Anda di halaman 1dari 33

SIFAT KELISTRIKAN BATUAN

Syamsuddin
Pengantar
• Batuan merupakan suatu materi sehingga
memiliki sifat kelistrikan.
• Sifat kelistrikan batuan adalah karakteristik dari
batuan bila dialiri arus listrik ke dalamnya.
• Arus listrik tersebut dapat berasal dari alam
sendiri akibat terjadinya ketidak-setimbangan
maupun arus listrik yang sengaja disuntikkan
kedalam bumi.
• Ada beberapa jenis potensial listrik alam dari
batuan dan hambatan jenis batuan.
Potensial Listrik Alam
• Potensial listrik alam atau potensial diri
disebabkan karena terjadinya kegiatan
elektrokimia atau kegiatan mekanik.
• Faktor pengontrol dari semua ini adalah air
dalam pori-pori tanah.
• Potensial ini berasosiasi dengan pelapukan
mineral pada bodi sulfida, perbedaan kandungan
mineral batuan pada kontak biologi, kegiatan
bioelektrik dari material organik, gradian termal
dan gradian tekanan.
Potensial Alam
• Potensial alam dapat dikelompokkan
menjadi empat:
1. Potensial Elektrokinetik
2. Potensial Diffusi
3. Potensial Nerust
4. Potensial Mineralisasi
Potensial Elektrokinetik
• Potensial Elektrokinetik ini timbul apabila
suatu larutan bergerak melalui medium
berpori

Potensial Diffusi
• Potensial diffusi disebabkan oleh adanya
perbedaan mobilitas ion dalam larutan yang
memiliki konsentrasi berbeda
Potensial Nerust
• Potensial ini timbul bila suatu elektroda
dimasukkan ke dalam larutan homogen

Potensial Mineralisasi
• Potensial mineralisasi akan timbul bila dua
elektroda logam dimasukkan ke dalam larutan
homogen
 Harga potensial ini paling besar nilainya bila
dibanding dengan potensial lainnya.
 Biasanya potensial timbul pada zona yang
mengandung banyak sulfida, graphite dan magnetik.
Konduktivitas Listrik Batuan
• Pada bagian batuan, atom-atom terikat secara
ionik atau kovalen.
• Karena adanya ikatan ini, maka batuan
mempunyai sifat menghantarkan arus listrik.
• Aliran arus listrik dalam batuan dibagi atas 3
macam kelompok (Keller,1989):
– Konduksi Elektronik
– Konduksi Elektrolitit
– Konduksi dielektrik
Konduksi Elektronik
• Konduksi ini adalah tipe normal dari aliran
arus listrik dalam batuan/mineral.
• Hal ini terjadi jika batuan tersebut mempunyai
banyak elektron bebas.
• Akibatnya arus listrik mudah mengalir dalam
batuan
Konduksi Elektrolitit
• Konduksi jenis ini banyak terjadi pada
batuan/mineral yang bersifat porous dan
pada porinya berisi larutan elektrolit.
• Dalam hal ini, arus listrik mengalir karena
dibawa oleh ion-ion larutan elektrolit.
• Konduksi ini lebih lambat dari pada konduksi
elektronik
Konduksi Elektrolit
• Konduksi elektrolit dapat diurai seperti berikut
(Keller,1989):
• Elektrolit padat (kristal ionik): sebagian besar
(rock forming/batuan pembentuk) mineral
dengan elektrolit padat, dengan trasfer arus listrik
menjadi gerakan ionion atom kristal
• Larutan air elektrolit: dalam batuan water-
bearing konduktivitas elektrolit air dalam pori
memiliki pengaruh yang dominan terhadap
konduktivitas batuan
Konduksi Dielektrik
• Konduksi terjadi pada batuan yang bersifat
dielektrik artinya batuan tersebut mempunyai
elektron bebas yang sedikit atau tidak ada sma
sekali.
• Tetapi karena adanya pengaruh medan listrik
eksternal, maka elektron dalam atom dipaksa
berpindah dan berkumpul berpiasah dengan
intinya sehingga terjadi polarisasi.
• Peristiwa ini sangat tergantung konduktivitas
batuan yang bersangkutan
Polarisasi Dielektrik
• Yang termasuk dalam mekanisme prinsip
polarisasi dielektrik batuan antara lain
(Olhoeft,1985):
– Polarisasi elektron
– Polarisasi molekuler
– Polarisasi ionik
– Polarisasi orientasional
– Polarisasi interfasial
Polarisasi elektron
• Polarisasi elektron: terjadinya distorsi
awan elektron sebagai respon medan
listrik luar yang mana di satu sisi atom
menjadi lebih positif dan disisi lain lebih
negatif dibandingkan keadaan
normalnya.
Polarisasi molekuler
• Polarisasi molekuler : distorsi
keseluruhan molekul sebagai respon
medan listrik luar yang mana satu bagian
molekul menjadi lebih positif kemudian
diam, dan bagian yang lain menjadi lebih
negatif
Polarisasi ionik
• Polarisasi ionik: pendistribusian kembali
ion-ion dalam material yang disebabkan
oleh medan listrik luar, dengan ion positif
bermigrasi ke sisi medan yang negatif,
dan ion-ion negatif ke sisi yang lainnya
Polarisasi orientasional
• Polarisasi orientasional” :
Penyusunan kembali atau reorientasi
molekul-molekul kutub (tanpa
distorsi bentuk) sebagai respon dari
medan listrik luar
Polarisasi interfasial
• Polarisasi interfasial : Pemisahan
muatan dan akumulasi pada variasi
lokal sifat kelistrikan selama migrasi
muatan sebagai respon medan listrik
luar
Konduktivitas Batuan Berpori
• Konduktivitas batuan berpori (formasi)
bervariasi, bergantung pada:
– Porositas : besar dan susunan butir, umur,
proses geologi
– Fluida : mobilitas dan konsentrasi ion,
temperatur
– Kandungan lempung: sementasi
Sifat Kelistrikan Mineral
• Sebahagian besar mineral rock-forming
khususnya silikat dan karbonat memilki
resistivitas spesifik yang tinggi (>109) dan
digolongkan sebagai insulator
• Mineral konduktif termasuk jarang ditemukan
dalam kerak bumi, karena hanya terbatas
pada sulfida, beberapa oksida dan elemen-
elemen murni
Sifat Kelistrikan Material
• Olhoef (1985) mengklasifikasikan
material secara umum menjadi:
–Konduktor dan
–Non Konduktor
Konduktor
• Konduktor merupakan material yang
elektron valensinya terdistribusi
merata dan tidak ada loncatan yang
tinggi atau berasosiasi dengan atom-
atom lain
Non Konduktor
• Material yang mana elektron-
elektronnya terperangkap pada atom-
atom yang memiliki energi barier yang
terbesar di antara atom-atom tersebut
• Kelompok ini dibagi lagi menjadi:
– Isolator
– Semikonduktor
– Elektrolit
Insulator
• Insulator adalah material dengan energi
barrier antara atom-atomnya lebih besar
karena elektron-elektronnya jarang
menjadi pembawa atau pengangkut
muatan.menjadi pembawa atau
pengangkut muata
Semikonduktor
• Semikonduktor adalah material
dengan energi barriernya sedikit
lebih tinggi daripada energi yang
diperoleh dari aktivasi termal pada
temperatur kamar.
Elektrolit
• Elektrolit merupakan material yang
terbentuk dengan memisahkan
partikel-partikel yang berlawanan
(misalnya memisahkan muatan dan
cairan)
Pemabagian batuan  
• Sebagian besar batuan bukan konduktor
yang baik.
• Dengan demikian, material dapat dibagi
berdasarkan konduktivitasnya menjadi:
– Konduktor ( > 105 S/m);
– Semikonduktor (105 >  > 10-8 S/m), dan;
– Isolator ( < 10-8 S/m)
Pemabagian batuan  

• Berdasarkan resistivitasnya, sifat batuan


dibagi menjadi:
– Konduktor : 10-8 << 1 m
– Semi konduktor: 1 << 107 m
– Isolator : > 107 m
Konduktivitas >< Resistivitas
• Konduktivitas listrik nilainya berbanding
terbalik dengan resistivitas listik spesifik
• Dalam SI satuan resistivitas listrik spesifik
adalah ohm meter (Ohm m atau Ω m)
• Hubungan dasar dalam satuan SI diberikan
oleh: 1 Ω m = 1 m3kg s-3A-2
• Konduktivitas listrik Siemens/meter (S/m) atau
mho/m (1S/m = 1 mho/m).
Geometri

• Nilai resistivitas tidak bergantung pada


geometri
Resistivitas Beberapa Batuan (Grandis, 2009)
Resistivitas beberapa Mineral konduktif
Hasil Pengukuran Beberapa Material
Material Resistivitas
Igneous 100 – 1,000,000 ohm-m
Altered granite 1-100 ohm-m
Limestone 10 – 10,000 ohm-m
Sandstone 10 – 1,000 ohm-m
Dry Gravel 600 – 10,000 ohm-m
Alluvium and Sand 10 – 800 ohm-m
Clays 10 – 100 ohm-m
Soil 1 – 10 ohm-m
Fresh Water 3 – 100 ohm-m
Copper (native) 0.0000002 ohm-m

Anda mungkin juga menyukai