Anda di halaman 1dari 24

KELOMPOK 7: SIMETRI LIPAT

A. Pengertian Simetri Lipat


Simetri Lipat adalah jumlah lipatan yang dapat dibentuk oleh suatu
bidang datar menjadi 2 bagian yang sama besar. Simetri lipat dapat
dijelaskan secara informal, yaitu jika ada suatu garis pada sebuah bangun
sehingga garis tersebut menyebabkan setengah bagian bangun menutup
setengah bangun lainnya.
Simetri lipat dapat dijelaskan secara informal, yaitu jika ada suatu
garis pada sebuah bangun sehingga garis tersebut menyebabkan setengah
bagian bangun menutup setengah bagian bangun lainnya. Garis yang
membagi suatu bangun menjadi dua bagian yang kongruen tersebut
dinamakan garis simetri atau sumbu simetri. Tidak semua bangun datar
mempunyai simetri, beberapa bangun datar mempunyai simetri dan
beberapa bangun datar lainnya tidak mempunyai sumbu simetri. Gambar
berikut ini menunjukkan beberapa bangun dan sumbu simetrinya.
B. Macam-macam simetri lipat
Simetri Lipat Simetri lipat adalah jumlah lipatan yang membuat suatu
bangun datar menjadi dua bagian yang sama besar. a. Simeti lipat pada
Persegi atau Bujur Sangkar Persegi atau bujur sangkar mempunyai 4
simetri lipat :

Simetri Lipat Persegi - simetri lipat pertama, A bertemu dengan D dan


B bertemu dengan C :

- simetri lipat kedua, A bertemu dengan B dan C bertemu dengan D :

- simetri lipat ketiga, - A bertemu dengan C - BD adalah sumbu


simetri yang membagi bangunan menjadi dua bagian yang sama besar
- simetri lipat keempat, - B bertemu dengan D - AC adalah sumbu
simetri yang membagi bangunan menjadi dua bagian yang sama besar

b. Simetri lipat pada persegi panjang Persegi panjang mempunyai 2


simetri lipat

Simetri Lipat Persegi Panjang - simetri lipat pertama, A betemu


dengan D dan B bertemu dengan C
- simetri lipat kedua, A bertemu dengan B dan D bertemu dengan C

c. Simetri lipat pada segitiga sama kaki Segitiga sama kaki


mempunyai 1 simetri lipat, A bertemu dengan B, dimana C sebagai
sumbu simetri

Simetri Lipat Segitiga Sama Kaki


d. Simetri lipat pada segitiga sama sisi Segitiga sama sisi mempunyai
3 simetri lipat
Gambar Simetri Lipat Segitiga Sama Sisi - simetri lipat pertama, C
sebagai sumbu simetri maka A bertemu dengan B - simetri lipat
kedua, A sebagai sumbu simetri maka B bertemu dengan C - simetri
lipat ketiga, B sebagai sumbu simetri maka A bertemu dengan C

e. Simetri lipat pada Trapesium - Trapesium sama kaki

Simetri Lipat Trapesium Trapesium sama kaki mempunyai 1 simetri


lipat yaitu : A bertemu dengan B dan D bertemu dengan C -
Trapesium sembarang Simetri lipat trapesium sembarang dan siku-
siku adalah 0

f. Simetri lipat pada Jajaran Genjang

Jajaran Genjang Simetri lipat pada jajaran genjang adalah 0


g. Simetri lipat pada Belah ketupat
Simetri Lipat Belah Ketupat Simetri lipat mempunyai 2 simetri lipat: -
simetri lipat pertama, B bertemu dengan D dengan AC sebagai sumbu
simetri - simetri lipat kedua, A bertemu dengan C dengan BD sebagai
sumbu simetri
h. Simetri lipat pada Layang-layang

Simetri Lipat Layang-layang Layang-layang mempunyai 1 simetri


lipat, A bertemu dengan C dengan BD sebagai sumbu simetri
i. Simetri lipat pada Elips Oval
Simetri Lipat Elips Oval Elips Oval mempunyai 2 simetri lipat -
simetri lipat pertama, B bertemu dengan D dengan AC sebagai
sumbu simetri - simetri lipat kedua, A bertemu dengan C
dengan BD sebagai sumbu simetri
J.Simetri lipat pada Lingkaran

Lingkaran mempunyai simetri lipat yang jumlahnya tak terhingga,


Karena lingkaran bisa dibagi dua dengan jumlah tak terhingga dengan
banyak (tak terhingga) sumbu simetri.

KELOMPOK 9:

1. Pengertian Pengubinan

Prosedur penempatan bangun datar dalam menutupi sebuah luasan ini


bertujuan menghasilkan sebuah karya seni namun menggunakan prinsip-
prinsip matematika.Pengubinan sendiri digunakan pada zaman Romawi
Kuno dan merupakan Karya Seni dalam kebudayaan Muslim.

Kata tessellation (pengubinan) sendiri berasal dari bahasa Yunani tessera,


yang dikaitkan dengan aegiempat dan ubin. Agaknya ini adalah sebuah
indikasi dan fakta bahwa ubin bentuk segiempat adalah yang paling mudah
untuk saling menutupi bidang segiempat yang lain tanpa menyisahkan
celah.. Ubin adalah fitur umum seni dekoratif dan terjadi di dunia alami di
sekitar kita. Dua orang pada prinsipnya bertanggung jawab untuk
menyelidiki dan mengembangkan pengubinan: Roger Penrose, seorang ahli
matematika terkemuka, dan seniman, M.C.Escher.

Mengingat sejarah dan tujuan dari pengubinan ini, pembelajaran


matematika topik pengubinan dapat diintegrasikan dengan sejarah (IPS)
ketika anak belajar tentang sejarah Romawi Kuno atau Kerajaan
Islam.Pengubinan juga memberikan kesempatan pada anak-anak untuk
menghasilkan karya seni dengan menghubungkan topik atau materi lintas
mata pelajaran seperti prakarya, matematika dan sejarah.

Pengubinan merupakan salah satu konsep matematika penting yang


diberikan kepada siswa sejak usia sekolah dasar. Oleh karena itu para guru
dan juga calon guru mesti memahami konsep pengubinan tersebut agar dapat
mengajarkan konsep pengubinan pada siswa sekolah dasar.

Jadi, dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa pengubinan adalah


pemasangan atau penutupan suatu bangun datar dengan bangun datar lain
yang kongruen yang saling berimpit sampai menutup semua bidang bangun
datar dengan sempurna dan tidak terdapat tumpang tindih antara bangun
yang satu dengan yang lainnya.

2. Macam-macam Pengubinan
Terdapat 3 (tiga) macam pengubinan, yaitu:

a. Pengubinan Beraturan
Pengubinan beraturan (regular tessellation), adalah pengubinan dengan satu
macam ubin (poligon) beraturan yang semuanya kongruen. Ada tiga macam
pengubinan yang termasuk dalam kelompok ini, yang dinotasikan dengan:
b. Pengubinan Semi Beraturan
Pengubinan semi beraturan (semi regular tessellation), yaitu pengubinan
yang menggunakan dua atau lebih segi-n beraturan. Pada pengubunan
ini setiap titik sudutnya :
 Bersekutu tiga atau lebih poligon beraturan
 Ada dua atau lebih jenis poligon yang setiap jenisnya kongruen
 Panjang sisi semua poligon sama
 Urutan siklis jenis poligon yang bersekutu di setiap titik
persekutuan, sama

c. Pengubinan setengah beraturan campuran (non)-regular tesselation)

Pada kedua jenis pengubinan dengan ubin beraturan terdahulu, terdapat


kelompok poligon yang sama di setiap titik persekutuannya. Artinya, jika di
suatu titik sudut A terdapat kelompok poligon (3, 4, 6, 4), demikian pula
yang terjadi di titik B dan titik-titik sudut persekutuan lainnya.
Gambar 3 pengubinan setengah beraturan.

Untuk menentukan pengubinan bangun-bangun segibanyak beraturan, kita


harus memahami besar setiap sudut pada segibanyak beraturan.Kita telah
mengetahui bahwa jumlah ukuran sudut segitiga adalah 180º dan besar
ukuran sudut satu lingkaran penuh adalah 360º. Meskipun demikian,
mungkin banyak diantara kita belum mengetahui besar ukuran setiap sudut
dalam segibanyak beratuarn, yaitu sebagai berikut:

 Segitiga beraturan (segitiga sama sisi). Karena jumlah ukuran sudut dalam
segitiga beraturan adalah 180, besar ukuran setiap sudutnya adalah 60º
 Segiempat beraturan (persegi). Karena segiempat beraturan dapat dibangun
dari dua segitiga, maka jumlah ukuran sudut dalam segiempat itu adalah 2 x
180º = 360º. Dengan demikian, besar ukururan setiap sudutnya adalah 90º
 Segilima beraturan. Gambar di atas adalah segilima beraturan yang dibagi
menjadi lima buah segitiga kongruen. Setiap segitiga itu mempunyai jumlah
ukuran sudut 180º, akibatnya, lima buah segitiga mempunyai jumlah ukuran
sudut 5 x 180º = 900º. Ukuran sudut ini menunjukkan gabungan antara
jumlah ukuran segilima beraturan dan besar sudut pusatnya (sudut yang ada
di tengah-tengah segilima). Karena ukuran sudut pusat itu adalah 360º,
jumlah ukuran segilima beraturan itu adalah 900º – 360º = 540º. Dengan
demikian, besar setiap sudut dalam segilima beraturan adalah 540º : 5 =
108º.
 Segienam beraturan. Gambar di atas adalah segienam beraturan yang dibagi
menjadi enam buah segitiga kongruen. Setiap segitiga itu mempunyai
jumlah ukuran sudut 180º, akibatnya, enam buah segitiga mempunyai
jumlah ukuran sudut 6 x 180º = 1080º. Ukuran sudut ini menunjukkan
gabungan antara jumlah ukuran segienam beraturan dan besar sudut
pusatnya (sudut yang ada di tengah-tengah segienam). Karena ukuran sudut
pusat itu adalah 360, jumlah ukuran segienam beraturan itu adalah 1080º –
360º = 720º. Dengan demikian, besar setiap sudut dalam segienam beraturan
adalah 720º : 6º = 120º.
KELOMPOK 10: PENCERMINAN
A. Pengertian Pencerminan

Defenisi pencerminan adalah suatu pencerminan (reflexi) pada sebuah


garis s adalah suatu fungsi

Ms yang didefinisikan untuk setiap titik pada bidang Vsebagai berikut:

1. Jika P∈s makaMs(P) = P

2. Jika P∉smakaMs (P) = Pꞌ sehingga garis s adalah sumbu PPꞌ.

Pencerminan M pada garis s selanjutnya kita lambangkan sebagaiMs. Garis s


dinamakan sumbu reflexi atau sumbu pencerminan.

Contoh: Misalkan diberikan titik-titik A, B, dan C serta garis g seperti gambar


di bawah ini.

-A -B -C
g

Lukis:

a) Titik A' sehingga A' = Mg (A)


b) Titik B' sehingga B' = Mg (B)
c) Titik C' sehingga C' = Mg (C)

Penyelesaian

1. karenaA' =Mg (A) dan A∈g maka g merupakan sumbu dari A'A artinya A'
terletak pada garis I yang melalui A dan tegak lurus terhadap g sehingga
apabila {N} = I ⌒ g maka AN = NA' dan A dengan A' terletak pada sisi
yang berbeda oleh g.
2. Karena B'= Mg(B) dan B∈g maka B'=B.
3. Karena C'= Mg (C) dan C∉g maka g merupakan sumbu dari CC'. Akibatnya
C' terletak pada garis m yang melalui C dan tegak lurus g sehingga jika {M}
= m⌒g maka CM = MC' dan C dengan C' terletak pada sisi yang berbeda
oleh g.
B. Dalil-dalil Pencerminan
1. Pencerminan adalah suatu isometric

Akan ditunjukkan: AB = AꞌBꞌ

Bukti:

a) AB pada s

S
A = Aꞌ B = Bꞌ

Berdasarkan definisi:

Ms(A) = A' = A

Ms (B) =B' = B

= AB = A'B'

b) AB⊥s

Aꞌ

Bꞌ

Berdasarkan definisi:

Ms (A) = Aꞌ

Ms(B) = Bꞌ

∴AB = AꞌBꞌ
c) AB // s

A B

Aꞌ Bꞌ

Berdasarkan definisi:

Ms (A) = Aꞌ

Ms (B) = Bꞌ

∴AB = Aꞌ Bꞌ

d) Untuk A pada s, B diluar s

A = Aꞌ
Bꞌ

Berdasarkan definisi:

Ms (A) = Aꞌ = A

Ms(B) = Bꞌ = B

Berdasarkan gambar

∆ ABC=AꞌBꞌC

Maka:

AB = AꞌBꞌ ∠BAC = ∠CAꞌBꞌ

BC =CBꞌ ∠AꞌBꞌC = ∠ABC

AC = A'C ∠ACB = ∠A'CB'

∴AB = Aꞌ Bꞌ

2. Pencerminan merupakan suatu involusiMs.Ms=IdanMs-1 = Ms

Akan ditunjukkan: Ms.Ms = I dan Ms-1 = Ms

Bukti:

s
Aꞌ

Berdasarkan defenisi :

A'= Ms (A)

Ms-1 = (Aꞌ) = Ms-1 .Ms (A)

Ms . (Aꞌ) = A

∴Ms-1 = Ms

Berdasarkan Ms-1 = Msmaka:

Ms-1= Ms.Ms

I = Ms2

C. Sifat-sifat Pencerminan

Adapun sifat-sifat pencerminan adalah sebagai berikut:

1. Jarak suatu titik terhadap cermin sama dengan jarak antara pencerminan
dengancermin.
2. Garis yang menghubungkan titik dengan pencerminannya selalu tegak
lurusdengan cermin.
3. Setiap garis dan pencerminannya selalu sama panjang.
4. Setiap bangun dan pencerminannya selalu kongruen.
D. Rumus Pencerminan
Rumus pencerminan dapat diperoleh sebagai berikut: Misalkan persamaan
sumbu s ialah

s :ax + by + c

P(x,y)

Pꞌ(xꞌyꞌ)

Bila P' =Ms (P) dan P(x, y);P(x' , y') dengan P di luar s, maka harus dipenuhi
PP' ⊥s , jadi yꞌ - y/xꞌ - x = b/a ....................(i)

Titik tengah PP' pada s, jadi a(x + xꞌ/2) + b(y + yꞌ/2) + c = 0 ........................(ii)

Sesudah dijabarkan diperoleh dua persamaan dalam x’ dan y’:

bxꞌ - ayꞌ = bx –ay

axꞌ + byꞌ = -ax – by – 2c

Diselesaikan ke xꞌ dan yꞌ diperoleh

xꞌ = (b2-a2)x - 2aby - 2ac/a2 + b2............................(iii)

yꞌ = -2abx + (a2 + b2)y - 2bc/a2 + b2............................(iv)

Persamaan (iii) dan (iv) dapat diubah sedikit sehingga terdapat rumus umum I
pencerminan:
xꞌ = x - 2a(ax + by + c)/a2 + b2

yꞌ = y - 2b(ax + by + c)/a2 + b2

Jika s dinyatakan dengan persamaan bentuk normal:

s :x cos θ+ y sin θ - p = 0

θ x

Ganti a dengan cos θ

Ganti b dengan sin θ

Ganti c dengan p

Diperoleh rumus umum II pencerminan:

xꞌ = - x cos 2θ - y sin 2θ + 2p cos θ

yꞌ = - x sin 2θ - y cos 2θ + 2p sin θ

 Contoh Soal
1. Pada bidang kartesius, terdapat suatu titik yang terletak pada koordinat (8,-
4). Tentukan koordinat hasil pencerminannya jika titik tersebut dicerminkan
terhadap garis y=x.
Pembahasan:
A(x,y) ——> A'(y,x)
Dengan menggunakan rumus di atas, koordinat hasil pencerminan terhadap
garis y=x adalah:
A(8,-4) ——> A'(-4,8)

2. Titik Q(p, q) yang ditranslasikan oleh (–3, 3) menghasilkan titik Q’(4, –5).
Koordinat titik Q adalah
Jawab:
titik Q(p, q) ditranslasikan (-6, 3) menghasilkan bayangan Q' (3, -8) . Koordinat
titik Q adalah..?
p + (-6) = 3
p=6+3
p=9
q + 3 = -8
q = -8 -3
q = -11
Jadi, koordinat titik Q adalah (9, -11)

E. Sejarah Sistem Koordinat

Istilah Kartesius digunakan untuk mengenang ahli matematika


sekaligusfilsuf dari PerancisDescartes, yang perannya besar dalam
menggabungkan aljabar dangeometri (Cartesius adalah latinisasi untuk
Descartes).Hasil kerjanya sangat berpengaruh dalam perkembangangeometri
analitik, kalkulus, dan kartografi.

Ide dasar sistem ini dikembangkan pada tahun 1637 dalam dua tulisan
karya Descartes. Pada bagian kedua dari tulisannya DiscourseonMethod, ia
memperkenalkan ide baru untuk menggambarkan posisi titik atau obyek
pada sebuah permukaan, dengan menggunakan dua sumbQu yang bertegak
lurus antar satu dengan yang lain. Dalam tulisannya yang lain, La
Géométrie, ia memperdalam konsep-konsep yang telah dikembangkannya.

Dengan kelahiran bidang koordinat, terjadilah revolusi besar dalam


bidang matematika.Dengan cerdasnya Descartes menyajikan bentuk-bentuk
aljabar yang dilahirkan oleh orang-orang Mesir danKhawarizmi ke dalam
bentuk permasalahgoemetri secara sistematik.

Descartes mampu “mengahadirkan dan menjerat” pengetahuan


matematika masa lampau kedalam sistem koordinatnya.Kini Al-jabarnya
orang-orang Mesir dan Khawarizmi hadir tidak lagi sebagai bentuk bangun
belaka melainkan muncul sebagai bentuk yang lengkap dengan
koordinatnya.

Pada tahun 1649, Ratu CristinamengundangDescartes ke Stockholm


Swedia guna mengajarinya ilmu filsafat.Dalam pandangan hidupnya,
Descartes menolak untuk mempercayai segala sesuatu sampai dia bisa
membangun atau menemukan landasan untuk mempercayai hal itu sebagai
sebuah kebenaran.Pandangan Descartes yang paling terkenal adalah “Cagito,
ego Sum” (saya berfikir oleh karenanya saya ada).Pada tahun 1650,
Descartes meninggal dalam undangan Ratu Cristina di Swedia tersebut.

Descartes menyelidiki suatu metode berfikir yang umum yang akan


memberikan perkalian pada pengetahuan dan menuju kebenaran dalam ilmu-
ilmu. Penyelidikan itu mengantarnya ke matemtika, yang ia simpulkan
sebagai sarana pengembangan kebenaran di segala bidang. Karya
matematikanya yang paling berpengaruhu adalah La Geometrie, yang
diterbitkan tahun 1637. Di dalamnya ia mencoba suatu penggabungan dari
geometri tua dan patut dimuliakan dengan AlJabar yang masih bayi.
Bersama dengan orang Prancis lainnya, Pierre Fermat (1601-1665), ia diberi
pujian dengan gabungan tersebut yang saat ini kita sebut geometri analitik
atau geometri koordinat.

F. Definisi Sistem Koordinat

Sistem koordiant adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan


letak suatu titik pada bidang (R2) atau ruang (R3). Beberapa macam sistem
koordinat yang kita kenal, antaralain sistem koordinat kartesius
(ReneDescrate 1596-1650), sistem koordinat kutub, sistem koordinat tabung,
dan sistem koordinat bola. Pada bidan (R2) letak titik pada umumnya
dinyatakan dalam koordinat kartesius dan koordinat polar.Sedangkan pada
ruang (R3) letak suatu titik pada umumnya dinyatakan dalam koordinat
kartesius, koordinat silinder dan koordinat bola.

Descartes mampu “mengahadirkan dan menjerat” pengetahuan


matematika masa lampau kedalam sistem koordinatnya.Kini Al-jabarnya
orang-orang Mesir dan Khawarizmi hadir tidak lagi sebagai bentuk bangun
belaka melainkan muncul sebagai bentuk yang lengkap dengan
koordinatnya.Dalamgeometri, systemkoordinatadalahsuatusystem yang
menggunakansatuataulebihbilangan.

G. Jenis-jenis Sistem Koordinat


1. Sistem Koordinat Cartesius
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa letak suatu titik dalam
bidang dinyatakan dalam koordinat Cartesius dan koordinat kutub.
2. Sistem Koordinat Bidang Polar
Sistem koordinat Cartesius, menyatakan bahwa letak titik pada bidang
dinyatakan dengan pasangan , dengan x dan y masing-masing menyatakan
jarak berarah ke sumbu-y dan ke sumbu-x. Pada sistem koordinat kutub,
letak sebarang titik P pada bidang dinyatakan dengan pasangan bilangan real
, dengan r menyatakan jarak titik P ke titik O (disebut kutub) sedangkan
qadalah sudut antara sinar yang memancar dari titik O melewati titik P
dengan sumbu-xpositif (disebut sumbu kutub).
Berbeda dengan sistem koordinat Cartesius (ReneDescartes: 1596-
1650) dalam koordinat kutub letak suatu titik dapat dinyatakan dalam tak
hingga banyak koordinat. Sebagai contoh, letak titik dapat digambarkan
dengan cara terlebih dulu melukiskan sinar yang memancar dari titik asal O
dengan sudut sebesar radian terhadap sumbu mendatar arah positif.
Kemudian titik P terletak pada sinar tadi dan berjarak 3 satuan dari titik asal
O (lihat Gambar 1.2.4 (a)). Titik P dapat pula dinyatakan dalam koordinat ,
dengan k bilangan bulat (lihat Gambar 1.2.4 (b)). Mudah ditunjukkan pula
bahwa koordinat pun juga menggambarkan titik P (lihat Gambar 1.2.4 (c)).
Pada koordinat yang terakhir, jarak bertanda negatif. Hal ini dikarenakan
titik P terletak pada bayangan sinar .
Secara umum, jika menyatakan koordinat kutub suatu titik maka
koordinat titik tersebut dapat pula dinyatakan sebagai berikut:
atau dengan k bilangan bulat.
Kutub mempunyai koordinat dengan q sebarang bilangan.
Hubungan Antara Sistem Koordinat Cartesius dan Sistem Koordinat Kutub
Suatu titik P berkoordinat dalam sistem koordinat Cartesius dan dalam sistem
koordinat kutub. Apabila kutub dan titik asal diimpitkan, emikian pula
sumbu kutub dan sumbu-x positif juga diimpitkan.
3. SistemKoordinatBidangkompleks
Bilangankompleksdapatdivisualisasikansebagaititikatauvectorposisipadasystem
koordinatduadimensi yang dinamakanbidangkompleksatau Diagram Argan.
Koordinatkartesiusbilangankompleksadalahbagianbilanganrill
xdanbagianimajinery,sedangkankoordinatsirkulernyaadalah r = |z| yang
disebutmodulus, danϕ = arg(z),yang disebutjugaargumentkompleksdariz
(format inidisebut format mod-arg).
Dikombinasikandenganrumuseulersehingga diperoleh:

Z = x + iy = r(cosϕ + I sin ϕ) = reiΦ

Kadang – kadangnotasi, r cisϕdapatjuga ditemui.Perlu di


perhatikanbahwaargumentkompleksadalahunikmodulo, 2ᴨ.Jadi,
jikaterdapatduanilaiargument kompleks yang
berbedasebanyakkelipatanbilanganbulatdari 2ᴨ.Kedua
argumentkomplekstersebutadalahsama (ekuivalen).
Denganmenggunakanidentitastrigonometridasar, dapatdiperoleh:

r1eiϕ1  .r2eiϕ2  =r1r2ei(ϕ1+ϕ2)

dan

ei(ϕ1+ϕ2)
=
r1eiϕ1                                    r1

r2eiϕ2              r2
penjumlahan dua bilangan kompleks sama seperti dengan penjumlahan vector
dari dua vector dan perkalian dengan bilangan komleks dapat di
visulisasikan sebagai rotasi dan pemanjangan secara bersamaan.
Perkaliandengan i adalahrotasi 90 derajat berlawanan dengan arah jarum jam
(ᴨ/2rad).Secara geometris, persamaan i2 = -1 adalah dua kali rotasi 90
derajat yang samadenganrotasi 180 derajat (ᴨ rad).

H. Rumus Sistem Koordinat

Anda mungkin juga menyukai