (s - ∂ )

Kemiringan lapisan berlawanan arah dengan lereng


Bila kemiringan lapisan membentuk sudut lancip terhadap lereng dan arah lintasan tegak lurus
jurus maka : T = d sin ( ∂ + s )
Apabila jumlah sudut lereng dan sudut kemiringan lapisan adalah 900 (lereng berpotongan tegak
lurus dengan lapisan) dan arah lintasan tegak lurus jurus maka: T = d

Bila kemiringan lapisan membentuk sudut tumpul terhadap lereng dan arah lintasan tegak lurus
jurus, maka : T = d sin (1800 - ∂ - s)

Kemiringan lapisan mendatar


Bila lapisannya relatif mendatar,dengan kemiringan lereng yang sudah diketahui dan di ukur. Maka
dapat menggunakan rumus : T = d sin (s)
Lapisan batuan tegak
Bila lapisannya relatif tegak,dengan kemiringan lereng yang sudah diketahui dan di ukur. Maka
dapat menggunakan rumus : T = d sin (90o - s)

6.1 Alat dan bahan


Alat & Bahan yang digunakan :
 Hvs
 Alat tulis
 Penggaris
 Jangka

 Busur 360o
Prosedur Pelaksanaan

Penampang atas

Penampang samping
Perhitungan :
 Diket : ; AB = 125 m

 BD ( ketebalan ) ; BC sin 35o { penampang vertikal }

 BC ( dip direction ) ; AB cos 15o { penampang horisontal }

 Jadi BD ( ketebalan ) ; 125 cos 15o sin 35o


; 69.2540 meter

Tebal batugamping 8 sin (50 +12)


Tebal batupasir 4 sin (50 + 15)
Tebal breksi 6 sin (50 – 13)

Tebal batupasir2 10 sin (50 + 17)


Tebal mudstone 5 sin (50)
Total tebal = tebal btgamping + btpasir + breksi + btpsir + mudstone
3. Cek arah bukan barat tapi utara, lebar lapisan batuan bukan 5 tapi 10 m. Tebal = 10 sin 30
Kedalaman = d = 30
Panjang lintasan yang dilalui adalah 30 m ke utara
(karena segitiga sama kaki maka lintasan yang dilalui adalah sama dengan kedalaman)

4.
AD = L cos b
BD = AD sin d
= L cos b sin d
CD = L sin b
Ketebalan = EF = DF – DE g = 90 – a
= BD cos g – DC cos ( 90 – g )
= BD cos ( 90 – a ) – DC cos ( 90 – ( 90 – a ) )
= L cos b sin d cos( 90 – a ) – L sin b cos a
a = alfa, b = beta, g = gamma

Pembahasan
Tebal

Form
KEDALAMAN

Tujuan Praktikum
Dengan cara perhitungan matematis, yang perlu diperhatikan adalah kemiringan lereng,
kemiringan lapisan dan jarak jurus dari singkapan ke titik tertentu.

Deskripsi
Kedalaman adalah jarak vertical dari ketinggian tertentu ( permukaan air laut ) kearah
bawah terhadap suatu titik, garis atau bidang.

Gambar 6.3

Gambar diagram blok menunjukan kedalaman dari sebuah permukaan horizontal.


Secara garis besar, masalah - masalah penentuan kedalaman dapat dibedakan /dibagi berdasarkan
cara perhitungannya menjadi :
 Perhitungan berdasarkan pengukuran tegak lurus jurus lapisan.
 Perhitungan berdasarkan pengukuran tidak tegak lurus jurus lapisan.

Pengukuran Kedalaman Pada Arah Lintasan Tegak Lurus Jurus Lapisan.

1. Medan datar /topgrafi tidak berelif ( gambar 4.4 ) D = 1 tg ao


Keterangan :
D = kedalaman
L = panjang lintasan pengukuran 2 . medan topografi dengan slope
a. Dip searah dengan slope ( gambar 4.15 )

D = I ( cos B0. Tg a0 – sin Bo)

b. Dip berlawanan dengan slope (gambar 4.16) D = I ( cos Bo. tg a, + sin Bo )


Pengukuran Kedalaman Pada Arah Tidak Tegak Lurus Jurus Lapisan.
a. dip searah dengan slope ( gambar 4.2.2 ) d = 1 ( tg a0 . cos B0 . sin oo. sin - B0 )

b.. dip berlawanan dengan slope ( gambar 4.2.3 ) d = 1 ( tg a0 . cos B0 . sin oo. sin - B0 )

Gambar penghitungan kedalaman

Misalnya jarak lokasi pengukuran ke batas lapisan adalah 600 ft dan kemiringan lapisan 20o dan

kemiringan lapisan 20o, maka kedalamanya : harga 600 di plot pada skala “ distance “ dan 20o di
plot pada skala “ dip ”, kemudian keduanya dihubungkan dengan garis dan akan memotong pada
skala “ depth of bed “ di angka 220 , maka kedalamanya adalah ft.
Gambar proyeksi tebal dan kedalaman.

Alat Dan Bahan


Alat & Bahan yang digunakan :
- Hvs
- Alat tulis
- Penggaris
- Jangka

- Busur 360o

Prosedur pelaksanaan

Misalnya jarak lokasi pengukuran ke batas lapisan adalah 600 ft dan kemiringan lapisan 20o

dan kemiringan lapisan 20o, maka kedalamanya : harga 600 di plot pada skala “ distance “

dan 20o di plot pada skala “ dip ”, kemudian keduanya dihubungkan dengan garis dan akan
memotong pada skala “ depth of bed “ di angka 220 , maka kedalamanya adalah ft.
Pembahasan
- Kedalaman
Form

Anda mungkin juga menyukai