Anda di halaman 1dari 34

Gempa Bumi dan Pengamatannya

DEFINISI
Gempa adalah : Getaran yang bersifat
alamiah, terletak pada lokasi tertentu dan
sifatnya tidak berkelanjutan, dapat
dirasakan oleh manusia atau hanya dapat
diamati oleh alat tertentu
Mikroseismisitas :
Sumber getaran lain yang sifatnya lebih halus atau
berupa getaran-getaran kecil yang sulit dirasakan oleh
manusia. Getaran tersebut misalnya diakibatkan oleh:
Lalu lintas, mobil, kereta api, tiupan angin dll.
Liquafaction :
Peristiwa berubahnya lapisan sedimen lepas (pasir)
menjadi bersifat Fluida akibat getaran yang mengenai
endapan tersebut.
Zhang Hen
Seismograf Tertua
Perbandingan pencatatan
seismogram akibat Bom Nuklir dan
Gempa Bumi
Contoh Pencatatan Seismogram
Gempa Aceh (26 Desember 2004)
di beberapa stasiun pengamatan
Longsoran yang diakibatkan oleh Gempa Bumi
Proses terjadinya Tsunami
akibat gempa bumi
Prinsip Dasar Seismograf
berdasar bandul
Seismometer
Seismogram mencatat pergeseran langsung dalam satuan panjang (x). Jika
diturunkan terhadap waktu menjadi:



Alat pengukurnya disebut Seismometer/Seismograf.
Jika diturunkan lagi terhadap waktu :



disebut Akselerometer

dt
dx
V =
2
2
dt
x d
a =
Contoh SEISMOGRAPH merek Kinemetrics, tipe ini merupakan tipe yang paling
banyak dijumpai di Indonesia
Sensor gerak yang ditanam dalam tanah
Prinsip kerja seismograf Vertikal
Jenis Gelombang Gempa Bumi
Gelombang Badan (Body Waves) merupakan gelombang yang menjalar di
dalam bahan. Gelombang Badan antara lain:
Gelombang Kompresi (P Waves) lalu disusul dengan Gelombang Shear
(S Waves).

Gelombang Permukaan (Surface Waves) merupakan gelombang yang
menjalar setelah gelombang badan.
Yang umum dikenal ialah Gelombang Rayleigh dan Gelombang Love
Gelombang primer (P)
Partikel-partikel bergerak ke arah
propagasi dari gelombang,
sebagai respons daerah kecil
berkontraksi dan mengembang.
Gelombang sekunder (S)
Partikel-partikel bergerak ke arah
propagasi dari gelombang dan tegak
lurus terhadap arah propagasi dari
gelombang tersebut, menyebabkan
deformasi putaran di daerah-daerah kecil.
Gelombang Rayleigh (R)
Partikel-partikel bergerak ke arah
propagasi (horisontal) dari gelombang
dan dengan gerakan berputar dalam
permukaan vertikal yang tegak lurus
terhadap arah propagasi (horisontal) dari
gelombang tersebut.
Gelombang love
Partikel-partikel bergerak tegak lurus
ke arah propagasi (horisontal) dari
gelombang tersebut.
Getaran Gempa Bumi
Gaya yang disebabkan oleh getaran gempa ditulis sebagai:
2
2
.
dt
x d
m a m F = =
Dengan m ialah massa yang terkena gaya F, sedangkan a adalah percepatan.
Dalam gerak harmonik sederhana
T
t
x x
) 2 (
cos
0
t
=
2
2
) 4 (
T
x
m F
t
=
Jadi:
Jika periode (T) kecil ( atau a besar), maka F menjadi besar.
Kerusakan yang terjadi bergantung pada F dan lamanya getaran
(t) serta jumlah getaran.
Pusat Gempa Bumi dan Pola Penyebarannya
Lokasi pusat gempa bumi yang merupakan awal pelepasan energi yang
merambakan gelombang atau getaran disebut hiposenter atau fokus gempa.

Proyeksi hiposenter ke permukaan bumi disebut episenter.
Perbandingan Skala Richter and MMI
BAB 6. KEJADIAN, SKALA KEKUATAN DAN
KEJADIAN SEISMOLOGI
Kejadian Gempa Bumi:
Jika litosfera terpatahkan pada suatu retakan yang diskrit ( Sesar )
Karena pertambahan regangan ( strain ) secara perlahan pada
kedua bagian yang tersesarkan
Pada saat terjadinya gempa, dua bagian yang tersesarkan akan
tergeser sebagai perlepasan regangan yang ada

Gempa Bumi yang terkenal
Gempa Bumi San Fransisco 1906 : Intensitas skala XI ( MMI )
Di Indonesia : Gempa bumi sepanjang sesar Sumatera, pergeseran
mendatar.

KLASIFIKASI KEJADIAN GEMPA
1. TEKTONIK
Elastik Rebound (Pantulan elastik)
Robekan tiba-tiba
Perlipatan

2. GUNUNG API
Letusan karena tekanan di bawah permukaan
Proses kristalisasi Magma
Retakan tarik ( Tension tracking )
Intrusi Magma
Stopping dan Stopping Flow

3. BENTURAN
Ledakan di permukaan
Meteor
Runtuhan gua
Longsoran dsb.
MAGNI TUDO
Cr Cs h d f Tw A M + + + = ) , ( / log
Adalah suatu besaran secara kuantitatif dari gempa yang berkaitan dengan pelepasan energi regangan jika
sesar terjadi. Besaran Amplitudo didefinisikan sbb:
Dimana :

M = Magnitudo
A = amplitudo dalam mikron
Tw = perioda dalam detik
d = jarak episentrum dalam derajat
h = kedalaman dalam kilometer
Cs = koreksi station
Cr = koreksi regional
Richter ( 1935 ) : Pertamakali direkam pada jarak (d) 100km dengan menggunakan
Wood Anderson Torsion Seismometer dan didefinisikan :

0
log log A A MI =
Dimana :
A = amplitudo maksimum yang terekam dari gempa
Ao = amplitudo maksimum gempa yang digunakan sebagai acuan.
MI = magnitudo lokal
Gutenberg ( 1945 )
Membuat persamaan yang dapat digunakan untuk berbagai gempa. Adalah sbb:
2 1
log log c d c A M + + =
Dimana :
A = amplitudo maksimum gelombang permukaan
d = jarak episentrum
C1 dan C2 = konstanta

Kadang-kadang nilai magnitudo ditulis dengan simbol m yang dapat dihitung dari persamaan diatas.
Hububungan masing-masing besaran tersebut menurut Bath ( 1970 ) adalah :
9 . 2 56 . 0
01 . 0 8 . 0 7 . 1
+ =
+ =
M m
MI MI m
Hubungan antara Amplitudo maksimum, jarak dan magnitudo khusus untuk Wood Anderson
Seismometer.
H
=
2
2
0
2
0 0
2
a T t V h
E
T

dimana :
h = jari-jari ( terhadap pusat gempa )
V = kecepatan
= densitas
to = lama pelepasan energi
To = perioda
ao = percepatan

Hubungan antara Magnitudo dan Energi Kinetik yang dipelajari Gutenberg ( 1955, 1956) dan
Gutenberg dan Richter ( 1942, 1949 ) adalah sbb :

H
=
2
2
0
2
0 0
2
a T t V h
E
T

Energi kinetik ( Et ) dari gempa bumi dapat dihitung sbb : (Howell, 1959)
S l T
B T
M K E
M E
8 . 1 log
4 . 2 8 . 5 log
+ =
+ =
dimana :
K

l ada pada kisaran 9 - 12


max
6 . 0 3 . 1 I M
S
+ =
M E Bath
M E Newmark
M E Gutenberg
) 2 . 0 44 . 1 ( ) 35 . 1 24 . 12 ( log : ) 1966 (
5 . 1 8 . 11 log : ) 1971 (
5 . 1 4 . 11 log : ) 1956 (
+ =
+ =
+ =
Hubungan antara magnitudo (Ms) dan intensitas ( I ) oleh Gutenberg dan Richter ( 1942 ) :
Hubungan antara magnitudo (Ms) dan total energi gempa ( E ) oleh berbagai penulis adalah :
Frekuensi kejadian gempa ditunjukkan oleh Model Gutenberg dan Richter ( 1942 ) :
bM a M N = ) ( log
Nilai b menunjukkan kondisi tektonik suatu wilayah
S P
S S P P
P S
P S
P S
P S
S
S
P
P
V V
V T V P
T
V V
T T
V V
T T
V
T T
V
T T

= A
|
|
.
|

\
|
A =
A
=
A
=
0
0
0
/ 1 / 1
1 1
Relokasi Hiposenter
Hal yang penting dalam parameter Gempa adalah letak Hiposenter

A
B
c
RA
RB
RC
EPISENTER
Relokasi hiposenter dari 3 station A, B dan C
Perhitungan sederhana dapat dilakukan dengan cara :
dimana :
Tp = waktu datang gelombang P
Ts = waktu datang gelombang S
To = waktu terjadi gempa
= jarak
Vp = kecepatan gelombang P
Vs = kecepatan gelombang S
Arah dari pusat Gempa dapat ditentukan dengan menggunakan amplitudo gelombang P, yaitu :
) (
) (
tan
US A
BT A
= u
BAB 7
Seismologi Eksplorasi
Bermanfaat bagi eksplorasi : Hidrokarbon ( minyak dangas bumi ) dg seismik pantul / refleksi
Keteknikan/Geoteknik ( Seimik bias / refraksi )

Metoda seismik merupakan metoda aktif

Perangkap Hidrokarbon :
Batuan Induk
Kematangan
Batuan reservoir
Batuan penutup

Beberapa perangkap minyak dan gas bumi dalam bentuk struktur geologi antara lain;
Antiklin
Sesar
Stratigrafi

1. Seismik Refraksi

Metoda seimik refraksi bekerja berdasarkan gelombang seismik yang dipantulkan
mengikuti lapisan-lapisan bumi di bawah permukaan.

a. Digunakan untuk kepentingan Eksplorasi dangkal atau keteknikan, misalnya
penentuan dasar fondasi dan penggalian.

Gel. datang
Gel. refleksi
Gel. refraksi
i I
r
dimana :
i = sudut datang
I = sudut refleksi
r = sudut refraksi


v
v
Sin c
2
1
1 -
i =
V1
V2
V1
V2
ic
2
1
r Sin
i Sin
V
V
=
Hukum Snellius
Sudut kritis
Untuk menghitung ketebalan lapisan Z, maka waktu intercept (t1); waktu yang oleh
gelombang lapisan dari Sumber dan penerima secara tegak :
1
0
i
v
x
t =
2
1
2
2
1
2 / 1
2
2
2
1
c ;
v
v
- 1 ;
V2
V1

v v
V
i Tan i Cos i Sin c c

=
|
|
.
|

\
|
= =
v v
v - v
2Z t
2 1
2
1
2
2
1 =
Ketebalan lapisan dihitung dengan
atau
2 2
1 2
2 1 1
2
t
Z
v v
v v

=
SEISMIK REFLEKSI
Metoda Seismik refleksi menggunakan sumber gelombang buatan.

Dengan menggunakan selang waktu rambat gelombang yang direfleksikan
kembali dan tergambarkan sebagai perubahan amplitudo maka akan dapat
diperoleh gambaran keadaan dibawah permukaan bumi.

Refleksi gelombang seismik tersebut direkam dengan alat dan menunjukkan
berbagai variasi amplitudo sebagai respon dari berbagai perlapisan di bawah
permukaan bumi


t1
T
X
KEMIRINGAN
1/ v1
Xc
KEMIRINGAN
1/ v2
Z ( Kedalaman terhadap bidang antar lapisan) =
2 2
1 2
2 1 1
2
t
v v
v v

Xc
V V
V V
.
1 2
1 2
2
1
Z
+

=
z
To
T2
V = kecepatan
X2
2
2 / 1
2
2
4
2
Z 2 VTo Z 2 VT
X
=
|
|
.
|

\
|
+ =

Anda mungkin juga menyukai