Anda di halaman 1dari 5

II. IP ( INDUCED POLARIZATION / POLARISASI TERIMBAS ) 1. 2.

TIME DOMAIN FREQUENCY DOMAIN

POLARISASI TERIMBAS : Adalah perbedaan potensial pada suatu waktu yang sangat singkat setelah arus dalam suatu susunan tahanan jenis dimatikan ( switched off ) Ini akan timbul dari adanya partikel-partikel konduktor dalam batuan, sehingga metoda ini dapat dipakai untuk mendeteksi disseminated ores yang mana mempunyai ciri-ciri partikel dari mineral-mineral konduktif didalam matriks yang non konduktif.

Saluran pori-pori pada batuan = Ion negatif = Ion positif

V
Area under curve

V1

V2 V3

Current State
V

forward

Vc

off

reversed

off

10 sec Time

Vc Applied potensial difference

IP Survey sama halnya dengan pengukuran Resistivity yaitu menginjeksikan arus kedalam tanah dan diukur beda potensialnya melalui dua buah elektroda potensialnya (non polarizing)/(porous pot). Arus ( I ) di charge kedalam tanah kemudian dibaca sampai kondisinya betul-betul konstan ( mA ) kemudian arus diputus lambat laun voltage akan turun dari ke posisi V1, V2, V3 .............dst. Pengulangan pembacaan dirata-ratakan memberikan suatu nilai yang lebih consistent. Area dibawah decay curve antara interval pertama sampai interval akhir kemudian dihitung, dan area ini dibagi oleh beda potensial pada saat sebelum arus diputus ( Vc ) itu disebut Chargeability ( M ) Chargeability, M =

I ( Area under curve Vc

A. Parameter yang diukur pada IP Time Domain :

Time

1. 2.

Tahanan jenis semu ............. ohm.m Chargeability ........................ m-sec

B. Parameter yang diukur pada IP Frequncy Domain 1. Tahanan Jenis Semu ( a ) .......... ohm.m 2. Percent Frequency Effect ( PFE ) .......... % 3. Metal Factor ( MF ) FE =

( dc ac ) ..... % ac

MF = 200,000 ( ac dc )

= 200.000

( dc ac) ( dc. ac)


FE dc

= 200.000

III. SELF POTENSIAL ( SP ) Self Potensial juga disebut Spontaneous Potensial adalah secara natural ditimbulkan beda potensial diantara dua titik pada peremukaan tanah. SP terutama sekali berasosiasi dengan mineral-mineral Sulfida dan beberapa type lain dari bijih ( ore ), walaupun itu ditimbulkan oleh beberapa mekanisme. Potensial mineral yang berasosiasi dengan mineral bijih secara elelektronik akan lebih baik dari secara ionik seperti sebagian besar bijih sulfida kecuali Sphalerite, Zinc Sulphide dan Magnetite, Graphyte. Suatu hal yang belum pasti bahwa SP ini dapat ditimbulkan oleh suatu ore body tetapi sebagian besar SP ini akana muncul karena suatu kondisi adanya zona oksidasi dari ore body yang terletak dibagian atas dari Water table ( muka air tanah )
V

-Ve

Zona Oksidasi

Ore body Current lines + Ve

0
Beda Potensial (mV)

Back ground level

Water table

-300

Arus mengalir dari potensial tinggi ke rendah, potensial terendah di permukaan secara kasar diperkirakan adalah anomali dari Ore body.

IV. METODA ELEKTROMAGNET Metoda Elektromagnetik digunakan untuk suatu target sama dengan metoda Resistivty, karena keduanya mempunyai respon variasi dari resistivity ( conductivity ) dibawah permukaan. Perbedaan yang paling utama adalah, metoda EM terjadi induksi dari aliran arus dibawah permukaan tanpa menggunakan elektroda. Prinsip-prinsip Metoda Elektromagnetik

Primary Magnetic field


Transmitter coil Receiver Coil

Secondary Magnetic field

IV.1 Konsep dasar IV.1.1. Konduksi Elektromagnetic Suatu coil ( dengan banyak lilitan kabel ) membentuk transmitter yang mengirimkan arus A.C dan menimbulkan medan magnet disekitarnya Medan Primer diatas dan dibawah tanah termasuk menerus sampai mencapai target. Medan primer ini bertukar-tukar secara tetap dan smooth hal ini akan menimbulkan suatu medan magnet dengan cara yang sama. Ketika medan magnet ini mengalir melewati suatu konduktor listrik ( Ore body ) berubah, itu disebabkan, atau menyebabkan suatu arus AC mengalir pada konduktor. Konduktor ini akan menimbulkan medan magnet disebut Medan Sekunder. Medan magnet ini dideteksi oleh Receiver coil. Sehingga satu cara untuk mendeteksi target maka dilakukan travers oleh Transmitter dan Receiver sepanjang permukaan : Ketika melalui sekitar target maka receiver menunjukkan signal yang diakibatkan oleh induksi arus dari medan dari target. Prinsip yang sama dipakai dalam Metal detektor walaupun penetrasinya hanya puluhan centimeter saja. Di dalam survey konduktivitas adalah dipakai lebih baik dari resistivity. Conductivity,, adalah hanya kebalikan dari resistivity ; dan diukur dalah satuan Siemen/m, S/m

IV.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi sinyal Sinyal pada receiver sangat tergantung kepada materialnya, bentuk dan kedalaman dari target juga design dan posisi dari transmitter dan receiver coil yang secara kasar harus sesuai dengan ketentuan dari arus dan elektroda potensial dalam suatu susunan resistivity. Untuk sederhananya dibuat seolah-olah target adalah suatu loop kabel. Ukuran dari arus yang menyebabkan medan magnet pada transmitter, Pada beberapa saat tergantung dari a. Garis gaya medan magnet yang melalui loop b. Perubahan kecepatan dari jumlahnya c. Material dari loop, menjadi lebih besar dari konduktivity yang seharusnya. Jumlah garis gaya yang melalui loop disebut Magnetic Flux dan itu tergantung kepada : 1. Kuat medan magnet pada loop

2. 3.

Luas daripada loop Sudut dari loop terhadap arah medan

Flux yang melalui Coil: a. b.

Strong field

Perpendicular coil

c.

Weak field

Oblique coil

Large coil

Small coil

Medan yang melalui Loop yang seharusnya pada Transmitter tergantung pada : Ukuran Jumlah lilitan pada transmitter coil Berapa besar arus yang melaluinya Juga jarak dari loop ke target. Medan pada Receiver disebabkan oleh : Arus yang menginduksi dalam target Jumlah lilitan yang ada Berapa jarak dari target Respon yang muncul untuk target yang dalam dan ukuran kecil akan menghasilkan respon medan magnet yang lemah. Untuk mendeteksi target yang lemah maka coil dibuat sangat lebar dan arus harus diperbesar. Range frekuensi yang digunakan berkisar dari ratusan sampai puluhan ribu hertz (cycles/sec) Prinsip : mengukur perbedaan respon batuan yang mengandung mineral konduktif/ tidak dengan pemberian impedansi pada 2 frekuensi yang berbeda (frekuensi rendah dan frekuensi tinggi) Jika pd batuan tidak terdapat mineral konduktif : maka resisitivitas akan sama tiap frekuensi Jika pd batuan terdapat mineral konduktif : maka resisitivitas pd frekuensi tinggi akan lebih rendah dibandingkan dgn resisitivitas pd frekuensi rendah. Dalam kawasan ini digunakan arus bolak-balik (AC) dan diukur potensialnya sebagai fungsi dari frekuensi sumber arus yang dipakai. Polarisasi elektroda > terjadi jika terdapat mineral logam dlm batuan. Kehadiran mineral logam menghalangi aliran arus induksi > muatan akan terpolarisasi pada bidang batas (terjadi hambatan elektrokimia) dan menghasilkan beda potensial. Untuk memaksa arus menembus hambatan elektrokimia perlu tegangan tambahan (overpotensial). Batuan akan menyimpan muatan (sbg kapasitor), shg ketika arus dimatikan tegangan sisa tidak langsung hilang, tetapi akan berangsur-angsur meluruh thd waktu dan muatan akan terdifusi kembali ke keadaan semula/setimbang. Polarisasi elektroda > mendasari adanya pengukuran time domain Prinsip : mengukur perbedaan respon batuan yang mengandung mineral konduktif/ tidak dengan pemberian impedansi pada 2 frekuensi yang berbeda (frekuensi rendah dan frekuensi tinggi) Frequency Domain

Jika pd batuan tidak terdapat mineral konduktif : maka resisitivitas akan sama tiap frekuensi Jika pd batuan terdapat mineral konduktif : maka resisitivitas pd frekuensi tinggi akan lebih rendah dibandingkan dgn resisitivitas pd frekuensi rendah. Dalam kawasan ini digunakan arus bolak-balik (AC) dan diukur potensialnya sebagai fungsi dari frekuensi sumber arus yang dipakai. prinsip ip : Metode IP mengukur adanya polarisasi didalam suatu medium karena pengaruh arus listrik yang melewatinya, dimana polarisasi banyak terjadi pada medium yang mengandung mineral logam. Metode IP digunakan untuk mengetahui respon bumi dengan mengalirkan arus listrik kedalam bumi dan mengamati beda potensial yang terjadi setelah arus listrik yang kita alirkan dihentikan. Ketika arus diputus, idealnya beda potensial tersebut langsung menjadi nol/hilang, tetapi pada medium-medium tertentu akan menyimpan energi listrik (sbg kapasitor) dan akan dilepaskan kembali. Jadi, walaupun arus sudah diputus, tetapi beda tegangan masih ada akan meluruh terhadap waktu dan berangsur-angsur hilang/nol. Efek ini dinamakan Efek Induced Polarization Polarisasi membran : Polarisasi Membran > terjadi pd batuan yang mengandung mineral lempung (mineral bermuatan - ) yg mengisi batuan berpori. Merupakan gejala Elektrokinetik > variasi mobilitas ion + dan ion Ketika diberi beda potensial > distribusi ion + dpt melaui awan ion +, tetapi distribusi ion - akan terhambat & terakumulasi pd awan ion +. Akibat adanya penumpukan mineral konduktif arus yg diinjeksikan akan mengalami hambatan, shg terbentuk membran-membran yg mengurangi mobilitas ion. Pengurangan mobilitas ion akan terlihat jika mengalirkan arus dlm frekuensi rendah. Polarisasi membran > mendasari adanya pengukuran frekuensi domain.

Anda mungkin juga menyukai