Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum ke-1 Hari/Tanggal : Senin 24 Oktober 2016

Ekologi Pastura

SIFAT FISIK TANAH


Berat Jenis Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah
Cita Laksana Anggun Nurani
D24150032

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat
dipermukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil
pelapukan batuan dan bahan organik sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan
dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat
tertentu , baik itu sifat fisik, kimiawi juga sifat biologis

Tujuan

Mengetahui cara pengambilan sampel tanah secara fisik serta bagaimana


cara analisisnya.

MATERI DAN METODE

Materi

Alat yang digunakan untuk mengambil sampel tanah adalah sekop, pisau,
tabung silinder, plastik, bor tanah, label, dan timbangan.

Metode

Pengambilan sampel tanah terganggu


Pertama mata bor diletakkan di permukaan tubuh tanah. Kemudian
pegangan bor diputar perlahan-lahan ke arah kanan dengan disertai tekanan
sampai seluruh kepala bor terbenam. Lalu kepala bor perlahan-lahan dikeluarkan
dari tubuh tanah dengan memutar pegangan bor tanah ke arah kiri dengan disertai
tarikan. Contoh tanah yang terbawa kepala bor dilepaskan perlahansampai bersih
dan diusahakan tidak banyak merusak susunan tanah. Pengeboran dilanjutkan lagi
pada setiap ketebalan tanah 20 cm sampai kedalaman 60 cm.Contoh tanah hasil
pengeboran pada setiap ketebalan 20 cm itu diletakkan tersusun menurut
kedalaman aslinya, sehingga akan diperoleh gambaran profil tanah. Diambil
sekitar 1-2 kg contoh tanag kering angin tiap lapisan dengan plastik yang
bertiket : kode tempat,kode perlakuan, kode tanah, nomor pelapisan, dan ciri-ciri
istimewa lain. Kemudian terakhir ditimbang.

Pengambilan sampel tanah utuh


Pertama permukaan bagian tubuh tanah yang akan diambil dibersihkan
dari penutupan tumbuhan, seresah dan batu. Kemudian tabung silinder diletakan
pada permukaan tanah yang yang akan disidik dengan bagian tajam berada di sisi
yang bersinggungan. Lalu menekan perlahan-lahan dengan tekanan yang merata
sampai terbenam nya. Lalu letakkan tabung silinder kedua di atasnya, kemudian
tekan sampai tabung pertama mencapai kedalaman yang diinginkan. Menggali
tanah di sekeliling tabung hingga tabung-tabung tersebut dapat diambil secara
bersamaan dalam keadaan bertautan. Merapikan tanah lebihan di sisi depan dan
belakang dengan menggunakan pisau tipis tajam.Menutup kedua mulut tabung
silinder dengan tutup yang tersedia kemudian diberi label kode perlapisan ( atas
dan bawah).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Dibawah ini merupakan data hasil pengamatan berat jenis tanah dalam
bentuk tabel.

Kode Sampel: Tanah Fapet 2

Berat Erlenmeyer (W1) 217.40 gr


Berat Erlenmeyer + Sampel (W2) 267.99 gr
Berat Tanah ( Wt = W2 - W1 ) 50.59 gr
Temperatur ( oC ) 29.5 oC
Berat Erlenmeyer + Tanah + Aquades ( W3 ) 638 gr
Berat Erlenmeyer + Aquades ( W4 ) 602.1 gr

Perhitungan:

W 2W 1
o
Gs( 29.5 C ) = ( W 2W 1 )+ ( W 4W 3 )

267.99217.40
= ( 267.99217.40 ) +(602,1638)

50.59
= 50.5935.9

50.59
= 14.69

= 3.44 gr
Dibawah ini merupakan data hasil pengambilan contoh tanah dalam
bentuk tabel.

Tabel 2 Hasil pengambilan contoh tanah.

Nama Berat

Kertas 10.4
8.1 562.2
8.2 604.7
8.3 510.2

Pembahasan

Sifat-sifat fisik tanah diketahui, sangat mempengaruhi pertumbuhan dan


produksi tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar didalam tanah,
retensi air, drainase, aerasi dan nutrisi tanaman. Sifat fisika tanah juga
mempengaruhi sifat-sifat kimia dan biologi tanah Sifat-sifat fisik tanah tergantung
pada jumlah, ukuran, bentuk, susunan, dan komposisi mineral dari partikel-
partikel tanah;. macam dan jumlah bahan organik, volume dan bentuk pori-
porinya serta perbandingan air dan udara menempati pori-pori pada waktu
tertentu. Beberapa sifat fisika tanah yang penting adalah tekstur, struktur, kerapan
(density) porositas, konsistensi, warna dan suhu (Soenartono 1978)
Seperti halnya dalam analisis tanah, pengambilan contoh dalam
analisis jaringan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap hasilnya.
Penyebaran hara dalam tanaman tidak merata artinya suatu unsur kadar pada daun
tidak sama dengan kadar unsur tersebut dalam tangkai daun atau pada kayu.
Seperti pengambilan contoh tanah pengambilan contoh tanaman untuk dianalisis
perlu mendapat perhatian. Dari berbagai pustaka disebutkan setiap hara tanaman
memerlukan suatu organ tanaman tertentu yang cocok untuk contoh
(Kartasapoetra 1991).
Pada Dasarnya tekstur tanah itu adalah perbandingan antara partikel-
partikel pasir, debu dan liat yang menyusun suatu tanah. Dari partikel tersebut
beragresi (berkumpul) membentuk struktur tanah.
Tanah dengan tekstur halus mempunyai kisaran ukuran dan bentuk partikelnya
yang luas. Hal ini telah ditekankan bahwa tanah permukaan yang berpasir
mempunyai porositras kecil daripada tanah liat. Berarti bahwa tanah pasir
mempunyai volume yang lebih sedikit ditempati oleh ruang pori. Ruang pori total
pada tanah pasir mungkin rendah tetapi mempunyai proporsi yang besar yang
disusun daripada komposisi pori-pori yang besar yang sangat efisien dalam
pergerakan udara dan airnya. Persentase volume yang dapat terisi oleh pori-pori
kecil pada tanah pasir rendah yang menyebabkan kapasitas menahan airnya
rendah. Sebaliknya tanah-tanah permukaan dengan tekstur halus memiliki ruang
pori total lebih banyak dan proporsinya relatif besar yang disusun oleh pori kecil.
Akibatnya adalah atanah mempunyai kapasitas menahan air yang tinggi
(Darmawijaya 1990).
Jenis tanah merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan
tanaman karena perbedaan jenis tanah mempengaruhi sifat-sifat dari tanah
tersebut. Untuk memahami hubungan antara jenis tanah, diperlukan pengetahuan
yang mampu mngelompokkan tanah secara sistematik sehingga dikenal banyak
sekali sistem klasifikasi yang berkembang. Untuk mempelajari hubungan antar
jenis tanah maka sistem klasifikasi tanah dibagi menjadi sistem klasifikasi alami
dan sistem klasifikasi teknis (Sutanto 2005). Klasifikasi alami yakni klasifikasi
tanah yang didasarkan atas sifat tanah yang dimiliki tanpa menghubungkan sama
sekali dengan tujuan penggunaannya. Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar
terhadap sifat fisik, kimia dan mineralogi tanah yang dimiliki masing-masing
kelas dan selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan bagi berbagai
penggunaan tanah. Klasifikasi teknis yakni klasifikasi tanah yang didasarkan atas
sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan untuk penggunaan tertentu.
Misalnya, untuk menanam tanaman semusim, tanah diklasifikasikan atas dasar
sifat-sifat tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman semusim seperti
kelerengan, tekstur, pH dan lain-lain. Dalam praktiknya untuk mempelajari jenis
tanah maka sistem klasifikasi yang digunakan adalah sistem klasifikasi alami.

SIMPULAN

Cara pengambilan tanah dilakukan degan menggunakan bor untuk tanah


terganggu dan ring untuk tanah tidak terganggu. Menganalisis tanah dilakukan
dengan melihat sifat fisik dari struktur tanah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawijaya, M. Isa. 1990. Klasifikasi tanah. Yogyakarta: Universitas Gadjah


Mada
Kartasapoetra,A.G dkk. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta(ID):Reneka
Cipta.
Sutanto,Rachman. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta(ID): Kanisus
Soenartono. 1978. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta(ID): Erlangga
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai