Bab 9
Sifat-Sifat Kelistrikan Batuan
Oleh :
Steven Y.Y. Mantiri
08/276716/PPA/02741
Pendahuluan
Penyelidikan yang paling
berpengaruh tentang resistivitas
batuan adalah pemeriksaan Archie
(1942) untuk inti batu pasir dari
wilayah pesisir teluk (Hearst dan
Nelson, 1985)
2
9.1.1. Pokok-pokok
Sifat-sifat kelistrikan sebuah material meliputi sifatsifat utama konduksi listrik (pembawa muatan) dan
polarisasi dielektrik (pemisahan muatan). Sifat-sifat itu
didefinisikan oleh dua hubungan pokok
j = E
(9-1)
D = E = 0tE
(9-2)
dimana
E adalah kuat medan listrik (V/m) J adalah densitas muatan (A/m2)
D adalah perpindahan listrik (C/m2) adalah konduktivitas listrik (S/m atau
mho/m)
adalah permitivitas dielektrik (F/m)
0 adalah permitivitas ruang hampa atau vakum (= 8,854 x 10 -12 F/m)
t adalah permitivitas relatif atau konstanta dielektrik material (tanpa
dimensi)
9.1.1. Pokok-pokok
Dengan memenuhi fenomena elektromagnetik yang
diuraikan oleh persamaan Maxwell, maka hubungan
material dapat diuraikan dengan penggunaan formula
permeabilitas magnetik
B = 0r H (9-3)
dimana
H adalah medan magnetik
B adalah induksi
0 adalah permeabilitas vakum (= 4 x 10-7 VsA-1m-1)
r adalah permeabilitas relatif material dan tanpa dimensi
Dalam geofisika sebagai ganti dari penggunaan
konduktivitas , merupakan nilai kebalikannya, resistivitas
listrik spesifik yang sering digunakan dimana
= -1 (9-4)
4
9.1.1. Pokok-pokok
Satuan SI untuk resistivitas listrik adalah Ohm meter (Ohm
m atau m) dan untuk konduktivitas listrik ; Siemen/meter
(S/m) atau mho/m (1 S/m = 1 mho/m). Hubungan untuk
dasar satuan SI diberikan oleh 1 Ohm m = 1 m3 kg s-3 A-2.
Sebagai tambahan untuk konduktivitas dan permitivitas,
sifat-sifat dan parameter selanjutnya yang sering digunakan
seperti ketermuatan, sudut fase, kehilangan energi pada
arah tangen (loss tanget) dan sebagainya. Yang mana
dihubungkan dengan sifat-sifat utama dan
ketergantungannya terhadapa frekuensi.
Dengan memenuhi konduktifitas mereka, material-material
kebanyakan dibagi lagi dalam
konduktor ( > 105 Sm-1),
semikonduktor (105 > > 10-8 Sm-1) dan
isolator ( < 10-8 Sm-1).
5
9.1.1. Pokok-pokok
Olhoeft (1985) memberikan klasifikasi berikut:
1. Konduktor metalik: material yang keseluruhannya terdapat
distribusi seragam elektron valensi yang tidak terikat dengan
ketat atau tidak terkait dengan bagian manapun dari atom.
Gerakan-gerakan elektron dibatasi oleh hamburan elektronfonon, hamburan elektron-elektron, dan hamburan dari
ketaksempurnaan dan ketakmurnian stasioner. Konduktivitas
listrik meningkat dengan menurunnya suhu (kecuali mendekati
nol mutlak).
2. Nonkonduktor: material-material dimana elektron-elektronnya
terjerat dengan ketat dekat atom-atom dalam kaitan dengan
barrier energi besar antara atom-atom. Konduktivitas listrik
meningkat dengan peningkatan suhu selama aktivitas termal
mengatasi energi barier.
.
Isolator: material dengan barrier energi sangat besar
antara atom-atom sedemikian sehinnga elektron jarang
menjadi muatan pembawa carrier.
6
9.1.1. Pokok-pokok
E0
k .T
(T ) 0 . exp
(9-7)
dimana E0 adalah energi aktivasi, k konstanta Boltzman, dan T
suhu mutlak.
15
9-12
/ 2
// 2
9-13
9-14
16
9-15
2
dalam cara sebanding, permitivitas efektif adalah
/ i // i
9-16
// () / ()
() ()
i
// ()
9-17
18
1 i
1 q
9-19
1 i
22
9.2.1. Mineral
9.2.1. Mineral
9.2.1. Mineral
Permitivitas dielektrik relatif kebanyakan berlimpahlimpah mineral pembentuk batuan adalah dalam
cakupan 4 ... 10. Beberapa mineral mempunyai nilai
lebih tinggi, seperti grup sulfida dan oksida.
Variasi yang dihubungkan juga untuk untuk struktur
kristalin, yang menghasilkan anisotropi listrik
(Hearst dan Nelson, 1985).
Contoh mineral anisotropi adalah
1. Untuk grafitm cakupan resistivitas dari 36 x 108
... 10-6 Ohm m untuk arus mengalir sejajar
dengan belahan pada 28 x 10-6 ... 99 x 10-4 Ohm
m untuk arus mengalir memotong belahan,
2. Bilangan dielektrik untuk kuarts adalah 4,96
memotong sumbu optik dan 5,05 sepanjang
26
sumbu optik (Keller, 1989).
9.2.1. Mineral
9.2.1. Mineral
31
34
Reisistivitas air murni tanpa ion-ion lain selain dari H + dan OHadalah 2,8 x 105 Ohm m pada 17,6oC (Dorsey, 1940, Hearst dan
Nelson, 1985).
Resistivitas meningkat dengan peningkatan kandungan
ketakmurnian: pembawa muatan utama dalam air sangat murni
adalah oleh konduksi H+ dan OH-, sedangkan pembawa muatan
pada laruatan encer adalah dalam kaitan dengan konduksi
ketakmurnian (impuric), seperti Na+ dan Cl- (Falkenhagen, 1971;
Olhoeft, 1979).
Untuk konsentrasi garam rendah, dimana interaksi ion-ion dapat
diabaikan, konduktivitas ionik dapat digambarkan oleh valensi zi,
mobilitas
in, konsentrasi ci, dan dan derajat disosiasi i
1
w
i ci z i vi
9-21
w
i 1
dimana komponen-komponen n berperan untuk konduktivitas.
Parameter i dan vi bergantung suhu.
36
T1 21,5
T2 21,5
w T2 w (T1 )
T1 6,77
T2 6,77
9-22
w T w (20 o C ) 1 2,16 10 2 T 8 10 6 T
2 1
9-23
39
0,37441
9-25
9-26
41
Tabel 9.4. Resisitivitas kelistrikan spesifik larutan NaCl dan KCl pada
20oC sebagai fungsi konsentrasi normal atau ekuivalen Cval (gram
ekuivalen atau val per liter dari larutan) dan konsentrasi C dalam
mg/l, menurut Berktold (1982)
13
,
00
1
,
065
0
,
03006
C
9-28
r
r , air murni empiris untuk
mol
mol
mol
persamaan
efek konsentrasi
garam
Cmol
Memanfaatkan teori Debye dan Falkenhagen untuk konsentrasi
9-29
r w r , airpeningkatan
rendah,
murni C molpermitivitas digambarkan oleh fungsi
Dimana Cmol adalah konsentrasi molal dan r, air murni 81. Sifat
berdasarkan pada suhu dan jenis elektrolit.
Untuk elektrolit kembar pada 18oC Cerniak (1964) dan
Parchomenko (1965) memberikan nilai = 3,79 untuk
konsentrasi dibawah 5 g/l (= 5 g/1000 cm 3).
45
TERIMA KASIH
48