Anda di halaman 1dari 6

Diagnosis Gangguan pada Sistem Transmisi Daya Listrik menggunakan

Metode Pengukuran untuk Area yang Luas

Herman Syaibi1), Azriyenni Azhari Zakri2)


1)
Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro 2)Dosen Program Studi Teknik Elektro
Program Studi Teknik Elektro S1, Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam
Pekanbaru 28293
Email: herman.syaibi22@gmail.com

ABSTRACT

This research has proposed a wide area measurement method used for the fault diagnosis of a short
circuit in the electric power transmission system that combining the functions of a phasor
measurement device. Phasor Measurement Unit (PMU) is a technology that makes Electric Power
Systems has synchronous phasor measurement devices that are continuously updated of real-time.
The PMU provides a measurement of the current phasor value and voltage phasor value to the control
centere. Therefore, in this study measurement method model is designed to measure the wide area to
using PMU on the IEEE 9-Bus System by Matlab/Simulink R2016a. The short circuit simulation is
operated with variation of location each transmission line in the IEEE 9-Bus System. The results of
wide area measurement method using PMU produce a diagnosis of fault. The achieved results by
determining the fault location point through diagnosis of fault location with calculation highest
percentage error is 0,481208%.

Keywords: fault diagnosis, PMU, short circuit, transmission line, wide area.

I.PENDAHULUAN Unit (PMU) merupakan suatu teknologi yang


Sistem Transmisi merupakan suatu bagian menjadikan sistem tenaga listrik memiliki peralatan
utama pada proses penyaluran energi listrik. Tanpa pengukur fasor yang sinkron dan diperbaharui secara
adanya saluran transmisi, penyaluran energi listrik terus menerus dan bersifat real-time. PMU merupakan
tidak akan berjalan secara semestinya. Terjadinya bagian dari pengukuran nilai fasor yang memberikan
gangguan pada saluran transmisi dapat pengukuran nilai fasor arus dan nilai fasor tegangan ke
menimbulkan terputusnya suplai energi listrik pusat kendali(Rihan, Ahmad and Beg, 2013).
menuju beban sehingga mengakibatkan kerugian R. A. Reyes dan J. L. Guardado, 2015
bagi konsumen. Oleh karena itu, perlunya dalam penelitian ini, dilakukan pemodelan PMU
peningkatan dalam melakukan diagnosis gangguan menggunakan perangkat lunak ATP / EMPT untuk
pada saluran transmisi untuk penyaluran tenaga melakukan pemantauan sistem baik dalam keadaan
listrik kepada konsumen, maka diperkenalkan normal maupun dalam keadaan terjadi gangguan
metode pengukuran untuk area yang luas yang dan mengamati keadaan sistem tenaga secara
terkait tentang, pemantauan terhadap keadaan akurat, dimana keluaran dari PMU berupa nilai
sistem dalam daerah geografis yang luas. fasor arus dan nilai fasor tegangan. Pemodelan
Gangguan yang sering terjadi pada saluran PMU menggunakan perangkat lunak ATP / EMPT
transmisi yaitu gangguan hubung singkat. Gangguan ini dapat memberikan keadaan sistem secara terus
hubung singkat yang terjadi dapat berupa asimetris menerus(Reyes and Guardado, 2015).
dan simetris. Gangguan asimetris terdiri dari B. Malikarjuna dkk., 2016 telah melakukan
gangguan satu fasa ke tanah, fasa ke fasa dan dua optimaslisai penempatan PMU pada sistem tenaga
fasa ke tanah. Sedangkan gangguan simetris yakni listrik di negara India. Pentingnya sistem
gangguan tiga fasa. pengukuran nilai fasor menggunakan PMU untuk
Sistem pengukuran untuk area yang luas meningkatkan efesiensi ,keandalan , dan
digunakan untuk pemantauan, pengendalian, dan pemantauan. Menggunakan Simulated Annealing
perlindungan dengan menggabungkan fungsi (SA) untuk optimalisai penempatan PMU hasilnya
perangkat pengukuran fasor. Phasor Measurement penempatan PMU hanya dibutuhkan 25% dari total

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 1


jumlah bus yang ada dalam sistem tenga listrik di listrik dengan tingkat akurasi yang tinggi, cakupan
negara India(Mallikarjuna et al., 2016). daerah lebih luas dan besar, dan lebih baik dari
Selanjutnya Mohammed Mahdi, V. M., sistem pengukuran untuk pemantauan
2017 dalam penelitian ini mengusulkan tentang konvensional. Kemudian hasil pengukuran tersebut
prediksi kestabilan sistem tenaga, menggunakan digunakan untuk meningkatkan kestabilan jaringan
data dari keluaran PMU. Dilakukan pengamatan pada saat keadaan normal maupun untuk analisa
sistem pada saat sebelum terjadi gangguan, saat lanjutan pada saat terjadi gangguan. Salah satu hal
terjadi ganguan dan keadaan setelah terjadi penting dari pengukuran untuk area yang luas
gangguan, dan mengumpulkan data tegangan adalah menggunakan pengukuran yang
sebagai masukan dalam proses prediksi kestabilan disinkronkan, tingkat pengambilan sampel yang
sistem. kestabilan sistem tenaga listrik dinyatakan tinggi(Bobba et al., 2011).
dalam keadaan aman atau tidak aman ketika Sistem pemantauan yang real time, cepat,
keadaan sebelum gangguan, saat terjadi gangguan, dan akurat di seluruh sistem merupakan hal yang
dan setelah terjadi gangguan menggunakan teknik paling penting dalam perkembangan sistem tenaga
cerdas Jaringan Saraf Tiruan (JST) untuk saat ini. PMU dapat digunakan dalam jaringan
melakukan prediksi kestabilan sistem(Mohammed listrik untuk memenuhi tantangan tersebut. PMU
Mahdi, 2017). adalah alat yang mengukur nilai magnitud dan sudut
Dari penelitian-penelitian terdahulu yang tegangan dan arus(Shahraeini and Javidi, 2012).
berkaitan dengan pemodelan PMU, optimalisasi
penempatan PMU pada sistem area yang luas, dan Phasor Measurement Unit (PMU)
pemamfaatan data keluaran PMU untuk prediksi PMU merupakan suatu teknologi yang
kestabilan sistem tenaga listrik. Maka penelitian ini menjadikan sistem tenaga listrik memiliki peralatan
akan melakukan pemodelan sistem tenaga listrik pengukur fasor yang selaras dan diperbaharui secara
dengan penerapan metode pengukuran untuk area terus menerus (real-time) (Dobackhshari, 2013)
yang luas menggunakan PMU via Matlab/Simulink, PMU mampu mengukur fasor arus dan tegangan
kemudian dilakukan perhitungan diagnosis gangguan pada bus yang dipasang PMU. Hasil pengukuran
dalam menentukan lokasi gangguan hubung singkat diberikan secara terus menerus kemampuan tersebut
pada saluran transmisi daya listrik memanfaatkan data menjadikan PMU sebagai peralatan yang
keluaran dari PMU. dibutuhkan dalam sistem kelistrikan(Rihan, Ahmad
and Beg, 2013).
Metode Pengukuran untuk Area yang Luas CT/PT

menggunakan PMU
Terdapat tiga fungsi utama yang terlibat
Modul Nilai
dalam pengukuran untuk area yang luas. Ini adalah Modul
masukan
Modul filter
Modul A/D
Converter
Urutan
Modul
konversi
Modul
analog Tegangan tampilan
akuisisi data, transmisi data dan pengolahan data. analog dengan DFT
dan Arus
nilai fasor

Operasi ini dikelola oleh sistem pengukuran, sistem


Gambar 2. Blok diagram pemodelan PMU(Waqar
komunikasi dan manajemen sistem energi itu
et al., 2018)
masing-masing (Qiu et al., 2012).
PMU adalah perangkat berbasis
mikroprosesor yang menggunakan kemampuan
prosesor sinyal digital untuk mengukur 50 / 60 Hz
bentuk gelombang AC tegangan dan arus. Untuk
melakukan ini, pertama, bentuk gelombang AC analog
disampel secara acak oleh A/D converter untuk setiap
fasa. Untuk menyediakan waktu sinkron pada seluruh
sistem maka, waktu dari satelit GPS digunakan
Gambar 1. Arsitektur pengukuran area yang luas sebagai input untuk phase-lock oscillator dan dengan
menggunakan PMU(Qiu et al., 2012) demikian, bentuk gelombang dari seluruh sistem
diambil sampelnya dengan akurasi 1 mikrodetik. Pada
Pengukuran untuk area yang luas langkah selanjutnya, PMU menggunakan teknik
menggunakan PMU dapat didefinisikan sebagai proses pengolahan sinyal digital untuk menghitung
sistem yang melakukan pengukuran di jaringan fasor tegangan dan fasor arus di setiap bus. (EPG &

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 2


CERTS, 2006). Suatu gelombang sinusoidal dapat Persentase Kesalahan (Error)
direpresentasikan dengan suatu bilangan komplek Persentase kesalahan pada estimasi lokasi
yang bisa disebut sebagai fasor(Amrulloh, Wibowo gangguan yang terjadi pada saluran transmisi dapat
and Anam, 2013). menggunakan persamaan 2.39 (Dash, Pradhan and
Panda, 2000).
Perhitungan Lokasi Gangguan Menggunakan
|jarak sebenarnya − jarak prediksi|
Data Hasil Keluaran PMU Elokasi (%) = (5) × 100
panjang saluran
Perhitungan diagnosis gangguan Root Mean Square Error dan Mean Absolute
menggunakan data keluaran PMU dengan cara Error
perhitungan simple reactance, impedansi dengan RMSE dan MAE biasanya digunakan dalam
tinjauan satu terminal ini membandingkan
studi evaluasi model. RMSE adalah aturan penskalaan
impedansi saluran terukur (Z1L) dan impedansi yang
kuadrat yang juga mengukur besar kesalahan rata-rata.
dihitung ketika gangguan (Vs / Is) untuk menentukan
lokasi ganguan. Dimana dengan asumsi bahwa nilai Yaitu akar kuadrat dari rata-rata perbedaan kuadrat
resistansi gangguan sama dengan nol. Keakuratan antara nilai aktual dan prediksi. Sedangkan MAE
perhitungan simple reactance ini tergantung pada mengukur besarnya rata-rata kesalahan dalam satu set
sudut Is sama dengan If. Untuk menghitung lokasi prediksi, tanpa mempertimbangkan arahnya. Yaitu
gangguan didefenisikan (Zimmerman and David rata-rata pada sampel uji dari perbedaan mutlak antara
Costello, 2005) nilai aktual dan prediksi dimana semua perbedaan tiap
Vs = m . Z1L . Is + R f . IF (1) data memiliki bobot yang sama. Rumus persamaan
RMSE dan MAE dari jumlah data sebanyak dapat
Untuk setiap jenis gangguan gangguan dapat dilihat dibawah ini (Chai and Draxler, 2014).
diselesaikan dengan persamaan pada table 1 (Yin, 𝑛
2010). 1 2
𝑅𝑀𝑆𝐸 = √ ∑(𝑦𝑖 − 𝑦𝑖′ ) (6)
Tabel 1. Persamaan impedansi setiap jenis 𝑛
𝑖=1
gangguan hubung singkat
𝑛
Jenis Impedansi Urutan Positif 1
Gangguan (𝒎𝒁𝟏𝑳 ) 𝑀𝐴𝐸 = ∑|𝑦𝑖 − 𝑦𝑖′ | (7)
𝑛
A-G Va/(Ia + 3kI0 ) 𝑖=1
B-G Vb/(Ib + 3kI0 )
C-G Vc/(Ic + 3kI0 ) Dimana :
A-B dan A-B-G Vab/Iab 𝑦𝑖 = Nilai target sebenarnya
𝑦𝑖′ = Nilai keluaran prediksi
B-C dan B-C-G Vbc/Ibc
𝑛 = Jumlah data
C-A dan C-A-G Vca/Ica
A-B-C Vab/Iab atau Vbc/Ibc atau II. METODE PENELITIAN
Vca/Ica Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah mengumpulkan data dari
Z0 −Z1 penelitian terdahulu, kemudian melakukan pemodelan
k| | (2)
3 . Z1 sistem transmisi daya listrik 9-bus IEEE pada
Matlab/Simulink. Melakukakan pemodelan PMU
Hal ini bertujuan untuk meminimalisir efek dalam Matlab/Simulink . Pada model tersebut
dari persamaan dengan Is (I yang diukur pada lokasi diterapkan metode pengukuran untuk area yang luas
gangguan) dan memperkecil persamaan ( Rf . If / Is). menggunakan PMU dan dilakukan simulasi hubung
Untuk melakukan ini, menggunakan bagian singkat tiga fasa dengan variasi jarak gangguan 10%,
imajiner dan menyelesaikannya dengan persamaan 30%, 50%, 70%, dan 90% diujikan pada setiap saluran
(Zimmerman and David Costello, 2005). transmisi daya listrik. Selanjutnya, data-data yang
Vs
diperoleh dari simulasi hubung singkat tiga fasa
Im ( ) = Im (m . Z1L ) = m . X1L (3) digunakan sebagai masukan dalam perhitungan
Is
diagnosis untuk menentukan lokasi gangguan terhadap
Im(
Vs
) hasil simulasi. Sedangkan objek yang digunakan
Is
m= (4) dalam penelitian ini adalah model rangkaian segaris
X1L
sistem 9-bus IEEE 230 kV terdapat tiga generator, tiga

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 3


transformator, 6 saluran transmisi daya listrik dan 3 Gambar 4 menjelaskan, ketika terjadi
beban. gangguan hubung singkat tiga fasa pada saluran
270 MVA, 18 KV
18KV/
230KV
15.5 KV/
230KV 125 MVA, 15.5 KV transmisi daya listrik maka PMU pada bus-S dan
G1 G2

Bus 8
PMU pada bus-R akan menampilkan pembacaan
Bus 2 230 KV
18 KV Bus 7
230 KV
Beban 2
Bus 9
230 KV Bus 3
15.5 KV pengukuran nilai fasor arus dan nilai fasor tegangan
Bus 5
230 KV
Bus 6
230 KV
pada bus-S dan bus-R Hasil keluaran tersebut akan
Beban 2 Beban 3 digunakan sebagai masukan dalam perhitungan
diagnosis ganguan untuk menentukan lokasi
Bus 4
230 KV
gangguan.
16,5 KV/
230KV
Bus 1
24 KV
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
G3
Dari hasil simulasi ketika gangguan hubung
512 MVA, 24 KV
singkat tiga fasa, yang disimulasikan pada semua
Gambar 3. Rangkaian segaris sistem saluran di sistem transmisi 9-bus IEEE dengan
9-bus IEEE. variasi jarak 10%, 30%, 50%, 70%, dan 90%.
Gambar 3 adalah rangkaian segaris sistem Kemudian Hasil simulasi ini, akan dijadikan
9-bus IEEE yang digunakan dalam objek penelitian. masukan dalam perhitungan diagnosis gangguan
Kemudian, sistem tersebut akan dimodelkan dalam untuk menentukan lokasi gangguan hubung singkat
Matlab/Simulink. tiga fasa di saluran transmisi daya listrik pada sistem
9-bus IEEE.
Penerapan Metode Pengukuran untuk Area Setelah dilakukan perhitungan diagnosis
yang Luas dengan PMU gangguan, selanjutnya menghitung persen
Pada bagian ini dijelaskan pemodelan sistem kesalahan, RMSE, dan MAE dari perhitungan
transmisi dengan metode pengukuran untuk area yang diagnosis gangguan hubung singkat tiga fasa di
luas menggunakan PMU . Sistem tenaga listrik harus setiap saluran pada sistem 9-bus IEEE dengan
dapat diandalkan dan aman untuk memenuhi variasi jarak yang telah ditentukan. Pada saat terjadi
kebutuhan energi listrik dengan pasokan energi listrik gannguan hubung singkat tiga fasa PMU yang
yang berkelanjutan. Kemungkinan pemadaman listrik terpasang pada setiap bus akan memberikan
terjadi terus meningkat dengan permasalahan sistem pengukuran nilai fasor arus an nilai fasor tegangan
tenaga listrik yang semakin kompleks. Jadi, seperti pada gambar 5 dibawah ini.
dibutuhkan suatu sistem pengukuran yang efisien
untuk membuat sistem daya lebih aman, efisien dan
dapat diandalkan untuk pemantauan, perlindungan,
dan sistem kontrol.
PMU adalah bagian terintegrasi dari
pemantauan, perlindungan dan sistem kontrol yang
dapat diterapkan pada area yang luas. PMU
memberi sinkronisasi pengukuran fasor tegangan
dan arus dan dapat dengan mudah dan dikendalikan
bahkan gangguan kecil dalam sistem tenaga listrik
dapat dipantau untuk melindungi sistem tenaga Gambar 5. Sinyal tegangan urutan positif ketika
listrik dari pemadaman listrik yang akan terjadi gangguan hubung singkat tiga fasa
(Waqar et al., 2018).
L
Gambar 5 adalah bentuk sinyal nilai
LS
LR tegangan urutan positif pada setiap bus dalam
sistem 9-bus IEEE saat terjadi gangguan hubung
Gs GR
Generator S Trafo S
gangguan
Trafo R Generator R singkat tiga fasa dari bus-7 ke bus-8 pada jarak 10
Bus S Bus R
% dari bus-7. Dari sinyal tegangan urutan positif
PMU S PMU R
diatas dapat diketahui terjadi penurunan tegangan
PERHITUNGAN
DIAGNOSIS
PERHITUNGAN
DIAGNOSIS
pada saat terjadi gangguan hubung singkat tiga fasa.
GANGGUAN GANGGUAN
Sedangkan untuk bentuk sinyal arus urutan posititif
Gambar 4. Pemodelan sistem untuk perhitungan
pada saat terjadi gangguan hubung singkat tiga fasa
Diagnosis gangguan
seperti pada gambar 6.

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 4


diagnosis gangguan dilakukan pada setiap saluran
transmisi daya listrik di sistem 9-bus IEEE untuk
menentukan titik lokasi gangguan hubung singkat
tiga fasa dengan variasi jarak 10%, 30%, 50%, 70%,
dan 90%.

Root Mean Square Error (RMSE) dan Mean


Absolute Error (MAE)
Untuk nilai rata-rata perolehan nilai RMSE
Gambar 6. Sinyal arus urutan positif ketika dan MAE perhitungan diagnosis gangguan hubung
gangguan hubung singkat tiga fasa singkat tiga fasa dalam menentukan lokasi
gangguan dengan metode pengukuran area yang
Pada gambar 6 dengan menggunakan PMU luas menggunakan data PMU pada tabel 2.
yang terpasang pada setiap bus, dapat dilihat sinyal
arus urutan positif pada setiap bus dalam sistem 9- Tabel 2. Nilai RMSE dan MAE di setiap saluran
bus IEEE saat terjadi gangguan hubung singkat tiga pada sistem 9-bus IEEE
fasa dari bus-7 ke bus-8 dengan jarak gangguan Saluran RMSE MAE
10% dari bus-7. Dari sinyal arus urutan positif Dari bus-5 ke bus-4 0,002094 0,001522
diatas dapat diketahui terjadi kenaikan nilai Dari bus-6 ke bus-4 0,002957 0,002606
magnitud arus urutan positif pada saat terjadi Dari bus-7 ke bus-5 0,002917 0,002373
gangguan hubung singkat tiga fasa. Dari bus-9 ke bus-6 0,002842 0,002331
Dari bus-8 ke bus-9 0,002574 0,001924
Hasil Perhitungan Diagnosis Gangguan Hubung Dari bus-7 ke bus-8 0,001756 0,001290
Singkat Tiga fasa menggunakan Data Keluaran
PMU Tabel 2 menampilkan nilai RMSE dan
Pada gambar 7 akan menampilkan hasil MAE setiap saluran pada sistem 9-bus IEEE
Persen kesalahan perhitungan diagnosis gangguan sehingga grafik perolehan error dapat dilihat pada
hubung singkat tiga fasa menggunakan metode gambar 8.
pengukuran untuk area yang luas dengan PMU P e r o le h a n E rro r m enggunakan
R M S E dan M A E
untuk menentukan lokasi gangguan. Gangguan 0 .0 0 5 0
RM SE M AE

hubung singkat tiga fasa disimulasikan pada semua


saluran transmisi daya listrik di sistem 9-bus IEEE
nilai erro r

dengan variasi jarak 10%, 30%, 50%, 70%, dan 0 .0 0 2 5

90% dan diperoleh persen kesalahn perhitungan


diagnosis gangguan hubung singkat tiga fsa
menggunakan data PMU seperti pada gambar 7. 0 .0 0 0 0

e -4 e -4 e -5 e 6 e 9 e 8
G r a fik P e r s e n K e s a la h a n P e r h it u n g a n D ia g n o s is G a n g g u a n u s k u s k u s k u s k u s k u s k
H u b u n g S in g k a t T ig a F a s a m e n g g u n a k a n D a t a P M U - 5 b - 6 b - 7 b - 9 b - 8 b - 7 b
b us b us b us b us b us b us
b u s -5 k e b u s -4 b u s -7 k e b u s -5 b u s -8 k e b u s -9
S a lu r a n tr a n s m is i p a d a s is te m 9 -b u s IE E E
b u s -9 k e b u s -6 b u s -7 k e b u s -8
b u s -6 k e b u s -4

0 .6
Gambar 8. Grafik perolehan error menggunakan
RMSE dan MAE
p e rs e n k e s a la h a n (% )

0 .4

Gambar 8 menampilkan grafik perbandingan


0 .2
error menggunakan RMSE dan MAE pada saluran
transmisi di sistem 9-bus IEEE, yang disimulasikan
0 .0
0 20 40 60

L o k a s i G a n g g u a n (% )
80 100 gangguan hubung singkat tiga fasa
menggunakan metode pengukuran untuk area yang
Gambar 7. Hasil persen kesalahan perhitungan
luas.
diagnosis gangguan

Gambar 7. menampilkan grafik hasil persen IV. KESIMPULAN


Berdasarkan hasil simulasi gangguan hubung
kesalahan perhitungan diagnosis gangguan hubung
singkat tiga fasa menggunakan data keluaran PMU singkat tiga fasa dengan metode pengukuran area yang
untuk menentukan lokasi gangguan. Perhitungan luas menggunakan PMU dilakukan perhitungan
diagnosis gangguan dalam mentukan lokasi gangguan

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 5


di saluran transmisi pada sistem 9-bus IEEE. Network Based Algorithm for Early
Perancangan metode pengukuran untuk area yang Prediction
luas menggunakan PMU dapat menampilkan of Transient Stability Using Wide Area
nilai fasor arus dan fasor tegangan pada setiap bus Measurements. IEEE, pp.1–5.
yang digunakan sebagai pemantauan sistem. Pada Qiu, M., Su, H., Chen, M. and Ming, Z., 2012.
keadaan terjadi gangguan PMU arus dan PMU Balance of Security Strength and Energy for a
PMU Monitoring System in Smart Grid.
tegangan yang dipasang pada setiap bus akan
(May), pp.142–149.
membaca nilai fasor arus dan nilai fasor tegangan Reyes, R.A. and Guardado, J.L., 2015.Transactions
pada setiap Bus. Setelah dilakukan simulasi pada on Power Delivery A PMU Model for Wide
setiap saluran pada sistem 9-bus IEEE dengan Area Protection in ATP / EMTP. IEEE, pp.1–
variasi jarak 10%, 30%, 50%, 70%, dan 90%. 6.
Maka didapat error paling besar pada saluran Rihan, M., Ahmad, M. and Beg, M.S., 2013.
bus-7 ke bus-5 dengan jarak lokasi gangguan 90% Vulnerability Analysis of Wide Area
dari bus-7 yaitu sebesar 0,481208%, RMSE Measurement System in the Smart Grid. pp.1–
0,002917, dan MAE 0,002373. Sedangkan error 7.
paling kecil pada saluran bus-6 ke bus-4 dengan Shahraeini, M. and Javidi, M.H., 2012. Wide Area
Measurement Systems. In: Advanced Topics
jarak lokasi gangguan 10% dari bus-6 yaitu
in Measurements. pp.304–321.
sebesar 0,000628%, RMSE 0,002957, dan Waqar, A., Khurshid, Z., Ahmad, J., Aamir, M.,
MAE 0,001522. Yaqoob, M. and Alam, I., 2018. Modeling and
Simulation of Phasor Measurement Unit
DAFTAR PUSTAKA (PMU) for Early Fault Detection in
Amrulloh, Y.H., Wibowo, R.S. and Anam, S., 2013. Interconnected Two-Area Network. 2018 1st
Penempatan Optimal Phasor Measurement International Conference on Power, Energy
Unit ( PMU ) dengan Integer Programming. 2. and Smart Grid (ICPESG), pp.1–6.
Bobba, B.R.B., Dagle, J., Heine, E., Khurana, H., Yin, H., 2010. PMU data-based fault location
Sanders, W.H., Sauer, P. and Yardley, T., techniques. IEEE.
2011. Enhancing Grid Measurements. pp.67– Zimmerman, K. and David Costello, 2005.
73. Impedance-Based Fault Location Experience.
Chai, T. and Draxler, R.R., 2014. Root mean square SEL Journal of Reliable Power, 1(1), pp.1–27
error (RMSE) or mean absolute error (MAE)
Arguments against avoiding RMSE in the
literature. Geoscientific Model Development,
7(3), pp.1247–1250.
Dash, P.K., Pradhan, A.K. and Panda, G., 2000. A
novel fuzzy neural network based distance
relaying scheme. IEEE Transactions on Power
Delivery, 15(3), pp.902–907.
Dobackhshari, A.S., 2013. Transmission Grid Fault
Diagnosis by Wide Area Measurement
System. IEEE, pp.1–7.
EPG & CERTS, (2006). Phasor Technology and
Real Time Dynamics Monitoring System
(RTDMS) frequently asked question (FAQs),
Electric Power Group and CERTS
Mallikarjuna, B., Reddy, M.J.B. and Mohanta,
D.K., 2016. A Case Study on Optimal Phasor
Measurement Unit Placement for Emerging
Indian National Smart Grid. IEEE, pp.1956–
1960.
Mohammed Mahdi, V.M., 2017. Artificial Neural

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 6

Anda mungkin juga menyukai