Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Berbeda dengan metode seismik, meode kelistrikan ini biasanya
digunakan untuk suatu eksplorasi dangkal (shallow subsurface). Metode
kelistrikan ini banyak sekali ragamnya dan memiliki tingkat kesulitan relatif lebih
tinggi dalam hal interpretasinya (menurunkan besaran-besarannya untuk
keperluan interpretasi) dibandingkan dengan metode seismik. Metode kelistrikan
secara garis besar terdiri dari dua macam, 1) kelistrikan Buatan (Metode Aktif)
dimana disini dilakukan suatu injeksi arus terhadap material target, 2) Alamiah:
dengan memanfaatkan Kelistrikan alam.

Metode Aktif (dengan Penginjeksian Arus)


Dalam metode kelistrikan resistivitas dilakukan penginjeksian arus DC atau arus
AC dengan frekuensi rendah ke dalam obyek (subsurface) yang kemudian diukur
beda potensial diantara dua buah titik. Pada suatu keadaan tertentu, pengukuran
bawah permukaan pada suatu kedalaman dan arus yang tetap akan diperoleh suatu
variasi beda tegangannya yang berakibat akan ada variasi resistansi yang akan
membawa suatu informasi tentang struktur dan material yang dilewatinya. Prinsip
ini sama halnya dengan menganggap bahwa material bumi memiliki sifat resistif
atau seperti seperti perilaku resistor, dimana material-materialnya memiliki derajat
yang berbeda dalam hal menghantarkan arus listrik.

Variasi tegangan yang terukur membawa informasi tentang material yang


dilewatinya.
Ketika arus yang diinjeksikan tersebut dimatikan (of), tegangan diantara dua titik
ukur tersebut juga tidak langsung menunjukkan angka nol, seolah-olah ada sisa
arus atau arus sisa yang berkurang secara perlahan, hal yang sama terjadi ketika
arus dinyalakan, arus ini akan menyebabkan polarisasi di dalam tanah, karakter
seperti ini disebut dengan polarisasi terimbas (Induced Polarization) yang juga
bisa membawa informasi tentang material di dalam bumi. Metode IP ini secara
sederhana menganggap bumi memiliki sifat kapasitif atau memiliki prilaku seperti
kapasitor, ketika diberi injeksi arus akan mengalami polarisasi (pengisian
kapasitor) dan ketika arus diputus akan mengalami pengosongan kapasitor yang
ditunjukkan dengan menurunnya tegangan diantara ujung-ujungnya secara
eksponensial.
Metode yang ketiga yang menggunakan injeksi arus disini adalah elektromagnetik
(EM). Dalam metode EM, medan elektromagnet primer dihasilkan dari suatu koil
atau kumparan yang dilewati arus bolak-balik. Bahan memiliki sifat penghantar
(konduktif) di bawah permukaan akan menghasilkan medan elektromagnet
sekunder yang ditangkap oleh koil kedua sebagai penerima. Perbedaan antara
medan primer dan sekunder ini digunakan untuk menggali informasi tentang
karakteristik bawah permukaan atau dapat digunakan untuk mendeteksi
keberadaan material-material konduktif di bawah permukaan.

B. PERMASALAHAN

Adapun permasalahan yang muncul dari penulisan makalah ini yaitu : yang
dimaksud dengan arus alamiah (arus telluric) dan geolistrik serta hal-hal yang
terkandung didalamnya.

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :


1. Mahasiswa memahami apa yang dimaksud dengan arus alamiah
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami sejarah singkat arus alamiah dan
geolistrik
3. Mahasiswa memahami apa yang di maksud dengan geolistrik
BAB II
PEMBASAHAN

A.ARUS ALAMIAH
Aliran partikel-partikel bermuatan di ionosfer akibat emisi matahari
diduga sebagai penyebab adanya arus bolak-balik yang mengalir di bagian atas
bumi kita. Aliran arus alamiah ini (yang selanjutnya disebut arus Telluric) sangat
dipengaruhi oleh variasi oleh sifat penghantar/daya hantar batuan. Metode telluric
ini memanfaatkan variasi arus alamiah dengan cara mengukur perbedaan potensial
di permukaan dan menginterpretasi perbedaan ini yang tidak lain sangat
dipengaruhi oleh material bawah permukaan atau berkorelasi dengan material
bawah permukaan. Metode Magnetotelluric sama dengan telluric, akan tetapi
yang diukur adalah medan magnet seperti halnya medan listriknya.
Metode self-potential atau spontaneous potential (SP) menggunakan pendekatan
aktivitas elektrokimia alam. Jika suatu jebakan mineral mengalami kontak dengan
larutan, akan menyebabkan/menghasilkan komposisi yang berbeda (baik dari sisi
mineralnya ataupun konsentrasinya), resultan dari reaksi ini akan mengakibatkan
aliran ion-ion yang sudah pasti akan terjadi aliran arus yang juga akan
mengakibatkan perbedaan potensial dengan sekelilingnya. Sebagai
penyederhanaan adalah sistem baterai, kita bisa menggukur perbedaan diantara
dua kutubnya.

B.Sejarah Singkat
Sejarah metode kelistrikan ini mencatat suatu sejarah yang penting tahun
1830an, ketika Robert W. Fox melakukan ekperimen terhadap arus alamiah pada
suatu deposit jebakan biji sulfida di Cornwall Inggris, yang selanjutnya sepanjang
abad 18 ini banyak sekali penelitian-penelitian yang berkaitan dengan fenomena
kelistrikan SP. Pada awal abad 19, Conrad Schlumberger di Perancis dan Frank
Wenner di Amerika melakukan eksperimen menggunakan listrik buatan dengan
cara melakukan injeksi arus ke dalam tanah dan menggukur resultan perbedaan
potensialnya (potensialnya sendiri terdiri dari komponen alamiah dan akibat
injeksi) yang kemudian dikenal dengan metode DC resistivity.
Pada tahun 1914, Schlumberger menemukan deposit yang kaya akan biji besi di
Serbia menggunakan metode self-potential, dan pada tahun 1917 metode
elektromagnetik dikenalkan oleh H.R. Conklin. Arus Telluric pertama kali
dipelajari oleh O.H. Gish dan W.J. Rooney di Amerika Serikat pada permulaan
tahun 1920. Pekerjaan ini kemudian dilanjutkan dan dikembangkan oleh
Schlumberger grup pada permulaan tahun 1934, dan semua riset-riset kelistrikan
pada mula digunakan untuk aplikasi mencari mineral bijih. Salah satu aplikasi di
luar bidang pertambangan pada mulanya dikembangkan oleh I.B Crosby dan E.G.
Leonardon pada tahun 1928 untuk memetakan batuan dasar (bedrock) yang
mempunyai resistivitas tinggi untuk diusulkan sebagai daerah dam, yang pada
akhir-akhir ini juga digunakan untuk melakukan investigasi masalah-masalah
lingkungan misalnya kebocoran tambak, sungai, rembesan polutan dan lain-lain.

C.GEOLISTRIK
Metoda pengamatan geoteknik pada dasarnya adalah mengamati gejala-
gejala gangguan yang terjadi pada keadaan normal. Gangguan ini dapat bersifat
statik dapat juga bersifat dinamik, yaitu gangguan yang dipancarkan ke bawah
permukaan bumi. Gejala gangguan yang terdapat pada keadaan normal disebut
dengan anomali. Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi bagaimana cara mendeteksinya di
permukaan bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial, pengukuran arus
me elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus
ke dalam bumi. Oleh karena itu metode geolistrik mempunyai banyak macam,
termasuk didalamnya: Metode Potensial Diri/ Self Potential (SP), Metode
Resistivitas/Metode Tahanan Jenis, Arus Telluric, Magnetotelluric, Potensial
terimbas (IP) lain-lain.
1. Spontaneous/Self Potential (Potensial Diri / SP)
Metode Potensial Diri / Self-potential/Spontaneous Polarisation (SP)
pertama kali diperkenalkan tahun 1830 oleh Robert Fox yang menggunakan
elektroda tembaga yang terhubung ke galvanometer untuk mendeteksi deposit
copper-sulphide di Cornwall, Inggris. Metode ini juga sudah digunakan sejak
1920 sampai sekarang sebagai secondary tool pada eksplorasi logam dasar
khususnya untuk mendeteksi aya jebakan bijih massive (sulfida), pada dekade
terakhir ini banyak digunakan untuk survey air tanah geothermal, juga digunakan
untuk membantu pemetaan geologi misalnya melihat delineasi zona geser (shear
zones), patahan dekat permukaan, juga digunakan pada well-logging.

a. Mekanisme Potensial Diri/Spontneous Potential (SP).


Mekanisme self potential (SP) belum bisa ditentukan secara pasti, namun
beberapa proses bisa menjelaskan mekanisme self potential (SP), satu merupakan
proses mekanik yang menghasilkan potensial elektrolisis tiga proses
elektrokimia, yang terdiri dari potensial liquid-junction, potensial shale (Nerst
potential), potensial mineralisasi.

b. Potensial Elektrokinetis.
Dikenal dengan zeta atau potensial elektrofiltrasi, potensial aliran muncul
ketika air atau fluida mengalir ke dalam pasir atau pori-pori batuan, moraines,
basalt, sebagainya, pada daerah-daerah dengan curah hujan tinggi, bertopografi,
batuannya bersifar porous, potensial aliran akan terjadi dengan amplitudo yang
lebar. Di gunung api Agadak, kepulauan Adak, Alaska ditemukan anomaly SP
sebesar 2693 mV yang disebabkan oleh potensial aliran.

c. Potensial Liquid-Junction.
Dikenal juga dengan potensial membran difusi, anomaly SP berasosiasi
dengan gradien konsentrasi ionic di dalam tanah yang men-setup potensial difusi.
Jika anion kation di dalamnya memiliki mobilitas yang berbeda, kemudian
resultan dari difusi ini akan menghasilkan potensial listrik karena
perpindahan/pergerakan ion-ion. Dalam keadaan setimbang, potensial difusi
diberikan oleh persamaan:

d. Potensial Shale / potensial diffusi.


Dikenal juga dengan potensial sekat, sekat tersebut adalah kontak dengan
batu pasir (sand-stone), tegangan akan terjadi pada kontak ini, karena sekat
tersebut bersifat permeabel terhadap ion-ion Na tetapi tidak untuk ion-ion Cl.
Diffusi Na dari batu pasir ke dalam sekat akan men-setup gradien potensial yang
cenderung akan mengendalikan ion-ion Na kembali ke dalam sandstone. Keadaan
equilibrium antara diffusi potensial dikendalikan oleh migrasi ion, diberikan oleh
persamaan Nerst sebagai berikut.

e. Potensial Mineralisasi.
Dalam beberapa laporan mengenai anomaly Self Potensial (SP)
kebanyakan berhubungan dengan deposit mineral sulfida yang terpendam di
bawah tanah. Potensial ini berasal dari reaksi oksidasi-reduksi (redox), yang sama
dengan sel galvanik dalam elektrokimia. Sato Mooney tahun 1960 mengajukan
model klasik tentang mekanisme terbentuknya potensial mineralisasi. Mereka
menggambarkan sebuah deposit sulfida yang berada pada suatu watertable dengan
reaksi-reaksi oksidasi di bagian atas watertable reaksi reduksi di bagian bawah.
Bagian atas bagian bawah dari deposit sulfida ini seolah-olah seperti sel setengah
galvanik, dengan bagian atas bersifat negatif bagian bawah positif. Dalam model
ini, ion-ion berpindah melalui pori-pori batuan sekeliling jebakan bijih sulfida.
Anomaly SP ini terukur di permukaan sebagai beda potensial yang drop yang
diakibatkan oleh aliran arus melalui batuan dalam model ini.

2. Pengukuran Self Potensial


Pengukuran self potensial sangatlah sederhana, hanya menggunakan
elektroda non-polar yang terhubung ke multimeter yang memiliki impesi input
lebih besar dari 108 ohm bisa digunakan untuk mengukur dalam jangkauan mili-
volt yaitu kurang lebih 1 mV. Elektrode dibuat sedemikian rupa sehingga bagian
bawah bersifat porous yang di dalamnya diberi cairan elektrolit, yang berfungsi
sebagai kontak antara permukaan tanah yang akan diukur dengan elektroda
tembaganya. Bentuk penampang lintang dari elektroda non-polarnya seperti
ditunjukkan oleh gambar 3.2 di bawah ini.

D. METODE RESISTIVITAS
Metode resistivitas adalah salah satu metode yang cukup ampuh banyak
digunakan dalam dunia eksplorasi khususnya eksplorasi air tanah karena
resistivitas dari batuan sangat sensitif terhadap kandungan airnya. Sebenarnya ide
dasar dari metode ini sangatlah sederhana, yaitu dengan menganggap bumi kita
sebagai suatu resistor seperti ditunjukkan oleh gambar 3.5 di bawah ini.
1. Aliran Listrik di dalam Bumi
Pendekatan yang paling sederhana untuk mempelajari secara teoritis tentang
aliran listrik di dalam bumi adalah dengan menganggap bumi sebagai medium
yang homogen isotropis (Telfold et.al, 1990). Jika medium tersebut tersebut
dialiri arus listrik searah (diberi me listrik E) maka elemen arus I yang melewati
elemen luas A dengan kerapatan arus J

a. Elektroda Arus Tunggal di dalam Bumi


Misalkan di dalam bumi yang homogen isotropik, ada sebuah elektroda
C(x,z) yang terangkai dengan elektroda lain dipermukaan tetapi berjarak cukup
jauh sehingga gangguannya dapat diabaikan. Elektroda C(x,z) dapat dipang
sebagai titik sumber yang memancarkan arus listrik kesegala di dalam bumi
dengan hambatan jenis seperti pada (Gambar 1) (Telford et.al, 1990; 523).
Equipotensial disetiap titik di dalam bumi membentuk permukaan bola dengan
jari-jari r. Arus listrik dari titik elektroda C(x,z) mengalir keluar bola secara radial
kesegala arah sebesar:
b. Elektroda Arus Tunggal di permukaan
Misalkan titik elektroda C(0,0) terletak dipermukaan bumi homogen
isotropis udara diatasnya dianggap mempunyai konduktivits nol. Kembali lagi
seperti kasus sebelumnya bahwa elektroda tersebut terangkai dengan elektroda
lain yang berada pada titik yang sangat jauh. Dari titik elektroda C(0,0)
diinjeksikan arus I amper kedalam bumi. Secara geometris, persamaan Laplace
dalam kordinat bola dapat diterapkan pada kasus ini diperoleh kembali solusi
yang diberikan oleh persamaan (10) dengan konstanta B=0. Kondisi bidang batas
pada

c. Dua Elektroda Arus di permukaan bumi


Apabila jarak antara dua elektroda arus tidak terlalu besar, potensial
disetiap titik dekat permukaan akan dipengaruhi oleh kedua elektroda arus
tersebut
2. Tahanan jenis Semu (Apparent Resistivity)
Pada bagian awal telah disebutkan bahwa dalam metoda ini bumi dianggap
sebagai medium yang homogen isotropis, sehingga tahanan jenis yang terukur
merupakan tahanan jenis () sebenarnya. Pada kenyataannya bumi terdiri atas
lapisan-lapisan dengan tahanan jenis yang berbeda-beda, sehingga potensial yang
terukur dipengaruhi oleh lapisan-lapisan tersebut. Dengan demikian, tahanan jenis
yang terukur bukan merupakan tahanan jenis untuk satu lapisan saja, terutama
untuk jarak elektroda yang lebar.Tahanan jenis yang terukur merupakan tahanan
jenis semu (a).
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb

Pertama-tama, marilah kita mengucapkan syukur pada Allah SWT yang


telah memberi rahmat kepada kita berupa kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tanpa halangan apa pun.

Kedua kalinya kami mengharap makalah ini dapat memberikan sedikit


pengetahuan bagi pembaca. Dan ucapan terima kasih kepada pembimbing kami
karena telah mengarahkan kami pada hal-hal yang positif (pelajaran eksplorasi).

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada


seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga
makalah ini mampu memberikan manfaat dan mampu memberikan nilai tambah
kepada para pemakainya.

Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa makalah


ini masih jauh dari sempurna.oleh karena itu,kritik dan saran yang ada
relevansinya dengan penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan dari
pembaca. Kritik dan saran sekecil apapun akan kami perhatikan dan
pertimbangkan guna perbaikan di masa datang.

Wassalamualaikum wr. Wb

Lasusua,21 februari 2017

penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………………. i


Kata Pengantar …………………………………………………………… ii
Daftar Isi …………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………............... 1
B. Permasalahan …………………………………………………................. 1
C. Tujuan ……………………………………………………………............ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian arus alamiah ……………………........................................... 3
B. Sejarah singkat ……………………………………………………......... 4
C. pengertian geolistrik .............................................................................. 5
D. Metode resestivitas .............................................................................. 5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ……………………………………………………............... 6
B. Saran ……………………………………………………………............ 6

DAFTAR PUSTAKA
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah membaca seluruh isi daripada makalah ini, maka kami mengambil
beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1.Arus alamiah (arus telluric) iyalah Aliran partikel-partikel bermuatan di ionosfer
akibat emisi matahari diduga sebagai penyebab adanya arus bolak-balik yang
mengalir di bagian atas bumi kita. Aliran arus alamiah ini (yang selanjutnya
disebut arus Telluric) sangat dipengaruhi oleh variasi oleh sifat penghantar/daya
hantar batuan

2. Metoda pengamatan geoteknik pada dasarnya adalah mengamati gejala-gejala


gangguan yang terjadi pada keadaan normal. Gangguan ini dapat bersifat statik
dapat juga bersifat dinamik, yaitu gangguan yang dipancarkan ke bawah
permukaan bumi. Gejala gangguan yang terdapat pada keadaan normal disebut
dengan anomali

3. Metode resistivitas adalah salah satu metode yang cukup ampuh banyak
digunakan dalam dunia eksplorasi khususnya eksplorasi air tanah karena
resistivitas dari batuan sangat sensitif terhadap kandungan airnya

B. SARAN
Saran kami untuk dosen mata kuliah agar mengajar jangan terlalu
membuat mahasiswa menjadi tegang dan bosan, sesuaikanlah dengan kondisi
perkuliahan yang semestinya yang diinginkan oleh mahasiswa dan dosen agar
diperoleh cara belajar yang efektif dan efisien sehingga mahasiswa menjadi
semangat dalam belajar dan semua yang diajarkan dapat diterima oleh kami
semuanya.

Anda mungkin juga menyukai