KELOMPOK 9:
1. Pengertian Pengubinan
2. Macam-macam Pengubinan
Terdapat 3 (tiga) macam pengubinan, yaitu:
a. Pengubinan Beraturan
Pengubinan beraturan (regular tessellation), adalah pengubinan dengan satu
macam ubin (poligon) beraturan yang semuanya kongruen. Ada tiga macam
pengubinan yang termasuk dalam kelompok ini, yang dinotasikan dengan:
b. Pengubinan Semi Beraturan
Pengubinan semi beraturan (semi regular tessellation), yaitu pengubinan
yang menggunakan dua atau lebih segi-n beraturan. Pada pengubunan
ini setiap titik sudutnya :
Bersekutu tiga atau lebih poligon beraturan
Ada dua atau lebih jenis poligon yang setiap jenisnya kongruen
Panjang sisi semua poligon sama
Urutan siklis jenis poligon yang bersekutu di setiap titik
persekutuan, sama
Segitiga beraturan (segitiga sama sisi). Karena jumlah ukuran sudut dalam
segitiga beraturan adalah 180, besar ukuran setiap sudutnya adalah 60º
Segiempat beraturan (persegi). Karena segiempat beraturan dapat dibangun
dari dua segitiga, maka jumlah ukuran sudut dalam segiempat itu adalah 2 x
180º = 360º. Dengan demikian, besar ukururan setiap sudutnya adalah 90º
Segilima beraturan. Gambar di atas adalah segilima beraturan yang dibagi
menjadi lima buah segitiga kongruen. Setiap segitiga itu mempunyai jumlah
ukuran sudut 180º, akibatnya, lima buah segitiga mempunyai jumlah ukuran
sudut 5 x 180º = 900º. Ukuran sudut ini menunjukkan gabungan antara
jumlah ukuran segilima beraturan dan besar sudut pusatnya (sudut yang ada
di tengah-tengah segilima). Karena ukuran sudut pusat itu adalah 360º,
jumlah ukuran segilima beraturan itu adalah 900º – 360º = 540º. Dengan
demikian, besar setiap sudut dalam segilima beraturan adalah 540º : 5 =
108º.
Segienam beraturan. Gambar di atas adalah segienam beraturan yang dibagi
menjadi enam buah segitiga kongruen. Setiap segitiga itu mempunyai
jumlah ukuran sudut 180º, akibatnya, enam buah segitiga mempunyai
jumlah ukuran sudut 6 x 180º = 1080º. Ukuran sudut ini menunjukkan
gabungan antara jumlah ukuran segienam beraturan dan besar sudut
pusatnya (sudut yang ada di tengah-tengah segienam). Karena ukuran sudut
pusat itu adalah 360, jumlah ukuran segienam beraturan itu adalah 1080º –
360º = 720º. Dengan demikian, besar setiap sudut dalam segienam beraturan
adalah 720º : 6º = 120º.
KELOMPOK 10: PENCERMINAN
A. Pengertian Pencerminan
-A -B -C
g
Lukis:
Penyelesaian
1. karenaA' =Mg (A) dan A∈g maka g merupakan sumbu dari A'A artinya A'
terletak pada garis I yang melalui A dan tegak lurus terhadap g sehingga
apabila {N} = I ⌒ g maka AN = NA' dan A dengan A' terletak pada sisi
yang berbeda oleh g.
2. Karena B'= Mg(B) dan B∈g maka B'=B.
3. Karena C'= Mg (C) dan C∉g maka g merupakan sumbu dari CC'. Akibatnya
C' terletak pada garis m yang melalui C dan tegak lurus g sehingga jika {M}
= m⌒g maka CM = MC' dan C dengan C' terletak pada sisi yang berbeda
oleh g.
B. Dalil-dalil Pencerminan
1. Pencerminan adalah suatu isometric
Bukti:
a) AB pada s
S
A = Aꞌ B = Bꞌ
Berdasarkan definisi:
Ms(A) = A' = A
Ms (B) =B' = B
= AB = A'B'
b) AB⊥s
Aꞌ
Bꞌ
Berdasarkan definisi:
Ms (A) = Aꞌ
Ms(B) = Bꞌ
∴AB = AꞌBꞌ
c) AB // s
A B
Aꞌ Bꞌ
Berdasarkan definisi:
Ms (A) = Aꞌ
Ms (B) = Bꞌ
∴AB = Aꞌ Bꞌ
A = Aꞌ
Bꞌ
Berdasarkan definisi:
Ms (A) = Aꞌ = A
Ms(B) = Bꞌ = B
Berdasarkan gambar
∆ ABC=AꞌBꞌC
Maka:
∴AB = Aꞌ Bꞌ
Bukti:
s
Aꞌ
Berdasarkan defenisi :
A'= Ms (A)
Ms . (Aꞌ) = A
∴Ms-1 = Ms
Ms-1= Ms.Ms
I = Ms2
C. Sifat-sifat Pencerminan
1. Jarak suatu titik terhadap cermin sama dengan jarak antara pencerminan
dengancermin.
2. Garis yang menghubungkan titik dengan pencerminannya selalu tegak
lurusdengan cermin.
3. Setiap garis dan pencerminannya selalu sama panjang.
4. Setiap bangun dan pencerminannya selalu kongruen.
D. Rumus Pencerminan
Rumus pencerminan dapat diperoleh sebagai berikut: Misalkan persamaan
sumbu s ialah
s :ax + by + c
P(x,y)
Pꞌ(xꞌyꞌ)
Bila P' =Ms (P) dan P(x, y);P(x' , y') dengan P di luar s, maka harus dipenuhi
PP' ⊥s , jadi yꞌ - y/xꞌ - x = b/a ....................(i)
Titik tengah PP' pada s, jadi a(x + xꞌ/2) + b(y + yꞌ/2) + c = 0 ........................(ii)
Persamaan (iii) dan (iv) dapat diubah sedikit sehingga terdapat rumus umum I
pencerminan:
xꞌ = x - 2a(ax + by + c)/a2 + b2
yꞌ = y - 2b(ax + by + c)/a2 + b2
s :x cos θ+ y sin θ - p = 0
θ x
Ganti c dengan p
Contoh Soal
1. Pada bidang kartesius, terdapat suatu titik yang terletak pada koordinat (8,-
4). Tentukan koordinat hasil pencerminannya jika titik tersebut dicerminkan
terhadap garis y=x.
Pembahasan:
A(x,y) ——> A'(y,x)
Dengan menggunakan rumus di atas, koordinat hasil pencerminan terhadap
garis y=x adalah:
A(8,-4) ——> A'(-4,8)
2. Titik Q(p, q) yang ditranslasikan oleh (–3, 3) menghasilkan titik Q’(4, –5).
Koordinat titik Q adalah
Jawab:
titik Q(p, q) ditranslasikan (-6, 3) menghasilkan bayangan Q' (3, -8) . Koordinat
titik Q adalah..?
p + (-6) = 3
p=6+3
p=9
q + 3 = -8
q = -8 -3
q = -11
Jadi, koordinat titik Q adalah (9, -11)
Ide dasar sistem ini dikembangkan pada tahun 1637 dalam dua tulisan
karya Descartes. Pada bagian kedua dari tulisannya DiscourseonMethod, ia
memperkenalkan ide baru untuk menggambarkan posisi titik atau obyek
pada sebuah permukaan, dengan menggunakan dua sumbQu yang bertegak
lurus antar satu dengan yang lain. Dalam tulisannya yang lain, La
Géométrie, ia memperdalam konsep-konsep yang telah dikembangkannya.
dan
ei(ϕ1+ϕ2)
=
r1eiϕ1 r1
r2eiϕ2 r2
penjumlahan dua bilangan kompleks sama seperti dengan penjumlahan vector
dari dua vector dan perkalian dengan bilangan komleks dapat di
visulisasikan sebagai rotasi dan pemanjangan secara bersamaan.
Perkaliandengan i adalahrotasi 90 derajat berlawanan dengan arah jarum jam
(ᴨ/2rad).Secara geometris, persamaan i2 = -1 adalah dua kali rotasi 90
derajat yang samadenganrotasi 180 derajat (ᴨ rad).