Proses Sedimentasi
dan Batuan Sedimen
TGD 1102
Salahuddin Husein
Jamur
Akar pepohonan
shddin © 2008
Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiwai terjadi ketika material batuan mengalami perubahan
komposisi (dekomposisi) oleh reaksi kimiawi.
Umumnya ada 3 proses pelapukan kimiawi:
1. Solusi
contoh: CaCO3 + H2O + CO2 Ca+2 + 2HCO3-
Kalsit Air Karbon ion ion
dioksida kalsium bikarbonat
2. Oksidasi
contoh: 4Fe + 3O2 2Fe2O3
Besi Oksigen Oksida besi (Hematit)
3. Hidrolisa
contoh: 2KAlSi3O8 + 2H+ + 2HCO3- + H2O
Ortoklas ion ion air
hidrogen bikarbonat
Al2Si2O5(OH)4 + 2K+ + 2HCO3- + 4SiO2
Lempung ion ion silika
(Kaolin) potassium bikarbonat
shddin © 2012
Pelapukan Kimiawi: Hidrolisis
Plagioklas feldspar
shddin © 2012
Pelapukan Kimiawi: Hidrolisis
Lempung
(clay)
Amfibol
shddin © 2012
Pelapukan Kimiawi: Oksidasi
shddin © 2008
Pelapukan Kimia akibat Solusi
Ketika pelarutan (solusi) terjadi, ion-ion suatu materi terpisah dalam suatu
cairan, dan material padat menjadi larut. Air merupakan pelarut yang efektif
karena bentuk molekulnya yang asimetris, mempunyai muatan listrik positif
pada ujung atom hidrogen dan muatan listrik negatif pada ujung oksigen.
Diagram dibawah menunjukkan proses pelarutan (disolusi) sodium khlorida
(NaCl) di dalam air.
shddin © 2008
Faktor Pengontrol Tingkat Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiawi bekerja pada permukaan batuan, dimana prosesnya
berjalan dari luar ke arah dalam. Beberapa faktor yang mengontrol tingkat
kecepatan pelapukan kimiawi adalah:
1. Ukuran partikel
2. Iklim
3. Jenis material induk
shddin © 2008
Ukuran Partikel dan Tingkat Pelapukan
(a) Pelapukan membola terjadi ketika tubuh batuan terbelah-belah oleh bidang
kekar dan mengalami proses pelapukan kimia.
(b) Proses pelapukan kimia tersebut berjalan paling intensif pada bagian sudut
dan tepi bongkah.
(c) Ketika suatu bongkah telah terlapukkan menjadi bola, seluruh
permukaannya akan mengalami proses perlapukan dengan intensitas yang
sama dan tidak akan ada lagi perubahan bentuk; yang berubah hanyalah
ukuran bolanya saja yang terus mengecil.
shddin © 2008
Tanah
Tebal dan tipisnya tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Jenis batuan induk (komposisi mineral batuan induk)
2. Relief topografi permukaan bumi
3. Iklim
4. Organisme
5. Waktu
shddin © 2008
Ketebalan Tanah
Dikontrol oleh jenis batuan induk; Dikontrol oleh relief topografi; lereng
granit lebih mudah lapuk perbukitan yang curam tidak akan
dibandingkan dengan kuarsit, mampu menahan tanahnya dari
sehingga tanahnya pun lebih tebal. gerakan massa, sehingga tanahnya
pun lebih tipis, bila dibandingkan
dengan dataran.
shddin © 2008
Ketebalan Tanah
Diagram pembentukan tanah sebagai fungsi dari iklim dan tumbuhan; proses
tersebut berlangsung intensif bila curah hujan dan suhu relatif tinggi.
shddin © 2008
Terbentuknya Batuan Sedimen
Proses terbentuknya
batuan sedimen dari
batuan yang telah ada
sebelumnya. Material
yang berasal dari proses
pelapukan kimiawi dan
mekanis,
ditransportasikan dalam
bentuk larutan dan
padat, dan diendapkan
sebagai sedimen, yang
kemudian terlitifikasi
menjadi batuan
sedimen.
shddin © 2008
Butiran Sedimen
Butiran (partikel) sedimen dibedakan
berdasarkan ukurannya.
Skala Wentworth paling banyak
dipergunakan:
shddin © 2008
Transportasi Sedimen
Butiran partikel sedimen dipindahkan oleh agen transportasi sedimen:
1. Air
2. Angin
3. Glasial
• Semakin jauh jarak transportasi, semakin kecil ukuran partikel sedimen dan
semakin halus permukaan partikel tersebut (well-rounded).
• Semakin tinggi dan lama durasi kerja energi agen transportasi, semakin
seragam/tersortasi ukuran butiran sedimen (well-sorted).
shddin © 2008
Proses Litifikasi
Proses litifikasi adalah proses perubahan sedimen menjadi batuan sedimen.
Batuan sedimen kimiawi berasal dari senyawa terlarut hasil dari pelapukan
kimiawi, dimana aktifitas kimiawi anorganik maupun organik mengekstraksi
senyawa tersebut dan merubahnya menjadi mineral padat.
Batuan sedimen kimiawi yang dihasilkan oleh aktifitas organisme lazim disebut
sebagai batuan sedimen bio-kimiawi.
shddin © 2008
Contoh Batuan Sedimen
Konglomerat
Breksi
shddin © 2008
Contoh Batuan Sedimen
Batupasir
Batulempung
shddin © 2008
Contoh Batuan Sedimen
Ooid
Batu kapur
Coquina
Batugamping
shddin © 2008
Contoh Batuan Sedimen
Batu gipsum
Mud cracks
shddin © 2008
Fosil dalam Batuan Sedimen
Fosil Capung
Fosil Trilobita
shddin © 2008
Lingkungan Sedimentasi
Hampir semua sedimen bergerak dari pegunungan menuju lautan, sehingga
lingkungan sedimentasi dapat dibedakan menjadi 3 kelompok: daratan,
pesisir/transisi, dan laut.
shddin © 2008
Lingkungan Sedimentasi Glasial
Glasier dapat membawa bongkah batuan besar, kerakal, pasir, dan lumpur bersama-
sama dengan es. Material-material tersebut sebenarnya diendapkan di tepi glasier
ketika es mencair (A) . Sedimen yang dihasilkan umumnya tidak terpilah dan tidak
berlapis, dengan butiran sedimen berbentuk runcing-runcing yang terendapkan diatas
batuan dasar yang tergerus dan terpoleskan (B). Sungai yang kemudian terbentuk dari
cairan es dapat bekerja memilah endapan glasial dan mengendapkannya disekitar
tubuh glasier sebagai endapan yang terpilah dan berlapis.
shddin © 2008
Lingkungan Sedimentasi Kipas Aluvial
Parangtritis, DIY
shddin © 2008
Lingkungan Sedimentasi Sungai
Sungai merupakan saluran transportasi dimana material hasil erosi dibawa dari daratan
menuju lautan. Sebelum mencapai lautan, hampir semua sungai berkelok-kelok di
sepanjang dataran (A) dan mengendapkan sebagian besar sedimen. Pada lingkungan
ini, sedimentasi terjadi di dasar sungai, pada gosong sungai, dan pada dataran limpas
banjir. Endapan sungai umumnya dicirikan oleh tubuh channel pasir atau gravel yang
memotong perlapisan horisontal lanau dan lempung (B).
shddin © 2008
Lingkungan Sedimentasi Delta
Salah satu lingkungan sedimentasi terbesar terjadi ketika aliran sungai memasuki
lautan dan mengendapkan sebagian besar sedimennya pada lingkungan delta.
Umumnya delta sangat kompleks dan tersusun dari banyak lingkungan pengendapan
lainnya, seperti pantai, gosong laut, laguna, rawa, sungai, dan danau (A). Karena delta
merupakan gabungan dari lingkungan darat dan laut, banyak jenis sedimen yang
dihasilkannya dengan didominasi oleh pasir, lanau dan lempung (B).
shddin © 2008
Lingkungan Sedimentasi Pantai
Banyak sedimen terakumulasi di daerah pertemuan darat dan laut, yang biasa disebut
daerah transisi. Dalam lingkungan pesisir ini, hadir pula banyak sub-lingkungan
sedimentasi seperti pantai, gosong, laguna, dan dataran pasang-surut, masing-masing
dengan ciri tersendiri. Ketika gelombang bekerja dengan kuat, lumpur terbawa jauh dan
hanya pasir serta kerikil saja yang diendapkan sebagai pantai atau gosong (A).
Umumnya endapan pantai berciri terpilah dengan baik, berbentuk bundar, dan
umumnya berlapis dalam perlapisan yang miring landai (B).
shddin © 2008
Lingkungan Sedimentasi Laguna
Gosong laut dan terumbu karang dapat mengisolasi sebagian perairan pesisir,
membentuk laguna. Karena laguna terlindungi dari energi gelombang yang tinggi,
airnya relatif tenang (A). Sedimen berukuran halus, kaya akan bahan organik,
terendapkan sebagai lumpur hitam atau batubara. Bila laguna terisi penuh sedimen,
maka rawa akan berkembang. Pergerakan turun dan naiknya air laut dapat menggeser
posisi gosong penghalang, sehingga endapan batubara hadir berselang-seling dengan
endapan pasir (B).
shddin © 2008
Lingkungan Sedimentasi Dataran Pasang-surut
Lingkungan dataran pasang-surut sangat unik, karena terbentuk dari saling pergantian
dari lingkungan laut dangkal dan daratan (A). Energi arus pasang-surut tidak begitu
kuat, sedimen yang mampu dibawa umumnya lumpur dan pasir, serta struktur ripple
hadir di atas permukaan yang luas. Struktur mud crack umumnya terbentuk ketika air
surut. Endapan dataran pasang-surut dicirikan oleh tumpukan lumpur dan pasir dalam
lapisan horisontal (B) serta memiliki banyak struktur ripple dan mud crack.
shddin © 2008
Lingkungan Sedimentasi Terumbu
Terumbu karang adalah struktur dinding padat dari kalsium karbonat yang disusun oleh
kerangka binatang laut, umumnya koral. Bentuknya berupa dinding dengan lereng yang
terjal menghadap laut lepas (A). Gelombang dapat memecahkan sebagian dari dinding
tersebut dan bongkahnya terkumpul di kaki dinding. Penurunan dasar laut secara
perlahan menyebabkan terumbu dapat tumbuh mencapai ketebalan lebih dari 1000 m
(B). Karena terumbu memiliki toleransi ekologis yang terbatas (koral memerlukan
lingkungan laut dangkal yang hangat), endapan terumbu adalah indikator lingkungan
purba yang baik.
shddin © 2008
Lingkungan Sedimentasi Terumbu
Parangtritis, DIY
Baron, DIY
shddin © 2008
Lingkungan Sedimentasi Laut Dangkal
Laut dangkal membatasi semua daratan (A) dan sedimen yang terendapkan sangat
tergantung pada kondisi lokal, seperti iklim, energi gelombang, sirkulasi air, dan suhu.
Bila suplai sedimen dari daratan cukup, pasir dan lumpur akan terendapkan. Bila
sedimen daratan tidak banyak, batugamping akan berkembang. Endapan laut dangkal
dicirikan oleh perselingan batupasir, batulempung dan batugamping yang tipis-tipis (B).
shddin © 2008
Lingkungan Sedimentasi Laut Dalam
Di lingkungan laut dalam, pengendapan sebagian besar disebabkan oleh arus turbit,
yang dicirikan oleh endapan dengan struktur perlapisan gradasi. Endapan lainnya
adalah lumpur berwarna merah atau coklat yang diendapkan dari suspensi di air laut
yang membawa banyak lumpur dan organisme mikroskopis.
shddin © 2008
Lingkungan Sedimentasi Laut Dalam
Pergerakan arus turbidit pada lereng laut dalam dapat dipicu oleh longsor atau
gempabumi. Sedimen bergerak dalam suspensi, dan ketika arus melemah, material
berbutir kasar diendapkan pertama dan diikuti oleh material berbutir halus. Lumpur
perlahan-lahan terendapkan ketika arus telah berhenti. Satu kali proses tersebut akan
menghasilkan struktur gradasi lapisan.
shddin © 2008
Siklus Naik-Turun Air Laut
Lautan berkembang ke arah daratan. Garis pantai ditandai oleh
endapan pasir yang berubah menjadi lumpur dan karbonat ke
arah laut.