Tebal
Tebal merupakan jarak tegak lurus antara dua bidang yang sejajar, yang
merupakan batas lapisan batuan.
Gambar . 1
Salah satu metode yang sering diterapkan di lapangan adalah metode HS (Heasuring
Section).
Unsur-unsur yang sering dijumpai di lapangan dipakai sebagai data perhitungan geometri
:
Gambar.3
Data-data yang diperoleh ini dimasukkan ke dalam rumus geometri yang sesuai
dengan kondsi medannya apakah datar atau miring dan arah pengukuran lintasan apakah
tegak lurus jurus lapisan atau tidak.
β = Kemiringan Lereng
t = p ………………………………………………… Rumus II
Bila Lereng miring, dimana kemiringan lereng berlawanan dengan kemiringan lapisan,
maka digunakan rumus : ...............................................................................................
t = p sin (ɣ + β )
t = p cos ( 900 - (ɣ + β ))
= p cos ( 900 - ɣ - β )
Gambar 4.
rumus :
Bila Kemiringan lereng searah dengan kemiringan perlapisan dan Beta lebih
besar dari Gamma ( Gambar .5), maka digunakan rumus :
X
Gambar .5 Gambar .6
Bila Kemiringan Lereng searah dengan Kemiringan Perlapisan dan Beta lebih kecil
dari Gamma (Gambar .5), Maka digunakan Rumus :
Untuk Menentukan ketebalan suatu lapisan, maka perlu kita perhatikan lintasan
yang dilalui pada saat pengukuran adapun tujuan melakukan lintasan , adalah mengamati
sebanyak mungkin keadaan geologi dan hal-hal yang dibutuhkan , serta untuk melakukan
pengukuran struktur dan pengambilan contoh batuan . Hasilnya dapat digunakan untuk
membuat peta dan penampang geologi serta kolom startigrafi. Untuk menghasilkan
ketepatan yang akurat lintasan yang dilakukan harus terukur.
Hubungan Morfologi dan Keadaan lapisan batuan dialam yang perlu diperhatikan
dalam melakukan /menentukan lintasan terukur, adalah sebagai berikut :
Gambar .8.
Gambar .9.
Gambar .10.
Pada Kondisi seperti ini untuk mengetahui ketebalan lapisan cukup dilakukan pada lereng
AB.
Gambar .11.
L-T Dimulai dari Timur ke Barat maka agar tebal satuan B tidak terukur secara berulang
maka pada batas satuan batuan C dan B (Titik X) Lintasan digeser sejajar jurus ke arah
titik x’.
Untuk mengerjakan data pengukuran dengan beberapa alternatif rumus yang telah
dikemukakan di atas akan memungkinkan banyak kesalahan dalam perhitungan. Hasil-
hasil dari perhitungan dengan pemakaian rumus di atas apabila tidak tepat dalam
menginterpretasi keadaan di lapangan, maka akan menyebabkan penyimpangan yang
besar dari ketebalan sebenanrnya di lapangan.
Dibawah ini akan dikemukakan rumus dari perhitungan ketebalan secara umum, yaitu :
Dengan catatan bila kemungkinan kemiringan lereng dan kemiringan lapisan searah maka
salah satu dari Gamma harus Negative (Yang negative adalahangka yang kecil).
Ketetapan pencarian tebal sangat tergantung pada besar kecilnya diagram dan
kecermatan pemakai. Tetapi jika menghadapi data yang banyak maka
kelelahan/kejenuhan dapat mengurangi ketepatan pencarian tebal.
Pertama-tama amati arah kemiringan lapisan terhadap arah slope, berlawanan ataukah
searah. Jika searah, maka sudut yang dibentuk antara arah pengukuran dengan jurus
lapisan diplot pada skala “azimuth of travers” bagian bawah.
Untuk Gb 4.12 : misalkan arah dip searah dengan slope, sudut antara arah pengukuran
dengan jurus lapisan = 800 , besar dip = 300, besar slope = 150 dan lebar singkapan (jarak
pengukuran) = 100 ft.
Untuk Gb. .13 : misalkan lebar singkapan 500 ft diplot pada skala “width of outcrop”,
kemiringan lapisan 700, harga ini diplot pada skala “dip”, kemudian kedua angka tersebut
dihubungkan dan akan memotong pada skala “thickness” di angka 470, maka ketebalan
lapisan 470 ft.
Gambar .13
Kedalaman
Kedalaman : Jarak verikal dari ketinggian tertentu (permukaan air laut) ke arah bawah
terhadap suatu titik, garis atau bidang.
Gambar .14
d = l tg α0
Keterangan :
d = Kedalaman
l = Panjang lintasan pengukuran
d = l ( cos β0 . tg α0 – sin β0 )
Gambar .17
Gambar .18
Misalnya jarak lokasi pengukuran ke batas lapisan adalah 600 ft dan kemiringan lapisan
200, maka kedalamannya : harga 600 diplot pada skala “distance” dan 200 diplot pada
skala “dip”, kemudian keduanya dihubungkan dengan garis dan akan memotong pada
skala “depth of bed” di angka 220. Maka kedalamannya adalah 220 ft.
Gambar .19
Jika pengukurannya dilakukan tidak tegak lurus jurus lapisan, maka digunakan gambar
.20
Gambar .20